Sae Wa
ketakutan di kepung oleh beberapa pria. Dam Ryung datang menyelamatkan dengan
melawan semua pria yang ingin membunuh Sae Wa. Keduanya sempat saling menatap,
lalu berlari kabur menghindari kejaran orang-orang yang ingin membunuh Sae Wa
karena sebagai putri duyung.
Beberapa
pria datang melihat semua teman mereka mati lalu berusaha mencari ke tempat
lain untuk menemukan Sae Wa. Dam Ryung dan Sae Wa bersembunyi dibalik tanaman
teh, Sae Wa melihat Dae Ryung yang mengengam tangan erat tanganya.
“Apa kau
terluka?” tanya Dam Ryung. Sae Wa menatapnya lalu mengangguk.
“Aku
merindukanmu.” Ungkap Dam Ryung, Sae Wa menatapnya dengan tatapan sedih dengan
salju yang turun dikebun teh.
Dam Ryung
mengenggam tangan Sae Wa saat berjalan menyusuri jalan kebun teh. Sae Wa
melihat sebuah bunga yang sedang tumbuh, Dam Ryung mengambilnya dengan
memberitahu kalau Bunga di dunia ini memiliki arti khusus sendiri.
“Apa kau
tahu arti dari bunga ini?” tanya Dam Ryung mengambil bunga teh, Sae Wa tak
mengerti bertanya apa itu.
“Sesuatu
yang kau miliki, tapi tidak aku miliki. Itu adalah 'kenangan.'” Jelas Dam
Ryung. Sae Wa seperti mengingat saat masih kecil, Dam Ryung menebarkan bunga
yang membuatnya bahagia.
Keduanya
kembali dengan menaiki kuda bersama, Dam Ryung dan Sae Wa pergi bersama dengan
saling bergengam tangan, saat itu diam-diam anak buah melihat keduanya masuk ke
sebuah kantor pemerintahan kota.
Beberapa
putri duyung berenang di lautan memberikan sebuah suara seperti memberikan kode
pada sesama putri duyung. Sae Wa yang sedang berjalan berhenti sejenak seperti
bisa mengenal suara temanya. Dam Ryung hanya menatapnya lalu mengajak Sae Wa
untuk masuk.
Anak buah
Tuan Yang melaporkan apa yang dilihatnya, Tuan Yang menyimpulkan kalau keduanya
berdua pergi ke kantor bersama-sama, Anak buahnya membenarkan, Tuan Yang
mengerti lalu menyuruh agar anak buahnya kembali berkerja.
“Ternyata
semuanya menjadi lebih baik. Sekarang setelah pertanda buruk semakin merambah
jauh ke desa, yang perlu terjadi adalah bencana.” Kata Gisaeng yang melayani
Tuan Yang, Tuan Yang membenarkan dengan senyumanya.
“Lalu... aku harus mulai
dengan apa?” kata Tuan Yang memikirkanya.
Seorang
pria akan masuk ke dalam ruangan tapi pengawal menahanya, Tuan Yang mengumpat
pada pengawalnya karena Beraninya menghalangi orang itu masuk. Si pria pun
masuk menemui Tuan Yang di malam hari. Tuan Yang bertanya apa yang tamu
penginapan lakukan di malam selaru ini.
“Apa kau
terganggu oleh sesuatu saat tinggal di penginapan?” ucap Tuan Yang bersikap ramah
“Coba
kali lihat Lihat ini, Tuan pemilik
penginapan! Tidak peduli bagaimana aku berpikir tentang hal itu, itu terlalu
berlebihan. Pada kenytaan bahwa saat kau memiliki kertas izin, tapi kau sudah memaksa
mengikat kapal dagang kami di pelabuhan, dan mematok harga yang tinggi di
penginapan; aku bisa menerimanya. Kami juga perlu mencari nafkah!” kata si pria
mengajukan protes
“Ah, tamu
penginapanku tersayang,kau sudah berjanji bahwa...akan memberi kami hak
eksklusif atas kargo.Oleh karena itu setiap harinya menjadi semakin lama.” Kata
Tuan Yang
“Dasar Sial!
Kau adalah perampok yang mengerikan! Seolah-olah kau menutup sudut jalan untuk
merampok orang lain, Kau pikir kami bepergian 1.000 li (~ 400 km), tidak,
10.000 li (~ 4000km), untuk memenuhi keserakahanmu?! Aku akan mengungkapkan
kekejamanmu ke seluruh dunia!” teriak Si pria sangat marah. Tuan Yang tertawa
mengejek berpesan agar pria itu pergi dengan hati-hati.
Esok
harinya, beberapa nelayan sedang membawa tali tambang dan melihat sosok pria di
pinggir pantai lalu berlari memeriksanya, ternyata pria itu adalah orang yang
sebelumnya datang ke rumah Tuan Yang. Mereka berteriak kalau pria itu sudah
meninggal dan meminta agar memberitahu pejabat kerajaan. Si pria sudah
diberikan alas dan di kelililing dengan garis, seperti bagian TKP.
“Tingginya
kira-kira 7 chuck 9 chon (~ 170cm), dan panjang rambutnya sekitar 2 chuck 5
chon (~ 61cm). Tidak ada bekas pemukulan atau cekikan.” Jelas Tabib
“Bagaimana
reaksi dengan racun?” tanya Dam Ryung melihat korban
“Kami
menempatkan jepit rambut perak di mulutnya, tapi warnanya tidak berubah.Mereka
mengatakan kalau dia tidak menderita penyakit apapun sebelumnya.” Jelas tabib
lainya,
“Melihat
bahwa itu adalah mati tanpa penyebab yang dapat diidentifikasikan, ada rumor tentang
kutukan putri duyung... dan menyebabkan kemalangan semacam ini, selain itu
semua orang gemetar ketakutan. Tolong
lakukan penyelidikan dengan cepat dan kubur tubuh itu di tempat yang nyaman dan
hangat. Kurasa itu yang terbaik untuk menenangkan panik akibat rumor.” Kata
pejabat lainya, Tuan Yang baru datang berpura-pura melihat si pria yang sudah
tak bernyawa.
“Apa
kasus ini disebabkan oleh kutukan dari putri duyung, atau skema yang dibuat
oleh seseorang yang memanfaat rasa takutmasyarakat; hal itu belum bisa
diketahui. Aku pasti akan menemukan kebenaran tentang kematian ini melalui
penyelidikan menyeluruh. Sampai saat itu, kita tidak akan mengadakan upacara
pemakaman.” Tegas Dam Ryung menatap sinis pada Tuan Yang
“Aku
menugaskanmu, petugas Yudisial, dokter, dan pengurus, melakukan yang terbaik
dalam penyelidikan.” Kata Dam Ryung
Sementara
dibagian kantor pemerintahan, Gisaeng datang masuk dengan beberapa orang.
Pengawal mencoba menahanya, Pria tua
menanyakan alasan Hong Nang datang. Hong Nan memberitahu Pria tua kalau membawa
seorang kepala dukun dari gunung
Geumman.
“Menurut
dia, seorang putri duyung jahat bersembunyi di kantor pemerintah ini.” Ucap
Hong Nang, semua panik mendengarnya.
“Omong
kosong macam apa itu?” kata Pria tua, Hong Nan meyindir si Pria tua yang tak
mempercayainya.
“Kalau
begitu, boleh kami menggeledah tempat ini?” kata Hong Nan menantangnya.
“Apa kau
gila? Tuanku, kepala kota, bahkan tidak ada di sini jadi kau tidak bisa melakukannya.” Ucap si pria
melarangnya.
“Haruskah
kita memotong kepala kota atau tetua kita?” ucap Hong Nan mendekat dengan
mengancamnya. Si pria tua terlihat ketakutan.
Dam Ryung
sedang melamun diatas kudanya, salah seorang pengawal datang berlari dengan
wajah panik memangil Dam Ryung memberitahu
orang-orang berkumpul di kantor mencoba untuk menemukan putri duyung
bahkan Mereka mencari di mana-mana dan itu berantakan sekali. Dam Ryung
langsung menuanggang kudanya dengan cepat.
“Dia
bahkan tidak tahu bagaimana untuk bersyukur saat aku memberitahukan sesuatu
kepadanya! Ayo kita pergi bersama!” teriak Si pengawal kesal lalu berlari
mengejar Dam Ryung yang menaiki kuda.
Sementara
Sae Wa sedang ada didalam ruangan melihat guci dengan gambar putri duyung dan
seorang pria yang sedang berciuman, teringat kembali saat mereka berada di
malam hari.
Flash Back
Dam Ryung
menceritakan bermimpi dan Di dalam mimpi itu, hidup di dunia yang aneh dan Sae Wa juga ada
di sana. Jadi ia melukis dairinya dan juga Sae Wa dari apa yang dilihat dalam mimpinya.
“Kalau itu
hanya mimpi atau halusinasi Atau kalau aku melihat masa depan dunia lain. Aku
tidak bisa tahu persis.” Ucap Dam Ryung dengan bersamaan melihat lukisan pada
guci.
Dam Ryung
terus memacu kudanya dengan cepat, Hong Nan dan yang beberapa orang langsung
menerobos masuk ke dalam kantor pemerintahan untuk memeriksanya.
“Tapi Satu hal yang pasti, bahwa
hal-hal yang terjadi sekarang... juga akan terjadi pada waktu itu, hanya
seperti itu... secara aneh; Fakta bahwa nasib ini akan berulang.”
Pintu
terbuka dengan lebar, Sae Wa melihat siapa yang datang. Dan pada saat sekarang
Tuan Ma Dae Young berpura-pura mengunakan jas hujan polisi datang ke rumah Joon
Jae dengan Sim Chung yang membuka pintunya. Dam Ryung terus memacu kudanya
melewati pantai dan Joon Jae mengemudikan mobilnya dengan sengaja melewati
petugas yang sedang berpatroli.
“Aku di sini untuk bertanya tentang kasus pembunuhan di rumah # 22-4. Boleh aku masuk sebentar?” ucap Tuan Man Dae Young, Sim Chung yang masih polos mempersilahkan masuk, Saat itu juga Joon Jae datang bisa membuat Tuan Ma tak bisa masuk.
“Siapa
kau? Apa begini cara melakukan penyelidikan? Aku pikir biasanya itu dilakukan
oleh dua orang. Biarkan aku melihat identitas resmimu.” Ucap Joon Jae, Tuan Ma
sengaja menutupi wajahnya dengan menundukan kepala.
“Kau bahkan
tidak memiliki radio 2-arah. Kau... Apa kau benar-benar polisi?”ucap Joon Jae
curiga, Tuan Ma memilih untuk kabur.
“Hei... Mau
kemana kau? Lepaskan topimu. Kurasa dia
bukan polisi, dia mencurigakan. Tolong
kejar dia.” Teriak Joon Jae melihat dua polisi datang mendekatinya.
“Tuan,
kau tidak dalam situasi untuk melaporkan orang lain Kau tidak kooperatif dengan
pos pemeriksaan keamanan polisi dan mengebut dengan mobilmu. Kenapa kau melakukan
itu?” ucap Polisi. Joon Jae terlihat
gugup seperti baru menyadari yang dilakukanya.
“Aku
mendengar bahwa ada kasus pembunuhan di daerah ini, dan jadi aku khawatir
tentang pacarku yang ada di rumah sendirian. Pacarku mudah ketakutan.” Ucap
Joon Jae mengenggam tangan Sim Chung
“Aku
tidak mudah takut.” Kata Sim Chung polos, Joon Jae meralatnya kalau pacarnya
itu memang benar takut. Sim Chung pun mengaku kalau mudah takut dengan senyuman
malu-malunya.
“Permisi,
kami akan memeriksa identitasmu sebentar. Bisakah kau menunjukkan kepada kami
kartu identitasmu.” Kata polisi
Joon Jae
pun memberikan kartu identitasnya,
Polisi pun meminta untuk dilakukan pemeriksaan pada tim yang ada
dikantor dengan Nama: Kim Hyun Sung,
nomor ID: 870521. Detektif Ho melihat dari atas tangga dan bisa mengenal Joon
Jae adalah yang melarikan diri setelah
lolos dari pemeriksaan keamanan, Joon Jae mendengar suara Detektif Ho mencoba
untuk menyembunyikan wajahnya dengan membelakanginya.
“Aku
pernah melihat punggungnya di suatu tempat sebelumnya.”kata Detektif Ho akan
menuruni tangga, Joon Jae terlihat mulai panik.
“Sunbae!
Kami mendapat laporan bahwa seseorang telah melihat Ma Dae Young di dekat
Oksoo-dong.” Kata salah satu anak buah Detektif Ho, Detektif Ho pun langsung
mengajak mereka untuk segara pergi lebih dulu kesana serta Minta bantuan dari
unit patroli Oksoo-dong.
Nam Doo
ada di dalam sebuah toko melihat semua polisi patroli yang bergegas pergi,
ditanganya masih memegang ponselnya. Lalu mengaku kalau Sejak berusia 9 tahun, berhenti melakukan laporan
palsu ke kantor polisi dan pemadam kebakaran. Tapi karena Heo Joon Jae, melakukan
tindakan ilegal semacam ini lagi.
Joon Jae
dan Sim Chung masih ada didepan pintu, Polisi di kantor memberitahu Tuan
Kim tidak memiliki catatan kriminal dan
alamatnya telah dikonfirmasi jadi t idak ada yang salah. Joon Jae bisa
tersenyum mendengarnya. Si polisi terlihat kesal.
“Selain
itu , karena kau melawan perintah petugas, Kau harus membayar denda berdasarkan
hukum lalu lintas #5.” Kata si polisi, Joon Jae mengerti dan akan membayarnya
“Setelah
kau mendapatkan pemberitahuan, maka kau harus melakukan pembayaran dalam waktu
60 hari.” Ucap Polisi
“Wah... Di
mana aku pernah melihat orang itu?” ucap si polisi, teman lain bertanya apakah
mengenal Joon Jae.
“Tidak,
bukan itu, tapi anehnya aku tidak menyukainya. Kau tahu saat melihat seseorang
untuk pertama kalinya, tapi untuk beberapa alasan kau benar-benar tidak menyukai
mereka. Aku secara aneh tidak menyukai dia.” Ungkap si polisi yang pada jaman
sebelumnya, menjadi pengawal Dam Ryung.
Joon Jae
membawa Sim Chung masuk ke dalam rumah, Sim Chung melihat tangan Joon Jae yang
terluka, langsung panik. Joon Jae melepaskan tanganya lalu memarahi Sim Chu
yang membuka pintu untuk sembarang orang seperti itu, Sim Chung pikir membukanya
karena seseorang datang dan juga bukan hiu, melainkan manusia.
“Kenapa
hiu harus datang ke sini? Lagi pula manusia lebih berbahaya daripada hiu.” Kata
Joon Jae kesal
“Apa Seorang
manusia lebih berbahaya? Kenapa?” tanya Sim Chung polos
“Dalam
setahun, ada kurang dari 5 ekor hiu yang membunuh manusia, tapi jumlah manusia
yang membunuh hiu ada puluhan ribu. Jadi Siapa yang lebih berbahaya?” kata Joon
Jae, Sim Chung menjawab itu manusia.
“Itu
benar. Seperti itulah betapa berbahayanya manusia. Jadi, saat seseorang yang
tidak kau kenal datang, kau jangan membuka pintu” tegas Joon Jae.
“Tapi Heo
Joon Jae, bukankah tanganmu sakit?” kata Sim Chung ingin melihatnya, Joon Jae
langsung menghempaskan tanganya.
“Bukankah
aku sudah memberitahumu, bahwa melindungi orang lain...harus dilakukan setelah kau melindungi dirimu sendiri.Itu sama
dengan merasa khawatir. Sebelum kau khawatirtentang orang lain, maka khawatir
tentang dirimu sendiri. Kau harus mengurus dirimu sendiri terlebih dulu.” Ucap
Joon Jae, Sim Chung hanya tertunduk sedih.
Joon Jae
mengeluh sendiri dengan yang ia lakukan hari ini dan merasa benar-benar aneh lalu membaringkan kepalanya
disofa. Sim Chung mengatakan ingin tahu sesuatu. Joon Jae mengeluh apa lagi
yang ingin diketahuinya.
“Ke mana
perginya orang-orang kecil di dalam sana?” tanya Sim Chung berdiri didepan TV
dengan melihat kebelakang TV mencari-carinya.
“Apa
mereka ada di dalam sini? Apa kau tidak bisa meminta mereka untuk keluar?” kata
Sim Chung, Joon Jae melonggo mendengar Sim Chung meminta mengeluarkan orang
yang ada didalam TV.
“ Sebelumnya,
dia bilang "Ayah kandungmu..." Selesai seperti ini, dan kemudian
berkata kita akan bertemu lagi di waktu yang sama minggu depan. Aku sangat
penasaran siapa ayahnya sebenarnya.” Cerita Sim Chung mengikuti gaya si artis
di TV.
“Apa kau
sangat penasaran?” tanya Joon Jae, Sim Chung mengangguk. Joon Jae pikir harus
mencoba menanyakannya. Sim Chung berpikir orang itu yang dikenal oleh Joon Jae.
“Tentu
saja aku tahu mereka, mereka membayar sewa kepadaku untuk tinggal di rumahku. Mereka
tinggal di dalam sana, kan? Aku akan menelp mereka dan bertanya” kata Joon Jae
menunjuk pada TV yang ada didalam rumahnya.
Sim Chung
langsung mendekati Joon Jae karena penasaran ingin mengetahuinya, Joon Jae
membohongi Sim Chung dengan menelp Nam Doo yang sudah kembali ke rumah. Ia
mengaku sebagai pemilik rumah, Nam Doo heran dengan ucapan Joon Jae seperti
orang ngawur.
“Bagaimana
bisa kau masuk ke dalam begitu sajaseperti itu?” kata Joon Jae masih berakting,
Nam Doo makin bingung masuk kemana maksudnya.
“Maksudku,
bukankah seharusnya kau menyelesaikan apa yang akan kau katakan sebelum kau
pergi?” kata Joon Jae, Nam Doo semakin tak mengerti dengan Tae Oh yang sedang
bersamanya.
“Kenapa
kau berhenti di tengah-tengah saat mengatakan sesuatu. Itu memalukan.” Ucap
Joon Jae, Nam Doo merasa Joon Jae itu sudah gila
“Cepat
Katakan. Siapa ayah kandungmu?” kata Joon Jae, Sim Chung menunggunya terlihat
sangat penasaran.
“Kau
bilang Ayah? Kau benar-benar memukul kelemahanku. Aku yatim piatu, apa kau ingat?”
kata Nam Doo, Joon Jae tersenyum mengerti lalu menutup telpnya.
Sim Chung
langsung penasaran apa yang dikatakanya, Joon Jae meminta agar Sim Chung
memberitahu lebih dulu, Bagaimana mereka bisa bertemu di Spanyol, apa yang kita
lakukan, dan kenapa ia tidak ingat apapun. Ia meminta Sim Chung mengatakan yang
sebenarnya tentang semua itu.
“ Apa
tidak bisa kau saja yang mengatakan?” ucap Sim Chung penasaran
“Tentu
saja tidak. Karena Kenapa? Dunia adalah tentang 'Memberi' dan 'Menerima.' “Take
and Give” Bagaimana bisa ada 'Menerima' kalau tidak 'Memberi'.” Jelas Joon Jae
“Bahkan
jika tidak ada memberi, apa tidak bisa hanya menerima.” Ucap Sim Chung
“Tidak.
Dunia tidak bekerja seperti itu.” Tegas Joon Jae
“Kalau
begitu, aku akan menunggu sampai waktu yang sama, minggu depan. Aku sangat baik
dalam hal menunggu.” Ucap Sim Chung tak ingin penasaran Joon Jae berteriak
kesal mendekatkan wajahnya agar bisa
berbicara lebih serius. Tapi Sim Chung terlihat malu-malu dengan wajah mereka
yang saling berdekatan.
“Kau
mungkin baik dalam menunggu, tapi aku tidak. Aku tidak bisa menunggu, jadi
Dengarkan dengan baik. Bagimu, 'Waktu yang sama minggu depan,' adalah besok. Kalau
kau tidak mengatakan apapun sampai besok, Maka kau harus pergi.” Tegas Joon Jae
menatap mata Sim Chung.
Seo Hee
bertanya pada Dae Young apa yang terjadi saat menelpnya, memastikan kalau Insiden Hwewon-dong kalau
itu perbuatannya. Dae Young mengaku Tidak masalah kalau Seo Hoo percaya atau
tidak, tapi ia menyangkal tidak melakukannya.
“Jangan
membuat semuanya jadi semakin rumit dan lakukan saja apa yang aku perintahkan, lagipula
kau tahu kartu apa yang aku miliki di tanganku. Bagaimana Joon Jae? Apa kau
menemukan dia? Kirimkan kepadaku alamat tempat dia tinggal.” Tegas Seo Hee
penasaran saat itu Chin Hyun dari belakang mendengar ibunya sedang berbicara
ditelp.
“Ibu, apa
yang kau lakukan?” kata Chin Hyun bersikap biasa, Nyonya Kang kaget melihat
anaknya yang belum tidur.
“Aku
merasa lapar setelah melakukan beberapa pekerjaan. Apa ada sesuatu untuk
dimakan?” akui Chin Hyun, Nyonya Kang pun dengan baik hati akan mempersiapkan
untuknya dan bergegas pergi. Chin Hyun meminta ibunya agar membuatkan sandwich
Setelah
ibunya pergi, Chin Hyun diam-diam melihat ponsel Nyonya Kang, sebuah pesan
masuk bertulisakan “Joong-gu Sogong-ro, Jalan 4, Nomor 29.”. Nyonya Kang sedang
membuatkan sandwich didapur untuk anaknya, Chin Hyun membawa ponsel ibunya
mengaku kalau teleponnya berdering tapi seperti sengaja menjatuhkan ke dalam
air saat ibunya sedang mencuci sayuran.
Nyonya
Kang terlihat kesal dan Chi Hyun panik berpura-pura mengambilnya lalu meminta
maaf. Nyonya Kang meminta anaknya agar bisa berhati-hati. Chi Hyun menyuruh
ibunya agar membeli ponsel baru karena
tak ada yang menggunakan ponsel lipat sekarang ini. Nyonya Kang melihat
ponselnya yang sudah mati dengan wajah kesal.
Joon Jae
akan bersiap tidur tiba-tiba dikagetkan dengan Sim Chung keluar dari atap
dengan rambut terurai panjang seperti hantu, bertanya apa yang dilakukanya. Sim
Chung tersenyum karena Joon Jae ternyata melihatnya, lalu meminta agar Jangan mengkhawatinya
karena hanya ingin melihatnya
“Hei,
masukan kepalamu” perintah Joon Jae, Sim
Chung masuk lalu kembali mengeluarkan kepala menanyakan teman-teman Joon Jae
yang sebelumnya menginap.
“Mereka
tidak akan pulang malam ini.” Kata Joon Jae. Sim Chung tertawa seperti hantu
karena hanya ada mereka berdua saja.
“Hei, itu
membuatku merasa lebih takut kalau kau tersenyum seperti itu. Apa kau tak akan
kembali? memangnya apa kau itu Hantu?” ejek Joon Jae
“Aku
minta maaf tapi bisakan kau tidak khawatir tentang aku? Aku di sini hanya
karena itu menyenangkan. Apa Mau melihatnya? Kau cukup menutup matamu. Kalau
kau menutupnya, maka kau tidak akan melihatku.” Ucap Sim Chung
“Ini
bukan sesuatu yang biasa, kalau ada sesuatu yang terus menimpaku bagaimana aku
bisa terus menutup mataku?” kata Joon Jae kesal
Sim Chung
menyimpulkan Joon Jae tidak suka melakukan hal seperti ini, jadi lebih baik turun dan berada
disebelahnya. Joon Jae pun menyuruhnya turun saja dan setelah itu pergi. Sim Chung sudah menuruni tangga kembali naik.
“Kau bisa
pergi hari ini atau besok.Kapan pun tidak apa-apa.” Kata Joon Jae, Sim Chung
naik tapi tak menutup celah pintunya. Joon Jae memperingatkan kalau Sim Chung
menutupnya.
Sim Chung
akhirnya berbaring diatas tempat tidurnya, menatap ke jendela dengan hujan yang
masih turun dengern deras. Ia membalikan badanya melihat ke arah jam dan
menghentikan detik yang berbunyi.
“Akan
sangat bagus kalau hari esok tidak datang.” Ungkap Sim Chung sedih lalu kembali
berbaring menatap jendela.
Pagi hari
Sim Chung
membuka pintu dengan sinis bertanya pada Si Ah kenapa datang ke rumah Joon Jae.
Si Ah menghela nafas melihat Sim Chung masih ada dirumah Joon Jae, bertanya Apa
Joon Jae ada di dalam. Sim Chung memberitahu kalau Joon Jae mengataan untuk tidak membuka pintu untuk orang asing.
“Aku sama
sekali bukan orang asing.” Ucap Si Ah mendorong pintunya.
“Tapi Kau
adalah orang asing untukku.” Kata Sim Chung menahan pintunya.
“Apa ini
rumahmu? Aku datang ke sini untuk bertemu Heo Joon Jae!” teriak Si Ah terus
mendorongnya, Sim Chung melepaskan pintu dan membuat Si Ah terjatuh.
“Ah...
aku mengerti, Cepalah Masuk . Kenapa kau di sana seperti itu?” ejek Sim Chung
hanya melihat Si Ah yang terjatuh, Si Ah mengumpat kesal.
Si Ah
masuk ke dalam rumah menanyakan keberadaan Joon Jae, Sim Chung memberitahu Joon
Jae sedang pergi untuk jogging. Si Ah pun menanyakan keberadaan Nam Doo dan Tae
Oh. Sim Chung mengatakan belum kembali dengan rasa menyesal karena hanya terjadi kemarin padahal berharap itu
bisa untuk selamanya.
“Kalau
begitu... hanya ada kalian berdua kemarin?” kata Si Ah panik, Sim Chung
membenarkan dengan mengoda mengulung rambutnya dengan jarinya,
“Hei Chung...
Dengarkan apa yang harus aku ceritakan kepadamu. SeJujurnya, Joon Jae dan aku
akan menikah.” Kata Si Ah, Sim Chung tak mengerti apa itu pernikahan
“Pernikahan
adalah... saat seorang pria dan seorang wanita hidup bersama, saling mencintai,
dan hidup untuk satu sama lain.” Jelas Si Ah
“Ah,
maksudmu seperti apa yang aku dan Joon Jae lakukan sekarang?” kata Sim Chung
“Tidak,
apa yang kau dan Joon Jae lakukan bukan menikah. Untuk mengatakannya secara
tepat, yang kau lakukan adalah menjadi parasit.” Tegas Si Ah sinis
Sim Chung
tak mengerti dengan kata menjadi
parasit, Si Ah memberitahu kalau Menjadi parasit, adalah menempel pada seseorang
dan Pernikahan yaitu hidup dengan satu sama lain karena keinginannya seseorang,
jadi itulah perbedaanya, lalu bertanya Apa
Joon Jae mengatakan "mari kita hidup bersama"?.
“Dia
tidak melakukannya. Berada di sini seperti ini saat orang lain tidak
menginginkannya, maka itulah yang namanya menempel pada seseorang, seperti
parasit yang menghisap darah dari seseorang.” Tegas Si Ah memperlihatkan sikap
sinisnya.
“Aku
tidak menghisap darah dari seseorang dan tidak menghisap darahnya.” Ucap Sim
Chung karena parasit menurutnya seperti itu.
“Tidak,
aku tidak mengatakan bahwa kau benar-benar menghisap darahnya... Sepertinya kau
tidak mengerti kalau aku mengatakannya dengan sopan, Jadi Haruskah aku
mengatakannya secara langsung?” kata Si Ah lalu mengusir Sim Chung untuk segera
keluar.
“Jangan
hanya tinggal di sini seperti raja dari semua parasit, Keluar!” teriak Si Ah,
Sim Chung yang marah langsung mengigit jari Si Ah. Dan Si Ah pun menjerit
kesakitan.
Si Ah
duduk disofa dengan jari yang diperban sementara Sim Chung duduk dengan wajah
tertunduk. Joon Jae sudah ada didepan dengan tatapan sinis lalu mengumpat Sim
Chung itu semacam anjing gila dan bertanya kenapa sampai bisa menggigit orang
lain.
“Jangan
terlalu keras pada dirinya. Sebelumnya aku menjerit karena terkejut tapi ini sebenarnya
tidak terlalu sakit.” Ucap Si Ah bersikap manis, Sim Chung mengangkat kepalanya
melirik sinis pada Si Ah, Joon Jae pun menatap Sim Chung yang berani mengangkat
kepalanya.
“Cha Si Ah
memintaku keluar.” Ucap Sim Chung mengadu, Si Ah panik berusaha menyangkalnya.
“Lalu apa
kau tidak akan pergi? Kau mengatakan bahwa akan pergi hari ini kalau tidak
memberitahuku.” Ucap Joon Jae, Si Ah binggung apa yang harus diberitahukan Sim
Chum pada Joon Jae.
Joon Jae
mengaku kalau Hanya tentnag sesuatu dan menyuruhnya bangun dengan bertanya
apakah bisa menyetir, Si Ah mengaku harus
naik taksi. Joon Jae pun mengajak pergi karena akan mengantar memangil taksi
lalu memperingatkan Sim Chung agar bersiap-siap
untuk keluar. Sim Chung hanya terdiam karena Joon Jae benar-benar menyuruhnya
untuk keluar.
Joon Jae
mengantar Si Ah sampai ke jalan, Si Ah menagatakn akan datang kembali untuk mengambil
mobilnya setelah jarinya sembuh, lalu bertanya apakah sudah memberitahu tentang
sesuatu yang direncanakan belakangan ini
sambil melihatkan ponselnya. Joon Jae terus berjalan.
“Di laut
di depan Yangyang ada beberapa bangkai kapal berusia ratusan tahun yang
ditemukan. Ada sebuah relik yang ditemukan yang benar-benar tidak biasa. Apa
kau ingin melihatnya?” kata Si Ah ingin mengajak pergi. Joon Jae sudah
menghentikan taksi dan menyuruh Si Ah segera masuk dan buru-buru menyebrang
jalan karena lampu merah akan menyala.
Sim Chung
makan roti sambil menonton drama yang ada di TV dengan kalimat “Apa kau tahu? Kalau
kau mengakui bahwa kau mencintai seseorang pada hari pertama salju turun, maka
cinta itu akan menjadi kenyataan.” Ucap si wanita yang bergandengan tangan
dengan seorang pria. Sim Chung terlihat tak tahu tapi bisa mengerti.
Keduanya
belarian di atas salju dan si pria jatuh diatas tubuh wanita, Sim Chung menutup
wajahnya karena malu dan keduanya terlihat saling menatap lalu berciuman. Sim
Chung mencoba mengintip, dengan tawa bahagia dan mendengar bunyi suara pintu
yang terbuka dan buru-buru kembali ke kamarnya. Joon Jae masuk kamar melihat
bungkus roti di lantai dan juga adegan ciuman yang terlihat di TV.
“Kau
melakukannya dengan baik, melihat hal-hal cabul.” Keluh Joon Jae lalu mematikan
Tvnya. Saat itu tiba-tiba Tvnya menyala kembali. Sim Chung sengaja dari atas
memperbesarkan volume karena memegang remote ditanganya.
Bersambung
ke part 2
Sumpahh ini kocak bgt..smangattt kk bwt recapnya
BalasHapus