PS : All
images credit and content copyright :MBC
Pelatih
Yoon menelp Tuan Kim mengatakan sudah
membuat alasan pada pihak sponsor kalau Bok Joo sakit setelah kompetisi,
jadi memutuskan untuk menjadwalkan ulang pertemuannya. Tuan Kim seperti sedikit
bernafas lega, Dae Ho yang duduk didepanya terlihat tegang melihat kakaknya
yang berbicara dengan pelatih Yoon.
“Aku
benar-benar menyesal itu jadi tambah rumit, Aku rasa Bok Joo sedih karena
Pelatih Choi. Bahkan Teman-temannya sedang
mencarinya Aku akan menelponmu setelah menemukannya” kata Pelatih Yoon, Tuan
Kim mengangguk mengerti.
Dae Ho
langsung bertanya Apa mereka menunda pertemuannya, Tuan kim mengumpat kesal
kemana anaknya itu pergi dan akan memarahinya kalau kembali.
Bok Joo
akhirnya kembali kerumah dengan wajah tertunduk sedih, Tuan Kim langsung
berteriak marah darimana saja anaknya itu karena mencarinya kemana-mana dan
lebih baik menelp Pelatih Yoon lebih dulu sekarang untuk memberikan kabar.
“Ayah....
Aku tidak suka angkat besi dan tidak mau melakukannya lagi” ucap Bok Joo
seperti semua gairah hidupnya menghilang. Tuan Kim kaget mendengarnya.
“Dia
tidak suka... Angkat besi lagi” ucap Dae Ho memperjelas, Tuan Kim heran Bok Joo
tiba-tiba mengatakan hal itu dan ingin meminta penjelasan.
“Apa ayah
tahu, Tidak perduli apa yang dikatakan orang lain tentang... Betapa anehnya seorang
gadis menyukai angkat besi, tapi Aku tetap menyukai angkat besi, Aku suka bau
metal dari barbel, bahkan aku suka bubuk kapur di gym. Angkat besi menyenangkan
dan itu membuat aku bahagia.” Ungkap Bok Joo sambil menahan tangisnya.
“Tapi Sekarang,
aku tidak menyukainya lagi, Aku membencinya, Itu tidak membuat aku bahagia sama
sekali, Aku tidak mau jadi atlit angkat besi lagi Aku tidak mau melakukan apapun,
apa yang harus dilakukan sekarang, ayah?” ungkap Bok Joo menangis Kasihan Bok
Joo. Dae Ho melihat Bok Joo merasa kasihan. Tuan Kim pun hanya bisa diam saja.
Joon
Hyung terdiam dalam kamarnya, teringat kembali dengan Bok Joo yang menangis dan
memeluknya, Tae Kwon yang duduk disampingnya mencoba menyadarkan temanya yang
hanya diam saja, lalu bertanya darimana saja sambil mengeluh kalau Joon Hyung punya
banyak sekali rahasia belakangan ini. Joon Hyung hanya diam saja.
“Apa
kau... Berkencan dengan seseorang?” ucap Tae Kwon menduga-duga.
Joon
Hyung teringat saat Bok Joo datang memberikan sebuah origami bentuk kodok
untuknya, kalau mungkin saja itu bisa jadi jimat keberuntungannya. Lalu pergi
ke pantai dan Bok Joo berbaring di lenganya, Ia juga memberikan semangat pada
Bok Joo sebelum bertanding, mengeringkan rambutnya yang tiba-tiba membuatnya
berdebar.
Ia
memeluk erat Bok Joo saat sedang diatap, dengan menatap bintang bersama. Bok
Joo pun memiting kepalanya seperti tanganya yang berusaha untuk memeluknya.
Joon Hyung mengelus rambutnya dan memeluk Bok Joo saat berjalan ditepi
pantai. Joon Hyung tersenyum mengingat
semua kenangan indahnya dengan Bok Joo.
Joon
Hyung mengambil kodok yang diberikan Bok Joo, lalu teringat kembali perkataan
kakaknya kalau adiknya itu pasti punya teman spesial, yaitu Bok Joo. Tae Kwon
penasaran dengan Joon Hyung tidak mengatakan apapun dan menyakinkan apakah
memang benar-benar berkencan dengan seseorang. Joon Hyung tersenyum merasa
kalau memang seperti itu.
“Aku rasa
aku jatuh cinta... Dengannya” kata Joon Hyung tersenyum, Bok Joo terlihat berbaring
di kamarnya dengan gelisah mengingat saat menangis dipelukan Joon Hyung.
[Episode 11, ini akhir, bukan berakhir]
Keluarga
Kim sarapan dengan suasana sunyi, Dae Ho akhirnya mulai berbicara mengeluh
dimangkuk supnya hanya ada dua potong daging saja, sementara Di mangkuknya Bok
Joo, ada lebih banyak daging.
“Apa kau
memberinya rebusan daging?” keluh Dae Ho, Tuan Kim hanya diam dan Bok Joo
seperti tak bisa berbuat apa-apa karena tadi malam seperti melakukan kesalahan.
“Kau jujur
sekali dan tidak mau mendiskriminasi orang secara terbuka Aku suka itu” kata
Dae Ho, Tuan Kim pun memilih untuk pergi meninggalkan meja makan, Adiknya pun
bertanya kemana kakaknya itu akan pergi. Bok Joo pun juga kembali ke kamar, Dae
Ho mengeluh suasana rumah jadi sangat suram.
Tuan Kim
bertemu dangan pelatih Yoon diruanganya. Pelatih Yoon menceritakan Bok Joo yang
memulai angkat besi, tidak pernah bilang kalau itu sulit bahkan menangis karena
itu sulit, tapi menurutnya kali ini sangat bersungguh-sungguh dengan ucapannya
dan rasa Bok Joo sedang dalam keadaan merosot.
“Seperti
yang kau tahu, Itu terjadi pada atlet sesekali, Dia pasti merasa sedih...
Karena kompetisi sudah berakhir Dan lebih buruk lagi, pelatih Choi tidak lagi
ada di sini.” Ucap Pelatih Yoon, Tuan Kim pun bertanya apa yang juniornya itu
pikirkan sekarang.
Bok Joo
duduk bersandar di dalam kamarnya dengan
mengangkat kakinya, Ayahnya tiba-tiba membuka pintu dan Bok Joo mengatakan baru
saja akan pergi ke kampus. Tuan Kim menyuruh Bok Joo agar mengemasi
barang-barang di asrama dan membawa beberapa barang yang diperlukan.
Bok Joo
mulai berkemas dengan teman-teman yang terkejut karena keputusaanya untuk
beristirahat. Nan Hee benar-benar tak
percaya, Bok Joo menjelaskan kalau terjadi begitu saja Pelatih Yoon juga bilang
itu yang terbaik untuknya, lalu memberikan dua buah shampo pada temanya yang
belum sempat dipakai.
“Bok Joo,
apa kau sakit? Katakan pada kami, Kenapa kau mengambil isitirahat? Kemarin kau
menghilang dan membuat kami khawatir” ungkap Sun Ok binggung.
“Dengarkan, Aku perlu waktu untuk berpikir Kenapa aku mau
jadi atlet angkat besi? Apa arti dari angkat besi dalam hidupku? Apakah itu
sesuatu yang aku lakukan karena aku menyukainya?” ucap Bok Joo, keduanya heran
kenapa Bok Joo harus menanyakan hal itu
“Kalau
kau tidak menyukainya, Apa kau akan berhenti? Begitukah?” ungkap Nan Hee mengumpat Bok Joo itu pengkhianat, yang melakukan
tanpa mendiskusikannya dengan mereka.
“Kita
harus membiarkannya pergi untuk sekarang, dia tidak selamanya meninggalkan kita
Dia hanya istirahat saja” ucap Sun Ok menenangkan
Tapi Nan
Hee tetap mau melepaskan karena
sebelumnya pelatih Choi yang pergi dan sekarang Bok Joo, Bok Joo pun meminta maaf pada kedua
temanya, Shi Ho baru kembali ke kamar
kaget melihat Bok Joo yang sedang membereskan barang-barangnya, lalu bertanya
apakah akan pergi kesuatu tempat.
Bok Joo
berjalan meninggalkan asrama nelp Joon Hyung,
memberitahu kalau sudah berkemas
dan akan pergi. Joon Hyung benar-benar kaget mendengarnya. Bok Joo mengatakan
sudah memutuskan untuk istirahat selama musim dingin dan merasa harus
memberitahukanya sebelum pergi.
Ia pun
tak lupa mengucapkan terimakasih, dan mengucapkan Semoga beruntung dengan
latihannya, lalu menutup telpnya. Joon Hyung memanggil Bok Joo dan kembali
menelpnya, tapi ponselnya sibuk dan akhirnya mengambil jaketnya lalu pergi.
Bok Joo
berjalan keluar kampus menelp seniornya, dengan meminta maaf dan akan
menjelaskan semuanya. Dalam pesan message pun masuk dari semua seniorna
menuliskan untuk Bok Joo
“Aku dengar kau tidak akan berlatih
pada musim dingin ini Apa yang terjadi padamu?”
“Kenapa kau mengambil istirahat?”
“Aku juga mau istirahat.”
Bok Joo
pun hanya membaca tanpa mengubrisnya, lalu segera berjalan meninggalkan kampus.
Joon
Hyung dengan sepedanya mencari keliling kampus akhirnya pergi ke restoran Tuan
Kim tapi seperti tak ada orang. Bok Joo baru berjalan pulang, Joon Hyung
tersenyum bisa menemukan Bok Joo, dengan berkomentar kalau dilahirkan untuk
memburunya, Bok Joo binggung melihat Joon Hyung sudah ada di restoran ayahnya.
“Apa ini?
Apakah Bungeoppang?” kata Joon Hyung mengambil bungkusan yang dibawa Bok Joo
dan mengajaknya untuk pergi.
Mereka
duduk di pinggir danau dengan sinar senja yang menyinarinya , Joon Hyung tak
percaya Bok Joo pergi jauh-jauh ke persimpangan hanya bungeoppang, Bok Joo
memberitahu ayahnya menyukai kue itu dan tahu pasti merasa sedih karena dirinya, bahkan tidak sarapan. Joon Hyung menghela
nafas mendengarnya.
“Apa kau
harus istirahat dari latihan? Apakah seberat itu?” tanya Joon Hyung dengan
tatapan serius.
“
Sebenarnya tidak berat, tapi Aku hanya kehilangan motivasi Aku merasa lesu,
tidak bisa melakukan apapun” ungkap Bok Joo
“Apa yang
akan kau lakukan selama masa istirahatmu?” tanya Joon Hyung
“Aku
tidak punya pikiran apa-apa sekarang Aku hanya akan membantu ayahku di restoran
atau tidur seharian Mungkin aku akan pergi ke gunung dan melatih jiwaku” kata
Bok Joo
“Kau
tidak boleh pergi ke gunung dan Cobalah tetap berada di kota. Jangan menghilang
dari pandangankuDan juga jangan pergi terlalu jauh Kalau kau merasa bosan, lebih
baik telpon saja aku, karena Aku akan jalan-jalan bersamamu. Bahkan kau bisa
menelpku meski kau tidak bosan. Aku akan tetap jalan-jalan denganmu, aku akan
siap sedia” ucap Joon Hyung meminta agar Bok Joo bersemangat kembali.
Bok Joo
mengerti, Joon Hyung pun meminta Bok Joo segera menelpnya kalau sudah bangun, sebelum makan dan saat pergi ke
kamar mandi. Bok Joo menduga Joon Hyung itu orang mesum karena harus menelp
saat di kamar mandi. Joon Hyung pun
meralatnya, tapi Telpon sebelum dan
sesudah makan siang,
“Kenapa
aku harus menelponmu? Situasinya tidak begitu buruk sampai aku harus menelponmu
dan melaporkan semuanya...” ucap Bok Joo heran
“Telpon
juga aku pada jam 7 malam, aku suka jam 7 malam, mengerti?” ungkap Joon Hyung
sedikit gugup dengan berkata “keren” dengan gaya bicara seperti Bok Joo dkk.
Bok Joo mengejek kalau Joon Hyun tidak pernah bisa mengatakan dengan benar.
Joon
Hyung kembal ke asrama dengan berlatih kata “keren” dengan gaya yang biasa Bok
Joo lakukan. Saat itu tak sengaja bertemu dengan Shi Ho yang baru menuruni
tangga asrama, lalu meminta izn untuk bertanya tentang Bok Joo.
“Kenapa
dia meninggalkan asrama? Apa dia berhenti sekolah?” ucap Shi Ho
“ Kenapa
kau bertanya? Bukankah itu yang kau harapkan?” kata Joon Hyung dengan nada
sinis
“Tidak,
aku tidak begitu membencinya, Dia teman sekamarku” ungkap Shi Ho
“Kau
memang teman sekamar yang baik”sindir Joon Hyung. Shi Ho pun hanya bisa diam
Malam
harinya, Bok Joo dan Joon Hyung terlihat sama-sama gelisah dengan memiringkan
tidurnya seperti saling berhadapanya. Pagi harinya, Bok Joo sudah mengepel
lantai, Tuan Kim langsung melarangnya karena tidak menyuruh istirahat supaya
mengepel lantai, tapi lebih baik istirahat dengan baik atau pergilah keluar dan
lakukan hal yang selalu ingin dilakukan
“Berikan
padaku, hyung kau harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan dialisis” kata Dae
Ho mengambil kain pel dari tangan ayahnya, Bok Joo mengatakan akan ikut bersama
ayahnya
“Sudahlah,
kau tidak perlu melakukannya. Ayah akan pergi sendiri, tidak perlu ada yang
ikut” kata Tuan Kim dan kembali ke kamarnya.
Bok Joo
masuk kamar lalu duduk di meja belajar mengambil buku dan menuliskan diatasnya
“Hal yang ingin aku lakukan” dan list yang pertama adalah Belajar di
perpustakaan lalu yang kedua, Belajar alat musik seperti piono. Bok Joo
terlihat menuliskan dengan wajah bahagia.
“Ketiga, Pergi ke taman bermain
di hari kerja dan naik lima atraksi Itu termasuk ayunan viking dan kapal
perompak.
“Keempat, Mendapatkan kekasih. Berbagi
minuman dengan dua sedotan dengannya, Menaruh tanganku di saku kekasihku saat
berjalan-jalan, Mendapatkan ratusan bunga mawar darinya”
Diruang
latihan
Para
senior membahas tentang alasan Bok Joo
yang beristirahat, Sang Chul pun bertanya pada Woon Gi apakah mengetahui
sesuatu, Woon Gi mengelengkan kepala menutupi kalau awalnya itu bermula dari
dirinya. Mereka pun bertanya pada dua teman Bok Joo.
“Aku rasa
dia hanya sedang merasa tidak sehat” ungkap Nan Hee yang sedang melakukan
peregangan, Min Young pikir itu hanya omong kosong kalau mereka semua pasti
tidak merasa sehat saat kurang istirahat. Pelatih Kim masuk dengan senyuman
seperti dipaksa.
“Kalian
bekerja keras meski aku tidak memintanya. Aku harap semua pelajar seperti
kalian” ungkap Pealtih Yoon lalu berkomentar paa Min Young yang baru potong
rambut. Min Young pikir rambutanya memang sudah pendek selama tiga tahun ini
Pelatih
Yoon mencoba melucu kalau mungkin hari ini wajah Min Young bertambah panjang, tapi semua seperti tak ada
yang tertawa karena masalah yang terjadi. Akhirnya pelatih Yoon membahas,
latihan musim dingin dimulai hari ini jadi meminta agar jangan malas-malasan hanya karena turnamennya
sudah selesai, lalu masuk ke dalam ruanganya.
Pelatih
Yoon mencoba terus tertawa padahal didala hatinya terlihat sedih Woon Gi pun
masuk ruangan, karena ingin tahu apa yang
terjadi pada pelatih Choi. Pelatih Yoon mengatakan sudah menekan Dekan kampus
tentang itu, jadi akan segera kembali, meminta anak didiknya agar jangan
memikirkan dan fokus saja pada latihannya, karena begitulah cara membantuk
pelatih Choi.
Woon Gi
mengangguk mengerti lalu keluar dari ruangan, Pelatih Yoon akhirnya terdiam
lalu melihat struktur Tim Angkat Besi dengan foto Pelatih Choi yang menjadi
pendampingnya sebagai pelatih, wajahnya pun sedih karena harus kehilangan rekan
kerjanya.
Pelatih
Yoon kesal menatap ponselnya karena si Wanita dingin itu, bahkan tidak
menelponnya. Sementara Pelatih Choi menatap ponselnya, sepperti ingin menelp pelatih Yoon karena pasti
memulai latihan musim dingin sekarang. Kakaknya sedang melayani pelanggan
disalon menyuruh adiknya untuk mengeluarkan handuk dari mesin cuci. Pelatih
Choi pun bergegas pergi.
Saat itu
ponselnya berdering, Pelatih Choi seperti bahagia berharap kalau Pelatih Yoon
yang menelp, tapi wajahnya terlihat lesu. Dae Ho menelpnya, Pelatih Choi
mengenal Dae Ho itu pamannya Bok Joo. Dae Ho bertanya apakah Pelatih Choi
memiliki waktu luang malam ini karena akan mentraktirnya minum.
Bok Joo
pergi ke perpusatakan, ada beberapa anak kecil yang duduk didalamnya, lalu
memilih bangku kosong didepan anak kecil berkacamata. Dengan percaya diri Bok Joo mengeluarkan buku "Bahasa
Inggris dasar mudah", si anak melirik dengan senyuman mengejek karena itu
buku yang sedang dipelajarinya.
Beberapa
saat kemudian, Bok Joo pun tertidur diatas meja. Si anak kecil mengeluarkan
sedikit bersin, Bok Joo langsung terbangun berteriak kaget, Semua pun langsung
menatap sinis karena dalam perpustakan tak boleh berisik.
Bok Joo
pun pergi ke bagian les piano, gurunya bertanya apakah Bok joo memang tidak pernah
mempelajarinya sebelumnya. Bok Joo mengelengkan kepala, Anak kecil yang
bersamanya langsung bertanya berapa umurnya sekarang. Gurunya pun menyuruh anak
didiknya untuk kembali berlatih karena tak enak hati dengan Bok Joo.
“Kalau
kau benar-benar baru mempelajarinya, maka Kau perlu latihan selama tiga minggu.
Biayanya 150 dolar per bulan” ucap gurunya, Bok Joo pun mengangguk mengerti.
Bok Joo
menghitung dengan ponselnya ternyata biaya les piano itu lebih mahal dari yang diperkirakan
sebelumnya, maka harus kerja paruh waktu
supaya bisa membayarnya dan bertanya-tanya apakah ada pekerjaan paruh waktu
dengan bayaran tinggi.
Saat itu
ia melihat sosok orang yang dikenalnya selama ini, Jae Yi sedang menerima
barang yang dipesanya lalu mengangkat dua buah kardus ke dalam klinik dengan
menaiki tangga. Bok Joo bersembunyi dibelakang tiang menatapnya, dengan
berkomentar kalau Jae Yi itu masih tetap baik seperti biasanya.
Bok Joo
pergi ke bagian gudang pengiriman, meminta pekerjaan paruh waktu, tapi si
manager menolaknya karena Bahkan pria berbadan besar, Tidak tahan bekerja
seminggu di sini, menurutnya anak gadis seperti Bok Joo tak akan bisa
melakukanya, jadi jangan pernah bermimpi.
“Tapi aku
bukan gadis bias, Aku ini atlit angkat besi bahkan bisa mengangkat beban
seberat 100 kg” ucap Bok Joo, si manager tak percaya melihat Bok Joo.
“Aku
bahkan jadi juara pertama pada turnamen baru-baru ini Apa kau mau melihat
artikelnya?” kata Bok Joo menyakinkan, Si manager tetap tidak bisa
mempekerjakannya, karena yang dilakukan olah raga tapi ini adalah pekerjaan jadi sangat berbeda dari
angkat besi karena Punggungnya harus sekuat baja.
Bok Joo
melihat seorang pria yang kesusahan mengangkat dua Box ditanganya, lalu
langsung mengambilnya dan terlihat Ji Soo sebagai perkerja pengangkut barang
melonggo melihat seorang wanita yang mengangkat dua dus besar. Bok Joo merasa Kotaknya
seringan bulu dan kembali memindahkan yang lainya.
Joon
Hyung membersihkan kaca jendela kolam renang, lalu menatap ponselnya bertanya
kemana Bok Joo karena sudah bilang kalau akan pergi jalan-jalan dengannya, lalu
mencoba menelp tapi tak diangkat. Wajahnya pun terlihat kesal karena membuatnya
makin penasaran. Saat itu ponselnya
berdering dan ternyata dari kakaknya bukan Bok Joo.
Joon
Hyung menemui kakaknya di pinggir lapangan dengan membawakan minuman hangat,
lalu bertanya ada apa memanggilnya. Jae Yi menceritakan kalau sedang dalam
perjalanan untuk menemui Ah Young, dan berpikir adiknya itu pasti ada di kolam renang. Joon Hyung bertanya
apakah mereka akan makan malam dengannya.
Jae Yi pikir bisa melihatnya nanti.
“Kau
memang tahu bagaimana memenangkan hati para wanita” ungkap Joon Hyun mengejek.
“Baik,
aku tahu apa yang kulakukan, jadi aku tidak bisa menyangkalnya. Tapi aku rasa
penilaiannya tidak adil.Motto hidupku adalah tidak menjadi bajingan” kata Jae
Yi
“Itu
lebih buruk lagi, Aku bisa menyumpahimu kalau kau benar-benar bajingan” ungkap
Joon Hyung, Keduanya pun tertawa, Jae Yi
menayakan kabar Bok Joo sekarang.
“Kenapa
hyung bertanya?” ungkap Joon Hyung dengan nada cemburu, Jae Yi heran kalau
tidak boleh menanyakan kabarnya karnea memang masih mengkhawatirkannya
“Lupakan
saja, kau bisa berhenti mengkhawatirkannya, Jangan menunjukkan ketertarikanmu
padanya, kau masih berbahaya, Aku yang akan menjaganya” ungkap Joon Hyung tak
ingin kakaknya mengambil Bok Joo darinya.
Jae Yi
menatap adiknya dan menduga, kalau dugaanya itu benar kalau Bok Joo iyu bukan
sekedar teman dan Joon Hyung itu memiliki perasaan padanya. Joon Hyung hanya bisa tersenyum meras kalau
sudah gila karena Bok Joo itu bahkan bukan tipenya.
Jae Yi
menjelaskan kalau Tidak ada yang seperti itu dalam cinta karena hanya mencintai
orang itu saja dan tak ada yang lain, Ia sekarang bisa melihat wajah Joon Hyung
bersinar saat bersamanya dan mendoakan yang terbaik untuk adiknya, karena Bok
Joo memang imut
“Apakah
itu sebabnya kau menolaknya? Kau membuatnya menangis, dasar kau bodoh sekali. Kau
seharusnya tahu waktu dia bertanya padamu, "apa kau suka Messi?"”
kata Joon Hyung kesal
“Aku
sudah bilang padamu, tidak tahu maksud pertanyaannya itu. Jadi Kapan kau akan
memberitahunya?” kata Jae Yi,
“Aku
harus mencari tahu dan Sekarang bukan waktu yang tepat. Karena Dia sekarang
sedang gundah dan juga istirahat dari latihan. Aku akan membantunya melewati
tahapan itu dan menunggu waktu yang tepat” kata Joon Hyung, Jae Yi melihat
adiknya sangat serius merasa kalau memang
berbagi darah yang sama dan bisa melihat kau benar-benar menyukainya
“ Apa kau
pikir aku mengada-ngada? Kalau kau membuatnya menangis lagi, maka Aku akan
menendangmu...” ungkap Joon Hyung sambil bercanda, Jae Yi pun menanggapinya
kalau adiknya itu sudah berani untuk menendangnya.
Pelatih
Sung berbicara di telp kalau temanyaitu tidak perlu mengucapkan selamat, karena
masih harus bekerja keras dan ada banyak hal yang harus dilakukan di asosiasi.
Soo Bin dan juniornya mulai berbisik melihat pelatihnya, kalau sekarang ada di
dewan direksi asosiasi.
“Apakah
itu akan membantu kita... Terutama dalam turnamen?” kata Juniornya, Soo Bin
pikir itu tak buruk untuk mereka, lalu melihat Si Ho yang sedang berlatih
mengangkat kakinya.
“Apakah
Si Ho sedang tidur sekarang?” ungkap Soo Bin, Juniornya pun bisa melihat ada
lingkaran hitam besar dibawah matanya. Si Ho seperti tertidur saat sedang
berlatih menaikan kaki ditiang lalu terjatuh, Soo Bin dan juniornya pun tertawa
melihatnya/.
Jae Yi
dan Ah Young pun makan bersama disebuah restoran, Jae Yi bertanya apakah hanya gukbap saja yang ingin dimakan karena
ingin mentraktir makanan yang mewah. Ah Young mengatakan kalau sangat ingin
pergi ke restoran gukbap ini karnea dulu sering datang ke restoran ini sampai
muak.
“Tempat
ini tidak berubah sama sekali” komentar Jae Yi,
Ah Young berkomentar kalau hanya orang-orangnya yang berubah
“Oh, yah..
Sang Gu sunbae tidak datang, Dia bilang ada sesuatu yang terjadi. Aku ingin
tahu apa kabarnya baik-baik saja. Tapi.. ngomong –ngomong Apa yang terjadi
antara Joon Hyung dan Bok Joo?Apakah sudah ada kemajuan?” kata Ah Young
penasaran
Jae Yi
mengaku tak tahu, tapi Ah Young berharap mereka bisa berkencan, karena Tipe
rubah licik tidak tepat untuk Joon Hyung dan Seseorang seperti Bok Joo sempurna
untuknya dan memiliki kepribadian yang keren, yaitu seperti dirinya. Jae Yi
tertawa karena ternyata itu tujuan Ah Young memuji Bok Joo. Keduanya pun
tertawa.
Dae Ho
seperti siap akan pergi, dan kakaknya masih sibuk dalam restoran. Adiknya pun
memberitahu kakaknya kalau tidak punya pesanan hari in jadi meminta agar tutup lebih
cepat hari ini.
Ia
mengeluh kalau Moodnya sedang tidak
bagus, dan Pembuat masalah itu si Bok
Joo membuatnya lesu. Saat itu Joon Hyung terlihat didepan jendela, Dae Ho panik
menyuruh Joon Hyung segera pergi karena kakaknya bisa tambah marah kalau
melihat Joon Hyung, Tapi Joon Hyung memberikan kode untuk menunggu didepan.
Akhirnya Dae Ho memakai jaket pamit pergi dengan alasan akan bermain bilyar.
Dae Hoo
menemui Joon Hyung depan restoran memberitahu kali ini mungkin bukan waktu yang
tepat untuk berkunjung, Joon Hyung bertanya apakah Bok Joo ada dirumah, karena tidak
menjawab telponnya. Dae Hoo mengatakan kalau Bok Joo tak ada dirumah, Joon
Hyung melotot kaget.
“Dia
kerja paruh waktu, tadi menelpon dan bilang akan terlambat pulang” kata Dae
Joo, Joon Hyung kaget kedua kalinya karena Bok Joo itu Kerja paruh waktu.
Bok Joo
mengangkut kardus di Pelayanan pengantaran dengan sangat gesit, Ji Soo yang
melihatnya berkomentar kalau Bok Joo sangat
mengesankandan menjadi atlit angkat besi sangatlah membantu. Bok Joo
menceritakan kalau telah mengangkat
beban berat sejak masih kecil menurutnya Beban berat ini seringan bulu baginya,
Ji Soo pun menuji Bok Joo memang sangat hebat lalu mengajaknya pulang karena
manager juga sudah pulang.
Keduanya
pun berjalan keluar gedung, Ji Soo yakin Bok Joo pasti lapar. Bok Joo
membenarkan karena mencerna makan malamnya kurang dari sejam, Ji Soo pun
mengajak untuk makan udon bersamanya, karena ini hari pertama Bok Joo berjar
jadi akan mentraktirnya. Bok Joo pun langsung
meminta makan dua mangkok sekaligus. Tiba-tiba terdengar teriakan dari depan
pintu.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar