PS : All
images credit and content copyright :MBC
Gun Woo
mengemudikan mobilnya teringat saat di tarik masuk oleh anak buah Tuan Seo,
meminta agar memberikan kesempatan untuk putrinya, karena Yi Kyung juga
memiliki hak untuk bebas. Tuan Seo dengan wajah
amarahnya mengumpat Gun Woo anakyang sombong.
Akhirnya
Gun Woo menghentikan mobilnya, merasa nafasnya terasa sesak dan keluar dari
mobil untuk mengatur kembali nafasnya.
Akhirnya Ia sampai didepan rumah terlihat Yi Kyung baru saja turun dari
mobil. Yi Kyung terlihat sinis. Gun Woo minta tenang karena datang bukan untuk
mengungkit masa lalu.
Keduanya
duduk bersama, Gun Woo meminta agar Yi Kyung
Kembali ke Jepang menurutnya Tidak peduli apa yang direncanakan,tidak akan
berjalan seperti harapanya jadi secepatnya bereskan urusan dan angkat kaki. Yi
Kyung ingat menurutnya dulu lelucon yang dibuat Gun Woo itu tidak lucu.
“Pamanku...Bermimpi
menjadi ketua. Aku akan mengubah mimpi
ini menjadi mimpi buruk.Tapi aku tidak berharap kau terlibat di dalamnya.Ini
adalah nasehat yang kuberikan pada Seo Yi Kyung yang kukenal 12 tahun yang
lalu.” Kata Gun Woo
“Apakah Kau
punya kemampuan untuk ig tu?” ucap Yi Kyung mengejek
“Jang Tae
Joon.Orang yang ingin kau ajak bekerja sama ini, jadi aku kapan saja bisa
bekerja sama dengannya.” Tegas Gun Woo.
“Silakan.
Mari kita mencoba sekali, untuk Bertarung.” Kata Yi Kyung menantang
Sementara
diruang tengah terlihat keadaan tegang,
Tak diam-diam keluar ruangan dan masuk ke dalam mobil untuk memeriksa
sesuatu, lalu dikagetnya dengan pintu mobil yang terbuka. Ia melihat Se Jin
yang datang dan bertanya apakah Gun Woo akan keluar. Se Jin binggung apa yang
sedang dilakukanya.
“Bagaimana
caranya kau membuka pintu mobil ini?” ucap Se Jin binggun \g
“Kenali
diri sendiri dan musuhmu, niscaya kau tidak akan pernah kalah berperang.Tidak
peduli apapun itu, coba cari jika kau bisa menemukan sesuatu yang mungkin
berguna.” Ucap Tak terus mencari kebagian mobil
“Apa Park
Gun Woo adalah musuh?” kata Se Jin, Tak heran merasa Se Jin berpikir kalau Gun
Woo dia berada di pihak mereka.
“Park Gun
Woo kunyuk itu... jika dibiarkan akan menjadi batu sandungan bagi Presdir Seo”
kata Tak dan Se Jin melihat sebuah CD dalam dasbord mobil.
Yi Kyung
berdiri dari tempat duduknya karena merasa lelah jadi tidak akan mengantarnya
keluar. Gun Woo berdiri mendekatnya mengaku kalau sudah mendengar tentang
ayahnya, yaitu Tiga orang penting di
balik kemenangan Olympiade '88.
“Masa kejayaan itu sangat
singkat.Bagi Tetua, hal itu menjadi beban pada karir politiknya.Sementara ayahku
menjadi tamak akan aset yang tersisa.”
Saat itu
Tuan Jang sedang ada diruangan mencoba terus menulis dengan tinta dan Tuan Park
yang berbaring ditempat tidur. Gun Woo pun meminta maaf, Yi Kyung menegaksan
kalau Permintaan maaf ini tidak seharusnya keluar dari mulut Gun Woo. Tapi Gun
Woo merasa bersalah karenaakan
menghentikannya.
“Karena
itu, sebelum aku membuatmu merasa tersiksa, pulanglah, Yi Kyung.” Kata Gun Woo,
Yi Kyung mengambil sebuah CD dalam laci dan memperlihatkan pada Gun Woo
“Kau
pernah bilang jika ini adalah impianmu Tapi kau melepaskannya. Kau yang tidak
sanggup melindungi impianmu sendiri, Apa kau sanggup menghentikanku? Jika aku
bisa jatuh ke dalam tanganmu, maka aku tidak akan bisa melangkah sejauh ini. Gun
Woo, kau tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan ini. Karena monster tidak
akan bisa dikalahkan oleh manusia.” Ucap Yi Kyung menantang,
Gun Woo
terlihat sangat marah dan keluar dari rumah dan membuang Cdnya begitu saja
dijalan lalu terlindas oleh mobil.
Se Jin
memberitahu Yi Kyung kalau Gun Woo baru saja pergi dan bertanya apakah masih
ada instruksi lainnya. Yi Kyung bertamua apalah Se Jin ingin dipromosikan, dan
hanya untuk malam ini saja menjadi teman minumnya.
Keduanya
minum dalam kesunyian, Se Jin pun tak berani bicara. Akhirnya Yi Kyung
memberitahu kalau Park Gun Woo orang itu adalah seorang debitur.
Flash Back
Se Jin
keluar rumah melihat ayahnya sedang sibuk memelihar bonsai, Tuan Seo
memberitahu kalau sudah bertemu dengan Ketua Matsuoka karena Mengenai insiden
kali ini, akan menuntutnya untuk meminta maaf padanya, lalu melihat kaki
anaknya yang terluka menanyakan keadaanya. Yi Kyung pikir Masih bisa dipakai
untuk jalan.
“Tindakan
gegabah yang tidak perlu, harus dihindari.” Katat Tuan Se dingin
“Kami
tidak adu tinju, cuma sekedar saling beramah-tamah saja.” Ucap Yi Kyung
“Apa tak
ada Kejadian yang lain?” tanya Tuan Seo,
Yi Kyung bertanya apa maksudnya kejadian yang lain. Saat itu Sung Mook datang
menemuia Tuan Seo dan keduanya pun masuk ke dalam ruangan.
Tuan Seo
melihat foto Gun Woo yang diperlihatkan oleh Sung Mook lalu bertanya apakah Bajingan
ini adalah anak dari Park Moo Il. Sung Mook membenarkan.
“ Sungguh
sebuah kutukan. Jika ini adalah kutukan generasi,maka harus segera dipatahkan.”
Tegas Tuan Seo penuh dendam.
Sang Chul
terlihat kebinggungan keluar dari toko, tiba-tiba Sung Mook datang seperti dewa
penolongnya. Didalam mobil, sebuah foto tanda pengenal ada ditangan Sung Mook
dan Sang Chul menerima uang dengan gugup menegaskan kalau yang punya hutang adalah dirinya dan Gun
Woo hanya meminjamkan namanya sebagai
penjamin.
“Tentu
saja, selama kau mengembalikan hutangmu dalam jangka waktu yang ditentukan,
maka tidak akan ada masalah apapun.” Kata Sung Mook
Gun Woo
pulang ke rumah melihat rumahnya sudah berantakan dan mencek bagian lacinya,
setelah itu melihat sebuah note yang tertempel di kulkas “Maafkan aku, Gun Woo...
Aku orang gila, sampah.” Akhirnya Gun Woo berlari ke restoran memanggil Sang
Chul, tapi keadaan restoran juga sudah tak
berantakan.
Ketik
akan masuk ke dalam gedung, bertemu dengan Yi Kyung bertanya apakah meminjam
uang pada Sang Chul. Bukan hutang yang
sudah ada, tapi hutang uang yang baru lagi. Yi Kyung merasa lelucon yang
dibuatnya itu tak lucu karena Cara kerjanya tidak seperti itu.
“Debitur
yang tidak memiliki jaminan hipotek atau orang yang menjamin..” ucap Yi Kyung
dan Disela oleh Gun Woo kalau ia sebagai penjaminya.
“Dengan
menggunakan kesempatan saat aku tidak di rumah ia mencuri stempel dan kartu
izin tinggalku Dan membuatku menjadi penjaminnya.” Jelas Gun Woo
“Apa Kau
yakin itu adalah kantor kami?” tanya Yi Kyung kaget, Gun Woo malah balik
bertanya apakah memang tidak ada
hubungannya dengannya, Akhirnya Yi Kyung menarik Gun Woo keluar dengan wajah
panik.
“Untuk
beberapa waktu ini cari sebuah tempat dan bersembunyilah di sana. Jangan pergi
kerja lagi.” Perintah Yi Kyung, Gun Woo binggung kenapa harus melakukanya
menurutnya kalau memerintahakn harus menjelaskan lebih dulu.
“Ayahku.. sudah tahu akan kehadiranmu Dengan Menggunakan
namamu sebagai penjamin, dikarenakan ia sudah menargetkanmu dari awal.” Jelas
Yi Kyung. Gun Woo tak mengerti maksudnya dan ingin tahu alasan ayah Yi Kyung
yang menargetkan dirinya.
“Ini Karena
ia harus melindungi kerajaan yang didirikannya. Sebagai seorang pewaris, tidak
boleh goyah. Gun Woo, kau telah menjadi kendala yang menjengkelkan bagi orang
lain.” Ungkap Yi Kyung
Gun Woo
bisa mengerti ternyata dengan alasan seperti ini, Yi Kyung pikir Sekalipun alasannya jauh lebih konyol dari
alasan ini, tindakan Tuan Seo akan jauh
lebih kejam dan meminta agar Gun Woo cepat
melarikan diri. Gun Woo bertanya dengan begitu maka Sang Chul akan
berada dalam bahaya. Yi Kyung menegaskan kalau itu adalah akibat dari
perbuatannya.
“Dia
sudah tahu jika ini sangat berbahaya, tapi demi uang yang tidak seberapa dia
mengkhianatimu. Jika kau tidak menemukan tempat persembunyian biar kubantu.
Terlebih dulu...” ucap Yi Kyung disela kemali oleh Gun Woo.
“Tidak,
Sang Chul harus ditemukan dulu. Aku tidak bisa berpura-pura tidak tahu sama
sekali. Kalau menurut apa yang kau katakan sepertinya semua ini berawal dariku.”
Ucap Gun Woo
“Jika kau
berbuat seperti ini kau pasti akan terluka, maka Sangat berbahaya.” Kata Yi
Kyung memperingati.
“Orang
yang akan melarikan diri masih bisa mengkhawatirkan orang lain. Yah..Benar
katamu.... Aku ini memang sedikit berlebihan dan Maaf telah mencurigaimu.” Ucap
Gun Woo lalu berjalan pergi.
Gun Woo
pergi ke kuil tak melihat Sung Chul ada didalam lalu melihat tempat yang biasa
meninggalkan pengharapan, ia melihat sosok pria mengunakan topi. Ketika menepuk
pundaknya ternyat bukan Sang Chul. Gun
Woo akhirnya keluar dan tiga anak buah Tuan Seo sudah menunggunya.
Yi Kyung
sudah menunggu didepan rumah, Sung Mook keluar dan ingin masuk ke dalam mobil.
Yi Kyung sengaja mengajaknya bicara kalau semua yang dilakukan atas perintah
ayahnya dan bertanya Di mana dokumen milik Gun Woo, karena Satu ruang kerja
sudah mencarinya tapi tidak juga ketemu. Sung Mook seperti tak ingin Yi Kyung
terlibat.
“Apa Di gudang
penyimpanan emas ayah Atau di dalam brankas di bank? Sek Jo... kau sudah tahu
sebenarnya, 'kan?” ucap Yi Kyung
“Justru
karena seperti ini ketua jadi khawatir. Kau yang kukenal tidak akan menggunakan
cara seperti ini untuk mencari jawaban. Lupakanlah hal yang berhubungan dengan
Park Gun Woo karena ketuaa akan
menyelesaikannya.” Kata Sung Mook lalu pergi meninggalkanya.
Sek Kim
tiba datang menghampiri Yi Kyung lalu menariknya sedikit jauh dan memberitahu
kalau selama ini berada di pihaknya, Yi
Kyung tak mengerti maksudnya. Sek Kim memberitahu kalau dengar percakapan Sung Mook
di telp, tapi menegaskan kalau bukan sengaja mau nguping.
“Pria
itu... Park Gun Woo sekarang sedang
dikurung di dalam gudang.” Ucap Sek Kim, Yi Kyung kaget dan langsung pergi
berlari menuju gudang.
Yi Kyung
datang ke gudang, melihat Gun Woo sudah di ikat pada kursi dengan penuh lupa
pukulan, lalu ia mencoba mengoyangkan pundaknya, tapi Gun Woo tak bergerak. Ia
berusaha kembali mengoyangkanya, Gun Woo
pun membuka mata melirik pada Yi Kyung memintanya tak perlu khawatir, Yi Kyung
bisa bernafas lega ternyata Gun Woo masih hidup.
“Aku jauh
lebih tahan banting dari pada yang kau kira.” Kata Gun Woo, Yi Kyung
memarahinya karena sudah menyuruhnya agar
melarikan diri.
“Tadinya
memang aku berencana seperti itu.Tapi Sang Chul masih belum ketemu. Selain itu aku
tidak sanggup Pergi sendiri tanpamu” kata Gun Woo menatapnya. Yi Kyung pun
membuka ikatan tali bertanya apakah bisa jalan.
“Yi
Kyung... Pergilah bersamaku, Tidak peduli ke manapun itu, Ke suatu tempat di mana tidak ada satupun
orang yang mengenali kita, Jadi Pergilah bersamaku.” Kata Gun Woo, Yi Kyung
mengatakan kalau itu mustahil.
“Ini
bukan demi diriku tapi Kau harus meloloskan diri dari kubangan rawa ini.
Penerus... Ini adalah harapan ayahmu, Tapi
sama sekali bukan pilihan hidupmu. Kemungkinan ini adalah kesempatan
pertama yang juga merupakan kesempatan
terakhir. Aku akan membantumu. Sebelum itu, kau harus menyelamatkan dirimu
sendiri terlebih dulu.” Ucap Gun Woo yakinkan.
“Aku......tidak
akan melarikan diri begitu saja. Jika harus meninggalkan ayahku... maka Aku
akan melakukannya dengan caraku sendiri. Dengan penuh martabat.” Tegas Yi
Kyung, Gun Woo dengan lemas melepaskan tangan yang memegang erat lengan Yi
Kyung.
Yi Kyung
baru keluar dari ruangan dengan membawa tas yang berisi uang, Tuan Seo
melihatnya dengan menyindir anaknya sudah berubah menjadi seorang pencuri di
rumah dan menuduh Gun Woo si brengsek itu yang sudah mengajarinya.
“Apa Dia
menyuruhmu mencuri uang Ayahmu dan melarikan diri bersama?” kata Tuan Seo sinis
“Itu
tidak mungkin, karena Aku hanya
mengambil bagian dari kerja kerasku selama ini, Yang seharusnya menjadi
bagianku.” Ucap Yi Kyung
“Tidak
ada cara penghitungan yang seperti ini dan Yang kau kerjakan juga tidak banyak.”
Kata Tuan Seo menyindir, Yi Kyun menegaskan kalau hitunganya itu akurat.
“Begitu
lulus aku langsung bekerja di bawah ayah” ucap Yi Kyung mengingatkan, Tuan Seo
tak percaya anaknya demi seorang pria menjadi
buta dan mengkhianati ayahnya, menurutnya Yi Kyung juga tidak pantas menjadi
seorang anak.
“Kau
salah.. Dia dan aku tidak ada hubungan sama sekali. Walaupun sedikit terlambat,
tapi aku masih ingin mencari panggilan hidupku yang sebenarnya.” Tegas Yi Kyung
“Panggilan
hidupmu tidak ada di luar sana. Tapi di sini, di bawah naunganku.” Balas Tuan
Seo
“Jika
diteruskan pertikaian ini, hanya akan membuang-buang waktu saja. Aku mau
menghitung bersih hidupku yang lalu.” Ucap Yi Kyung
Disebuah
ruangan, ada banyak tumpukan berkas dan Tuan Seo memperingatkan Sekalipun itu 1
Yen, maka tetap harus dihitung. Selama merasa itu adalah bagian dari haknya. Yi
Kyung mulai menghitung dengan kalkulator sementar Tuan Seo mengunakan cara
menghitung lama mengunakan sempoa.
Sementara
diluar ruangan, terlihat Sung Mook dan Sek Kim yang terlihat gelisah. Keduanya
terus menghitung sampai larut malah, Yi Kyung sempat melemaskan tanganya yang
kaku. Tuan Seo lebih dulu menyelesaikan hitungnya, lalu memberitahu anaknya
kalau Penghitungan sudah selesai. Yi
Kyung pikir masih ada sedikit lagi berkas miliknya.
“Bagaimanapun
juga, bagianmu cuma ini.” Ucap Tuan Seo, Yi Kyung tetap tak yakin dan ingin
tetap menghitungnya karena Pasti ada salah hitung di mana. Tuan Seo berteriak
memanggil anaknya.
“Jumlah
yang tidak bisa kau peroleh, jangan dipaksakan. Jumlah ini adalah jumlah
maksimal yang diukur dari kemampuanmu yang sekarang ini.” Kata Tuan Seo, Yi
Kyung menahan amarah dengan mengenggam tanganya erat-erat.
“Tolong
bebaskan Gun Woo.” Kata Yi Kyung memohon
“Jika kau
masih berniat membantu berengsek itu melunasi hutangnya, maka tidak ada sesen
pun yang tertinggal. Apa Kau berniat pergi dengan tangan kosong?” kata Tuan Seo
“Tidak....
Aku tidak akan pergi. Jika bagian yang menjadi hakku digunakan untuk membayar
lunas hutang piutang, Apa Gun Woo akan dibiarkan pergi dalam keadaan tanpa
kurang sesuatu apapun? Asalkan janji ini bisa ditepati, maka dengan status
sebagai penerus Il-han Finansial maka aku akan memulai dari awal. Ini adalah
persyaratan terakhir yang bisa kutawarkan sebagai barter Apa kau bersedia
menerimanya?” ucap Yi Kyung menyerahkan hidupnya.
Yi Kyung
mengingat saat kebersamanya dengan Gun Woo, di tepi sungai memainkan gitarnya.
Lalu Gun Woo mengatakan kalau “ Koinmu dan musikku. Apa Kau tidak merasa jika
sangat sepadan? Aku akan latihan dengan giat dan membalas budimu. Sebelum saat
itu tiba, pinjamkan ini padaku dulu.” Yi Kyung hanya tersenyum mendengarnya.
Gun Woo
pun sebelumnya mengajaknya untuk pergi bersamanya, Tidak peduli ke manapun, Ke suatu tempat di mana tidak ada satupun
orang yang mengenali mereka.
“Kau
harus meloloskan diri dari kubangan rawa ini. Kemungkinan ini adalah kesempatan
pertama yang juga merupakan kesempatan terakhir. Aku akan membantumu. Sebelum
itu, kau harus menyelamatkan dirimu sendiri terlebih dulu.” Ucap Gun Woo
Tiba-tiba
terdengar suara teriakan memanggil nama Yi Kyung di luar rumah, Yi Kyung kaget
karena Gun Woo yang datang kerumahnya. Tuan Seo dan menemuinya. Gun Woo meminta
tolong agar Tuan Seo memberika kesempatan untuk putrinya karena ia punya hak untuk hidup lebih bebas
dibandingkan sekarang ini. Tuan Seo mengumpat pada Gun Woo yang berani datang
kerumahnya.
“Aku akan
membujuknya untuk meninggalkan tempat ini.... Kau tahu aku. Transaksi yang
sudah disepakati, pasti akan kutepati.” Kata Yi Kyung pada ayahnya, Tuan Seo
mempercayai anaknya.
Yi Kyung
dan Gun Woo duduk di sebuat atap gedung dengan sekelilingnya seperti kolam. Yi
Kyung bercerita Waktu SMP pernah dituduh
orang sebagai pencuri karnea Selalu menyendiri tanpa teman, seorang Korea
kelahiran Jepang jadi mudah sekali dijadikan target.
“Ayah mendapat
panggilan dari sekolah. Dia diminta untuk berlutut di depan ketua kelas yang
kehilangan uang sekolahnya. Gedung tersebut adalah milik Ayah anak itu. Setelah lulus SMP, suatu hari aku main ke
perusahaan, Aku melihat ayah dari ketua kelas berlutut di depan Ayahku. Gedung
itu sekarang menjadi milik ayahku.Kekuatan uang... untuk sekarang ini belum
sanggup kutinggalkan.” Cerita Yi Kyung
“Apa yang
sudah bicarakan oleh ayahmu, padamu? Apa Mengancammu? Atau...” ucap Gun Woo
langsung disela oleh Yi Kyung.
“Ini
adalah keputusanku sendiri. Sekarang aku
baru tersadar dari mimpiku. Setelah kembali ke kenyataan barulah aku bisa
melihat dengan jelas. Aku mau menjadi semakin hebat dan semakin bijaksana. Jika
aku lemah seperti sekarang ini, maka semuanya akan berantakan.” Ucap Yi Kyung.
Gun Woo ingin bicara tapi Yi Kyung lebih dulu bicara
“Jangan
mencoba menasehatiku, Jangan pula mencoba membujukku. Aku akan berubah menjadi
culas dan Akan menjadi orang pertama yang berdiri di punca k untuk menaklukkan
dunia ini. Aku Tidak akan dituduh orang dan tidak akan dijadikan target oleh
siapapun.” Kata Yi Kyung
Gun Woo
seperti tak percaya Yi Kyung memilih keputusan yang berbeda. Yi Kyung mengaku Masa-masa
yang dilalui dengan Gun Woo dianggap sebagai sebuah mimpi yang indah dan
mengucapkan terimakasih. Gun Woo bertanya apakah dengan carai ini mereka
mengakhiri hubunganya.
Yi kyung menyuruh Gun Woo pulang ke tempat yang menjadi
rumahnya, karena ia akan tetap berdiam
di tempat di mana akan menjalani hidupnya, lalu pamit pergi. Gun Woo
ingin pergi, tapi melihat layar TV besar dengan sebuah berita akhirnya ia pun
hanya terdiam melihat Yi Kyung yang pergi dengan menuruni lift. Yi Kyung pun
mengengam erat koin ditanganya
Tak dan
Se Jin naik mobil bersama, Se Jin melihat ke arah jendela merasa kalau cahaya
lampunya... jauh lebih terang dibandingkan dengan yang lainnya menurutnya itu
mirip dengan Presdir Seo, Tak hanya diam menyetir mengantar Se Jin pulang.
Yi Kyung
duduk diam dalam kamarnya, ponselnya pun berdering. Sek Nam Jong Gyoo dari
Baeksong Financial Group menelp kalau Tetua ingin bertemu sekali lagi dengannya
sebagai Pertemuan rahasia.
Esok
harinya Yi Kyung pergi sendirian dengan mengemudikan mobil ke dalam rumah Tuan
Jang, saat masuk ruangan pertemuan betapa kagetnya melihat Gun Woo juga ada
disana. Gun Woo pun berdiri seperti ikut kaget melihat Yi Kyung datang ke
tempat Tuan Jang.
semangattt
BalasHapus