Na Ri
berusaha mengambil ponsel yang dipegang Nan Gil karena ingin menghapusnya, tapi
Nan Gil mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu memeluk erat Na Ri dari belakang,
dengan berbisik mengajak mereka mulai sebagai pasangan yang normal yang bisa
melakukan apa saja.
“Ayo kita
lakukan itu...Ayo kita mulai sebagai pasangan yang normal sekarang.” Ucap Na Ri
tersenyum bahagia.
“Maaf butuh
waktu lama untuk sampai ke tahap ini.” Kata Nan Gil
“Kau tahu
bahwa pria normal... tidak akan hilang di tengah malam... dan kemudian pulang
dalam keadaan terluka, kan? Hanya itu yang aku butuhkan.” Ucap Na Ri
“Apa benar
hanya itu yang kau butuhkan? Satu-satunya hal yang bisa aku buat adalah membuat
adonan kulit dumpling. Apa kau tidak masalah
dengan itu?” kata Nan Gil
“Kau pandai
dalam banyak hal. Kau menjaga properti. Kadang-kadang, aku pikir kau
menyukainya lebih daripada aku.” Kata Na Ri
“Aku tahu
bahwa kencan bisa menjadi kekanak-kanakan, tapi aku tidak mengira kau akan
cemburu pada properti.” Goda Nan Gil
“Ada
lagi. kau pandai menjadi ayah tiri.” Puji Na Ri, Nan Gil merasa saat itu
dirinya cukup baik
Na Ri
melihat kembali foto-foto dalam ponsel Nan Gil dan bertanya foto-foto dirinya
dan kapan Nan Gil mengambilnya. Nan Gil memberitahu kalau itu diambil saat Na
Ri datang seperti pencuri. Na Ri melihat foto dirinya yang sedang mengetik
didepan laptop.
Ia
mengingat saat pertama kali masuk, tanganya yang terkena adonan, lalu berusaha
masuk ke dalam komputer Nan Gil tapi Password tidak benar. Ia juga berusaha
untuk membuat kunci duplikat gudang dengan penutup ikan kaleng. Keduanya pun
bertemu ditaman dengan sikap dingin.
“Kurasa
kita tidak bisa berkelahi.” Kata Nan Gil
“Ko Nan
Gil, jangan berbicara kasar lagi kepadaku.” Tegas Na Ri, Na Ri mengingat
kenangan sebelumnya dengan Nan Gil hanya bisa tersenyum.
Na Ri
berusaha mengambil ponsel yang dipegang Nan Gil karena ingin menghapusnya, tapi
Nan Gil mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu memeluk erat Na Ri dari belakang,
dengan berbisik mengajak mereka mulai sebagai pasangan yang normal yang bisa
melakukan apa saja.
“Ayo kita
lakukan itu...Ayo kita mulai sebagai pasangan yang normal sekarang.” Ucap Na Ri
tersenyum bahagia.
“Maaf butuh
waktu lama untuk sampai ke tahap ini.” Kata Nan Gil
“Kau tahu
bahwa pria normal... tidak akan hilang di tengah malam... dan kemudian pulang
dalam keadaan terluka, kan? Hanya itu yang aku butuhkan.” Ucap Na Ri
“Apa benar
hanya itu yang kau butuhkan? Satu-satunya hal yang bisa aku buat adalah membuat
adonan kulit dumpling. Apa kau tidak masalah
dengan itu?” kata Nan Gil
“Kau pandai
dalam banyak hal. Kau menjaga properti. Kadang-kadang, aku pikir kau
menyukainya lebih daripada aku.” Kata Na Ri
“Aku tahu
bahwa kencan bisa menjadi kekanak-kanakan, tapi aku tidak mengira kau akan
cemburu pada properti.” Goda Nan Gil
“Ada
lagi. kau pandai menjadi ayah tiri.” Puji Na Ri, Nan Gil merasa saat itu
dirinya cukup baik
Na Ri
melihat kembali foto-foto dalam ponsel Nan Gil dan bertanya foto-foto dirinya
dan kapan Nan Gil mengambilnya. Nan Gil memberitahu kalau itu diambil saat Na
Ri datang seperti pencuri. Na Ri melihat foto dirinya yang sedang mengetik
didepan laptop.
Ia
mengingat saat pertama kali masuk, tanganya yang terkena adonan, lalu berusaha
masuk ke dalam komputer Nan Gil tapi Password tidak benar. Ia juga berusaha
untuk membuat kunci duplikat gudang dengan penutup ikan kaleng. Keduanya pun
bertemu ditaman dengan sikap dingin.
“Kurasa
kita tidak bisa berkelahi.” Kata Nan Gil
“Ko Nan
Gil, jangan berbicara kasar lagi kepadaku.” Tegas Na Ri, Na Ri mengingat
kenangan sebelumnya dengan Nan Gil hanya bisa tersenyum.
Na Ri
masuk tapi tatapan merasa penasaran, Nan Gil menemui Tuan Bae didepan rumah.
Tuan Bae mengaku sudah menunggu selama beberapa hari... berharap Nan Gil untuk meneleponnya,
dan bertanya Apa yang akan dilakukan
dengan buku besar itu.
“Aku tahu
kau lebih takut kepada Ketua Kwon daripada kepada jaksa.” Ucap Nan Gil
“Apa kau
pikir bisa menyentuh Ketua Kwon?” ucap Tuan Bae
“Aku
tidak pernah berniat melakukan sesuatu kepada salah satu dari kalian. Kau yang
mendorongku terlebih dulu.” Balas Nan Gil
“Aku
tidak bisa... berpikir jernih sekarang. Jadi Haruskah aku membunuhmu? Apa kau
pikir aku akan meninggalkan Na Ri sendiri?” kataB Tuan Bae mengancam.
Nan Gil
meminta Tuan Bae agar menghentikanya, Tuan Bae menyuruh Nan Gil membawakan buku
besar itu besok malam dengan Wan Shik. Menurutnya Nan Gil dan Wan Shik harus
berpikir tentang apa yang akan lebih banyak kehilangan.
Duk Bong
sedang ada dikamar melihat berkas tentang greenland dan Da Da. Duk Shim
tiba-tiba masuk kamar meminta agar kakaknya Jangan katakan kepada ibu kalau ia
memiliki masa yang sulit di rumah. Duk Bong mengerti.
“Apa Yeo
Joo sudah pergi?” kata Duk Shim, Duk Bong memperingatakan agar Jangan
menyebutkan namanya. Duk Shim akan pergi tapi kembali berbicara dengan
kakaknya.
“Dia... menjengkelkan.”
Komentar Duk Shim lalu keluar dari kamar, Duk Bong terdiam lalu mengambil buku
disampingnya.
Flash Back
Yeo Joo
menyuruh tahapan yang Pertama, tuliskan... apa yang disukai tentang Na Ri, satu
per satu dan Tuliskan saja apa pun yang terpikir olehnya. Duk Bong terlihat
binggung, Yeo Joo mengaku suka pada Duk Bong karena terlihat baik dalam setelan jas.
“Kau berbicara
kasar, tapi aku suka karena kau percaya diri. Aku suka bahwa kau bekerja keras
meskipun kau cukup kaya. Aku suka kau karena kau dibesarkan... cukup baik
dibandingkan dengan teman-temanmu.” Ucap Yeo Joo, Duk Bong heran kenapa Yeo Joo
melakukan itu padanya.
“Aku suka
bahwa kau kadang-kadang penurut.” Kata Yeo Joo, Duk Bong mengulangi perkataan
karena tak mengerti kenapa Yeo Joo berkata seperti itu.
“Aku
memberimu contoh. Coba tuliskan setelah kau sampai di rumah.” Kata Yeo Joo, Duk
Bong pikir kenapa ia harus melakukan itu?
“Aku tahu
kau akan melakukannya. Pria yang sedang jatuh cinta biasanya bodoh. Kalau kau
menuliskannya, tunjukkan kepadaku.” Kata Yeo Joo lalu meminta Duk Bong segera
membuka pintu mobil karena kedinginan
Duk Bong
menatap bukunya, memutuskan tidak akan menulisnya.
Wan Shik
masih ada di motel, saat itu anak buahnya Tuan Kim menerima telp dan keluar
dari kamar. Wan Shik menelp Nan Gil mengajak mereka untuk bertemu. Nan Gil
sempat terdiam bertanya apakah ia sudah memutuskan.
“Aku
belum memutuskan apapun jadi Datanglah ke sini sekarang.” Kata Wan Shik, Nan
Gil pun meminta agar memberikan alamat padanya.
Sementara
di luar ruanga, Tuan Kim sedang berbicara di telp dengan Pengacara Kim,
memastikan kalau memberikan alamat Motel Wan Shik maka akan membiarkan
keluarganya pergi.
Nan Gil
memakai jaketnya dan akan segera pergi, lalu teringat dengan ucapan Na Ri
sebelumnya “Kau tahu bahwa pria normal tidak akan hilang di tengah malam dan
kemudian pulang dalam keadaan terluka, kan? Hanya itu yang aku butuhkan.”
Dengan memikirkanya akhirnya Nan Gil memilih untuk pergi.
Na Ri
sedang melihat foto-foto dari laptopnya, lalu sudah memiliki berapa lembar
hasil fotonya, ketika akan ke kamar Nan Gil tak melihat sosok pacarnya. Ia
ingin menelp tapi mengurungkan niatnya, nama Nan Gil masih tersimpan dengan
nama (Si kurang ajar yang tinggal di rumahku)
Nan Gil
menemui Wan Shik yang sudah menunggu didepan motel, lalu keduanya berbicara di
tempat yang agar jauh dan sepi. Wan Shik menanyakan dengan ayah tirinya, Nan
Gil menyarankan Wan Shik harus menyerahkan diri sebelum ditangkap olehnya.
“Aku
mengkhianatinya karena tidak ingin masuk penjara. Aku akan terus berlari.
Setelah aku kehabisan uang, maka aku akan memintanya darimu.” Ucap Wan Shik, Nan
Gil setuju.
“Aku akan
membiarkan kau merampokku sebagai hadiah ulang tahunmu.” Kata Nan Gil dengan
nada mengejek
“Berhenti
bicara tentang ulang tahun sepanjang waktu.” Ucap Wan Shik kesal, Nan Gil pikir
Wan Shik yang memulai dan mengingatkan sesuatu.
“Kita
tidak tahu orang tua kita atau ulang tahun kita, tapi ada satu hal yang baik
tentang hal itu. Setiap hari sepanjang tahun bisa jadi ulang tahun kita.”
Cerita Nan Gil
“Aku
hanya mengatakan itu untuk mendapatkan uang dari orang sepertimu.” Akui Wan Shik
“Sejak
aku mendengarnya darimu, aku bertanya-tanya... apa itu ulang tahunku setiap
harinya.” Kata Nan Gil, Wan Shik tak mau membahasnya lagi.
Nan Gil
meminta agar Wan Shik segera menyerahkan diri, dan akan membantunya setelah keluar.Wan
Shik mengejek Nan Gil mengharapkan dirinya
untuk membuat dumpling, Nan Gil hanya diam saja. Saat itu Wan Shik pun kembali
ke motel, tiba-tiba seorang terlempar keluar.
Wan Shik
buru-buru masuk lagi ke dalam mobil dan banyak anak buah Tuan Bae didepan
mereka. Nan Gil dengan cepat melajukan mobilnya meninggalkan motel. Wan Shik
terlihat frustasi berada didalam mobil.
“Apa kau
tidak mengerti?Anak buahmu pada akhirnya pergi ke tuan Bae.Kau tidak punya
siapapun di pihakmu.Serahkan dirimu. Aku akan membantumu setelah kau keluar.”
Kata Nan Gil memberikan sarannya. Wan Shik hanya diam seperti tak ingin masuk
penjara.
“Nan
Gil.... Aku membutuhkan buku yang kau ambil.” Kata Wan Shik
Tuan Bae
mondar mandir dengan gelisah di ruangan dengan melihat foto bukti buku besar
dengan transaksi Greenland. Wan Shik menelp Tuan Bae mengajak agar bertemu
karena memiliki buku yang Nan Gil ambil tapi ia meminta Jaminana keselamatanku
dan akan mengembalikannya.
“Baiklah.
Aku senang kau membuat keputusan yang tepat.” Ucap Tuan Bae akan segera datang
ke tempat dimana Wan Shik memintanya.
“Jangan
membawa siapapun dan datang sendirian. Aku mulai takut karena tidak ada yang
bisa dipercaya.” Wan Shik, Tuan Bae setuju.
Pengacara
Kim bertanya-tanya Kenapa Wan Shik tiba-tiba berubah pikiran. Tuan Bae juga tak
tahu menurutnya mungkin Sekarang Man Shik tidak memiliki siapapun di sisinya
dan ada dalam masalah besar, jadi tidak bisa menemukan solusi.
Disebuah
tempat pertemuan, Wan Shik sudah menunggu, Tuan Bae pun datang dengan pengacara
dan dua pengawalnya. Wan Shik tersenyum karena memang mengharapkan Tuan Bae
untuk muncul sendirian. Tuan Bae menanyakan keberadaan buku besarnya sekarang.
“Jamin
keselamatanku terlebih dulu.” Kata Wan Shik, Tuan Bae merasa kalau Wan Shik itu
ingin mati ditanganya. Nan Gil akhirnya turun dari mobil, Tuan Bae kaget
melihat Nan Gil yang ada didepanya.
“Kau
pasti sudah belajar sesuatu sekarang...setelah kedua putramu mengabaikanmu.”
Ucap Nan Gil
Saat itu
polisi datang dengan membawa mobil besar, Tuan Bae dan lainya kaget karena
masuk ke dalam jebakan yang dibuat oleh dua anak tirinya. Polisi langsung
menangkap Tuan Bae dan anak buahnya, serta pengacara Kim. Tuan Bae berusaha
untuk melepaskanya.
“Apa kau
benar-benar berpikir ini adalah akhirnya? Aku akan memastikan menemukanmu di
mana pun kau bersembunyi.” Teriak Tuan Bae marah, Nan Gil dan Wan Shik melihat
mantan ayah tiri mereka akhirnya dibawa oleh polisi.
“Tuan Kim
Wan Shik, ikut bersamaku.” Ucap Polisi pada Wan Shik yang menyerahkan diri.
“Bagaimana
kau menghabiskan waktumu di penjara?” tanya Wan Shik penasaran pada Nan Gil
“Aku
mendapat dua bersaudara dan belajar bagaimana membuat adonan Mandu.” Kata Nan
Gil, Wan Shik mengejek Nan Gil memang
selalu berhubungan dengan Mandu itu.
Nan Gil
pulang dan masuk kamar dikagetkan dengan Na Ri yang duduk dimeja kerja, lalu
bertanya apakah dikamarnya sepanjang malam. Na Ri melirik sini dan melihat Nan
Gil baik-baik saja, menurutnya itu lebih baik karena Nan Gil tidak terluka kali
ini. Nan Gil menahan Na Ri yang akan keluar dari kamarnya.
“Aku
bermaksud untuk memberitahumu sebelum pergi, tapi aku tidak bisa. Ah... Tidak, maksudku
aku tidak memberitahumu karena tidak ingin kau khawatir.” Akui Nan Gil
“Seorang
gadis yang normal akan menelepon dan bertanya pada pacarnya, Tapi aku tidak, karena aku sangat khawatir
kalau aku akan menempatkanmu dalam bahaya. Aku terkejut bahkan memikirkan itu. Kau
mengatakan kalau semuanya baik-baik saja.” Ucap Na Ri, Nan Gil hanya tertunduk
diam
“Apa kau
tahu apa yang aku pikirkan? "Bagaimana kalau kau terluka lagi saat kau
masih dalam masa penyembuhan? Dia bahkan mungkin akan terbunuh kali ini"”
kata Na Ri khawatir
“Semuanya
beres sekarang. Aku berjanji kepadamu, Wan Shik menyerahkan diri dan tuan Bae
ditangkap. Jadi Semua sudah selesai sekarang.”kata Nan Gil
“Apa kau
benar-benar berharap aku percaya padamu? Apa Kau ingin aku percaya padamu dan
membiarkannya? Aku tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan. Aku sedang
berpikir ke mana kita harus pergi untuk perjalanan pertama kita. Yah, itu yang
aku anggap normal.” Kata Na Ri lalu meninggalkan kamarnya, Nan Gil melihat
selembar foto tujuan mereka pergi yang dibuat oleh Na Ri.
Semua
pegawai sarapan bersama di ruang makan, Yong Kyu bertanya dimana putri Nan Gil
sekarang, lalu meralatnya kalau itu pacarnya. Joon dan Ha Ni menahan senyuman
mengoda. Nan Gil melirik sinis
“Ah.. Maksudku
CEO kedua. Apa dia tidak sarapan?” tanya Yong Kyu
“Makan
dengan tenang. Dia terjaga sepanjang malam.” Kata Nan Gil, Ketiganya memelonggo
memikirkan kalau Na Ri dan Nan Gil menghabiskan malam bersama. Nan Gil menyuruh
ketiganya makan dan tidak berpikiran yang konyol
Na Ri
datang dengan senyumanya melihat menu Omelet untuk sarapan, Nan Gil langsung
berdiri menyuruh Na Ri untuk duduk karena
akan cepat membuatkannya. Na Ri tak mempedulikanya, menyuruh Tiga
pegawai agar menikmati sarapannya, ketiganya binggung melihat sikap Na Ri yang
dingin pada Nan Gil.
“Dia marah
kepadaku, tapi aku tidak tahuapa yang harus dilakukan.” Ucap Nan Gil
menceritakan keadaannya pada tiga pegawainya, ketiganya hanya diam. Nan Gil
pikir tak perlu membahasnya karena
dirinya tak ada guna, bertanya pada mereka.
“Kita
tidak akan tahu, tapi ini mungkin membantu.” Kata Yong Kyu mengeluarkan
ponslenya lalu menuliskan di forum
"Aku membuat kesalahan. Pacarku menjadi marah kepadaku. Apa yang
harus aku lakukan?"
Semua pun
penasaran apa komentar yang akan didapatkanya, Yong Kyu melihat kalau bukan
satu-satunya Nan Gil yang menderita tapi Orang dengan kepedulian yang sama
memberi solusi, lalu membacakan saranya "Berikan
pelukan dan minta maaf."
Nan Gil
membayangkan datang ke kamar Na Ri dan langsung memberikan pelukan dari
belakang dengan meminta maaf, lalu mengelengkan kepalnya Yong Kyu pikir tidak mungkin
karena Na Ri akan menamparnya dan mencoba membaca yang lainya.
“Bagaimana
kalau mencoba bersikap lucu dan menawan?” kata Yong Kyu, ketiganya binggung.
Yong Kyu menjelaskan agar memperlihatkan sikap lucunya, Nan Gil datang
memberikan gaya imutnya dengan menaruh dua kepalan tangan di pipinya.
“Wahh..aku
mencoba membayangkan itu. Kurasa ini tidak akan berjalan dengan baikKalau kau
salah melakukannya, kau mungkin akan ditampar dua kali.” Ucap Joon merasa geli
membayangkan Nan Gil melakukan itu
“Ini
jawabannya. "Dengarkan saja apa yang dia katakan."” Kata Yong Kyu,
Nan Gil tersenyum mendengarnya, Ketiganya pun memberikan semangat pada Nan Gil
agar berhasil.
Duk Bong
melihat berkas diruanganya, Song Rye berdiri dan hanya menatapnya. Duk Bong
menyuruh Song Rye akan mengatakan sesuatu yang ingin dikatakan karena
membuatnya takut dengan tatapan seperti itu. Song Rye bertanya Duk Bong akan memberitahu Hong Na Ri dan Ko
Nan Gil bagaimana properti itu terbakar
“Mereka
melakukan segalanya untuk melindungi properti itu. Kurasa pilihan yang benar
kalau kau memberitahu mereka apa yang terjadi.” Ucap Song Rye, Duk Bong seperti
enggan untuk memberitahu.
“Kalau
kau tidak bisa, apa harus aku yang mengatakan kepada mereka?” saran Song Rye
“Nyonya Kwon,
aku akan membiarkan Na Ri menjaga tanah ini.” Kata Duk Bong memutuskan
“Keluarga
itu sangat bersemangat untuk membangun resort di sana. Apa kau pikir ayahmu
akan membiarkanmu melakukan itu?” ucap Song Rye, Duk Bong menegaskan akan
memastikan hal itu tidak terjadi.
“Tapi
kejadian itu akan tetap menjadi rahasia dari mereka berdua Menjadi anak dari
ayahku, Aku secara alami memang tidak jujur atau
benar. Nona Kwon, kasihanilah aku. Aku benar-benar memiliki perasaan untuk Na
Ri. iIni Tidak berbahaya untuk menyembunyikan rasa malu dari seseorang yang kau
sukai.” Kata Duk Bong
“Kehidupan
teman-temanku diambil tanpa alasan, tapi Apa yang kau rasakan hanya sedikit
rasa malu?” ucap Song Rye dengan mata berkaca-kaca lalu keluar dari ruangan.
Duk Bong binggung melihat sikap Song Rye yang berbeda.
Na Ri
berbicara di telp, seorang pegawai wanita mengatakan sengaja menelp untuk mengkonfirmasi
ketidakhadiran. Na Ri mengatakan bisa datang nanti dan mengucapkan Terima kasih
untuk panggilannya. Nan Gil masuk ke dalam, Na Ri kembali bersikap acuh karena
masih marah
“Katakanlah
kalau kau ingin mengatakan sesuatu.Aku di sini untuk mendengarkan.” Ucap Nan
Gil
“Aku
tidak ingin mengatakan apapun.” Kata Na Ri sinis, Nan Gil menanyakan apakah Na
Ri sudah sarapan. Na Ri menjawab kalau
itu bukan urusannya.
Nan Gil
langsung duduk dikursi dekat tempat tidur, Na Ri bingung apa yang sedang
dilakukanya. Nan Gil mengatakan akan menunggu sampai melakukannya. Na Ri tetap
diam, Nan Gil bertanya pakah Na Ri ingat kalau
pernah mengatakan bahwa tidak bahagia saat mereka pergi bersepeda
bersama-sama, lalu menanakan perasaanya saat ini.
“Apa kau
bahagia tinggal di sini?” tanya Nan Gil dengan senyumanya, Na Ri menyuruh Nan
Gil pergi saja dan lakukan pekerjaannya.
“Apa kau pikir aku akan
bisa bekerja?” keluh Nan Gil, Na Ri meminta agar Nan Gil segera pergi lalu
menerima telp dari teman di dekat rumah. Nan Gil cemberut melihat dari depan
pintu
Yong Kyu
sibuk menyusun kukusan dan juga kotak untuk mandu yang akan dibawa pulang, Nan
Gil datang dengan wajah cemberut. Yong Kyu bisa melihat kalau itu tidak
berjalan dengan baik dengan melihat wajah saja, menurutnya CEO kedua memang
pemarah, Saat itu Na Ri keluar rumah dan langsung masuk ke dalam mobil Duk Bong
yang sudah menjemputnya.
“Kau
adalah orang yang paling menyedihkan di dunia.” Ucap Yong Kyu tak percaya, Nan
Gil mendengus kesal karena Na Ri mengabaikan dan pergi dengan Duk Bong.
Duk Bong
melihat Na Ri yang masuk ke dalam mobil menanyakan kabarnya, Na Ri mengaku baik
dan menanyakan balik kabarnya. Duk Bong mengaku tak baik karena Semuanya mungkin jadi lebih buruk. Na Ri
bertanya apa terjadi sesuatu. Duk Bong mengaku kalau semua ini rumit.
“Na Ri,
aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu.Apa kau ingin melihat tempat yang aku
bencidi kota ini?”kata Duk Bong
“Kenapa
kita pergi ke suatu tempat yang kau benci?” tanya Na Ri binggung
“Kau akan
tahu setelah kita sampai di sana.” Ucap Duk Bong lalu melajukan mobil
meninggalkan rumah.
Ponsel
Nan Gil berdering, Bibi Kim menelp mengaku
orang yang mengenal ayah Hong Na Ri dan meninggalkan nomor di tokonya
saat itu. Nan Gil mengingatnya. Bibi Kim
memberitahu Ayah Na Ri mengatakan untuk tidak menceritakan kepada anaknya dan
untuk datang sendirian, Secepatnya. Nan Gil mengerti lalu menutup telpnya.
“Apa kau
benar-benar berpikir dia tidak akan memberitahunya?” ucap Tuan Hong yang sedari
tadi duduk disamping Bibi Kim
“Siapa
yang peduli kalau dia melakukannya? Kau harus menyingkirkan orang seperti ini
dengan cepat. Cerdaslah dengan apa yang akan kau katakan kepadanya.” Ucap Bibi
Kim lalu dengan perhatian mengupas jeruk dengan ukuran besar menyuapi suaminya
dengan memanggilnya Tuan pemilik tanah.
Nan Gil
yang panik memanggil Yong Kyu memberitahu
harus pergi. Yong Kyu pikir Nan Gil selalu pergi kapanpun yang
dinginkanya. Nan Gil meminta apabila Na
Ri datang, Yong Kyu binggung. Tapi Nan Gil pikir Na Ri tak akan datang, lalu
bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Duk Bong
membawa Na Ri sebuah danau dengan pemandangan yang indah. Na Ri binggung dengan
Pemandangannya bagus. Kenapa Nan Gil benci tempat ini. Duk Bong menceritakan
kalau pacaranya dulu mencampakkanya di tempat ini. Na Ri melotot kaget
mendengarnya.
“Keluarga
kami berkelahi tentang masalah manajemen bisnis, dan aku pengacara keluargaku. Kami
menang di pengadilan dan aku dicampakan di sini Entah aku bisa menyukai lagi
tempat ini atau semakin membencinya...tergantung padamu.” Ucap Duk Bong
memberikan penekanan.
“Hei.. Teman,
jangan membebaniku seperti itu.” Pinta Na Ri
“Sudah
aku katakan aku tidak akan menjadi teman dari dekat rumahmu lagi. Aku menyerah
untuk membangun sebuah resort di tanah milikmu. Untuk Kali ini, aku akan
melawan keluargaku.” Kata Duk Bong, Na Ri menatapnya seperti tak percaya.
Keduanya
berjalan disepanjang ilalang, Duk Bong mengaku
merasa lebih baik sekarang karena Pemandangannya bagus dan Na Ri ada
bersamanya. Na Ri memberitahu kalau ia dan Nan Gil memutuskan untuk berkencan seperti pasangan
normal.
“Apa kau
tidak bisa membiarkan aku menikmati pemandangannya? Kau begitu kejam.” Keluh
Duk Bong merasa perasaan Na Ri membuat hatinya sakit.
“Aku
hanya jujur.” Ungkap Na Ri, Duk Bong merasa
mereka berdua tidak akan pernah bisa menjadi normal. Na Ri menatap
sinis, Duk Bong menebak keduanya sedang bertengkar sekarang.
“Apa kau
tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain? Coba kau tuliskan kenapa kau
menyukai Nan Gil. Jangan mengatakan, "Karena dia ayah tiriku." Aku
suka karena kau jujur. Aku suka karena aku merasa terhibur saat bersamamu. Aku
suka padamu karena kau membuatku tertawa. Aku suka karena kau dewasa.” Ucap Duk
Bong seperti mengatakan alasan menyukai Na Ri
“Hentikan.
Kau membuatku merasa tidak nyaman.” Kata Na Ri, Duk Bong mengaku kalau hanya memberinya contoh.
“Aku akan
ke Seoul untuk berjuang demi kau.”kata Duk Bong seperti ingin membuktikan
perjuanganya.
Nan Gil
bertemu dengan ayah Na Ri di rumah perawatan, Tuan Hong mengupaskan jeruk dan
memberikan pada Nan Gil, Nan Gil dengan sopan menolaknya karena bisa
melakukannya. Tuan Hong tetap menyuapinya jeruk dengan potongan besar dan Nan
Gil pun mau tak mau memakanya.
“Kau
mengenalku, kan? Saat aku melihatmu berjalan bersama putriku, Aku tertegun. Aku
tidak bisa membiarkanmu ada di depannya. Aku... membenci Bae Byung Woo. Dia
melakukan ini kepada mataku. Dan Kau anak Bae Byung Woo, kan?” ucap Tuan Hong
dingin
“Maafkan
aku. Tapi tidak lagi menjadi putranya” kata Nan Gil
“Jangan
seperti itu kepadaku. Sekali putra, tetap putra. Aku benci melihatmu bersama
putriku. Aku tidak percaya padamu dan harus tinggal bersamanya mulai sekarang.
Dan Aku tidak bisa... tinggal di rumah itu bersamamu.” Kata Tuan Hong, Nan Gil
hanya terdiam itu artinya kalau harus pindah dari rumah kalau Tuan Hong ingin
kembali tinggal dirumah.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar