Eun Tak
mengikuti Kim Shin yang masuk ke melewati pintu, dengan mengatakan kalau belum
selesai bicara. Saat itu juga suasana tempat berubah. Eun Tak binggung, Kim
Shin tak percaya Eun Tak mengikutinya
lewat pintu itu. Eun Tak bertanya dimana mereka sekarang.
“Apa yang
terjadi? Kita ada dimana?” tanya Eun Tak kebinggungan. Kim Shin memberitahu
mereka sedang ada di Kanada.
“Kanada...
Maksudmu Negeri maple? Dimana ada aurora-nya itu? Jadi Kita di luar negeri?”
ucap Eun Tak tak percaya, Kim Shin tak mengubrisnya memilih untuk pergi lebih
dulu.
Eun Tak
masih tak percaya ternyata Kim Shin bisa
melakukan sesuatu semacam ini. Kim Shin pikir Eun Tak juga bisa melakukanan dan
penasaran siapa sebenarnya Eun Tak itu.
Eun Tak pikir kalau mereka memang berada di Kanada dan memang Kim Shim
dapat melakukan sesuatu seperti keajaiban maka keputusanya sudah bulat. Kim
Shin tak mengerti maksudnya.
“Aku
sudah membuat keputusan.” Kata Eun Tak, Kim Shin binggung dengan perkataan Eun
Tak seperti omong kosong.
“Aku akan
menikah denganmu. Aku sungguh berpikir bahwa kau adalah Goblin. Aku
mencintaimu.” Ucap Eun Tak dengan senyuman bahagia. Kim Shin hanya diam.
“Kau pura-pura
seakan baru mendengar kata-kata itu untuk pertama kalinya.” Ejek Eun Tak
melihat wajah Kim Shin terlihat kaget.
Kim Shin
meminta Eun Tak agar menghentikanya, Eun Tak merasa Kim Shin tidak berhasil
menipunya lalu melihat kekanan dan kiri lalu mengajak Kim Shin pergi ke arah
kiri dengan menganggap sebagai bulan madu mereka. Kim Shin pun mau tak mau
mengikuti arah perginya Eun Tak.
Eun Tak
berjalan melewati jalan-jalan di Kanada yang terlihat sangat ramai dan indah,
Kim Shin terus mengikuti kemana arah pergi Eun Tak walaupun terlihat jengkel
harus mengikutinya. Eun Tak sempat mengambil foto Selfie sebagai kenangan di
ponselnya.
“Penampilanku
tidak aneh, kan? Apa aku terlihat seperti alien ilegal? Tidak kelihatan seperti
aku baru pertama kali kemari, kan?” ucap Eun Tak yang menghampiri Kim Tak
sedang bersandar di pohon,
Eun Tak
penuh semangat masuk ke sebuah toko, seorang pria bule menyapanya dan
mengucapkan selamat natal. Eun Tak dengan malu-malu membalas dengan ucapan yang
sama, Kim Shin masuk ke dalam toko. Eun Tak meminta agar Kim Shin mengambil
foto untuknya karena ingin mengabadikan
momen ini untuk diri sendiri.
Kim Shin
mengambil ponsel Eun Tak, lalu Eun Tak meminta agar Kim Shin menghitungnya lalu
berjalan mundur untuk mengambil posisinya. Kim Shin mengatakan tak mau
menghitung dan langsung mengambil foto dengan asal, melemparkan ponsel Eun Tak lalu pergi.
Keduanya
berjalan di pepohonan maple yang sedang berguguran. Eun Tak masih tak percaya
kalau ternyata berada di negeri maple lalu berpikir kalau Kim Shin membuatkan
sebuah karpet merah khususnya dari daun Maple.
“Kau
merasa terhormat berjalan bersamaku, kan?” goda Eun Tak. Kim Shin hanya diam.
“Untunglah.
Aku kira kau akan berkata, "Kau bilang Merasa terhormat? Tidak !"”
kata Eun Tak lalu melihat tanda aneh didekatnya dan bertanya apa arti tandanya.
“Para
peri datang kemari.” Ucap Kim Shin, Eun Tak bersemangat mendengarnya tak Peri
sungguhan menurutnya itu sangat luar biasa dan sangat Romantis sekali.
“Ini juga
Bagus untukmu.” Kata Eun Tak, Kim Shin binggung kenapa itu bagus untuknya.
“Para
peri datang kemari dan Kau sudah bertemu salah satunya. Aku adalah Tinker Bell.”
Goda Eun Tak dengan senyuman manis. Kim Shin memilih untuk pergi
meninggalkanya.
“Sedih sekali
karena aku sudah ketahuan. Bagaimana kau bisa tahu kalau aku akan kemari? Tanda
itu ada di sana agar mereka yang datang dapat membuat kenangan romantis.” Kata
Eun Tak lalu menanyakan nama kota yang didatanginya.
Kim Shin
menyebut nama Kota Quebec. Eun Tak
merasa menyukai nama itu lalu melihat
daun maple yang berjatuhan dengan berusaha mengambilnya, karena Kalau menangkap
daun maple maka... Kim Shin sudah menangkapnya lebih dulu, Eun Tak melonggo
kaget dan menyuruh Kim Shin agar segera membuangnya.
“Kalau
kau menangkap satu daun maple yang gugur, maka kau akan jatuh cinta pada
seseorang yang tengah berjalan bersamamu.” Kata Eun Tak, Kim Shin mengejek Eun
Tak sedang mengarang cerita.
“Tidak, Cerita
itu sama dengan kisah bahwa kau bisa menikahi cinta pertamamu saat kau
menangkap daun cherry yang berguguran.” Ucap Eun Tak
“Kau
bilang kau mencintaiku.” Ucap Kim Shin, Eun Tak yakin kalau Kim Shin adalah Goblin,
Kim Shin menyangkalnya.
Eun Tak
meminta agar Kim Shin meminta segera membuangnya, Kim Shin pun ingin tahu
mencoba menangkapnya. Eun Tak mengodanya kalau
sedang jalan-jalan dengan “Oppa imut” itu lalu menunjuk ke arah belakang
terlihat pria bule sedang bersandar di pohon.
Kim Shin
binggung, Eun Tak pun ingin melihat
“Oppa imut” itu dari dekat lalu berlari ke arah pria tersebut. Tiba-tiba ia
kembali dengan wajah ketakutan memberitahu ternyata pria itu hantu asli Kanada,
Kim Shin melalui jalan yang lainya. Eun Tak berbalik arah mengikuti perginya
Kim Shin.
Keduanya
masih ke sebuah hotel, Eun Tak mengaku
sangat ketakutan karena bertatapan langsung dengan hantu membuatnya
merasa sakit. Kim Shin heran melihat Eun Tak yang ketakutan karena sebelumnya
bilang kalau sering melihat hantu. Eun Tak menceritakan kalau hantu tadi bicara
menggunakan bahasa Inggris.
“Aku
merasa lebih takut saat hantu bicara bahasa Inggris.” Keluh Eun Tak lalu tersadar
kalau yang didatanginya adalah sebuah hotel.
“Kita
sedang di luar negeri, kau tidak boleh membawa seorang murid SMU ke hotel. Setelah
semua perdebatan tadi, apa kita kemari?” ucap Eun Tak ketakutan
“Kau
bilang kalau kau akan menikah denganku.” Goda Kim Shin, Eun Tak bertanya apakah
Kim Shin itu Goblin. Kim Shin menyangkalnya dan menyuruh Eun Tak menunggu di
lobby hotel
Eun Tak
bertanya Kim Shin mau pergi kemana, Kim Shin menjawab akan Melakukan sesuatu. Eun
Tak menanyakan contohnya dan apakah ia boleh ikut denganya karena Ini pertama
kalinya pergi ke luar negeri dan merasa takut. Kim Shin menyindir Eun Tak
merasa takut tapi berkeliaran mengikutinya.
“Itu
karena... Karena kau ada di dekatku, itu sebabnya aku merasa aman. Apa Kau akan
lama ? Siapa yang akan kau temui? Apa Seorang wanita?” tanya Eun Tak penasaran,
Kim Shin Hanya diam
“Sudah
kuduga. Tentu saja, kau hanya akan jauh-jauh datang kemari untuk sebuah alasan
penting.Kau mengatakan bahwa aku bukan mempelai Goblin karena alasan tersebut.
Aku mengerti, jadi Bersenang-senanglah.” Ucap Eun Tak
“Sekarang
Aku tidak punya uang maupun passport. Aku tidak mengenal siapa pun di sini dan
mendapat serangan panik, tapi harus menunggu seorang diri. Jadi Kau mengerti
maksudku, kan?” ucap Eun Tak terus
mengoceh dengan wajah melas, Kim Shin mengaku tak mengerti ucapanya.
“Maksudku
adalah... tidak bisakah kau meminjamiku uang 10 dolar? Entah disengaja atau
tidak, kau mungkin saja akan meninggalkanku nanti. Jadi, aku tidak punya
pilihan selain menghubungi kedutaan besar.” Kata Eun Tak
Kim Shin
pikir kalau sampai melakukan lebih baik menuntutnya, karena cara yang lebih cepat dibanding
menelepon kedutaan lalu pergi meninggalkanya. Eun Tak heran kenapa Kim
Shin harus bersikap begitu persuasif
hanya karena uang 10 dollar, lalu berteriak tak perlu memberikan uang karena
tak membutuhnya. Kim Shin tetap berjalan meninggalkan hotel.
Dua topi
hitam ada diatas meja, salah seorang pria membawakan dua gelas ice americano
dan memberikan uang kembalianya lalu memberikan
formulir untuk roh yang hilang, menurutnya seniornya itu harus mengisinya sendiri. Wang Yeo mengangguk
mengerti dengan helaan nafas.
“Kenapa
kita harus memburu roh yang hilang? Aku hanya pernah mendengar tentang
eksistensi mereka. Tapi belum pernah berhadapan langsung dengan mereka.” Ucap
teman Wang Yeo
“Hal
semacam itu dapat terjadi saat Dewa mulai bertingkah. Manusia menyebutnya
sebagai "keajaiban" Sedangkan
kita menyebutnya "roh yang
hilang".” Kata Wang Yeo
“Kalau
begitu, kasus sunbaenim itu juga sebuah keajaiban?” kata Teman Wang Yeo
“Ini
Kasus yang aneh. Dia tidak ada dalam Daftar Kehidupan dan Kematian maupun Departemen Penamaan. Aku jadi tidak tahu peraturan mana yang harus
kugunakan untuk menyelesaikan kasus ini” ucap Wang Yeo
“Kedengarannya
sangat rumit. Lalu, kapan sunbaenim bisa menyelesaikan kasus ini?” tanya teman
Wang Yeo, Wang Yeo juga tak tahu.
“Kudengar,
sunbaenim pindah. Kapan jamuan pindah rumahnya?” ucap temanya
Wang Yeo
memberitahu kalau Tempat itu hanya sewa
tahunan. Temannya juga ingin pindah,
tapi tidak punya cukup uang karena Pemilik tempat tinggal terus saja mengatakan
kalau melihat Malaikat Kematian dalam mimpinya dan itu membuatnya sangat
terganggu. Wang Yeo pikir sudah menyuruh juniornya itu memeriksa tempatnya dulu sebelum pindah.
Juniornya
pikir kalau tak ada yang bisa dilakukan karena sangat ingin tinggal di rumah atap, tapi menurutnya
aneh Kenapa Malaikat Kematian
membutuhkan tempat tinggal dan merasa mengantuk atau lapar saat tidak tidur
maupun makan, bahkan bekerja lembur beberapa waktu belakangan dan merasa
kelelahan luar biasa.
“Aku
bahkan membawa cokelat kemana-mana untuk mengisi energi. Ngomong-omong, ada
seorang gadis yang sangat cantik di Kelas 23. Apakah kau pernah bertemu...”
ucap teman Wang Yeo lalu tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam cafe.
Si pria
melihat kebelakang dan seorang wanita mengikutinya memarahinya karena setelah
memukul dan pergi begitu saja. Si pria
terlihat binggung, Si wanita sudah tahu kalau pria itu pasti pergi minum-minum.
Teman Wang Yeo mengucapkan selamat bersenang-senang.
Wang Yeo
memakai topi hitamnya, si pria menyangkal kalau tidak mabuk lalu mendorong si
wanita kalau tubuhnya masih utuh jadi tak ada masalah. Si wanita mengajaksi pria aga ke kantor
polisi membuat laporan. Si pria menolak dengan menyuruh si wanita agar
melepaskan tanganya bahkan mengancam untuk membunuhnya kalau memang bisa
“Park
Yong Won, Kim Hye Ryung... 4 Oktober 4, 2016, pukul 2:22 pagi. Meninggal akibat
kecelakaan mobil... Benar kalian, kan?” ucap Wang Yeo, Si pria dan wanita
terlihat kaget. Sebelumnya pada kecelakaan, si wanita tergeletak dijalan dan si
pria ada di mobil dengan luka dibagian kepala.
Wang Yeo
pergi ke sebuah tempat dan menaruh secangkir teh diatas tempat dengan beberapa
paku diatasnya, lalu meminta Hye Ryung minum karena akan menghapuskan ingatan
akan kehidupan ini. Hye Ryung masih tak yakin kalau memang harus melupakan segalanya Bahkan
kebencianku terhadap Yong Won.
“Itu semua
kesalahanmu sendiri, Kita berdua sudah mati. Kenapa juga repot-repot
memelototiku begitu?” ucap Yong Won melihat Hye Ryung melotot padanya.
“Melupakan
semuanya akan lebih baik untukmu. Melupakan juga merupakan anugerah.”kata Wang
Yeo
“Kenapa
kau memberinya minuman itu, tapi tidak untukku?” kata Yong Won binggung.
“Kau
harus mengingat segala keburukan yang telah kau lakukan. Ini bukan kali pertama
kau menabrak seseorang.” Kata Wang Yeo, Hye Ryung kaget dan buru- buru
menghabiskan minuman dengan senyuman bahagia.
Sebelumnya
Yong Won sedang mengemudikan mobil diatas salju dan menabrak seseorang lalu
pergi meninggalkan begitu saja dalam udara yang dingin. Wang Yeo tahu Awalnya, Yong Won akan menyesal
karena tidak meminum teh ini, tapi Kemudian, akan penasaran mengapa tidak
diberi sekali lagi.
“Lalu,
kau akan menyadari bahwa kau tidak dapat memutar waktu dan kau sudah terlanjur
sampai pada hari kiamat. Kau akan merasa seolah tubuhmu terpotong-potong. Untuk
setiap potongan, kau akan merasakan kesakitan yang membuatmu menyesali
perbuatanmu di masa lalu. Namun, rasa sakitnya tidak mau berhenti. Selamanya.”
Kata Wang Yeo, Yong Won langsung berlutut
“Maafkan aku....
Ampuni aku...” ucap Yong Won ketakutan
“Aku
tidak yakin bisa melakukannya. Atasanku sangat temperamental.” Kata Wang Yeo
menunggu ke atas.
“Aku
mengenal seseorang yang hidup dalam tekanan rasa sakit, akibat semua ingatan
masa lalu yang dimilikinya. Aku yakin, dia pasti sudah memohon berkali-kali
untuk pengampunan. Ini Tidak akan berhasil. Dia masih tetap... hidup dalam
kesulitan dan rasa sakit.” Kata Wang Yeo
Kim Shin
sudah ada ditengah lapangan yang luas dengan nisan batu didepanya, sambil
bergumam kalau anak yang pergi bersamanya dari Goryeo dimakamkan di tempat itu
bersama cucunya serta cicitnya, Terlihat nama (Yu Geum Sun dan Yu Moon Soo)
“Aku
sempat mengira bahwa hidupku adalah sebuah anugerah. Namun, akhirnya aku
menyadari itu adalah hukuman. Aku tidak pernah bisa melupakan kematian siapa
pun.” Gumam Kim Shin
Flash Back
Kim Shin
tinggal disebuah rumah dengan seorang anak yang memberikan minuman, anak
tersebut akhirnya tumbuh dewasa dan menyalakan lilin untuknya. Sampai tua pun
anak tersebut menyalakan lilin dan Kim Shin masih tetapa terlihat sama.
Di malam
hari, Kim Shin terlihat ada didalam rumah dengan pisau yang menembus dadanya.
Di luar terlihat hujan sangat deras dengan petir yang menyambar. Kim Shin
memegang pisau dengan wajah ketakutan berusaha menariknya.
Kim Shin
menaruh bunga diatas makam dengan menanyakan kabar mereka apakah baik-baik
saja, lalu memberitahu kalau ia masih hidup dan tidak merasa baik-baik saja.
Eun Tak
merasa bosan didalam hotel mengambil salah satu majalah tentang kota Quebe,
sempat naik ke lantai atas tapi Kim Shin tak datang juga sampai akhirnya
berjalan disekitar hotel untuk mencari kemana perginya Kim Shim.
Sampai
disebuah bukit, Eun Tak tersenyum melihat sosok pria yang sedang dicarinya
berdiri tak jauh darinya. Ia pun duduk dengan menatap punggng Kim Shin sedang
duduk didekat nisan, lalu meniupkan bunga dengan bulu-bulu berterbangan ke arah
Kim Shin.
Kim Shin
akan pergi dan dikagetkan oleh Eun Tak sudah ada dibelakangnya, lalu
memperingatkan kalau sudah menyuruhnya agar tidak bertingkah. Uen Tak pikir
dirinya tidak bertingkah dengan memakan permenya, karena Kim Shin bahkan tidak
menyadari kalau aku ada di tempat ini sebelum menyapanya
“Jadi Inikah
tempat yang harus kau datangi?”ucap Eun Tak, Kim Shin tak membahasnya
mengatakan kalau sudah selesai jadi akan pergi.
“Tapi,
Ahjussi satu-satunya yang tidak memiliki nama di batu nisan ini. Apakah kau
selalu pura-pura mati seperti ini? Berapa kali kau melakukannya ?” ucap Eun
Tak melihat satu nisan tanpa nama. Kim Shin pikir tidak menghitungnya.
“Halo.
Saya Ji Eun Tak... Saya akan menjadi mempelai Anda setelah 200 tahun berlalu.”
Kata Eun Tak berbicara pada batu nisan dengan wajah Kim Shin, Kim Shin langsung
menolaknya.
“Tidak
apanya... Bahkan setelah 200 tahun berlalu, Anda masih tetap tampan. Kadang,
Anda kejam sekali. Tapi jangan khawatir Anda menjalani kehidupan dengan sangat
baik. Saya akan pergi sekarang.” Ucap Eun Tak kembali berbicara pada nisan dan
mengajak Kim Shin pergi.
Keduanya
berjalan bersama, Eun Tak bertanya apakah Kim Shin tinggal cukup lama di kota
ini. Kim Shin menceritakan sempat
menyaksikan gubuk-gubuk menjelma menjadi deretan hotel lalu ia pergi dan pergi
lagi dan Ini adalah tempat pertama yang ditinggali setelah meninggalkan kampung
halamannya
“Sayang
sekali. Kalau begitu, seharusnya kau membeli salah satu rumah. Dengan begitu, kau bisa menjadi pemilik salah
satu hotel sekarang. Ah.. Jangan bilang, hotelnya memang...” ucap Eun Tak
menduga dan diberi tatapan aneh dari Kim Shin.
“Tatapan
macam apa itu?” keluh Eun Tak lalu memberikan sebuah permen dari saku bajunya.
“Darimana
kau mendapatkannya? Kau kan tidak punya uang.” Ucap Kim Shin binggung, Eun Tak
pikir itu sebabnya maka ia mencurinya
jadi menyuruhnya agar Cepat makanlah dan singkirkan barang bukti itu.
Kim Shin
kaget mendengarnya, Eun Tak tertawa
melihat mimik wajah Kim Shin yang mempercayai perkatanya, lalu menceritakan
sebelumnya terus saja menatap permen itu
sampai pemiliknya iba dan memberikan padanya, lalu kembali penasaran apakah
hotel itu milik Kim Shin. Kim Shin mengalihkan pembicaraan bertanya apakah Eun
Tak tidak terlambat.
Eun Tak
binggung, Kim Shin mengatakan untuk pergi
Sekolah. Eun Tak panik bertanya
Jam berapa sekarang di Korea. Kim Shin melihat jamnya sudah pukul 10
pagi. Eun Tak mengeluh dan berharap agar
tinggal di sini saja karena menurutnya Lebih baik daripada menjadi alien
ilegal, Kim Shin pergi meninggalknya.
Keduanya
pun keluar dari pintu dan kembali ke Korea. Eun Tak merasa tidur dengan nyenyak dan Rasanya seperti
bangun dari sebuah mimpi, bahkan tidak pernah membayangkan kalau akan pergi ke
luar negeri. Dan mengucapkan terimakasih karena bisa pergi kesana berkat Kim
Shin lalu pamit pergi.
“Aku
sudah bangun, jadi aku harus pergi ke sekolah. Meskipun aku kebanyakan tingkah,
tolong lupakan saja untuk kali ini. Itu karena aku sangat... sangat
bersemangat.” Ucap Eun Tak sebelum pergi meninggalkan Kim Shin, Kim Shin
melihat Eun Tak pergi hanya bisa tersenyum melihat tingkah anak muda yang
selalu mengikutinya.
Eun Tak
berada diruang guru dengan wajah tertunduk, gurunya memarahi karena muridnya
yang datang terlambat. Eun Tak hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
Gurunya tak percaya Eun Tak bisa datang terlambat padahal murid SMU tingkat
akhir.
“Beginikah
caramu menghargai sekolah? Apa Kau tidak mau sekolah lagi? Kau sudah mendaftar
ke perguruan tinggi, maka kau berpikir semuanya sudah beres, begitu kah? Kau
menganggap bahwa kau sudah menjadi mahasiswi, Kudengar, kau bahkan tidak
sanggup membayar biaya sekolah..” Ucap Si guru mengomel, Eun Tak hanya bisa
mengucapkan permintaan maafnya.
“Kenapa
kau datang terlambat? Aku tahu kalau kau menjalani kehidupan yang sulit,
kehilangan orang tua dan tinggal bersama bibimu, tapi bukan hanya kau yang
mengalaminya. Banyak juga yang berada di posisi sama sepertimu.Jangan membuat
murid lain merasa terbebani hanya karena kau tidak bisa kuliah.” Sindir Si guru
“Saya
akan kuliah.” Kata Eun Tak yakik, Si guru meremehnya menyuruh Eun Tak kuliah
saja karena tak ada yang melarangnya merasa kalau muridnya itu bersikap tidak
sopan meski sudah bicara baik-baik.
Saat itu
ponsel gurunya berdering, nada suara
berubah jadi lembut pada wali murid yang terlihat kaya dan berduit. Eun Tak
hanya mendengus kesal mendengarnya karena diperlakukan berbeda.
Eun Tak
duduk di halte bus dengan melihat majalah Quebec yang berhasil dibawanya dan
melihat sebuah daun mapel yang berhasil disimpanya. Di telinganya mendengar
siaran radio yang sedang diputar.
“Pada malam hujan begini, apa
yang menjadi payungmu?”
Eun Tak
mengingat saat di bukit meniupakan bunga pada Kim Shin yang duduk tak jauh
darinya,
“Suara yang merespon saat kau
memanggilnya. Kenangan melihat sesuatu di saat bersamaan. Saat pertama kalinya
kau cocok dengan seseorang. Adakah seseorang yang kau pikirkan?”
Eun Tak
mengingat saat pergi ke sebuah toko lalu berjalan di guguran pohon maple dan
kembali ke korea. Si penyiar mengatakan kalau itu memang orang tersebut dan
memutarkan sebuah lagu untuk para pendengarnya. Eun Tak mengingat saat Kim Shin
berhasil mengambil sehelai daun maple senyumanya terlihat.
Bersambung
ke part 2
daebak buat sinopsisnya, mBak..... ditunggu selanjutnya..... TQ yaaaa....
BalasHapusIzin copast yaa kakk
BalasHapusJangan di COPAS ke blog sendiri... Tapi di share Link baru boleh... Hargai yah yang sudah capek2 menulis sinopsis Yuli Febriyanti.. Kamsahamnida....
Hapus