PS : All
images credit and content copyright :MBC
Pelatih
Choi kembali ke kampus dengan mengeluh dirinya itu gila dan memalukan karena
bisa tidur di rumah Tuan Kim, Pelatih Yoon menyapnya melihat kalau ia
menggunakan baju yang sama dan berpikir kalau tidak pulang ke rumah tadi malam.
Pelatih Choi mengelak kalau ia pulang,
tapi karena menyukai baju seperti itu jadi punya banyak. Pelatih Yoon
merasa kalau model bajunya tak terlalu bagus. Pelatih Choi hanya bisa terdiam.
Semua
persenam menimbang berat dan semuanya lulus dengan berat badan 45kg. Pelatih
Sung pikir tak mungkin semua bisa lulus uji timbangan lalu berpikir kalau Timbangannya
tidak mungkin salah lalu seperti bicara dengan cermin mencari sesuatu dalam
timbangan dan menemukan kertas yang terselip.
“Aku tahu
itu. Apa Kau pikir aku tidak akan tahu dengan kertas ini?Jadi Siapa pelakunya?”
ucap Pelatih Sung, Semua hanya diam termasuk Si Ho
“Apa kau
tidak akan mengatakannya padaku? Baiklah, mulai besok, kita akan menggunakan
timbangan elektronik yang akurat.” Kata pelatih Sung, semua pun bubar.
“Kenapa kau
ada disini jam segini?” tanya Juniornya,
Si Ho membuka jaket dengan pakaian senam didalamnya mengatakn kalau ingin
latihan.
Bok Joo
pun mulai latihan untuk naik kelas beratnya, Woo Bin juga mendapatkan pelatihan
dari Pelatih Yoon. Tuan Kim tiba-tiba datang menyapa Profesor Yoon dan Pelatih
Choi bersama dengan Dae Ho. Pelatih Choi melihat Dae Hoo memalingkan wajahnya
karena malu.
“Astaga,
kau tidak bisa libur saat akhir pekan karena Bok Joo. Aku membawakan banyak
makanan untuk kalian.” Ucap Tuan Kim, Pelatih Yoon pikir hanya melakukan tugas
mereka saja sebagai pelatih lalu menyuruh pelatih Choi membawa makanan.
“Pelatih
Choi, aku bertemu lagi denganmu setelah tadi pagi.” Bisik Tuan Kim mengodanya,
Pelatih Choi panik buru-buru segera membawa semua makanan ditempat penyimpanan.
Bok Joo
melihat ponselnya yang bergetar dan telp dari Jae Yi, akhirnya ia pamit pergi
dengan alasan ingin pergi ke toilet.
Di depan
taman, Bok Joo akhirnya kembali menelp Jae Yi dengan meminta maaf karena
sebelumnya tidak mengangkat teleponya. Jae Yi pikir Bok Joo akanm embuat janji
minggu ini tapi tidak menghubungi sama
sekali dan bertanya apakah terjadi sesuatu.
“Sebenarnya...”
ucap Bok Joo ragu, Jae Yi meminta agar Bok Joo mengatakan saja.
“Sebenarnya,
sepertinya... aku tidak bisa datang ke klinik lagi.” Kata Bok Joo, Jae Yi
bertanya apkah ia benar-benar tidak bisa datang sama sekali. Bok Joo terlihat
kebinggungan mencari alasanya.
“Sebenarnya...
Aku akan sekolah di luar negeri.” Ucap Bok Joo, Jae Yi kaget dan berpikir kalau
Bok Joo akan belajar Cello di Jerman.
Bok Joo
pun membernakan saja, Jae Yi pikir Itu terdengar bagus dan seharusnya memberim
selamat, tapi merasa sedikit sedih karena Rasanya seperti berpisah dengan teman
dekat. Dan berpesan kalau memberikan tanda tanganya kalau sudah terkenal
nantinya. Bok Joo menahan tangisnya mengucapkan salam perpisahanya, dan setelah
menutup telp tangisnya pun tumpah.
“Berhenti
menangis, Bok Joo.... Ini bukan sesuatu yang harus kau tangisi.... Berhentilah.”
Ucap Bok Joo berusaha menenangkan dirinya tapi tetap saja tak berhenti
menangis.
Joon
Hyung akan keluar dari kampus ke pakiran sepeda, menerima telp Bok Joo bertanya
ada apa dengan suaranya, Bok Joo memceritakan sudah menghubungi Dr. Jung dan
mengatakan padanya... kalau tidak bisa datang lagi ke klinik. Joon Hyung ingin
tahu yang dikatakan kakaknya.
“Dia
tidak banyak bicara.” Ucap Bok Joo menangis, Tapi Joon Hyung bisa mendengar Bok
Joo menangis
“Dimana
kau? Apa kau sudah ada di luar?” tanya Bok Joo, Joon Hyung mengaku masih ada
dikamar dan menanyakan keberadan Bok Joo, akhirnya ia kembali mengunci
sepedanya dan berlari pergi.
Bok Joo
melempa koin yang diberikan Joon Hyung ke kolam pengharapan. Joon Hyung
bertanya Apa keinginannya akhir-akhir ini. Bok Joo berharap orang yang disukai
akan menyukainya juga, tapi menurutnya itu tak mungkin Walaupun begitu masih
saja berharap itu secara tidak sadar karena kalau tidak, akan merasa sedih.
“Apa
alasan yang kau berikan saat kau bilang tidak akan ke klinik lagi?” tanya Joon
Hyung
“Aku
bilang akan sekolah di luar negeri Untuk bermain cello.” Ungkap Bok Joo, Joon
Hyung merasa Bok Joo sudah
memikirkan dengan hati-hati dengan
menahan tawa. Bok Joo memperingatakan tak tertawa karena semua itu disebabkan
oleh Joon Hyung.
“Maafkan
aku, tapi aku tidak menginginkan itu terjadi.” Ucap Joon Hyung merasa tak enak,
Bok Joo pun tak ingin membahasnya lagi karena
sudah terjadi.
“Bukan hanya
kau yang harus disalahkan. Aku menyalahkan cinta.” Kata Bok Joo
“Kau
mungkin bisa jadi puitissetelah cintamu bertepuk sebelah tangan.” Ejek Joon
Hyung
“Aku
lebih sentimental dari yang kau pikirkan. Sejujurnya, inilah yang membuatku
merasa terluka. Sampai akhir, aku harus berbohong pada Dr. Jung. Aku ingin bisa
jujur padanya setidaknya sekali.” Ungkap Bok Joo merasa menyesal.
Joon
Hyung menasehati agar Jangan terlalu
banyak berpikir karean bisa sakit kepala, jadi lebih baik anggap saja sebagai
cinta pertamnya dan membiarkanya pergi menurutnya kalau h cinta terakhir lebih
penting bagi wanita daripada cinta
pertama. Bok Joo rendah diri kalau merasa
tidak akan pernah menemukan cinta lagi dan mungkin akan melakukan angkat
besi sampai mati.
“Kau
hanya mengasihani dirimu sendiri.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo merasa itu kenyataannya.
“Aku
harus kembali ke realita dan fokus pada angkat besi.” Kata Bok Joo pasrah, Joon
Hyung terlihat kasihan lalu duduk didepan Bok Joo bertanya jam berapa selesai
latihan hari ini, lalu mengajaknya untuk pergi ke club karena sekarang saatnya
Bok Joo mentraktirnya.
“Tidak,
mungkin lain kali, karena Aku tidak punya cukup tenaga.” Kata Bok Joo menolak
“Kalau
begitu bagaimana dengan nonton film? Aku akan mentraktirmu semuanya termasuk
popcorn dan minumannya. ” Ucap Joon Hyung, Bok Joo tak percaya
mendengarnya.
“Biasanya,
aku tidak pergi ke bioskop dengan temanku karena itu buang-buang waktu, tapi
aku sudah berbuat kesalahan, dan kau juga sudah memberiku beberapa koin. Aku
selalu mengembalikan apa yang aku terima. Jadi Bagaimana menurutmu?Kau mau
pergi, kan?” kata Joon Hyung mencoba mengajaknya pergi. Bok Joo pun bertanya jam berapa menontonya,
Joon Hyung mengatakan akan menonton
apapun yang diinginkan
Si Ho
duduk sendirian di ruang TV dengan menonton Shopping King Louie, Nan Hee dan
Sun Ok akan pergi menonton TV melihat Si Ho yang ada disana seperti ingin memukulnya karena geram dengan sikapnya. Si
Ho menengok melihat keduanya, Akhirnya dua teman Bok Joo memilih untuk
meninggalnya.
Wajah Si
Ho terlihat benar-benar sangat tertekan dengan semua masalahnya, lalu mengambil
snack dalam kulkas. Beberapa saat kemudian, wajah Si Ho terlihat pucat dan
masuk ke sebuah apotik merasa sakit perut. Apoteker yang melihat wajah Si Ho
yang pucat memberikan obat dan meminta agar pergi ke dokter kalau masih belum
baikan. Si Ho mengerti lalu keluar dari apotik, tapi akhirnya tubunya malah
jatuh pingsan. Si pegawai apotik yang melihatnya langsung berlari menghampiri
dengan wajah panik.
Joon
Hyung menuangkan air untuk ayahnya, Nyonya Lee datang memberikan sebuah hadiah
mengatakan kalau itu dari kanada, karena
Hari Natal sebentar lagi, menurutnya sang ibu pasti mengingatnya setiap tahun dan pasti sangat
menyayanginya. Joon Hyung terdiam karena mengetahui kebenaranya kalau yang
memberikan hadiah itu adalah paman dan bibinya.
Nyonya
Lee meminta agar Joon Hyung membukanya, Joon Hyung pun membukanya ternyata
sepasang sepatu kets dengan itu memang seleranya. Joon Hyung melihat itu
sepertinya model terbaru dan mencobanya, ternyata sangat pas. Tuan Jung
berkomentar sudah pasti tentang pas dengan kakinya. Nyonya Lee melirik suaminya
karena takut Joon Hyung curiga.
“Ah, itu
benar-benar cocok denganmu. Bagaimana dia bisa tahu ukuran sepatumu?” ucap Tuan
Jung mencoba untuk menutupi
kebohonganya.
“Wahh..
Aku sangat terkesan, ternyata Ibu dan anak pasti punya ikatan batin.” Komentar
Nyonya Lee agar Joon Hyung tak curiga.
Joon
Hyung merasa tak enak hati dan meminta izin harus segera pergi, Nyonya Lee
pikir mereka bisa makan bersama, Joon Hyung mengataankalau akan akan makan
nanti saja. Setelah Joon Hyung pergi, Nyonya Lee berbisik pada suaminya kalau
se harusnya tidak membeli yang pas dengan ukurannya tapi ukurannya lebih besar. Tuan Jung pikir
kalau tidak bisa membeli yang lebih
besar hanya karena alasan itu karena tidak akan bisa memakainya.
Joon
Hyung duduk dikamarnya dengan melihat beberapa kartu pos dari ibunya[Untuk
anakku tersayang, Joon Hyung] lalu teringat dengan pertanyaan Dokter Kim kalau
apakah ia tidak ingin mencarinya dan
berharap akan bisa menghadapi masalah itu. Ia pun mengerti keyword [Cara mencari seseorang di Kanada]
lalu tiba-tiba ponselnya berdering dari Si Ho dengan wajah malas mengangkatnya.
Bok Joo
sudah ada didepan bioskop sendirian, mengeluh kesal karena Joon Hyung belum
juga datang dan berpikir kalau membeli tiketnya sekarang. Ia melihat sekeliling
banyak orang yang sedang berpasangan saling bermesraan, dengan kesal kalau itu
membuatnya sakit mata dan mencari tempat sepi.
Joon
Hyung sudah ada didalam taksi dengan Si Ho yang duduk disampingnya, dengan
wajah perhatian bertanya apakah kepalanya masih terasa sakit, Si Ho
mengelengkan kepalnya. Joon Hyung pikir Si Ho akan baikan karena sudah
disuntik. Si Ho meminta maaf karena Joon Hyung satu-satunya orang yang bisa
dipikirkan untuk meminta tolong.
“Bukankah
kau harusnya pulang ke rumah dan bukannya di asrama?” pikir Joon Hyung
“ Orangtuaku
akan segera bercerai. Di rumah semuanya akan terasa kacau. Jika aku pulang ke
rumah, maka aku akan merasa sakit lagi. Aku tidak tahu, tapi kami juga
kehilangan rumah. Kami tidak bisa membayar hutang-hutangnya.Supaya aku bisa
tetap sekolah senam, keluargaku sudah melakukan terlalu banyak pengorbanan.”
Ungkap Si Ho, Joon Hyung terdiam seperti tak percaya dengan masalah yang
dihadapi Si Ho
“Aku
merasa terbebani dengan itu, dan pengorbanan yang dilakukan keluargaku
menimbulkan luka untuk mereka. Aku mungkin tidak akan memulainya kalau saja aku
tahu seberapa sulit ini. Aku terlalu muda saat itu, dan tidak bisa berhenti
sekarang. Aku sudah terlalu jauh untuk berhenti.” Cerita Si Ho.
Bok Joo
masih menunggu sampai ketiduran, bertanya-tanya apakah Joon Hyung akan datang
atau tidak. Joon Hyung mengandeng tangan Si Ho saat berjalan agar tak terjatuh.
Si Ho pikir harus terus sakit karena senang melihat Joon Hyung yang merawatnya
seperti sekarang. Joon Hyung melihat ponselnya bergetar dan langsung panik
karena punya janji dengan Bok Joo.
“Hei. Kau
bisa sendirian dari sini, kan? Aku harus bertemu seseorang.” Ucap Joon Hyung
“Bisakah
kau tinggal denganku sedikit lebih lama?” kata Si Ho merengek dengan
memeluknya, Joon Hyung melepaskanya, karena harus pergi dan sudah terlambat
berpesan agar minum obat.
Bok Joo
meluapkan amarahnya, karena Joon Hyung mempermainkanya dan merasa kalau dirinya
itu tak punya banyak waktu luang. Ia mengumpat kalau Joon Hyung benar-benar
tidak bisa percaya padanya dan tak menganggapnya sebagai teman lagi, dan ia
mulai menghabisi semua musuh dengan tembakan bermain games. Sementara Joon
Hyung baru sampai mencoba menelp tapi di angkat dan terdengar suara teriakan
Bok Joo dari area permainan.
“Apa Kau
akan membawaku ke bioskop dan akan mentraktirku? Lebih baik Mati kau
sekarang.Mati, mati, mati! Aku akan menembakmu sampai mati!” ucap Bok Joo, Joon
Hyung ketakutan melihat Bok Joo yang melampiaskan amarahnya lalu berjalan
mendekatinya, Bok Joo sempat meliriknya dan sempat ingin memukulnya.
“Filmnya sudah
selesai. Kenapa kau datang?” sindir Bok Joo, Joon Hyung meminta maaf. Bok Joo
menyuruh Joon Hyung jangan menganggunya karena sedang bermain games. Joon Hyung meminta maaf dan Bok Joo mengumpat
temanya itu penipu.
Bok Joo
berjalan dengan cepat, Joon Hyung mengejarnya dan terus meminta maaf, Bok Joo
tauhu Joon Hyung benar-benar merasa bersalah, tapi tidak bisa mengatakan alasan mempermainkannya
dan benar-benar ingin menghajarnya. Joon
Hyung penuh menunjuk kearah dadanya kalau memang Bok Joo ingin menghajarnya.
“Tidak
ada seorang pria pun yang pernah mempermainkanku sebelumnya.” Tegas Bok Joo
kesal
“Aku berani
bertaruh kau belum pernah pergi ke bioskop dengan seorang pria.” Balasa Joon
Hyung, Bok Joo langsung memukul lenganya.
Joon
Hyung mengikutinya berpikir kalau sudah dimaafkan karena Bok Joo sudah
memukulnya, lalu merayunya untuk mentraktir daging babi panggang, Bok Joo
merasa Daging babi tidak cukup bagus untuk menebus dosanya dan ingin makan
daging sapi, Joon Hyung menghela nafas kalau ia nanti tak memakanya.
Bok Joo
berhenti melihat warung tenda, Akhirnya Joon Hyung melihat beberapa tusuk sate
yang sudah dimakan Bok Joo, tak percaya kalau setelah makan ini bisa makan
daging panggang. Bok Joo merasa tidak makan terlalu banyak karena odeng tidak
terlalu mengenyangkan. Joon Hyung pun membantu Bo Joo makan agar tak melukai
mulutnya dengan tusuk sate.
“Ah,
kekasihmu sangat manis.... Beruntungnya.” Komentar Si bibi penjual, Bok Jo
mengaku kalau Joon Hyung bukan pacarnya.
“Lalu,
apa dia suamimu? Kau pasti menikah muda. Kalian berdua masih terlihat muda.”
Kata si bibi, keduanya bersama-sama kalau mereka belum menikah. Joon Hyung pun mencoba untuk
tak canggung dengan menyuruh Bok Joo makan lebih banyak lagi.
Keduanya
pun masuk ke dalam asrama, Joon Hyung merasa tak pecaya kalau Bok Joo bisa
makan segalnya di warung tenda dan juga
masih makan empat porsi daging. Bok Joo mengatakan kalau makanan tadi tidak terlalu mengesankan di timnya. Joon
Hyung melihat Bok Jo memang benar-benar
luar biasa.
“Ngomong-ngomong,
terima kasih makanannya, Joon Hyung.. Berkatmu, aku bisa melepaskan stressku.”
Kata Bok Joo bahagia
“Baiklah.
Pastikan kau makan obat untuk mencerna
semua makananmu sebelum tidur.” Ucap Joon Hyung
“Aku
sudah mencerna semuanyadan Kau menghabiskan banyak uang hari ini. Tapi, kau
memang harus menebus kesalahan yang telah kau lakukan.” Komentar Bok Joo
“Ya. Aku memang
teman yang buruk jadi benar-benar minta maaf.” Kata Joon Hyung sinis
Bok Joo
melihat Joon Hyung yang bersikap sinis padanya, dengan memiting kepalnya kalau masih belum
belajar dari kesalahannya. Joon Hyung menjerit menerima pitinganya, di lantai
atas Si Ho melihat kedekatan Joon Hyung yang Bok Joo membuatnya semakin
cemburu.
Ia pun
masuk kamar dan langsung mengambil ponsel lalu menghapus semua foto dengan Joon
Hyung yang masih disimpan, lalu menangis seperti menyesal karena sudah
menghapusnya karena emosi sesaat.
Woon Gi
dan Bok Joo berlatih di ruangan, Sementara Nyonya Lee datang menemui anaknya di
klinik. Dua pegawainya menyapa karena Sudah lama tidak bertemu. Nyonya Lee
mengaku sibuk akhir-akhir ini. Jae Yi keluar ruangan bertanya kenapa ibunya
datang ke klinik.
“Aku
membawakanmu japchae dan makanan lainnya untuk kalian.” Kata Nyonya Lee
“Ini pasti
untuk ulang tahun Dr. Jung. Terima kasih, Ny. Lee.” Ucap Dua pegawainya.
“Kau
tidak perlu melakukannya, karena Aku akan membelikan mereka makan malam.” Kata
Jae Yi, Nyonya Lee pikir anaknya itu masih
bisa membelikan mereka makan malam lalu mengajaknya untuk sedikit menjauh.
Nyonya
Lee memberikan kotak makan lain agar diberiakn pada Ah Young. Jae Yi terlihat
kaget karena sebelumnya membuat temanya kecewa. Nyonya Lee tahu Ah Young tinggal sendirian jadi tak tahbi bisa memasak
makanan yang sehat untuk dirinya sendiri jadi membungkuskan beberapa lauk juga
dan haus memberikan hari ini karena tahu
makanannya basi.
Jae Yi
pikir ibunya tak perlu memalukan itu, tapi Nyonya Lee merasa kalau yang
diberikan tidak banyak, karena sudah seharsunya bisa berbagi makanan dengan
teman anaknya dan juga memang harus
membagi makanan saat hari ulang tahun seseorang supaya umurnya panjang. Jae Yi
bertanya apakah itu memang alasan sebenarnya. Ibunya pikir memang apa lagi, dan
menduga-duga kalau mereka berdua lebih dari sekedar teman.
“Aku
merasa berterima kasih karena Ibu
perhatian pada temanku, tapi jangan mengharapkan sesuatu yang lebih. Aku tidak
ingin kehilangan temanku.” Ucap Jae Yi
“Ah. Ibu
tidak mengatakan apapun.Aku berbuat baik padanya,supaya kau bisa tetap jadi
temannya. Lain kali, undang dia ke rumah kita. Katakan padanya aku merasa
kesepian karena tidak punya anak perempuan.” Kata Nyonya Lee, Jae Yi mengangguk
mengerti.
Bok Joo
kembali berlatih mengangkat bebanya, Pelatih Choi melihat kalau Bok Joo sudah 80 persen sukses. Pelatih Yoon
meminta agar bisa membuatnya jadi 90 persen, tapi menyuruhnya agar istirahat
lebih dulu. Bok Joo mengaku bisa melakukanya, dua temanya pun memberikan
semangat. Bok Joo mencoba mengangkatnya, tapi yang terjadi malah mengaduh
kesakitan dibagian pinggungnya.
Dua
temanya panik, Bok Joo merasa kalau otot pinggangnya kram Pelatih Yoon pun
meminta Bok Joo Pergilah ke ruang kesehatan karena terlihat tidak baik-baik saja
dan tidak mau ini semakin memburuk.
Joon
Hyung mengemudikan sepedanya melihat Bok Joo berjalan sendirian lalu bertanya
mau pergi kemana, Bok Joo mengatakan akan pergi
ke ruang kesehatan dan menyuruh Joon Hyung pergi dan tak perlu
memperdulikanya. Joon Hyung merasa Bok
Joo itu terlukan saat latiha dan menyuruhnya agar bisa lebih berhati-hati lagi.
“Bagaimana
denganmu? Kau mau kemana?” tanya Bok Joo
“Aku akan
memberikan kakakku... Ah. Aku hanya mau keluar.” Kata Joon Hyung tak ingin
membuat Bok Joo sedih.
“Hei.. Jika
kau menyebutkan namaku pada Nn. Go, maka dia akan mengobatimu dengan lebih
baik.” Teriak Joon Hyung sebelum pergi.
Joo pun
berjalan pergi. Joon Hyung melihat jalan Bok Joo berpikir kalau lukanya seperti
tak parah dan menurutnya harus bicara dengan hati-hati karena tak ingin
keceplosan berbicara tentang kakaknya.
Joon
Hyung sibuk menaruh hadiahnya diatas meja, lalu memindahknya merasa kalau harusnya menyimpannya di tempat yang bisa
dilihat semua orang. Ia memindahkan pada rak, tapi merasa tak cocok dan melihat
vas bunga diatas meja yang diberikan Bok Joo, lalu menyingkirnya dengan
menganti hadiah darinya.
Pegawai
datang membawakan minuman, lalu bertanya
apa hadiah ulang tahun untuk Dr. Jung. Joon Hyung memberitahu kalau itu speaker
dengan bangga kalau memiliki selera yang
bagus, dan bertanya apakah kakaknya sedang keluar karena sengaja ingin
menunjukan padanya. Pegawainya memberitahu Jae Yi pergi untuk menemui temannya dan mengatakan
akan pergi ke kampusnya.
Joon
Hyung pikir kakaknya akan bertemu dengan Ah Young lalu teringat sebelumnya Bok
Joo mengatakan akan pergi ke ruangan kesehatan.
Jae Yi
mengemudikan mobilnya menelp Ah Young kalau ibunya membawakan beberapa makanan untuknya. Ah
Young menyindir apakah ia boleh menerimanya,
dan jika menerimnya apakah Jae Yi akan menceramahinya lagi. Jae Yi
mengaku bersalah dan tidak akan
melakukan itu.
“Ngomong-ngomong,
sepertinya ibuku menyukaimu waktu itu” kata Jae Yi
“Hei.
Tapi aku tidak bisa keluar sekarang. Ada murid yang punggungnya sakit.” Ucap Ah
Young, Jae Yi pun akan mengantar sendiri saja ke ruanganya.
Joon
Hyung keluar dari tempat kakaknya berusaha menelp Bok Joo tapi tak diangkat.
Bok Joo sedang tertidur dengan bagian punggungnya yang sedang dikompres, Ah
Young melihatnya meminta agar membiarkanya selama 20 menit dan tak perlu obat pereda rasa sakit.
Tae Kwon
terlihat bahagia menerima telp dari temanya, Joon Hyung sambil memberhentikan
taksi meminta temanya agar Pergilah ke ruang kesehatan dan keluarkan Bok Joo
dari sana dan tak boleh Jae yi sampai melihatnya, meminta agar temanya
melakukan saja yang diperintahnya.
Nan Hee
dan Sun Ok akan keluar bertemu dengan Tae Kwon. Tae Kwon bersyukur bisa melihat
dua teman Bok Joo mengatakan kalau keadaan darurat meminta harus pergi ke
tempat parkir, dan cari mobil SUV abu-abu yang baru datang.
“Setelah
itu, tahan pengemudinya apapun yang terjadi. Ini karena kakaknya Joon Hyung ada
di dalam mobil itu. Joon Hyung bilang kalau dia sampai ke ruang kesehatan, maka
akan bertemu Bok Joo.” Kata Tae Kwon
Keduanya
pun bergegas untuk segera pergi ke parkiran berlari kencang, Nan Hee sempat
mengeluh ternyata masa krisisnya belum lewat. Sun Ok pikir mereka tidak boleh
membiarkannya tahu dan terus berlari. Nan Hee melihat mobilnya dan mencoba
dengan berlari didepanya dan terjatuh.Sun Ok mulai memarahi pengemudinya, saat
itu si pengemudi keluar. Nan Hee kaget ternyata bukan Jae Yi dan bergegas pergi
karena ketakutan melihat si pengemudi seperti marah.
Tae Kwon
melihat Ah Young keluar ruangan dan mencoba masuk dengan memanggil Bok Joo dari
balik tirai, Bok Joo membuka tirai, Tae Kwon memberitahu kalau keadanya darurat
dan Bok Joo harus keluar sekarang karena
Kakaknya Joon Hyung sedang dalam perjalanan ke sini. Bok Joo melotot kaget.
“Aku
tidak tahu kenapa ini darurat,tapi Joon Hyung ingin kau keluar dari sini.” Kata
Tae Kwon, Bok Joo akan segera keluar tapi terdengar suara Jae Yi dan Ah Young
akan masuk ruangan, Bok Joo langsung menarik Tae Kwon dan bersembunyi di balik
tirai.
“Hei.
Tolong katakan terimakasih untuk ibumu Dan tolong katakan kalau aku tidak akan
menganggap ini apapun. Oke?” ucap Ah Young sengaja menyindirnya.
“Ah. Aku
membuat satu kesalahan, dan kau memberikanku saat-saat yang sulit.” Keluh Jae
Yi, Bok Joo yang ada dibalik tirai terlihat tegang.
“Kau harus
merasakan yang lebih sulit. Aku akan terus membicarakan itu.” Balas Ah Young,
Jae Yi pun meminta maaf.
Joon
Hyung akhirnya datang dengan nafas terengah-engah, Jae Yi binggung melihat
adiknya yang datang dan tahu sedang ada dikampusnya. Joon Hyung mengatakan
kalau sebelumnya pergi ke klinik untuk memberikan hadiah, lalu mengajaknya
agar makan patbingsu dengan Ah Young
juga.
“Hei.. Jangan
konyol. Ini dingin... Kau bahkan tidak suka hal yang manis. Kenapa kau
tiba-tiba ingin makan patbingsu?” ejek Jae Yi, Joon Hyung mengaku kalau sangat
menyukainya, Jae Yi pun mengajak Ah Young agar ikut bersamanya.
Ah Young
pun sedikit membuka tirai kalau akan keluar dulu sebentar jadi meminta agar
menunggu selama 5 menit lagi. Dan juga, pijat punggungnya saat malam. Bok Joo
menganguk mengerti, Joon Hyung pun mencoba mengalihkan pandangan kakaknya agar
tak melihat ke balik tirai. Bok Joo bisa
bernafas lega karena Joon Hyung akhirnya bisa membawa kakknya pergi.
Joon
Hyung kembali ke kampus dengan mengirimkan pesan pada Bok Joo “Jae Yi sudah
pergi, Kita sudah aman sekarang.” Ponselnya berdering, Ah Young menelp
memberitahu kalau ponselnya tertinggal, Joon Hyung pun terpaksa akan
mengambilnya. Bok Joo berjalan melihat pesan yang dikirimkan Jae Yi padanya.
“Sepertinya
kejahatan memang selalu mendapat ganjarannya.” Ungkap Bok Joo sedih, saat itu
Jae Yi naik mobil melewati Bok Joo yang sedang berjalan. Sepertinya ia sadar
dan langsung menghentikan mobilnya.
Ia turun
dari mobil dan melihat dibelakang jaket [Tim Angkat Besi Universitas Olahraga
Haneol] lalu memanggilnya, Bok Joo kaget dan melihat Jae Yi ternyata bisa
melihatnya sekarang, Joon Hyung baru saja sampai tak bisa berbuat apa-apa lagi
karena kakaknya sudah melihat semuanya.
bersambung ke episode 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar