Eun Tak
pun siap menarik pedang dibagian dada Kim Shin, lalu Kim Shin pun memejamkan
matanya perlahan. Tapi tangan Eun Tak
tak bisa menyentuhnya bahkan malah jatuh ke dada Kim Shin. Eun Tak
binggung kenapa tak bisa memegangnya pada bisa melihat pedangnya tapi tak bisa
menariknya.
“Apa Kau
sudah menggunakan kekuatan penuh?” tanya Kim Shin, Eun Tak pun ingin mencoba
lagi tapi tetap saja tak bisa melakuanya. Kim Shin mulai melirik sinis
“Sebelumnya,
kau bilang kalau apa pun yang terjadi bukanlah salahku jadi jangan menarik
kata-katamu.” Kata Eun Tak memperingatinya lebih dulu. Kim Shin terlihat marah
karena seorang mempelai Goblin...
“
Kubilang kau tidak boleh menarik kata-katamu kembali, jadi Diam saja. Aku lebih terkejut daripadamu” kata Eun Tak,
Kim Shin merasa sedari tadi juga diam saja dan tak banyak bicara.
“Berikan
padaku surat perjanjiannya! Aku akan
membakarnya.” Kata Kim Shin marah
Eun Tak
meminta agar bisa menahanya, merasa kalau sudah tahu masalahnya, kalau ini
tentanga Pangeran yang dikutuk. Dan memberitahu Kim Shin tentang salah satu
kisah dongeng. Kim Shin binggung maksudnya, Eun Tak memberitahu itu sebuah
ciuman lalu langsung mencium Kim Shin, mata Kim Shin pun melotot sementara Eun
Tak masih memejamkan matanya setelah mencium Kim Shin dan ternyata tak terjadi
apapun.
“Aku
hanya terburu-buru, jadi Tolong mengerti.” Ucap Eun Tak terlihat malu masih
menutup matanya, Kim Shin menyuruh Eun Tak membuka matanya, Eun Tak merasa
kalau sedari tadi matanya sudah terbuka padahal masih tertutup.
“Apa yang
sudah kau lakukan... apa Kau sudah gila?”kata Kim Shin marah, Eun Tak tak terima karena sudah mencoba yang terbaik
untuk menjadikan Kim Shin tampan,
menurutnya ia tadi melakukan untuk berkorban bukan mau melakukanya.
“Kau
pasti sudah berkali-kali melakukannya ciuman,
tapi aku...” kata Eun Tak tak ingin membahasnya, tapi akhirnya mengaku
kalau itu adalah ciuman pertamanya dan seharusnya tidak menyia-nyiakan seperti
itu.
Ia lalu
mencoba agar menariknya lagi, Kim Shin menolak tak ingin Eun Tak mendekatinya
dan meminta agar bicara dengan jarak yang jauh saja. Eun Tak mengaku tidak bisa berpikir jernih
sekarang, tapi daam pikiranya kalau tidak
bisa menyentuh pedangnya, maka Kim Shin meminta mengembalikan semuanya.
“Jadi Tidak
ada yang bisa aku lakukan dalam situasi
membingungkan ini.” Ucap Eun Tak, Kim Shin pun bertanya bagaimana kalau memang
tak berhasil lagi.
“Jika
tidak berhasil lagi, maka hanya ada satu
jawaban yaitu Cinta sejati.” Kalau memang harus, aku akan melakukannya! Aku
akan lebih mencintaimu daripada tas ini!” Kata Eun Tak, Kim Shin tak percaya
dan memilih untuk berjalan pergi.
Eun Tak
pun mengikutinya tapi menabrak Kim Shin yang berhenti berjalan, lalu tertunduk
meminta maaf dan merasa tak enak hati karena sudah mencoba yang terbaik, bahkan
sampai membuat salju turun. Kim Shin yang terlihat marah malah membuat salju
itu berhenti seperti mengeras, Eun Tak malah terlihat bahagia karena belum
pernah melihat sebelumnya.
Kim Shin
heran karena Eun Tak malah bahagia, Eun Tak pun bertanya apa yang akan
dilakukan Kim Shin apakah akan mengusirnya, Kim Shin mengatakan kalau tidak
akan melakukanya lalu kembali masuk melewati pintu. Eun Tak pun meminta agar
Kim Shin Jangan lupa perjanjian yang
sudah kau tanda tangani, karena janji seorang pria sama berharganya dengan emas
dan Jangan jadi picik dan menjilat ludahnya sendiri lalu mengikuti Kim Shin
masuk ke dalam pintu.
Duk Hwa
terlihat kaget mengetahui Kim Shin yang tidak akan kembali, dan mengartikan
kalau itu meninggalkan dunia ini. Wang Yeo mendekap surat rumah dalam pelukanya
karena bisa menerima dari Kim Shin sebelum pergi. Duk Hwa menangis histeris mengetahui Kim Shin
meninggal dunia.
“Dia
menjalani kehidupan yang sangat panjang
dan akhirnya terbebaskan. Jangan menangisi dia terlalu lama. Kematian
itu tidak lebih dari tempat yang
menunggu di balik pintu sana. Kau juga akan membuka pintu itu nanti...” kata
Wang Yeo, Duk Hwa menangis menurutnya Kim Shin itu paman yang malang.
“Aku tidak
membutuhkan kartu kreditku, jadi Kumohon, kembalilah.. Paman”ucap Duk Hwa
menangis histeris.
Kim Shin
masuk dari pintu menekan password rumah, Wang Yeo kaget melihat Kim Shin yang
datang dari pintu rumah depan. Duk Hwa masih menangis dan Kim Shin pun memeluk
erat yang sudah dianggap keponakanya sendiri. Duk Hwa tak percaya Kim Shin
sudah kembali dan mengutarakan perasaanya kalau sangat mencintai pamanya itu.
“Setelah
kupikirkan, bisa kuminta lagi kartu kreditnya?” ucap Kim Shin, Duk Hwa
binggung, Kim Shin tahu kalau Duk Hwa speerti pura-pura tidak dengar. Wang Yeo
langsung mendekap surat rumah tak ingin memberikanya.
“Alam baka
berada di sisi lain pintu. Jadi Kau kan sudah memulai perjalanan itu. Sebaiknya, lanjutan saja.” Kata Duk Hwa tak
ingin kartu kreditnya diambil. Wang Yeo
pun memberitahu kalau Duk Hwa sangat mencemaskan pamannya jadi merasa Kim Shin
tak perlu mencemaskan mereka.
“Bisakah
kuminta kembali itu?”kata Kim Shin melihat surat rumahnya, Wang Yeo terus
mendekap tak ingin memberikanya.
Eun Tak
diam-diam ingin segera kembali ke kamarnya, Kim Shin berteriak memanggilnya meminta mengembalikan uang 5,000,000 won, parfum, dan
tasnya. Duk Hwa tak percaya Kim Shin bisa memberikan sebanyak itu pada Eun Tak.
Eun Tak menolak karena sebelumnya bilang tidak akan mengusirnya. Kim Shin
menegaskan kalau hanya meminta mengembalikan uang 5,000,000 won, parfum, dan tasnya tidak bilang akan
mengusirnya.
“Ahjussi...
Aku mencintaimu.” Ucap Eun Tak mencoba merayunya, tapi seperti tak mempan pada
Kim Shin, tiba-tiba Wang Yeo mendekati Kim Shin dan melakukan hal yang sama
seperti Eun Tak agar surat rumah tetap ada padanya. Kim Shin menyuruh Wang Yeo
lebih baik diam saja.
Kim Shin
menemui kakek Duk Hwa menanyakan apakah sudah membakarnya, Kakek Yoo mengatakan
sudah. Kim Shin tahu kakek Yoo itu suka sekali bercanda. Kakek Yoo mengoda Kim
Shin yang terlihat takut.
“Itu
adalah hukumanmu karena begitu keras kepala untuk berpisah.”kata Kakek Yoo
“Aku
harus menerimanya dengan senang hati.” Ungkap Kim Shin pasrah
“ Aku
memberikannya pada... Duk Hwa pagi tadi, jadi jangan cemas.” Kata Kakek Yoo,
Kim Shin pun mengucapkan terimakasih dan meminta maaf.
“Tuan... kalau
aku diijinkan memberi saran, bisakah kau berhenti mencoba untuk mati dan
menjalani hidup bahagia saja? Berkat tuan, beberapa orang di masa lalu, dapat
memulai lembaran baru mereka. Bukankah bagus kalau lebih banyak orang seperti
mereka mendapatkan keajaiban atau keberuntungan meski terasa aneh bagi diri
mereka sendiri?” kata Kakek Yoo, Kim Shin terdiam mendengar nasehat kakek Yoo.
Seorang
pria turun dari mobil melihat sebuah mobil yang terparkir didepan rumah Kim
Shin, mengetahui tentang Seorang pria yang tidak pernah menua dan kembali masuk
ke dalam mobilnya.
Kim Shin
melamun sendirian, mengingat kembali saat bisa melihat Kim Shin di umur 29
tahun yang masih bersinar duduk direstoran yang sama dan memanggil Direktur
tempat kerjanya.
“Tapi aku
tidak berada... di sisimu.” Gumam Kim Shin karena melihat Eun Tak duduk
sendirian
Lalu
teringat kembali saat Kim Shin yang tak bisa memegang pedang pada dadanya
padahal bisa melihatnya, tapi tidak bisa menariknya. Kim Shin berkata “Apakah
masa depan sudah berubah atau hanya terjadi kesalahan belaka? Apapun itu, rasanya
senang bisa kembaliAku memalukan sekali.”
Eun Tak
baru saja mengambil minum didapur, Wang Yeo memanggilnya dengan sebutan “Roh
yang hilang.” Dan meminta agar menjeelaskan sedetail mungkin apa yang sudah
terjadi. Eun Tak pun langsung duduk didepan Wang Yeo dengan penuh semangat
menceritakan Awalnya tidak ada masala mereka pergi ke ladang bunga dan salju
pertama turun.
“Aku
berusaha dengan keras mencabut pedang itu. Tapi, Aku bahkan tidak bisa menyentuhnya
meski bisa melihatnya” cerita Eun Tak
“Dia
kembali hidup-hidup... Kukira, salah satu dari kalian tidak akan kembali.”
Keluh Wang Yeo, Eun Tak pun berpikir begitu kalau Kim Shin akan meninggalkan
diladang itu tapi malah membawanya kembali.
“Roh yang
hilang ini masih belum tahu... yang akan terjadi setelah dia mencabut pedang
itu. Apa kukatakan saja padanya? Goblin
akan mati. Kemudian, rumah ini akan menjadi milikku.” Gumam Wang Yeo
dengan pikiran liciknya. Eun Tak melihat Wang Yeo hanya menatapnya lalu
bertanya apa yang ada dipikiranya sekarang.
“Saat kau
menatapku seperti itu, aku jadi merinding.” Ungkap Eun Tak
“Kenapa
kau tidak bisa menyentuh pedang itu... padahal kau bisa melihatnya?Aku sedang
mencoba mencari tahu sebabnya ” ucap Wang Yeo seperti mengurungkan niatnya. Eun
Tak pun sama-sama memikirkan sebabnya.
Eun Tak
pikir yang dikatakan Goblin benar, menduga kalau dirinya itu bukan mempelai
wanitanya, dan bertanya-tanya Apakah mungkin ada mempelai lain yang bisa
menyentuh pedang itu bahkan lebih cantik darinya. Wang Yeo mengatakan Tidak sembarang orang bisa melakukan hal itu.
Eun Tak membenarkan.
“Apa
mungkin dia akan bersikap kasar lagi padaku? Tapi Kita jadi sangat dekat
sekarang.” Kata Eun Tak tersenyum bahagia.
Eun Tak
duduk dimeja makan memotong daging steaknya, Kim Shin menyindir kalau memberi
makan satu orang lagi benar-benar menghabiskan
banyak uang. Eun Tak mencoba memakanya, tapi Kim Shin kembali menyindir kalau Persediaan
daging bahkan sudah habis dan berpikir mulai membuat anggaran bulanan saja.
Wang Yeo
melihatnya Kim Shin mulai bertindak kasar lagi pada Eun Tak, Kim Shin lalu mengeluh kalau terlalu malas
untuk mencuci peralatan makan. Eun Tak yang tak jadi makan mengangkat tangan
kalau akan melakukanya, karena benar-benar ingin mencuci peralatan makannya.
Kim Shin melirik sinis dan merasa Eun Tak memang dalam rentang usia yang
memiliki antusiasme mencuci peralatan makan.
Eun Tak
pun mulai mencuci semua piring setelah makan, Kim Shin lewat dengan menyindir
Banyak sekali pakaian kotor dan tidak punya tenaga untuk mengirim semua ini ke
binatu dan berpikir untuk membuangnya saja. Eun Tak pun langsung mengatakan
akan mencuci bajunya setelah mencuci piring. Kim Shin pun meminta agar
mencucinya dengan tangan.
Kim Shin
duduk dengan membaca buku berkomentar kalau
, pelajar lebih mudah konsentrasi jika rumah dalam keadaan bersih dan bertanya-tanya kapan
bisa membersihkan rumah ini, karena kasihan dengan pelajar yang tinggal
dirumahnya.
Eun Tak
sedang menjemur handuk melirik sinis, dengan sengaja memercikan air dari handuk
yang dijemurnya, Kim Shin merasa Eun Tak keberatan melakukannya karena badanya
kebasahan. Eun Tak mengelak kalau ia melakukan itu agar handuknya bisa kering
nanti sore.
“Kau melakukannya
dengan berat hati. Katakan saja padaku yang sebenarnya.” Ucap Kim Shin
“Aku
senang kau membahasnya. Kau pasti berpikir bahwa aku bukan mempelaimu. Jangan
buru-buru menyimpulkan. Kau mungkin akan sangat menyesal sudah menyiksaku
begini.” Kata Eun Tak
“ Maksudmu,
kau adalah mempelaiku meski hanya bisa
melihat pedang itu saja?” ucap Kim Shin
“Kau
bilang, setiap detik yang kau lewatkan bersamaku amat berharga. Meski cuacanya baik, buruk atau
biasa saja.” Kata Eun Tak, Kim Shin membenarkan termasuk hari ini.
Eun Tak
terlihat binggung, Kim Shin memberitahu kalau Eun Tak sekarang bersinar begitu
terang. Eun Tak binggung kenapa Kim Shin malah menyiksanya seprti ini. Kim Shin
memberitahu alasanya itu berbeda. Eun Tak ingin tahu apa yang berbeda karena
sebelumnya mengatakan kalau dirinya tetap bersinar.
“Tidak
bisakah kita hentikan kekonyolan ini Kita ambil hikmahnya.Jika aku tidak bisa
menjadi mempelaimu, maka paman kan sudah
jadi pria-ku, jadi aku akan jadi wanitamu.” Ucap Eun Tak, Kim Shin menolaknya,
“Bagaimana
kalau jadi orang tua asuh?” kata Eun Tak, Kim Shin tetap menolak. Eun Tak
menawarkan sebagai pemilik rumah. Kim Shin pun meminta Eun Tak membayar sewa
500,000 won perbulan dan belum termasuk Biaya air dan gas.
Wang Yeo
yang mendengarnya tak percaya kalau Kim Shin meminta agar Eun Tak membayar uang
sewa. Eun Tak mengatakan status mereka sekarang pemilik dan penyewa rumah
sekarang. Dan Cepat atau lambat, situasinya akan memburuk.
“Kenapa
juga tidak bisa menyentuh pedang bodoh itu?” keluh Eun Tak kesal,
“Mungkin,
kau membutuhkan sesuatu yang lebih kuat
dibanding kutukan itu. Contohnya, semacam cinta sejati.” Kata Wang Yeo,
Eun tak mengatakan kalau sudah mencobanya.
“Apa yang
sudah kau coba?” tanya Wang Yeo, Saat itu Kim Shin lewat dengan rambutnya yang
masih basah terlihat malu dan menyebut kalau itu memberikan ciuman.
Eun Tak
kaget melihat Kim Shin yang tiba-tiba ada didekatnya, Kim Shin memperingati Eun
Tak kalau tidak boleh mengatakan soal itu dan merasa suka ngoceh kemana-mana
soal ciumannya. Eun Tak merasa tak mengatakan apapun tapi Kim Shin sendiri yang
membongkarnya.
Kim Shin
pikir Eun Tak memang yang berniat mengatakanya, Eun Tak mengelak, Wang Yeo
kaget mengetahui keduanya kemarin berciuman. Eun Taek memberitah kalau sedang
curhat tentang dirinya, dan mengeluh kalau Kim Shin ikut campur dan sedang
membicarakan tentang ciumannya. Kim Shin tak mau kalah kalau itu bukan ciuman
milik Eun Tak karena juga ikut terlibat di dalamnya.
Wang Yeo
hanya diam melihat adu mulut keduanya, Eun Tak pun menyuruh Kim Shin saja yang
mengakui ciuman itu, Kim Shin pun mengatakan tidak terlibat. Eun Tak pun
memutuskan kalau ciuman itu hanya miliknya seorang. Kim Shin pun tak peduli
dengan mengumpat si penyewa yang serakah. Keduanya pun masing-masing pergi ke
masuk ke dalam kamar. Sementara Wang Yeo sedari tadi menahan amarahnya.
“Seseorang...tidak
bisa menelepon karena tidak punya kartu
nama. Tapi mereka berdua ini...” ucap Wang Yeo kesal
Kim Shin
membuka pintu kamarnya, Wang Yeo pun masuk merasa kalaua semestinya senang
melihat Kim Shin kembali hidup-hidup
tapi menurutnya sekarang artinya harus membuat gadis itu pergi. Kim Shin kaget
mendengarnya. Wang Yeo mengartikan kalau Kim Shin tak ingin melakukanya.
“Tidak
bisakah kita membiarkan dia pergi dan bersenang-senang
berdua seperti sebelumnya?”kata Wang Yeo, Kim Shin berpikir kalau Wang Yeo ingin tinggal berdua saja.
“Dia itu
bukan mempelaimu dan Aku akan mengusir dia.” Kata Wang Yeo. Kim Shin
mengingatkan kalau Eun Tak tahu siapa mereka jadi bisa membocorkan identitas
mereka di luar sana.
“Itu Tidak
akan terjadi kalau kau mau memberi dia 5,000,000 won.” Kata Wang Yeo
“Apa Kau
tidak nonton drama TV? Sekali kau memberi uang tutup mulut, maka mereka akan terus meminta tanpa henti.”
Ucap Kim Shin
Wang Yeo
pikir Kim Shin hanya ingin Eun Tak tetap tinggal. Kim Shin menyangkal kalau ia
yang paling ingin Eun Tak pergi. Wang Yeo merasa karena Eun Tak tidak bisa
menyentuh pedangnya maka Kim Shin justru bersyukur karenanya, dan bisa tetap
hidup.
Kim Shin
kembali mengelak karena tak mungkin ada yang disyukuri dengan mengumpat Wang
Yeo sudah gila karena sudah menantikan momen ini selama 900 tahun. Wang Yeo pun
memutuskan akan mengusir Eun Tak demi persahabatan mereka
“Dia
pasti membuatmu tidak nyaman, bahkan sudah mencium dirimu tanpa ijin.” Kata
Wang Yeo
“Tidak ada
persahabatan di antara kita! Hei. Teman macam apa coba yang ingin temannya
sendiri mati?!!” teriak Kim Shin kesal, Wng Yeo pun bisa mengartikan kalau Kim
Shinsenang karena tidak mati.
Wang Yeo
mengelak kalau itu ada janji yang harus kupenuhidan terlanjur menandatangani
sebuah kontrak dan Kata-kata seorang pria sama berharganya dengan emas, karena
terlanjur membuat janji, maka harus
mematuhinya karena aku pria sejati.
“Bukannya
kau juga pria sejati saat memberiku akta rumah ini?” ucap Wang Yeo lalu keluar
kamar, Kim Shin memperingati Wang Yeo saat Goblin marah, tapi Wang Yeo seperti
tak peduli.
Kim Shin
membaca kembali surat perjanjianya “Di hari salju pertama turun setiap tahun,
Goblin setuju untuk kupanggil. Aku akan menunggumu.” Saat ingin pergi ke dapur
melihat Eun Tak duduk dimeja makan bukan dikamarnya, Eun Tak hanya diam saja
dengan sibuk belajar. Kim Shin tahu kalau Eun tak sedang merajuk.
“Aku ingin
tetap dekat dengan makanan, karena Makanan tidak lagi datang ke kamarku sejak kau berhenti mencoba membuatku
terkesan.” Kata Eun Tak
“Dasar
Picik sekali... Keberuntungan sedang tidak berpihak dengan kita semua. Kemewahan
seperti itu tidak dapat lagi kutawarkan padamu.” Kata Kim Shin
“Bisakah
jangan menguji kesabaranku?Aku sedang sangat sensitif sekarang karena sibuk
mempersiapkan ujian.” Kata Eun Tak sinis, Kim Shin mengartikan kalau Eun Tak
sedang marah sekarang
Eun Tak
mengeluh Kim Shin itu bukan walinya dan ujian masuk universitas akan segera
dilakukanya, lalu teringat kalau Kim Shin sudah berada selama 900 tahun dan
bertanya apakah tahu jawaban soal-soal
ujian masuk universitas. Kim Shin mengaku
tahu dan bertanya kapan ujianya.
Eun Tak binggung Kim Shin tahu tapi tak tahu jadwalnya.
Kim Shin
pun menawarkan apakah Eun Tak ingin tahu semua jawabannya, Eun Tak pun dengan
bahagia ingin mengetahuinya. Kim Shin pun menyuruh agar mengerjakan soalnya
lebih dulu. Eun Tak pun dengan semangat mengerjakan soal-soal latihan dan
memberitahu ujiannya Selasa depan.
“Hei,
tapi...di hari salju pertama turun itu...” kata Kim Shin gugup. Eun Tak
mengingatnya meminta agar bicara lebih dulu.
“Jangan
merasa terbebani karenanya, Itu memang ciuman pertamaku.” Kata Eun Tak, Kim
Shin mengatakan kalau hanya bicara soal salju.
“Oh,
salju... Jangan membicarakannya. Jangan mengatakan apa pun yang berhubungan dengan hal itu.” Ucap Eun
Tak. Kim Shin mengatakan kalau Eun Tak yang salah paham lebih dulu, Eun Tak
memperingatkan Kim Shin jangan bicara lagi.
Kim Shin
mengantar Eun Tak sampai ke halte dengan memberikan kotak makan kalau isi
dagingnya banyak karena akan membuatnya jadi kenyang. Eun Tak kesal karena yang
diinginkanya bukan bekal makan siang.
Kim Shin meminta agar Eun Tak bisa
mengingat semua jawabannya dengan urutan jawabannya baik bdan benar.
“Pertama,
ujian bahasa.”kata Kim Shin memberikan bocoran jawaban. Eun Tak mengaku
membenci Goblin dan menyuruhnya pulang saja lalu melihat Busnya datang.
“Kau
harus menghormati Sang Kuasa. Tapi, kalau memang kau benar-benar ingin tahu...”
ucap Kim Shin
“Tidak perlu... Aku belajar, jadi pasti bisa menjawab
semuanya.” Kata Eun Tak kesal.
Kim Shin
mengelus kepala Eun Tak perlahan seperti memujinya, suasana terasa sangat
canggung. Bus pun lewat dan Eun Tak tetap diam dengan tangan Kim Shin yang
menyentuh kepalanya, Kim Shin pikirlebih nyaman kalau menepuk bahunya dan
menurunkan tanganya.
Eun Tak
pun ingin melihat jam ditangan Kim Shin, lalu menjerit bertanya apakah Kim Shin
sedang menghentikan waktu. Kim Shin mengatakan tidak, Eun Tak panik karena
waktunya sudah lewat 30 menit. Kim Shin pun menenangkanya dengan mengataak
kalau kekasihnya itu adalah Goblin, En Tak ingat Kim Shin yang bilang tak mau
jadi kekasihnya, Kim Shin mengaku bohong dan berlari bersama menuju ke tempat
ujian lalu masuk ke sebuah pintu.
Kim Shin
pun keluar mengantar Eun Tak sampai ditempat ujian dengan berpindah tempat dengan
cepat, lalu berpesan agar Semoga berhasil dengan ujiannya. Saat itu seorang
pengendara sepeda tak melihat Kim Shin ingin menabraknya, Si pria malah
mengumpat dengan penuh amarah.
Saat
menoleh tak melihat Kim Shin dibelakangnya dan ternyata sudah berdiri didepanya. Kim Shin bisa melihat si pria yang akan
kecelakaan tertabrak mobil. Si pria terlihat ketakutan bergegas pergi.
Eun Tak
pun mengerjakan ujian bahasa dengan peserta lainya yang terlihat serius,
dibagian depan gedung sekolah terlihat spanduk bertuliskan(Ujian Masuk
Universitas Tahun 2017) Beberapa orang tua langsung menyambut anaknya yag baru
selesai mengikuti ujian.
Eun Tak
hanya terdiam dan sedih karena ibunya sudah tak ada dan teringat dengan
kenangan bersama ibunya di pinggir pantai dan bersama arwah ibunya meniup lilin
ulang tahunya. Eun Tak pun tersenyum menatap langit dengan lambaikan tangan
seperti bisa melihat ibunya bahagia disurga.
Eun Tak
pun pulang mengaku sangat lelah karena otaknya bekerja terlalu keras. Wang Yeo
bertanya bagaimana ujianya, Eun Tak kaget melihat tiga pria didepanya sedang
membawakan sebuah es krim Cake menyambutnya dirumah. Wang Yeo mengaku kalau itu ide darinya, Kim
Shin yang bayar da Duk Hwa yang membelikan. Eun Tak langsung menangis melihat
ada sebuah kue didepanya.
“Kenapa
kua menangis? Apa Ujianmu tidak berjalan
lancar?” tanya Kim Shin binggung, Wang Yeo dan Kim Shin saling menyalahkan
“Bukan
begitu, tapi Aku hanya merasa bahagia.” Ungkap Eun Tak, ketiganya pun
mengangguk mengerti kalau Eun Tak menangis karena bahagia.
“Aku
harus membuat permohonan selagi bahagia seperti ini. Hari ini, aku ingin mendapat
tiket gratis kemana saja, Jadi Ijinkan aku menonton film dengan Goblin Ahjussi.
Aku juga ingin makan popcorn.” Kata Eun Tak mengatakan doanya.
Wang Yeo
ingin meminta juga, Kim Shin mengucapkan Terima kasih untuk kuenya dan
memperlihatkan tiketnya kalau hanya bisa mendapat diskon 50% jadi hanya bisa
berdua dengan Kim Shin saja.
Kim Shin
heran melihat Eun Tak yang masih diam saja, padahal ingin nonton film dan makan
popcorn, karena doanya sudah dikabulkan. Eun Tak terlihat bahagia meminta Kim
Shin menunggu karena akan menaruh tas dan berganti baju. Kim Shin pun menyuruh
mereka juga pergi, tapi ke kamarnya.
Duk Hwa
protes karena ingin nonton film dan makan popcorn. Kim Shin menolaknya, Duk Hwa
mengeluh Kim Shin itu menyuruhnya datang ke kerumah menurutnya menyambut ujian
masuk universitas hanya modusnya, Wang Yeo pikir biarkan saja dan menyuruh Duk
Hwa untuk ikut denganya, Duk Hwa bergidik ketakutan karena harus pergi
mengikuti malaikat kematian.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar