PS : All
images credit and content copyright : KBS
A Ro
memukul kepalanya ke atas meja seperti ayam yang sedang mematuk makanan,
temanya bertanya apa yang salah dengan kakaknya itu, A Ro merasa kalau Moo
Myung itu tidak bisa menjadi kakaknya tapi temanya yakin kalau itu kakak dari A
Ro yang selama ini dicarinya.
“Aku
berharap dia bukan saudaraku, tapi Aku berharap dia memang saudaraku. Ini
sungguh gila” ungkap A Ro
“Begitulah
saudara pada umumnyaSuatu hari, dia akan benar benar brengsek dan
menjengkelkan,tapi kemudian jika dia pergi,Kau merasa tidak nyaman seperti jika
pergi ke kamar mandi dan tidak melakukannya hal dengan benar.Kemudian kau
berpikir harus menjadi keluarga seperti apa. Tapi bagaimana kau tahu
perasaannya?” ungkap temanya binggung.
“Kalau
saja aku tidak membuat hal bodoh seperti keluar dari diriku sendiri.” Kata A Ro
meremas kepalanya merasa menyesal.
Temanya
pun mengartikan kalau A Ro pernah bertemu sebelumnya dengan kakaknya, A Ro
memberitahu kalau kakanya itu ingat semuanya. Temanya ingin tahu apa itu. A Ro
tak ingin membahasnya karena merasa malu tapi yang jelas ingat semuanya.
Si pria
yang ada di tempat judi menemui Woo Reuk menanyakan keberadaan“si
Anjing-Burung”. Woo Reuk memberitahu kalau Moo Myung sudah meninggal. Pria itu
menceritakan kalau lahir di negara kecil ini
dan hidup di mana-mana,termasuk pantai barat. Woo Reuk menatap heran
“Maksudku,
aku lihat melalui kebohonganmu.” Kata Si pria, Woo Reuk sedang menyerut kayu
mulai mengumpat.
“ Apa Dia
benar-benar meninggal? Aku pikir Dia tidak akan mati seperti itu, jadi Tunggu dan
lihatlah.Jika dia sudah mati, aku akan menghidupkan kembali dan menjualnya
dengan harga tinggi.” Ungkap si pria dan teringat dengan sebuah kalung yang
sebelumnya pernah ditanyakanya.
“Pria itu sedang mencari
pemilik kalung itu.Aku bisa menemukannya sendiri.” Kata si pria dengan senyuman
liciknya, Woo Reuk hanya bisa menatapnya.
Seorang
pria terbatuk-batuk merasa kalau seharusnya mati saja. A Ro memberikan obatnya
dengan mengatakan kalau dirinya mungkin
tidak akan melakukan seperti sekarang jadi memintanya agar tak mengatakan hal-hal yang tidak berarti serta
harus menlakukan yang lebih baik dan bermain dengan anak-anaknya lagi.
Maek Jong
dari kejauhan melihat A Ro dan langsung mendekatinya, A ro mengenal Maek Jong
si mesum dari Okta dan heran kenapa bisa menemukanya. Maek Jong berpura-pura
batuk dan kalau datang untuk bertemu tabib jadi menurutnya sebuah kebetulan
lalu menaruh tangan A Ro dikeningnya untuk memastikan tubuhnya itu demam.
A Ro
mengeluh kalau Maek Jong datang itu hanya ingin tidur saja, Maek Jong
mengartikan kalau A Ro itu diam-diam berpikir seperti itu. A Ro pun ingin tahu
alasan Maek Jong datang. Maek Jong teringat saat kejadian perkelahian dengan
pedang dan melihat A Ro diselamatkan oleh Moo Myung dan mengaku kalau alasanya
datang itu karena khawatir. A Ro
binggung khawatir denganya dan kenapa harus khawatir.
“Kau
tidak akan mengerti, aku sedang tidak enak badan.” Kata Maek Jong langsung
membaringkan tubuhnya, didekat obat-obatan kering, A Ro ingin tahu apa
sebenarnya yang dinginkan Maek Jong.
“Berikan
aku obat... Sesuatu yang panas dan pahit tapi baik bagi tubuh.” Ucap Maek Jong,
A Ro mengatakan kalau sibuk karena besok perayaan ultah raja dan menyuruhnya
cepat pergi karena harus kembali berkerja.
Maek Jong
menopang kepalanya menatap A Ro, mengejek kalau A Ro itu membantu orang sakit
dengan gratis, tapi bekerja di tempat lain, menurutnya A Ro itu bodoh dan juga Raja adalah orang tolol yang tidak bisa
menunjukkan wajahnya jadi Mengapa membutuhkan perayaan. A Ro mengumpat Maek
Jong memang seorang bajingan.
“Orang seperti
itu bukanlah dosa, dan bukanlah dosa untuk menjadi muda dan lemah.Bayangkan
bagaimana dia harus melakukannya, tapi dia tidak mampu untuk melangkah maju.”
Kata A Ro membela raja yang tak pernah menampakan dirinya.
“Apa kau
mengatakan kalau memahami bagaimana perrasanya,tidak mampu untuk melangkah
maju?” ucap Maek Jong berdiri menatap A Ro
“Jika kau
sudah pernah sakit, maka kau memahami sakitnya.Setiap orang memiliki waktu
ketika mereka masih muda dan lemah.Mengapa sangat sulit untuk memahami
bagaimana perasanya?” jelas A Ro, Maek Jong merasa tak percaya mendengarnya.
Hwa Kong
memegang tulisan “Hwarang” sementara yang lainya terlihat sedang ribut adu
mulut mengeluarkan pendapatnya, lalu mengeluh semua orang didalam ruangan sangat berisik dan berhaap bisa melepaskan
ular untuk mereka
“Berhenti
menentang tanpa alasan, ini untuk masa depan Silla!” kata Kim Seub si pria
bertubuh tambun.
“Ini
adalah konspirasi! ini keterlaluan! Dia ingin menyandera anak-anak kami!Apa kau
pikir kami akan setuju?”balas Ho Kong tak terima dengan pembentukan Hwarang.
“Mereka
menolak menyerahkan anak-anaknya kepada
Silla. Inilah sebab Kerajaan Silla yang paling lemah dan terkecil dari Tiga
Kerajaan.”gumam Hwa Kong
Ratu JiSo
akhirnya datang terlihat marah dengan keributan dalam ruangan, Ho Kong bertanya
alasan Ratu JiSo bersikeras untuk mendirikan Hwarang padahal menyarankan dan tidak
akan mengikuti tanpa persetujuan Yang Mulia Raja. Ratu Ji So menegaskan Raja
tidak bisa memberikan persetujuan di depan umum.
“Maka itu
Anda harus menyerah. Tak satu pun dari kami akan mengirim anak-anak kami untuk
Hwarang” kata Pria yang menentang Hwarang,
“Setidaknya
kami harus menunggu sampai perayaan ulang tahun, karena tahun ini dia sudah
dewasa, jadi saya yakin dia akan datang. Kita tidak bisa membuat perayaan dengan tandu kosong. ini tidak masuk akal. Mengapa
sangat rumit?” ungkap Ho Kong
Hwa Kong
yang mendengarnya hanya bisa tersenyum, sementara Kim Seub menatap sinis
melihatnya. Ho Kong yakin kalau raja
mungkin sudah berada di ibukota. Ratu Jiso hanya diam saja.
Hwa Kong
bertemu dengan ratu bertanya Apa akan
menyerah menyelenggarakan perayaan itu. Ratu Ji So melirik sinis kalau Itu
satu-satunya waktu bagi keluarga kerajaan, menurutnya Jika mereka menghentikannya
karena pejabat menolak, maka Keluarga Kerajaan akan kehilangan kewibawaan.
“Jika kita
tidak bisa membuat Hwarang, maka Keluarga Kerajaan Silla ... mungkin akan
menderita dan saling melukai.” Kata Ratu Ji So
“Berikan
perintah kepada saya . Bukankah dari awal Anda akan memberi saya wewenang
penuh?” ucap Hwa Kong
Joo Ki
melonggo melihat Hwa Kong sibuk menulis dengan tangan kirinya, lalu bertanya
apa yang sedang dilakuanya. Hwa Kong menyuruh diam saja karena berencana akan
melakukan pemberontakan. Joo Ki heran dengan Hwa Kong yang menulis dengan
tangan kirinya, padahal tidak kidal.
“Dasar
bodoh... aku harus menulis dengan tangan kiriku supayamereka tidak tahu siapa
yang menulisnya. jadi itulah mengapa... Mereka bilang... untuk memulai perkelahian
dan mencegah negosiasi. Aku berencana untuk mengubah masa depan Silla dengan
surat ini.” Jelas Hwa Kong, Joo Ki terlihat masih binggung tak mengerti. Hwa
Kong tak ingin Joo Ki banyak bicara meminta agar mencarikan dua utusan untuk
menyampaikan surat ini.
Dua pria
pun menyampaikan surat dengan berbeda alamat, salah satu untuk Ban Ryu dan
satunya untuk Soo Ho. Keduanya pun membaca surat dirumah masing-masing.
“Ayo kita
bertemu besok di Najeong ...Dan ber duel.” Ucap keduanya membaca surat yang
ditulis oleh Hwa Kong.
Soo Ho
tak percaya dengan Ban Ryu yang memilih tempat suci, Ban Ryu benar-benar tak
menyangka Soo Ho memilih Najeong. Soo Ho berpikir kalau tak datang maka Ban Ryu akan memanggilny pengecut selama
hidupnya. Keduanya terlihat benar-benar gelisah dengan apa yang harus mereka
lakukan.
Pejabat
yang menolak hwarang berkumpul, menurut salah seorang pria kalau Ratu akan
bersikeras menyelenggarakan perayaan. Lalu yang lainya bertanya pada Park Young
Sil, apakah memiliki rencana dengan masalah ini. Tuan Park pikir mereka harus
menunjukkan bahwa Ratu tidak bisa melakukan apa-apa kecuali
jika mengungkapkan keberadaan Raja.
“Apa kau
mengatakan kita tidak harus berpartisipasi dalam perayaan itu?”ucap salah satu
pejabat.
“Kita
harus menunjukkan bahwa perayaan dengan
tandu kosong tidak lain hanya sebuah acara biasa.” Kata Tuan Park, semua pun
setuju dengan usul Tuan Park.
Ratu pun
siap dengan baju kebesaraan kerajaan berwarna merah lengkap dengan jepitan
rambutnya. Pengawal perempuanya pun datang memberitahu kalau Perayaan sudah
siap dan akan dimulai. Dua buah tandu sudah siap didepan istana, semua pengawal
memberikan selamat ulang tahun untuk Raja. Ratu JiSo binggung melihat para
mentri yang tak datang.
“Park
Young Shil dan sebagian besar pejabat tidak
Hadir, mengatakan mereka telah jatuh sakit.” Kata Kim Seub memberikan laporan
“Ini
adalah cara bagaimana mereka berencana untuk tidak menghormatiku.” Kata Ratu Ji
So
“Aku
rasa, mereka berniat untuk mencegah terciptanya Hwarang.” Ucap Kim Seub.
“Hanya ada
satu cara untuk memotong ...Kesombongan Orang. Dengan.. Hwarang.” Ucap Ratu Ji
So
Perayaan
pun dimulai Ratu diarah berkeliling dengan tandu, rakyat pun berbondong-bondong
melihatnya. Dua orang pria seperti penasaran apakah kali ini sebuah perayaan
tandu kosong lagi dan ternyata memelihat dibelakang Ratu JiSo tandu kosong yang
seharusnya dinaiki oleh Raja.
“Mengapa
kita melihatnya jika Raja tidak ada?” kata Si pria heran
“Aku juga
tak tahu dan hanya tidak bisa mengerti, apa yang mereka pikirkan. Tapi Selama
aku menjual banyak minuman keras, siapa yang peduli?” kata Si pria merasa ada
dan tidak ada raja tak ada gunanya untuknya
Dari jauh
Maek Jong melihat perasaan dengan kursi yang kosong, Pa Oh panik karena Ada
terlalu banyak orang disekeliling mereka bisa melihat wajah Maek Jong . Maek
Jong pikir tak ada yang berpikir bahwa Raja akan berjalan-jalan di hari ulang
tahunnya
Lalu ia
mengatakan "Menjadi muda dan lemah bukanlah dosa." Tapi menurutnya
tidak lagi kali ini dan bergegas pergi. Kursi Raja pun tetap kosong dari tahun
ke tahun dalam perayaan ulang tahun.
Sementara
Moo Myung diam sendirian lalu bergegas keluar dengan pedangnya, Tuan Ahn
bertanya mau kemana Moo Myung sekarang. Moo Myung mengatakan kalau Ada seseorang
yang harus dicari. Tuan Ahn berpesan agar Moo Myung Jangan pulang terlambat. Moo
Myung heran melihat banyak orang yang berkumpul ditepi jalan, diam-diam Tuan
Ahn mengikuti Moo Myung seperti sangat mengkhawatirnya.
Ban Ryu
melewati sebuah jalan, Pengawal datang menghalanginya memberitahu kalau
perayaan Ratu jadi tidak bisa menyeberang. Saat akan berjalan ke pinggir
melihat Soo Ho sudah berdiri dan mengumpat kesal. Soo Ho pun menyuruh agar Ban
Ryu berdiri saja disampingnya.
“Apa kau
pikir aku ingin berdiri di sini denganmu?” kata Soo Ho, Ban Ryu tak bisa
menolak karena tak ada tempat yang lainya.
“Kau
lebih baik...datang malam ini. Jika kau lari, maka kau akan mati.” Ucap Soo Ho
mengancam, Ban Ryu mengerti dengan mata melotot.
“Bagaimanapun
juga, Kau harus bersemangat saat melihat Ratu tercintamu.” Ejek Ban Ryu
“Ini
merupakan loyalitas tanpa membedakan jenis kelamin. Pemberontak seperti kau
tidak akan pernah mengerti.” Balas Soo Ho
Ban Ryu
yakin Soo Ho itu tidak pernah bertemu Ratu, Soo Ho pikir itu tak penting. Ratu
pun mulai berjalan melewati depan Ban Ryu dan Soo Ho semua rakyat menuduk
memberikan hormat. Pengawal Ratu memberitahu kalau keduanya adalah anak Tuan
Kim Seub dan anak tiri Tuan Park Young Shil. Ratu sempat melirik sinis, Soo Ho sempat
menantap dan memberikan senyuman lalu tertunduk.
Sementara
Hwa Kong hanya terdiam sendirian didalam cafe, Joo Ki memberitahu kalau cafenya
ini tempat yang terbaik untuk melihat perayaan. Hwa Kong pura-pura tak
mendengar seolah tak peduli. Joo Ki berteriak memberitahu kalau itu Perayaan
Raja. Hwa Kong penasaran apakah memang ada yang melihat perayaan itu.
“Sebuah
perayaan tanpa Raja dan Hwarang, Ambisi Ratu tidak mengenal batas. Yah.. Tentu,
tidak ada tempat bagi anaknya untuk berdiri. ” Ungkap Hwa Kong
Joo Ki
tak mengerti dengan yang diucapkan Hwa Kong, saat akan keluar melihat Maek Jong
tiba-tiba datang berdiri di depanya. Dengan wajah ketakutan memberitahu Hwa
Kong siapa yang datang mencarinya, Hwa Kong sedikit terkejut melihat Maek Jong
yang datang menemuinya.
Keduanya
bertemu diruangan lain, Maek Jong mengatakan kalau datang ke cafe itu untuk
bertemu dengan bertemu Tn. Wi Hwa (Hwa Kong)karena mendengar untuk tergabung
menjadi Hwarang, makaharus bertemu denganya. Hwa Kong meminta agar anak muda
itu memperkenalkan dirinya lebih dulu.
“Apa nama
sangat penting? Panggil saja aku Ji Dwi.” Kata Maek Jong mengakui nama lainya,
Hwa Kong pun bertanya Ji Dwi itu anak dari siapa.
“Aku
tidak perlu mengatakan, karena Keluargaku cukup berantakan.” Kata Maek Jong tak
ingin identitasnya terbongkar.
“Namamu palsu
dan keluargamu berantakan. Kau tidak bisa membuktikan identitasmu, namun Kau
ingin menjadi seorang Hwarang.” Ungkap Hwa Kong heran
“Kau bisa
lihat, Aku belajar dari daerah Barat, jadi aku tidak tahu apa-apa tentang di
sini. Aku dengar kau mengumpulkan pemuda, jadi aku harus bergabung untuk bertahan hidup setidaknya pada koneksi
yang kau buat.” Kata Maek Jong
Ia lalu
meminta maaf kalau cara bicaranya kasar karena beberapa orang yang ada diluar
sana, tidak memiliki rasa hormat. Hwa
Kong mengartikan kalau Maek Jong akan menggunakan Hwarang untuk membuat
koneksi. Maek Jong bertanya apakah itu alasan yang buruk. Hwa Kong meminta agar
Maek Jong mengatakan yang sebenarnya.
“Apa kau
ingin semua kebenaran atau setengah kebenaran?” kata Maek Jong memberikan
pilihan.
“Aku akan
mendengar semua kebenaran.Apa setengah kebenaranmu karena kau ingin menjadi
Hwarang?” kata Hwa Kong
“Aku
ingin menyeret turun Bintang yang paling mencolok.. yaitu.. Ra...tu.” ungkap
Maek Jong tak ingin lagi bersembunyi lagi sebagai raja.
Moo Myung
berdiri dipinggir dan melihat beberapa orang mulai menundukan kepala,
diseberang jalan diam-diam Tuan Ahn terus melihat Moo Myung dari kejauhan. Moo
Myung sedikit mengangkat kepalanya, saat itu matanya melihat ke arah pengawal
ratu dan mengingat pria itu yang membunuh Mok Moon.
Tuan Ahn
yang melihat dari kejauhan meminta agar Moo Myung tak melakukan hal yang buruk
tapi Moo Myung tak bisa menahan amarahnya dengan merobos masuk tengah jalan dan
ingin membalas dendam pada pengawal Ratu. Ratu terlihat kaget dengan
perkelahian didepanya, Moo Myung terkena tendangan pengawal dan terlempar.
Beberapa pengawal pun langsung memegang tanganya dengan pedang yang berada
disekeliling lehernya.
Ratu
akhirnya turun dari tandu melihat Moo Myung yang berani melakukan sesuatu saat
perayaan, lalu bertanya siapa namanya. Moo Myung hanya diam dengan mata
mendelik marah. Ratu pikir kalau memang Moo Myung ingin mati dengan menutup
mulutnya maka lalu menyuruh agar pengawal segera membunuhnya. Terdengar sebuah
teriakan memanggil Yang Mulia. Ratu kaget melihat Tuan Ahn yang berlutut
didepanya.
Flash Back
Ratu
teringat kejadian sebelumnya saat masih muda, mengetuk pintu rumah Tuan Ahn
dimalam hari lalu meminta tolong agar membawanya pergi dan meninggalkan ibukota
bersama-sama, Tuan Ahn seperti menatap bingung.
“Dia anak
laki-lakiku.” Ucap Tuan Ahn, Ratu kaget mengetahui kalau itu anaknya,
“Aku
kehilangan dia ketika dia masih kecil dan akhirnya menemukan dia. Ia hidup
tanpa ayahnya selama ini, dan dia sudah melakukan dosa besar . Silahkan bunuh
aku sebagai gantinya. Jika kau akan membunuhku di sini, maka Aku akan
melakukannya”ucap Tuan Ahn
“Kau
selalu memegang teguh ...Perkataanmu.. Baiklah.. seorang ayah dapat menerima
hukuman anaknya.” Kata Ratu Ji So seperti memiliki dendam pada Tuan Ahn.
Moo Myung
yang melihatnya tak terima berteriak kalau tidak ada hubungannya dengan Tuan
Ahn jadi meminta agar membunuhnya saja. Ratu JiSo siap dengan pedangnya
memberitahu kalau seorang ayah akan mati karena anaknya jadi meminta agar meerhatikan
apa yang terjadi pada ayah Moo Myung karena perbuatannya, dan jika pedang itu
memegal kepalanya maka akan mati. Moo
Myung berteriak agar tak melakuanya.
Beberapa
orang mulai membicarakan tentang kejadian sebelumnya, menurutnya tak ada salah.
A Ro baru datang bertanya apakah perayaan sudah selesai. Si pria pikir tak
perlu membahasnya, karena Beberapa orang
gila menghancurkan semuanya. A Ro tak mengerti maksudnya.
“Tn. Ahn
Ji dan anaknya... Mengayunkan pedang pada Ratu!” ucap si pria, A Ro kaget
medengarnya dan meminta agar mengulangi siapa yang melakukanya.
“Tn. Ahn
Ji dengan siapa? Dimana mereka sekarang?” tanya A Ro mulai panik.
Hwa Kong
mengetahui tujuan Maek Jong itu akan menyeret Ratu turun. Maek Jong melihat Hwa
Kong punya banyak nyali dan sengaja
membuat Hwarang karena itu. Hwa Kong pun bertanya Apa yang bisa dilakukan... hanya
dengan menyeret Ratu turun dari tahta, menurutnya itu hanya akan mendatangkan
malapetaka.
“Kau
pasti salah. Aku tidak mencoba untuk merusak Silla, tapi mengubahnya. Aku tidak
memiliki keinginan untuk membiarkan mu menjadi Hwarang, jadi Pergilah.” Ucap
Hwa Kong menolak Maek Jong.
Maek Jong
duduk di kursi tandu mengingat kejadian sebelumnya dan mengingat kalau Hwa Kong
tidak mencoba untuk merusaknya, tapi mengubahnya.
Moo Myung
berada di penjara dengan tangan teringat teringat kembali perkataan ratu “Perhatikan
apa yang akan terjadi pada ayahmu karena ulahmu sendiri” lalu berteriak
histeris agar tak membunuh ayah temanya. Ratu datang menemui Moo Myung
dipenjara.
“Aku
berencana untuk membunuh adikmu dan ayahmu.” Kata Rtu
“Mereka
tidak ada hubungannya dengan aku.” Ungkap Moo Myung
“Kau
tidak tahu kejahatan apa yang telah kau lakukan. Ini tidak hanya akan berakhir
dengan mu.” Ucap Ratu
Moo Myung
akhirnya membungkuk memohon agar Ratu jangan melakukan hal itu, menurutnya
mereka tak boleh mati karena dirinya, jadi meminta agar membunuhnya saja dan
membiarkan mereka tetap hidup. Ratu berjongkok mengangkat wajah Moo Myung.
“Hei..Anak...
Kau kecil dan lemah.... Yang lemah tidak dapat memilih ... mati atau hidup. Nasib
ayah dan adikmu tergantung padamu. Jadi Pergi dan tunggu.” Kata Ratu
A Ro
berdiri didepan penjara dengan wajah gelisah, Beberapa orang berbisik kalau
kemungkinan sang ayah pasti akan dihukum juga karena diseret ke istana. Dari
kejauhan Maek Jong melihat A Ro merasa heran karena tidak mencarinya hari ini
tapi kenapa malah terlihat berdiri didepanya.
Pintu
terbuka dan Moo Myung keluar terlihat bisa bebas, A Ro menangis melihat Moo
Myung dan berjalan mendekatinya. Keduanya berjalan mendekati, A Ro pun bertanya
keberadan ayahnya sekarang. Moo Myung hanya menatap sedih adik dari Mok Moon, A
Ro bertanya kenapa Moo Myung keluar sendirian tak bersama ayahnya.
Moo Myung berjalan perlahan
dan langsung jatuh dipelukan A Ro seperti badanya langsung tak sadarkan diri.
Maek Jong melihat dari kejauhan seperti menyadari sesuatu.
bersambung ke episode 4
lanjut donk min.
BalasHapusini sangat memmbantu bagi yg gak bisa nonton. semangat min buat postingannya....
tulisan kamu juga mudah untuk dimengerti...
gumawo