PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bok Joo
dkk sudah menyisakan tulang ayam dipiring, Nan Hee memuji Ayahnya Bok Joo
membuat makanan enak dan memang ahlinya karena dibumbui dengan sempurna. Sun Ok
pikir mereka bisa makan sebanyak yang mereka
mau dengan dukungan orang sekitarnya, menurutnya Mengangkat besi tidak terlalu buruk.
“ Itu
benar. Para pesenam itu makan seperti burung setiap hari untuk menurunkan berat
badan.” Kata Nan Hee lalu Sun Ok melihat Bok Joo seperti tak nafsu makan. Nan
Hee memberikan pizza untuk Bok Joo juga karena tahu sangat menyukainya.
“Kau
bilang berharap ayam memiliki empat kaki.” Kata Nan Hee tahu Bok Joo suka ayam
bagian paha.
“Aku
hanya sudah bosan dengan ayam.Aku sebentar lagi akan menghapus sup ayam
bukannya air mata.” Kata Bok Joo.
“Sebenarnya
aku sudah kenyang. Kita semua mungkin akan bisa menaikkan kelas berat.” Kata
Sun Ok
“Jangan
lemah begitu. Kita, orang yang senang makan, selalu memiliki... teman kita,
minuman bersoda. Tolong kami, minuman bersoda!” kata Nan Hee seperti sedang
berada direstoran, Sun Ok melihat masih memiliki beberapa koin dan akan
membelikan untuk mereka semua dari mesin.
Bok Joo
melihat ada pesan baru dari ponselnya, Nan Hee mulai menasehati temanya agar
Jangan mencoba terlalu keras karena Berat badanny akan turun. Bok Joo seperti
sudah terlihat sangat muak dengan makanan. Nan Hee melihat ponsel Bok Joo akan
membantu membacakanya.
“"Nn.
Kim Bok Joo, sesi Anda akan dimulai jam 4:30 sore besok. Klinik Berat Badan
J." Sesimu dimulai jam 4:30 di Klinik Berat Badan...” ucap Nan Hee lalu
binggung karena Bok Joo malah pergi ke klinik berat badan.
Bok Joo langsung
menarik temanya pergi ke tempat cuci baju untuk menjelaskanya, Nan Hee ingin
tahu alasan Bk Joo pergi ke klinik berat badan padahal harus menaikkan kelas
beratnya dan bertanya-tanya Apa yang
sebenarnya di lakukan akhir-akhir ini.
Nan Hee
sudah ada dibalik semak-semak, melihat Jae Yi baru pulang berkerja akan masuk
mobilnya, lalu bertanya apakah Bok Joo menyukai pria itu dan bukan Joon Hyung.
Bok Joo membenarkan dengan wajah ketakutan. Nan Hee menanyakan kalau Jae Yi adalah
kakaknya Joon Hyung. Bok Joo membenarkan.
“Kau
ingin... melihatnya terus, jadi kau mendaftar di klinik itu dan membayar banyak
uang. Kau berbohong pada kami, terus datang kesana, dan mengangkat karung beras
untuk Joon Hyung supaya dia menjaga rahasiamu. Apa begitu maksudmu?” ucap Nan
Hee sinis, Bok Joo membenarkan.
“Dasar
Kau gadis gila!” umpat Nan Hee, Bok Joo tahu dirinya memang sudah gila.
“Tidak
ada orang waras yang akan melakukan ini. Aku mencoba semampuku agar tidak
melakukan ini, tapi dia selalu muncul di kepalaku. Aku mulai berhalusinasi. Aku
benar-benar tidak bisa menghentikannya. Aku hanya ingin melihat wajahnya dan Hanya
itu yang kuinginkan.” Cerita Bok Joo, Nan Hee bisa mengerti.
“Maksudku
dia jauh leih baik dari Joon Hyung. Dia sangat keren. “ ungkap Nan Hee yang tak
menahan senyuman bahagianya, Bok Joo tersenyum karena Nan Hee juga melihat Jae
Yi itu tampan.
“Dia
lucu.. Selain itu, dia juga seorang dokter. Dasar.. Kau sangat licik. Kau
bertingkah seakan-akan tidak tertarik pada pria sama sekali. Kau memiliki
selera pria yang bagus. Ngomong-ngomong, bagaimana kalian bisa bertemu? Itu
tidak seperti di film, kan... ketika dia berbagi payungnya pada saat hujan,
kan?” ucap Nan Hee penuh semangat
Bok Joo
mengingat saat pertama kali bertemu, Jae Yi datang memberikan payungnya saat
membawa meja rias. Lalu mengaku pada Nan Hee kalau Jae Yi melakukan sebelumnya.
Nan Hee melonggo tak percaya mendengarnya, kalau Jae Yi benar-benar melakukan
itu?
“Dia membuat
jantungku berbebar. Dia hebat dan tampan, kan?” kata Bok Joo bangga
“Aku juga
ingin punya seseorang seperti dia.” Ungkap Nan Hee. Bok Joo menegaskan Jae Yi
itu miliknya. Nan Hee mengaku sangat iri.
Si Ho
pergi ke lemari esnya dan melihat sebuah toples bertuliskan [Si Ho, ini ekstrak jahe. Makanlah kalau kau
terkena flu. Ibu.]. Joon Hyung dikamarnya dengan menutupi tubuhnya dengan
selimut sambil menonton pertandingan renang, seperti flunya masih berada. Tae Kwon datang langsung memarahinya agar
Joon Hyung istirahat.
“Kau
memiliki pertandingan besok, dan masih sakit. Kau harus menghemat tenagamu.”
Kata Tae Kwon, Joon Hyung merasa masih harus
menonton ini.
“Menonton
itu tidak akan membantumu, Istirahatlah dan Mimpi indah.” Kata Tae Kwon mendorong
Joon Hyung ke atas tempat tidurnya.
“Berhenti
mengomeliku, Kau bukan ibuku.” Kata Joon Hyung kesal, Tae Kwon membalas agar
Joon Hyung Berhenti protes dan tidur. Saat itu pesan masuk ke dalam ponselnya
“Ini aku, Si Ho. Bisakah kau datang tanpa memberitahu Joon Hyung?”
Tae Kwon
datang dengan menemui Si Ho yang sudah menunggu didepan asrama. Si Ho meminta
maaf karena tiba-tiba menghubunginya dan pasti sangat terkejut lalu memberikan
termos yang dibawanya. Tae Kwon binggung apa yang dibawa Si Ho
“Ini teh
jahe. Joon Hyung memiliki pertandingan besok.Jika aku yang memberikannya, maka dia
tidak akan meminumnya.” Kata Si Ho
Tae Kwon
menungkan segelas teh untuk Joong Hyung mengaku sebagai ketulusan cinta untuk
temanya. Joon Hyung bertanya apakah ini teh jahe. Tae Kwon tak ingin Joon Hyung
banyak tanya lebih baik meminumnya saja. Joon Hyung mengaku rasanya enak
dan merasa lebih baik sekarang.
“Benarkah?
Senang mendengarnya. Makanya, anak bodoh...Kau seharusnya tidak bertingkah
dingin.” Ucap Tae Kwon, Joon Hyung melirik binggung.
“Maksudmu
adalah tubuhmu dan hatimu dingin. Mungkin karena itulah kau terkena flu. Itulah
yang ingin kukatakan.” Kata Tae Kwon panik langsung keluar kamar karena ingin
ke kamar mandi. Joon Hyung heran dengan perkataan temanya yang aneh.
Bok Joo
duduk di dalam toilet berbicara sendiri “Apa kau tahu betapa sexy suaranya? Suaranya
tidak terlalu tinggi ataupun teralu
rendah. Itu terdengar sangat manis. Itu pasti sebagus suara pangeran yang
didengar Sleeping Beauty ketika dia terbangun dari tidurnya.” Ternyata ada Nan
Hee yang sedang ada di toilet mendengarnya lalu keluar.
“Ah,
benarkah? Aku melihat wajahnya tapi tidak bisa mendengar suaranya.” Ucap Nan
Hee
“Ketika
dia tersenyum, ujung matanya mengerut sedikit, dan giginya yang putih terlihat.
Itu membuat jantungku berdebar. Itu terasa sangat mempesona. Dia membuat hatiku
meleleh.” Cerita Bok Joo, Nan Hee pun ikut tersenyum membayangkanya.
“Biar aku
memberitahumu apa alasan terbesarku kenapa aku menyukainya. Ini sangat penting.
Itu adalah.... hatinya yang lemah lembut Aku tidak pernah melihat orang yang
seperti itu. Dia tidak mengada-ada. Ini adalah kepribadiannya yang normal.”Ketika
aku bersamanya, aku merasa kalau aku menjadiwanita yang sangat cantik..” Cerita
Bok Joo benar-benar mengangguminya
“Aku
tidak pernah diperlakukan seperti itu,jadi aku tidak tahu bagaimana rasanya.”
Komentar Nan Hee
“Pokoknya,
dia mengagumkan. Dia manis, lemah lembut, dan bisa diandalkan. Aku tidak percaya
kalau dia kakaknya Joon Hyung. Dia sangat dewasa.” Ucap Bok Joo
Nan Hee
hanya mendengar ceritanya saja membuat ingin
bertemu dengannya. Bok Joo heran memastikan kalau dengan temanya bisa membuat
mereka bertengkar hanya gara-gara pria, karena khawatir Nan Hee yang jatuh
cinta pada setiap pria. Nan Hee menegaskan walapun dirinya seputus asa itu tidak
akan mencoba mencuri milik Bok Joo. Bok Joo tersipu malu mendengar kalau Jae Yi
itu miliknya.
“Hei... Apa
yang kau lakukan disini?” teriak Sun Ok datang dengan wajah kesal, Bok Joo
menutupi rasa kagetnye mengaku kalau mereka tentu saja dengan menggunakan
toilet,
“Apa
kalian berdua... membicarakan aku? Bagaimana bisa kau melakukan itu? Kau
menghilang tanpa aku.” Ucap Sun Ok curiga
“Jangan
konyol. Kita tidak memiliki hal buruk yang bisa dibicarakan tentangmu.” Ucap
Nan Hee. Bok Joo piki temanya tak perlu sebodoh itu, lalu mengajaknya keluar.
Di kantin
Sun Ok
heran melihat Bok Joo yang hanya mengambil satu Hamburg steak, karena harus
makan banyak jadi memberikan daging miliknya, Bok Joo hanya terdiam tapi Nan
Hee tahu Bok Joo harus menurunkan berat badan demi bertemu Jae Yi.
“Seon Ok.
Bisakah kau mengambilkanku minum?Makannya tersangkut di tenggorokanku.” Ucap
Nan Hee mencari alasan, Sun Ok pun pergi. Nan Hee buru-buru memakan semua
daging dipiring Bok Joo.
Sun Ok
kembali datang membawa segelas air dan melihat Nan Hee makan dengan mulut penuh
menyuruhnya agar makan perlahan. Bok Joo seperti tak enak hati karena temanya
membantunya. Sun Ok melihat Bok Joo makan dengan baik hari ini karena sudah
menghabiskan dagingnya, lalu memberikan kembali daging miliknya. Bok Joo hanya
bisa meringis karena mau tak mau harus menghabiskanya.
Bok Joo
merapihkan rambutnya didepan cermin, Nan Hee datang bertanya apakah Bok Joo
akan pergi sekarang. Bok Joo menganguk karena
ada janji jam 6. Nan Hee bertanya apakah Bok Joo akan mengunakan pakaian
yang tak menarik matanya, Bok Joo
mengangguk lalu bertany apakah ia terlihat buruk. Nan Hee membenarkan.
“Kau Janjinya
jam 6 ‘kan? Beriwaktu aku 5 menit.” Ucap Nan Hee lalu membuka lemari pakaian
Bok Joo
Beberapa
saat kemudian, Nan Hee menyemprotkan parfum dan Bok Joo berputar-putar
dibawahnya dengan rambut yang dikuncir dua, terlihat penampilan berbeda. Nan
Hee mengaku hanya melakukan sebisanya. Bok Joo dengan senyuman bahagia
mengucapakan terimakasih.
Joon
Hyung kembali berlatih sendirian di kolam renang, lalu keluar bersama dengan
teman sekamarnya. Tae Kwon memastikan kalau Joon Hyung akan benar-benar akan
pergi. Joon Hyung menganguk. Tae Kwon melihat penampilan temanya lebih dulu
sebelum pergi.
“Karena
kau akan pergi, lakukanlah dengan baik.”pesan Tae Kwon memastikan jaket temanya
menutupi tubuhnya, Joon Hyung menyuruh temanya masuk saja.
“Aku
harusnya pergi denganmu karena kau sakit. Sayang sekali aku ada latihan.” Ucap
Tae Kwon kesal
“Kau
harus bekerja lebih keras.Kau tidak berenang sebaik aku.” Ejek Joon Hyung, Tae
Kwon mengeluh Joon Hyung itu sangat
kejam.
“Kau
sebaiknya memenangkan juara satu, oke?” ucap Tae Kwon kesa, Joon Hyung malah
memujinya temanya yang terlihat lucu saat marah, Lalu pamit pergi dengan
mengayuh sepedanya.
Bok Joo menerima telp dari ayahnya yang memasak Kerang panggang kali ini padahal sudah makan sup ayam dengan kerang. Tuan Kim memberitahu kalau kemarin hanya kerang biasa yang dibeli di pasar tapi Kali ini itu spesial dari Wando dan hanya untuk anaknya saja.
“Aku menghubungi temanku yang sudahlama tidak ku hubungi selama 10 tahun.Makanya cobalah datang ke restorannya nanti. Jangan membawa temanmu hari ini.Ini masih tidak cukup.Aku hanya bisa mendapatkan 30.” Pesan Tuan Kim, Bok Joo mengerti dan akan menelp ayahnya lagi nanti.
Joon
Hyung mengayuh sepedanya melihat Bok Joo membunyikan belnya bertanya apakah ia
mau pergi ke klinik. Bok Joo pikir Joon Hyung sudah tahu dan kenapa harus
bertanya. Joon Hyung memberitahu dalam
perjalanan ke sebuah kompetisi,jadi meminta agar Bok Joo memberikan sedikit
tenaga.
“Kau tahu
akan baik-baik saja.Aku tidak berharap kau sukses.Aku harap kau membuat
kesalahan.” Ucap Bok Joo kesal lalu pergi meninggalkanya, Joon Hyung tak
percaya Bok Joo benar-benar sangat jahat mengatakan itu.
“Aku
sangat gugup, tapi dia malah menyumpahiku.Tunggu saja dan lihat.”kata Joon
Hyung mengejar Bok Joo seperti ingin balas dendam.
Jae Yi
binggung melihat Berat badan Bok Joo naik lagi. Bok Joo hanya bisa tertunduk
karena memang misinya hanya ingin bertemu Jae Yi bukan menurunkan berat badan.
Jae Yi bertanya kenapa Bok Joo tidak bisa menatap matanya. Bok Joo meminta maaf
karena telah membuat Jae Yi kecewa.
“Kau
tidak perlu minta maaf padaku.Ini semua demi dirimu sendiri. Jadi Tidak
mudahkan mengikutirencana diet begitu?Orang-orang di sekitarmujuga mungkin
tidak akan membantu.” Kata Jae Yi, Bok Joo membenarkan.
“Saat
malamlah yang paling sulit. Dan Sayang sekali, waktu bersosialisasi di Korea
terjadi saat malam hari.Beberapa pasien bilang mereka inginpindah ke pulau yang
tidak berpenghuni.”cerita Jae Yi
“Aku
tahu. Aku tidak bisa memutuskan hubunganku dengan temanku.” Kata Bok Joo
“Ayo kita
coba lagi lebih kerasuntuk menurunkan berat badanmu.Silahkan ganti baju.” Ucap
Jae Yi, Bok Joo menganguk mengerti.
“Ah
yah... Joon Hyung memiliki kompetisi hari ini.Aku mengirim pesan
untuknya,mendoakannya semoga berhasil.Dia belum menjawabnya dan pasti sibuk.”
Cerita Jae Yi terlihat khawatir, Bok Joo pikir Joon Hyung akan baik-baik saja karena sangat percaya
diri.
“Dia
mungkin terlihat begitu,tapi hatinya cukup lembut.Ini adalah pertandingan
penting untuknya.”ucap Jae Yi
Bok Joo
berjalan pulang mengingat cerita Jae Yi sebelumnya “Dua tahun lalu, dia membuat kesalahan
start dan didiskualifikasi. Catatan waktunya saat latihan sudahcukup bagus
untuk masuk tim nasional. Sejak itu, dia terus membuat kesalahanstart dalam setiap
pertandingan penting. Menurutku Joon Hyung trauma karenakesalahan pertama yang
dilakukannya.”
Wajah Bok
Joo terlihat menyesal tak percaya kalau Joon Hyung selalu berpura-pura kuat dan
tak mengetahui hal itu, bahkan membuatnya terkena flu dan mendoakan hal buruk
untuknya. Ia melihat kolam dan kembali melempar koin sambil berdoa karena Jika
Joon Hyung tidak melakukannya dengan baik, makapasti hanya akan menyalahkannya.
“Aku
harap dia berhasil. Dan juga, apa itu traumanya? Aku harap dia bisa melewatinya
jadi bisa melakukan yang terbaik. Kumohon.” Ucap Bok Joo berdoa dengan sepenuh
hati.
Di dalam
arena pertandingan.
Sebuah
spanduk besar bertuliskan [Semoga berhasil! Kau pasti bisa, Jung Joon Hyung!]
Si Ho masuk dan duduk dibangku penonton menunggu kompetisi yang akan dilakukan
Joon Hyung. Sementara Joon Hyung duduk dengan tegang di dalam ruangan loker.
“Ketika
kau merasakan gejalanya, tidak berfokus pada gejalanya... adalah cara yang
paling efektif untuk melewatinya. Ketika kau mulai merasa gugup, cobalah
memikirkan hal yang lain. Contohnya, fokuslah pada pernapasanmu. Menghitung
mundur angka juga efektif.”
Joon
Hyung mengingat semua pesan dokter agar bisa menghilangkan gejala paniknya
dengan mulai menghitung mundur dari angka 10. Semua atlet pun masuk arena kolam
renang, Si Ho melihat Joon Hyung sudah ada depan garis start berdoa agar bisa
melakukan dengan yang terbaik.
Saat
diatas podium garis start, mata Joon Hyung mulai kabur dan juga berdegung di
telinganya. Akhirnya ia kembali menghitung ketika peluit dibunyikan, Joon Hyung
telat melakuan start dan akhirnya masuk ke urutan ke empat pada finish. Wajah
Joon Hyung terlihat kesal dengan hasilnya. Si Ho menunggu di depan gedung arena
dengan sebuah termos tapi Joon Hyung melewati pintu lain dan berjalan kembali
ke kampusnya.
Bok Joo
duduk sendirian dikamarnya, wajahnya terlihat masih menyesal mengatakan
kata-kata yang kasar pada Joon Hyung sebelumnya. Lalu melihat di web[Hasil dari
Kompetisi Renang Bank Joongang] tak percaya ternyata Joon Hyung tidak berhasil
masuk tiga besar.
“Kenapa
dia tidak melakukannya lebih baik? Apa dia didiskualifikasi lagi? Dasar Anak
sialan itu.” Ucap Bok Joo lalu mencoba mengirikan pesan [Joon Hyung, kau baik-baik saja? Kuatlah]
tapi dihapus dengan menuliskan [Joon
Hyung, kau pantas mendapatkannya.]
“Ah, bagaimana
aku harus menulisnya? Aku tidak bisa mengirim pesan yang terlalu manis.” Ucap
Bok Joo benar-benar binggung lalu melihat sebuah kertas lipat didekatnya.
Ibu Jae
Yi memberikan sebuah tonik menyuruh Joon Hyung agar Minumlah tanpa menyisakannya setetespun. Joon
Hyung meminum dengan menahan rasa pahit dimulutnya, lalu mengeluhKalau tidak
kena flu, mungkin pasti bisa jadi juara pertama.
“Kau
harusnya mengunjungi kami sebelum pertandingan. Ibumu membuatkannya untukmu
dengan bahan-bahan spesial yang akan bisa membantumu.” Kata ayah Jae Yi, Joon
Hyung pikir benar juga.
“Aku
harus dihukum karena memandang sebelah mata pertandingan ini.” Kata Joon Hyung,
Ibu Jae Yi pikir tak perlu dipermasalahkan lagi.
“Kau
bilang ini bukan pertandingan penting. Jadi Lupakan saja. Apa kau sudah bicara
dengan kakakmu?” tanya Ibu Jae Yi, Joon Hyung mengatakan sudah
“Ceramahnya
benar-benar membuatku gila. Dia bersikap sama seperti ibu. Yang dia lakukan
hanyalah mengkhawatirkanmu.” Kata Joon Hyung dengan gaya bercandanya.
Ponselnya
berbunyi, “Dimana kau?” Joon Hyung tak percaya pesan dari si gendut. Kedua bibi
dan paman binggung siapa yang dimaksud gendut.
Joon Hyung mengaku itu Temannya yang sangat lucu. Pamanya pikir si Gendut
terdengar seperti nama anjing.
“Ada apa
Gendut? Kau tidak pernah mengirim pesan padaku.” Balas Jooon Hyung, Bok Joo
baru keluar membaca pesan dari Joon Hyung.
“Aku bertanya
kau dimana.” Tulis Bok Joo
“Aku
dirumah. Aku akan kembali ke sekolah sekarang.”
Balas Joon Hyung, Bok Joo pikir harus segera bergegas kembali.
Joon
Hyung binggung dengan Bok Joo karnea memintanya agar datang ke air mancur. Bok Joo akhirnya
datang. Joon Hyung bertanya ada apa. Bok
Joo memberikan sesuatu ditanganya, Joon Hyung binggung apa yang diberikanya.
Bok Joo mengatakan itu adalah katak yang dibuat dari garis origami.
“Aku
tidak membuatnya karena kau
membicarakannya waktu itu. Aku bosan, dan aku kebetulan memiliki
beberapa lembar kertas. Siapa yang tahu? Mungkin ini akan jadi jimat
keberuntunganmu.” Kata Bok Joo
“Kau
terlihat sangat tidak kreatif. Coba Lihat ini kusut dimana-mana. Berapa kali
kau mengulang-ulang ini?”ejek Joon Hyung, Bok Joo meminta agar Joon Hyung
mengembalikan saja kalau begitu.
“Kau
tidak bisa mengambilnya lagi. Ini milikku sekarang. Kita akan lihat apakah ini
akan membawa keberuntungan untukku atau tidak.” Ucap Joon Hyung mengikuti cara
bicara Bok Joo dkk “Katak keren.” Bok Joo mengejek Joon Hyung itu peniru.
“Apa
salahnya dengan itu? Kau dan teman-temanmu mengatakannya sepanjang waktu. "Keren."Itu
terdengar berbeda ketika aku yang mengatakannya, kan?Tapi ini mungkin terdengar
lebih keren. ” Kata Joon Hyung mengikuti cara bicara ketiganya.
“Apa? Kau
sudah bisa bercanda, Lalu kau pasti
merasa lebih baik sekarang. Apa flumu sudah sembuh?” tanya Bok Joo
Joon
Hyung mengaku kalau sudah lebih baik karena yakin itu akan segera sembuh dan
sudah minum obat di rumah. Bok Joo meminta maaf karena berkata jahat padanya
waktu itu dan sedang sangat sensitif waktu itu. Tapi menurutnya Joon Hyung harusnya bisa melakukannya lebih baik lagi.
Joon Hyung tahu.
“Sepertinya
aku terlalu percaya diri. Tapi, jangan khawatir. Aku akan mengejutkan semua orang sebentar lagi. Kau
sebaiknya tidak meminta 100 tanda tangan ketika itu terjadi. Aku akan berada di
Olimpiade saat itu.” Kata Joon Hyung percaya diri berlebihan, Bok Joo tak
peduli.
“Kita
masih punya waktu sampai pengabsenan. Aku akan mentraktirmu sesuatu yang enak.”
Kata Bok Joo, Joon Hyung tak percaya mendengarnya bertanya apa yang ingin
ditraktirnya
“Sesuatu
yang akan memberimu semangat. Tutup saja mulutmu dan ikuti aku.” Kata Bok Joo,
Joon Hyung binggung karena Bok Joo malah
menuju ke arah sekolah. Bok Joo pun berbalik arah menuju keluar dari
kampus.
Si Ho
akan kembali ke kampus melihat dari kejauhan, Joon Hyung sedang menuntun sepeda
bertanya apakah Bok Joo ingin menaikinya. Bok Joo dengan penuh semangat akan
naik ke bagian belakang. Joon Hyung menolaknya karena sebelumnya membonceng Bok
Joo membuat harus tiduran selamatiga
hari karena sakit punggung.
Bok Joo
tak percaya dengan tetap ingin menaiki sepeda. Si Ho mencoba menelp Joon Hyung dan melihat dari
kejauhan. Joon Hyung sedikit menghindar dengan menyuruh Bok Joo membawa
sepedanya saja dan melihat ponselnya lalu membiarkanya. Si Ho terlihat
benar-benar marah karena ternyata Joon Hyung tak mengangkat telpnya karena
sedang bersama Bok Joo. Keduanya sudah pergi bersama dan Si Ho membuang
termosnya ke dalam tempat sampah.
Tuan Kim
dan Dae Hoo binggung melihat Bok Joo yang datang membawa Joon Hyung. Suasana
canggung terasa. Bok Joo memperkenalkan
Joon Hyung pada ayahnya. Joon Hyung menyapa lebih dulu. Tuan Kim teringat
dengan Joon Hyung yang waktu itu. Joon Hyung membenarkan.
“Apa Kau
mengenalnya, Ayah?” ucap Bok Joo binggung, Tuan Kim ingin memberitahu tapi Joon
Hyung lebih dulu menyelanya.
“Aku
pernah datang kesini sekali sebelumnya dengan teman-temanku. Aku tidak tahu
kalau tempat ini milik ayahmu.” Kata Joon Hyung
“Apa
hubungan kalian, sebenarnya? Bok Joo tidak pernah membawa seorang pria kesini
sebelumnya. Ini sangat menarik.” Kata Dae Ho
“ Kami
satu sekolah dasar. Dia adalah siswa tim renang, Aku berhutang banyak padanya, jadi
ingin melakukan sesuatu untuknya. Kita punya banyak makanan, kan?” kata Bok Joo
Tuan Kim
binggung, Bok Joo mengatakan tentang kerang. Tuan Kim pura-pura tak mengerti.
Bok Joo mengingat perkataan ayahnyatenga Kerang liar. dari Wondo dan punya
banyak.
Tuan Kim
menaruh sepiring kerang yang besar diatas meja, dengan nada sinis merasa tidak
tahu kalau Joon Hyung danBok Joo satu sekolah dasar.Bok Joo menyuruh Joon Hyung
agar makan, Joon Hyung mengucapkan terimakasih tapi Tuan Kim tak rela
mendekatkan piring pada Bok Joo.
“Kerang
ini sangat jarang, makanlah.” Ucap Bok Joo mendorong piringnya.
“Tidak,
kau saja yang makan. Aku tidak punya selera makan.” Kata Joon Hyung ketakutan
melihat lirikan mata Tuan Kim.
“Kau
makan saja, Aku tidak tahan rasanya kalau masih memiliki hutang. Makanlah jadi
kau bisa melawan flumu.” Kata Bok Joo lalu tersadar ayahnya terus melirik sinis
pada Joon Hyung.
Akhinya
Tuan Kim masuk ke dapur, Joon Hyung pun bisa makan tanpa rasa takut dan
terlihat sangat menikmatinya. Sementara didapur, Dae Ho mengintip merasa tidak
percaya kalau bisa melihat Bok Joo bersama seorang pria saat ini menurutnya itu
terasa aneh. Tuan Kim malah berkomentar sedih karena mendapatkan kerang liar itu
sangat sulit.
“Aku
tidak percaya musang itu memakan semuanya.” Ucap Tuan Kim kesal
“Kenapa
kau menyebutnya musang? Aku harus mengatakan kalau dia sangat tampan. Sejujurnya,
Bok Joo tidak terlalu bagus untuknya dalam segi penampilan.” Kata Dae Ho, Tuan
Kim sinis mendengarnya.
“Coba kau
lihat... Bok Joo lebih menyukainya. Apa kau buta ?”ejek Dae Ho, Tuan Kim pikir
tak ada yang salah dengan Bok Joo dan Pengelihatannya benar-benar baik-baik
saja.
“Pokoknya,
aku tidak menyukai pria itu. Aku melihatnya memberikan Bok Joo tatapan nakal.”
Kata Tuan Kim.
“Menurutku,
dia yang lebih dalam bahaya. Dalam sekali lirik, aku bisa tahu kalau Bok Joo
lebih menyukainya.” Ucap Dae Ho yakin, Tapi Tuan Kim tak percaya mendengarnya
karena mereka hanya teman.
“Lalu
kenapa dia memberikannya semua kerang itu?Maksudku, dia bukan tipe orang
yang akan membagi makanannya dengan
orang lain. Itu menunjukkan kalau dia tergila-gila padanya.” Jelas Dae Ho, Tuan
Kim pun hanya diam.
Joon
Hyung binggung kemana Bok Joo akan membawanya, Bok Joo menyuruh Joon Hyung
mengikutinya dan sampai diatas terlihat pemandangan malam kota seoul yang
sangat indah. Ia merasa lingkungan
tempat tinggalnya sangat indah saat malam dan Semuanya berkilau.
“Ya.... Ini
indah.” Ucap Joon Hyung mengarahkan pandanganya pada Bok Joo yang berdiri
disampingnya.
“Ngomong-ngomong,
traumamu. Itu disebabkan karena apa?” tanya Bok Joo, Joon Hyung kaget Bok Joo
bisa mengetahuinya.
“Aku
dengar dari Dokter Jung. Apa ini karena kecemasan sebelum pertandingan?” ucap
Bok Joo, Joon Hyung juga tak tahu.
“Bagaimana
awalnya kau suka berenang? Apa orangtuamu yang menyuruhnya?” tanya Bok Joo,
Joon Hyung menjawab tidak karena hanya
suka air.
“Aku pertama
kali belajar renang ketika mengikuti
Hyung ke kolam renang saat masih kecil. Air bisa membuatku nyaman. Rasanya
hangat... seperti ada yang memelukku.” Cerita Joon Hyung
Bok Joo
merasa Joon Hyung itu memiliki sensibilitas
yang tinggi lalu bertanya apakah kepribadiannya berubah setelah mulai berenang.
Joon Hyung pikir mungkin. Bok Joo rasa sepertinya begitu. Joon Hyung pikir benar
juga dan itu saat pertama kali mulai berenang, tapi sekarang karena mempelajarinya,
maka membuatnya sedikit stress.
“Aku
tidak bisa menahan dirikuuntuk tidak terobsesi dengan catatan rekorku. Aku
merasa seperti seekor banteng dalam pertandingan” kata Joon Hyung, Bok Joo bisa
tahu.
“Kau bisa
bilang "Jangan khawatirkan tentang rankingnya dan angkat saja
besinya." Aku akan bersenang-senang
kalau memang seperti itu kejadiannya.” Ucap Bok Joo
Ia lalu
berteriak “aku benci karena harus di tingkat-tingkat seperti itu!” Joon Hyung
pun mengikutinya, Tapi Bok Joo pikir Sebenarnya, itulah takdir mereka sebagai
atlet jadi harus menerimanya. Joon Hyung hanya terdiam, Bok Joo menepuk Joon
Hyung meminta agar bisa bersemangat.
“Aku
seorang penilai karakter yang hebat, dan tahu kau akan mencapai tujuanmu. Aku
melihat sesuatu yang sangat intens di matamu.” Kata Bok Joo
“Apa kau
jatuh cinta pada mataku?” goda Joon Hyung mendekatkan wajahnya, Bok Joo mengaku
kalau benar-benar jatuh cinta. Keduanya pun tertawa bersama dengan melihat
pemandangan indah seoul.
Nan Hee
merasa mereka tidak bisa datang ke ruang santai
kalau cuacanya semakin dingin. Suk Ok yakin Bok Joo pasti sangat kenyang
sekarang. Nan Hee tahu karena ayah Bok Joo
menghubunginya, jadi pasti diberi makan sup ayam.
“Aku
sudah memperhatikan Bok Joo dan sadar... menaikkan berat badan itu sulit.” Kata
Sun Ok
“Tentu
saja. Meningkatkan kelas berat jauh lebih sulit. Bok Joo sedang bekerja keras untuk
menaikkan berat badannya.” Ucap Nan Hee
Saat itu
Si Ho lewat medengarnya lalu berjalan masuk ke dalam kamar dan melihat tas Bok
Joo, dengan penuh keberanian membukanya dan melihat sebuah buku “Diet Diary”
dengan nama Kim Bok Joo.
Joon
Hyung kembali pulang dengan penuh semangat karena merasa
tidak akan terkena sakit untuk satu tahun ini. Jadi tahu alasan
orang-orang... sangat bersemangat untuk makan kerang liar.
“Apa itu
memberikanmu energi?” tanya Bok Joo
“ Ya... Aku
bisa merasakan energiku meningkat. Makanan ayahmulah yang membuatmu sekuat
sekarang. Sekarang karena kita memakannya bersama, ayo kita bekerja keras.”
Kata Joon Hyung penuh semangat.
“Ini
tidak seperti atlet.... bisa jadi lebih baik hanya dalam semalam. Kau
membutuhkan fisik yang kuat untuk memenangkan perang dengan rasa gugupmu.” Ucap
Bok Joo
“Lalu Sampai
kapan kau akan menjalani kehidupan gandamu?” tanya Joon Hyung
“Aku
sadar harus segera mengakhirinya.” Kata Bok Joo. Joon Hyung tiba-tiba berteriak
karena melihat seekor katak.
Bok Joo
merasa Joon Hyung ingin dipukulnya karena bercanda, Joon Hyung menyakinkan
kalau memang ada katak besar. Bok Joo tahu Joong Hyung hanya senang menggodanya
dan memperingatinya kalau memang masih ingin
hidup. Joon Hyung kesan Bok Joo tak percaya padanya. Saat itu terlihat
seekor katak besar diatas kolam.
Joon
Hyung kembali ke kamar, Tae Kwon menyambutnya dengan selesai membersihkan meja
Joon Hyung karena tahu pasti lelah jadi sudah
membereskan meja dan tempat tidurnya. Joon Hyung mengucapkan terimakasih dan
duduk di meja belajarnya.
“Joon
Hyung... Kau baik-baik saja, kan? Ini bukan pertandingan besar. Kau akan
melakukannya lebih baik lain kali.” Kata
Tae Kwon memberikan semangat.
“Aku
tidak mengatakan apapun. Aku baik-baik saja. Yang jelas Aku tidak
didiskualifikasi hari ini.” Kata Joon Hyung bisa merasa bangga
“Itu
benar. Aku tahu kau adalah orang yang lapang dada.” Ucap Tae Kwon membersihkan
meja belajarnya.
“Dia
ternyata sangat lucu.” Ungkap Joon Hyung melihat origami yang diberikan Bok Joo
padanya.
Joon
Hyung sedang berlari pagi lalu melihat sosok Si Ho yang masuk ke bagian gedung
tim angkat besi, tanpa rasa penasaran tak peduli dan kembali berlari.
Bok Joo
sedang sarapan dengan penuh semangat karena merka harus menambah lebih banyak bakso
di sumpitnya bahkan Dua tidak cukup. Sun Ok menawarkan miliknya karena
sudah mengambil banyak. Bok Joo pikir
tak perlu karena akan memakannya nanti.
“Hei.
Kenapa Pelatih Choi tidak ada disini hari ini?” tanya Sun Ok bingung
“Dia akan
ada di sebelah Bok Joo ketika sarapan dan makan siang, lalu berteriak,
"Satu porsi lagi!" Mungkin dia ketiduran.” Kata Nan Hee, mereka pun
harus cepat makan karena bisa terlambat.
Bok Joo
melihat ponselnya berdering dan itu telp dari ayahnya, bertanya ada apa,
berpikir kalau membuatkan sup tulang kali ini. Tuan Kim terdengar nama marah
menyuruh anaknya untuk datang ke rumah
sekarang.
Bok Joo
pulang kerumah berteriak pada ayahnya karena masih pagi sudah
memanggilnya. Lalu dikagetkan dengan
pelatih Choi dan Yoon sudah ada di dalam restoranya juga. Suasana terasa
dingin. Tuan Kim tiba-tiba mengeluakran bukan Diet diary diatas meja. Bok Joo
kaget ayahnya bisa mendapatkan itu.
“Katakan
padaku apa ini, anak nakal!” teriak Tuan Kim marah, Bok Joo terlihat
benar-benar ketakutan mendengar teriakan ayahnya.
bersambung ke episode 6
si hk mnjengjelkn :V
BalasHapusSI HO
BalasHapus