PS : All
images credit and content copyright :MBC
Nan Hee
masuk kamar melihat Bok Joo yang masih tertidur padahal sudah terlambat dan
menyuruhnya untuk segera bangun. Sun Ok membuka selimutnya mengajak agar pergi
ke kantin dengan membelikan sosis. Bok Joo langsung menolaknya.
“Jangan
bicara omong kosong.Kau melewatkan sarapanmu.Bagaimana bisa kau menolak sosis?”
rengek Nan Hee meminta agar Bok Joo bangun.
“Tinggalkan
aku sendiri.Aku ingin tidur.” Kata Bok Joo benar-benar tak punya gairah.
Nan Hee
mengejek Bok Joo itu putri tidur, Sun Ok mengajak pergi saja karena mungkin Bok
Joo kelelahan setelah pertandingan. Nan Hee heran kalau bukan hanya Bok Joo
yang ikut kompetisi itu tapi kenapa hanya Bok Joo yang selelah itu, Sun Ok
berharap Ketika Bok Joo bangun nanti bisa seceria dulu lalu mengajak Nan Hee
pergi. Bok Joo hanya bisa menangis sendirian dalam kamarnya.
Nan Hee
mengeluh dengan Bok Joo itu yang tak bisa dimengertinya, menurutnya
Pertandingan sudah selesai jadi seharusnya merasa lega, tapi kenapa masalah
tingkahnya seperti itu. Ditambah lagi menjadi juara pertama. Sun Ok juga merasakan hal yang sama, tapi ia
melihat Bok Joo yang bekerja keras untuk menaikkankelas beratnya.
Ia pikir
Bok Joo Mungkin merasa sedikit hampa. Nan Hee pun juga tak tahu karena tidak
pernah jadi juara pertama. Tae Kwon lewat didepan mereka, Nan Hee langsung
memanggilnya. Sun Ok mengeluh meminta jangan memanggilnya karena terlalu
berisik. Nan Hee pikir Tae Kwon itu baik dan semakin melihatnya, maka semakin
berpikir kalau dia imut.
“Jika aku
tidak juga mendapat pacarsampai akhir tahun ini, maka aku akan menggodanya dan
membuatnya jadi kekasihku.” Kata Nan Hee centil
Ketiganya
pun duduk bersama Tae Kwon menceritakan saat Bok Joo datang masuk ke tempat
latihan renang dan mengajak Joon Hyung keluar, melihat reaksi dua teman Bok Joo
seperti belum mengetahuinya.
“Dia kelihatannya
sangat marah.Sejak saat itu, Joon Hyung jugajadi senang marah-marah.Sepertinya
sesuatu terjadi diantara mereka berdua.” kata Tae Kwon. Sun Ok bertanya-tanya
sebenarnya apa yang terjadi pada mereka berdua
““Bukankah
itu sudah jelas?Aku tahu ini akan terjadi suatu hari nanti.Baik wanita atau
pria,jika kau terlalu dekat dengan seseorang maka pada akhirnya kau akan
melewati batas.” Kata Tae Kwon, keduanya terkejut.
“Joon
Hyung pasti sudah terlalu banyak menggodanya...dengan memanggilnya
"Gendut". Padahal Aku sudah menyuruhnya untuk tidakmelakukan itu
berkali-kali,tapi sepertinya dia bertengkarbesar dengan Bok Joo.” Jelas Tae
Kwon, Nan Hee mengaku sangat kaget saat Tae Kwon mengatakan keduanya sudah
melewati batas.
“Ah, aku
pikir maksudmu adalahsesuatu yang lain. Tidak ada kesempatan sedikitpununtuk
hal seperti itu terjadi.Kau jangan khawatir.Joon Hyung adalah anak yang tidak
dewasa,jadi dia menyukai gadis yang cantik.” Kata Tae Kwon
Nan Hee
meniruskan pipinya dengan menanyakan pedapat Tae Kwon tentang dirinya, dan
bertanya gadis seperti apa yang disukainya. Tae Kwon mengaku kalau ia
menyukai gadis yang cantik dengan
melirik ketakutan. Saat itu Pelatih Yoon lewat didepan mereka, ketika ingin
menyapanya seperti pelatih Yoon buru-buru masuk kedalam gedung administrasi.
Pelatih
Yoon bertemu dengan seorang pria diruangan seperti tak percaya. Si pria
memberitahu pegawainya yang bernama Joo Yeon bilang kalau Pelatih Choi menelp
dan memohon padanya untuk memberikan biaya operasionalnya duluan. Saat itu
Pelatih Choi datang, Pelatih Yoon memastikan dengan memanggilnya.
“Pelatih Choi.
Kau harus bicara pada mereka.,, Mereka terus berbicara omong kosongtentang
bagaimana kau menggunakan...biaya operasional.” Kata pelatih Yoon, Pelatih Choi
mengaku kalau memang benar melakukannya. Pelatih Yoon kaget mendengarnya lalu
menarik keluar ruangan agar bisa bicara berdua saja.
“Aku
menggunakannya untuk urusan pribadi.Maafkan aku.” Kata Pelatih Choi, Pelatih
Yoon ingin tahu alasan pribadi apa maksudnya.
“Apa
alasan yang sangat penting itusampai-sampai kau harus menggunakan...biaya
operasional?” tanya Pelatih Yoon, Pelatih Choi hanya bisa mengucapkan
permintaan maafnya. Pelatih Yoon hanya bisa menghela nafas dengan wajah
kebingungan
Di
ruangan
Semua tim
sedang berlatih bersama-sama, Sang Chul memanggil Woon Gi. Bertanya berapa lama
akan melakukan peregangan karena seharusnyaLatihansudah dimulai 10 menit yang
lalu. Min Young juga binggung kenapa dua pelatih mereka juga belum ada
diruangan.
“Apa
mereka mengatakan sesuatu padamu, Woon Gi?” tanya Min Young, Woon Gi
mengelengkan kepala dan akan mencoba menghubungi keduanya, saat itu pelatih
Yoon datang dengan wajah tak karuan.
“Woon Gi.
Kau harus mengambil alih latihan hari
ini. Seperti kemarin, buat mereka mengulang setiap set empat kali, oke?” kata
Pelatih Yoon lalu kembali masuk ruangan.
Semua
melihat sikap pelatih Yoon merasa kalau
tidak terlihat baik-baik saja. Mereka pun bertanya keberadaan pelatih
Choi sekarang. Nan hee menceritakan sebelumnya Prof Yoon terlihat sangat pucat berlari
ke kantor kepala. Mereka pun bertanya-tanya apa yang terjadi disana. Woon Gi
menyuruh semuanya agar tak bergosip lagi dan memulai latihan.
Woon Gi
akan masuk ke dalam ruangan, terdengar Pelatih Yoon yang sedang berbicara di
telp. Pelatih Yoon menyakinkan kalau Pelatih Choi melakukan ada alasannya jadi
meminta agar mengurus semaunya dan tidak akan menggunakan uangitu untuk alasan
pribadinya.
“Ini 3
juta won dan tidak masuk akal.” Kata Pelatih Yoon, Woon Gi mendengar nominal
angka sempat terkejut dan memilih untuk keluar.
Pelatih
Choi baru saja akan masuk, Woon Gi langsung mendekatinya bertanya Darimana uang untuk biaya penyelesaian
kasusnya. Pelatih Choi pikir Woon Gi tak
perlu tahu. Woon Gi sudah dengar ada
masalah dengan uang operasional dan tidak sengaja mendengar percakapan Profesor
Yoon di telepon.
“Apa uang
itu dari biaya operasional? Apa kau menggunakan uang operasional karena aku?”
kata Woon Gi, Pelatih Choi seperti tak bisa berkata-kata
“Jika aku
tahu, maka aku tidak akan menerima uang itu meskipun aku harus masuk penjara.
Jadi Aku akan memberitahukan ini ke kantor kepala.” Kata Woon Gi, Pelatih Choi
menghentikan langkah anak didiknya.
“Meskipun
kau pergi sekarang, aka tidak akan ada yang berubah. Itu benar, aku menggunakan
dana sekolah. Dan Ini salahku jadi Kau harus tetap diam.” Perintah pelatih Choi
Woon Gi
pikir mana mungkin bisa tetap diam karena Semua ini terjadi karena dirinya.
Pelatih Choi menegaskan kalau ia yang sudah
membuat keputusannya, jadi jangan mengacau dan tetaplah diam, dengan
mengancam jika masih tetap memberitahu mereka setelah ini, maka tidak akan mau
melihatnya lagi. Woon Gi pun hanya bisa diam tanpa berbuat apa-apa.
Joon
Hyung berlatih di ruangan fitness, tapi terlihat tak konsentrasi lalu teringat kembali saat berbicara dengan
kakaknya dimalam itu penuh emosi.
“Kenapa
kau tidak bisa melihat... kalau perhatianmu pada orang lain... bisa menyakiti perasaan
mereka?” Ia menatap ponselnya dan berpikir untuk menelp kakaknya tapi
diurungkan niatnya. Tiba-tiba Nyonya Lee menelp.
Di dalam
apotik, terlihat beberapa barang dan Tuan Jung serta Jae Yi sedang mengangkat
rak. Joon Hyung datang terlihat canggung ketika melihat Jae Yi ada didepanya,
Tuan Jung melihat Joon Hyung hanya diam saja meminta agar membantu mengangkat
rak.
Joon
Hyung binggung kenapa mereka melakukan
melakukan pembersihan besar-besaran. Tuan Jung mengatakan kalau istrinya
yang menginginkannya dengan menyarankan
supaya melakukannya sebelum cuacanya semakin dingin. Nyonya Lee menyuruh
suaminya agar berhenti mengangkat, dan Biarkan
anak-anak yang melakukannya dan mengajaknya agar pergi memijat punggungnya.
Tuan Jung terlihat senang dan bergegas keluar dari apotik.
Suasana
pun terasa canggung Joon Hyung dan Jae Yi lalu akhirnya Joon Hyung pun bertanya
dimana harus mengangkat rak itu. Jae Yi meminta agar mereka meratakan dibagian
bawah dulu. Joon
Hyung berhasil mengangkat semua rak dan mengeluh pegal karena tidak melatih
tubuhnya untuk bekerja seperti ini. Jae
Yi memberikan sebotol minuman dengan memujinya sudah berkerja dengan baik. Joon
Hyung merendah kalau pekerjaan ini tidak terlalu banyak.
“Karena
kau sudah bekerja keras untuk melatih tubuhmu, bagaimana jika kita bermain
tangkap bola baseball?” saran Jae Yi
Keduanya
pun bermain di pinggir sungai Han, beberapa kali Joon Hyung tak bisa menangkap
bola dengan alasan kalau Sarung
tangannya terlalu kecil dan sudah tua. Jae Yi menyuruhnya agar Berhenti membuat
alasan dan cepat lemparkan bolanya. Joon Hyung pun melempar bola dengan keras
dan mengenai lengan kakaknya, Jae Yi terlihat kesakitan,Joon Hyung pun panik
menghampirinya.
“Apa yang
kau lakukan tadi?Aku hampir saja terluka. Apa hanya segitu yang bisa seorang
atlet sepertimu lakukan? Apa kau melemparnya seperti itu karena kau sedang
marah? Apa Kau mau mati?” teriak Jae Yi melotot marah.
Joon
Hyung melonggo binggung melihatnya, Jae Yi lalu tersenyum menanyakan pendapat
adik sepupunya itu, apakah lebih terlihat seperti seorang kakak. Joon Hyung
tertawa karena Jae Yi benar-benar membuatnya kaget.
Keduanya
duduk di pinggir sungai Han dengan menatap jembatan didepan mereka. Jae Yi
mengaku kalau dirinya benar-benar tidak
tahu kalau memperlakukan Joon Hyung dengan
baik bisa menciptaka jarak di antara mereka dan berpikir kalau ia punya kelainan. Joon Hyung mengatakan kalau
itu tak mungkin.
“Mungkin
saja aku yang terlalu sensitif... ” Kata Joon Hyung, Jae Yi pun meminta maaf,
Joon Hyun malah tak ingin Jae Yi mengatakan karena membuatnya terlihat buruk.
Jae Yi tetap saja ingin meminta maaf.
“Aku malah
protes padahal kau sudah memperlakukanku dengan baik. Kau terlihat sedikit
menyeramkan ketika sedang marah. Aku pikir kau akan memukulku.” Ungkap Joon
Hyung
“Aku mungkin
terlihat manis untukmu, tapi aku juga bisa jadi tegas.” Kata Jae Yi
Joon
Hyung mengejek kalau tak yakin dengan hal itu,
Jae Yi berkomentar kalau Joon Hyung Biasanya, tidak peduli pada urusan
orang lain tapi melihat kemarin adiknya bisa semarah itu berarti Bok Joo adalah
teman yang spesial untuknya. Joon Hyung mengelak, menurutnya ia hanya kasihan padanya karena baru
menyukai seseorang pada usianya sekarang. Akhirnya Joon Hyung mengayuh
sepedanya untuk kembali pulang.
“Baiklah,
aku tidak akan peduli padanya lagi mulai sekarang. Lagipula memang itu yang dia
harapkan. Bok Joo, aku tidak akan peduli padamu lagi. Sekarang sudah selesai,
Kim Bok Joo” teriak Joon Hyung meneguhkan hatinya.
Si Ho
akhirnya pergi ke ruang kesehatan memperlihatkan kakinya, Ah Young yang
melihatnya merasa kalau Pergelangan kakinya terlihat sangat buru dengan warna
Ungu dan hijau, dan mengejeknya kalau akan membuatnya lebih berwarna lagi. Si
Ho hanya tersenyum dengan lebar tak seperti biasanya. Ah Young pun bsia melihat
kalau Si Ho terlihat lebih nyaman hari ini.
“Apa ada
perubahan dalam kisah cintamu?” kata Ah Young, Si Ho merasa Ah Young itu bisa membaca pikirannya. Ah Young tak percaya
kalau dugaanya itu memang benar dan bertanya apakah itu orang yang baru.
“Aku
lelah bersikap obsesif. Aku ingin bersama dengan seseorang yang menyukaiku.”
Kata Si Ho
“Aku
benar-benar mendukung itu. Memang bagus mencintai seseorang,tapi kau juga harus
dicintai untuk meningkatkan rasa percaya dirimu.” Kata Ah Young
Si Ho dan
Ki Tae mau ice skating bersama, terlihat Ki Tae yang memegang Si Ho agar tak
jatuh, tapi ia sedikit terlihat hampir kehilangan keseimbanganya, Si Ho
mengejek Ki Tae bilang ahli bermain skate. Ki Tae beralasan mungkin karena
sudah lama tak bermain ice skating. Keduanya pun keluar arena untuk istriahat.
Di luar
arena, Si Ho mencoba membuka sepatu skatenya, tapi terlihat kesusahan, akhirnya
Ki Tae dengan berlutut didepan membantunya, keduanya saling menatap. Ki Tae
memberanikan diri untuk mendekat dan ingin menciumnya, tiba-tiba Si Ho
memalingkan wajah dan meminta maaf.
“Tidak
apa-apa... Aku bisa mengerti.. Aku tahu
kalau aku bukan orang itu.” Ucap Ki Tae
“ Tapi
Dengar, Si Ho... Kau bisa menggunakanku sebanyak yang kau mau dan berhenti
menyakiti dirimu sendiri.” Pesan Ki Tae lalu menunggunya diluar. Si Ho hanya
bisa terdiam seperti merasa bersalah.
Ah Young
binggung melihat Jae Yi yang mengajaknya minum dengan menunggunya didepan
rumah, dan memastikan kalau temanya itu tidak didiagnosa dengan penyakit yang
mematikan, Jae Yi mengejek Ah Young itu memiliki
imajinasi yang berlebihan.
“Tidak
penting apa alasannya. Kau akan melihat kebiasaan minumku seperti saat-saat
kita masih magang. Jadi Persiapkan dirimu.” Kata Ah Young memperingatinya.
“Ah
Young.... Apa menurutmu... ada masalah dengan kepribadianku? Seseorang
mengatakan padaku kalau perhatianku pada orang lain mungkin menyakiti perasaan
mereka. Kepedulianku pada seseorang hanya menciptakan jarak yang lebih jauh.”
Jelas Jae Yi
“Aku tidak
tahu siapa yang mengatakan itu, tapi dia benar.” Kata Ah Young,Jae Yi seperti
baru menyadarinya
“Sejujurnya,
kau orang yang ramah dan perhatian. Tapi, kadang-kadang rasanya seperti kau
menciptakan jarak.Itu membuatku berpikir apakah kita dekat atau tidak, dan aku
merasa kecewa.” Ungkap Ah Young
Jae Yi
mengeluh Ah Young yang tidak memberitahu
lebih awal. Ah Young pikir Jae Yi tahu,
tapi Sepertinya kau memang tidak tahu. Jae Yi pun bertanya kapan pernah
merasa kecewa olehnya. Ah Young menjawab tidak akan memberitahu dan tidak akan
mengatakan apapun. Jae Yi meminta agar Ah Young bisa memberitahu karena ingin berubah.
Saat itu
ponsel Ah Young berdering dan itu telp dari Sang Yun Sunbae, dengan ramah Ah
Young berkata kalau akan segera datang.
Setelah menutup telpnya, Ah Young memberitahu Jae Yi kalau Sang Yun
Sunbae dan Dong Hoon sedang bertemu dengan Sang Gu Sunbae dan medengar keduanya
ada di Korea sekarang untuk waktu yang lama.
“Aku
penasaran apakah Hwan Hee ikut bersamanya. Jadi Bagaimana? Kau ingin pergi
bertemu mereka bersamaku?” ucap Ah Young, wajah Jae Yi seperti merasakan
sesuatu ketika Ah Young mengangkat telp dari pria.
Joon
Hyung berjalan bersama dengan Tae Kwon bertanya apakah temanya keluar kemarin, Tae Kwon mengelengkan kepalanya.
Joon Hyung un binggung kenapa dari tadi terlihat tersenyum terus. Tae Kwon juga
tahu tahu hanya merasa tidak sabar. Joon Hyung yakin temanya itu pasti pergi
keluar kemarin.
Tae Kwon mengatakn tidak,
saat itu Bok Joo dkk bergegas dengan berlari didepan mereka Ia pun memanggil trio
angkat besi. Tapi ketiganya seperti tak mendengar dan terus berlari masuk ke
dalam gedung tim angkat besi. Tae Kon bertanya apakah Joon Hhyung masih belum
berbaikan dengan temannya lalu menyuruh agar , memohon saja padanya agar
memaafkannya. Joon Hyung menyuruh diam saja karena tidak punya urusan apapun lagi dengan gadis
itu.
Semua
sudah berkumpul diruangan, mendengar kalau pelatih Choi dipecat. Seorang senior
mendengar dari temannya yang bekerja di
ruangan administrasi kalau pelatih Choi menggunakan biaya operasional tim
angkat besi untuk keperluan pribadinya, jadi itu alasanya dipecat. Semua tak
percaya mendengarnya. Woon Gi terdiam
karena merasa semua ini adalah salahnya.
“Bagaimana
bisa Pelatih Choimelakukan hal seperti itu? Pasti itu alasannya kenapa Profesor Yoon lesu seperti kemarin.” Kata
Senior
“Itu
tidak mungkin. Kita semua tahu kalau dia
tidak akan pernah melakukan yang seperti itu.” Kata Bok Joo membela, Pelatih
Yoon datang
“Kenapa
kalian semua bertemu disini?” tanya pelatih Yoon binggung, tapi seperti
mengetahui semua anak didiknya mengetahui tentang keputusan yang mereka
peroleh.
“Woon
Gi... Tidak akan ada latihan spesial hari ini. Bawa semua orang ke ruang
latihan untuk memperkuat latihan. Aku akan meninggalkan mereka denganmu hari
ini.” Kata Pelatih Yoon
Bok Joo
langsung mendekati pelatih Choi sebelum masuk ruangan memastikan kalau rumor itu
tak benar. Pelatih Choi hanya tertunduk dan meminta maaf lalu masuk ruangan.
Semua heran karena pelatih Choi hanya mengatakan permintaan maafnya dengan
begitu kalau rumor itu benar mengunakan uang sekolah untuk keperluan pribadi.
Pelatih
Yoon mengaku benar-benar ingin meyakinkan mereka untuk tidak memecatnya dan
meminta maaf . Pelatih Choi hanya bisa tertunduk meraa kalau semu adalah
kesalahnya. Pelatih Yoon ingin bertana
untukterakhir kalinya.
“Kau
menggunakan uang itu untuk apa? Aku harus tahu supaya bisa meminta mereka... untuk
memikirkan situasimu.” Ucap Pelatih Yoon
“Ini semua
salahku apapun alasannya. Kau tidak perlu mencoba membantuku.” Kata Pelatih
Choi, Woon Gi akhirnya masuk ruangan.
“Ini
semua karena aku. Pelatih sudah menghabiskan uang itu untuk membantuku membayar
uang perdamaian.” Ucap Woon Gi, Pelatih Yoon kaget dan pelatih Choi panik Woon
Gi membuka semuanya.
Dae Hoo
melihat pelanggan yang datang kalau mereka sudah tutup tapi ternyata pelatih
Yoon yang datang ke restoran, lalu memanggil kakaknya. Tuan Kim binggung
melihat pelatih Yoon datang di malam hari, apakah terjadi sesuatu.
“Sepertinya
Pelatih Choi... akan dipecat.” Kata Pelatih Yoon, Dae Hoo yang mendengarnya terlihat kaget.
Keduanya
pun duduk bersama, Pelatih Yoon menceritakan pelatih Choi sebenarnya sedang menunggu uang dari temannya, jadi
menggunakan uang kampus lebih dulu untuk membantunya Tapi semuanya jadi di luar
kendali dan Supaya situasinya bisa jadi lebih mudah, maka harus memberitahu
pihak sekolah kebenarannya.
“Tapi
jika aku melakukan itu, dia akan mendapatkan pendisiplinan. Aku merasa bersalah
pada Pelatih Cho karena bersikap seolah-olah tutup mata atas apa yang terjadi. Tapi
dia mengatakan padaku untuk tidak memikirkannya. Dia menutupi kebenarannya
dariku karena tidak ingin membuatku khawatir.” Cerita Pelatih Yoon
“Ah,
wanita itu... Dia terlalu keren untuk dirinya sendiri.” Ungkap Dae Hoo yang
mendengar cerita tentang pelatih Choi.
Pelatih
Choi membereskan semua barang-barang diruangan yang selama ini ditempatinya,
ketika berjalan keluar semua anak didiknya menanggil dengan tatapan sedih. Bok
Joo terlihat yang paling sedih karena akan ditinggal oleh pelatih kesayanganya.
“Apa kau
benar-benar akan meninggalkan kami?” tanya Sun Ok, Woon Gi membalikan badan tak
bisa menahan air matanya
“Aku
benar-benar minta maaf, anak anak... Teruslah berlatih dengan keras, dan kalian
tidak boleh menggunakanini sebagai alasan untuk bermalas-malasan.Selamat
tinggal, anak-anak.” Kata Pelatih Choi dengan mata berkaca-kaca meminta mereka
tak perlu mengantarnya keluar.
Bok Joo
berlari memanggil Pelatih Choi, Pelatih Choi melihat Bok Joo yang keluar sudah
menyuruhnya latihan malah mengikutinya keluar. Bok Joo tahu kalau Pelatih Choi
itu tidak melakukannya dan tidak akan
mungkin melakukan sesuatu seperti itu.
“Pasti
ada kesalah pahaman. Itu tidak benar, kan?” kata Bok Joo sambil menangis.
Pelatih Choi hanya bisa mengatakan benar-benar minta maaf.
“Lalu
siapa yang akan melatihku mulai sekarang?” tanya Bok Joo
“Kaulah
yang bertanggung jawab atas latihanku. Aku melakukan semua itu untuk menaikkan
kelas beratku.” Kata Pelatih Choi
“Siapa
yang bisa kujadikan sandaran mulai sekarang? Kau tidak bisa pergi seperti ini!
Kau bilang kita akan menjalani ini bersama-sama. Kenapa kau pergi sendirian
seperti ini?” ucap Bok Joo sambil menangis, Pelatih Choi menyuruh Bok Joo
kembali masuk, Bok Joo menolaknya. Akhirnya Pelatih Choi yang pergi
meninggalkanya. Bok Joo menangis seperti kehilangan ibunya.
Pelatih
Choi baru saja akan meninggalkan kampus, Dae Ho datang dengan sepeda motornya
menyuruhnya naik. Pelatih Choi menolak karen aakan pergi menggunakan taksi. Dae
Hoo pikir Pelatih Choi bisa mendengarkan ucapanya sekarang.
“Bisakah
kau mencoba sedikit lebih baik? Haruskah kita menikmati pemandangan sambil
mengebut?” kata Dae Hoo
Beberapa
saat kemudian Dae Hoo duduk dibonceng oleh Pelatih Choi yangm mengemudikan
dengan kencang. Ia memeluk erat pelatih Choi karena bukan seperti ini yang
diharapkanya dan seperti yang dipikirkanya, lalu meminta agar jangan terlalu
cepat dan menyetir perlahan.
Semua
dalam ruangan terlihat tak bergairah untuk latihan, Woon Gi menendang tempat
bubuk tepung sampai jatuh lalu keluar ruangan terlihats sangat marah, Semua pun
mengejar Woon Gi sebelum melakukan yang fatal, sementara Bok Joo hanya terdiam
dan melihat botol minuman dengan nama pelatih Choi lalu menangis tersedu-sedu.
Pelatih Yoon masuk ruangan, Bok Joo pun buru-buru menghapus air matanya.
“Kau
tahu... kalau kita akan bertemu dengan sponsormu hari ini, kan? Ayo... kita
keluar sebentar lagi.” Kata Pelatih Yoon, Bok Joo melihat seluruh ruangan tim
angkat besi lalu menendangnya melampiaskan rasa kecewanya. berjalan keluar dari
ruangan.
Tae Kwon
terlihat mengeluh kesal karena tim renang harus berkumpul akhir minggu seperti
ini padahal Shiftnya juga akan segera dimulai. Joon Hyung pun bertanya pada Tae
Kown kalau pelatih marah karena Ki Suk. Tae Kwon membenarkan
“Anak-anak
baru latihan dengan Pelatih kemarin, tapi Ki Suk tidak muncul. Itulah kenapa
dia memanggil semua orang.” Jelas Tae Kwon, Saat itu Nan Hee dan Sun Ok lewat
dengan wajah panik dan nafas terengah-engah.
“Apa kau
melihat Bok Joo?” kata Nan Hee, Tae Kwon mengatakan tak melihatnya dan bertanya
kenapa mereka bertanya.
“Kami ada
meeting dengan sponsor, tapi dia menghilang.” Ucap Nan Hee, Joon Hyung bertanya
apakah sesuatu terjadi
“Pelatih
kami dipecat hari ini. Bok Joo sangat dekat dengannya, jadi dia pasti merasa
marah.Tapi tetap saja, dia tidak mungkinmenghilang tiba-tiba seperti ini.” Kata
Sun Ok,
Nan Hee
merasa duganya benar kalau Bok Joo bertingkah aneh dengan terus saja tidur. Sun Ok mengajak Nan Hee periksa
tempat latihan sekali lagi karena Bok Joo mungkin saja sudah kembali. Joon
Hyung hanya terdiam seperti berusaha untuk tak peduli.
Tae Kwon
melihat Bok Joo membuat semua jenis masalah, saat akan masuk ke gedung
pertemuan, Joon Hyung langsung berbalik arah,
Tae Kwon berteriak panik karena mereka sudah terlambat. Joon Hyung pergi
mengelilingi taman di kampus mencari Bok Joo, berusaha menelp tapi ponselnya
tak aktif.
Akhirnya,
Joon Hyung pergi ke tempat kakaknya dengan panik bertanya apakah Bok Joo datang
kesini. Jae Yi mengatakan Bok Joo tidak
datang. Joon Hyung bertanya-tanya kemana Bok Joo pergi. Jae Yi pun penasaran
apakah terjadi sesuatu. Joon Hyung menjawab tak ada lalu segara bergegas pergi.
Seorang
petugas keamanan memegang senter melihat sosok yang berbaring dibangku taman
malam harim,bertanya kenapa harus berbaring ditaman dan sudah gelap, dan akan
mati kedinginan jadi menyuruhnya bangun dan pergi. Bok Joo pun bangun dan
meminta maaf.
Bok Joo
menuruni tangga dengan berdiri ditepi danau, saat itu Joon Hyung datang melihat
Bok Joo, memarahinya dengan bertanya darimana sja dan karena Semua orang
mencarinya kemana-mana. Dan kenapa harus mematikan ponselnya seperti anak
remaja saja.
“Apa kau
pergi untuk bersembunyi supaya membuat semua orang khawatir? Kenapa kau sangat
kekanak-kanakan? Kenapa kau terus membuatku tidak tenang? Kenapa kau terus
membuatku khawatir... dengan memikirkan apakah kau baik-baik saja atau tidak?”
teriak Joon Hyung marah
“Joon
Hyung... Aku merasa aneh... Sepertinya aku merasa sakit. Aku tidak mau
melakukan apapun.... Aku tidak mau mengangkat besi. Tapi Anehnya, aku merasa
sangat mengantuk... Aku merasa lesu.” Ucap Bok Joo, Joon Hyung terlihat bingung
melihat Bok Joo yang mencoba menahan air matanya.
“Sepertinya bagian dari diriku hancur. Aku
merasa seperti sesuatu menekan hatiku. Ini rasanya sangat mengesalkan, dan
membuatku merasa sedih. Apa yang harus kulakukan?” kata Bok Joo menangis, Joon
Hyung pun memeluk Bok Joo yang sedang bersedih.
seru ceritanya
BalasHapus