Bok Joo
dengan wajah ketakutan bertanya siapa yang ada didepan kulkas dan betapa
kagetnya melihat Si Ho duduk dengan memakan semua roti. Bok Joo binggung dengan
yang dilakukan Si Ho tengah malam seperti tak sadarkan diri, lalu berjalan kembali ke kamarnya.
Akhirnya
Bok Joo mengikuti Si Ho sampai ke kamar dan Si Ho langsung kembali tertidur
dengan menutupi semua wajahnya. Bok Joo dengan wajah khawatir menanyakan
keadaanya dan bertanya apakah mengenali siapa dirinya, Si Ho semakin menarik
selimutnya dan Bok Joo melihat kaki SI
Ho yang pucat dan juga kotor karena tak mengunakan sandal keluar dari kamar.
[Episode 12, Daftar Keinginannya]
Bok Joo
masuk kamar dengan gugup lalu duduk diatas tempat tidurnya, Si Ho sedang
bersiap untuk mandi melihat Bok Joo yang kembali berpikir kalau akan ikut
kembali latihan. Bok Joo mengaku kalau
hanya mampir, lalu mencoba untuk bertanya apakah tidak ingat bertemu dengannya
tadi malam.
“Kau
melihatku di depan kulkas di ruang santai.”ucap Bok Joo, Si Ho seperti tak
ingat dan berpura-pura mengingatnya,
“Kau
pasti terkejut. Aku punya kebiasaan berjalaan setengah tertidur.” Ungkap Si Ho,
Bok Joo terlihat khawatir berpikir kalau Si Ho itu sakit atau mengalami gejala
sesuatu, Si Ho tak mengerti maksudnya.
“Aku
hanya mendengar kalau ada kejadian di asrama. Beberapa orang bilang mereka
melihat hantu.” Ungkap Bok Joo
“Apa
hubungannya itu denganku? Kau terlalu banyak ingin tahu. Padahal Kau mempunyai
masalahmu sendiri.” Komentar Si Ho sinis lalu bergegas pergi ke kamar mandi.
Di kamar
mandi
Si Ho
terdiam menatap cermin seperti bisa membayangkan dirinya yang tengah tertidur
tanpa sadar berjalan lalu masuk ke dalam toilet dan membuat gaduh karena
memperlihatkan kakinya didepan pintu. Lalu mencari keyword dalam ponselnya[Efek
samping dari obat tidur]
Ia
akhirnya menelp dokter untuk menanyakan penjelasan lebih dalam ternyata Obat
tidur bisa memberi efek samping seperti mengantuk, dan pusing pada awalnya.
Bahkan bisa jadi berdelusi, cacat memori, dan tidur sambil berjalan di kemudian
hari.
“Aku
menyarankanmu untuk berhenti mengkonsumsi obat tidur. Datanglah ke rumah sakit
dan melakukan pemeriksaan secepatnya.” Ucap Dokter, Si Ho terdiam karena
kondisinya sekarang seperti ketergantungan dengan obat tidur.
Tae Kwon
melihat Bok Joo yang baru menuruni tangga langsung menjabat tanganya karena
senang melihatnya kembali, Joon Hyung menahan amarah karena tangan Bok Joo di
pegang oleh temanya. Tae Kwo mengaku kalau Bok Joo itu seperti lem karena tak
ada dirinya jadi dua temanya tertekan dan merasa kasihan.
“Hei... Ini
masih terlalu pagi untuk membuat keributan.” Ucap Joon Hyung langsung
melepaskan tangan Tae Kwon lalu bertanya apakah Bok Joo akan pergi. Bok Joo
mengangguk.
Bok Joo
ingin membahas sesuatu tapi lalu melirik pada Tae Kwon, sepertinya Tae Kwon tak
mengerti. Joon Hyung akhirnya meminta agar temanya itu meninggalkan mereka
berdua. Tae Kown mengerti tapi menurtnya mereka itu tidak sedang berkencan,
tapi kenapa malah seperti memiliki rahasia. Joon Hyung menyuruhnya segera pergi,
Tae Kwon pun berpesan pada keduanya untuk jangan bertengkar dan bergegas pergi.
Bok Joo
bertanya pada Joon Hyung apakah sudah bertemu Song Si Ho akhir-akhir ini. Joon
Hyung heran kenapa Bok Joo malah menanyakan hal itu. Bok Joo merasa Si Ho
terlihat tidak baik, dan ingin
menceriktakan kejadian tadi malam, tapi teringat dengan ucapan Si Ho “Kau
terlalu banyak ingin tahu. Kau punya masalahmu sendiri.”
Joon
Hyung akhirnya menyadarkan lamunan Bok Joo, Bok Joo puntak ingin membahasnya
meras kalau tak terlalu penasaran lagi memina agar jangan memikirkan hal itu
dan ingin pami pergi. Joon Hyung
bertanya apa Bok Joo merasa tidak kehilangan sesuatu.
“Tidak
ada kecuali kewarasanku.” Ungkap Bok Joo, Joon Hyung pun akhirnya menunjuk
kearah lain dengan memutar tubuh Bok Joo dan dengan cepat menaruh kembali
dompet dalam tas Bok Joo. Bok Joo hrdan dengan tingkah temanya itu.
“Kau
tidak bekerja hari ini, kan? Apa yang kau lakukan?” tanya Joon Hyung, Bok Joo
tahu memang tak berkerja dan kenapa Joon Hyung harus membahasnya. Joon Hyung
dengan percaya diri kalau mereka bisa
pergi bersama.
“Kau
bilang ingin mencari pengalaman.” Kata Joo Hyung, Bok Joo menyuruh Joon Hyung
Berhenti bicara omong kosong dan ingin tahu pengalaman apa yang dimaksudnya
itu.
“Kau
berjanji akan melakukannya selama sebulan dan Kau tidak bisa mengubah pikiranmu
sekarang, Nona.”ucap Joon Hyung menganggap Bok Joo seperti Nona kaya, Bok Joo
mengejek Joon Hyung benar-benar sudah gila. Joon Hyung menyuruh Bok Joo diam
saja.
“Aku tak
ada jadwal setiap malam mulai hari ini, setelah pagi hari, jadi pikirkan apa
yang ingin kau lakukan. Aku akan menghubungimu.” Kata Joon Hyung dan langsung
memegang wajah Bok Joo
Bok Joo
panik karena Joon Hyung sebelumnya memegang wajahnya dan langsung menciumnya,
Joon Hyung mengingatkan kalau akan menghubunginya nanti lalu pamit pergi. Bok
Joo menjerit kesal karena Joon Hyung itu benar-benar mengejutkanya.
Pelatih
Yoon memberitahu semua anak didiknya kalau mulai hari mereka diperbolehkan
untuk menghabiskan malam di luar kampus mulai hari ini dan Sebagai tim angkat
besi, ketika pulang ke rumah, ada sesuatu... yang harus diingat untuk
dilakukan, lalu bertanya pada Woon Gi.
“Makanlah
dengan baik.” Kata Woon Gi menjawabnya, Pelatih Yoon membenarkan.
“Kalian
sudah lama tidak pulang ke rumah Pulanglah dan makan masakan orangtua kalian
sebanyak yang kalian bisa.Mereka yang diharuskan menurunkan berat badan
diperbolehkan untuk makan. Ini karena ketika kalian kembali, kalian harus
memperkuat otot kalian. Ini bukan permintaan. Ini perintah. Jadi Pulanglah dan
makan!” ucap Pelatih Yoon penuh semangat.
Sementara
di tim senam berbeda, Pelatih Sung meminta semua anak didiknya harus sampai
kelaparan dan akan dapat masalah besar jika berat badan mereka bertambah.
Menurutnya bukan Hanya karena memiliki
libur tiga hari itu tidak berarti bisa makan selama 1,5 hari dan kelaparan 1,5
hari. Soo Bin dkk terlihat sedih mendengarnya, Si Ho yang ada dengan gurunya
terlihat pucat.
“Kalian
mungkin berpikir sebaliknya, tapi timbangan selalu mengatakan kebenarannya.”
Kata Pelatih Sung, Semua pun mengangguk mengerti.
Di tim
renang, semua berbaris dengan Joon Hyung dan Tae Kwon berada dibelakang.
“Aku akan
melihat hasil latihan rutin kalian pada hari kalian kembali kesini.Ini adalah
libur spesial sebelum kalian memulai latihan musim dingin yang sulit, jadi
istirahatlah. Serta Menjauhlah dari masalah, oke?” kata Pelatih, Semua
berteriak mengerti dan pelatih pun menyuruh merka bubar.
Joon
Hyung terlihat bergegas pergi, Tae Kwon bertanya apa yang akan dilakuan
temanya, Joon Hyung mengatakan kalau sudah punya rencana dan dan pamit pergi.
Tae Kwon menahan dengan menarik celananya, tapi Joon Hyung mengunakan dua lapis
celana membiarkan temanya mengambilnya, Tae Kwon berteriak kesal karena
ditinggalkan begitu saja.
Bok Joo
menghitung uang yang diterimanya terlihat bahagia karena sudah menghasilkan 200 ribu won menurutnya Selalu
ada timbal balik dari pekerjaan berat dan uangnya itu adalah bau dari kerja
keras. Ia menyisihkan beberapa lembar uang untuk membelikan hadiah pada ayahnya
dan sisanya membayar les piano.
Pesan
Joon Hyung masuk ke ponselnya “Di depan Ayam Bok dalam 30 menit.” Bok Joo
mengeluh kalau Joon Hyung itu bersikeras agar ia ingin mendapat pengalamaan,
tapi akhirnya pergi ke meja riasnya dengan melihat penampilanya sebelum bertemu
dengan Joon Hyung.
Ayahnya
masuk ke kamar bertanya apakah melihat Dae Ho, karena masih ada direstoran
beberapa menit yang lalu. Bok Joo mengelengkan kepala, Tuan Kim mengumpat
merasa kalau adiknya itu agak mencurigakan akhir-akhir ini, lalu menduga pergi
ke Taman Balapan lagi seperti terakhir kali. Bok Joo pikir itu tak mungkin.
“Setelah
Ayah memarahinya, dia menanda tanganikontrak untuk tidak pergi ke sana lagi. Dia
tidak mungkin ada di sana lagi, kan?” ucap Bok Joo yakin lalu ayahnya terlihat
sedikit pucat dan mengeluarkan banyak keringat, lalu menanyakan keadaanya.
“Aku
baik-baik saja dan baru selesai membersihkan bunga es di kulkas.” Kata Tuan Kim
“Apa Ayah
pergi ke rumah sakit kemarin? Dialisis sudah tidak efektif lagi. Bagaimana jika
begitu kasusnya? Tapi Ayah tidak terlihat baik.” Kata Bok Joo khawatir
“Aku
baik-baik saja. Aku mengenal tubuhku lebih baik dari orang lain. Jangan
khawatirkan aku. Bisakah kau menghubungi pamanmu?” ucap Tuan Kim, Bok Joo
mengangguk mengerti dengan bertanya-tanya kemana sebenarnya pamannya itu.
Ponsel
Dae Ho terlihat berdering ada dalam helm, seorang wanita datang. Dae Ho dengan
sigap langsung menyapanya tamu salon dengan menyarankan agar bisa mewarnai
rambutnya. Si pelanggan pun memutuskan untuk mewarnai rambutnya. Dae Ho pun
memberikan kode pada kakak Pelatih Choi karena menerima pelanggan dengan
menerima bayaran yang cukup mahal.
Sementara
pelatih Choi hanya terdiam melihat tingkah Dae Ho yang membantunya, Kakaknya
berkomentar kalau selama ini berpikir adiknya itu hanya jago berolahraga tapi ternyata memiliki
bakat dalam berkencan. Pelatih Choi menegaskan kalau mereka tidak sedang berkencan.
Dae Ho
tak ingin membuat kulit tangan pelatih Choi rusak dan akhirnya membantu
pelanggan yang sedang mencuci rambut, Pelatih Choi hanya bisa menatap pasrah
dengan yang dilakukan paman Bok Joo tersebut.
Joon Hyun
sudah menunggu didepan restoran, Bok Joo keluar rumah merasa heran kenapa harus
bertemu di depan rumahnya. Joon Hyung
pikir Tidak ada yang salah dengan bertemu dengan kekasihnya di depan rumahnya.
Bok Joo heran Joon Hyung mengatakan hal itu.
“Apa kau
khawatir kalau ayah dan pamanmu mengetahuinya?” goda Joon Hyung
“Kenapa
aku harus khawatir? Mereka tahu kalau kau hanya temanku.” Kata Bok Joo, lalu
melihat ayahnya keluar rumah dan langsung memiting kepala Joon Hyung dengan
menunduk segera bergegas pergi dari rumah.
Keduanya
pun berjalan, Joon Hyung mengaku merasa Senang bisa santai seperti ini bahkan juga
memilik Bok Joo yang ada disisinya, Bok Joo tak menangapi lalu Joon Hyung
bertanya apa yang akan dilakukan hari ini, karena bebas seharian ini, jadi
bertanggung jawab. Bok Joo heran dengan maksud ucapanya, Joon Hyung pun
teringat dengan daftar keingian yang ditulis Bok Joo.
“Bagaimana
dengan taman bermain? Sudah lama sejak terakhir kali aku kesana.” Kata Joon
Hyung tersenyum bangga, Bok Joo memikirkanya lalu berkomentar
“Berapa
usiamu? Itu sangat kekanak-kanakan.” Ucap Bok Joo menolak, Joon Hyung heran dan
tetap ingin mengajak Bok Joo pergi karena Disana tidak akan terlalu ramai
karena ini hari biasa
Keduanya
sampai di halte bus, Joon Hyung pun melihat
kalau Ada bis yang bisa langsung menuju kesana jadi tidak punya alasan
untuk tidak pergi. Bok Joo pun jual mahal memikirkanya tapi akhirnya setuju,
Joon Hyung pun tersenyum mendengarnya.
“Aku
hampir lupa. Aku akan bertemu dengan temanku nanti.” Kata Bok Joo, Joon Hyung
bertanya yang dimaksud adalah teman kampusnya.
“Mereka
ingin bersenang-senang bersama sebelum pulang ke rumah.” Kata Bok Joo merasa
menyesal
“ Apa kau
harus bertemu mereka hari ini padahal sudah bicara dengan mereka sepanjang malam?
Tidak bisakah kau membatalkannya?” rengek Joon Hyung, Bok Joo mengatakan tak
bisa melakuan karena temanya pasti akan marah.
Joon
Hyung tetap merengek tetap pergi ke taman hiburan bersama, karena sudah tidak
sabar.
Joon
Hyung terlihat menahan amarah melihat dari kejauhan Bok Joo mengajak dua
temanya ikut pergi, keduanya terliha senang karena Sudah lama tidak kesana dan
Ini pertama kalinya bagi pergi kesana pada hari biasa, karena tidak harus
mengantri.
Setelah
mereka berkumpul, Joon Hyung mengajak semuanya segera masuk sebelum ketiganya
lebih banyak bicara. Nan Hee menahanya, Joon Hyung bertanya Apa masih ada yang
akan bergabung bersama mereka. Terdengar suara khas dari Tae Kwon yang
memanggil Joon Hyung.
Nan Hee
dengan bangga kalau yang menghubunginya, karena menurutnya Semakin banyak
semakin ramai. Tae Kwon mengaku kalau berlari secepat mungkin untuk sampai
taman hiburan dan mengomel pada Joon Hyung, sebagai pengkhianat karena tidak
memberitahu sebelumnya. Joon Hyung tak ingin membahasnya berjalan masuk lebih
dulu ke taman hiburan.
Mereka
pergi ke sebuah toko bando dengan bagian lucu diatasnya, Tae Kwon mencoba
dengan mata kodoknya, Joon Hyung mengejek kalau terlihat kekanak-kanakan. Tae
Kwon pikir tak ada yang salah karena Semua orang memakai di taman hiburan, lalu
memilih sebuah bando dengan tanduk devil.
“Tidak,
aku benci hal seperti itu.” Kata Joon Hyung melepaskanya, akhirnya Tae Kwon pun
mencobanya, Bok Joo melihat bando yang
dipakai oleh Tae Kwon menurutnya cocok denganya sebagai malaikat.
“Ayo kita
pakai itu supaya terlihat seperti pasagan.” Kata Bok Joo, Tae Kwon pun
memanggilnya “sayang”. Joon Hyung langsung mengambil dari kepala Temanya, Tae
Kwon kesal karena sebelumnya Joon Hyun menolaknya.
“Tidak
boleh, yang ini milikku, oke? Ini milikku. Ini benar-benar milikku.” Tegas Joon
Hyung berkali-kali, semuanya binggung melihat tingkah Joon Hyung.
“Itu
bagus untukmu karena kau memang terlihat seperti setan.” Ungkap Bok Joo melihat
Joon Hyung yang memakainya.
Keempatnya
pun main ke arena “Pirate Ship” dan terlihat Bok Joo tak kenal takut mengangkat
tanganya tinggi-tinggi, sementara yang lainya terlihat sudah mulai ketakutana.
Setelah selesai, Nan Hee berkomentar Kursi yang paling belakang di Pirate Ship adalah
yang paling mendebarkan.
“Kita harus
naik yang mana selanjutnya? Aku ingin naik Mad Swing.” Kata Bok Joo, Nan Hee
tak suka dan ingin main kuda-kudan saja.
Lalu mengambil foto yang bagus.
“Aku
ikut. Korsel adalah yang terbaik untuk berfoto.” Ucap Sun Ok bergitu juga Tae
Kwon.
Joon
Hyung langsung memilih untuk naik Mad Swing dengan Bok Joo, Tae Kwon heran
karena Joon Hyung itu takut dengan ketinggianya, Joon Hyung menyuruh temanya
menutup mulut dan mengajak mereka berpisah dan akan bertemu 30 menit kemudian
ditempat yang sama. Ia pun langsung menarik Bok Joo untuk segera pergi.
Permainan
wahana Mad Swing dengan tubuh diputar sebanyak 360 derajat. Joon Hyung terlihat
tegang saat duduk diatas wahana, Bok Joo menanyakan keadaan Joon Hyung yang
terlihat pucat dan berpikir kalau naik wahan itu karena dirinya. Joon Hyung
menyangkal kalau memang menyukai wahana itu.
Alat
pengaman pun mulai di pasang dengan benar, permainan mulai diputar dan langsung
berbalik 360 derajat. Joon Hyung berteriak tak percaya Bok Joo terlihat senang
menaiki wahana ekstrem seperti ini. Setelah permainan hampir selesai Joon Hyung
terlihat hampir pingsan, Bok Joo melihatnya memastikan kalau Joon Hyung tidak
akan pingsan.
Joon
Hyung berjalan dibagian counter makanan merasa kalau Bok Joo seperti kelinci yang bertenaga,
padahal merasa mual sekarang. Lalu memikirkan makanan yang akan dibelinya, lalu
teringat [Daftar Keinginan Bok Joo: Berbagi minuman dengan kekasihku] dengan
senyumanya menurut waktu yang tepat dengan memesan churos dan cola dengan dua
buah sedotan.
Bok Joo
senang melihat Churros lalu bertanya kenapa hanya memblei satu minuman saja.
Joon Hyung beralasan kalau hanya ingin
satu tegukan. Bok Joo pun minum dari sedotan dan tiba-tiba Joon Hyung mendekat
dan langsung minum dari sedotan didepanya. Keduanya saling menatap, Bok Joo
menjerit kesal dengan yang dilakukan Bok Joo.
“Apa
hatimu berdebar? Wajahmu terlihat seperti itu.” Goda Joon Hyung, Bok Joo
mengumpat Joon Hyung memang sudah gila.
“Hei! Itu
sangat tiba-tiba dan hanya terkejut. Aku tidak mau, jadi Kau minum saja
semuanya.” Kata Bok Joo kesal.
“Baiklah,
maaf. Kau bisa meminum semuanya. Aku tidak akan meminumnya.” Ucap Joon Hyung
Bok Joo
menerima telp Nan Hee, Nan Hee bertanya keberadaan Bok Joo menyuruhnya agar
pergi ke pusat taman hiburan karena Akan ada kembang api. Bok Joo mengerti lalu bergegas mengajak Joon
Hyun agar menonton kembang api.
Si Ho
ingin kembali tertidur tapi seperti tak bisa melakuanya, lalu mengambil pil
obat tidur yang biasa dilakukanya, tapi teringat dengan pesan dokter “Aku
merekomendasikanmu untuk menghentikan konsumsi obat tidurnya dulu. Silahkan
datang ke rumah sakit dan mendapatkan pemeriksaan secepatnya.” Akhirnya ia
membuang obat tidurnya dan mencoba untuk tidur dengan penutup matanya.
Bok Joo
pun berlari dan melihat acara kembang apinya dimulai, lalu terlihat bahagia
karena warna warni kembang api yang sangat indah. Joon Hyung menatapnya dan
mengengam tangan Bok Joo, dan menaruhnya dalam jaketnya. Bok Joo melonggo
binggung melihatnya.
“Disini
dingin. Gunakan apapun yang bisa kau gunakan.” Kata Joon Hyung, Bok Joo hanya
terdiam tak bisa berkata-kata, Joon Hyung menatapnya.
“Kenapa?
Apa hatimu berdebar lagi? Hatimu berdebar, benarkan? Apa kau membutuhkan pompa
jantung sebentar lagi? Aku tidak akan menghentikanmu kalau kau ingin
merasakannya, tapi keselamatanmu adalah prioritasku. Aku sangat khawatir padamu
saat ini.” Ucap Joon Hyung mengoda.
“Kau...
Kau sudah gila! Kau terus membicarakan itu sepanjang hari. Menjauh dariku! Aku
tidak tahan bersamamu karena kau sangat menyebalkan.” Kata Bok Joo menarik
tanganya dan bergegas pergi untuk
mencari teman-temanya.
Joon Hyun
melihat Bok Joo merasa kalaua erlalu
terang-terangan padanya dan sudah merasa tidak nyaman, padahal berpikir dengan
melakukan hal yang ada di daftar keinginannya adalah strategi yang bagus.
Bok Joo
akhirnya bisa menemukan teman-temanya yang sedang mengambil gambar saat kembang
api terlihat dilangit. Nan Hee bertanya darimana saja Bok Joo, mereka pun
mengambil gambar saat kembang api terlihat di langit, Joon Hyung diam-diam
mengambil gambar Bok Joo yang ada disampingnya.
Joon
Hyung melihat tangan Bok Joo yang ada disaku jaketnya dan memberanikan diri
dengan memasukan kedalam jaket dan mengenggamnya, Bok Joo terdiam seperti
merasakan sesuatu yang berbeda. Keduanya saling menatap dengan kembang api yang
terus terlihat dilangit.
“Hatiku yang
gila. Ada apa denganmu hari ini? Tolong kembalilah seperti semula, oke?” gumam
Bok Joo, tapi tatapanya tak bisa dialihkan pada Joon Hyung.
Bok Joo
mulai berlatih piano dan terlihat sangat mahir tapi ternyata hanya suara
instrument dari CD yang diputar. Gurunya pun datang memulai latihan, Bok Joo
memulai memainkan dengan nada semaunya, gurunye membertahu kalau Bok Jooo terlalu
cepat dan harus mengikuti iramanya lalu menyuruh mencobanya lagi.
Bok Joo
berusaha agar bisa mengikuti iramanya, tapi tetap saja tak enak didengar karena
terlalu cepat memainkanya, Gurunya meminta agar Bok Joo melakukan agar lebih
halus, Bok Joo meminta maaf karena terbiasa melakukan segala sesuatu dengan
seluruh kekuatannya, Gurunya menyuruh Bok Joo untuk mengulangi 10 kali sampai
melakukan dengan benar. Bok Joo menghela nafas karena tak sesuatu dengan yang
diperkirakanya.
Nan Hee
menelp Bok Joo memberitahu kalau sudah kembali ke sekolah setelah liburan, Tapi
Sun Ok belum kembali juga menurutnya temanya itu tidak bisa meninggalkan
rumahnya karena suatu alasan.
Bok Joo
menemui ayahnya yang sedang masak ayam didapur, Tuan Kim memastikan kalau Bok
Joo akan pergi ke tempatnya Sun Ok. Bok
Joo pikir harus pergi menemuinya, karena Ponselnya juga mati jadi
mengkhawatirnya. Tuan Kim tanpa banyak tanya memberikan uangnya untuk tiket
bus.
Bok Joo
melihat ayahnya terlihat tak sehat mematsikan kalau akan melakukan cuci darah
hari ini, lalu bertanya apakah pamanya keluar lagi. Tuan Kim membenarkan
menurutnya adiknya itu berbohong kalau akan datang ke pesta ulang tahun teman
anaknya, lalu menyuruh Bok Joo segera pergi saja. Bok Joo pun meminta agar
ayahnya pergi naik taksi, Tuan Kim mengangguk mengerti.
[Cheonji
Motel]
Sun Ok
sedang berlari didepan cermin seolah-olah sedang berusaha mengangkat besi
seperti yang dilakukan Bok Joo sebelumnya. Bok Jo melihat Sun Ok berada diujung
lorong, Sun Ok kaget melihat Bok Joo yang datang, Bok Joo tak percaya kalau
rumah Sun Ok cukup jauh dan sangat sulit menemukannya.
“Kenapa
kau pergi sejauh ini?” tanya Sun Ok kaget, seorang tamu pun datang, Sun Ok
meminta Bok Joo menunggu dan melayani tamu yang datang apakah ingin mengunakan
satu hari atau hanya setengah hari. Bok Joo terlihat sedih melihat temanya yang
harus terpaksa berkerja di motel.
Sun Ok pun
mengajak disebuah kamar yang memang khusus untuknya dan menawarkan yoghurt
karena hanya itu minuman satu-satunya yang ada dimotelnya. Keduanya pun duduk
dibawah, Sun Ok tahu kalau Bok Joo pasti khawatir dan bertanya apakah Nan Hee
yang menelpnya, Bok Joo mengangukan kepalanya lalu bertanya apa yang terjadi
pada temanya.
“Orangtuaku
ingin aku keluar dari sekolah. Mereka pikir aku tidak akan pernah berhasil
masuk tim nasional, dan aku tidak akan mendapatkan banyakuang dalam tim
semi-profesional. Aku bahkan mungkin tidak akan bisa masuk ke sana. Mereka
ingin aku untuk bekerja disini dan tidak menghamburkan biaya sekolahnya. “
jelas Sun Ok
“Mereka
kekurangan uang dari ini, Orangtuaku bahkan melakukan pengecetan ruangan sebagai
pekerjaan paruh-waktu mereka. Aku juga punya seorang adik. Jadi Aku tidak tahu
harus menjawab apa pada orangtuaku.”
Cerita Sun Ok, Bok Joo terdiam dengan wajah sedih mendengarnya.
Sun Ok
pikir memang benar kalau ia tak memiliki bakat
dalam angkat besi. Bok Joo pikir tak sepert itu karena Sun Ok saat masih
SMA, memenangkan juara dalam turnamen antar provinsi. Sun Ok mengatakan kalau
itu kerja keras bukan dari bakatnya dan memberitahu kalau julukanya saat SMA
adalah “Hantu Angkat Besi.”
“Itu
karena aku tidak pernah meninggalkan tempat
latihan seperti hantu dalam cerita-cerita. Waktu itu, aku tetap di sana bukan karena
aku menyukai angkat besi, tapi karena aku benci berada di rumah. Aku tidak
ingin berada di meja resepsionis di motel kami. Angkat besi hanya satu-satunya
alasan aku bisa melarikan diri dari sini. Tapi seiring berjalannya waktu, aku
benar-benar mulai menyukai angkat besi. Itu adalah olahraga yang jujur.” Ungkap
Sun Ok
“Aku iri
padamu, Bok Joo. Kau memiliki bakat, dan seorang ayah yang mendukungmu dengan
sepenuh hati. Aku akan sangat bersyukur jika orangtuaku tidak akan begitu
menentangnya.” Kata Sun Ok sedih , Bok Joo seperti tak bisa berkata-kata.
Terdengar
suara ibu Sun Ok yang menyuruh untuk membawa sampahnya keluar dn Jangan
meninggalkannya tergeletak di luar kamar. Bok Joo dan Sun Ok langsung berdiri
saat Ibu Sun Ok masuk ke dalam kamar, Sun Ok pun memperkenalkan temanya pada
Ibunya, tapi Ibu Sun Ok seperti tak menyukainya.
“Apa yang
membawamu sampai sejauh ini?” tanya Ibu Sun Ok sinis dan bertanya apakah Sun Ok
sudah memberikan adiknya makan malam, Sun Ok mengatakan belum dan merasa kalau
adiknya bisa makan ramyun.
“Kenapa
kau harus membiarkannya makan ramyun kalau kita punya makanan disini? Pergilah
dan siapkan makan malam untuknya. Jangan lupa untuk menggantungkan cuciannya
juga.” Kata Ibu Sun Ok, akhirnya Bok Joo pun memilih untuk pamit pergi saja
Sun Ok
menahan agar bisa makan dan menginap saja lalu kembali esok, Bok Joo menolak
karena ayahnya pasti khawatir.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar