PS : All
images credit and content copyright :MBC
Se Jin
melamun duduk dimeja kasir lalu melayani pelanggan yang membeli makanan, ketika
keluar dari minimarket melihat mobil Tak sudah terparkir dan tatapan pun sinis.
Tak membuka kaca jendela menyakinkan untuk tak salah paham karena datang bukan
diperintahkan oleh Direktur Seo, Se Jin tak peduli memilih untuk masuk ruangan
dengan wajah dingin.
Tuan Park
masih berbaring diatas tempat tidurnya membaha apakah mereka tahu alasan Tuan
jang itu begitu terburu-buru, yaitu Karena Pemilu yang akan datang sudah di
depan mata tapi dananya tidak mencukupi. Jadi Tuan Jang bermaksud
menjebloskannya ke dalam penjara dan siap-siap mencaplok Moojin Grup.
“Selagi
aku masih bernafas dan hidup di dunia ini, jangan harap itu akan terjadi!” kata
Tuan Park geram
“Itu
sudah pasti. Aku akan menggantikan Gun Woo dan membantumu dengan segenap
hatiku.” Ucap Moo Sam menyakinkan kakaknya.
“Waktu
kecil kau mencuri jarum, setelah dewasa mencuri emas. Dasar bajingan!” umpat
Tuan Park kesal, Moo Sam pun hanya bisa tertunduk diam
“Tim Pengawas
ribut mau memecatmu dan dengan susah payah baru sajaaku berhasil mencegahnya. Sebau-baunya
kotoran anjing, maka masih ada saatnya dibutuhkan.” Ucap Tuan Park, Yi Kyung tiba-tiba berani berkomentar.
“ Ini
adalah keputusan yang bijaksana. Jika ingin melawan Seongbuk-dong, mulai dari
sekarang harus mempersiapkan diri. Dengan membangun koneksi yang dibutuhkan untuk
memblokir jalan dia mengumpulkan dana. Hal yang harus dikerjakan banyak sekali.
Dengan begini, Park Gun Woo juga akan mulai mencari kesempatan untuk kembali.”ucap
Yi Kyung, Tuan Park langsung menyuruh adiknya menunggu diluar ruangan.
Moo Sam
binggung, Tuan Park berteriak menyuruh adiknya agar segara keluar. Akhirnya Moo
Sam berbisik pada Yi Kyung kalau mereka itu satu sekutu sekarang jadi tak perlu
ada yang dirahasiakan lagi. Yi Kyung hanya diam saja.
Tuan Park
mengakui kalau anaknya itu berbuat seperti itu demi perusahaan miliknya, jadi
ia ingin tahu rencana Yi Kyung sebenarnya apakah Demi membalas dendam Jang Tae
Joon. Yi Kyung mengaku Terhadap nama yang tidak berarti itu, maka ia sama
sekali tidak tertarik.
“Harta
dan kekayaan Ayahku yang dirampas dan digenggam dengan erat-erat oleh ketua dan
Ketua Jang, .. Aku sangat penasaran apa sebenarnya itu. Selain itu Aku juga
ingin merasakannya dalam genggaman tanganku.”kata Yi Kyung
“Itu memang
bukan apa-apa, Bahkan Sedikit manfaat
pun tidak ada.” Kata Tuan Park menyakinkan
“Seperti
apa perasaanku...nanti akan kuberitahu setelah kurasakan dengan tanganku
sendiri.” Ungkap Yi kyung
Sementara
Ketua Song berusaha mengirikan hardisk dengan Sek Nam, Tuan Jang seperti duduk
diam dengan tenang. Tiba-tiba Ketua Song kaget melihat tak bisa dipindahkan
saat sedang mentranfer data. Sek Nam menyakinkan kalau sudah serah terima
dengan benar, akhirnya mencoba kembali dan hasilnya sama yaitu gagal. Ketua
Song terlihat panik melihat wajah Tuan Jang yang terlihat kecewa.
Ketua
Song masuk ruangan terlihat sangat marah dan melihat Ki Tae duduk dengan
mengangkat kakinya keatas meja. Ki Tae mengejek ketua Asosiasi yang baru dengan
menanyakan alasanya datang. Ketua Song bertanya keberadan Ketua Song sekarang
karena tidak berada di ruangan.
“Dikarenakan
terlalu sedih, beliau keluar mencari udara segar. Beliau ke Jepang mengunjungi
temannya dan Beberapa hari lagi baru pulang. Menurutku diaseminggu lagi baru
pulang.” Kata Ki Tae dengan bertanya ada apa menanyakan ayahnya.
“Dia
memberikan yang palsu! Jadi Yang asli disembunyikan di mana?” kata Ketua Song
marah
Sung Mook
menerima telp lalu memberitahu Yi Kyung kalau ada telp dari Baeksong Finansial.
Sek Nam menceritahu kalau Tuan Jang tertawa dan merasa lelucon ini lucu sekali,
bahkan mengatakan sudah saatnya barang yang ada di tangan Yi Kyung itu dikembalikan kepada pemiliknya.
“Uang
pensiun Ketua Son Ui Sung, 10% dari saldo rekening. Ada pun bagianku, tambahan
ekstra 300% harusnya sudah cukup. Kerugian yang disebabkan oleh pemeriksaan
Badan Pengawas Keuangan tidak terhitung di dalamnya.”kata Yi Kyung
“Tuan
akan marah dan Ke depannya akan semakin kesal lagi.” Kata Sek Nam geram
“Pemilu
berikutnya akan segera tiba. Jalur keuangan yang begitu penting malah dihambat.”
Kata Se Jin lalu menutup ponselnya.
Sung Mook
bertanya Akankah ada ruang buat negosiasi. Se Jin mengatakan kalau Ini bukan
negosiasi, tapi ancaman karena Tujuan utama mereka bukan uang. Tuan Jang
terlihat sangat marah dengan meremas kertas tintanya, dengan mengumpat. Gun Woo
juga berada dalam ruangan. Sek Nam menangkan kalau akan mencari tahu syarat negosiasinya. Tuan
Jang dengan kata khiasan meminta agar taburkan
remah-remah roti pada burung merpatiyang ada di taman.
“Maka... merpati-merpati
yang menyerbu pada saat itu, berkumpul di tengah tidak akan bisa bergerak.
Bulu-bulu berterbangan, Mematuk sembarangan dengan paruh. Dari awal tidak
sepantasnya merpati itu diberikan remah roti.” Ucap Tuan Jang
“Aku akan
melalui Badan Pajak Nasional ataupun polisi untuk menekan pihak mereka.” Kata
Sek Nam
“Hal itu
hanya akan menimbulkan tindakan kontra. Aku sangat memahami Seo Yi Kyung, Dia itu
jika lawannya menusuk dengan pisau, maka dia akan membalas dengan senjata api.
Jadi Serahkan saja padaku. Hutang budiku padamu dengan kesempatan ini izinkan
aku membalasnya.” Kata Gun Woo lalu pamit pergi.
Se Jin
baru saja selesai berkerja, Tak keluar dari mobil meminta agar mengantarnya
dengan mobil. Se Jin menyuruh Tak minggir saja, Tak kembali menghalangi jalan
Se Jin dengan mengajaknya pergi ke rumah Direktur Seo.
“Sepertinya
emosinya sudah surut, Jadi Pergi ke sana dan bicarakan baik-baik.” Ucap Tak, Se
Jin merasa Tak itu bodoh
“ Direktu
Seo bukan marah padaku. Tapi Akulah yang tidak memiliki manfaat baginya.” Kata
Se Jin
“Kalau
begitu, ubahlah sendiri hingga menjadi bermanfaat baginya.” Saran Tak
“Kenapa
aku harus berbuat seperti itu? Coba kau jelaskan! Kenapa aku harus meneror
orang yang sama sekali tidak membutuhkanku?” kata Se Jin
Tak
mengingatkan Se Jin yang ingin menjadi
orang yang seperti Direktur Seo,
menurutnya Tidak peduli apa yang dikatakan oleh Direktur Seo seharusnya
Se Jin menyerah begitu saja. Se Jin hanya terdiam.
Se Jin
duduk diam menopang kepalanya, Bibi Jang memberitahu tentang Tagihan listrik, air, dan gas merasa kalau Pengeluaran
itu mengalir bagaikan air dan bagaimana mereka bisa hidup seperti ini bahkan Masih
harus membelikan baju dingin buat Song Mi.
“Bibi
Kalau butuh lebih baik beli saja. Jangan
bilang barang ini dan itu” kata Se Jin, Bibi Jang memberitahu kalau itu
harganya mahal sekali.
“Itu
adalah penyakit orang miskin. Karena takut begitu dibelanjakan, maka uangnya
tidak ada lagi. Demi uang satu sen, hati tidak tenang. Apa Kau ingin melewati
seumur hidupmu seperti ini?” ucap Se Jin, Bibi Jang kaget Se Jin bisa berkata
seperti itu.
Se Jin
keluar dari rumah berjalan dengan mengingat ucapan Yi Kyung “Awalnya memang aku
membutuhkanmu, Tapi sekarang sudah tidak ada alasan lagi bagiku untuk itu.
Aku... paling benci orang yang lemah.”
Saat itu
ia berjalan sampai ke depan rumah dengan menatap terus ke lantai atas, Yi Kyung baru pulang mengunakan mobilnya,
melihat Se Jin yang berdiri didepan rumahnya. Se Jin pun akhirnya memilih untuk
pergi meninggalkan rumah.
Se Jin
kembali berkerja di dengan membawa barang-barang dari truk ke minimarket. Tak
menunggu dimobil melihat Se Jin dan Se Jin sempat memberikan senyumanya, Tak
terlihat senang melihatnya. Ponselnya berdering, Sek Nim memarahi Tak yang
seharian pergi keluar rumah karena Yi Kyung sedang mencarinya. Tak mengerti dan
saat akan pergi melihat Gun Woo datang dan masuk ke dalam minimarket.
Gun Woo
masuk seperti mencari-cari seseorang dan melihat Se Jin sedang merapihkan
barang dalam rak. Se Jin menyapa pelanggan yang datang tapi langsung terdiam
melihat Gun Woo yang datang. Gun Woo bertanya jam berapa Se Jin selesai kerja.
Se Jin hanya diam saja
“Ada yang
ingin kubicarakan denganmu jadi Luangkan waktumu untukku setelah selesai
kerja.” Kata Gun Woo, Se Jin hanya diam tak memperdulikanya. Gun Woo akhirnya memanggilnya.
“Aku
tidak ada waktu, juga tidak tertarik.” Tegas Se Jin, Gun Woo yakin begitu
mendengarnya maka ada kemungkinan berubah pikiran. Se Jin memilih pergi ke
gudang menaruh kardus.
Gun Woo
mengambil sekotak permen dan berjalan ke kasir, Se Jin pun mulai menscan
barcode. Gun Woo mendengar kalau Se Jin itu dipecat dari Galeri S. Dengan sinis, Se Jin pikir apakah kurang
mencolok dengan keberadaanya berkerja di minimarket. Gun Woo mengaku sangat
menyesalkan hal itu. Se Jin tak peduli
dengan memberitahu total belanjanya 5000 Won.
“Apa Kau Tidak
ada rencana ingin kembali ke Galeri S?”tanya Gun Woo, Se Jin menanggapinya
dengan bertanya apakah Punya kartu
diskon atau kartu langganan?
“Aku ada
satu hal yang kuharap bisa dibantu oleh Lee Se Jin” ucap Gun Woo.
Se Jin
memberitahu kalau sekarang sedang membantu menghitung belanjaanya. Gun Woo pun
bertanya apakah Se Jin ingin terus
dimanfaatkan Seo Yi Kyung lalu didepak begitu saja. Se Jin terdiam
mendengarnya seperti sangat menusuk hatinya.
Tak
tertunduk diam menemui atasanya. Yi Kyung memarahinya karena tak ada yang menyuruh
Tak dengan melakukan hal tidak berguna seperti itu Tak mengaku kalau menggunakan
waktu pribadinya untuk datang ke tempat Se Jin.
“Waktu
pribadi dari mana? Kau harus Stand-by 24 jam. Itu adalah persyaratan kontrak.
Apa Kau sudah lupa?” kata Yi Kyung memarahinya.
“Se Jin
sekarang kerja di toko serba ada.” Kata Tak memberitahu, Yi Kyung seperti tak
peduli
“Kupikir
Anda akan merasa penasaran dia kerja apa di sana. Bukannya kau yang penasaran?”
ucap Tak, Yi Kyung menasehati Tak agar jangan melakukan yang tidak diperintahkan. Tak memberitahu kalau
Gun Woo datang ke minimarket tersebut untuk mencari Se Jin. Yi Kyung terlihat
kaget.
Se Jin
dan Gun Woo akhirnya bertemu disebuah tempat, Gun Woo memberitahu kalau Yi
Kyung sama sekali tidak pernahperhatian
pada orang lain da Juga tidak suka diperhatikan. Tapi terhadap Se Jin terlihat
berbeda. Se Jin merasa walaupun seperti itu sekarang dirinya dipecat.
“Jika kau
meminta diberikan sekali lagi kesempatan, maka sudah pasti dia akan
menyanggupinya.” Kata Gun Woo
“Apakah Setelah
itu aku akan menjadi spy bagimu, Park Gun Woo?” kata Se Jin sinis. Gun Woo
mengatakan kalau imbalan yang diberikan sangat pantas.
“Kukira
kau bukan tipe orang yang akanmelakukan transaksi seperti ini. Ternyata Kau
tidak mirip seperti yang kubayangkan.” Komentar Se Jin, Gun Woo juga mengaku
cukup kaget dengan dirinya sendiri.
“Di satu
sisi kau pernah mencintai, di sisi lain keinginan untuk menang juga sangat
kuat. Begitukah” tegas Se Jin.
Gun Woo
mengaku hanya ingin Yi Kyung berhenti di
saat harus berhenti. Karena Jika diteruskan, maka akan runtuh. Se Jin berpikir
itu dinamakan munafik, karena Demi
memintanya menjadi bawahan untuk mengkhianati Direktur Seo.
“Aku tahu
kenapa Yi Kyung begitu memandang tinggi dirimu. Kalian berdua memiliki banyak
persamaan. Yi Kyung yang dulu juga seperti ini dengan Gaya bicaranya juga
begitu menusuk. Dia Tidak peduli siapa lawannya, pantang mundur. Tatapan
matanya mirip sekali dengan Kau yang sekarang ini.” Ungkap Gun Woo seperti
memujinya.
“Pokoknya
itu tidak mungkin. Ini Sudah cukup aku dimanfaatkan oleh Direktur Seo, Aku tidak ingin diperalat lagi oleh orang
lain.” Ucap Se Jin berdiri
“Keadaan
yang berubah juga akan membuat pendirian berubah. Setelah kau berubah pikiran, silakan
hubungi aku.” Kata Gun Woo memberikan kartu namanya,Se Jin memilih untuk pamit
pergi tak memperdulikanya.
Yi Kyung
menerima telp dengan wajah malas, Moo Sam bertanya apakah ia membuat masalah
lagi. Yi Kyung binggung apa maksudnya.
Moo Sam menagatakn menerima informasi dari orang dalam di Seoul, bahwa
pihak jaksa akan menyita dan menginvestigasi Galeri S dengan alasan dugaan
transaksi barang-barang palsu dan nama perusahannya pun ikut terseret.
“Bukankan
Transaksi khusus kemarin itu sudah ditangani dengan baik?”kata Moo Sam panik
“Kau
tidak usah khawatir mengenai hal yang satu ini. Status tersangkanya baru bisa
ditetapkan setelah adanya surat perintah.”ucap Yi Kyung sempat kaget dan
berusaha untuk tenang
“Apa kau
yakin dan bisa kupercaya? Jadi Semua itu
gara-gara apa?” kata Moo Sam, Yi Kyung menyudahi telpnya saat melihat beberapa
orang masuk ke dalam rumahnya.
Beberapa
orang masuk ke dalam rumah, Sung Mook yang ada dilantai bawah kaget. Salah seorang
memberitahu kalau mereka dari Kantor Kejaksaan Seoul dengan memperlihatkan “Surat
perintah Penyitaan dan Penggeledahan”
“Berkenaan
dengan perihal pembelian karya seni anak perusahaan Moojin di luar negeri. Surat
perintah penyitaan dan penggeledahan atas dugaan pemalsuan dan plagiarisme
karya seni. Jadi Aku mohon Kerja sama pihak Anda sangat diharapkan.” Ucap Jaksa
lalu menyuruh semua anak buahnya mengambil barang-barang untuk penyidikan. Yi
Kyung hanya melihat dari atas tangga dengan semua rumah digeledah.
Tuan Jang
kembali sibuk menulis dengan tinta, Gun
Woo datang terlihat marah karena sudah mengatakan sebelumny kalau mengenai
masalah Yi Kyung menyerahkan padanya dan berjanji pasti akan berhasil menemukan akun cypher
itu. Sek Nam emberitahu kalau Surat perintah ini dikeluarkan dikarenakan
masalah ini.
“Jika penyelidikannya
bisa jauh lebih cepat dari padamu, Park Gun Wo-ssi, Bukankah akan mengurangi
banyak masalah?” kata Sek Nam yakin
“Gun
Woo... Tahukah kau kenapa anak itu mau bercanda dengan lelucon seperti ini? Uang...
dari awal perkiraannya seperti itu. Jumlah kebocorannya sangatlah tidak
jelas.Tapi dengan hanya memegang "kunci" tersebuttidak akan bisa
membuka rekeningku.Dia ingin supaya aku membiarkannya Dan menunjukkan jika dia
adalah orang yang suka ikut campur.” Ucap Tuan Jang, Gun Woo terlihat
mengepalkan tangan menahan amarahnya.
Yi Kyung
melihat ruangan yang sudah berantakan setelah dilakukan penyeldikan dari kantor
kejakasaan. Sung Mook masuk ruangan memberitahu kalau Hard disk-nya aman. Yi
Kyung masih ingat kalau yang terakhir kali itu Badan Pengawas Keuangan dan sekarang
jaksa.
“Sekalipun
singanya sudah ompong, tapi cakarnya ternyata masih sangat tajam.” Ungkap Yi
Kyung duduk lemas di kursinya.
“Lalu Penyelesaiannya
bagaimana?” tanya Sung Moo. Yi Kyung meminta agar menunggu sebentar lagi dengan
menutup matanya seperti berusaha untuk berpikir jernih.
Sek Nam
menerima telp di luar ruangan dan terlihat kaget dengan hasil penyidikan oleh
kejakasaan. Gun Woo mendengar dengan mengejeknya apakah mengaduk-aduk Galeri S
hanya pekerjaan yang sia-sia semata, menurutnya Tuan Jang pasti akan
ngomel-ngomel lagi.
“Jika
tidak yakin bisa mencaplok, jangan sembarangan menargeti Seo Yi Kyung. Sepertinya aku juga sudah memperingatkanmu
sebelumnya.” Kata Gun Woo dengan mata melotot
“Dan
Sekarang satu-satunya yang bisa dipercaya hanyalah Park Gun Woo, seorang.BisakahTuan Jang mengharapkan kabar
baik darimu?” sindir Sek Nam
“Jangan
terlalu berharap! Penutupnya harus dibuka dulu baru bisa tahu apa isi di
dalamnya.” Kata Gun Woo
“Jika
butuh uang, maka jangan sungkan buka
mulut.” Ucap Sek Nam , Gun Woo mengaku tidak perlu karena akan melakukannya
dengan caranya sendiri Walaupun kali ini adalah pengecualian.
Se Jin
sedang membersihkan kaca jendel minimarket, salah seorang teman Ma Ri
melihatnya dan langsung menelp Ma Ri, karena menurutnya harus berterima kasih
pada matanya yang tajam dan persahabatan kita.
Tiba-tiba
Ma Ri datang dengan temanya menyapa Se Jin yang sudah lama tak bertemu denga
menyindir kalau mengira pergi ke Paris shopping barang-barang bermerek lagi
karena tidak bisa terhubungi. Se Jin hanya diam dengan sibuk menatap barang.
“Sepertinya
bukan saja kami, tapi ada beberapa orang lainnya yang tertipu juga nih! Apa Kau
buka toserba sendiri Atau Jangan-jangan kau kerja di sini?” sindir Ma Ri
“Aku
sedang kerja. Kalau mau ngobrol, lain kali saja.” Ucap Se Jin kembali menyusun
barang yang lain.
“Lalu
lain kali itu kapan? Apa kau Mau
menghilang lagi begitu diteleponi? Teman-temanku sekarang sudah ngamuk.” Ucap
Ma Ri mengikutinya dari belakang.
“Jika
tidak ada yang mau dibeli, silakan keluar!” kata Se Jin, Ma Ri merasa Se Jin
menganggap dirinya bodoh.
“Iya, kau
kuanggap orang paling tolol.” Ucap Se Jin, Ma Ri mulai mengumpat dan ingin
melakukan sesuatu.
Se Jin
tiba-tiba memegang ember sisa kuah ramen, Ma Ri mundur perlahan dengan
ketakutan. Se Jin sengaja bertanya-tanya berapa harga jaket bulunya, seperti
terlihat sangat mahal sekali. Lalu mengancam kalau memang masih tak ingin
keluar maka akan menyiramnya. Ma Ri pun buru-buru keluar dengan wajah panik. Se
Jin tertawa tapi setelah itu menangis langsung melepaskan baju part timenya
lalu pergi.
Gun Woo
kembali datang ke minimarket dan dibuat binggung dengan pintu yang terkunci dan
tak ada Se Jin didalamnya. Sementara Se Jin duduk melamun dengan memainkan koin
milik Yi Kyung, lalu ia melihat koinya diatas meja seperti menemukan jawabnya.
Se Jin
datang ke rumah Yi Kyung terlihat kaget dengan semua berantakan bahkan hiasan
natal pun sudah tak karuan. Sek Kim mengeluh Se Jin yang baru datang padahal
sudah lama menunggu. Se Jin kebinggung melihat benar-benar suasana yang kacau
balau.
Sek Nim memberitahu
kalau Orang-orang dari kejaksaan datang mengobrak-abrik rumah Direktur Seo, Se
Jin langsung buru-buru naik ke lantai dua tanpa mendengarkan ucapan Sek Kim
lagi.
Yi Kyung
melihat Se Jin yang datang berkomentar terlihat sangat lelah. Se Jin pikir Yi
Kyung juga seperti itu karena tadi melihatnya sedang memejamkan matanya disofa.
Yi Kyung bertanya apakah ada yang ingin dibicarakan dan meminta agar singkat
karena ingin beristirahat.
“Park Gun
Woo, biar aku yang akan merayunya. Aku akan Merayunya dan menjadikannya
milikku.” Kata Se Jin.
“Keadaanya
Sudah seperti begini, tidak usah dipaksakan.” Ucap Yi Kyung merasa tak ada
gunaya.
“Ini
Bukan karena atas instruksimu. Dan Bukankah Kau sendiri pernah bilang? Jadi
orang harus memandang jauh ke depan baru bisa menemukan jawaban.Jika berhasil
mendapatkan chaebol sebagai pasanganku, boleh dibilang hidupku akan indah dan
bergelimang harta.” Kata Se Jin, Yi Kyung melihat Se Jin terlihat sangat yakin.
Ia pun
menanyakan caranya, Se Jin memberitahu kalau Gun Woo yang lebih dulu datang mencarinya,
lalu berniat untuk memanfaatkanya, seperti hanya yang dilakukan Yi Kyung
sebelumnya jadi bisa memulai dari itu. Yi Kyung pikir dengan memulainya memang
mudah tapi Masalah berdatangan di belakang.
“Jika ini
adalah hal yang mudah, kau juga tidak akan memintaku untuk melakukannya.”
Komentara Se Jin. Yi Kyung mengartikan kalau pada akhirnya Se Jin membutuhkan
bantuanya.
“Nilai dan
manfaatmu hanya akan terlihat saat kau berdiri di pihakku.” Kata Yi Kyung,
Se Jin
tahu kalau Yi Kyung itu sedang menunggunya, dan Penasaran kapan akan kembali.
Akhirnya ia kembali datang dengan suka rela jadi Yi Kyung hanya pergi
menerimanyas saja. Yi Kyung merasa pernah mengatakan pada saat memohon bantuan orang lain, maka harus mempersiapkan diri jika ditolak. Se
Jin yakin Yi Kyung tidak mungkin akan menolak.
“Karena
saya adalah kunci utama yang dibutuhkan olehmu dalam rencanamu. Ini adalah
buktinya” kata Se Jin dengan mengelurkan kotak cincin yang berisi koin.
“Jika kau
memang berencana untuk tidak mau bertemu denganku lagi, maka kau pasti sudah akan meminta kembali pinjaman yang
jauh lebih berharga dari nyawamu ini.” Ucap Se Jin bangga.
“Lalu Kejadian apa yang membuat pikiranmu berubah?”
tanya Se Jin.
“Aku
merasa muak, tapi aku yang bagaikan orang bodoh selalu dimanfaatkan orang lain,
Baik oleh direktur atau Gun Woo. Kalian
hanya bisa melihat keinginan sendiri. Demi memenuhi keinginan itu, menggoda
orang dengan uang danperkataan yang manis. Maka Tidak adil jika hanya Aku seorangyang
ditarik oleh kalian. Jadi aku juga akan memanfaatkan dengan baik. Baik itu
untuk Park Gun Woo atau Direktur Seo yang membutuhkanya” kata Se Jin
Yi Kyung
menyakinkan apakah Se Jin sanggup
mewujudkannya. Se Jin menegaskan sekalipun Yi Kyung meninggalkanya maka ia juga tidak akan menyerah dan bertanya apakah
ingin membuktikanya. Yi Kyung hanya
menatapnya.
Se Jin
menelp Gun Woo dari ponselnya, Yi Kyung terlihat terkejut. Gun Woo bertanya apa
yang terjadi dengan Se Jin karena baru saja dari minimarket tempatnya berkerja.
Se Jin memberitahu kalau sudah kembali
lagi ke Galeri S dan Tidak bisa lama-lama bicara di telepon.
“Kau
butuh bantuan apa dariku?” Tanya Se Jin
“Kau
hanya perlu mencari suatu barang. Ada sebuah hard disk untuk akun yang
terkunci.” Kata Gun Woo, Se Jin pun meminta agar Gun Woo bisa mengirimkan
fotonya dan meminta imbalan 3 kali lipat dari yang diminta sebelumnya. Gun Woo
sempat terdiam dan menyetujuinya. Se Jin pun berjanji akan menelpnya lagi.
Yi Kyung
berjalan dan menaruh sesuatu diatas meja, kalau barang itu yang sedang dicari
oleh Gun Woo. Se Jin baru mendapatkan gambar dari ponselnya terlihat kaget
karena memang sama persis. Yi Kyung menjelaskan kalau Di dalamnya ada uang yang
bisa membeli satu blok jalan di kawasan mahal.
“Tapi ini
hanyalah separuh kunci, Jadi tidak ada manfaatnya sama sekali. Dan Sama halnya
juga dengan Seongbuk-dong. Berikan pada Gun Woo dan Kau serakan secara langsung
padanya. Setelah memberikan kontribusi yang demikian besar, maka dia akan bisa
meninggalkan Seokbuk-dong dengan tenang. Selain itu Denganmu juga akan
terjalian hubungan yang kuat.Sekalipun ini hanyalah separuh kunci,tapi ada
gunanya juga.” Ungkap Yi Kyung
“Apakah Dari awal kau sudah memperhitungkan jika Park
Gun Woo akan mencoba mendekati aku? Jadi apakah Karena itu kau memecatku?” kata
Se Jin tak percaya
Yi Kyung
mengaku tidak sepenuhnya benar tapi hanya setengah saja, karena ada kemungkinan Se Ji akan kembali Tapi
ada juga kemungkinan akan akan menyerah, menurutnya Jika terlalu terburu-buru,
maka Park Gun Woo tidak akan percaya. Se Jin mengartikan ini adalah serangan
telak di penghujung jalan.
“Pada
saat menghadapi orang, jangan sekali-kali menggunakan ketulusan. Baik itu
menghadapi Park Gun Woo ataupun orang lain. Begitu ada sedikit ketulusan yang
terlibat di dalamnya, maka semua kepalsuan akan terpampang keluar.” Pesan Yi
Kyung lalu berdiri.
“Saat kau
memasuki ruang kerja ini dan begitu melihat tatapan matamu aku sudah tahu. Maka
Ujian akhirmu sudah usai.” Kata Yi Kyung memuji Se Jin hebat dengan mengulurkan
tanganya. Se Jin pun menjabat tanganya.
Se Jin
pergi ke sebuah cafe melihat Gun Woo sudah menunggunya, lalu teringat kembali
ucapan Yi Kyung sebelumnya “Saat kau memasuki ruang kerja ini begitu melihat
tatapan matamu aku sudah tahu. Ujian akhirmu sudah usai.” Gun Woo melihat Se
Jin yang datang langsung berdiri menyambutnya.
Bersambung ke episode 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar