Eun Tak
menahan tangisnya melihat hampran salju didepanya sangat banyak, ketika
membalikan badan melihat sosok pria yang selalu datang ke pikiranya. Kim Shin
melihat Eun Tak lalu berjalan mendekatinya dan mengajaknya untuk pulang
karenatidak boleh berada di tempat ini sendirian.
“Aku
tidak punya rumah. Tempat yang kuanggap rumahku pun, ternyata bukan rumahku.
Semua orang dekat padaku hanya karena ada maunya saja. Beberapa orang ingin mengambil
uang asuransiku dan orang yang lain mendekatiku karena dia ingin mati. Aku tahu
semuanya sekarang. Dia bilang aku hanyalah alat untuk mengakhiri keabadian
goblin.”” kata Eun Tak menyindir
“Aku lupa
memberitahumu Dan lega karena aku tidak mengatakannya. Kalau bisa, aku malah
ingin melewatkan kesempatan memberitahumu sampai aku mati. Tapi aku tidak bisa.
Pedangku ini berbekas darah ribuan nyawa orang dengan beban hidup masing-masing
mereka. Aku tidak punya hak membuat keputusan seperti itu. Jadi tariklah
pedangnya. Kumohon.” Ucap Kim Shin
“Tidak...
Aku tidak mau melakukanya. Walaupun aku
harus mati, aku tak mau. Jadi jangan cari-cari aku lagi. Kita pura-pura saja
hidup dan tidak saling kenal. Kau harus Jauh-jauh dariku dan.. panjang umurlah,
Tuan Kim Shin” kata Eun Tak
“Jangan
muncul di hadapanku lagi. Jika aku melihatmu di depan mataku lagi..., maka aku
sungguh akan membunuhmu.” Ucap Eun Tak memperingatkanya.
Eun Tak
kembali berkerja dengan melayani semua pelanggan, sementara Kim Shin terus
melihatnya dari kejauhan. Eun Tak berjalan melewati jalan yang dipenuh salju,
dan Kim Shin terus mengikutinya dari belakang. Eun Tak akhirnya sampai berjalan
di sekitar pohon dengan semua ranting memutih,
seperti merasakan seseorang yang mengikutinya, tapi ketika menengok tak
melihat siapapun.
Kim Shin
sudah ada didepanya, memberikan lembaran kertas mengatakan kalau Hasil ujianya
bagus. Eun Tak langsung mengambilnya merasa kalau Kim Shin pasti menjadikan
sebagai alasan menemuinya. Kim Shin merasa snenag kaena punya alasan itu karena
bisa bertemu dan melihatnya.
“Kenapa
kau ingin melihatku?” tanya Eun Tak, Kim Shin balik bertanya kenapa Kim Shin
ingin tahu alasan itu.
“Apa kau
ingin aku hidup bersamamu atau mati bersamamu? Bukankah aku sudah memberitahumu
kalau aku akan membunuhmu kalau kau muncul di hadapanku lagi?” kata Eun Tak
ketus meminta agar Kim Shin mendekat karena akan menarik pedangnya kalau memang
itu maunya.
“Pria
ini, tidak mau menyerah.” Ucap Eun Tak melihat Kim Shin yang berjalan mendekat.
Kim Shin meraih tangan Eun Tak dan menaruh di dada agar bisa melakukanya.
Eun Tak
menangis meminta agar jangan melakukanya dan meminta agar melepaskan tanganya.
Kim Shin pun melepaskanya, Eun Tak meanatp Kim Shin dengan matanya yang basah
mengartikan saat membuat keputusan di hotel dan saat itu yang dimaksud olehnya.
Flash Back
Eun Tak
bertanya apakah Kim Shin mencintainya,
Kim Shin mengatakan kalau memang bunuhnya maka akan mencintainya lalu
mengatakan “Aku mencintaimu.”
Eun Tak
bertanya apakah Kim Shin sudah mencintainya,
Kim Shin hanya diam saja.Eun Tak berpikir apakah tidak ada sedikit saja.
Kim Shin mengaku sangat takut Karena itulah ingin Eun Tak terus membutuhkannya
dan memintanya seperti itu.
“Aku
ingin alasan itu yang bisa membuat permohonankuterkabul.Dengan alasan itu, aku
berharap bisa tetap hidup.... Bersamamu.” Kata Kim Shin, Eun Tak menatapnya tak
percaya, keduanya saling menatap dengan pohon yang semakin memutih tertutup
dengan salju.
Eun Tak
duduk diam dalam kamarnya seperti
memikirkan keadanya sekarang. Kim Shin berdiri depan pohon menatap kearah kamar
Eun Tak yang masih terlihat terang, tapi akhirnya memilih untuk pergi.
Pagi
hari, Eun Tak pergi ke gudang memberitahu Salah satu pelanggan ingin tepi papan
luncurnya di-waxing dan memakainyasekitar sejam lagi. Petugas yang ada digudang
mencari Staf Kim yang biasa mengurusnya jadi meminta Eun Tak menunggu sebentar.
Eun Tak
pun duduk dibangku dengan menahan dingin, saat itu terlihat tetesan es dari
papan seluncur dan akhirnya terjatuh membuat rak yang ada didekat Eun Tak pun
ikut jatuh. Eun tak yang sedang duduk tertimpa rak lalu tak sadarkan diri.
Wang Yeo
binggung melihat Kim Shin yang datang sendirian berpikir kalau tak bertemu
dengan Eun Tak si Jiwa yang Hilang. Kim Shin mengaku berhasil menemuinya tapi tidak
mau ikut pulang. Wang Yeo binggung karena
pertama kalinya dapat nama target secepat ini dan Sekarang gilirannya si
Jiwa yang Hilang.
“Apa kau
yakin ini Eun Tak? Tapi kartu ini
kosong.” Kata Kim Shin melihat kartu yang di pegangnya kosong.
“Namanya
tertulis di sana. Tapi Apa sebenarnya yang terjadi? Seolah-olah ada seseorang yang
ingin dia mati.Bukan aku dan juga pasti bukan kau orang yang ingin dia mati.”
Kata Wang Yeo binggung
“Mungkin
saja aku, karena Aku harus mati agar dia bisa hidup. Jika aku hidup, maka dia
yang mati. Begitulah nasib anak itu dan diriku. Itulah hukumanku dan rencana besar
sang dewa.” Ucap Kim Shin terlihat pasrah.
Wang Yeo
meminta agar Kim Shin jangan lemah menurutnya kalau memang keinginan dewa tapi
bukanlah keinginannya dan juga Kim Shin, lalu melihat jam tanganya masih punya
waktu satu jam dengan memberitahu kalau Penyebab kematiannya, hipotermia, jadi
meminta agar segera menemukanya.
Kim Shin
berlari ke bagian ski tak menemukan Eun Tak, berusaha menelpnya tapi tak
diangkat, teringat kembali dengan perkataan si nenek muda “Kematian akan terus menghampirinya Dan aku
yakin dia sudah beberapa kali mengalaminya. Kejadian yang akan menimpanya lebih
parah lagi mulai sekaran, Akan ada lebih banyak kecelakaan. Kecelakaan tersebut
lebih sering terjadi dan lebih berbahaya.”
Eun Tak
sedikit tersadar terkenang kembali kenangan dengan Kim Shin, saat pertama kali
ditepi pantai lalu meniupkan bunga ke arah Kim Shin, Di ladang merasa bahagia
karena melihat salju pertama kali turun. Kim Shin juga memasangkan syal milik
ibunya, dan perkataan terakhirnya ”Aku berharap kau akan selalu membutuhkanku
dan memintaku seperti itu. Aku berharap alasan itu bisa membuat permohonanku
terkabul.”
“Aku
membutuhkanmu... Itulah yang kupinta darimu... Aku mencintaimu.” Kata Eun Tak
terlihat sangat lemah dengan mata tertutup.
Kim Shin
bisa merasakannya, lalu membuka pintu gudang langsung mengendong Eun Tak keluar
yang sudah kedinginan.
Eun Tak
perlahan membuka matanya, melihat banyak dokter yang berdiri didepanya. Salah
dokter memastikan kalau Eun Tak sudah sadar dan memberitahua sekarang ada di
rumah sakit, dengan menunjukkan gejala-gejala hipotermi serta gegar otak tapi
keadaanya baik-baik saja. Eun Tak melihat sekeliling seperti menyadari kalau
masih hidup.
“Kalau
terlambat saja kau dilarikan ke rumha sakit, maka kondisimu bisa bahaya.” Jelas
Dokter
“Sudah
berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Eun Tak, Dokter mengatakan sudah satu
setengah hari.
“Kalau
begitu, tagihan rumah sakitnya?” tanya Eun Tak, Dokter pikir Eun Tak tak perlu
khawatir karena lalu bertanya apa
hubunganya dengan Ketua Chunwoo Group
“Beliau
datang sendiri untuk memproses perawatanmu disini dan Kemarin RS ini
dalamkeadaan genting.”ucap Dokter yang memperbolehkan Eun Tak pulang kalau memang sudah merasa
baikan tapi menyarankanya agar harus beristirahat lagi.
Eun Tak
memberanikan diri bertanya apakah salah satu dari dokter memiliki korek api.
Semua Dokter menatap binggung karena pasiennya malah meminta korek pada mereka.
Eun Tak
menaiki gondola untuk sampai ke bagian atas ski, dengan menatap pemandangan dari
atas mencoba menyalahkan korek lalu meniupnya, tapi Kim Shin tak datang seperti
biasanya. Eun Tak kembali mencoba tetap saja tak berhasil, wajahnya panik
berpikir kalau terjadi sesuatu pada Kim Shin.
Gondola
pun sampai di bagian atas, Eun Tak terdiam melihat sosok pria yang ditunggunya,
Kim Shin sudah berdiri menunggu. Keduanya saling menatap. Eun Tak turun dan
langsung memukul Kim Shin karena berpikir tidak akan muncul lagi. Kim Shin
mengaku sudh datang lebih cepat dan sudah menunggunya.
“Siapa
yang memintamu begitu?Kau biasanya muncul kalau aku tiup api dan seharusnya
menemuiku disana, serta muncul di depan mataku.” Ucap Eun Tak kesal
“Padahal
aku datang kesini buat menggenggam tanganmu.” Kata Kim Shin, Eun Tak tak peduli
memilih untuk pergi meninggalkanya.
Kim Shin
mengikuti Eun Tak lalu memeluknya dari belakang dan berkata “aku juga” Eun Tak
binggung apa maksudnya. Kim Shin pikir kalau memang Eun Tak tak mengerti tak
perlu membahasnya. Eun Tak mengaku bisa mengetahuinya. Keduanya berpelukan lalu
Eun tak membalikan badanya.
“Ada yang
ingin kuungkapkan padamu. Sekarang..., aku tidak bisa melihat apa-apa dalam
dirimu, Ahjussi. Kau hanyalah seorang
pria tinggi yang mengenakan pakaian mahal dan pria bermata indah. Hanya itu
yang bisa kulihat pada dirimu. Jadi... Aku tidak akan bisa lagi menarik pedangmu
dan tidak akan menariknya walaupun kau tersenyum. Di mataku... kau sekarang pun
sudah sangat tampan.”ungkap Eun Tak, Kim Shin mengelus rambut Eun Tak dengan
senyuman bahagia.
Kim Sun
kembali lagi menemui peramal,
menceritakan kalau Wajahnya pucat dan bibirnya merah, pakai baju serba
hitam serta kadang-kadang memegang topi hitam. Si peramal ketakutan ketika
menguanakan alat penerawanganya. Kim Sun penasaran apa yang didapatkanya. Si
peramal bertanya apakah sudah memberitahukan namanya.
“Dia itu
malaikat pencabut nyawa.” Kata Si peramal. Kim Sun tertawa mendengarnya merasa
tak percaya dengan hal itu.
“Aku
sudah peringatkan padamu berhati-hatilah terhadap pria bertopi hitam!” kata Si
peramal. Kim Sun merasa kalau peramal itu mendapatka pelanggan lai selian
dirinya dan uangnya sudah cukup.
“Kalau
kita berhati-hati sama pria, Aku mana bisa berkencan!” keluh Kim Sun tak
percaya meminta agar membuat alasan yang lebih meyakinkan.
Ia dan
teringat dengan seorang pria yang ditemuinya, sangat tinggi dan kelihatan tua
dari dirinya dengan Wajahnya mirip
dinosaurus bahkan Mendengarkan suaranya saja membuatnya merasa berada di dalam
kafe tersempit di seluruh dunia.
Peramal
menyebut pria itu “Gong Yoo” (nama asli
Goblin). Kim Sun kesal memilih untuk pergi dengan memberikan uang 50ribu won.
Peramal bertanya apakah Kim Sun pernah diberikan sesuatu yang berkilau
sebelumnya.
Kim Sun
langsung kembali duduk karena peramal bisa mengetahuinya. Si peramal meminta
agar membuangnya, karena tidak boleh
menerima benda tanpa tahu siapa pemilik sebenarnya dan tak pernah tahu apa yang
ada di dalam benda itu. Ia pikir Bisa saja berisi kebencian, dosa, dan
keinginan si pemilik sebenarnya yang ada di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar