PS : All
images credit and content copyright : TVN
Ha Won membereskan semua pakaian ke dalam koper dengan
wajah sedih melihat kotak yang diberikan Ji Woon sebelumnya. Ia teringat saat
Ji Woon memberikannya ketika menuruni bukit, Ha Won melihat tak ada isi hanya
kotak biasa.
“Apa Kau tidak lihat? Itu perasaanku.” Ucap Ji Woon lalu menciumnya.
Ha Won menangis mengingat kenanganya dengan Ji Woon,
ponselnya berdering dan wajahnya terlihat kaget.
Seo Woo sedang memberikan tanda tangan pada album
barunya, dengan menuliskan pesan “Berbahagialah!” lalu di album
selanjutnya bertuliskan “ Tidak perlu bersedih karena cinta yang tak
terbalas...”
Ia mengingat saat makan bersama Ha Won yang memujinya
kalau memang orang yang terbaik. Ia mengatakan kalau akan menikahi wanita yang memperbolehkannya makan 2 sayap ayam. Ha Won juga akan menikah dengan pria
yang memperbolehkan
makan 2 paha ayam.
Setelah mengetahui Ha Won dengan Ji Woon, Ia berkata “Selalulah
bersamanya dan tersenyum padanya..., sama seperti yang kau lakukan sekarang.” Ha Won hanya berkomentar kalau Seo Woo itu pasti sedang
menuliskan lagu cinta lagi.
Seo Woo kembali menuliskan pesanya “Tetap saja, kau harus saling mengasihi.” Lalu
ponselnya pun berdering.
Hyun Min terdiam sendiri di dalam taman bermain, teringat
kembali saat memberikan cincin sebagai tanda melamar Hye Ji untuk menikahnya
saat masih kecil. Ia mengeluarkan cincin yang masih disimpanya akhirnya
meningalkan begitu saja. Ketika akan pergi menerima telp wajahnya terlihat
kaget.
Ji Woon mengemudikan mobilnya dengan membawa album foto
yang ditemukanya, Yoon Sung menelp bertanya keberadaannya. Ji Woon mengatakan
harus bertemu dengan kakek jadi ingin tahu keberadanya.
“Di mana kau sekarang?” tanya Yoon Sun panik
“Aku sedang jalan ke kantor perusahaan. Apa Kakek ada di rumah Atau ada di kantor?” kata Ji Woon
“Dia tidak ada di sana” ucap Yoon Sung, Ji Woon ingin tahu dimana kakeknya
sekarang. Yoon Sung memberitahu kalau Tuan Kang pingsan. Ji Woon kaget mendengarnya.
Ha Won datang kerumah sakit menanyakan keberdaaan Ketua Kang Jung Du karena yang ia dengan tadi pingsan. Perawat
memberitahu Ketua langsung
dilarikan ke ruang ICU. Ha Won kaget lalu bertanya
apakah kondisinya sangat parah. Perawat ingin menjelaskan tapi Nyonya Ji
langsung datang bertanya
“Dimana Dokter Park? Dia harusnya berada di sini.” kata Nyonya Ji
“Dokter Park ada di ruang
kerjanya.” Ucap perawat lalu pergi.
Nyonya Ji melihat Ha Won menyapanya lebih dulu karena
sudah lama tak bertemu. Ha Won bertanya Apa
yang akan terjadi pada Ketua dan merasa bersalah.
Nyonya Ji melihat Ha Won binggung bertanya apa maksud dari ucapanya kalau semua
ini kesalahanya.
“Aku melarang aturan yang dibuat
oleh Ketua dan mulai
pacaran dengan Ji Woon. Lalu Ketua
sangat marah karena hal itu.” cerita Ha Won, Nyonya
Ji sempat terdiam karena Ha Won merasa bersalah dengan pingsanya ketua
“Aku belum lama tadi bertemu
dengan Ketua... Jika
dia jatuh sakit seperti ini setelah aku menemuinya, apa yang harus kulakukan?” ucap Ha Won menangis, Nyonya Ji mengambil kesempatan
dengan wajah marah mendorong Ha Won
“Apa yang telah kau lakukan? Beraninya anak binatang
sepertimu... Apa yang
kau katakan padanya, sampai
dia dilarikan ke Rumah Sakit?”
kata Nyonya Ji marah, Ha Won kebinggungan menjelaskanya.
“Apa kau tahu kondisi kesehatan Ketua? Dia berjuang melawan kanker hati
dan tidak punya harapan hidup jika dia tidak
mendapatkan donor transplantasi! Satu-satunya
harapan adalah menemukan donor
yang cocok dengan dia..., Jadi karena
itulah, kami
berjuang melawan waktu.” Ucap Nyonya Ji
“Yang harus dia lakukan adalah
menunggu sedikit
lebih lama lagi. Tapi
kau mencuri waktunya yang
sedikit itu. Apa Kau
mengerti?” kata Nyonya Ji sengaja menyalahkan Ha
Won yang terjadi pada suaminya. Ha Won meminta maaf karena tak mengetahuinya.
“Kami memberimu tempat tinggal karena
kau tak punya tempat tujuan..., tapi
beginikah caramu membalas kebaikan kami? Jadi kau berkencan dengan Ji Woon?” kata Nyonya Ji, Ha Won membenarkan.
Nyonya
Ji lalu ingin tahu pendapat
Ketua atas hal itu. Ha Won menceritakan Tuan
Kang yang menyuruhnya
memilih antara dibayar atas
pekerjaannya di Kediaman Haneul atau
tetap bersama dengan Ji Woon. Nyonya Ji menyindir
kalau Ha Won sudah dapat jawaban yang jelas, sekarang.
“Pergilah dari kediaman itu secepat mungkin.” Ucap Nyonya Ji, Ha Won kaget mendengarnya.
“Tanpa sepatah kata pun..., buatlah Ji Woon atau yang lain tidak
tahu tentang kepergianmu. Lupakanlah
kalau kau datang ke sini, dan
apa yang kita bicarakan ini dan
pergilah. Jika kau
melakukannya, maka aku akan
merahasiakan bahwa kau yang membuat Ketua seperti ini.” ucap Nyonya Ji, Ha Won seperti berat meninggalkannya.
“Semua orang sangat khawatir pada
Ketua sekarang. Apa
hubungan asmara konyolmu itu lebih
penting dari kesehatan Ketua? Apa kau tak mau pergi?. Yang lain
akan segera datang
kesini. Kalau begitu, haruskah kuberitahu semua orang Kalau
Ketua pingsan karena
kau membodohinya?” kata Nyonya Ji dengan nada
mengancam.
Ha Won mengatakan tak perlu dan meminta maaf. Nyonya Ji
memperingatkan agar Jangan pernah dekat-dekat dengan Haneul Grup atau Kediaman Haneul
lagi. Akhirnya Ha Won mau tak mau pergi meninggalkan rumah
sakit sambil menangis. Saat itu Ji Woon datang langsung menaiki tanga
ekskalator tanpa melihat Ha Won.
Ji Woon pergi ke depan ICU, Yoon Sung dan Nyonya Ji masih
menunggu didepan ruangan. Yoon Sung memberitahu akalu Jam besuk
sudah selesai hari ini. Ji Woon bertanya apa yang
terjadi pada kakeknya. Yoon Sung memberitahu keadaan Tuan Kang dalam keadaan koma
hepatik.
“Kata dokter, mereka belum tahu
kapan dia mulai siuman. Tuan Kang mengidap kanker hati,. Dan kami merahasiakan
kesehatan Ketua pada kalian.” Jelas Yoon Sung, Ji
Woon kaget mengetahui keadaan kakeknya.
“Tapi... katamu, ada yang ingin Kau bicarakan dengan Ketua. Apa yang ingin kau bicarakan dengannya?” tanya Yoon Sung, Ji Woon menutupinya mengatakan hanya
sesuatu yang tak penting.
“Hyun Min dan Seo Woo juga sedang berangkat kesini. Jam besuk sudah selesai, jadi kau tunggu saja di luar. Aku
akan menginap disini.” Kata Yoon Sung, Ji
Woon bertana dimana Ha Won sekarang,
Yoon Sung mengatakan kalau Ha Won akan datang. Ji Won pun berjalan keluar dari tempat ICU untuk
menunggunya, Nyonya Ji melirik sinis pada Ji Woon.
Ji Woon duduk di ruang tunggu sambil berusaha menelp Ha
Won karena tak diangkat juga. Nyonya Ji tiba-tiba datang duduk disamping Ji
Woon bertanya apakah cucunya itu sedang menelepon Eun Ha Won. Ji Woon binggung tiba-tiba didekati oleh nenek tirinya.
“Dia tidak akan mengangkat telepon dan tidak bisa mengangkatnya. Kakekmu tahu tentang hubungan kalian.” Ucap Nyonya Ji, Ji Woon kaget lalu bertanya lalu apa
masalahnya.
“Dia memang anak yang kasar. Ha Won tipe orang yang tahu apa keinginannya. dan melakukan tipu muslihat murni
untuk mewujudkan keinginannya.” Komentar Nyonya Ji
sinis.
“Jangan beraninya kau bicara seperti itu tentang dia.” Tegas Ji Woon marah
“Yang kumaksud adalah uang. Selain itu Kakekmu juga agak kasar. Anak itu masih sangat muda, tapi
kakekmu menyuruhnya memilih antara uang dan cinta...” kata Nyonya Ji, Ji Woon tak mengerti maksud ucapan
nenek tirinya.
“Apa Kau tidak mengerti kenapa dia tidak mengangkat telepon
darimu? Anak itu,
Eun Ha Won, sedang
merenungkan perbuatannya. Kakekmu
tidak akan pernah setuju kau berkencan
dengan orang rendahan seperti dia. Aku yakin Kakekmu
pasti sangat kasar padanya, sampai dia
harus pergi malam ini. Tapi
tetap saja, kau datang kesini, karena
khawatir dengan kakekmu.” Kata Nyonya Ji sengaja
membuat Ji Woon marah
“Cukup Hentikan... sekarang” ucap Ji Woon akhirnya berdiri dari tempat
duduknya.
“Tidak, aku hanya mengira kau sangat khawatir, makanya aku
memberitahumu hal ini.” kata Nyonya Ji, Ji Woon tak
peduli lalu pamit pergi. Nyonya Ji terlihat senang karena bisa membuat Ji Woon
akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit.
Yoon Sung bertemu dengan Hyun Min dan juga Seo Woo
memberitahu kalau Satu-satunya harapan tersisa bagi Tuan Kang adalah untuk mendapatkan donor
hati jadi Karena itulah dia tidak ingin cucunya semua
tahu tentang hal ini supaya
mereka takkan merasa tertekan.
“Apa yang akan terjadi padanya jika dia tidak dioperasi? Apa perawatannya akan lebih
menyulitkan?” tanya Seo Woo khawatir. Yoon Sung
membenarkan.
“Jadi dia tidak ingin kami semua tahu tentang kesehatannya? Lalu , haruskah aku terus berpura-pura
kalau aku tidak tahu tentang hal ini?” kata Hyun
Min marah, Seo Woo meminta sepupunya agar bisa tenang.
“Kakek menceramahi kami tentang
keluarga..., tapi dia
sendiri mengabaikan keluarganya!!” ucap Hyun Min marah, Yoon Sung yakin Hyun Min tahu
kalau bukan seperti itu maksud dari Tuan Kang.
“Aku hanya akan mengabaikan semua
ini, sampai
Kakek sendiri yang memberitahuku.” Tegas Hyun
Min
“Hanya kita satu-satunya keluarga
kandung yang dia miliki.” Kata Seo Woo, Yoon Sung
menjelaskan maka dari itu mereka sulit menemukan
donor.
Hyun Min ingin tahu kenapa kakeknya tiba-tiba pingsan,
Yoon Sung telihat sedikit kebinggungan menjelaskanya. Seo Woo juga tak percaya
kakeknya bisa langsung pingsan tiba-tiba karena biasanya
bekerja terus menerus dan tak
ada masalah.
“Apa Kau tidak tahu kenapa kondisinya jadi sangat memburuk?”tanya Seo Woo
“Aku juga tak tahu, sepertinya dia pingsan secara
tiba-tiba.” Ucap Yoon Sung berbohong. Hyun Min akan
pergi menemui dokter Park lebih dulu, Seo Woo pun akan ikut denganya. Yoon Sung
mencoba menelp Ji Woon tapi ponselnya tak aktif.
Hye Ji pergi menemui temanya yang sudah memiliki toko,
temanya merasa seharusnya Hye Ji menghubunginya lebih cepat lagi karena betapa khawatirnya saat mendengar semua berita itu. Hye Ji hanya bisa tersenyum menahan rasa sedihnya.
Temanya meminta agar Hye Ji tinggal di tokonya
untuk sementara waktu.
“Aku bahkan membersihkan ruang
penyimpanan untukmu supaya bisa ditempati.” Kata
temanya
“Aku sungguh tidak ingin membebanimu seperti ini.” kata Hye Ji merasa tak enak hati.
“Tak masalah... Rumahku sempit, jadi hanya ini yang bisa
kulakukan untukmu.” Ucap temanya, Hye Ji pun
mengucapkan terimakasih pada temanya yang sudah membantu dan minta
maaf.
Hyun Min dan Seo Woo bertemu dengan Dokter Park
diruanganya. Dokter Park memberitahu Operasi donor hati susah
dilaksanakan, walaupun keduanya siap
untuk operasi tapi prosedurnya
sangat mustahil dilakukan kecuali dua orang yaitu pendonor
dan penerima donor sangat cocok. Seo Woo
mengerti dengan hal itu.
“Bisakah Dokter menjalankan pemeriksaan
ini secepat mungkin?” tanya Hyun Min, Dokter Park
mengerti.
Keduanya berjalan dilorong, Hyun Min memberitahu kalau
saat datang ke rumah sakit memarkirkan mobilnya di suatu tempat lalu naik taksi
karena tidak bisa mengemudi gara-gara tanganya
sangat gemetar. Seo Woom mengejek Hyun
Min ternyata bisa kehilangan sikap
kerennya juga.
“Aku kehilangan ayahku saat aku
berumur 10 tahun, dan semenjak itu hanya Kakek orang yang kupunya.” Kata Hyun Min
“Yah... Benar juga... Aku sangat khawatir padanya. Apa mereka akan berhasil
mengoperasinya?” ucap Seo Woo khawatir.
Ha Won keluar dari kamar dengan kopernya, lalu melihat Ji
Woon sudah ada didepanya. Ji Woon bertanya mau kemana Ha Won sekarang. Haw Son pikir tidak
berhak berada di sini lagi. Ji Woon melotot kaget, Ha Won merasa Kerja
paruh waktunya sudah
selesai sekarang. Ji Woon binggung melihat
sikap Ha Won seperti ini sekarang dengan menahannya.
“Sepertinya aku salah paham. Seorang pria sepertimu Menyukaiku jadi kupikir aku akan menjadi Cinderella, atau semacamnya. Aku hanya datang ke sini untuk bekerja paruh waktu. Sebelumnya Aku diusir dari rumahku dan tak punya tempat tujuan..., tapi kakekmu bilang akan
memberiku tempat tinggal, dan uang. Jadi Siapa yang bisa melewatkan
kesempatan itu?” kata Ha Won
“Hentikan.... Aku tak mau mendengarnya.” Kata Ji Woon, Ha Won menegaskan kalau lebih baik mereka
sudah saja hubungan ini dan membiarkanya pergi, dengan melepaskan tangan Ji
Woon.
“Jangan seperti ini, Ha Won... Aku sekarang saja sudah kacau.
Lalu, kenapa kau juga bersikap seperti ini padaku? Aku tahu itu bukan perasaanmu yang sesungguhnya.” Kata Ji Woon, Ha Won memilih untuk berjalan pergi. Ji
Woon akhirnya berteriak memangil Ha Won
“Jika kau pergi sekarang..., maka aku takkan pernah bertemu denganmu
lagi.” Ancam Ji Woon, Ha Won tetap pergi meninggalkan rumah
Ha Won menangis harus meninggalkan Sky House dan juga Ji
Woon, teringat saat dibukit Ji Woon meminta agar Ha Won tetap ada disana karena
mulai sekarang ia
yang akan mendekatinya lalu menciumnya.
Saat itu sedang terkena ganguan pencernaan, Ji Woon yang
membantu dengan menusukan jarinya. Lalu menemukan kalung ibunya yang hilang dan
keduanya jatuh bersama di rumput dengan saling berpandangan. Ketika di villa,
Ji Woon menciumnya untuk pertama kali.
Ji Woon membantunya untuk mencuci rambutnya, walaupun
setelah itu keduanya sama-sama gugup karena tangan mereka saling bersentuhan.
Ji Woon juga memeluknya dari belakang dan mencium pipinya saat memasak makan
malam bersama didapur. Ji Woon yang memeluknya saat di tempat ibunya,
menyuruhnya agar menangis saja karena ia akan tetap bersamanya.
Ha Won yang berjalan sambil menangis sempat menoleh
kebelakang seperti berharap kalau Ji Woon akan mengejarnya sekarang. Tapi Ji
Woon duduk diam dirumah, terlihat shock dengan keadaanya sekarang. Teringat
kembali dengan perkataan Ha Won “Kupikir aku salah paham. Seorang pria sepertimu menyukaiku..., jadi kupikir aku akan jadi Cinderella, atau
semacamnya. Kita sudahi saja hubungan ini. Biarkan aku pergi.”
Nyonya Beolgyo binggung membawa barang-barang dari gudang
bertanya-tanya harus dikemanakan barang-barang ini. Hyun Min melihatnya
bertanya apa yang dibawanya. Nyonya Beolgyo memberitahu kalau Ini
barangnya Nn. Hye Ji tai ditinggalkan begitu saja
dan sayang kalau semua dibuang, jadi mau menaruhnya di tempat
lain. Hyun Min melihat itu alat-alat jahit milik Hye Ji.
Akhirnya Hyun Min membawa semua barang Hye Ji ke dalam
kamarnya dan melihat sebuah gaun warna biru, pikiranya melayang.
Flash Back
Hye Ji datang ke acara penikahan kakeknya lalu mendatangi
kamar Hyun Min dengan dress yang sudah dibuatnya. Ia bertanya apakah Hyun Min
datang dengan orang lain.
Hyun Min dengan sinis berkata tidak ada hubungannya dengan Hye Ji jadi jangan ikut campur.
Ketika menghindari perjodohan, Hyun Min dengan sengaja
mencium Hye Ji lalu meminta maaf tanpa ada rasa perasaan bersalah. Ketika di
villa, Hye Ji mengambar wajah smile pada tanganya lalu menciumnya, saat itu
tangan Hyun Min memegang erat tangan Hye Ji.
Esok harinya, Hye Ji mendekatinya didapur ingin membahas
kejadian semalam. Hyun Min dengan santai mengatakan pura-pura
saja itu tidak terjadi. Mengingat semua yang
diperbuat pada Hye Ji, Akhirnya Hyun Min mengumpat kalau dirinya memang pria
yang Brengsek.
Hye Ji duduk diam dalam toko temanya, melihat foto saat
masih kecil dengan kakak dan juga Hyun Min, teringat kembali cerita Hyun Min “Aku bersama Jung
Hyun Hyung saat itu, sepuluh tahun
silam. Aku melihat ada mobil yang menabraknya, dan pergi meninggalkaknya. Aku takut, aku tak tahu apa yang harus kulakukan..., itulah sebabnya... aku lari.”
Flash Back
Setelah Hyun Min
menciumnya direstoran, Hye Ji bertanya apa ia bagi Hyun Min sekarang.
Hyun Min mengatakan kalau Hye Jin itu seperti Teman
semasa kecil. Hye Ji tak percaya kalau hanya itu
artinya dirinya bagi Hyun Min, Hyun Min pikir Wajar
saja semua berubah selama
sepuluh tahun penuh.
“Ini pertama kalinya kita ada
disini setelah
sepuluh tahun berlalu. Apa ini Kenyataan
kalau kau dan aku berada disini sekarang tidak berpengaruh padamu?” kata Hye Ji saat datang ke villa, Hyun Min mengatakan
tidak ada arti
apapun sama
sekali.
Ketika menemukan foto mereka bertiga dikamar Hyun Min,
Hye Ji kembali bertanya apa arti dirinya bagi Hyun Min sebagai Seorang
teman Atau...
adik dari Temannya yang sudah lama mati. Hyun Min menjawab kalau mereka tidak
punya hubungan apapun. Hye Ji melihat foto mereka
bertiga bertanya kalau itu artinya Hyun Min tak mengangapnya.
“Jika kau terus bersikap seperti
ini, aku
takkan mau bertemu denganmu lagi.” Ancam Hyun
Min. Hye Ji mengingat semua kenanganya, mengelus foto Hyun Min saat masih
kecil.
Yoon Sung menemui Nyonya Ji yang menunggunya di lorong.
Nyonya Ji mempertanyakan kalau Tidak ada yang tahu bahwa mereka ada bersama Ketua saat pingsan, Yoon Sung membenarkan. Nyonya Ji heran darimana
sebenarnya Tuan Kang tahu mereka berdua ada di restoran itu.
“Apa itu yang kau khawatirkan sekarang?” ucap Yoon Sung tak percaya ibunya terkesan dingin pada
keadaan Tuan Kang.
“Aku sudah temui Dokter Park. Kita tidak tahu kapan Ketua akan sadarkan diri. Haneul Grup membutuhkan pemimpin sekarang.” Kata Nyonya Ji, Yoon Sung binggung apa maksud perkataan
Nyonya Ji.
“Siapa lagi yang akan cocok untuk
posisi itu jika bukan kau?” ucap Nyonya Ji
menyakinkan anaknya. Yoon Sung memalingkan wajahnya merasa kalau Ini bukan waktunya
berbicara tentang
hal-hal seperti itu.
“Aku akan menempatkanmu di posisi
yang sangat cocok untukmu sekarang.” Ucap
Nyonya Ji, Yoon Sung mengatakan kalau ini bukan hak Nyonya Ji melakuan hal ini.
“Aku yang akan buat keputusan dan bertindak sebagai ibumu. Aku akan melakukannya mulai
sekarang” tegas Nyonya Ji, Yoon Sung hanya terdiam.
Ha Won pergi menemui ibunya, sambil menangis menceritakan
kalau Tuan Kang itu pingsan karena dirinya dan membuat semuanya jadi
khawatir sekarang.
“Mereka semua penting bagiku. Tapi, karena aku... Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus kulakukan, Ibu? Aku sangat takut. Aku tak tahu harus berbuat apa.” Kata Ha Won dengan menatap foto ibunya.
Tuan Kang sudah dibawa ke kamar rawat dari ruangan ICU.
Yoon Sung menelp memberitahu sudah memindahkan Ketua Kang ke ruang rawat untuk sementara. Setelah itu ia
bertemu dengan Dokter Park diruanganya. Dokter Park memberitahu hasilnya Tak satu
pun orang yang cocok. Yoon Sung tak percaya kalau
tak ada yang cocok.
“Ya, tak ada satu pun orang yang
cocok. Apa dia
tidak punya kerabat
kandung lagi? Menurutku... sulit menemukan orang asing yang cocok
dengan Ketua..., meskipun
itu juga kerabat jauh.” Ucap Dokter Park, Yoon Sun
terlihat makin khawatir dengan nasib Tuan Kang sekarang.
Nyonya Park dan Yoo Na pergi ke toko dengan membawa tas
koleksi mereka. Nyonya Park dengan bergaya seperti orang kaya kalau sudah
beli banyak tas baru jadi mau jual tas yang
lamanya. Pegawai toko
ingin memeriksanya lebih dulu.
“Kami bahkan nyaris tidak
menggunakan tas-tas ini.” ucap Yoo Na, Nyonya Park
pikir mungkin bisa dibilang tas mereka itu masih baru.
“Aku akan melihat kondisinya dulu. Apa tas ini ada sertifikat keasliannya?” tanya si pegawai, Nyonya Park beralasan kalau
sudah membuangnya.
“Apa kau tidak tahu kalau sekali
lihat saja ? itu tas
asli yang kami miliki Sudah
jelas sekali meski tak
ada sertifikatnya..., dan ini semua
dibeli di
department store.” Kata Yoo Na
“Sepertinya ini tidak asli.” Ucap si pegawai, keduanya terlihat kaget,Yoo Na
memberitahu harga dari tas yang dibelinya itu dengan mengejek pegawai itu tidak
tahu tas sama sekali.
“Maaf, tapi kalau yang asli ada jahitan di sepanjang garis
ini. Tapi
lihatlah ini, jahitannya tidak bersambung, dan berhenti di sini. Kami tidak bisa membeli tas ini.” kata si pegawai
“Tapi, kau bisa memberi kami harga rendah. Bagaimana kalau sekitar 50.000 won per tas?” ucap Nyonya Park memohon karena sudah tak memiliki uang
sama sekali.
Ji Woon berada di dalam mobil melihat foto ibunya
sendirian disebuah tempat, lalu melihat nama restoran yang ada difoto ibunya.
Akhirnya ia sampai didepan sebuah restoran dan turun dari mobil memastikan
kalau memang tempat itu adalah tempat yang sama dengan ibunya saat ada di dalam
foto.
Ji Woon bertanya-tanya apakah tempat itu adalah foto
yang dipotret saat21 tahun
silam, lalu masuk ke dalam restoran yang terkesan unik dan
juga banyak note ditempel disana. Seorang paman menyapa Ji Woon yang baru
datang.
Hye Ji sedang beres-beres di toko, temanya membawa dua pasang
baju meminta agar memakaikan di depan toko. Hye Ji mengerti da menyuruh temanya
bisa pergi sekarang. Temanya
merasa tak enak hati kalau Hye Ji bisa menangani toko ini sendirian. Hye Ji menyakinkan bisa menanganginya dan tak perlu
khawatir.
Temanya pun menitipnya tokonya pada Hye Ji dan bergegas
pergi. Di depan toko Hyun Min ternyata mengetahui keberadan Hye Ji yang sedang
memasangkan baju di manekin, tapi tak mendekatinya. Lalu ia menelp
seseorang meminta agar bertemu
sebentar.
Paman pemilik restoran datang membawakan secangkir kopi,
Ji Woon melihat note yang tertempel pada dinding restoran. Paman bertanya
apakah Ji Woon itu putus dengan seseorang baru-baru ini. Ji Woon mengaku tidak seperti itu.
“Banyak orang datang kesini lagi, hanya unutk mencari catatan kecil
yang mereka tulis, sama sepertimu. Aku
tahu hanya dengan
sekali lihat... bahwa
sebagian besar mereka datang kemari karena mantan kekasihnya.” Kata si paman, Ji Woon mengatakan kalau datang bukan
karena hal itu.
“Oh, sepertinya itu foto lama. Apa Boleh kulihat?” ucap si paman melihat foto diatas meja. Ji Woon
mempersilahkanya.
Si paman melihat kalau foto itu diambil pada tahun 1995
lau bertanya siapa wanita difoto itu. Ji Woon mengatakan itu ibunya. Si paman
merasa ayah ji Woon yang sengaja mengambil foto didepan restoran lalu meminta
agar Ji Woon menunggunya sebentar.
Paman kembali dengan sebuah kotak, memberitahu kalau itu
Note pada tahun 1995, dan
bertanya apakah Ji Woon mau melihatnya, karena mungkin
bisa menemukan catatan kecil yang ditulis oleh orang tuanya. Ji Woon pun mengucapkan terimakasih pada paman, lalu
mulai mencari dan menemukan sesuatu yang ditulis ibunya.
“Sayang... Aku takkan pernah membuatmu meninggalkanku
lagi.” Tulis Ayah Ji Woon
“Terima kasih telah menemukanku” tulis ibunya dibalik kertasnya.
Ji Woon membuka bagian kertas dan tertulis tulisan
ibunya "Maaf, aku
pergi... tapi aku
sangat takut.”Akhirnya ia memanggil Paman agar
memberikan juga Note ditahun 1996 juga,
Paman pun memberikan kotak-kotak Note yang masih disimpanya. Akhirnya Ji Woon
menemukan tulisan milik ibunya.
“Aku terus datang lagi ke sini siapa tahu aku bisa bertemu
denganmu.”
“Aku menamainya Ji Woon, aku bisa melihat dia mirip
denganmu. Setiap
kali aku datang ke sini, aku memikirkan dirimu.”
“Aku tak masalah tidak punya suami..., tapi sulit melihat anakku tidak punya ayah. Aku mohon ,
berbahagialah. Jangan
terlalu membenci ayahmu.”
“Dan Juga, aku menyembunyikan Ji Woon, karena aku sangat membenci Ketua Kang, Aku ingin menyembunyikannya
supaya anakku bisa hidup dengan wanita yang dicintainya... tanpa harus khawatir tentang status sosial. Karena itulah aku tidak bisa kembali padamu, Sayang... Maafkan aku. Aku juga tidak akan datang ke
sini lagi.”
Ji Woon menangis membaca semua tulisan yang dibuat oleh
ibunya, tak percaya kalau kakeknya melakukan hal itu pada ibunya juga
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar