PS :
All images credit and content copyright : MBC
Bok Joo
tertunduk di meja restoran dengan rambut yang dikuncir, Tuan Kim mengeluh
anaknya yang menyebabkan banyak masalah akhir-akhir ini dan membuatkan sup
touge untuk anaknya. Bok Joo tetap saja tertunduk, Tuan Kim memarahi anaknya
yang pergi keluar untuk minum padahla di restoran mereka punya banyak alkohol bahkan
pergi dengan seorang pria.
“Maafkan
aku, Ayah. Itu tidak akan terjadi lagi.” Kata Bok Joo merengek pada ayahnya.
“Makanlah
pelan-pelan. Aku sedang memanaskan daging babi rebus.” Ucap Tuan Kim, Bok Joo
pikir masih terlalu pagi untuk daging
babi rebus. Tuan Kim melirik sinis
“Yahh.. Tentu.
Memakan daging babi rebus pagi-pagi akan membantuku menaikkan berat badan. Tuan
Kim pun pergi ke dapur untuk masak.
Dae Hoo
yang sedari tadi ada didekat keduanya pun mendekati keponakan yang sedang
makan, lalu berbicara kalau sebenarnya... menyukainya sebagai calon suami masa
depannya. Bok Joo binggung, Dae Hoo mengatakan kalau itu Untuk memperbaiki
keturunan keluarga mereka jadi membutuhkan
pria tampan seperti Joon Hyung,
“Lupakan.
Tidak akan ada yang terjadi antara aku dan dia. Dia sudah melihat sesuatu yang
seharusnya tidak dilihat.” Kata Bok Joo
“Kau
bilang "Dia sudah melihat... sesuatu
yang seharusnya tidak dia lihat?" ucap Dae Hoo dengan tatapan nakal, Bok
Joo kesal melihat pikiran pamanya itu pasti yang aneh-aneh.
“Itu
tidak seperti yang kau pikirkan.” Tegas Bok Joo, Dae Hoo mengaku bisa mengerti
karena mereka hidup di abad 21.
“Sesuatu
bisa terjadi ketika pria dewasa dan wanita dewasa minum bersama. Kalian berdua
anak muda yang kuat. Aku bukan orang yang kuno. Jadi Akui sajalah.” Kata Dae
Hoo mengodanya, Bok Joo menegaskan kembali kalau mereka hanya minum bersama.
“Baiklah.
Sepertinya kau terlalu malu. Oke, kalau begitu. Aku akan memberitahumu duluan. Aku
kehilangan keperjakaanku ketika...” ucap Dae Hoo dan langsung terdengar
teriakan histeris dari Bok Joo memanggil ayahnya, dengan mengadu pamanya itu
cabul. Tuan Kim datang memukul sang adik dengan saringan.
Joon
Hyung makan sup yang dibuatkan oleh
bibinya bersama dengan Jae Yi. Nyonya Lee bertanya jam berapa Joon Hyung
sampai ke rumah, Joon Hyung mengaku Tepat
setelah Ibunya pergi tidur. Nyonya Lee merasa Joon Hyung itu pasti minum banyak
karena bisa mencium bau alkohol dari pakaiannya.
“Apa kau
tidak tahu aku tumbuh di lingkungan sini? Jadi Teruslah seperti ini, dan semua
orang akan mengatakan kalau anakku selalu pulang larut.”kata Nyonya Lee, Joon
Hyung langsung merengek meminta maaf pada ibunya.
“Aigoo.
Kau sangat licik. Lalu Kapan kau akan kembali ke sekolah?” tanya Nyonya Lee,
Joon Hyung menjawab setelah makan.
“Ayahmu
terus mengatakan kalau dia merasa lesu akhir-akhir ini. Jadi Aku akan pergi
untuk membeli susu untuknya. Ah, seorang anak perempuan pasti akan sempurna
untuk hal-hal seperti ini.”ucap Nyonya Lee mengeluh dengan melirik pada Jae Yi
“Bagaimana
denganmu, Jae Yi? Apa kau punya rencana keluar ?” kata Nyonya Lee
“Ya. Ah
Young mau membeli speaker, dan ingin aku melihatnya. Tapi aku bisa
membatalkannya.” Pikir Jae Yi, Nyonya Lee mendengar nama Ah Young merasa
anaknya harus pergi dan membantu bisa pergi ke pasar sendirian. Joon Hyung
menatap sinis pada kakaknya karena seperti memberikan perhatian lebih pada Ah
Young begitu juga ibunya.
Pelatih
Choi buru-buru masuk ke dalam kantor polisi, Woon Gi dan istrinya sudah duduk
didepan polisi yang menginterviewnya. Pelatih Choi kaget melihat Woon Gi ada di
dalam langsung bertanya kenapa memukul
seorang supir taksi, Istri Woon Gi
berdiri dari tempat duduknya dan Pelatih Choi melihat anak yang digendongnya
seperti sudah mengetahui kalau itu anak dari Woon Gi.
Mereka pun
bicara berdua di lorong, Pelatih Choi mengeluh Woon Gi yang tidak memberitahu lebih awal. Woon Gi meminta
maaf karena Setelah memikirkannya
baik-baik, mereka mendaftarkan pernikahan dan melahirkan anak mereka dan hanya
tidak bisa memberitahunya, Pelatih Choi pikir pilihan Woon Gi benar kalau ia
jadi dia juga tidak akan bisa mengatakan
itu.
“Dasar Anak
nakal... Kau memiliki istri dan seorang anak. Kenapa kau memukul seseorang? Apa
yang kau pikirkan?” ucap Pelatih Choi
“Dia
mengumpat istriku, jadi ku tidak bisa menahannya.” Jelas Woon Gi
“Sepertinya
dia berpikir kalau mendapatkan durian runtuh sekarang. Untuk saat ini, ayo kita
menyelesaikannya dengan uang yang aku dapatkan.” Kata Pelatih Choi
Tidak,
Pelatih. Aku akan mencari jalan lain dan...” kata Woon Gi menolak.
Pelatih
Choi pikir tak mungkin Woon Gi bisa menghasilkan 3 juta won, apakah ia memiliki
uang sebanyak itu, karena tahu istrinya saja harus berkerja karena tidak bisa membiayai pusat perawatan setelah
melahirkan untuknya. Woon Gi berjanji pasti akan mengembalikan uang itu.
Pelatih Choi mengejek kalau memang Woon Gi harus mengembalikanya.
“Apa kau
sudah menamai bayinya?” tanya Pelatih Choi, Woon Gi mengatakan kalau namanya
Soon Ri karena ingin anak mereka hidup dengan nyaman.Pelatih Choi memuji kalau
itu nama yang bagus.
“Hei,
ayahnya Soon Ri. Jika kau merahasiakan sesuatu dariku lagi, maka aku akan
membunuhmu.”ancam Pelatih Choi, Woon Gi menganguk mengerti dengan senyuman.
Pelatih
Choi keluar dari kantor polisi sambil menelp kakaknya, meminta agar uang yang
dipinjamnya dulu untuk dikembalikan bulan ini.
Jae Yi
dan Ah Young pergi ke bagian toko spearker, Jae Yi pikir kalau menaruhnya di ruang kesehatan, maka speaker
Bluetooth akan lebih baik dan lebih nyaman. Ah Young pikir jenisnya ada banyak
jadi tidak tahu yang mana yang harus dipilih. Jae Yi menunjuk sebuah speaker
didepanya karena itu lebih baik yang dilihat sebelumnya, Ah Young pun
memilihnya dan mereka menunggu petugas untuk mengambil barangnya.
“Ada
banyak sekali spekarenya. Karena kau merekomendasikan itu, maka kau juga harus
memasangkannya. Gratis.” Ucap Ah Young mengodanya.
“Sekarang
aku tahu kenapa orang-orang tertipu tanpa menyadarinya.” Keluh Jae Yi, Ah Young
pun berjanji akan membalasnya dengan membelikan makana yang paling mahal. Jae
Yi hanya tersenyum
“Oh,
ngomong-ngomong, apa kau tahu seseorang yang bernama Kim Bok Joo... di tim
angkat besi sekolahmu?” kata Jae Yi, Ah Young tahu Bok Joo adalah kartu as di
timnya dan tubuhnya yang paling tinggi.
“Aku
pernah menyebutkan seorang pasien yang bertanya tentang Messi padaku. Kau
ingat?” kata Jae Yi, Ah Young mengingat karena Jae Yi mengaku pertanyaan itu sangat membekas di ingatannya.
“Pasien
itu adalah murid yang baru saja kutanyakan barusan.” Akui Jae Yi, Ah Young tak
percaya mendengarnya dan bertanya kenapa
seorang atlet angkat besi pergi ke klinik berat badan
“Dia
mengatakan padaku kalau dia seorang pemain cello. Tapi aku tidak sengaja
bertemu dengannya di sekolah. Itulah saat aku menemukan kalau dia seorang atlet
angkat besi di sekolahmu.” Cerita Jae Yi
Ah Young
merasa kalau itu sangat aneh. Jae Yi memberitahu kalau Joon Hyung bilang karena
Bok Joo sedang menyukai seseorang dan ternyata Bok Joo satu sekolah dasar
dengan adiknya. Ah Young merasa Dunia
ini sempit sekali. Jae Yi penasaran siapa sebenarnya pria yang disukai oleh Bok
Joo, Ah Young sedikit mengerutkan dahi seperti merasa tahu kalau Bok Joo
menyukai Jae Yi.
“Dia
memiliki jadwal yang tetap, jadi tidak bertemu banyak pria. Apa dia menyukai
Joon Hyung? Joon Hyung memang populer di sekolah. Dia sangat populer di antara para
murid baru, terutama gadis-gadis.” Cerita Ah Young menduga-duga, Jae Yi merasa
tak begitu yakin.
“Mereka
sepertinya cukup dekat, bahkan minum bersama sampai larut tadi malam.” Cerita
Jae Yi, Ah Young tak percaya mendengarnya menurutnya kalau pria itu adalah Joon
Hyung.
“Kenapa
aku merasa sangat bersemangat? Aku harap mereka bisa bersama.” Ungkap Ah Young
Keduanya
pun keluar dari gedung, Ah Young mengucapakan terimakasih pada temanya, ia pun akan
mentraktirmu apapun karena sudah menyita banyak waktu, Jae Yi mengatakan kalau
bayaran sangat tinggi perjam jadi ingin makanan yang mahal.
Bok Joo
lewat didepan mereka, Ah Young langsung memanggilnya. Bok Joo tak bisa
menghindar langsung menyapanya. Ah Young dengan blak-blakan mengaku sudah dengar
tentang apa yang terjadi dengan mengejaknya kaalu menyebabkan masalah
besar dan pasti menyenangkan. Bok Joo tak enak hati memilih untuk pamit pergi
saja.
“Kau
masih memiliki waktu. Ayo kita makan bersama dan Hubungi Joon Hyung, juga.”
Kata Ah Young, Bok Joo langsung menolak
“Kau
harus bergabung dengan kami. Aku ingin mentraktirmu makan.” Kata Ah Young, Jae
Yi pun mengajak Bok Joo agar ikut bersama, Bok Joo seperti tak enak hati untuk
menolaknya.
Jae Yi
dan Ah Young seperti sangat dekat melihat menu yang akan mereka pesan Steak,
sup dan salad untuk Bok Joo. Tapi Jae Yi teringat kalau Bok Joo sedang tak
menjalani program diet, Bok Joo melihat keduanya tampak dengan terlihat iri.
Joon
Hyung datang melihat kakaknya yang sudah duduk dan ketika sampai di dekat meja
kaget melihat Bok Joo dengan tatapan sedih sudah ada bersama mereka dan
bertanya kenapa mereka makan bersama
“Jae Yi
membantuku memasang sound system. Kami
bertemu Bok Joo saat akan pergi makan. Aku tidak tahu kalau kalian berdua satu
SD.” Kata Jae Yi, Joon Hyung pikir itu bukan
“Ternyata
Bok Joo-lah... yang bertanya tentang Messi pada Jae Yi. Aku sangat terkejut dan
tidak menyangka.” Ungkap Ah Young, Joon Hyung melirik Bok Joo yang tertunduk
malu.
Akhirnya
mereka pun makan bersama dengan Bok Joo hanya tertunduk diam, Ah Young mengaku ingin
bertanya sesuatu yang membuatnya penasaran, apakah Bok Joo menyukai seseorang
di sekolah mereka, Bok Joo terlihat binggung. Jae Yi langsung menghentikanya
agar tak mengusik privasinya. Ah Young sadar kalau ia terlalu berlebihan.
“Lalu Sejak
kapan kau dekat dengan Joon Hyung? Aku sudah bekerja di sekolah selama setahun,
tapi sama sekali tidak menyangka.” Kata Jae Yi, Bok Joo mengaku baru bertemu lagi akhir-akhir ini dan Joon
Hyung banyak berubah.
“Sepertinya
kau terkejut. Dia dulu sangat kecil, tapi sekarang dia tinggi dan sudah dewasa.
Hatiku mungkin akan berdebar jika aku jadi kau. Ngomong-ngomong, kalian berdua
terlihat cocok bersama. Apa karena mereka berdua tinggi?” ucap Ah Young, Jae Yi
menangapinya kalau mungkin seperti itu.
“Ayolah,
Dr. Go. Kau berlebihan. Apa kau sadar terdengar
sangat tidak natural?” keluh Joon Hyung, Ah Young merasa tak berlebihan
tapi mereka berdua memang cocok.
“Ayo kita
berhenti bicara dan makan, karena Makanannya jadi dingin.” Kata Jae Yi
Ah Young
merasa kalau Jae Yi sebenarnya menyuruh diam dan makan saja. Jae Yi
pun memberikan potongan daging steak lebih dulu pada Ah Young, seperti seorang
pacar yang memberikan perhatian. Bok Joo terlihat makin sedih, tapi Jae Yi juga
memberikan sepotong iga juga untuk Bok Joo, tapi Bok Joo berusaha menolaknya.
Jae Yi
memaksanya, Bok Joo pun akhirnya menerimanya. Jae Yi kembali memberikan pasta
pada piring Ah Young melayani dengan penuh perhatian. Bok Joo hanya bisa
menahan kesedihan, Joon Hyung menatap sinis kakaknya yang tak mengerti perasaan
Bok Joo dan berusaha menyuapi Bok Joo agar tak merasa sedih.
Keduanya
pun selesai makan, dan mengucapkan
terimakasih pada Ah Young yang sudah mentraktirnya. Ah Young pikir karena Jae
Yi sudah membantu jadi akan mengantarnya dan bertanya apakah ingin ikut
mobilnya karena bisa mengantarkan mereka
lebih dulu.
Joon
Hyung langsung menolak karena bisa berjalan kaki. Ah Young mengerti dengan
mengoda kalau mereka akan terlihat cocok berjalan bersama dan pamit pergi,
keduanya dokter itu pun pergi meninggalkan restoran dengan mobilnya.
“Asumsi
Dr. Go salah, benarkan?” ucap Joon Hyung, Bok Joo pikir itu tak penting dan tak
masalah untuknya berjalan pergi.
“Kalau
dipikir-pikir, itu lebih baik. Makan siang yang kita makan hari ini. Aku merasa
tidak nyaman tentang perpisahan kita terakhir kali. Dan Sekarang, aku merasa
segalanya membaik. Yang perlu kulakukan sekarang adalah berkonsentrasi pada
kompetisiku.” Kata Bok Joo dengan nada lemas.
“Bisakah
kau bersiap untuk kompetisimu Ketika terdengar lemah begini?” kata Joon Hyung,
Bok Joo juga binggung karena merasa sangat lesu dan kosong
“Ngomong-ngomong,
Dr. Go dan Dr. Jung terlihat cocok bersama. Mereka terlihat dekat.” Komentar
Bok Joo
“Itu
karena mereka teman sewaktu sekolah medis.” Ucap Joon Hyung tak ingin membuat
Bok Joo sedih
“Mereka
berada di level yang sama. Dr. Go cantik.
Dia memiliki kepribadian yang baik, dan seorang dokter.” Komentar Bok
Joo, Joon Hyng melihat Bok Joo juga baik dan sehat.
“Apa itu
seharusnya membuatku merasa lebih baik? Kau benar-benar buruk.” Keluh Bok Joo
kesal
“Apa Kau
bisa menyetir dan memiliki mobil?” ucap Bok Joo terlihat sedikit bersemangat.
“Aku punya
mobil tapi bukan milikku. Perjalanan ke pantai tidak akan lama.” Kata Joon
Hyung, Bok Joo pikir tak mungkin karena jaraknya terlalu jauh. Joon Hyung tak
menyerah dengan mengajak untuk melakukan suit kalau kalah maka Bok Joo harus
ikut pantai. Bok Joo pun kembali kalah karena dan harus mengikuti saran Joon
Hyung.
Joon
Hyung mengemudikan mobil dan berhenti dipinggir jalan tempat Bok Joo yang
menunggunya, lalu mengejek dari jendela kalau temanya itu terlihat sangat
agresif. Bok Joo masuk dan melihat ini mobil milik Jae Yi, Joon Hyung mengaku
mobil ini miliknya juga.
“Aku
sudah mengemudikannya secara diam-diam selama bertahun-tahun. Aku punya kunci
cadangannya. Aku yakin Hyung tahu kalau aku yang memakainya.” Ucap Joon Hyung
“Bisakah
kau mengemudi dengan baik?” tanya Bok Joo tak yakin, Joon Hyung menyakinkan
karena dirinya adalah pengemudi terbaik dan membantu Bok Joo masak sabuk
pengaman, tapi baru saja menginjak gas malah membuat mobilnya mundur. Tapi Joon
Hyung bisa dengan tenang memasukan gigi dan melanjukan mobilnya.
Keduanya
pun sampai di jalan yang mengarah ke pantai, Joon Hyung dengan bangga
menanyakan pedapat Bok Joo kalau ia memang mengemudi dengan baik. Bok Joo
berkomentar Joon Hyung mengemudi seperti
seorang pemula dan merasa mual dan sempurna membuatnya tetap sadar.
“Ini
semua adalah strategi. Sulit berpura-pura seperti aku ini bukan pengemudi yang
baik.” Kata Joon Hyung
“Tapi,
senang rasanya bisa keluar.” Ucap Bok Joo, Joon Hyung pikir Bok Joo merasa
senang karena sudah mendengarkan usulanya.
“Apa kau
menyesal... berbohong pada Hyung tentang angkat besi?” tanya Joon Hyung, Bok
Joo pikir tidak
“Meskipun
aku bisa memutar waktu, maka aku tetap akan berbohong.” Akui Bok Joo, Joon
Hyung heran merasa Bok Joo tidak bangga
dengan angkat besinya, menurutnya tak ada yang salah dengan wanita yang melakukan olahraga angkat
besi
“ Tentu
saja aku sangat bangga pada diriku sendiri sebagai soerang atlet angkat besi
profesional. Wanita yang melakukan angkat besi... mungkin memang membuat orang
terkesan, tapi itu tidak benar-benar indah.” Kata Bok Joo, Joon Hyung
menanyakan perbedaanya.
“Ini
perbedaannya. Seorang atlet angkat besi wanita senior yang memiliki kekasih, biasanya
tidak mengundang kekasih mereka ke kompetisi. Kami mengangkat bongkahan besi.
Saat itu, urat-urat kami pasti menonjol, wajah kami jadi merah, dagu kami jadi
berlipat-lipat, dan lemak perut kami terlihat dari balik ikat pinggang. Itu
sangat jelek.” Jelas Bok Joo.
“Kami
bilang kalau penampilan bukanlah segalanya. Berdedikasi untuk mencapai mimpi
kami adalah yang lebih penting. Tapi, itu bukanlah sesuatu yang ingin kami
tunjukkan pada pria yang kami sukai. Jadi dalam beberapa hal, memilih untuk jadi
seorang atlet angkat besi... bisa jadi berarti kami harus menyerah untuk hidup
seperti seorang wanita dalam beberapa hal. Itulah yang selama ini kupikirkan.”
Ungkap Bok Joo
Joon
Hyung merasa semua benar-benar omong
kosong menurutnya Bok Joo hanya perlu bertemu dengan seorang pria yang bahkan
bisa menyukai sisi yang seperti itu. Bok Joo pikir Memang lebih mudah bicara daripada
melakukannya, karena sangat sulit mencari pria yang seperti itu. Joon Hyung
menyakin kalau itu ada dan ingin memberikan contoh, dengan menyebutkan kalau
itu dirinya
Tapi Bok Joo
tiba-tiba berteriak karena melihat burung camar yang bergerombol dan sangat
indah dan menyuruh Joon Hyung melihatnya, Joon Hyung mengeluh halau harus
melihat lurus ke depan terlihat kecewa karena tak bisa mengatakanya, lalu
bertanya apa yang dipilih burung camar atau dirinya, Bok Joo memilih burung
camar dan Joon Hyung kembali bertanya dan Bok Joo tetap pada pilihanya burung
camar.
Bok Joo
berlari dipantai dengan berteriak memanggil burung camar, Joon Hyung menyuruh
berhenti bertingkah memalukan seperti orang tidak pernah ke pantai. Bok Joo
mengatakan sedang merasa stress, tapi berada
dipantai benar-benar membuat pikirannya segar dan akan pergi dengan
kekasihnya nanti.
“Rasanya
akan sangat dramatis bermain permainan konyol lalu menuliskan nama
masing-masing di pasir.” Kata Bok Joo membayangkanya, Joon Hyung mengejek kalau
Bok Joo sudah terlalu tua melakukan hal itu
Bok Joo
langsung cemberut, Joon Hyung pun mendorong Bok Jo dan mengajak untuk main
“tangkap aku” seperti yang bisa dilakukan pasangan saat di pantai. Keduanya
terlihat bahagia berlari-lari dan bermain air di pinggir pantai.
Joon
Hyung kelelahan membaringnya lebih dulu tubuhnya dipasir, Bok Joo mengikutinya
karena butuh sandaran jadi meminta agar Joon Hyung memberikan lenganya dan
tidur diatasnya, Joon Hyung pikir karena Bok Jo biasa mengangkat beban berat
dengan mengejek kalau kepalanya terasa berat. Bok Joo langsung memukulnya.
“Aku
sebenarnya merasakan kematian.” Keluh Joon Hyung mengaku kalau hanya bercanda
dan tak perlu dianggap serius
“Kau tahu
aku bisa jadi sekompetitif itu, Kau sebenarnya pelari yang cukup baik.” Balas
Bok Joo
“Aku
berlari untuk menyelamatkan diriku sendiri.” Kata Joon Hyung, Bok Joo pun
menoyor kepala Joon Hyung akhirnya Joon Hyung pun berbaring menatap langit.
“Aku sudah
menunjukanmu segala macam hal dan memberitahumu segalanya tentangku, tapi yang
aku tahu tentangmu hanyalah traumamu. Aku tidak tahu apapun lagi.” Kata Bok Joo
akhirnya duduk
“Kalau
begitu aku juga akan memberitahumu sesuatu. Ketika kita masih di sekolah
dasar...” kata Joon Hyung
Flash Back
Joon
Hyung diam-diam menaruh sebungkus coklat pada selipan buku lalu kembali ke
tempat duduknya dengan senyuman. Bok Joo baru kembali membuka buku dan kaget
melihat ada coklat, lalu berteriak siapa yang memiliki coklat itu.
Teman-temanya tak ada yang menyahut
“Aku akan
memakannya kalau ini bukan milik siapapun!”teriak Bok Joo, temanya pun menyuruh
Bok Joo makan saja, Joon Hyung melihat Bok Joo yang makan coklat dengan lahap,
kembali tersenyum sumringah.
“Seseorang
dulu menaruh cokelat dan perman di mejamu, kan? Dan Itu adalah aku.” Kata Joon
Hyun, Bok Joo tak percaya mendengarnya
lalu berpikir kalau dulu Joon Hyung menyukainya.
“ Astaga,
kau berlebihan lagi. Kau sudah menyelamatkan hidupku, apa kau tahu. Jadi Aku
ingin berterima kasih padamu. Aku juga berpikir kalau kau keren. Kau pasti tahu
betapa kecilnya aku dulu. Tapi kau bisa berbaur dengan anak-anak lainnya dengan baik, dan kau selalu
pemberani serta kuat.” Cerita Joon Hyung
“Itu
bukan sesuatu yang spesial bahkan bukan rahasia besar.” Kata Bok Joo, Joon
Hyung bertanya apakah Bok Joo ingin tahu
sesuatu yang lebih besar. Bok Joo menganguk.
“Ah, aku
pikir itu rahasia yang benar-benar besar. Ini tentang Hyung... Dia bukan kakak
kandungku dan sebenarnya sepupuku. Orang yang kusebut orangtuaku sekarang sebenarnya
adalah paman dan bibiku. Ketika ibuku menikah lagi, dia meninggalkanku dengan
paman dan bibiku. Lalu dia pindah ke Kanada.” Cerita Joon Hyung
Bok Joo
benar-benar shock mendengar dengan mata berkaca-kaca kalau itu alasan Joon
Hyung pindah sekolah, secara tiba-tiba. Joon Hyung merasa menyesal bahkan tidak
bisa mengucapkan salam perpisahan padanya dan melihat tatapan Bok Joo yang
sedih melihatnya.
“Hei.. Jangan
memandangku kasihan seperti itu. Ini tidak terlalu buruk. Paman dan bibiku
selalu berbuat baik padaku, dan Hyung tidak bisa bersikap lebih manis lagi dari
ini padaku. Kau bisa lihat, kepribadianku banyak berubah. Aku tidak akan
berubah seperti ini kalau tidak memiliki masa kecil yang bahagia.” Ucap Joon
Hyung
“Kau
pasti tahu, Semua orang... menyimpan beberapa luka yang menyakitkan jauh di
dalam hati mereka. Jika mereka bisa meneruskan hidup mereka, itu bagus. Tapi
meskipun mereka tidak bisa, mereka masih tetap hidup. Mereka jadi kebal
terhadap rasa sakit seiring berjalannya waktu. Kau juga akan baik-baik saja.”
Kata Joon Hyung menyakinkan, Bok Joo membenarkan, dan merasa sudah merasa jauh lebih baik dari
sebelumnya.
Joon
Hyung mengetahui Bok Joo ada pertandingan 2 minggu lagi, jadi menyuruh untuk mengatasi apa yang ada di
depannya dulu, setelah itu menunggunya,
karena Waktu akan mengurus segalanya. Keduanya pun memandang pantai
dengan langit senja bersama-sama.
“Satu hal baik yang didapat
dari menyukai seseorang... adalah aku bisa memutuskan bagaimana untuk mengakhirinya.
Perasaanku sudah berada di luar kendaliku, tapi aku memutuskan untuk berdamai dengan
hatiku mulai hari ini. Kau sudah melakukan hal yang bagus, hatiku. Kau
benar-benar... penuh semangat.” Gumam Bok
Joo
[7 hari sebelum turnamen]
Bok Joo
berlatih dengan ditemani oleh dua temanya, melakukan gerakan untuk
punggungnya. Nan Hee menyakinkan kalau
medali emas akan jatuh pada temanya. Bok Joo pun makan dengan lahap agar bisa
menambah berat badanya.
[6 hari sebelum turnamen]
Bok Jo
terus makan untuk menambah berat badanya, di
5 hari sebelum turnamen. Pelatih Choi melihat berat Bok Joo merasa
kalau Akan lebih bagus jika bisa
menambah lebih dari ini. Pelatih Yoon memujinya dan meminta agar Bok Joo bisa
berkerja lebih keras lagi.
[4 hari sebelum turnamen]
Bok Joo
berlatih mengangkat besi dan juga di hari berikutnya terus berlatih sampai
malam hari. Bok Joo pun pulang kerumah dengan melahap semua sup ayam yang
dibuat ayahnya dan juga kerang,
[1 hari
sebelum turnamen]
Pelatih
Choi melihat berat Bok Joo tersenyum bahagia karena anak didiknya berhasil
menaikan beratnya. Pelatih Yoon pun sudah yakin sebelumnya kalau Bok Joo pasti
bisa melakukanya,dan berpesan agar harus menjaga kondisinya, dengan berteriak
bahagia karena ia benar-benar memiliki insting yang bagus.
Bok Joo
akan bersiap-siap pergi, Si Ho akan keluar kamar bertanya apakah turnamennya
hari ini. Bok Joo membenarkan. Si Ho sambil memakai sepatunya mendoakan semoga
beruntung dan serius mengatakannya. Bok Joo hanya diam saja lalu mengambil
salah satu kaosnya tapi ketika akan memasukan ke dalam tas malah menumpahkan
minuma diatasnya, Bok Joo panik karena harus mengunakan kaos itu untuk
bertanding.
Bok Joo
yang panik melempar koin dan berdoa, Joon Hyung seperti mencari Bok Joo dan
tahu kalau pasti sedang ada didepan kolam,
bertanya apakah sudah siap. Bok Joo mengaku belum karena merasa buruk
seperti akan melakukan hal yang buruk
hari ini.
“Aku
bahkan menumpahkan minuman proteinku di kaos keberuntunganku pagi ini. Aku terus
mendapatkan perasaan tidak enak. Bagaimana jika aku membuat kesalahan?” ucap
Bok Joo panik , Joon Hyung memegang pipi Bok Joo agar bisa menatapnya.
“Hei Bok
Joo.. Kartu as tim angkat besi Haneol. Kau tidak akan membuat kesalahan. Kau
sudah berlatih dengan keras, dan kau juga orang yang kuat. Tidak semua orang
bisa jadi kartu as” kata Joon Hyung menyakinan dan menyuruh untuk naik bus dan
akan datang menyemangatinya. Bok Joo pergi walaupun terlihat masih khawatir.
Ah Young
heran karena melihat speaker yang dibelinya tak menyala lalu berpikir kalau
tertipu. Jae Yi pikir barangnya itu baik-baik saja dan melihat tombol saklar
yang belum dinyalaka, akhirnya suara musik pun terdengar. Ah Young terlihat
malu karena kesalahanya tidak menekan tombol.
“Apa kau
mau makan bersamaku?” ucap Ah Young, Jae Yi menolak karena harus pergi ke klinik baru Dr. Kang dan
bertanya apakah temanya itu akan pergi.
“Tidak,
aku shift malam hari ini. Dokter yang lain harus bekerja di pertandingan angkat
besi hari ini. Bok Joo juga akan bertanding. Pertandingan itu di Stadium
Olympic. Bukankah klinik Dr. Kang ada di dekat situ?” ucap Ah Young, Jae Yi
pikir memang seperti itu.
Spanduk
bertuliskan [Kejuaran Nasional Angkat
Besi 2016] Woon Gi pun masuk ke atas panggung dan mulai bersiap mengangkat
besinya, dengan posisinya yang benar mulai mengangkat besi setingginya, ketika
juri mengangkat bendera putih tandanya berhasil.
Pelatih
dan semua anggota tim menjerit bahagia, Woon Gi pun berlari dengan berpelukan
bersama semua tim. Bok Joo berada diruang tunggu terlihat panik, Pelatih Choi
datang memberitahu kalau ini sudah saatna dan memberikan semangat, pelatih Yoon
pun meminta agar Bok Joo bisa tenang dan
lakukanlah seperti biasanya.
“Kontestan
selanjutnya adalah... Kim Bok Joo dari Universitas Olahraga Haneol. Ini adalah
percobaan ketiga dan terakhirnya dalam kategori
Clean and Jerk” terdengar dari pengeras suara.
“Yah.. Benar, Bok Joo. Semuanya tergantung dari
percobaan kali ini. Jangan gugup, Kau
kuat. Kau pasti bisa melakukannya. Jangan meragukan dirimu sendiri. Fokuslah
pada barbelnya sekarang.”gumam Bok Joo.
Jae Yi
masuk ruangan dengan membawa sebuket bunga untuk menyemangati Bok Joo, lalu
duduk dibangku penonton. Bok Joo siap mengangkat besinya dan kaget melihat Jae
Yi duduk di bangku penonton. Jae Yi dengan senyuman memberikan semangat, tapi
Bok Joo seperti kehilangan konsentrasi.
Pelatih
Choi panik melihat Bok Joo hanya diam saja dan menyuruh segera mengangkatnya,
Bok Joo terlihat berkaca-kaca akhirnya berusaha untuk mengangkatnya, Jae Yi
terlihat tegang menunggu hasilnya, Bok Joo berhasil mengangkat besi dengan mata
berkaca-kaca. Jae Yi langsung memberikan dua jempolnya dan teman satu timnya
pun bersorak bahagia.
Joon
Hyung baru datang kebinggungan mendengar suara jeritan bahagia, lalu kaget
melihat kakaknya ada diruangan pertandingan dan Bok Joo diatas panggung
terlihat sedih dan langsung kembali ke belakang panggung.
bersambung ke episode 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar