PS : All
images credit and content copyright :MBC
Joon
Hyung baru masuk klinik kakaknya dan melihat sosok yang dikenalnya keluar dari
ruang ganti. Bok Joo melihat penampilan dicermin dengan tersenyum sendirian,
lalu terdengar suara panggilanya “Gendut, apa yang kau lakukan disini?” Bok Joo
kaget dan melihat di cermin sudah ada sosok Joon Hyung berdiri
dibelakangnya.
“Kenapa
kau... terlihat seperti itu?” ucap Joon Hyung binggung, Jae Yi keluar dari
ruangan menyapa adiknya
“Ada apa
datang kesini tanpa menghubungiku?” tanya Jae Yi, Joon Hyung menyapa sang
kakak. Bok Joo melonggo mendengar Joon Hyung memanggilnya “Hyung” berarti
kakaknya.
“Aku hanya
sedang ada di sekitar sini dan mampir untuk makan bersamamu.” Kata Joon Hyung
membawa bungkus makananya.
“Apa
kalian saling mengenal?” tanya Jae Yi,
Joon Hyung mengaku kalau satu.... Bok Joo langsung menyela kalau mereka
satu sekolah dasar.
“Wah... Joon
Hyung, sudah lama kita tidak bertemu.Aku tidak percaya kita bisa bertemu lagi. Kita
sudah tidak bertemu selama 10 tahun, kan? Ternyata Kau masih mengenaliku.” Ucap
Bok Joo berpura-pura baru bertemu pertama kali Joon Hyung binggung melihat
sikap Bok Joo.
“dunia
ini memang sempit. Dia pemain cello... yang aku ceritakan sebelumnya. Namanya Bok
Joo.” Kata Jae Yi memperkenalkan pada adiknya, Joon Hyung melonggo kaget karena
kakaknya mengenal Bok Joo sebagai Seorang pemain cello
“Apa Jurusanmu
adalah bermain cello?Kau memang berbakat dalam hal musik sejak SD dan juga
penyanyi yang hebat.” Ungkap Joon Hyung sengaja melebih-lebihkan.
Jae Yi tak
percaya mendengarnya, menurutnya keduanya pasti sangat dekatsampai ingat hal
sedetail itu. Joon Hyung mengaku sangat dekat dengan memeluk erat Bok Joo, dengan mengaku Senang bisa bertemu lagi,
dengan saling berjabat tanganya. Jae Yi merasa kalau ada suatu hubungan yang
kuat diantara mereka karena ternyata satu
sekolah dasar dengan adiknya.
“Bagaimana
kau bisa memainkan cello dengan hebat?” ucap Joon Hyung sengaja mengangkat
tanganya keatas seperti atlet angka besi.
“Dia juga
sangat kuat.” Cerita Jae Yi yang pertama kali melihat Bok Joo mengangkat meja.
“Seorang
pemain cello... yang sekuat atlet angkat besi.” Kata Joon Hyun, Jae Yi mengaku
suka musik klasik. Joon Hyun dan Bok Joo saling berjabat tangan, Bok Joo
seperti gugup takut kalau rahasianya dibongkar.
Bok Joo
keluar dari klinik merasa kalau semua itu hanya mimpi, menurutnya Beberapa hal tidak mungkim
terjadi. Ia melihat keduanyaitu bahkan tidak mirip jadi semua ini tidak masuk
akal!
“Hei....
Pemain cello Kim Bok Joo.... Tunggu aku... Sepertinya kita memiliki tujuan yang
sama.” Teriak Joon Hyung dari lantai atas, Bok Joo memilih untuk pergi lebih
dulu.
[Episode 5, Aku bahagia karena aku wanita]
Keduanya
berjalan masuk ke dalam kampus, Joon Hyung sengaja bertanya apakah Bok Joo itu seorang
pemain cello.Bok Joo hanya diam saja, Joon Hyun tahu kalau tangan Bok Joo lebih cocok
sebagai pemain cello daripada pemain violin atau flut menurutnya Bok Joo
benar-benar mengerti apa yang paling cocok untuknya.
“Berhenti
bertingkah seperti kau tahu semuanya.” Teriak Bok Joo
“Hei, apa
kau marah padaku?Apa kau menyebutku seperti ituketika aku membantu merahasiakan
penyamaranmu?Bagaimana bisa kau menyebutku seperti itu?” ucap Joon Hyung yang
berada diatas angin sekarang.
“Apa dia
benar-benar kakakmu?”tanya Bok Joo masih tak percaya, Joon Hyung membenarkan
kalau mereka itu bersaudara.
“Sejak
kapan kau datang kesana? Jika kau datang kesana hanya untuk menurunkan berat
badan, maka kau tidak akan berbohong dengan mengatakan kau seorang pemain
cello. Itu berarti kau memiliki motif yang kuat. Apa kau... jatuh cinta pada
kakakku? Apa itu alasan kenapa kau pergi ke sana?” kata Joon Hyung
menebaknya
“Tidak
mungkin.” Ucap Bok Joo menyangkalnya.
Joon Hyung mengejek Bok Joo ternyata sangat kreatif.
“Kalaupun
aku jatuh cinta padanya, maka aku tidak akan pergi kesana dan menghabiskan
banyak uang untuk mendaftar.”ucap Bok Joo membela diri
“Lalu
kenapa kau pergi kesana dengan membayar uang sebanyak itu? Apakah kau Atlet angkat besi Bok Joo? Wah... Kau sudah
dewasa, Gendut. Kau berani berbuat sejauh itu untuk seorang pria. Apa kau tidak
akan kena masalah jika atlet angkat besi lainnya tahu? Seorang atlet angkat
besi jatuh cinta... dengan seorang dokter di klinik berat badan.” Ucap Joon
Hyung dengan nada khawatir.
“Kau akan
merahasiakannya, kan?” kata Bok Joo dengan wajah melas, Joon Hyung pikir itu
sudah pasti,
“Mengumumkannya
tidak akan memberiku keuntungan, Tapi Apa Kau pikir aku akan tetap diam? Tidak
perlu bagiku untuk merahasiakannya. Aku akan memutuskan...tergantung dengan
sikapmu.”kata Joon Hyung
Bok Joo
mengangkat kepalan tanganya, Joon Hyun
bertanya apakah Bok Joo marah padanya.
Bok Joo mengaku tidak tapi hanya suaranya memang keras dan terdengar
marah. Jooon Hyung merasa Bok Joo memarang marah, Bok Joo mengaku tidak marah
tapi hanya kesal. Joon Hyun pirk lebih baik memikirkannya dan pergi mengayuh
sepedanya, Bok Joo kesal menyakinan Joon Hyung kalau tak marah karena takut
rahasianya terbongkar.
“Aku
tidak percaya ini. Kenapa dia jatuh cinta dengan kakakku dari sekian banyak
orang?” ucap Joon Hyung mengelengkan kepala tak percaya sambil mengayuh
sepedanya. Sementara Bok Joo masuk kamar dengan wajah melas.
“Kenapa
dia kakaknya Joon Hyung?” jerit Bok Joo kesal dan melampiaskan amarahnya diatas
tempat tidurnya
Bok Joo
dkk makan di kantin, Nan Hee senang
melihat steak ikan mereka sangat besar. Bok Joo langsung duduk begitu saja di
kursi. Nan Hee panik meminta Bok Joo agar bisa Perhatikan caranya duduk. Bok
Joo mnegaku kalau baik-baik saja. Nan Hee tahu kalau temanya menutupinya jadi
meminta agar berhati-hati.
“Bukankah
dia harusnya membawa bantal?” ucap Nan Hee merasa khawatir pada Bok Joo, Sun Ok
merasaitu akan membuatnya terlalu kelihatan.
“Oke, kau
dibebaskan dari makan banyak...untuk beberapa waktu. Pertemanan kita sangat
keren.” Kata Nan Hee dan Sun Ok setuju dengan itu, Bok Joo seperti tak enak
hati harus berbohong pada kedua temanya.
Joon
Hyung tiba-tiba duduk disamping Bok Joo dengan menyapanya Sangat senang bisa
bertemu dengannya dengan bertanya apakah tidurnya nyenyak, Nan Hee dan Sun Ok
melongo melihat Bok Joo yang disapa oleh Joon Hyung. Bok Joo memilih untuk
pamit pergi karena merasa sudah selsai. Joon Hyun menariknya agar duduk karena baru
mulai makan.
“Ayolah,
kita berteman.Kenapa kau seperti ini?” ucap Joon Hyun menarik Bok Joo agar
duduk dan menyuruh Tae Kwon untuk duduk bersama, Tae Kwon ikut duduk walaupun
dengan canggung bersama dua teman Bok Joo.
“Kenapa tanganku
terasa lemah hari ini? Hei.. Gendut, lakukan itu untukku.” Kata Joon Hyung yang
berpura-pura tak bisa memotong steak ikanya. Semua melonggo binggung.
“Potongkan
itu untukku, Jangan terlalu kecil.” Pinta Joon Hyung, Bok Joo dengan wajah
dongkol memotong penuh amarah
“Maaf,
tapi bisakah kau mengambilkan aku air, juga? Airnya setengah dingin dan setengah
panas.” Kata Joon Hyung menyuruh Bok Joo
Tae Kwon
panik karena temanya tidak melakukannya sendiri dan akan mengambilnya. Bok Joo
pikir tak perlu karena akan mengambilkan untuk Joon Hyung, Dua teman Bok Joo
melihat tingkah temanya merasakan ada sesuatu. Joon Hyun meminum air yang
dibawakan Bok Joo merasa Airnya terasa lebih manis hari ini. Bok Joo mencoba
untuk tersenyum walaupun dalam hatinya terasa dongkol.
Bok Joo
dkk akhirnya keluar dari kantin, Nan Hee bertanya Ada apa antara Bok Joo dan Joon Hyung. Bok
Joo tak mengerti maksud pertanyaan temannya. Nan Hee juga binggung kenapa Bok
Joo sangat penurut padanya padahal membencinya.
“Kau
bahkan tidak akan mengambilkan air untuk kami. Ada sesuatu yang aneh.”kata Sun
Ok yakin.
“Ini
bukan masalah besar. Aku sadar kalau dia tidak terlalu buruk. Dia memang
sedikit kekanak-kanakkan, tapi aku harus mengabaikannya karena kami teman.”kata
Bok Joo menutupinya.
“Kau
harusnya melakukan itu sejak dulu.Apa yang membuatmu berbuah
pikiran...tiba-tiba?” ucap Nan Hee
“Aku
tahu. Apa kau yakin tidak ada sesuatu yang terjadi diantara kalian berdua?”
kata Sun Ok berusaha memancing,
“Ini bukan
karena aku menyukainya atau karena dia tahu rahasiaku. Kalian terlalu sensitif.”
Ucap Bok Joo
Ketiganya
duduk ditaman menikmati sinar matahari sore, Nan Hee merasa kalau kulitnya yang
indah harus rusak lagi besok lusa. Sun
Ok mengeluh dengan Nan Hee menganggap kulitnya itu indah, karena tidak mau bersaing. Semantara Bok Joo
sibuk melihat pesan di ponselnya.
“Aku
harus pergi. Aku harus ke rumah sakit.” Ucap Bok Joo, Keduanya mengerti dan mempersilahkan Bok Joo
pergi.
“Jika ada
yang menanyakanmu, kami akan membuat cerita bohong.” Kata Sun Ok, Bok Joo
mengucapkan terimakasih.
“Dia
terlihat tidak nyaman, Sulit melihatnya seperti itu.” Komentar Nan He melihat
bokong Bok Joo saat berjalan, tapi Bok Joo terlihat santai karena bukan
Bokongnya yang sakit.
Joon
Hyung kembali berlatih renang, pelatih memberitahu waktunya 21,27 detik, menyuruh agar lebih menundukan
kepalanya dan jangan menekanya, Joon Hyung merasa kelelahan tetap terus
berlatih dengan atlet yang lainnya.
“Jika aku
pergi ke asraman, Ki Suk pasti akan tahu.” Kata Joon Hyun keluar dari gedung
kolam renang lalu melihat Bok Joo yang berlari keluar dari kampus.
“Aku bisa
lihat kemana dia akan pergi... Oke. Kim Bok Joo. Aku memilihmu.” Ucap Joon
Hyung tersenyum bahagia.
Bok Joo
sudah ada di klinik, Jae Yi melihat Bok Joo sudah menjaga berat badannya tapi
masih belum berkurang, Bok Joo terdiam, Jae Yi tahu kalau Tidak mudah untuk menurunkan berat badan
dengan cara yang sehat, Bok Joo mengangguk kepala dengan mencoba tersenyum.
“Tapi aku
sering melakukan sit-up.” Akui Bok Joo, Jae Yi memujinya itu bagus dan berpesan
Jangan terlalu berlebihan dan jadi serakah.
“Ngomong-ngomong,
sepertinya kau belum berubah sejak kau masih kecil.” Kata Jae Yi, Bok Joo kaget
berpikir Jae Yi mengetahuinya saat masih kecil.
“Joon
Hyung langsung mengenalimu. Tapi Dia banyak berubah, kan?” ucap Jae Yi, Bok Joo
membenarkan karena tidak mengenalinya awalnya.
“Pasti.
Dia jadi lebih tinggi, dan kepribadiannya berubah. Dia sedikit pemalu waktu
kecil.” Ucap Jae Yi
“Itu
benar.... Dia sangat licik sekarang dan terus menggangguku. Aku harap bisa
memukulnya.” Ungkap Bok Joo kecepolosan karena seperti sudah mengenalnya lebih
lama.
“Kau hanya
melihatnya beberapa menit. Bagaimana bisa kau tahu itu semua? Tapi Itu
hebatKata Jae Yi
“Walaupun
Hanya beberapa menit, tapi dia memang sangat berbeda dari sebelumnya.” Kata Bok
Joo mencari alasan.
Jae Yi
membenarkan kalau adiknya banyak berubah
bahkan jadi lebih tampan. Bok Joo pikir tak seperti itu, Jae Yi binggung karena Semua orang bilang
adiknya itu lebih tampan darinya, Bok Joo merasa kalau Jae Yi jutaan kali lebih tampan dari Joon Hyung, Jae
Yi tersipu malu mendengar pujianya, lalu tertawa bahagia dengan melihat
wajahnya dicermin. Bok Joo mengakui Jae Yi lebih tampan dibanding adiknya, Jae
Yi tak berhenti tertawa lalu mengajak mereka mulai perawatannya.
Jae Yi
keluar menayakan pada perawatnya apakah punya pasien lagi. Perawatnya
mengatakan Nn. Joo Hye Jeong mengubah janjinya jadi besok. Jae Yi mengerti dan
menyelesaikan sekarang. Joon Hyung
datang menyapa kakaknya, Joon Hyung heran karena adiknya jadi sering datang akhir-akhir ini.
“Jadi
Apakah Kau tidak senang melihatku? Haruskah aku pergi?” kata Joon Hyung mengoda
kakaknya, Joon Hyung mengaku senang bertemu dengan adiknya.
“Kau masih
berhutang makan malam padaku yang tidak membelikannya untukku waktu itu.” Kata
Joon Hyung melirik kebagian dalam klinik seperti mencari seseorang.
“Astaga. Seperti
yang seseorang bilang, kau licik.” Ejek Joon Hyung
“Siapa?
Siapa yang bilang aku licik? Siapa orangnya” teriak Joon Hyung marah,
Bok Joo
baru saja keluar setelah berganti baju, Joon Hyung langsung menyapanya dengan
mengaku kalau tak tahu Bok Joo sedang ada di klinik kakaknya. Bok Joo membalas
sapaanya dengan wajah sedikit panik. Joon Hyung mengatakan akan makan malam
dengan kakaknya jadi mengajak Bok Joo untuk ikut juga,
“Kau
tidak melewatkan makan hanya untuk menurunkan berat badan, kan?” ucap Joon
Hyung dengan sengaja, Jae Yi pin mengajak Bok Joo untuk ikut malam bersama makan bersama. Bok Joo
menolak dengan alasan ada janji.
“Benarkah?
Kalau begitu kita makan berdua saja. Aku harus mengobrol dengan kakakku. Aku
punya banyak sekali hal yang ingin kuceritakan padanya.” Kata Joon Hyung
memeluk sang kakaknya.
“Kapan
kita akan makan?” ucap Bok Joo mendekati Joon Hyung terpaksa ikut pergi, Jae Yi
terlihat binggung dengan sikap Bok Joo.
Mereka
makan di restoran all u can eat, Joon Hyung sengaja mengambil makanan yang
biasa di makan oleh Bok Joo agar membuatnya ngiler, Bok Joo melirik sinis
dengan Joon Hyung yang terus mengodanya. Jae Yi sedang mengambil makanan lain,
lalu seorang anak kecil ingin mengambil pasta.
Jae Yi
melihat kaki si anak yang tak sampai membuat mengambilkanya, Bok Joo tersenyum
bahagia melihat sikap Jae Yi yang berbanding terbalik dengan adiknya.
“Ini
adalah konjac yang dibumbui. Makanan memiliki banyak serat, tapi rendah kalori.
Jangan khawatir dan makanlah.” Ucap Jae Yi membawakan sepiring sayuran. Bok Joo
mengucapkan terimakasih.
“Wah.. Kau
pria yang sangat manis, Hyung. Inilah kenapa kau sangat populer di antara
wanita.” Komentar Joon Hyung melihat kakaknya, Bok Joo terbatuk-batuk karena
tersedak. Joon Hyung pun berpura-pura khawatir menyuruhnya agar bisa berhati-hati.
“Aku
merasa buruk karena kau hanya makan sayuran untuk menurunkan berat badanmu... Untuk
mengangkat besi... Tidak, barbel... Maksudku untuk mengangkat cello, kau harus
lebih kuat.” Kata Joon Hyung sengaja
salah menyebutkan, Bok Joo melirik sinis dan mengucapkan terimakasih
atas perhatianya.
“Sulitkan
diet sambil belajar musik?” tanya Jae Yi, Bok Joo mengaku tidak terlalu sulit.
“Tentu.
Beberapa orang diberkati dengan kekuatan. Coba Lihat tangannya. Ah. Dengan
tangan seperti ini, kau akan jadi atlet yang hebat.” Komentar Joon Hyung
sengaja mengangkat lengan Bok Joo.
Ia bahkan
memperagakan tangan Bok Joo yang bisa Mengangkat 130kg. Bok Joo menyangkalnya
kalau tidak suka olahraga. Jae Yi pikir
kenapa tak suka karena sebelumnya Bok Joo itu menyukai sepak bola. Lebih
spesifiknya, Messi. Joon Hyung bingung apa maksudnya Messi.
“Dia... bertanya
padaku apakah aku suka Messi ketika dia pertama datang ke klinikku. Dia
sepertinya fans berat Messi.” Cerita Jae Yi, Bok Joo seperti malu sendiri.
Joon
Hyung terdiam teringat saat bertemu dengan Nan Hee menanyakan dengan gaya
genitnya “Apa kau menyukai Messi?” Bok Joo akhirnya mengaku kalau ia penggemar
berat Messi. Jae Yi pun mulai membahas saat mencetak gol kemarin,dengan membuat
tendangan bebas dan mencetak gol. Lalu ponselnya berdering, Jae Yi pun pamit
keluar untuk mengangkat ponselnya.
“Apa kau
dan temanmu bertanya tentang Messi pada semua orang Apa Messi tahu tentang
fakta mengerikan ini?” keluh Joon Hyung, Bok Joo meminta Joon Hyung tak perlu
membahasnya.
“Berapa
lama kau akan melakukan ini?”kata Bok Joo tanya Joon Hyung tak mengerti
melakukan apa maksudnya.
“Hentikan...
Kau tahu maksudku. Jika aku bisa...” ucap Bok Joo marah ingin menyiram air,
saat itu Jae Yi datang.
Bok Joo
langsung bersikap ramah dengan menyuruh Joon Hyung minum karena bisa terkena
gangguan pencernaan. Jae Yi meminta maaf karena temanya menelp dan kembali
membahas tentang gol yang dilakukan Messi, lalu bertanya apakah adiknya kemarin
melihatnya. Joon Hyung dengan kesal menjawab tidak melihat karena menonton acara angkat besi semalam. Bok Joo
melirik sinis.
“Kenapa
kau menonton angkat besi?” keluh Jae Yi
“Dalam
pertandingan tadi malam, mereka mengangakat besi seperti ini.”cerita Joon Hyung
memperagakan gayanya lalu Jae Yi tertawa melihatnya lalu mengajak mereka
kembali makan.
Ketiganya
keluar dari restoran, Jae Yi mengajak keduanya masuk karena akan mengantar mereka berdua. Bok Joo
langsung menarik Joon Hyung yang akan masuk mobil. Bok Joo menolak pulang
bersama karena ada yang ingin dibicarakan oleh Joon Hyung.
“Membicarakan
apa? Kita sudah mengobrol dari tadi.” Ucap Joon Hyung binggung
“Ini
sudah 10 tahun. Kita harus mengobrol tentang banyak hal. Ayo kita mengobrol”
ajak Bok Joo
“Itu benar.
Kalian harus menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Kau masih punya waktu
sampai pengabsenan. Aku akan pergi, kalau begitu. Sampai jumpa di klinik.” Ucap
Jae Yi masuk mobil,
“Hyung.
Aku harus pergi denganmu. Bawa aku bersamamu. Hyung.” jeritJoon Hyung panik
meminta tolong pada kakaknya karena mungkin kena pukulan lagi oleh Bok Joo. Jae
Yi pun pergi dengan mobilnya,
Bok Joo
memperingatkan Joon Hyung lebih baik
diam dan mengikutinya, serta Jangan sampai menimbulkan keributan. Joon Hyung
bingung Bok Joo merendahkan suaranya karena itu menyeramkan. Keduanya berada di
sebuah tempat dengan banyak kayu dan Bok Joo sempat menyalakan api unggun.
“Kenapa
kita disini?” tanya Joon Hyung ketakutan, Bok Joo memanggil Joon Hyung dengan
nada rendah seperti penuh dendam.
“Jangan
merendahkan suaramu, Kau menakutiku.Kau tidak akan... membunuhku... dan
menguburku, kan?” kata Joon Hyung ketakutan melihat lirikan mata Bok Joo yang
menyeramkan.
“Ayo kita
buat perjanjian.” Kata Bok Joo, Joon Hyung selalu binggung perjanjian apa
maksudnya.
“Aku
selalu panik... karena kau mungkin
mengatakan sesuatu pada seseorang. Aku tidak bisa hidup seperti ini, semua akan
segera membunuhku. Aku akan mengabulkan permintaanmu, dan kita akan
menyelesaikannya dalam satu hari.” Jelas Bok Joo
Joon Hyung
binggung menanyakan tentang permintaanya,
Bok Joo pikir Joon Hyung harus memutuskan itu lalu mendekatkan wajahnya
berpikir Joon Hyung ingin memukulnya. Joon Hyung kaget lalu mendorong kepala
Bok Joo meminta agar memberikan peringatan dulu jika mendekatkan wajahnya,
selain itu dirinya juga seorang preman yang suka memukul.
“Apa yang
kau inginkan kalau begitu? Apakah Uang?” kata Bok Joo menawarkanya, Joon Hyung
tertawa mendengarnya.
“Berapa
banyak uang yang akan kau berikan padaku?” tanya Joon Hyung
“Aku
sedang tidak punya banyak uang sekarang, tapi aku akan mencoba mendapat lebih
banyak lagi. Berapa banyak yang dibutuhkan untuk membuatmu tetap diam?” ucap
Bok Joo
“Aku
tidak tahu, tapi Aku cukup menikmati
mengetahui kelemahanmu. Untuk saat ini, aku juga tidak terlalu butuh uang.Tapi
jika aku memukulmu, tanganku hanya akan jadi bengkak.” Kata Joon Hyung sudah
menyiapkan kepalan tanganya.
Bok Joo
pun ingin tahu kesimpulannya, Joon Hyung pikir mereka pikirkan ini dengan hati-hati, karena hanya
punya satu kesempatan, jadi tidak bisa menyia-nyiakannya. Lalu mengajaknya
pergi karena akan terlambat untuk
pengabsenan malam. Bok Joo cemberut karena masih harus menundanya.
Joon
Hyung masuk asrama berbicara sendiri, tak percaya Bok Joo ternyata mengajukan
Perjanjian,lalu bertanya-tanya Bagaimana bisa menyarankan itu menurutnya teman
SDnya itu agak sedikit gila. Tae Kwon melihat temanya masuk bertanya apakah tak melihat Ki Suk, Joon Hyung
mengelengka kepala.
“Kenapa?
Apa dia bilang dia akan membunuhku?” tanya Joon Hyun, Tae Kwon membenarkan.
“Dan
juga... Dia bilang akan membuatmu mengangkat sekarung beras. Itulah yang paling
semua orang benci di acara olahraga sekolah Tidak ada yang mau melakukannya, jadi
si brengsek itu menuliskan namamu. Dan itu yang kau dapat karena tidak muncul.”
Kata Tae Kwon memberitahu temanya.
“Kau
harusnya menghentikannya, idiot.” Ucap Joon Hyung kesak pada temanya.
“Bagaimana
bisa aku harus menghentikannya? Aku tidak punya kekuatan atau apapun itu. Bagaimana
aku bisa menghentikan si brengsek itu?” kata Tae Kwon meminta agar temanya bisa
menerima saja.
“Itu
tidak akan terlihat keren, tapi kau lakukan saja dan selesaikan.” Pinta Tae
Kwon
Joon
Hyung tak peduli karena akan menghilang pada saat itu, Tae Kwon khawatir Joon
Hyung akan menghadapi konsekuensinya. Joon Hyung pikir si sosiopath itu tidak akan jadi baik padanya
setelah melakukan itu, jadi lebih baik terus diomeli dan dihukum nanti. Ia
memperingatakan Tae Kwon kalau lebih baik menutup mulut karena ia akan
melarikan diri.
“Aku tidak
bisa melakukan apapun lagi. Lakukanlah sesukamu.” Kata Tae Kwon tak peduli.
Joon Hyung menanyakan apa yang akan dilakukan temanya itu.
“Aku
sudah dapat tugas lain. Cheer...” kata Tae
Kwon tak bisa menyebutkanya, Joon Hyung binggung apa maksudnya meminta
agar Bicara yang jelas!
“Cheerleading.
Cheerleading, sialan... Aku akan jadi cheerleader.” Jerit Tae Kwon, Joon Hyung
bisa tertawa mendengarnya.
Joon
Hyung sedang melatih ototnya di dekat kolam renang, Ki Suk mendekatinya membahas juniornya itu
menyelinap keluar lagi kemarin, merasa kalau akan menganggap jalan bebek waktu
itu sebagai bagian dari latihan. Joon Hyung mengaku kalau Ada sesuatu yang
terjadi di rumah.
“Benar...
Aku harus menahan diri dari memberikanmu
hukuman seperti itu Air kolamnya akan segera dingin sekarang jadi Bersihkan
saja kolamnya, “ kata Ki Suk sambil mengumpat. Joon Hyung hanya bisa mengumpat
kesal kembali menerima hukuman.
Tae Kwon
menanyakan keadaan temanya karena tidak
akan bisa menangani Ki Suk jika kalah.
Joon Hyung tak mau memikirkan karena membuatnya kepalanya sakit jadi lebih baik
mengkhawatirkan itu nanti dan menanyakan dengan latihan cheerleader temanya.
Tae Kwon pikir berjalan baik.
“Aku
harus memilih warna untuk seragamku. Haruskah aku memilih silver atau ungu?”
kata Tae Kwon binggung.
“Kau
sepertinya menikmatinya.” Ejek Joon Hyung,
“Apa yang
kau bicarakan? Aku benar-benar menikmatinya. Aku tidak pernah sefokus ini
selama hidupku.” Ungkap Tae Kwon
Si Ho
seperti sudah menunggu lalu menyapa keduanya, Joon Hyung kaget melihat Si Ho
sudah ada didepannya. Si Ho bertanya apakah latihan dengan baik dan
sengaja menunggunya untuk makan pizza
bersama, karena tahu menyukai pizza yang dibakar dan sudah menemukan tempat
yang bagus. Joon Hyung melihat keduanya memilih untuk segera pamit pergi. Joon
Hyung berteriak memanggil temanya.
“Kenapa
kau seperti ini, benar-benar tak bisa dipercaya?” ucap Joon Hyung kesal
“Aku
ingin mencoba melakukan sebisaku. Jadi kau harus terbiasa” kata Si Ho
“Sebuah hubungan
tidak seperti olahraga. Kerja keras tidak menjamin kesuksesan.” Tegas Joon
Hyung
“Aku
masih ingin mencoba sebisaku dan melihat apakah ini akan jadi berbeda. Aku
hanya bisa menyerah ketika tahu kalau ini benar-benar tidak akan mungkin. Aku
baik-baik saja ketika di Taereung, tapi melihatmu membuatku sadar... kalau aku
tidak bisa menyerah. Kau satu-satunya yang bisa jadi tempatku bersandar
sekarang.” Ungkap Si Ho
“Berlajarlah
berdiri dengan kedua kakimu sendiri. Semua orang menjalani hidup mereka
masing-masing. Kau tidak bisa mengharapkan seseorang... menyelesaikan
masalahmu. Aku tidak mau makan pizza denganmu.” Tegas Joon Hyung berjalan
pergi.
Flash Back
Si Ho
mengejar Joon Hyung dengan handuk karena rambutnya masih basah, Joon Hyung
terlihat penuh semangat dengan rambut yang masih basah. Si Ho menasehati agar
mengeringkan rambutnya karena bisa
terkena flu.
“Aku
terburu-buru karena seseorang..” Ucap Joon Hyung mengodanya dengan memeluk Si
Ho
“Ayo kita
makan pizza, Aku ingin melihatmu makan.”
Kata Si Ho
“Lalu aku
akan melihat kau yang melihatku makan.” Goda Joon Hyung lalu memberikan kecupan
di bibirnya lalu berlari pergi. Si Ho mengejarnya keduanya terlihat bahagia.
Si Ho
menatap jalan yang sama dengan sebelumnya, tapi kali ini Joon Hyung pergi
berjalan meninggalkan begitu saja. Ia
mengatakan akan menerima hukumannya dan akan melakukan apapun yang Joon Hyung pikir
pantas untuknya jika itu artinya mereka bisa
kembali bersama.
Semua
atlet angka besi berkumpul. Pelatiah Yoon memberitahu kalau acara olahraga sekolah akan terjadi besok, semua
mengatakan sudah mengetahuinya. Pelatih
Yoon bertanya untuk slogan tim angkat besi.
“"Tim
Terbaik dengan Kerja Tim Terbaik." Teriak semuanya.
“Ayo kita
buktikan kekuatan kerja tim dan
tunjukkan pada semua orang kalau acara olahraga ini adalah milik kita.” Ucap
Pelatih Yoon, Semua dengan penuh semangat pun setuju.
“Professor...
Kenapa acara olahraga ini jadi milik kita?” tanya Ye Bin polos. Pelatih Yoon
memuji kalau itu pertanyaan bagus.
“Kalian
yang masih baru mungkin belum tahu. Sejak acara olahraga pertama, tim angkat besi
kita selalu memenangkan juara pertama karena kekuatan, ketahanan, dan ketekunan
kita. Ini semua dimulai pada tahun 1991.... ketika aku masih anak baru...” ucap
Pelatih Yoon kembali ingin memberikan curhatnya.
“Profesor....
Kau bilang ada rapat sore ini.” Kata pelatih Choi menyela. Pelatih Yoon
mengingatny dan akan menceritakannya lain kali lalu menyuruh mereka semua untuk
bubar
Tim
senior berkumpul, Salah seorang wanita mendengar percakapan antara Profesor
Yoon dan Pelatih Choi kalau Woon Gi akan mengganti kelas beratnya. Teman lainya
bingung kenapa Woon Gi tiba-tiba
melakukan itu. Si wanita yakin kala itu sangat jelas bahwa sebuah strategi.
“Woon Gi
sangat kuat, jika dia bisa menaikkan
berat badannya, maka dia pasti bisa memenangkan kelas berat itu juga. Dan juga,
kalian berdua ada di kelas berat yang
sama sekarang.” Kata si wanita
“Kalau
begitu aku akan bersyukur. Jadi dia tidak sedang berlatih untuk pertandingan
semi-profesional?” ucap temanya, Si
wanita mengatakan tidak. Salah satu teman lainya merasa bersalah telah
menuduhnya. Sang Chul hanya diam saja mendengar pembicaran tentang Woon Gi.
Woon Gi
duduk didepan pintu jurusan dengan memandangi foto anaknya yang baru lahir
dengan senyuman, Sang Chul keluar ruangan. Waoon Gi buru-buru menyembunyikan
ponselnya. Sang Chul memberikan sebotol minuman dan pamit pergi, tapi akhirnya
berhenti sejenak.
“Hei... Kenapa kau menaikkan kelas beratmu tepat
sebelum kelulusan? Apa kau merasa sebertanggung-jawab itu sebagai ketua tim?”
ucap Sang Chul merasa tak enak hati.
“Aku
hanya ingin melakukannya dan ingin menguji batasku.” Kata Woon Gi.
“Kau
bilang Batasmu? Terserahlah. Tapi Itu
akan merusak kesehatanmu. Belajarlah mendahulukan dirimu sendiri. Jangan
terlalu memikirkan kami dan Pikirkanlah dirimu sendiri.” Pesan Sang Chul lalu
pamit pergi.
Tae Kwon
dan Joon Hyung sedang melatih otot mereka. Tae Kwo seperti sudah tak kuat dan
mengaja temanya menyelesaikan latihan
ini dan main game selama satu jam. Joon Hyung menolaknya, aTae Hwon merayunya kalau
jari juga butuh latihan. Joon Hyung tetap melakukan otot lenganya.
“Kalau
tidak, aku akan memberitahu Ki Suk kalau kau tidak akan muncul besok.” Kata Tae
Kwon mengancam. Joon Hyun menyuruh lalukan semaunya dengan mengumpat.
Tae Kwon
terus merengek tapi Joon Hyung tetap tak mau. Ia pun duduk disamping sambil
ngedumel sendiri kalau seharusnya jadi temannya tapi tidak pernah bekerja sama.
Joon
Hyung melihat ponselnya berdering lalu melihat pesan dari Si Ho “Apa kau makan
dengan baik? Aku sedang latihan sekarang.” Ia langsung memaksakan
diri menarik alatnya untuk melampiaskan amarahnya sampai akhirnya tanganya
cedea. Tae Kwon panik melihat temanya yang menjerit kesakitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar