PS : All
images credit and content copyright : TVN
Kim Shin
memasukan beberapa pakaian dalam tasnya, lalu menemukan sesuatu yang masih
disimpanya. Sementara Wang Yeo berjalan di jembatan, wanita yang sebelumnya memberikan bayam pada
Eun Tak memanggilnya, menawarkan jepitan rambut yang dijualnya. Wang Yeo pikir Jepit rambut tidak cocok
dengannya.
“Berikan
satu untuk pacarmu.” Ucap si wanita, Wang Yeo mengaku tidak punya pacar.
“Pacar
itu bisa datang dan pergi, kau tahu atau tidak.Sekali kau membelinya, mak itu akan jadi milikmu selamanya. Coba Lihatlah
ke cermin.” Ucap Si wanita, Wang Yeo memejamkan matanya dengan pantulan sinar
dari cermin lalu melihat sebuah cincin hijau yang menarik matanya.
Saat itu
juga Kim Sun datang mengambil cincinnya,
bertanya berapa harganya. Wang Yeo kaget menatap Kim Sun yang
mengambilnya lalu tiba-tiba air matanya mengalir. Kim Sun binggung melihat Wang
Yeo menangis, lalu ingin memberikan cincinya. Wang Yeo ingin mengambilnya tapi
Kim Sun menahanya karena ini tak gratis dan meminta agar memberikan nomor
ponselnya.
Wang Yeo
mengatakan tak punya ponsel, Kim Sun tak percaya kalau Wang Yeo tak punya
ponsel berpikir kalau hidupnya itu miskin. Wang Yeo merasa tidak butuh ponsel. Kim Sun yakin kalu Wang
Yeo hanya mencari alasan untuk tak memberikan nomor ponselnya jadi memutuskan
kalau cincin itu miliknya ,Wang Yeo lalu meminta agar Kim Sun yang memberikan
nomornya. Serta tinggalkan cincin diatasnya.
Kim Sun
pun mengajak agar mereka berkenalan lebih dulu, karena harus mengetahui namanya
kalau menelp nanti. Wang Yeo menjabat tangan Kim Sun dan Kim Sun menyebutkan
namanya “Sunny” tapi Wang Yeo menyebut
namanya Sun Hee. Kim Sun pasrah kalau memang Wang Yeo ingin memanggilnya
seperti itu karena itu juga nama samaran.
Si wanita
itu bertanya mau bayar kartu kredit atau uang tunai, dan siaap yang akan
membayar cincinya. Keduanya saling menatap terlihat dicermin kalau si wanita
adalah Nenek yang pernah berbicara dengan Eun Tak sebelumnya.
“Tidak
peduli siapa yang bayar.Kalian berdua akan membayar dengan harga yang mahal
juga.” Ucap si nenek seperti penuh dendam.
Kim Shin
membuka sesuatu yang masih disimpanya, gambar wajah ratu yang dulu bersama
dengan raja.
Flash Back
Kim Shin
datang ke sebuah tempat dengan sudah terbaring seseorang diatas tempat tidur,
merasa kalau dirinya pasti terlambat,
lalu mengambil sebuah gambar ratu sambil menangis. Saat meninggalkan tempat
tersebut, Kim Shin membakar seluruh ruangan.
“Aku..baik-baik
saja.Kalau ini adalah akhir,maka mungkin ini adalah takdirku. Kau harus pergi, Jangan
berhenti.Melangkahlah menuju Yang Mulia.” Ucap ratu, terlihat raja sangat
marah.
Kim Shin
menatap sedih dengan gambar ribuan tahun lalu yang masih disimpanya.
Eun Tak
membersihkan kaca jendela, disampingnya ada hantu yang terus mengodanya. Si
hantu mendengar kalau Eun Tak ternyata bukan pengantinnya goblin jadi mengajak
untuk ikut bersama, Eun Tak hanya diam saja. Si hantu mengaku membenci Eun Tak
karena mengambaikanya, dan ia akan bicara terus dan ingin tahu sampai kapan
bertahan.
“Aku akan
mengacaukan orang-orang di sekitarmu. Aku akan membunuh wanita itu dulu.” Ucap
si hantu menunjuk ke arah Kim Sun, Tiba-tiba Kim Sun yang sedang minum langsung
berteriak marah dengan mengumpat, Si hantu pun terlihat ketakutan.
“Aku harusnya
membunuhnya saja.”kata Kim Sun, Si hantu bunggung karena melihat Kim Sun malah
sangat menakutkan.
Eun Tak
akhirnya mendekat bertanya ada apa. Kim Sun ingin tahu pendapat Eun Tak apakah
ia tidak cantik dan sudah pernah mengalami ini semua tapi pria itu tidak
menghubunginya dan bertanya-tanya kenapa Wang Yeo sampai sekarang belum
menelpnya.Kim Sun mengerti yang dimaksud adalah pria cincin itu dan meminta
agar tenang.
“Aku
tidak bisa tenang. Dia adalah pria paling tampan yang pernah kulihat. Apa kau
tidak bisa melihat kerja kerasku? Aku meminumnya setiap hari untuk kulitku. Kenapa
dia belum menelponku juga?” ucap Kim Sun sudah meminum botol air mineral.
“Pria tampan
memang selalu bikin susah. Lupakan saja dia.” Kata Eun Tak, Kim Shin pikir itu
tak mungkin
“Hanya dia
pria yang kutemui yang tidak bijak sama sekali, Cincinnya juga sangat cantik. Itu
harusnya jadi milikku.” Kata Kim Sun menatap jarinya yang seharusnya sudah
memakain cincin tersebut.
Wang Yeo
melihat kertas yang berisi nomor telp dan sebuah cap bibir dibagian bawah.
Flash Back
Kim Sun
bertanya apakah Wang Yeo punya pulpen, Wang Yeo mengelengkan kepala dan meminta
agar mengatakan saja nomor telpnya. Kim
Sun mengejek kalau Wang Yeo bisa mengingat lalu mengeluarkan pensil alisnya dan
menuliskan nomor telp, lalu memberikan setuhan terakhir adalah ciuman.
Wang Yeo
seperti masih ragu untuk menelp Kim Sun, lalu memilih untuk menyimpanya
Eun Tak
pulang kerumah binggung melihat semua barang dikeluarkan dari rumah, bertanya
apakah keluarganya akan pindah. Si Bibi malah balik bertanya apakah Bibi Eun
Tak itu tak bisa dihubungi karena sudah menjual rumahnya, dan Besok ada orang
baru yang akan pindah.
“Mereka
tidak membersihkannya, jadi aku harus bersusah payah begini.” Kata Si bibi
mengeluh kesal
“Apa
tempat ini mau disewakan? Lalu Apa yang harus kulakukan?” ucap Eun Tak
binggung, Si bibi pikir lebih baik tanya pada bibinya saja bukan bertanya
padanya.
“Dia yang
mengambil semua uang depositnya. Kalau kau butuh sesuatu ambillah.” Kata Si
bibi
Eun Tak
membawa sebuah tas dan juga ranselnya, duduk di taman dengan membawa sebuah
bunga kering, Teringat kembali saat Kim Shin memberikan di pingir laut, dengan
menyebutnya "Kekasih." Kelopak bunga yang kering terbawa oleh angin,
Eun Tak mengambil beberapa yang tertinggal di tangkai lalu menyelipkan dalam
buku. Setelah itu pergi ke stasiun bawah tanah untuk menaruh tasnya.
Eun Tak
kembali menghadap pada gurunya, sang guru menyuruh agar mengosongkan tas dan
juga saku bajunya. Eun Tak binggung, lalu mengeluarkan isi tasnya. Si Guru
melihat Eun Tak membawa semua yang bisa terbakar dengan banyak korek didalamnya
dan menanyakan dimana rokoknya itu.
“Tidak.
Aku sebenarnya punya alasan dan aku tidak merokok.” Ucap Eun Tak
“Anak-anak
lain bilang mereka melihatmu merokok. Jangan mempersulit.” Kata Gurunya sinis
dan meminta mengulurkan tanganya. Eun Tak pun menurut dan guru mulai mencium
tanganya.
“Wahh...
Kau sangat teliti... Ternyata anak-anak yang pintar itu mengerikan.” Ucap
gurunya yang tak percaya pada Eun Tak karena pastis sudah mencuci tangan agar
tak bau rokok
“Eun
Tak... Aku takut kalau anak-anak sepertimu pintar juga di sekolah. Kau bersikap
sok baik dan membuat kami merasa bersalah padamu. Bagaimanapun juga , semua
hanya pura-pura kan. Orang sepertimulah yang mengotori lingkungan kita. Makanya
banyak orang baik selalu diperlakukan tidak adil. Apa Mengerti?” ucap gurunya
sinis, Eun Tak hanya diam menahan tangisnya, didepan pintu sedari tadi teman
Eun Tak tersenyum licik melihat Eun Tak akhirnya kena marah guru.
Wang Yeo
membuka kaleng bir dan pelahan mengelap pinggir kaleng, tiba-tiba kaleng pun
melayang ke tangan Kim Shin dengan mengucapkan terimakasih karena sudah
membukanya, lalu bertanya kenapa
mendadak minum. Wang Yeo balik bertanya pada Kim Shin yang juga ingin minum.
“Tidak
ada kata mendadak untuk minum. Selalu lebih baik kalau punya lebih banyak minuman,
wanita dan daging.” Ucap Kim Shin mengambil kembali kaleng bir dalam kulkas.
“Aku
cukup terpandang saat jadi jenderal dulu. Kalau dulu, kau pasti tidak akan
berani bicara padaku.” Kata Kim Shin,
“Hei...,
kau kan tidak tahu siapa aku sebelumya.” Balas Wang Yeo, Kim Shin pun bertanya
memang siapa sebenarnya Wang Yeo. Wang Yeo ingin memberitahu tapi Kim Shin
berpikir kalau Wang Yeo itu raja.
“Apa kau
sudah selesai berkemas?” ucap Wang Yeo tak ingin membahasnya, Kim Shin pikir tidak punya banyak barang untuk
dikemas.Wang Yeo berpesan agar menikmati perjalannya nanti.
“Aku akan
menelponmu.” Kata Kim Shin, Wang Yeo mengatakan tidak punya ponsel. Maka dari
itu Kim Shin sengaja mengatakan karena pasti tak akan menelpnya. Keduanya pun
akhirnya minum berkaleng-kaleng bir.
Kim Shin
mondar mandir masuk dan keluar pintu, Wang Yeo kesal merasa sangat menganggu,
dan berpikir kalau sekaleng bir cukup membuatnya seperti orang gila. Kim Shin
mengaku kalau tak tahu siapa orang itu,
karena dia tidak akan memanggilnya. Wang Yeo binggung siapa yang
dimaksud.
“Dia
tidak akan memanggilku, jadi aku tidak akan bisa menemukannya. Aku memang bukan
Tuhan, tapi tidak ada yang tak bisa kulakukan.Aku tidak bisa menemukan gadis
ituSemua yang kumiliki tidak ada gunanya bagiku” ucap Kim Shin sedih
“Itu
adalah kebenarannya. Kekuatanmu hanya berguna untuk kenikmatan dirimu sendiri.
Lalu Bagaimana kau bisa menemukannya sebelumnya?” kata Wang Yeo, Kim Shin
mengatakan kalau bertemu begitu saja.
Wang Yeo
menyuruh menelp tapi Kim Shin tak memiliki nomor ponselnya, dan seharunya tidak menghubunginya lagi.
Akhirnya keluar rumah dengan membawa payung, Wang Yeo bisa melihat bayangan Kim
Shin hilang dan yakin kalau sudah menemukannya.
Eun Tak
sudah ada di pinggir laut berbicara pada ibunya, dengan menanyakan kabarnya dan apakah
beristirahat dengan damai.
“Ibu.. Bagaimana di sana? Apa lebih baik daripada di
sini? Ibu, aku.. Aku tidak baik-baik saja. Tidak ada yang bertanya keadaanku.
Dan Lagi.... Aku lelah dengan semuanya. Hidupku selalu dipenuhi hujan.. ” Ucap
Eun Tak sambil menangis.
Tiba-tiba
hujan turun sangat deras, Eun Tak membalikan badan melihat Kim Shin datang
dengan membawa sebuah payungdan mengaku kalau merasa putus asa. Eun Tak pun
berteduh dibawah payung Kim Shin dan Kim Shin memberitahu kalau Hujannya akan
segera berhenti. Eun Tak bertanya apakah selalu turun hujan kalau sedang sedih,
Kim Shin membenarkan.
“Seberapa
sedih kau sampai bisa membuat badai begini?” tanya Eun Tak
“Itu
bukan aku, planetnya yang membuat.”kata Kim Shin lalu menanyakan kabarnya, Eun
Tak melihat hujan berhenti. Kim Shin mengaku perasaanya sekarang sudah baikan.
“Aku
tidak memanggilmu kali ini.” Ucap Eun Tak,
Kim Shin tahu kalau Eun tak memang tak memanggilnya, karena ia pun
sedang sibuk Melakukan banyak hal.
“Ini
tidak baik.Kapanpun hujan turun, sepertinya kau akan merasa sedih mulai
sekarang.Aku kan tidak punya seseorang untuk bersandar.Aku harus mencemaskanmu
juga.” Ucap Eun Tak
Kim Shin
bertanya apakah Eun Tak tak kedinginan dan apa yang dilakukan di pinggir
laut, Eun Tak mengaku kalau ia tidak
bahagia dan menganggapnya seperti flu. Kim Shin tak mengerti maksudnya. Eun Ta
menjelaskan tentang Ketidakbahagiaannya yang selalu kembali pada saat sudah melupakannya dan saat
waktunya tiba maka akan terkena flu
seperti sebuah ketidakbahagiaan itu datang lagi .
“Kau
tidak bermaksud khusus, kan?” ucap Kim Shin seperti tak enak hati. Eun Tak
malah sengaja mengejeknya dengan merasa kalau Kim Shin pasti merasa cangung,
Kim Shin meminta agar tak mengatakan hal
itu karena itu yang paling dibenci.
“Aku
memilih kata yang salah kalau begitu.” Ucap Eun Tak tertawa bahagia karena
melihat Kim Shin ada didekatnya. Kim Shin menyuruh Eun Tak melanjutkan ceritanya.
“ Itu
akan membuatmu menghapus air mata kepedihan.” Kata Eun Tak, Kim Shin mengatakan
akan mencoba menahannya.
“Apa kau
sudah dengar cerita ? Manusia punya 4 kehidupan. Kehidupan menanam benih,
kehidupan menyiram benih, kehidupan memanen, dan kehidupan menikmati hasil
panen.” Kata Eun Tak
“Bagaimana
kau bisa tahu itu? Itu yang dikatakan malaikat maut pada orang yang sudah mati.”
Ucap Kim Shin
“Aku
sudah menjadi pengantin goblin selama 19 tahun. Aku sudah mendengar banyak
cerita dari para hantu. Kukira ini tidak adil. Kenapa aku tidak bisa.. memanen
dalam hidupku? Bahkan Tidak ada perkembangan.” Cerita Eun Tak
Kim Shin
mengaku turut berduka. Eun Tak mengeluh komentarnya sangat formal. Kim Shin pun
bertanya apa yang harus dilakukanya. Eun Tak pikir Masih banyak pilihan yaitu bisa
saja menepuk bahunya, mengusap rambutnya, atau memberika uang 500ribu won. Kim Shin mengeluh lalu menanyakan tanganya.
Eun Tak
mengaku kalau tangan harus beristirahat karena bekerja paruh waktu terlalu keras jadi akan
menyimpanya nanti, karena siapa tahu ada
yang butuh bantuan tangannya. Kim Shin bertanya seperti apa maksudnya. Eun Tak
tak ingin membahasnya lalu memberikan daun maple yang sudah dilaminating
sebagai hadiah pada Kim Shin.
Kim Shin
melihat kalau itu cantik, Eun Tak tersenyum mendengarnya. Kim Shin tiba-tiba
menepuk rambut Eun Tak perlahan. Eun Tak binggung apa yang dilakukanya. Kim
Shin mengaku sedang mengusap rambutnya dan itu adalah ucapan selamat tinggal
karena akan pergi besok.Saat itu hujan turun kembali dan terlihat hanya
disekitar keduanya saja.
Kim Shin
dan Wang Yeo duduk berjauhan disofa. Wang Yeo bertanya apakah sudah mengemasi
barangnya. Kim Shin mengeluh karena Wang Yeo sudah menanyakan hal itu. Wang Yeo mengaku hanya mau mengingatkan
dirinya saja karena membuatnya senang, lalu menndengar suara dan memberitahu
kalau Kim Shin menerima pesan. Kim Shin memberitahu kalau itu bunyi bel.
“Itu
adalah deringan pertama kali dalam 60 tahun.” Ucap Kim Shin, keduanya tiba-tiba
tersadar dan kaget dengan wajah ketakutan.
“Kau
harus memotongnya dan ini membuatku takut, cepat lihat dari balik dinding” kata
Kim Shin, Wang Yeo mengaku tak bisa melakukanya.
“Malaikat
maut macam apa yang tidak bisa melihat menembus tembok?” keluh Kim Shin, Wang
Yeo membalas kalau Kim Shin yang harus melakukanya, Bunyi bel terus berdering.
Wang Yeo
akhirnya membuka pintu dan terlihat Eun Tak berdiri didepanya. Eun Tak kaget
dengan bertanya apakah ini rumah Goblin. Wang Yeo mengaku kalau ini rumahnya
dan ke apa yang cari dari depan rumahnya
dan berpikir kalau memang ingin membuat janji. Eun Tak yang ketakutan merasa
salah alamat dan akan pergi, tapi malah menabrak seseorang. Kim Shin sengaja menutupi wajahnya dengan
bajunya, lalu menyuruh Wang Yeo masuk kedalam rumah.
“Kenapa
kau di sini? Bagaimana kau menemukan tempat ini?” tanya Kim Shin
“Aku
tanya pada hantu-hantu dimana goblin tinggal. Lalu Apa yang dia lakukan di
sini?” bisik Eun Tak menunjuk pada Wang Yeo
“ Letupan
cintamu masih berlangsung. Aku harap kau dapat akhir yang bahagia. Aku merasa
tidak nyaman.” Sindir Wang Yeo lalu masuk ke dalam rumah.
Eun Tak
bertanya apakah Kim Shin tinggal bersamanya, Kim Shin mengatakan hanya sampai
hari ini saja dan menanyakan alasan Eun Tak datang kerumahnya. Eun Tak
mengatakan aklau Untuk mengatakan sesuatu yang tidak bisa dikatakan tadi, kalau
Kim Shin bertanya apakah melihat sesuatu.
“Lalu Bagaimana
kalau aku melihatnya?” tanya Eun Tak,
Kim Shin pikir kenapa harus bertanya karena Eun Tak tak melihatnya.
“Siapa
bilang aku tidak lihat? Satu, kalau aku melihatnya apa kita akan langsung
menikah? Dua, kalau aku melihatnya, bisakah kau pinjamkan aku uang 500ribu won?
Tiga, kalau aku melihat, apakah kau akan tetap di sini?” ucap Eun Tak meminta
agar Kim Shin jangan pergi dan tetap ada Korea.
Kim Shin
hanya bisa diam, Eun Tak merasa kalau itu jawaban tidak bisa. Kim Shim tak
percaya kalau Eun Tak benar bisa melihatnya dan meminta agar membuktinya. Eun
tak ingin jawaban dulu memilih satu dari tiga pilihan, Kim Shin yakin Eun Tak
itu tidak bisa melihatnya. Eun Tak menegaskan kalau bisa melihatnya dan
menunjuk ke bagian dada yang tertusuk pedang. Kim Shin kaget mendengarnya.
bersambung ke episode 4
Gk nyangka goblin kalo takut "naik kursi macam kita juga yah....hahaha.LDW sama gong yo
BalasHapus...bromancenya sesuatu bgt..
Kamsahamnida bak diyah...
Kok kepikiran kalo LDW ini reinkarnasi si ratu yah :D
BalasHapus