PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bok Joo
masih ada didalam mobil, telp Jae Yi berdering. Ibu Jae Yi menelp bertanya
apakah akan pulang terlambat. Jae Yi mengatakan tidak, Lalu ibunya bertanya
tentang mandu yang pernah mereka makan. Jae Yi pikir yang dimaksud itu Dim Sum
dan berkata akan membelinya dalam perjalanan pulang.Bok Joo makin tersenyum
bahagia mendengar Jae Yi seperti seorang anak yang sangat baik juga pada orang
tuanya.
“Kau
pasti bosan. Apa Kau mau permen karet? Ini bebas gula, jadi jangan khawatir.”
Ucap Jae Yi memberikan permen karet ke tangan Bok Joo. Tangan Bok Joo sedikit
bersentuhan, Tiba-tiba bunyi cekukan terdengar.
Bok Joo
seperti punya kelemahan ketika bersentuhan dengan pria yang disukainya langsung
cegukan. Jae Yi panik karena tidak punya air di mobilnya. Bok Joo pikir tak
perlu karena hanya akan menahan napasnya
saja.
Bok Joo
akhirnya duduk ditaman sambil mengumpat dirinya yang bodoh, karena Segalanya
berjalan lancar, tapi ia sendiri yang merusaknya. Jae Yi datang meminta maaf
karena membuatnya menunggu, karena tidak bisa menemukan minimarket jadi
mendapatkan minuman hangat dari mesin penjual otomatis. Bok Joo mengucapkan
terimakasih lalu meminumnya.
“Bagaimana?
Kau sudah baikan sekarang?” tanya Jae Yi, Bok Joo pikir seperti itu. Tiba-tiba
Jae Yi melepaskan jaketnya dan memakainya untuk Bok Joo.
“Anginnya
sangat dingin saat pagi dan malam hari. Kau menggunakan baju yang tipis.” Ucap
Jae Yi, Bok Joo kembali cegukan. Jae Yi tersenyum mendengarnya menyuruh Bok Joo
agar minum lagi supaya cegukan hilang.
Joon
Hyung kecil sudah berani masuk ke dalam kolam renang arena untuk pertandingan
renang.
“Aku mulai belajar berenang
saat aku berusia 11 tahun. Aku adalh
anak yang kesepian, canggung, dan gugup.”
Joon
Hyung didepan dokter psikiaternya untuk menceritakan semuanya yang dipendam
selama ini.
“Bagiku,
air terasa seperti satu-satunya tempat yang aman. Rasanya seperti.... berada di
pelukan ibuku.” Cerita Joon Hyung
Joon
Hyung yang masih kecil menangis dengan mainan disampingnya, Ibunya memeluk dan
menghapus dengan sapu tanganya.
“Sebenarnya, aku ditinggalkan
pada keluarga pamanku ketika aku berusia 10 tahun... karena ibuku menikah lagi
dan pergi ke Kanada.”
“Jadi orangtua
yang kau miliki sekarang...” kata Dokter pada saat itu Ibu dan Ayah Jae Yi
menatap sedih karena Joon Hyung akan ditinggalkan oleh ibunya.
“Mereka adalah paman dan
bibiku. Jae Yi Hyung adalah sepupuku. Tapi itu semua tidak masalah. Ibuku
mengirimiku hadiah dan kartu pos setiap hari natal. Aku tidak merasa aku
ditinggalkan. Aku percaya kami akan bertemu suatu hari. Tapi...”
Flash Back
Joon
Hyung sedang ada dikamar, Bibinya yang sudah dianggap ibunya masuk ke kamar
karena mendapatkan hadiah Natal dari Kanada. Ia pikir Hadiahnya datang terlalu
cepat tahun ini tapi mungkin ibunya itu ingin memberi semangat untuk
pertandingan besok. Joon Hyung bersemangat ingin membuka hadiahnya, tapi
membuat tanganya tergores dan berdarah.
“Ibu. Apa
kita punya plester yang anti air?” ucap Joon Hyung karena hari ini ada
pertandingan, Bibinya memberitahu ada di laci dekat pintu di kamarnya.
Joon
Hyung membuka laci dan melihat ada kotak P3K tapi melihat juga beberapa kartu
post dengan gambar negara Kanada sama dengan yang ada diterimanya. Lalu ia
kembali ke kamar dengan melihat tulisan dari setiap post card yang diterimanya.
“Bintang
yang sedang bersinar...Aku sadar kalau... tulisan tangan yang ada di kartu pos jadi berbeda... setelah tiga
surat pertama. Itu terlihat seperti seseorang mencoba meniru tulisan tangan
ibuku.” Cerita Joon Hyung.
“Ternyata
itu dari bibimu.” Kata Dokter. Joon Hyung membenarkan. Dokter bertanya apakah pada hari itu..
“Ya. Itu
adalah hari pertandingan dimana aku
mendapatkan gejala itu untuk pertama kalinya.” Kata Joon Hyung
“Aku
ucapkan Terima kasih. Karena Aku yakin tidak mudah bagimu untuk memberitahu itu
padaku.” Ucap Dokter
Joon
Hyung bertanya apakah ini ada
hubungannya dengan gejala yang dialaminya. Dokter pikiri itu mungkin., Seperti
yang dikatakan sebelumnya bahwa "Gangguan kepanikan dan gangguan konversi
adalah penyakit hati. Dan itu juga bisa menyebabkan gangguan pendengaran.
“Sepertinya
kau cukup terkejut hari itu. Kau merasa kalau kehilangan... satu-satunya
hubungan yang kau miliki dengan ibumu. Tapi ini Bagus. Kita sekarang tahu apa
yang mungkin jadi penyebab dari masalahmu. Mari kita pelan-pelan
menyelesaikannya. Menceritakannya padaku mungkin sudah menyembuhkan
separuhnya.” Jelas Dokter
“Sekarang
Mari kita lihat. Metode apa... yang paling efektif untukmu?Sepertinya kita
harus melakukan eksperimen. Kapan pertandinganmu selanjutnya?” ucap Bok Joo
Si Ho
berlatih sendirian dengan bola ditanganya, dengan memainkan seperti yang ada
disirkus. Lalu ia mencoba melempar dan menangkapnya dengan kakinya tapi
beberapa kali gagal melakukannya. Ia terlihat sangat frustasi dan langsung
mengambil bakpao dalam tasnya, langsung memasukan semua ke dalam mulutnya
seperti melampiaskan semua amarahnya.
Joon
Hyung sedang duduk di minimarket setelah konsultasi dengan dokternya, lalu
tiba-tiba dibuat tersedak melihat sosok Bok Joo yang diantar pulang oleh kakak
sepupunya. Bok Joo dengan ramah mengucapkan terimakasih sudah memberikan
tumpangan di depan pintu subway.
“Ada apa
dengannya? Apa yang dia pakai? Aku memberikannya kesempatan bagus. Dia
seharusnya menggunakan baju yang cantik dan menunjukkan pesonanya. Dengan
begitu, Hyung akan bilang, "Kau terlihat
sangat mempesona hari ini, Bok Joo." Tapi dengan baju itu, semuanya
jadi sia-sia.” Keluh Joon Hyung kesal
Jae Yi
pikir bisa mengantarnya sampai ke rumah,
karena Tidak sopan membiarkan
seorang wanita pulang ke rumahnya sendirian malam-malam. Bok Joo menolak dengan
gaya berlebihan kalau bisa pulang dari sini bahkan dengan mata tertutup selain
itu juga harus mampir dulu ke supermarket untuk membeli sesuatu. Jae Yi bisa
mengerti dan akan bertemu lagi nanti di klinik.
“Jangan
lupa melakukan beberapa peregangan sebelum tidur.” Pesan Jae Yi, Bok Joo
mengerti dan mengucapkan Selamat tinggal.
“Aigoo,
kau akan mematahkan tulang punggungmu, Bok Joo. Ah, aku tidak bisa melihat ini.
Apa yang harus kulakukan padamu, Bok Joo? Apa kau senang, Bok Joo?” kata Joon
Hyung melihat dari kejauhan karena melihat pakaian Bok Joo seperti nenek.
Bok Joo
tersenyum bahagia melihat mobil Jae Yi pergi dan langsung berlari menuruni
tangga. Joon Hyung binggung mau kemana Bok Joo karena tidak pernah naik subway.
Bok Joo pergi ke bagian loker mengambil tasnya dan masuk ke dalam toilet.
Beberapa saat kemudian Bok Joo sudah mengunakan kembali bajunya yang biasa
dipakai.
Joon
Hyung masih menunggu sambil berhitung, tepat dihitungan ke tiga Bok Joo keluar
dari subway. Bok Joo berjalan pulang untuk kembali kampus lalu tiba-tiba bersin
saat menunggu lampu hijau, ia merasa kalau terkena flu. Joon Hyung sudah ada
didekatnya, berkomentar kalau itu karena baju yang digunakan Bok Joo.
“Hei,
siapa ini? Ini adalah peri angkat besi Kim Bok Joo.” Ejek Joon Hyung
“Apa kau
mengawasiku 24 jam sehari? Kenapa kita bertemu setiap hari?” keluh Bok Joo,
Joon Hyung juga merasa kaget.
“Kenapa
aku selalu bertemu denganmu?” ucap Joon Hyung lalu ingin melihat tas yang dibawa
Bok Joo, Bok Joo dengan ketus mengatakan kalau itu bukan urusanya.
“Sepertinya
kau baru kembali dari sebuah konser. Kau tidak pergi kesana.... dengan
menggunakan gaun dan sepatu berhak kuno itu, kan?” kata Joon Hyung sengaja
menyinggungnya.
“Tidak
mungkin. Aku tidak akan menggunakan baju seperti itu untuk datang ke konser.”
Ucap Bok Joo menyangkalnya.
“Aku
hanya memastikan, siapa tahu kau memang
melakukannya. Kakakku membenci gaya fashion yang terlalu feminin.” Kata Joon
Hyung, Bok Joo melotot kaget mendengarnya.
“Tidak,
aku bercanda. Semua pria suka gaya yang feminin.”kata Joon Hyung mengodanya.
“Hei...
Apa kau menggodaku karena kau melihatku? Kau sangat jahat.” Umpat Bok Joo
“Jangan
menyebutku jahat ketika aku yang
memberikan tiket itu padamu.” Kata Joon Hyung
Bok Joo
menanyakan alasan Joon Hyung yang
menggodanya. Joon Hyung memberitahu kalau
menghabiskan uang bulanannya untuk membeli tiket itu. Bok Joo akhirnya
mengucapkan terimakasih untuk tiketnya. Jong Hyung pikir Bok Joo memang harus berterima kasih padanya lalu
bertanya apakah bersenang-senang dengan kakaknya. Bok Joo merasa kalau itu Tidak terlalu buruk karena mengantarnya
pulang.
“Apa Kau
diantar pulang olehnya? Kau melakukan semuanya, kan?” kata Joon Hyung
mengodanya, Bok Joo tersenyum bahagia.
“Bok Joo,
aku minta maaf!”teriak Joon Hyung menariknya dengan berlindung dibalik tubuh
Bok Joo, Saat itu mobil lewat dan menyiram tubuh Bok Joo karena ada genangan.
“Ah,
hampir saja. Terima kasih pada gerak refleksku yang cepat. Wah.. Ada apa dengan
pengemudi itu?” keluh Joon Hyung, Bok Joo berteriak marah karena tubuhnya yang
basah.
Si Ho
terbaring di ruang kesehatan, lalu duduk diatas ranjang. Ah Young melihatnya
lalu bertanya apakah Si Ho akan pergi, mennyarankan agar bisa istirahat dulu.
Si Ho pikir tak perlu karena sudah merasa
baik-baik saja sekarang.
“Perutmu
kram sementara, jadi aku memberimu suntikan
penghilang rasa sakit. Ini, obat antasida.” Ucap Ah Young memberikannya.
“Tapi Ingatlah
untuk meminumnya setelah makan.” Pesan Ah Young sebelum Si Ho mengambilnya. Si
Ho mengucapkan Terima kasih.
“Kram
perut biasanya terjadi karena kelebihan zat asam karena terlalu stress. Apa kau
merasa stress akhir-akhir ini?” kata Ah Young, Si Ho mengaku sedikit stress.
“Apa ini
karena masalah pria? Siapa dia? Siapa pria ini sampai membuat gadis secantikmu
sedih?” ucap Ah Young penasaran
Joon
Hyung melirik Bok Joo yang sedang mengeringkan rambutnya, lalu mendekatinya
menyuruh agar mengeringkan rambutnya dulu karena basah semua. Bok Joo kesal
menyuruh Joon Hyung menutup mulutnya karena semua itu salahnya.
“Berikan padaku.
Akan membutuhkan waktu lama untuk
mengeringkat rambutmu seperti itu.” Ucap Joon Hyung mengambil handuk lalu
mengeringkan rambut dengan mengalungkan dileher Bok Joo lalu mengosoknya sampai
menutup wajah Bok Joo.
“Astaga,
maafkan aku.” Kata Joon Hyung melihat rambut Bok Joo yang berantakan lalu
merapihkan. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu saat menatap wajah Bok Joo
didepanya.
“Ambil
handumu, lakukanlah apapun yang kau mau dengan itu.”kata Joon Hyung melempar
handuk Bok Joo, seperti ingin menghilangkan rasa gugupnya.
“Aku
tidak pernah memintamu untuk mengeringkan rambutku, dasar orang gila.” Umpat
Bok Joo kesal
Joon
Hyung akhirnya duduk disebelah Bok Joo, bertanya apakah kakaknya itu sadar kalau
Bok Joo menyukainya. Bok Joo pikir tidak dan tak ingin Jae Yi mengetahuinya,
karena Pria tidak suka pada wanita yang suka mengangkat besi. Lalu
memperlihatkan tanganya, yang penuh dengan
kapalan.
“Siapa
yang akan menyukai tangan yang seperti ini?” kata Bok Joo rendah diri
“Apa
masalahnya dengan itu? Itu karena kau mengangkat besi.Kau bisa merasa aman
ketika berjalan saat malam. Aku akan senang jika aku jadi dia.” Kata Joon Hyung memuji
“Kau
hanya bisa berkata manis. Tapi Pokoknya, aku bersenang-senang hari ini. Aku
ucapan Terima kasih padamu, aku bisa menyebutnya aku pergi kencan. Ketika Dr.
Jung mengantarku, aku merasa seperti Cinderella yang sedang naik kereta labu.
ketika jam 12 tepat, maka dia kembali ke kenyataan.” Kata Bok Joo bahagia,
“Setidaknya,
pada akhirnya dia menikahi pangeran.” Komentar Joon Hyung mengingatkan.
“Kau
benar... Aku tidak suka menonton film yang akhirnya tidak bahagia.” Ucap Bok
Joo sedih
“Apa kau
tahu... di air mancur itu... hidup seorang katak yang mengabulkan semua
permintaanmu?” kata Joon Hyung, Bok Joo binggung
Joon
Hyung merasa kalau Bok Joo itu tak tahu, lalu mengejek Bok Joo itu bukan
sekolah di UniversitasOlahraga Haneol karena itu Itu legenda yang terkenal
bahkan semua atlet senior yang mendapatkan medali emas bisa menang karena katak
itu. Bok Joo mengejek kalau tingkat kreativitasnya sangat hebat dalam hal
membual. Joon Hyung menegaskan kalau ia serius.
“Kau
mungkin tidak tahu, tapi jika kau berdoa dengan sungguh-sungguh, dia akan
mengabulkan permintaanmu, apapun itu.Kenapa kau tidak berdoa padanya...supaya
segalanya berjalan lancardiantara kau dan Hyung?” kata Joon Hyung
“Kau
penuh dengan kebohongan.” Ucap Bok Joo lalu bersin. Joon Hyung menjauh karena
mengetahui Bok Joo yang terkena flu, Bok Joo merasa hidungnya dari tadi terasa
gatal.
“Maafkan
aku, tapi aku punya rencana penting, jadi tidak boleh kena flu.” Kata Joon
Hyung akan pamit pergi tapi Bok Joo kembali menariknya dengan sengaja
mendekatkan wajahnya.
Joon
Hyung panik berpikir Bok Joo akan menciumanya lalu memejamkan matanya, tapi Bok
Joo langsung bersin di wajah Joon Hyung.
Bok Joo senang mengatakan kalau flu akan bertahan lamakarena Kumannya
sangat kuat seperti dirinya dan virus itu yang sangat hebat. Joon Hyung kesal
mengancam kalau aku benar-benar kena
flu, maka akan mengembalikan virusnya
dengan menciumnya jika perlu lalu pergi meninggalkanya.
Bok Joo
masuk kamar kembali bersin merasa benar-benar terkena flu. Si Ho masuk kedalam
kamar dengan wajah pucat. Bok Joo bertanya apakah Si Ho sakit karena terlihat
pucat. Si Ho mengaku baik-baik saja
dengan membuka botol air minumnya. Bok Joo merasa terkena flu menurutnya tidak
beruntung hari ini.
“Kenapa ini
tidak terbuka?” kata Si Ho yang tak bisa membuka botol air minumnya, Bok Joo
ingin membantunya. Tapi Si Ho menolak dan Bok Joo tetap ingin membantu.
“Aku
bilang akan...” teriak Si Ho marah, Bok Joo binggung tiba-tiba Si Ho berteriak
padanya.
“Maafkan
aku karena terlalu sensitif.” Ucap Si Ho seperti cemburu dengan kedekataan Joon
Hyung dan Bok Joo.
Tuan Kim
mengoreng ayam didapur, sambil melamun teringat kembali kata-kata Pelatih Yoon “Bahkan jika Bok
Joo menaikkan kelas beratnya, dia tetap akan sukses.”Dae Ho masuk ke
dapur memberitahu pelangan mereka ingin
lebih banyak lobak. Tuan Kim hanya diam saja.
“Hyung...
Apa yang kau lakukan? Ayamnya akan gosong.”teriak Dae Ho, Tuan Kim tersadar
lalu melihat ayamnya sudah gosong,
“Apa kau
ketiduran?” keluh Dae Ho, Tuan Kim mengaku
hanya melamun.
Pelatih
Yoon meminta agar pelatih Choi untuk Fokuslah memperkuat torsonya sembari
menjaga berat badannya, setelah itu naikkan angkanya. Pelatih Choi mengerti
lalu bertanya Haruskah meningkatkan
jumlah konsumsi proteinnya juga. Pelatih Yoon pikir Biarkan Woon Gi yang memutuskan karena anak
didik mereka bisa menyesuaikannya sendiri.
“Aku lega
Woon Gi memutuskan untuk menaikkan kelas beratnya. Bok Joo sepertinya tidak
mungkin, ya?” kata Pelatih Choi
“Aku tidak
bisa memaksanya tanpa izin dari Tn. Kim dan Akan sulit juga bagi Bok Joo untuk
memutuskan.” Kata Pelatih Yoon, Tiba-tiba Ayah Bok Joo datang menemui kedua
pelatih anaknya.
“Kenapa
kau tidak menghubungi kami? Kami harusnya datang padamu.” Ucap pelatih Yoon tak
enak hati.
“Aku yakin
kau tahu kenapa aku disini. Mari kita langsung ke intinya karena kita berdua
pasti sibuk. Ini tentang apa yang kau katakan terakhir kali. Kelas beratnya Bok
Joo.” Ucap Tuan Kim.
Nan Hee
duduk didepan gedung kampus terlihat gelisah bertanya pada Sun Ok, apa yang terjadi. Suk Ok juga tidak tahu. Nan
Hee punya perasaan tidak enak tentang ini. Sun Ok juga ingin tahu.
“Aku
benar-benar ingin tahu. Ini membuatku gila.” Kata Nan Hee ingin masuk, Sun Ok
langsung memeluk temanya.
“Hentikan.
Kau membuatnya semakin buruk.” Ucap Sun Ok, Nan Hee meminta agar Bok Joo cepat
keluar saja.
Bok Joo
melonggo kaget mendengar dua pelatihnya yang membahas tentang Kelas beratnya.
Pelatih Yoon membenarkan, dan yakin pasti terkejut dan pasti akan terkejut
kalau jadi Bok Joo. Pelatih Choi menjelaskan bahwa merka berdua percaya kalau
Bok Joo memiliki potensial.
“Menaikkan
berat badanmu beberapa bulan sebelum kompetisinya tidak normal, tapi kau kuat. Selama
latihan, kau terus memegang rekor terbaik dari kelas 63kg.” Kata pelatih
Choi
“Itu
ketika aku sedang dalam kondisi terbaik.” Pikir Bok Joo
“Kau
harus membuatnya berhasil.Kami akan memastikan untuk membantumu.” Ucap pelatih
Choi menyakinkan.
“Seperti
yang kau tahu, kompetisi untuk kelas berat 58kg sangat sengit. Dalam kelas
beratmu, hasil dari kompetisinya berubah drastis tergantung kondisimu. Bagaimana
dengan 63kg? Sejak Jang Ran Ran pensiun, tidak ada satupun yang menonjol.”
Jelas pelatih Yoon
“Aku
tidak mengatakan ini supaya kau merasa tertekan, tapi jika kau masuk ke kelas
berat 63kg, lalu gadis lain... bisa mencoba mendapatkan medali dalam kelas
berat 58kg.” Ucap Pelatih Choi
Pelatih
Yoon membenarkan, karena Ini akan
jadi situasi yang menguntungkan bagi
semuanya dan akan memberikan keuntungan
serta menciptakan kesempatan untuk anggota tim, menurutnya Bok Joo bisa
menaikkan beratnya 3 sampai 4kg, jadi semua sangat mungkin.Woon Gi juga
melakukan hal yang sama jadi mereka sedang menjalankan program untuknya.
“Jika kau
bisa memutuskannya, maka kami bisa memberikan semua dukungan yang kau butuhkan.”
Ucap Pelatih Yoon
“Tapi aku
harus bicara dengan ayahku dulu...” kata Bok Joo binggung
“Kami
sudah bicara padanya dan Dia memberikan izinnya hari ini.” Ucap Pelatih Yoon,
Bok Joo kaget ayahnya sudah menyetujuinya.
Bok Joo
keluar dari kampus berteriak marah pada ayahnya di telp, karena melakukannya
tanpa membicarakannya dengannya. Tuan Kim menegaskan kalau ini juga bukan keputusan yang mudah untuknya
dan berubah-ubah pikiran sepanjang
malam memikirkan tentang apa yang harus
dilakukan.
“Bagaimana
ayah bisa membuat keputusan sepenting
itu sendirian? Apa ayah pikir menaikkan kelas berat semudah meniup balon? Menaikkan
berat badan jauh lebih sulit daripada menurunkannya. Ayah juga pasti tahu itu!”
teriak Bok Joo kesal
“Aku tahu.
Aku benar-benar sadar itu, tapi hidup adalah sebuah tantangan. Sebagai seorang
atlet angkat besi, kau harus terus menantang dirimu sendiri.< Profesor Yoon
benar. Ini akan memberimu keuntungan. Ini adalah strategi yang cukup bagus.”
Jelas Tuan Kim. Bok Joo berteriak marah, Tuan Kim menutup telpnya karena harus
mengoreng ayam.
“Ayah
selalu melakukan yang ayah mau! Ayah bahkan menutup teleponku!” teriak Bok Joo
kesal.
Nan Hee
meminta agar temanya tenang, karena tahu kalau ini akan sulit, tapi ini semua
mungkin. Sun Ok setuju karena Menambah 3 sampai 4kg... tidak terlalu sulit
untuk temanya. Bok Joo pikir itu karena sedang melakukan diet penurunan berat
badan, lalu mengeluh keadaaan seperti ini membuatnya gila.
“Kenapa
kau jadi gila hanya karena ini? Kami akan membantumu.” Ucap Nan Hee heran
“Ya.
Sebagai teman yang baik, kami akan makan seperti babi bersamamu.” Ucap Sun Ok,
Bok Joo mengaku Bukan karena itu merasa
kesal lalu berlari
“Jangan
lari! Itu akan membuat berat badanmu
turun.” Teriak Nan Hee mengejarnya, Bok Joo kesal Ayah selalu melakukan
semaunya.
Joon
Hyung bertemu dengan pelatihnya. Pelatihnya kaget mendengar Joon Hyung
yang mau pergi ke pertandingan yang diselenggarakan
oleh Bank Joongang, menurutnya Ini adalah pertandingan kecil jadi tidak akan
terlalu membantunya.
“Anggap
saja seperti latihan.” Kata Joon Hyung, pelatihnya bisa mengerti.
“Mendapatkan
latihan sebanyak mungkin bisa membantumu melewati kecemasanmu. Aku pikir ini
ide bagus. Kau harus Gunakan nyalimu yang kau gunakan untuk menolak menjadi
partner Tae Hoon untuk memenangkan medali.” Pesan pelatihnya.
“Semua orang
akan membicarakan Ronaldo jika dia mencetak gol di pertandingan kecil.” Kata
Joon Hyung sombong, Pelatihnya tertawa mendengar anak didiknya yang kembali
sombong, lalu memperbolehkan untuk mengambil pertandingan.
Joon
Hyung berjalan dengan terbatuk-batuk, mengeluh
Kim Bok Joo, yang membuatnya terkena flu dan kenapa harus menularkan flunya di saat seperti ini,
Lalu melihat sosok Bok Joo yang berjalan di bawahnya lalu kembali memanggilnya
“Gendut” Bok Joo hanya melirik sinis, Joon Hyung pun menghampirinya.
“Hei,
bagaimana kau akan bertanggung jawab dengan ini? Aku terkena flu karena kau! Aku
ada pertandingan minggu depan. Bagaimana kau akan bertanggung jawab?” kata Joon
Hyung kesal
“Diamlah.
Kepalaku rasanya mau pecah.” Ucap Bok Joo terlihat lesu, Joon Hyung bertanya
apakah terjadi sesuatu.
“Aku
tidak tahu, tapi Tidak ada yang berjalan sesuai rencanaku.” Kata Bok Joo,Joon
Hyung bingung karena Bok Joo terlihat senang kemarin dan bertanya apa apa
sebenarnya.
“Aku
harus menaikkan kelas beratku.” Ucap Bok Joo. Joon Hyung tertawa bahagia
mendengarka karena Bok Joo akhirnya menaikkan kelas beratnya.
Ia
bertanya lalu apa masalahnya, Bok Joo mengatakan kalau sekarang tak bisa
melakukan itu, dan Joon Hyung tahu
kalau sedang terikat sekarang dan juga sudah mendaftar ke klinik. Jong Hyung
pikir itu bukan masalah. Bok Joo melirik sinis. Joon Hyung menjelaskan
maksudnya adalah Bok Joo datang ke klinik untuk bertemu kakaknya jadi Menurunkan
berat badan bukan tujuannya.
“Kau harus
melakukan apa yang perlu kau lakukan
kecuali kau ingin berhenti dari angkat besi.” Kata Joon Hyung
“Itu
benar, tapi... Hei, kau bicara semudah itu karena ini bukan masalahmu. Apa kau
pikir semua yang ada dalam hidup ini sesederhana itu? Yah.. Benar, kau pasti
tidak tahu bagaimana cara kerjanya hidup ini. Kau berasal dari keluarga yang
bagus, kau sejak dulu perenang handal, kau tampan, dan semua wanita menyukaimu.
Aku sangat bodoh mengharapkan nasihat darimu.” Teriak Bok Joo marah dan
langsung pergi.
“Harusnya
aku yang marah padamu! Kenapa kau berteriak padaku setelah membuatku terkena
flu?” teriak Joon Hyung kesal.
Bok Joo kembali ke ruangan latihan, dengan mengulang perkataan Joon Hyung "Kau
harus melakukan hal yang harus kau lakukan." Menurutnya Joon Hyung bisa
mengatakan semaunya karena ini bukan masalahnya lalu mengumpat temanya memang
benar-benar licik.
“Bok
Joo... Ada apa? Apa yang membawamu kemari?” tanya Pelatih Choi melihat Bok Joo
yang datang.
“Aku
meninggalkan jurnal latihanku disini.” Kata Bok Joo
“Apa kau
sudah memikirkannya lagi? Kau harus memulai latihan spesialmu sekarang jika kau
mau menaikkan berat badanmu. Kami sudah membuat rencananya.” Ucap Pelatih Choi
“Kalau
begitu... Aku akan... aku akan mencobanya.” Kata Bok Joo merasa ta enak hati.
Pelatih Choi tak percaya mendengarnya lalu berteriak pada Pelatih Yoon
karena Bok Joo ingin mencobanya dan sudah
memutuskannya.
Pelatih
Yoon keluar ruangan tak percaya merasa Bok Joo sedang bercanda padanya, Pelatih
Choi memegang tangan Bok memuji kalau membuat keputusan yang benar.Seperti yang
mereka katakan waktu itu, Bok Joo pasti bisa melakukannya.
“Tentu
saja. Siapa yang akan bisa melakukannya kalau Bok Joo tidak bisa? Ayahmu pasti
akan senang mendengar ini. Kalau begitu ayo kita mulai hari ini.” Ucap Pelatih
Yoon, Bok Joo mengerti
“Aku akan
melatih Woon Gi. Kau harus melatih Bok Joo, Pelatih Choi.. Ah, aku harus bilang
kalau ini juga akan jadi kompetisi di antara kita. Pelatih Choi, apa kau
percaya diri?” kata Pelatih Yoon membagi tugas
“Tentu
saja. Kau tahu seberapa menyeramkannya
aku sebagai pelatih.” Ucap Pelatih Choi penuh semangat, Pelatih Yoon mengaku
kalau juniornya itu memang menyeramkan.
“Bok Joo,
kau sebaiknya berhat-hati.Dia mungkin akan menggigitmu.” Ejek Pelatih Yoon, Bok
Joo hanya diam dengan keputusanya.
Bok Joo
dan Pelatih Choi makan bersama, terlihat Bok Joo yang makan dengan lahap dengan
menu daging. Pelatih Choi melihat piring Bok Joo sudah habis dan menyuruhnya
agar makan satu ronde lagi. Bok Joo pun mengambil piring berikutnya terlihat
sangat lahap menyendok nasinya.
Piring
kedua pun sudah habis, Pelatih Choi menyurun
untuk makan satu lagi. Bok Joo mengeluh karena benar-benar tidak bisa makan
lagi. Pelatih Choi tahu kalau Bok Joo
biasanya makan sebanyak itu jadi harus makan satu porsi lagi. Bok Joo
pun makan piring ke tiganya.
Jae Yi
melihat timbangan Bok Joo binggung karena
Semuanya berjalan lancar sebelumnya tapi Kenapa berat badannya tiba-tiba
naik. Bok Joo beralasan kalau tidak mengikuti dietnya. Jae Yi penasaran mencoba
naik ke timbangan memastikan kalau tidak rusak, lalu menenangkan kalau berat
badanya biasa naik turun diawal Tapi akan memberikan perawatan berbeda hari
ini.
“Ini
aneh.... Berat badanmu naik 1kg kemarin. Kenapa kau turun 0,5kg?” kata pelatih
Choi melihat di timbangan, Bok Joo tak bisa berkata-kata
“Hei, Bok
Joo.. Apa kau pergi... ke kamar mandi beberapa kali hari ini?”kata Pelatih Cho,
Bok Joo sempat panik membenarkan.
“Kita
harus memperbaiki ini. Ayo kita menaikkan beratmu lagi. Kita akan makan bossam
ukuran super besar untuk makanan
ringan!” kata Pelatih Choi
Bok Joo,
Woon Gi dan dua pelatih makan bersama untuk menambah berat badan mereka.
Pelatih Yoon meminta agar Bok Joo harus mencoba lebih keras karena Woon Gi
sudah menaikkan 1,6kg. Woon Gi pikir masih
punya waktu panjang jadi harus menaikkan massa ototnya.
“Bok Joo
juga akan segera begitu.” Kata Woon Gi memberi semangat, Pelatih Choi
memberikan daging untuk anak didiknya, Bok Joo pun mau tak mau melahapnya
walaupun ingin menolaknya demi dietnya.
Joon
Hyung makan bersama dengan timnya dengan terbatuk-batuk. Tae Kwon melihat flu
Joon Hyung ternyat benar-benar bertahan lama, berpikir karean Joon Hyun pada
dasarnya hidup di kolam renang untuk
mempersiapkan pertandingannya Tentu saja flunya tidak akan sembuh bahkan tidak
bisa minum obat.
“Ngomong-ngomong,
kenapa kau mau ikut pertandingan itu? Bukankah itu pertandingan untuk pemula?”
ucap temanya heran, Joon Hyung terlihat gelisah mendengarnya.
“Kau
bodoh... Hanya orang yang tidak kompeten yang membesar-besarkan persoalan
seperti ini. Belajarlah dari kami, bodoh. Ketika aku masih baru, aku tidak
seperti kalian...” kata Tae Kwon, Joon Hyung langsung menyuapi Tae Kwon agar diam
Si Ho
tiba-tiba datang dan duduk disamping Joon Hyung, Tae Kwon dan yang lainya
merasa sudah selesai makan jadi memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua.
Si Ho bertanya Apa Joon Hyung ada pertandingan beberapa waktu dekat ini.
“Sepertinya
kau terkena flu. Apa kau akan baik-baik saja? Batuknya akan bertahan lama ketika
kau terkena flu.” Kata Si Ho memberikan perhatiannya.
“Kau benar-benar
tidak bisa dipercaya. Kau bertingkah seperti penguntit. Apa ini menyenangkan
untukmu?” sindir Joon Hyung sinis
“Bagaimana
ini bisa menyenangkan?Aku kelelahan dan malu. Harga diriku sudah dihancurkan. Tapi
aku benar-benar putus asa sekarang dan Hanya kau orang yang bisa kujadikan
sandaran.” Akui Si Ho
“Itu
hanya ada dalam kepalamu. Aku bukan orang seperti itu untukmu. Aku hanyalah
diriku sendiri.” Tegas Joon Hyung akan pergi, tapi Si Ho menahanya.
“Baiklah...
Aku akan meninggalkanmu sendirian, jadi selesaikan makananmu. Kau bahkan tidak
bisa minum obat, jadi harus makan dengan baik.” Ucap Si Ho lalu pergi
meninggalkan mejanya.
Si Ho
keluar dari kantor dan Ki Suk seperti sudah menunggunya, lalu menyindir kalau
Joon Hyung terus menolaknya, menurutnya ini sudah keterlaluan karena Si Ho
adalah gadis paling cantik di sekolah mereka.
“Apa karena
itu kau terus menolakku? Kau bisa kembali padaku, Aku akan memperlakukanmu lebih
baik dari Joon Hyung.” Ucap Ki Suk, Si Ho membalikan badanya.
“Enyahlah,
brengsek.” Ucap Si Ho dengan wajah sinisnya, Ki Suk terlihat benar-benar kesal
karena Si Ho menolaknya juga.
Bok Joo
melarang ayahnya masuk ke dalam kampusnya, Dae Ho terlihat keberatan membawa
sebuah panci yang sangat besar. Tuan Kim pikir kenapa Bok Joo tidak bisa memakannya
dan menyuruhnya agar Makan saja pahanya dan minum kuah supnya karena membuatnya
tidak terlalu banyak.
“Sepertinya
kau sudah muak dengan ayam goreng. Itulah kenapa aku merebus ayamnya dengan
ginseng dan kerang.” Kata Tuan Kim
“Aku
bahkan memakan tiga piring makanan untuk makan siangku hari ini. Dan hanya
itu yang bisa kumakan.Aku tidak bisa
terus-menerusmemaksa makanan masuk ke tenggorokanku.” Ucap Bok Joo, Dae Ho
kesal mendengar keduanya malah berdebat menurunkan pancinya, Tuan Kim
memerintahkan agar tetap mengangkatnya.
“Bok Joo.
Aku tahu ini sulit, tapi kau harus mencoba sebisamu. Aku pikir kau benar-benar
punya kesempatan untuk menang. Aku bisa merasakannya..” Kata Tuan Kim
menyakinkan.
“Itu
tidak masalahAku bilang aku tidak percaya diri!” teriak Bok Joo, Dae Hoo
meminta Bok Joo agar memakanya saja karena Tangannya rasanya mau copot dengan
melepaskan pancinya.
“Kalau
begitu taruh itu di kepalamu Atau di punggungmu!” teriak Tuan Kim menyuruh Dae
Hoo kembali memegangnya.
Pelatih
Choi datang menyapanya, mengambil panci hanya dengan satu tangan memegangnya.
Dae Ho melonggo melihat Pelatih Choi yang bisa mengangkat panci hanya dengan
satu tangan. Pelatih Choi pikir Tuan Kim tak perlu melakukan ini karena sudah membelikan
beberapa pizza untuk Bok Joo juga.
Tuan Kim
terlihat senang mengajak mereka segera ke dalam, Pelatih Choi mengangkat panci masuk ke dalam.
Dae Ho masih melonggo tak pecaya. Bok Joo pun ngedumel sendiri karena ayahnya
itu akan membuat tubuhnya naik kembali.
dilanjut yach cantik , semangat ...
BalasHapusDitunggu lanjutannya mba... Hwaiting
BalasHapusDitunggu kelanjutannya mbak..
BalasHapusceritanya lucuuu.. aku sukaaa..
BalasHapusbok joo sama joon hyung cute banget.. suka sekali sama tingkah konyol mereka berdua..:D :D