Bibi Kim
melihat Na Ri turun dari mobil bertanya kemana saja mereka karena tak ada yang
mengawasi tempat ini, Na Ri binggung melihat ayahnya yang datang begitu juga
Duk Bong dan Nan Gil. Bibi Kim
memberitahu kalau Tuan Hong sampai membeku karena menunggu sepanjang
hari.
Nan Gil
terddiam mengingat ucapan Duk Bong sebelumnya “ Aku dengar kalau ayah Na Ri adalah seorang
penipu yang menculiknya demi tanah.” Lalu menatap wajah Tuan Hong
seperti bisa melihat wajah liciknya. Na Ri akhirnya mendekati ayahnya bertanya
berapa lama sudah menunggu, Tuan Hong mengaku baru saja sampai, Bibi Kim
meminta agar Na Ri harus menyapa orang tuanya. Na Ri pun membungkuk setelah tak
bertemu dengan ayahnya, lalu mengajak agar masuk ke dalam rumah.
“Tidak
apa-apa. Mungkin sudah waktunya aku mati. Aku terus melihat pangsit Hong dalam
mimpiku. Jadi Aku datang untuk melihatnya. Tempat ini berubah secara drastis
setiap tahunnya.” Kata Tuan Hong
“Dia
sudah tidak tahan dengan udara dingin di rumah perawatan, bahkan mendapat
radang dingin.” Kata Bibi Kim meyakinkan, Nan Gil pun mendekati keduanya
menyapa dan mengajak agar masuk.
“Hei, Ko
Nan Gil. Kalau kau terus menutup tokonya, maka kau akan kehilangan pelanggan. Apa
kau membuat pangsitnya berdasarkan pesanan?” kata Tuan Hong marah, Bibi Kim
menenangkanya, kalau bisnisnya berjalan dengan baik bahkan masuk televisi.
“Tidak
perlu memarahinya.”kata Bibi Kim membela. Nan Gil pun meminta mereka masuk ke
dalam restoran dan ia akan membawakan barang-barang,
“Apa kau
meminta untuk diam?” ucap Tuan Hong sinis, Na Ri meminta ayahnya tak bicara
seperti itu. Akhirnya ketiganya pun masuk kedalam restoran. di samping mobil
Duk Bong melirik sinis karena mengetahui ayah Na Ri yang tak bertangung jawab.
“Kalau
kau memang akan pergi, jadilah lebih masuk akal. Jangan bersikap seperti kau
adalah menantunya. Kau sudah mendengar apa yang orang itu lakukan kepada Na Ri.”
Ucap Duk Bong kesal menghadang Nan Gil sebelum masuk rumah.
“Dia
tetap ayahnya.” Pikir Nan Gil tak ingin membuat Na Ri kecewa, Duk Bong hanya
menghela nafas, Duk Shim yang melihatnya langsung segera masuk ke dalam mobil.
Ayah Na
Ri melihat kesekeliling rumah yang tak pernah didatangi, sementara Na Ri dan
Nan Gil sibuk di dapur mempersiapkan makanan. Tuan Hong melihat foto istrinya
yang masih di pasang dalam ruangan, lalu meraba fotonya dengan wajah sedih.
“Astaga..
Kau membuatku menangis... Seharusnya kau sudah
bersikap baik kepadanya.” Sindir Bibi Kim yang melihatnya.
“Diam... Anak-anak
bisa mendengarmu.” Kata Tuan Hong, Nan Gil melihat dari dapur seperti sudah
mengetahui tujuan Tuan Hong datang ke rumah.
Ibu Duk
Shim sedang dirumah sakit terlihat senang saat melihat ponselnya karena anaknya
yang menelp. Duk Shim mengeluh ibunya yang tak mau memberitahu nomor telepon
ayah. Ibu Duk Shim terlihat gugup dan berpura-pura memberitahu kalau keadaan
Ketua Kwon sudah merasa lebih baik.
“Ayah Na
Ri datang.” Kata Duk Shim, Ibu Duk Shim pun kembali berpura-pura mengucapkan
terimakasih.
“Mereka
mengatakan kalau itu sudah 20 tahun. Itu konyol. Aku tidak ingin hidup seperti
itu. Jadi Berikan aku nomornya.” Tegas Duk Shim, Ibu Duk Shim pun segera
menutup telp mengucapkan selamat tinggal pada temanya.
Ibu Duk
Shim memberitahu kalau Duk Shim ingin tahu bagaimana keadaan ayahnya. Ketua
Kwon rasa istrinya sudah tahu pasti tak akan mempercayainya. Ibu Duk Shim
sedikit kaget, lalu memberitahu Duk Shim mengatakan kalau ayah Na Ri kembali ke
Pangsit Hong. Ketu Kwon tak bisa mendengar dengan jelas, Ibu Duk Shim kembali
menyebut “Ayah Hong Na Ri”
Ketua
Kwon meminta istrinya segera mengurus untuk keluar dari rumah sakit, istrinya
kaget harus sekarang juga menurutnya itu terlalu awal karena Duk Bong mengancam
akan menuntutnya. Ketua Kwon meminta agar menghubungi Sek Kim agar menelp pengacara
perusahaan. Istrinya pun tak bisa menolak hanya bisa mengangguk untuk melakukan
perintahnya.
Nan Gil
membereskan pakaian dilemari ke dalam kardus, sementara Na Ri membereskan make
up di meja rias. Nan Gil menyarankan Na Ri harus tetap berada di samping
ayahnya. Na Ri binggung apa yang bisa mereka bicarakan, dengan mengeluh kalau mereka
bisa berpikir untuk datang ke rumah ini.
“Bagaimana
kalau sampai mereka meminta untuk tinggal di kamar ini?” kata Na Ri sedih
“Aku akan
mengusir mereka kembali ke Seoul.” Kata Nan Gil, Na Ri pikir tak perlu.
“Kalau
terlalu berat untuk melihat barang-barang milik Ibu, pergilah. Aku akan
melakukannya.Jangan menyentuhnya. Kita sudah memulainya, jadi aku akan
menyelesaikannya..” Ucap Nan Gil mendekatinya.
“Tapi Apa kau tahu betapa anehnya keadaan ini? Kita
membersihkan kamar Ibu... dan khawatir tentang di mana akan menempatkan ayah. Seolah-olah
kita sudah menikah selama 10 tahun. Itu aneh.” Ucap Na Ri lalu keluar dari
kamar, Nan Gil hanya diam saja.
Na Ri
keluar kamar melihat ayahnya sedang duduk dengan bibi Kim lalu mengucapkan Terima
kasih sudah membantu ayah sampai ke rumah, Bibi Kim merendah kalau hanya
melakukan sebisanya, Na Ri pikir bibi Kim boleh pergi, Nan Gil datang
dibelakang menyela kalau akan mengantar bibi Kim pulang. Tuan Hong dan Bibi Kim
saling berpandangan, tapi akhirnya Tuan Hong menyuruh Bibi Kim agar pulang.
Bibi Kim pun hanya bisa cemberut.
“Hei, apa
kau tinggal di sini?” kata Tuan Hong ketus pada Nan Gil.
“Tidak,
ada ruangan di samping restoran.” Ucap Nan Gil, Tuan Hong mengerti seperti tak
bisa berkata-kata lagi.
Duk Bong
melihat berkas ditanganya mengetahui kalau Ketua Kwon bersikeras mengikuti cetak biru lalu mengeluh
kalau ayahnya memang benar-benar begitu
sombong. Soon Rye mendengar kalau Ketua Kwon baru saja memanggil pengacara
perusahaan.
“Apa dia
akan dikeluarkan dan Apa yang dia rencanakan sekarang?” ucap Duk Bong, Soon Rye
tak ingin menjawab ingin pamit pergi.
“Aku mendengar
kalau ayah Na Ri datang ke Pangsit Hong. Nona Kwon, apa kau mengenal Hong Sung
Kyu?” tanya Duk Bong. Keduanya sama-sama menjawab “tidak”
“Aku tahu
kau akan mengatakan itu... Kau sangat mudah ditebak.” EjSoon Rye segera
bergegas pergi.
Na Ri
melihat ayahnya dari bagian tangan dan seluruh tubuhnya, lalu menyuruhnya agar
istirahat kalau memang lelah, Tuan Hong
mengaku tidak lelah sama sekali. Na Ri melihat ayahnya yang membawa kopor yang
besar dan bertanya apakah memiliki pakaian yang lainya, Tuan Hong pikir tak ada
salah dengan pakaian satu-satunya yang dipakainya ini.
“Hei. Apa
pedagang tahu... kesukaan ibu masih datang pada waktu yang sama? Itu berita
lama, kan?” kata Tuan Hong seperti ingin memulai pembicara.
“Kenapa
kau meninggalkan Ibu dan aku?” tanya Na Ri, Tuan Hong mengaku kalau tidak punya
alasan.
“Nenek Oh
Rye mengatakan kepadaku... kau dan Ibu... mulai menjauh setelah kau membawaku
melakukan perjalanan. Lalu Ke mana kita pergi saat itu?” tanya Na Ri, Tuan Hong
terlihat gugup dan menjawab Ke rumah orang tua ibunya.
“Ahh.. Jadi
seperti itu, Aku tidak ingat apa-apa
lagi... kecuali sudah melihat pesawat. Itu adalah penerbangan pertamaku.” Kata
Na Ri, Tuan Hong tak percaya anaknya masih mengingatnya,
Bibi Kim
dan Nan Gil berad dalam mobil. Nan Gil mulai membicarakan akalu Bibi Kim yang mengunjungi
restoran tahun lalu. Bibi Kim mengaku terkejut
saat membaca agenda milik ayah Na Ri dan bertanya bagaimana Nan Gil bisa
mengetahuinya.
“Seseorang
mengambil gambar dan aku melihatmu ada di dalamnya.” Jelas Nan Gil yang
mengetahui dari foto yang diambil Duk Shim
“Ayah Na
Ri penasaran, jadi aku sering berkunjung.” Kata Bibi Kim, Nan Gil ingin tahu
sejak kapan. Bibi Kim terlihat binggung. Nan Gil bertanya apakah itu setelah
ibu Na Ri meninggal.
“Sebenarnya
Aku tidak akan mengatakan ini, tapi ayah Na Ri benar-benar marah. Dia hanya tidak
mengatakannya dengan keras. Da Da terus mengatakan padaku bahwa Ko Nan Gil
mengambil tanah dan restoran Na Ri. Karena itulah kenapa aku memberitahu ayah
Na Ri, Kemudian dia mengatakan kalau
harus melihatnya secara langsun dan mulai berkemas.Dia ingin mendapatkan
kembali tanah itu dan mengusirmu dari Pangsit Hong.” Cerita Bibi Kim
Na Ri
membaca direstoran melihat Nan Gil baru datang ternyata cukup lama mengantarnya.
Nan Gil menanyakan keberadaan Tuan Hong. Na ri mengatakan kalau ayahnya sedang
tidur. Nan Gil pun menanyakan apa yang dilakukan Na Ri sendirian direstoran.
“Aku mencoba
untuk menjernihkan kepalaku dari semua kekacauan ini.” Kata Na Ri, Nan Gil pun menopang
dagunya meminta agar Na Ri menceritakan yang ada dipikiranya sekarang.
“Haruskah
aku menerima ayah? Haruskah aku merawat dia selamanya? Aku pikir itu tidak
adil. Ibu pasti terlalu baik untuk mengusir dia. Lalu Keluarga itu tentang
apa?” kata Na Ri binggung
“Otakmu
yang malang menderita karena kau.” Komentar Nan Gil
“ Ada
lagi... Aku menyuruhnya untuk hidup bebas, tapi aku tidak ingin Nan Gil pergi. Mungkin
seharusnya kami tidak melakukan perjalanan. Hal-hal seperti itu.” Ucap Na Ri,
Nan Gil mengulurkan tanganya, Na Ri pun mengengamnya dengan erat.
“Aku akan
mengajarimu cara membuat pangsit. Kalau kau fokus pada sesuatu, maka kau akan
melupakan semuanya.” Ucap Nan Gil, Na Ri pun pergi mengikuti Nan Gil.
Keduanya
sudah ada didapur, mengiling kulit dumpling. Nan Gil memberitahu kalau hanya perlu
menekan di atasnya secara merata. Na Ri berusaha untuk membuat kulit menjadi
bulat tapi yang dibuat berbentuk lonjong. Nan Gil mengeluh Na Ri yang
membuat semua ukurannya berbeda dan
meminta agar ukurannya sama.
“Berhenti
menjadi begitu serius. Apa kau akan mempekerjakanku?”kata Na Ri kesal karena
tak berhasil membuat bentuk bulat.
“Suasana
hatimu berubah karena kau berpikir terlalu banyak.” Goda Nan Gil dengan mengoleskan
tepung di hidung Na Ri
“Ayah
tidak bisa tinggal di rumah sepanjang waktu. Mungkin dia harus belajar
bagaimana cara membuat pangsit.” Kata Na Ri, Nan Gil langsung menolaknya.
Na Ri
membalas Nan Gil dengan mengoleskan tepung di pipinya, Nan Gil pun mengangkat
tanganya seperti harimau ingin melumuri wajah Na Ri dengan tepung, Na Ri
meminta agar Nan Gil tak melakukanya. Keduanya terlihat semakin mendekat dan
saling menatap. Akhirnya Nan Gil menurunkan tanganya dengan menghapus tepung
diwajah Na Ri dengan bajunya.
Semua
sibuk membersihkan meja dan restoran, Tuan Hong datang seperti seorang bos
melihat sekeliling. Nan Gil sedang ada didapur memberikan hormat pada ayah
mertuanya. Tuan Hong merasa kalau bentuk
restoranya itu sama seperti yang sudah dibangunnya dulu.
Yoon Kyu
yang mendengarnya, ngedumel kalau itu bohong karena ia dan Nan Gil
merenovasinya dan bertanya-tanya ada berapa pemilik restoran sekarang. Akhirnya
ia memanggil Tuan Hong dengan panggilan Tuan Pemilik Asli
“Kau pasti
sedang mengenang masa lalu. Apa kau ingin mencoba membuat beberapa pangsit? Bagaimana
kalau mengaduk adonan? Kami sedang melakukannya sekarang.” Ucap Yong Kyu
menawarkannya.
“Kau
bilang Mengaduk adonan? Kau pasti bisa lihat sendiri, Aku memiliki penglihatan
yang buruk, jadi tidak melakukan hal semacam itu.” Tegas Tuan Hong, lalu
mengarahkan pada Nan Gil seperti seorang bos memanggil Nan Gil dengan jari
telunjuknya.
Nan Gil
pun mendekat dengan wajah tertunduk, Tuan Hong mendorongnya merasa kalau Nan
Gil sengaja selalu menghindarinya. Nan Gil pikir tidak menghindarinya karena
sedang melakukan pekerjaannya. Tuan Hong
memarahinya karena Nan Gil yang terus membantahnya. Nan Gil pun hanya bisa
tertunduk.
“Kenapa
putriku tinggal di sini tanpa pekerjaan Dan kenapa kau tinggal di sini? Apa kau
tidak memiliki uang dan rumah? Jadi Ke mana perginya semua uang yang diperoleh
dari restoran? Apa kau benar-benar memberikannya kepada putriku?” kata Tuan
Hong dengan nada tinggi.
“ Mari
kita bahas ini setelah aku menyelesaikan pekerjaanku.” Ucap Nan Gil tenang.
“Kau
bilang Kerja? Apa Kau benar-benar menyebut membuat pangsit sebagai pekerjaan?
Pada kenyaanya bahwa orang yang membuat mataku seperti sekarang ini... hidup di
restoran benar-benar membuatku gila! Rumah ini adalah miliki Na Ri dan tanahku
dan Restoran ini juga milikku.” Kata Tuan Hong sombong, Na Ri tiba-tiba datang
memangggil ayahnya.
Nan Gil
pun mendekat dengan wajah tertunduk, Tuan Hong mendorongnya merasa kalau Nan
Gil sengaja selalu menghindarinya. Nan Gil pikir tidak menghindarinya karena
sedang melakukan pekerjaannya. Tuan Hong
memarahinya karena Nan Gil yang terus membantahnya. Nan Gil pun hanya bisa
tertunduk.
“Kenapa
putriku tinggal di sini tanpa pekerjaan Dan kenapa kau tinggal di sini? Apa kau
tidak memiliki uang dan rumah? Jadi Ke mana perginya semua uang yang diperoleh
dari restoran? Apa kau benar-benar memberikannya kepada putriku?” kata Tuan
Hong dengan nada tinggi.
“ Mari
kita bahas ini setelah aku menyelesaikan pekerjaanku.” Ucap Nan Gil tenang.
“Kau
bilang Kerja? Apa Kau benar-benar menyebut membuat pangsit sebagai pekerjaan?
Pada kenyaanya bahwa orang yang membuat mataku seperti sekarang ini... hidup di
restoran benar-benar membuatku gila! Rumah ini adalah miliki Na Ri dan tanahku
dan Restoran ini juga milikku.” Kata Tuan Hong sombong, Na Ri tiba-tiba datang
memangggil ayahnya.
Semua
berkumpul diruangan Duk Bong, Tuan Kwon mengeluh melihat Soon Rye yang selalu
berpakaian aneh. Duk Bong tak ingin membahasnya bertanya tujuan ayahnya
datang bersama dengan pengacara perusahaan.
Tuan Kwon mengataka kalau anaknya terus menolak proyek pengembangan, maka
memberikan pilihan selain untuk melaporkan ayah Na Ri. Pengacara memberikan
berkas yang sudah dibawanya.
“Apa Seorang
pria sibuk sepertimu memiliki waktu untuk melakukan itu?Undang-undang pembatasan
hubungan kewajiban klaim selama 20 tahun sudah berakhir.”sindir Duk Bong
“Dia mengeluarkan
laporan kematian palsu untuk menyembunyikan identitasnya. Memalsukan dokumen
resmi melanggar...Pasal 225 UU Pidana dan kejahatan serius yang diancam dengan
hukuman 10 tahun penjara.” Jelas pengacara.
“Aku
tidak tahu apa yang dia pikirkan dengan muncul di sini, Tapi Dia benar-benar
penipu” kata Tuan Kwon, Sementara ayah Na Ri sibuk membersihkan kamar mendiang
istrinya.
Tuan Kwon
memberitahu kalau Masalah hanya akan
merusak hubungannya dengan Na Ri jadi lebih baik Membangun resort dan mencoba
mengurangi ukuran taman. Duk Bong menyindir ayahnya Jangan bertindak seperti
peduli tentang dirinya.
“Kenapa
kau tidak khawatir tentang dirimu sendiri saja?”balas Duk Bong
“Berapa lama
lagi aku harus menahan diri dengan dendammu? Memangnya itu kesalahanku sampai
pernikahanmu dibatalkan? Pada akhirnya, kau yang sudah memilihku!” ucap Tuan
Kwon dengan nada tinggi.
“Aku
tidak memihak padamu saat ini.” Tegas Duk Bong
“Kupikir...aku
harus pergi menemui Hong Na Ri.” Ucap Ketua Kwon seperti sengaja ingin
mengancam anaknya
“Ketua
Kwon, jangan berani-berani mendekati Na Ri. Kalau kau melakukannya, aku jamin
akan jadi gila. Aku sudah tidak peduli dengan taman. Apa lagi yang kau
inginkan?” kata Duk Bong, Ketua Kwon berteriak memanggil Song Rye. Duk Bong heran kenapa ayahnya memanggil Soon
Rye.
Tuan Hong
yang membereskan kamar melhat foto istrinya, seperti sedih melihatya. Sementara
Na Ri sibuk memilih pakaian pria yang sedang digantung, Nan Gil melihat dari
kejauhan dengan senyuman, lalu mengingat ucapan Na Ri sebelumnya “Seolah-olah
kita sudah menikah selama 10 tahun. Itu aneh.” Na Ri akhirnya selesai
berbelanja sambil mengeluh ayahnya yang membawa
tas besar tanpa sehelai pakaian.
“Kau
sudah lihat pakaian ayahku, kan? Dia pasti memakai pakaian yang sama selama 20
tahun.” Ucap Na Ri, Nan Gil tertawa mendengarnya. Na Ri heran kenapa Nan Gil
tertawa.
“Saat kau
menyebutkan ayahmu, itu mengingatkanku tentang hal itu. Seolah-olah kita sudah
menikah selama 10 tahun.” Ucap Nan Gil
“Aku
menarik ucapanku. Tidak ada periode kencan yang sia-sia untuk mengatakan cinta.”
Kata Na Ri, Nan Gil hanya bisa mengerutkan dahinya.
Keduanya
pun duduk dicafe, Nan Gil meminta agar Na Ri berhenti menyuruh ayahnya membuat
pangsit.Na Ri binggung kenapa tak boleh
melakukanya. Nan Gil memberitahu kalau Tuan Hong tidak pernah membuat pangsit
sebelumnyaNa Ri heran bagaimana Nan Gil bisa mengetahuinya.
“Ibumu
mengatakannya kepadaku. Saat masih anak-anak, aku suka pergi ke pasar, jadi ibu
akan selalu membawaku bersamanya. Pangsit yang aku dapatkan di pasar rasanya
sama seperti yang ada di Pangsit Hong. Jadi Ayahmu membeli pangsit dari pasar untuk
dijual di Pangsit Hong tanpa diketahui oleh ibumu.” Cerita Nan Gil, Na Ri
merasa itu sejarah dari Pangsit Hong
yang memalukan.
“Kurasa
kau dulu menyukai pasar dan tempat-tempat ramai. Bagaimana kalau...” ucap Na Ri
disela oleh Nan Gil kalau sebelumnya Na Ri tidak suka dengan kata perumpamaan.
“Bagaimana
kalau kau bertemu denganku saat aku bersama ibu?” tanya Na Ri
“Aku berlatih
untuk situasi seperti itu untuk berjaga-jaga... Aku akan mengatakan.. Halo, Na
Ri. Senang bertemu denganmu. Namaku Nan Gil.” Ucap Nan Gil dengan wajah serius,
Na Ri bisa bersyukur karena mereka tidak
pernah bertemu sebelumnya.
“Kesan
pertamamu dari aku juga tidak terlalu baik.” Kata Nan Gil rendah diri, Na Ri
pikir itu tak benar.
Ia
mengingat saat pertama kali bertemu di tempat pemakanan ibunya, Nan Ril
meneriakinya kalau ada ular. Na Ri pun menjerit ketakutan, Nan Gil tersenyum
mengatakan kalau hanya mengatakan untuk berhati-hati dengan ular. Na Ri
terlihat kesal karena Nan Gil itu baru saja mengodanya, Nan Gil melambaikan
tangan mengemdikan sepedanya dan akan menemui dengan Na Ri lagi. Na Ri membalas
dengan berteriak kalau ada babi hutan, tapi Nan Gil seperti tak peduli.
“Itu
adalah lelucon yang biasa ibuku gunakan untuk mempermainkan aku. Aku heran
kenapa kau bisa memainkan lelucon yang sama. Aku pikir "Mungkin ibuku
mengirimmu untuk menghiburku." Aku tidak pernah berpikir kau akan menjadi
ayah tiriku.” Kata Na Ri lalu melihat pasangan didepan mereka yang duduk
berdekatan sambil melihat di dalam ponselnya.
“Mari
kita ganti topiknya... Ini adalah video yang aku lihat di rumah saat ponselku
mati. Apa kau ingin melihatnya?” kata Na Ri
Nan Gil
pun ingin melihatnya lalu bergeser duduk disamping Na Ri, keduanya melihat
video anjing lucu yang berlari-lari, tiba-tiba saling menatap dan terlihat
gugup dan berusaha untuk tetap tenang. Tiba-tiba ponsel Na Ri terlihat nama
“Teman di dekat rumah” wajah Nan Gil langsung cemberut, Na Ri serba salah ingin
mengangkat telpnya.
Tuan Kwon
berada didepan restoran Hong, lalu menyuruh Song Rye segara turun menemuinya.
Tuan Hong keluar menyapa pembeli dengan gaya bosnya, bertanya apakah mengetahui
tentang Pangsit Hong dari televisi. Tiga pelajar mengaku kalau hanya mampir
setelah mengunjungi Museum Robot. Tuan Hong pun terlihat senang mendengar nama
Museum Robot.
“Kalau
begitu kurasa kau akan datang setiap kali kau mengunjungi museum.” Ucap Tuan
Hong bangga.
“Dia akan
mengusir semua pelanggan kita. Apa yang dia lakukan?” keluh Yong Kyu yang
melihatnya.
Soon Rye
menyapa Tuan Hong Sung Kyu. Tuan Hong dengan matanya yang kabur memastikan
kalau yang datang itu Soon Rye. Soon Rye pikir Tuan Hong pasti mengenal Ketua
Kwon, Tuan Hong terlihat kaget.
Ditempat
lain
Tuan Hong
bertemu dengan Tuan Kwon didalam mobil, Sopir dan Soon Rye menunggu diluar.
Tuan Hong bertanya keadaan Tuan Kwon sekarang, Tuan Kwon tak ingin banyak
berbasa basi dan diamlah. Ia beranggapan bahwa Tuan Hong akan datang kepadanya kalau
masih hidup.
“Aku
yakin kau pikir bisa mengklaim tanah ini karena ibu Na Ri sudah meninggal.”
Tuan Kwon, Tuan Hong mengelak kalau ia
harus... kembali ke rumah setidaknya satu kali sebelum mati.
“Beraninya
kau membantahku! Sekarang Dengarkan saja... Mulai saat ini, lakukan seperti
yang aku katakan.” Tegas Tuan Kwon
“Kau bisa
lihat...penglihatanku burukdan aku memiliki energi untuk mematuhi perintahmu.”
Ucap Tuan Hong, Tuan Kwon pikir itu kabar yang baik.
“Karena
kau tidak memiliki semangat, maka kau bisa menyerahkan dirimu.” Kata Tuan Hong,
Tuan Kwon kaget mendengarnya.
“Kenapa
Ko Nan Gil mengklaim tanah ini sebagai miliknya? Ini semua karena kau dalam
pelarian! Jadi Serahkan dirimu, jalani hukuman dan pulihkan namamu.” Perintah
Tuan Kwon
Tuan Hong
tak percaya Masuk penjara dalam udara dingin dan pada usia ini, Tuan Kwon
memberitahu kalau putrnya akan ingin bertemu dengan Tuan Hong karena berkata kalau menyukai putrinya, jadi menawarkan diri untuk menjadi pengacara Na
Ri.
“Aku
hanya tidak tahan. Jadi Bekerja samalah dengan penyelidikan dan jalani
hukumanmu. Setelah itu, pindahkan properti itu atas namamu.” Tegas Tuan Hong
Nan Gil
dan Na Ri bertemu dengan Duk Bong diruanganya, Duk Bong melihat berkas dan
mengeluh kalau tidak tahu bagaimana
akhirnya menjadi pengacara, lalu memberitahu kalau dokumen yang dilihatnya
mengatakan kalau Tuan Hong sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Na Ri kaget Duk
Bong bisa mengetahuinya.
“Memalsukan
dokumen resmi akan menjadikanmu masuk penjara. Apa yang ayahmu lakukan? Orang
normal tidak bisa melakukan ini.” Keluh Duk Bong
“Dia
belum pernah melihatnya selama 20 tahun. Jadi Bagaimana dia bisa tahu?” kata
Nan Gil membela
“Tepat
sekali. Kenapa dia tiba-tiba muncul setelah 20 tahun?” kata Duk Bong curiga.
“Dia
mengatakan kalau melihat restoran dalam mimpinya dan melewati musim dingin
berat baginya.” Kata Na Ri. Duk Bong mengejek Na Ri yang memahami sesuatu yang begitu konyol dengan
menyindir sebagai putri yang baik.
Na Ri
yang binggung menanyakan apa yang harus dilakukan, apakah Memintanya untuk
menyerahkan diri. Duk Bong yakin orang seperti Tuan Hong tidak mudah
menyerahkan diri, lalu mengatakan kalau akan berpikir tentang hal ini lalu
meminta Nan Gil agar menyelesaikan masalah ini sekarang.
“Aku
tidak akan membangun resort di tanah Na Ri, jadi ganti sertifikatnya menjadi
atas namanya. Dan aku akan berhenti menjadi pengacaranya.” Tegas Duk Bong, Nan
Gil dan Na Ri saling berpandangan.
Tuan Hong
berjalan pulang dengan menutup rapat jaketnya, Yong Kyu melihat dari kejauhan
merasa kalau Tuan Hong akan menimbulkan
masalah. Lalu tiba-tiba Tuan Hong datang mendekatinya, bertanya kemana perginya putrinya dan si
kurang ajar itu. Yong Kyu mengatakan kalau
Nan Gil tidak memberitahu kemana akan pergi.
Tuan Hong
menyuruh agar menelp, Yong Kyu bertanya apakah itu yang dimaksud Nan Gil, Tuan
Hong malah menyuruh agar memanggilnya taksi. Yong Kyu tak bisa menolak dan
meminta agar Duk Shim mengantikan perkerjaanya sebentar, lalu sedikit menjauh
untuk menelp. Tuan Hong mendekat lalu meminta Yong Kyu uang untuk naik taksi,
Yong Kyu hanya bisa melonggo.
“Kenapa
dia bisa begitu tidak tahu malu?” keluh Yong Kyu yang berdiri bersama Duk Shim
saat Tuan Hong akhirnya pergi dengan naik taksi.
Soon Rye
memang surat (Pemindahan kepemilikan) dan Na Ri serta Nan Gil memberikan
capnya. Ponsel Na Ri berdering, Na Ri
menerima telp dari polisi dengan bertanya apakah ia putr idari
Hong Sung Kyu dan lalu memberikan ponselnya pada Tuan Hong agar bisa
berbicara.
“Na
Ri.... Aku tidak ingin selamanya lari, jadi akan menyerahkan diriku. Mereka
mengatakan ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan namaku kembali.” Kata
Tuan Hong yang sudah ada dikantor polisi. Na Ri kaget karena ayahnya tiba-tiba
memutuskan pergi ke kantor polisi
“Aku
dengar kalau akan lebih mudah bagiku... Kalau aku punya pengacara.” Ucap Tuan
Hong, Na Ri menutup ponselnya
“Ayahku
menyerahkan diri dan membutuhkan pengacara.” Kata Na Ri, semua kaget
mendengarnya, tapi Soon Rye terlihat diam dan tenang. Duk Bong pun melirik pada
Soon Rye pasti ada sesuatu dibaliknya.
“Ayo kita
pergi dan cari tahu apa yang terjadi. Kita tidak akan bisa melakukannya setelah
penyelidikan dimulai. Aku akan pergi hari ini.” Ucap Duk Bong
“Kami
akan pergi bersamamu. Kau berkata kalau sudah berhenti dari bidang hukum.” Ucap
Nan Gil, Duk Bong dengan nada penuh amarah mengatakan akan pergi sendiri.
Nan Gil
dan Na Ri masuk ke dalam rumah, Na Ri dengan wajah sedih selama ini bertanya-tanya kenapa memiliki begitu banyak
kekurangan padahal ibunya adalah seorang malaikat tapi ternyata semua karena
gen dari ayah. Bahkan Suasanya hatinya mudah berubah, mudah merasa tertekan, dan
ceroboh dalam membuat keputusan.
“Apa kau
sedang merenungkan dirimu sendiri?” ejek Nan Gil, Na Ri pikir sedang
menyalahkan gennya.
“Hei... Kau tidak bisa mengatakan itu di depan
seseorang yang tidak memiliki orang tua.alau dipikirkan secara positif.
Sebenarnya aku merasa lega sekarang.” Balas Nan Gil
“Apa Karena ayahku, yang sudah mengganggumu di
sini sudah menghilang?” sindir Na Ri
“Setidaknya
dia bisa melakukan ini untuk mendapatkan namanya kembali. Haruskah dia tinggal
dengan cara bersembunyi selamanya?” kata Nan Gil, Na Ri pikir ayahnya bisa mendiskusikannya
terlebih dahulu bahkan bisa mengganti pakaiannya.
“Aku juga
tidak mengerti kenapa dia pergi dengan begitu tiba-tiba, tapi jangan khawatir.
Percayalah pada Duk Bong. Kau memiliki teman yang bermanfaat.” Kata Nan Gil
menenangkanya.
Polisi
memberikan berkas pada Duk Bong yang sudah mereka miliki, Duk Bong duduk
melihatnya, Tuan Hong langsung menatapnya melihatnya lalu berkomentar kalau Duk
Bong itu ternyata tampan dan berharap mejadi menantunya. Duk Bong merasa risih
memundurkan tempat dudknya.
“Kau bisa
lihat, Penglihatanku tidak terlalu baik. Aku terluka” ucap Tuan Hong, Duk Bong
mengaku sudah mengetahuinya.
“Apa
putra...kau adalah putra Ketua Kwon?” tanya Tuan Hong, Duk Bong pun curiga
mendengarnya kalau Tuan Hong bertemu dengan ayahnya, Tuan Hong mengelak kalau
tak bertemu.
“Kau
tidak bisa berbohong kepadaku.” Tegas Duk Bong sebagai pengacaranya.
“Aku
tidak berbohong. Tapi Aku bertemu dia sebentar saat melewati Pangsit Hong.”
Ungkap Tuan Hong,
“Memalsukan
dokumen resmi adalah tindak pidana. Kau harus waspada dan menjawab jujur.”
Tegas Duk Bong
Tuan Hong
malah sibuk bertanya berapa lama Duk Bong
sudah mengenal putrinya. Duk Bong mulai membahas kalau Tuan Hong itu
kabur bersama Na Ri saat masih kecil dan menegakskan kalau bisa dianggap
bersalah karena menculik anaknya sendiri. Tuan Hong memberitahu kalau Ketua
Kwon yang memberika tiket dan membuatnya
melakukan itu.
Duk Bong
kaget mendengar kenyataan yang sebenarnya, Tuan Hong memberitahu kalau Tuan Kwo
itu menyiksa keluarga mereka untuk merebut
tanah itu dan merasa tak pecaya kalau sampai sekarang ternyata Tuan Kwon
tetap tak bisa memilikinya.
Duk Bong
terdiam dalam mobilnya, mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Duk Bong
bertemu dengan Nyonya Shim bersama Soon Rye dirumahnya. Nyonya Shim mengatakan
tidak akan menjual tanah ini lalu dengan ramah kalau selama ini tak pernah
bertemu dengan Duk Bong sebelumnya, Duk Bong mengatakan selama ini belajar di luar
negeri.
“Sepertinya
kau sebaya dengan usia putra dan putriku. Kalian bisa menjadi teman.” Ucap
Nyonya Shim masih ramah.
“Kalau
kau ingin menyesuaikan harganya...” kata Duk Bong tetap berusaha mengambil
tanah. Nyonya Shim menyelanya.
“Ini benar-benar
bukan tentang uang dan Aku tidak akan menjualnya.” Kata Nyonya Shim
Duk Bong
mengingat kejadian tersebut tak percaya kalau ayahnya itu selama ini telah
menyiksa keluarga Hong dengan melakukan segala cara demi mendapatkan tanah yang sudah berikan ayahnya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar