[Episode 3 - Park Hae Jin "Bos Yang
Berbahaya"]
Soo Jin
melonggo kaget melihat Park Hae Jin di depannya, Hae Jin mengambil ponsel Soo
Jin dengan lirikan sinis bertanya apa yang sedang dilakukanya.
“Kau
tidak boleh menggunakan ponselselagi bekerja. Apa Kau lupa itu?”ucap Hae Jin,
Soo Jin tertunduk mengerti.
“Tapi
mengapa kau, Park Hae Jin, yang mengatakan begitu...?” kata Soo Jin binggung
“Hanya Tinggal 10 menit sampai kau selesai bekerja,
Kau harus temui aku setelah selesai bekerja.” Kata Hae Jin mengambil ponsel dan
pergi.
Soo Jin
berteriak kalau Park Hae Jin baru saja mengambil ponselnya, temanya menahan Soo
Jin sebelum mengejarnya agar tak berteriak pada Manager Mall. Soo Jin kaget
mengetahui Hae Jin sebagai Manager. Temaannyam mengeluh melihat Hae Jin seperti
berpura-pura tidak tahu.
“ Kau 'kan
juga memvoting dia! Lihatlah dirimu, berusaha menggodanya!” kata Temanya
mengejek
“Apa
Aktor Park Hae Jin, adalah bos kita?”kata Soo Jin masih tak percaya.
“Siapa
bilang dia aktor? Apa kau mengambil kelas akting?” ejek temanya lalu membahas
cara Hae Jin menatap para karyawannya.
Soo Jin
dkk melihat dari kejauhan, Hae Jin menolong seorang anak yang terjatuh. Dengan
senyuman menanyakan keadaanya, Seorang ibu datang membawa anaknya pergi,
mengucapkan terimakasih. Soo Jin benar-benar tak mengerti dengan yang terjadi
padanya, berpikir dirinya itu sedang bermimpi sekarang.
Hae Jin
sibuk dengan berkas di ruangan kerjanya,
terdengar suara pesan masuk ke dalam ponsel Soo Jin. Soo Jin pun akhirnya masuk
ruangan, ingin berbicara tapi Hae Jin mengangkat tanganya agar memintanya untuk
diam. Akhirnya Soo Jin pun menatap dalam Hae Jin dengan wajah dan tanganya yang
terlihat kekar melihat berkas diatas meja.
“ Apa Park
Hae Jin adalah bos kami...? Apa aku sedang bermimpi Atau aku sudah tidak waras?”
ucap Soo Jin menatap Hae Jin sampai memiringkan kepalanya.
Hae Jin
akhirnya selesai melihat berkas lalu memberikan ponselnya, Soo Jin meminta maaf
berjanji akan berhati-hati dari sekarang. Sebelum pergi, Hae Jin bertanya
apakah Soo Jin ada acara malam ini. Soo Jin menjawab tidak ada.
“Apa kau
tidak punya rencana apapun? Seperti bersama dengan pacarmu?” tanya Hae Jin, Soo
Jin mengatakan tidak
“Kau
tidak apa maksudnya. ? Apa Kau tidak punya acara atau kau tidak punya pacar?”
ucap Hae Jin. Soo Jin menjawab kalau "Tidak"
untuk keduanya.
“Jadi
bisakan kau lembur malam ini?” kata Hae Jin, Soo Jin binggung lalu berusaha menolak dengan
mengatakan kalau hari ini, tapi hanya dengan lirikan Hae Jin mengubah jawabanya
kalau ia bisa melakukanya.
“Lalu..
bagaimana kalau kita makan malam dulu?” ajak Hae Jin, Soo Jin pun
menyetujuinya.
Soo Jin
membuka kotak makan dengan beberapa lauk dan sayuran lengkap didepanya, Hae Jin
pun makan didepan Soo Jin dan mulai makan dengan membuka tab ditangan kananya. Soo
Jin melihat Hae Jin bergumam dalam hati kalau atasanya itu tidak pernah
berhenti bekerja, bahkan untuk makan.
“Jika ada
sesuatu yang bisa kubantu, maka aku bisa mengerjakannya sambil makan.” Ucap Soo
Jin menawarkan diri.
“Kalau
begitu, bisa tolong nyalakan musik?” kata Hae Jin, Soo Jin binggung. Hae Jin
menyindir apakah di ponsel Soo Jin tak ada musik atau memang tidak suka musik.
Soo Jin
mengangguk kalau menyimpanya dan mencari-cari di ponselnya, tapi yang terjadi
malah memutar lagu yang memekakakan telinga dan buru-buru mematikanya. Hae Jin
diam-diam tersenyum mendengarnya dan kembali makan.
Dengan
alunan musik klasik, Soo Jin terus menatap Hae Jin yang makan didepanya. Hae
Jin menutup kotak makannya bertanya apakah sudah selesai, Soo Jin mengangguk.
Hae Jin pun mengajak Soo Jin untuk segera pergi sekarang. Soo Jin binggung Hae
Jin yang mengajaknya pergi.
Hae Jin
bertanya apakah Soo Jin tak ingin pulang, Soo Jin terdiam dengan wajah
binggung. Hae Jin keluar lebih dulu dan akan mengantarnya pulang. Soo Jin
mengingat pesan ibunya kalau untuk
selalu membersihkan bekas makanannya sendiri dan menumpukknya dibawah meja.
Saat itu
ia melihat sesuatu diatas meja Hae Jin dalam sebuah map, Soo Jin penasaran
melihat isi dari map adalah foto potongan bagian dirinya, mulai dari tangan,
kaki, badan ada akhirnya wajahnya.Soo Jin kaget melihat foto-foto yang disimpan
oleh Hae Jin.
Flash Back
Soo Jin
membuka lokernya, melihat sebuah surat yang jatuh. Ia membuka dan melihat foto
bagian tubuhnya saja dengan ketakutan menaruh surat diatas lokernya.
Soo Jin
ketakutan buru-buru mengembalikan foto diatas meja dan keluar dari tangga
darurat. Terlihat di lantai atas seorang seperti mengikutinya dan ponselnya
tiba-tiba berdering, Soo Jin pun berlari ketakutan menuruni tangga karena tak
ingin di kejar oleh pria yang mengikutinya.
Ia sampai
di depan lift mencoba untuk masuk dengan melihat lift baru menuruni lantai 9.
Ketika pintu lift terbuka, seorang pria keluar dengan kamera dilehernya mengaku
meminta maaf, karena melihat Soo Jin yang mempunyai aura yang bagus.
“Apa
tidak keberatan kalau aku memfotomu sebentar? Apa Kau sudah dapat foto yang
kukirim sebelumnya? Bergaya natural saja dan senyumlah.” Ucap Si pria dan terus
mendekat dengan membuka bagian celananya. Soo Jin menjerit ketakutan dengan
menutupi wajahnya.
Saat itu
Hae Jin datang langsung memiting kepala si pria cabul, Soo Jin tak percaya
ternyata Hae Jin menyelamatkanya. Hae Jin pun memarahi Soo Jin yang sebelumnya
untuk mengantarnya pulang. Si pria mengaku kalau melakuanya karena cinta.
Si pria
akhirnya dibawa oleh dua orang polisi, tapi ia tetap mengaku kalau mereka
saling jatuh cinta dan meminta agar Soo Jin menunggu dan tak boleh selingkuh.
Soo Jin dan Hae Jin duduk dibangku taman mall melihat si pria yang dibawa pergi
oleh polisi.
“Dia
meninggalkan foto-foto itu di meja informasi pagi ini. Dan... Aku khawatir. Aku
ingin membuatmu tidak jauh-jauh dariku.” Kata Hae Jin, Soo Jin mengerti lalu
mengucapkan terimakasih.
“Katamu,
kau tidak punya pacar, kan? Aku ingin untuk mengantarmu pulang mulai sekarang. Bagaimana
menurutmu?” ucap Hae Jin, Soo Jin kembali melonggo binggung.
“Jika
semua orang memvote-ku pada polling popularitas,artinya kau memilihku, juga.Jadi,
kurasa bukan aku saja yang memiliki perasaan suka itu. Berkencanlah denganku.”
Kata Hae Jin, Soo Jin kaget dengan pernyataan Hae Jin yang mengajaknya
berkencan.
Hae Jin
melihat reaksi Soo Jin berpikir kalau artinya tak mau berkencan, Soo Jin
mengelengkan kepala bukan seperti itu maksudnya. Hae Jin tersenyum lalu
mendekatkan wajahnya ingin mencium Soo Jin dan Soo Jin pun siap memejamkan
matanya.
Jam mulai
berdetak, hari berubah tanggal 20. Soo Jin membuka matanya seperti baru saja
bermimpi melihat sebuah keluar dengan anak yang memegang balon berjalan
didepanya. Ia melihat kartunya dengan gambar wajah Park Hae Jin, lalu
dibaliknya tertulis. "Jangan Ciuman."
“Jadi jika
kita ciuman, maka segalanya akan kembali seperti semula?” gumam Soo Jin dengan
wajah sedih melihat wajah Hae Jin.
“Apakah
ada kabar tentang pergantian bos baru atau apapun itu?” tanya Soo Jin.
“Yah.. Sebenarnya, ada! Kau akan dipromosikan
menjadi manajer toko.” Kata Temanya mengejek, Soo Jin sempat kaget
mendengarnya. Temanya pun menyuruh Soo Jin melakukan perkerjaan dengan baik
saja.
Manager
dengan kepala botak pun datang memberikan sebuah amplop pada Soo Jin, Soo Jin
binggung melihat sebuah foto tanpa ada alamat pengirimnya.
Seorang
pria berlari masuk ke dalam pakiran mobil, beberapa orang mengejarnya dengan
wajah tertutup. Si pria bersembunyi dengan menutupi wajahnya, ketika
mengangkatnya terlihat wajah Ji Chang Wook yang menatap tajam.
bersambung ke episode 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar