PS : All
images credit and content copyright : KBS
[1 tahun kemudian]
Na Ri
keluar dari pintu kedatangan dengan teman dan Yeo Joo setelah melakukan
tugasnya sebagai pramugari. Yeo Joo
membahas tentang kartu tarot, Junior Na Ri memberitahu kalau ia akan
bertemuseorang pria tahun ini. Sementara Junior yang lain menerima ramalan
kalau ia akan menetapkan tanggalnya.
“Wow.
Tahun ini juga sudah hampir habis... Na Ri Sunbae, ayo kita juga membaca kartu
tarot.” Ucap Yeo Joo merangkul tangan Na Ri
“Jangan
memintaku untuk melakukan hal-halseperti itu bersamamu.” Kata Na Ri menarik
tanganya.
Nan Gil
datang semua pun menyapanya dengan sopan,
karena sering melihatnya. Yeo Joo melihat Nan Gil yang semakin tampan
merasa kalau N Ri pasti merasa gugup. Mereka pun berpisah meningalkan Na Ri
berusaha saja dengan Nan Gil.
“Dia
selalu menjemputnya sejak dia kembali bekerja.Itu pasti tidak mudah. Dia juga
tidak pernah terlambat.” Ucap dua Junior Na Ri yang terlihat iris
“Kau
tidak bisa belajar dari itu.Mereka bukan pasangan biasa.Mereka bahkan tidak
pernah bertengkar.” Kata Yeo Joo merasa tak percaya dengan pasangan Na Ri dan
Nan Gil
Na Ri
melihat Nan Gil selalu berdandan
berlebihan setiap kali datang menjemputnya. Nan Gil tak merasa seperti itu,
akhirnya mengaku kalau berusaha keras untuk bisa mengesankan. Na Ri
bertanya mengesankan siapa.
“Tentu
saja kau.. Kita tidak bertemu selama satu hari.” Ucap Nan Gil
“Jangan
berdandan lagi. Kenakan pakaian yang nyaman.” Kata Na Ri, Nan Gil hanya
menatapnya.
Na Ri
heran melihat tatapan Nan Gil padanya, Nan Gil memuji Na Ri yang terlihat
sangat cantik. Na Ri bertanya-tanya apa yang merasuki tubuhny padanya itu
karena menatapnya sepanjang waktu dan merasa
kalau Nan Gil melakukan sesuatu yang salah, dan menduga tentang
restoran. Nan Gil pikir lebih baik tak perlu memuji lagi nanti dan mengajaknya
pergi. Na Ri mengatakan ingin pergi ke
suatu tempat.
Duk Bong
dan Tuan Kwon duduk bersama tapi terlihat tak bisa berkata-kata. Tuan Kwon
akhirnya memberitahu kalau perusaahan mereka hancur karena anaknya. Duk Bong
meminta ayahnya jangan cengeng karena dirinya itu tak buta dan bisa melihatnya.
“Aku
merasa sangat aman sekarang karena CEO kami. memiliki landasan untuk berdiri di
atasnya.” Kata Tuan Kwon bangga, Duk Bong heran dengan yang dikatakan ayahnya.
“Duk
Bong.... Aku mengaku salah... Aku bertemu dengan Seo Young dan berlutut, serta memperbaiki
hubunganmu yang rusak. Ini Bukan berarti ada dendam yang mendalam, selain itu Sepertinya
dia juga belum bisa merelakanmu.” Kata Tuan Kwon
“Sudah aku
katakan untuk tidak menyentuh kehidupan pribadiku.” Tegas Duk Bong
“Kami
bergabung dengan Grup Seo Won dan pernikahanmu dengan Seo Young sebagai
dasarnya. Mari kita tetapkan tanggalnya.” Kata Tuan Kwon
“Aap
kalian akan bergabung... dan memecat karyawan?” sindir Duk Bong
“Kami
bukan lembaga amal! Kami perlu membuat uang yang hilang!” tegas Tuan Kwon marah
Duk Bong
merasa Ketua Kwon itu lupa apa yang dimiliki dari ayahnya, lalu menegaskan
kalau sdang berkencan dengan seseorang. Tuan Kwon terlihat kaget mendengarnya.
Na Ri dan
Nan Gil pergi ke peramal tarot untuk masa depannya, Si peramal pun mulai
mengocok kartu dan menaruhnya diatas meja, Nan Gil terlihat tak suka dibawa ke
peramal hanya memperlihatkan wajah cemberut. Si peramal meminta mereka memilih
dua kartu. Nan Gi akhirnya memilih dua
buah seperti yang diminta oleh Na Ri
“Hampir
mustahil untuk melihatnya... Ini Kartunya lengkap... Kau sudah mencapai
segalanya. "Legenda"... Tuan Ko Nan Gil, kau legenda.” Kata si
peramal mengangkat satu kartunya, Nan Gil kaget si peramal bisa tahu julukanya.
“Berikutnya..."Ekspansi".
Kau pasti mengembangkan bisnismu.” Kata Si peramal. Na Ri kaget bertanya Bisnis
apa yang dikembangkannya sekarang.
Nan Gil
langsung menarik Na Ri untuk segera pergi, Na Ri menahanya karena ingin juga
mencobanya, si peramal mempersilahkan Na Ri mengambil kartunya, Nan Gil ingin
cepat menarik Na Ri dan tangan Na Ri sempat menyentuh satu kartu sebelum pergi.
Si peramal melihat satu kartu yang dipilih Na Ri, merasa iri karena ternyata
keduanya memang sudah ditakdirkan bersama.
Na Ri
melihat Nan Gil duduk didepanya karena yakin ingin mengatakan sesuatu, dan
kenapa bisa terkejut saat peramal menyebutkan bisnis. Nan Gil mencoba
mengalihkan dengan menyuruh Na Ri makan kuenya dulu. Na Ri mengomel dengan Nan
Gil yang mencoba memberi banyak gula.
“Aku akan
memberitahumu... setelah kau beristirahat.” Kata Nan Gil
“Aku
tidak murung. Aku tidak stres dan aku tidak memiliki insomnia. Jadi aku bisa
menangani apa pun, sekarang Katakan kepadaku.” Ucap Na Ri penasaran
“Ayah dan
pamanmu...” kata Nan Gil. Na Ri langsung panik bertanya-tanya apa yang mereka
lakukan kali ini?
“Mereka
menandatangani kontrak waralaba Pangsit Hong.” Kata Nan Gil, Na Ri kaget
Flash Back
Sepasang
pria dan wanita masuk ke dalam restoran Hong, yang sangat ramai lalu melihat
kebagian dapur dengan Ha Ni dan Joon
sedang membuat kulit dumpling. Mereka mencicipi dumpling, sang istri mengajak
agar mereka segera menandatangani.
Tuan Hong
dan Paman Shin bertemu dengan pasangan suami istri di sebuah restoran. Sang
suami memuji kalau dumpling milik restoran Hong adalah yang terbaik yang pernah
dirasakan. Tuan Hong pun memberikan kartu namanya. Paman Shin pun membahas kalau mereka pasti
sudah melihat program TV itu.
“Tuan
Hong ini... melakukan perjalanan untuk menemukan ahli pangsit yang masih
tersembunyi. Tapi orang-orangnya mencari dia di TV, jadi dia mengakhiri
ekspedisinya dan kembali ke restoran.” Ucap Paman Shin menyakinkan dengan
membantu Tuan Hong membuka jaketnya.
“itu benar.
Aku mengenakan pakaian chef ini... untuk memulai hidup baru. Dan menantuku, Ko
Nan Gil, akan mengajarimu bagaimana cara mendapatkan rasanya.” Ucap Tuan Hong
menyakinkan.
Akhirnya
mereka pun membuat perjanjian diatas kertas dan Tuan Hong serta sepasang suami
istri melakuan kerja sama dengan foto didepan surat perjanjian mereka.
Nan Gil
pun menceritakan yang terjadi, Na Ri dengan senyuman merasa kalau itu yang
paling hebat, Nan Gil mengeluh apa yang
bagus dari hal itu.
Keduanya
pun naik mobil bersama, Na Ri pikir ini hal
terbaik yang ayah dan Paman lakukan sejauh ini. Nan Gil tahu kalau Na Ri pasti
sangat bahagia dan bertanya bagaimana bisa menyimpannya. Na Ri memberitahu
kalau ini hanya ada di Seoul sekarang, tapi bayangkan Pangsit Hong ada seluruh
negara.
“Bagaimana
kalau "Pasangan Terbang" sebagai tema pemasaran?” ucap Na Ri, Nan Gil
bingung mendengarnya.
“Ko Nan
Gil dan Hong Na Ri... Pasangan Terbang Pangsit Hong. "Pangsit Hong. Mari
kita berjalan di jalan berbunga."” Ucap Na Ri penuh semangat
“Kau
bahkan tidak suka pangsit.” Ejek Nan Gil, Na Ri mengaku kalau sangat menyukainya sekarang.
“Kau
tidak tahu bagaimana cara membuatnya.” Ucap Nan Gil, Na Ri merasa bisa cepat
belajar dan akan belajar mulai hari ini. Nan Gil mengeluh kalau mereka sedang
dalam kesulitan sekarang.
Duk Bong
mondar mandir di dalam ruangan teringat ucapan ayahnya “ Aku bertemu dengan Seo
Young dan berlutut, serta memperbaiki hubunganmu yang rusak. Ini Bukan berarti
ada dendam dalam. Sepertinya dia juga belum bisa merelakanmu.”
Yeo Joo
baru saja akan berjalan pulang, wajahnya tersenyum melihat yang menelpnya. Lalu
menyapa Duk Bong kalau pasti lupa yang dikatakan kalau meneleponnya maka akan menganggap mereka
sedang berkencan. Duk Bong mengatakan kalau mereka bisa mendiskusikannya nanti.
“Aku
ingin kau melakukan salah satu sandiwaramu. Sebuah skenario balas dendam untuk
saat ini.” Ucap Duk Bong
“Kau
bilang Sebuah skenario balas dendam? Apa Karena cinta masa lalumu?Astaga....
Duk Bong..Hanya pecundang yang melakukan itu.” kata Yeo Joo panik
“Hei.. Siapa
kau berani menyebutku pecundang? Apa kau pikir aku akan melakukan itu?” kata
Duk Bong, Yeo Joo pun bertanya siapa yang dimaksudnya. Duk Bong mengatakan
kalau itu ayahnya. Yeo Joo kaget kalau harus bertemu dengan Ayah Duk Bong.
Yeo Joo
sudah mengunakan pakaian rapih dengan sebuket bunga dan sekeranjang buah. Duk
Bong sudah menunggu dan melihat Yeo Joo membawa barang ditanganya. Yeo Joo
memberikan semua membarang-barangan pada Duk Bong dan memberikan tanda
terimanya. Duk Bong binggung karena struk ada untuk pembelian Sebuah tas dan
pakaian.
“Apa kau
pikir aku yang memiliki pakaian kuno semacam ini? Aku menulis nomor rekeningku
pada tanda terima itu. Kartu kreditku hampir mencapai limitnya. Jadi Tolong
segera menyetorkannya.” Ucap Yeo Joo, Duk Bong pun setuju.
“Sudah
setahun... Jadi Duk Bong. Apa yang harus aku lakukan?” kata Yeo Joo masuk ke
dalam mobil.
Duk Shim
terlihat lebih feminim dengan memanjangkan rambutnya dan juga menyapa sang
ayah. Tuan Kwon pun menerima sapaannya dan juga Nyonya Kwon memberitahu anaknya
kalau pacar kakaknya akan datang mereka pun duduk bersama
menunggunya.
Yeo Joo
datang menyapa Tuan Kwon saat masuk ke dalam ruangan, Duk Shim melonggo melihat Yeo Joo yang datang
mengaku sebagia pacar kakaknya. Duk Bong
pun memperkenalkan Yeo Joo kalau Tuan Kwon adalah orang tuanya. Yeo Joo pun
memperkenalkan namanya.
“Ini
Mengagumkan. Bukankah dia terlihat seperti Seo Young? Ah... Dia benar-benar
seperti Seo Yeoung” kata Nyonya Kwon yakin
“Tuan
Ketua. Apa yang kita lakukan tentang mergernya sekarang?” kata Duk Bong, Tuan
Kwon yang sedari tadi melonggo hanya bisa terdiam.
Duk Shim
bertanya pada keduanya apakah berkencan, Duk Bong mengatakan tidak dan Yeo Joo
membenarkan. Duk Shim mengeluh keduanya yang memiliki jawabanya berbeda, lalu
menegaskan tak peduli menyuruh keduanya melakukan yang dinginkan saja lalu
keluar dari ruangan.
“Aku
sudah katakan kalau kau menelepon, kita berkencan, jadi ayo kita berkencan.”
Ucap Yeo Joo kesal, Duk Bong sengaja memalingkan wajahnya tak mau menatapnya.
“Pertama-tama,
kenapa kita tidak menjadi teman dan saling mengenal?” kata Duk Bong, Yeo Joo
tersenyum mendengarnya.
Na Ri dan
Nan Gil duduk dipinggir danau bersama. Nan Gil memberitahu akan sibuk mulai sekarang. Na Ri mengaku tak
masalah dengan hal itu. Nan Gil memberitahu kalau ia akan jarang melihatnya, Na
Ri bisa mengerti. Nan Gil mengatakan mungkin tidak bisa menelepon, Na Ri
mengerti.
“Apa Kau
akan datang kalau aku memintanya?” ucap Nan Gil, Na Ri membenarkan, Nan Gil
pikir Na Ri akan menyuruhnya mencari uang saja, Na Ri kembali menganguk.
“Apa
boleh aku menemui wanita lain?” goda Nan Gil, Na Ri tersadar dan langsung
berteriak marah, Nan Gil tersenyum melihatnya.
“Untuk petani pemula, satu
tahun adalah... waktu untuk belajar musim semi, panas, gugur, dan dingin.
Seperti itulah satu tahun hubungan kita.” Gumam Na Ri
Nan Gil
menyedot debu dilantai dengan wajah cemberut, memberitahu tahu Na Ri kalau hari
ini adalah hari libur yang jarang,
menurutnya tak perlu untuk membersihkan rumah. Na Ri sibuk melihat
barang-barang diatas meja melihat sebuah keranjang agar membuangnya karena hanya
memenuhi ruangan. Nan Gil menolak dan menaruhnya kembali diatas meja.
“Ini
adalah hari libur yang jarang. Haruskah kita membersihkan sepanjang hari?”
keluh Na Ri kesal
“Kau yang
ingin membersihkan rumah.” Kata Nan Gil dengan nada tinggi
“Kau
meninggikan suaramu kepadaku sekarang. Kau marah kepadaku, kan?” ucap Nan Gil
“Kau
jengkel tentang sesuatu yang lain, kan?” balas Nan Gil, Na Ri mengak kalau
marah karena ayahnya
“Kenapa
kau melampiaskannya kepadaku?”keluh Nan Gil, Na Ri pikir dengan siapa lagi
melampiaskanya.
“Kita berdebat tentang hal-hal
kecil. Kita berbicara tentang masa lalu.”
Keduanya
duduk di pinggir danau sambil mendengarkan musik, Na Ri merasa sudah berpikir, tentang perjalanan ke Yeosu
kalau yang diingatnya adalah Nan Gil meminta maaf. Mereka bahkan tidak bisa
makan sashimi di pantai dan menyalahkan Nan Gil. Nan Gil heran kenapa Na Ri tiba-tiba
mengungkit hal itu.
“Aku
tiba-tiba teringat... Tapi tetap saja. Itu adalah hari yang menyenangkan Bahkan
Lautnya juga cantik.” Ucap Na Ri dengan senyuman, Nan Gil pun ikut tersenyum.
“Kita berbicara tentang masa
depan.”
Keduanya
menuntun sepeda menyusuri jalan desa. Na Ri membayangkan kalau mereka menikah,
lalu bertanya apakah Nan Gil ingin punya anak. Nan Gil mengangguk. Na Ri
bertanya berapa banyak yang dimilikinya,
Nann Gil pikir Mungkin 2 atau 3 dan bertanya balik pada Na Ri.
“Apa kita
akan memiliki anak secara terpisah? Haruskah kita tinggal di sini selamanya?”
ucap Na Ri
“Apa maksudmu
kau ingin memiliki anak dan tinggal di sini?” goda Nan Gil, Na Ri tak menjawab
ingin pergi dengan alasan udara sangat dingin.
Tiga
karyawan dan Duk Shim menghias pohon natal, mereka semua terlihat bahagia
merayakan hari natal.
“Dan kita menghabiskan
saat-saat bersama.”
Na Ri
baru keluar dari pintu kedatangan pesan Nan Gil masuk “ Aku sibuk lagi. Aku
akan datang ke terminal bus” Na Ri pun bisa mengerti. Yeo Joo berkomentar kalau
sulit untuk melihat Nan Gil akhir-akhir ini. Na Ri mengatakan kalau Nan
Gil sedang sibuk.
“Aku
tahu, Dia sangat sibuk.Dia juga populer dengan wanita.” Ucap Yeo Joo, Na Ri
binggung Yeo Joo bisa mengetahuinya.
“Apa kau
belum melihat halaman sosial media Pangsit Hong ? Karena semakin banyak lokasi
waralaba yang buka, maka lebih dan lebih banyak orang datang ke restoran untuk
belajar bagaimana membuat pangsit. Coba kau Lihat berapa banyak orang yang berfoto bersama Nan
Gil, Dia seperti seorang selebriti dan sangat populer di kalangan wanita.” Ucap
Yeo Joo merasa Na Ri tak mengetahuinya, Na Ri pun melihat Nan Gil yang banyak
foto dengan wanita.
“Pangsit
Hong lebih terkenal...Daripada museum robot di Seulgi-ri sekarang.” Kata Yeo
Joo, Na Ri seolah tak peduli mengembalikan ponsel Yeo Joo lalu bergegas pergi.
Keduanya
sudah berganti pakaian dan pergi ke bagian toko kosmetik, Yeo Joo sibuk mencoba
salah satu cream ditanganya. Na Ri mengaku senang Nan Gil memiliki lebih banyak
teman dan sibuk, selain itu pacarnya itu bisa menjalani hidup orang biasa.
“Aku
senang karena kau senang. Tapi aku khawatir... Bagaimana kalau dia jadi terlalu
asyik dengan pekerjaannya...lalu terlewat satu atau dua tahun lagi? Jangan
tinggal di Seulgi-ri, merasa kesepian. Cari saja tempat di Seoul.” Ucap Yeo Joo
“Tentu.
aku senang dengan apa pun.”kata Na Ri, Yeo Joo mengaku senang kalau Na Ri juga
merasa senang.
“Apa yang
membuatmu senang?” tanya Na Ri
“Sunbae...
Seseorang seperti Nan Gil... adalah paling banyak satu dalam sejuta. Jangan
cemburu hanya perempuan lain seperti dia.” Pesan Yeo Joo, Na Ri mengaku tidak
cemburu. Yeo Joo tiba-tiba memeluk Na Ri.
“Aku juga
ucapkan Terima kasih.Berkat kau,aku jadi semakin dewasa, setidaknya sedikit.”
Kata Yeo Joo, Na Ri menyindir kalau manusia itu tidak berubah. Keduanya pun
tertawa bersama.
Mereka
pun berpisah dan Na Ri melihat kembali foto-foto Nan Gil pada SNS dengan
bebarapa artis, senyumanya terlihat bahagia karena Nan Gil sekarang berbeda.
Sementara Nan Gil sedang sibuk mengajar para waralaba membuat adonan kulit
dumpling.
“Adonan kulit
adalah setengah dari rasa pangsit, jadi kau harus mengaduk dengan perasaan. Ingat
bagaimana rasanya saat itu diremas dengan cara terbaik.” Ucap Nan Gil lalu
menyerahkan tugasnya pada Yong Kyu
“Baiklah
kalau begitu. Aku akan mengambil alih dan memeriksa adonanmu.”kata Yong Kyu
tapi pandangan semuanya tertuju pada Nan Gil yang berjalan pergi.
Nan Gil
sibuk membereskan meja, tiba-tiba dikagetkan dengan panggilan Wan Shik dengan
senyuman lebar. Wang Shik melihat Tempat ini belum berubah. Nan Gil melihat temanya
tak percaya, lalu menawarkan kalau akan berkerja direstoran Wan Shik mengejek
temanya itu bodoh.
“ Apa kau
pikir aku akan bekerja di bawahmu?” ucap Wan Shik, Nan Gil seperti tak sadar
lalu menawarkan dumpling dengan isi kimchi atau tahu.
Nan Gil
terburu-buru keluar dari restoran dan melihat Na Ri sudah ada datang dengan
membawa koper padahal ingin menjemput diterminal bus, dan seharusnya menelepon
dari terminal atau naik taksi karena khawatir akan kedinginan Na Ri kedinginan,
Na Ri mengaku tidak kedinginan karena naik taksi dan jalan dari terminal.
“Aku
merindukanmu.” Tanya Nan Gil mengakuinya, Na Ri bertanya seberapa banyak
rindunya itu. Nan Gil menjawab “Banyak.” Na Ri ingin tahu banyak seperti apa.
“Setiap
kali aku mengaduk adonan atau membuat pangsit. Dari saat aku terbangun sampai
aku tertidur.” Kata Nan Gil, Na Ri tersenyum mendengarnya.
Keduanya
pun duduk bersama, Na Ri mengatakan akan mencari tempat di Seoul. Nan Gil
menanyakan alasanya, Na Ri merasa kalau Akan
melelahkan untuk bolak-balik, dan bisa datang berkunjung jadi ingin sendirian.
Nan Gil langsung menolaknya.
“Aku
tidak perlu izin. Kau bukan ayah tiriku.” Tegas Na Ri, Nan Gil juga tahu kalau
bukan ayah tirinya.
“Ada
sebuah kamar studio bagus yang tersedia.” Ucap Na Ri
“ Kalau
begitu dapatkan tempat itu, maka Aku akan bolak-balik dari sana.” Ucap Nan Gil
Na Ri
binggung dengan ucapan Nan Gil, Nan Gil menyuruh Na Ri meminum kopinya. Na Ri
menolak karena ingin berhenti dan tidak bisa tidur. Nan Gil tetap ingin Na Ri
menghabiskanya, Na Ri tetap menolak lalu menyadarkan kepala di bahu Nan Gil
karena lelah karena penerbangan yang panjang.
Nan Gil
meliriknya dan melihat Na Ri sudah memejamkan matanya lalu memanggilnya, Na Ri
masih menyahut seperti setengah tertidur. Saat ketiga kali memanggilnya Na Ri
sudah tertidur pulsa, Nan Gil pun meminum habis kopi dalam cangkir dan terlihat
tulisan (Maukah kau menikah denganku?) wajahnya pun hanya bisa melas karena tak
berhasil membuat Na Ri melihatnya.
Nan Gil
membuat tulisan berjalan dengan ponselnya “Menikahlah denganku.” Serta
mengunakan topi pesta seperti anak kecil. Na Ri
tiba-tiba datang, Nan Gil yang panik malah menyembunyikan ponselnya, Na
Ri bertanya apa yang sedang dilakukanya, Nan Gil pun buru-buru melepaskan
topinya lalu pergi.
Malam
hari, Nan Gil sedang membuat adonan kulit. Na Ri datang melihat sebuah boneka
diatas meja restoran, Nan Gil tersenyum karena Na Ri menyadarinya. Na Ri merasa
kalau seorang pelanggan pasti meninggalkannya. Nan Gil pikir tak mungkin
pelanggan Meninggalkan sesuatu sebesar
ini lalu menekan bagian tubuh boneka.
“Hei... Kenapa
kau menyentuh bonekanya?” kata Na Ri heran, Nan Gil pun terlihat gugup menarik
tanganya.
“Aku akan
terbang besok pagi, jadi akan tidur lebih cepat.” Kata Na Ri, Nan Gil mengerti
dan Na Ri pun pergi meninggalkan restoran.
Nan Gil
yang kesal memukul kepala beruangan dan terdengar suaranya, “Menikahlah
denganku.” Beberapa kali. Na Ri yang belum keluar restoran tersenyum mendengar
cara Nan Gil ingin melamarnya tapi tak berhasil.
Nan Gil
dan Na Ri pergi ke sekolah mereka dulu, Nan Gil mengingat saat masih SD melihat
Na Ri yang duduk diatas permainan. Setelah beranjak remaja, Nan Gil diam-diam
melihat Na Ri dengan membawa payung ketika hujan turun. Saat dewasa, Nan Gil
juga melihat Na Ri dengan seragam pramugari berjalan di samping mobilnya.
Mereka
bertemu saat didepan pemakanan ibu Na Ri, dengan Nan Gil yang berpura-pura
kalau tidur siangnya sangat nikmat. Na Ri mengingat itu sebagai pertemuan
pertamanya, lalu Nan Gil yang mabuk jatuh dipelukanya meminta agar
mempercayainya.
Na Ri pun
berlari memeluk Nan Gil dengan memeluknya sangat erat, meminta maaf sambil
menangis karena tidak mengingat apapun. Lalu Nan Gil menciumnya untuk
menyatakan perasanya yang tersimpan cukup lama. Ia juga mengucapkan selamat
datang pada Nan Gil pada kehidupanya Hong Na Ri. Nan Gil pun memberikan
ciumanya setelah melewati kesempatan beberapa kali.
Nan Gil
mengajak Na Ri masuk ke dalam sekolah mereka dulu, mereka pun masuk ke dalam
sebuah kelas dengan papan dengan banyak lukisan yang tertempel. Na Ri berhenti
saat melihat sebuah gambar sepasang pengantin dengan tertulis sebuah lamaran [Hong
Na Ri, maukah kau menikah dengaku?]
“Pertama
kali aku mengatakan apa yang aku rasakan... aku mengatakn “Maafkan aku... karena
sudah mencintaimu.” Aku menyesalinya.
Lalu Kedua kalinya...Aku mengatakan “Ayo kita berkencan sebagai pasangan biasa yang
bisa melakukan apa saja.” Aku pikir kita akan berpisah. Sekarang, akhirnya, Aku
berjanji untuk menghabiskan setiap saat bersamamu.” Ungkap Nan Gil mengingat
semua ucapanya.
“Hong Na Ri...
Maukah kau menikah denganku?” kata Nan Gil melamarnya dengan sekotak cincin, Na
Ri pun mengangguk setuju, lalu Nan Gil pun memasangkan cincin dijari Na Ri.
Keduanya pun terlihat bahagia.
Yong Kyu
dkk sedang bersiap-siap. Joon membahas tentang Yong Kyu dan Duk Shim apakah yang
tetap berhubungan. Yong Kyu pikir Duk Shim
baik-baik saja karena ia memiliki banyak penggemar gadis selain Duk
Shim, Joon mengejek menurutnya bukan
gadis tapi para Ahjumma.
“Apa kau
tidak melihat para siswa berbaris untuk bisa berfoto?” ucap Yong Kyu membela
diri.
“Terserah.
Mereka semua adalah Ahjumma.” Ucap Ha Ni, Yong Kyu kesal menyuruh mereka
mengerjakan perkerjaan sendiri saja dan bergegas pergi.
Yeo Joo
datang menjenguk ayahnya dengan membawa kue, ibunya pun membagikan pada pasien
sebelahnya dengan bangga mengatakan
kalau anaknya itu pramugari. Yeo Joo tersipu malu mendengarnya. Ayahnya
pun dengan bangga kalau anaknya itu sangat cantik. Ketiganya terlihat bahagia.
Bahkan Yeo Joo mau menyuapi kue untuk ayahnya.
Tuan Kwon
terlihat memberikan perhatian pada anaknya dengan bermain dengan anak bungsunya
dan juga Duk Shim. Duk Bong masuk ruangan melihat keluarganya, Tuan Kwon
bertanya kenapa Duk Bong masih betah tinggal didesa padahal tidak akan
membangun resort.
“Berkemas...
dan kembali ke perusahaan”Ucap Tuan Kwon
“Keluarga
kita akhirnya pulih. Jadi Biarkan aku bebas.” Kata Duk Bong
“ Dia
benar... Sangat menyenangkan untuk sesekali turun ke desa” ucap Nyonya Kwon,
Soon Rye datang ke ruangan.
“Apa kau
tidak bisa memakai sesuatu yang berbeda?” keluh Tuan Kwon, Soon Rye mengaku
kalau itu adalah gaya pakaianya.
Nyonya
Kwon berisik pada anak bungsunya, Kwon junior memanggil ayahnya dan bersikap
manja di pelukan ayahnya. Tuan Kwon yang selama ini dingin memeluk anaknya
dengan wajah bahagia bahkan bersikap mengikuti gaya anak bungsunya.
Tuan Hong
dan Paman Shin duduk bersama dengan Nan Gil dan Na Ri didepanya, Tuan Hong
bertanya kapan mereka akan menikah dan mengusulkan pada musim semi saja, karena
akan menyenangkan pada saat bunga sedang bermekaran. Paman Shin pun menyuruh
mereka cepat saja menikah, Nan Gil dan Na Ri hanya tertawa.
“Mencintai seseorang... adalah
mencintai orang itu keluarga mereka, dan sejarah mereka.”
Keduanya
pun membuat dumpling di restoran, Nan Gl memberikan nama adonan dumplingnya
kalau Pangsit Hong adalah milik Hong Na
Ri, lalu Na Ri menyahut kalau itu milik Ko Nan Gil juga.
“Dan mencintai seseorang... adalah
melewati jalan hidup bersama seperti keluarga.”
Keduanya
berjalan bersama di pingir danau dengan saling bergandengan tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar