Joon
Hyung kembali ke kampus melihat dari kejauhan Bok Joo sedang berdiri dengan
papan, lalu melihat spanduk bertuliskan (Mogok makan hari ke-1, kami
menginginkan pelatih Choi Seong Eun kembali.) Akhirnya Ia mendekati Bok Joo
bertanya apa yang sedang dilakukanya.
“Apa kau
tidak bisa membacanya?Kami sedang melakukan demo, mogok makan” kata Bok Joo,
Joon Hyung pun menarik Bok Joo ke sisi tenda untuk bicara.
“Hei,
suhu udaranya di bawah nol sekarangApa yang kau lakukan di malam musim dingin
seperti ini?” ucap Joon Hyung
Bok Joo
yang masih kesal merasa Joon Hyung tak perlu peduli, menurutnya lebih baik urus
saja urusanya sedniri karena ini yang harus dilakaukan dengan timnya. Joon
Hyung pikir mana mungkin tidak peduli karena Bok Joo akan mati membeku. Bok Joo
kembali menegaskan ini bukan urusan Joon Hyung jadi punya hal lain untuk diurusnya.
Joon
Hyung berteriak marah, Bok Joo panik takut semua temanya bisa mendengarnya.
Joon Hyung meminta agar tak bicara seperti itu karena ia benar-benar
mengkhawatirnya, dengan wajah kesal meninggalkan Bok Joo membiarkan melakukan
yang dinginkanya.
Ah Young
baru turun mobil melihat Jae Yi sudah menunggu didepan rumahnya. Jae Yi
menyapanya tahu kalau Ah Young sengaja tidak mengangkat telponnya. Ah Young
membenarkan lalu meminta maaf karena terlalu emosi hari itu. Jae Yi mengaku
telah memikirkan perkataan Ah Young sebelumnya.
“Selama
10 tahun,Kau selalu ada untukku. Saat
aku tidak punya teman makan,Saat aku mau minum dan saat aku memerlukan pasangan
untuk pergi ke pesta, kau selalu ada. Tapi aku berterima kasih atas semuanya.
Jadi Ayo kita berkencan. Ayo kita coba untuk berkencan yang sebenarnya” kata
Jae Yi ingin mencoba berkencan dengan temanya.
“Jung Jae
Yi, kau ini benar-benar...Apa kau pikir berkencan itu pekerjaan amal?Kau tidak
bisa mencintai seseorang dengan usahamu, dasar bodoh” kata Ah Young kesal ingin
masuk ke rumah, Jae Yi memanggilnya.
“Aku
menghargai persahabatan yang kau tunjukkan padaku. Sekarang Cuacanya dingin,
kau harus pergi” kata Ah Young lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Jae Yi hanya
diam menatap Ah Young karena keadaanya jadi serba salah. Salju akhirnya turun,
Jae Yi berjalan pulang, Ah Young dari kaca jendela melihat Jae Yi yang
meninggalkan rumahnya.
Joon
Hyung mengomel sendiri dalam kamarnya, kesal dengan Bok Joo yang melakukan demo
saat musim dingin menurutnya hanya orang bodoh yang membuat masalah, lalu masih
bertanya-tanya kenapa Bok Joo marah padanya, karena tak mungkin bisa mengerti
kalau Bok Joo tak memberitahukanya.
Tae Kwon
datang dengan mengigil kedinginan, memberitahu kalau salju kembali turun. Joon
Hyung kaget mendengarnya. Tae Kwon pikir Sepertinya tidak akan berhenti dan jalanan
akan segera jadi es, dengan bergegas menghangatkan tubuhnya di tempat tidur.
Joon Hyung panik melihat ke arah jendela memastikan kalau memang salju
benar-benar turun.
Woon Gi
pun mengajak semua temanya beristirahat lebih dulu. Semua pun mencoba duduk
didalam tenda dengan udara yang semakin dingin. Bok Joo memilih untuk duduk
ditangga dengan papannya dan melepaskan sepatunya karena terasa pegal berdiri
sendirian.
Joon Hyung
datang menatapnya, Bok Joo seperti ketakutana. Joon Hyung melepaskan sepatu Bok
Joo dan memasangkan plester pereda sakit dibagian telapak kakinya. Bok Joo
hanya bisa diam saja karena sebelumnya Joon Hyung seperti tak mendukungnya.
Joon Hyung memberikan jaket dan juga syal yang dipakainya.
“Jangan
terlalu memaksakan dirimu. Aku..mohon..” ucap Joon Hyung, Bok Joo hanya
menatapnya. Saat itu teman-temanya
bertanya siapa yang ada bersaa dengan Bok Joo, beberapa oran mengenali
kalau itu Joon Hyung dari tim renang.
Joon
Hyung menutupi wajahnya dan berjalan pergi meninggalkan Bok Joo. Teman-temanya
melihat keduanya terlihat sangat serius. Bok Joo menyakinkan kalau Joon Hyung
hanya teman dan sangat mengkhawatirkan. Nan Hee mengaku iri dan berharap punya
teman seperti dia
Dae Hoo
baru saja keluar dengan memberitahu kalau jalanan membeku karena turun salju
kemarin. Tuan Kim terlihat sibuk membereskan restoran, Dae Ho menyuruh kakaknya
untuk masuk kamar dan berbaring saja,
Tuan Kim mengeluh kalau dirinya itu bukan mayat karena baru saja bangun
tidur dan Punggungnya sakit karena terlalu lama berbaring
“Jangan
berani-berani pingsan lagi”kata Dae Ho memperingatinya, tiba-tiba foto didekat
rak jatuh. Tuan Kim binggung melihatnya foto Bok Joo yang tiba-tiba jatuh,
“Aku
bermimpi aneh tadi malam, Telpon Bok Joo sekarang juga” kata Tuan Kimb
Dae Ho
yakin kalau Bok Joo itu pasti kembali latihan dan.... melihat mata Tuan Kim
yang melotot, memilih untuk diam dan akan menelp Bok Joo sekarang juga.
Bok Joo
sedikit menjauh dari tenda menerima telp dari pamanya, yang bertanya apakah
sudah makan. Terlihat tulisan di dekat Bok Joo “Mogok makan hari ke-2” Sementara Bok Joo berbohong
mengaku baru makan bubur lobak hijau dan
sedang latihan, tak lupa menanyakan kabar ayahnya, lalu berjanji akan menelpnya
lagi.
Semua Tim
masih berdiri dengan papan ditanganya, Woon Gi melihat Hyung Chul berdiri
dengan menutup matanya, mencoba membangunkanya agar tak tertidur. Tapi Hyung
Chul malah jatuh tak sadarkan diri, semua panik dan langsung membawanya ke
ruang kesehatan. Di tenda hanya ada Woon Gi, Bok Joo dan juga Nan Hee.
Nan Hee
mengeluh kakinya sudah mau patah karena terus berdiri, Bok Joo melihat keadaaan
temanya, Nan Hee menjerit melihat Bok Joo yang mimisan. Bok Joo pun merasakan
ada darah yang mengalir. Woon Gi merasa mereka tidak bisa meneruskannya dan
menyuruh keduanya masuk saja. Bok Joo tak bisa melakukan.
“Kita
mungkin tidak akan pernah lagi bertemu dengan Pelatih Choi atau Profesor Yoon.”
Kata Bok Joo, Woon Gi merasa sangat bersalah dengan semua ini.
Sun Ok
tiba-tiba datang menyapa dua teman dan seniornya dengan senyuman. Nan Hee
menangis melihat Sun Ok yang datang terlambat. Sun Ok mengaku melarikan diri
saat ibunya pergi ke pasar dan mengkhawatirkan mereka juga. Nan Hee makin
histeris menangis karena keadaannya sangat berat sekarang. Sun Ok pun memeluk
kedua temanya yang sangat dirindukanya. Tiba-tiba Tim senior datang.
“Woon Gi,
kita punya berita besar dan Ini yang barusan kami dengar, ternyata Pelatih baru
dipekerjakan untuk tim kita, ternyata punya koneksi pribadi dengan tuan Kim. Dia
tidak pernah melakukan angkat besi, bahkan bukan dari lulusan olahraga” ucap
Eun Young, Semua terkejut mendengarnya.
“Sekarang,
masalahnya bukanlah... Hanya tentang Pelatih Choi. Tim kita tidak boleh menjadi
target untuk korupsi Jadi Mari kita mulai pertarungan yang sesungguhnya” kata
Sang Chul penuh semangat membara.
Mereka
pun berkeliling kampus dengan Woon Gi sebagai ketua demo berteriak “Haneol
bersalah...Hentikan korupsi... Pelatih kami tidak boleh di terima karena
koneksi pribadi.. Jangan merendahkan kami”
Sementara
Pelatih Yoon baru saja bangun dari tidurnya dengan semua makanan yang
berserakan. Lalu melihat ponselnya yang berdering, TuanKim menelp, wajahnya
terlihat kaget dengan para atletnya yang melakuan demo.
Semua
berkeliling kampus dengan terus berteriak melakukan protes. Pelatih Yoon
benar-benar tak menyangka semua anak didiknya melakuan protes, lalu bertanya
siapa yang menyuruhnya padahal seharusnya mereka latihan. Woon Gi meminta maaf
tapi menurutnya mereka harus melakukan
sesuatu
“Kami
ingin Pelatih Choi kembali, tapi masalahnya bukan itu saja Aku tidak bisa
menerima pelatih yang belum pernah berpengalaman dalam hal angkat besi” jelas
Sang Chul
Pelatih
Yoon mulai mengumpat kesal karena mereka semua akan mendapatakan masalah karena
hal ini dan menyuruh pergi berlatih. Semua menolaknya, Pelatih Yoon langsung
membaringkan tubuhnya dijalan dengan menantang mereka kalau ingin melakukan
demo maka langkahi dulu tubuhnya.
Semua pun
mencoba menarik pelatih Yoon agar tak berbaring, saat itu pelatih Yoon
merasakan ponselnya berdering lalu meminta mereka menghentikanya sejenak. Tuan
Kim menelp, pelatih Yoon memberitahu sedang menghalangi mereka sekarang, lalu
tiba-tiba dibuat kaget dengan berita yang disampaikan Tuan Kim.
“Mereka
akan menerima pelatih Choi kembali.” Teriak Pelatih Yoon pada semua anak
didiknya, Semua melonggo kaget mendengarnya.
“Komite
memutuskan memotong gajinya selama tiga bulan...Tapi mereka akan menerimanya
kembali. Kita berhasil.” Ucap Pelatih Yoon. Semua berteriak bahagia karena
berhasil melakukan protes.
Joon
Hyung melihat dari kejauhan Bok Joo dan timnya sudah terlihat bahagia, padahal
ditanganya sudah membeli banyak plester pereda sakit. Sementara Pelatih Choi
sedang makan sendirian dengan wajah sedih, lalu dikejutakan dengan Pelatih Yoon
yang memberikan berita gembira untuknya.
Semua Tim
berkumpul di restoran Bok Joo dengan menikmati ayahm goreng. Tuan Kim
mengatakan kalau ia yang traktir karena sangat bangga pada mereka semua jadi
boleh makan ayam sepuasnya. Pelatih Yoon
pun meminta mereka mengangkat gelas birnya mengaku kalau sangat terharu dengan
timnya yang bisa bersatu.
“Kebulatan
tekad kalian menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil, Tidak ada rasa takut
dalam solidaritas, Sebagai Profesor kalian, aku banyak belajar Sekarang karena
semuanya sudah kembali dalam tim, Yang kita lakukan hanyalah berlatih dengan
keras” kata Pelatih Yoon lalu meminta agar Pelatih Choi juga memberikan
sambutanya. Pelatih Choi terlihat malu berdiri didepan semua anak didiknya.
“Aku
merasa sangat malu atas semua yang telah terjadi Aku minta maaf dan berterima
kasih, Aku sangat merindukan kalian semua” ucap pelatih Choi membalikan badan
karena tak bisa menahan tangis harunya.
Semua pun
meminta agar Pelatih Choi tak menangis dan menyuruh keduanya melakukan “love
shot”. Pelatih Choi menolak tapi Pelatih Yoon karena bahagia akan melakukanya
dan mulai merangkulkan tanganya. Semua meminta agar mereka melakukan “level
dua” Pelatih Yoon pun merangkul pelatih Choi agar bisa minum seperti
berpelukan. Tiba-tiba Dae Ho datang berteriak menghentikanya
“Tolong
lepaskan...Tanganmu darinya” perintah Dae Ho,Tuan Kim yang melihatnya memukul
kepala adiknya.
“Yahh..
Itu benar... Kami sedang berkencan” kata Dae Ho mengaku dengan menarik Pelatih
Choi dan memeluknya, semua melonggo termasuk dengan Bok Joo tak percaya paman
dan pelatihnya berkencan. Pelatih Choi hanya bisa tertunduk malu.
Keduanya
pun bertemu di sebelah restoran, Pelatih Choi mengeluh dengan yang dilakukan
paman Bok Joo menurutnya sudah gila dan tak percaya bisa langsung membuat
pengumuman seperti itu. Dae Ho mengaku kalau dirinya tak bisa berbohong dan
merasa heran kenapa Pelatih Choi malah marah.
“Dengar,
pamannya Bok Joo.” Kata Pelatih Choi berwajah serius.
“Jangan
memanggilku seperti itu.. Namaku Dae Ho, Kim Dae Ho Dan itu memang benar kalau
kita berkencan. Apa aku salah, Seong Eun?” kata Dae Ho merasa tak ada yang
salah dengan perkatanya
“Aku
benar-benar minta maaf, seharusnya memberitahumu dari dulu, tapi aku terlalu
mabuk. Apa yang kau bicarakan? Kita...” ucap Pelatih Choi dan Dae Ho menyela
kalau mereka sudah berciuman
“Kau
harus bertanggung jawab atas perbuatanmu dan tidak bisa melakukan ini sekarang.
Apakah ciuman itu tidak berarti apa-apa bagimu?” kata Dae Ho mulai marah.
Pelatih Choi meminta maaf karena sudah membuat kesalahan dan meminta agar
menamparnya saja.
“Apa
karena profesor Yoon? Kau tidak membuka hatimu padaku... itu Karena Profesor
Yoon?” kata Dae Ho, Pelatih Choi menyangkalnya. Dae Ho pikir itu bagus dan
menegaskan tidak mendengar ucapannya hari ini jadi akan terus menyukainya jadi
meminta agar pelatih Choi jangan berubah pikiran dan bergegas pergi.
Joon
Hyung berusaha menelp Bok Joo, tapi Bok Joo sengaja tak mengangkatnya. Joon
Hyung terlihat kesal bertanya-tanya apakah Bok Joo tak bisa mengangkatn atau
mengabaikan telponnya. Wajahnya khawatir kalau Bok Joo sakit dan masuk UGD.
Nan Hee
dan Suk Ok membantu Bok Joo membereskan meja, sambil membahas Paman Bok Joo dan
Pelatih Choi berkencan dan ingin tahu darikapan memulainya. Bok Joo juga tidak tahu, Nan Hee
berangan-angan ingin membuat pengumuman romantis seperti di depan banyak orang.
Sun Ok kembali memperagakan saat Dae Ho mengaku berkencan didepan semua orang.
“Dasar...
Kalian gadis-gadis bodoh.. Kalian mana punya waktu untuk berkencan sekarang
ini, bahkan tidak punya cukup waktu untuk latihan. Kalian bisa berkencan kalau sudah
dewasa. Coba Lihatlah pamannya Bok Joo. Aku selalu mengkhawatirkan pria tidak
dewasa itu, Tapi ternyata dia bisa mencari wanita yang baik” kata Tuan Kim
mendengar pembicaran dua teman anaknya.
Keduanya
pun mengangguk akan menuruti nasehat ayah Bok Joo, Nan Hee melihat Bok Joo yang terus menolak
telpnya dan bertanya dari siapa. Bok Joo mengaku terus mendapat telpon dari
nomor tak dikenal jadi pasti telpon iseng.
Ketiganya
kembali ke asrama terlihat bahagia karena kembali berkumpul. Nan Hee pikir
mereka harus melakukan sesuatu yang spesial malam ini dan mengajak Bok Joo
untuk mengobrol semalaman di kamar mereka dan memiliki beberapa makanan.
“Apa
kalian tidak apa-apa? Bukankah seharusnya kalian istirahat malam ini?” ucap Sun
Ok khawatir. Nan Hee pikir hanya dikompes akan baik-baik saja.
“Yah, aku
baik-baik saja..Tapi tangan dan kakiku agak sakit,Dan agak sakit kepala” kata
Bok Joo, Nan Hee pun memutuskan lebih baik mereka istirahat saja dan
bersenang-senang setelah latihan besok. Sun Ok pun berjanji akan mentraktir
mereka.
Bok Joo
kembali kamar meminta maaf pada temanya kalau dulu membenci orang-orang yang
mengabaikan teman-temannya,karena memiliki seorang kekasih tapi menurutnya ia
juga harus berkencan sekarang. Joon
Hyung duduk disofa kamarnya, terus menatap ke ponselnya berharap Bok Joo
menelpnya. Ponselnya pun berdering dan langsung diangkat olehnya.
“Kenapa
kau tidak menjawab telponku?” kata Joon Hyung kesl
“Aku
tidak tahu kau menelpon,dan baru saja melihatnya” ucap Bok Joo berbohong
“Aku
terus menelponmu, mungkin ada 10 kali. Apa kau baik-baik saja?” tanya Joon
Hyung, Bok Joo mengaku badanya sedikit agak sakit serta kakinya, lalu bertanya
apakah Joon Hyung mau bertemu denganya karena mereka masih punya waktu sampai jam malam, Dan ada
yang ingin diberikan padanya.
Joon
Hyung terlihat bersemangat menunggu Bok Joo di ruang tengah, Bok Joo datang
mengeluh Joon Hyung yang ingin bertemu di ruangan itu bukan di kolam seperti
biasa. Joon Hyung tahu Di luar dingin
dan Bok Joo belum sepenuhnya pulih. Bok Joo mengembalikan jaket Joon Hyung
dengan mengucapkan terimakasih karena sudah meminjamkannya.
“Apa hanya ini yang ingin kau berikan padaku?
Mengecewakan sekali, Kau seharusnya menyimpannya lebih lama lagi” kata Joon
Hyung menarik Bok Joo agar duduk disampingnya, Bok Joo bertanya apalagi yang
diharapkanya.
“Tapi,
aku harus tahu, Kenapa kau marah padaku?” kata Joon Hyung, Bok Joo tetap
menyangkal. Tapi Joon Hyung yakin kalau Bok Joo itu marah padanya.
“Itu
sebabnya kau menghindariku dan aku benar-benar berpikir itu bukan karena aku
memanggilmu babi, Aku tidak akan pernah tahu kesalahanku kalau kau tidak
memberitahuku! Jadi apa kesalahaku?” kata Joon Hyung penasaran.
“Aku
tidak mau terlihat kekanak-kanakan, jadi tidak akan mengatakannya..” kata Bok
Joo, Joon Hyung tetap meminta Bok Joo agar memberitahukanya.
“Kau
bersikap sangat perhatian pada mantan pacarmu Baiklah, aku mengerti, dia sedang
sakit. Tapi bagaimana kau memberitahu tentang alerginya di depanku? Dan kau
seperti mengabaikan aku, dengan berbicara
lama sekali dengannya di telpon Apa kalian berdua harus bicara sebanyak itu?”
kata Bok Joo
Joon
Hyung tak menyangka kalau hanya itu alasanya,
Bok Joo merasa Joon Hyung itu tidak berperasaan. Joon Hyung mengejeknya
kalau Bok Joo itu sebelumnya mengatakan benci tipe pencemburu dan ternyata
sekarang seperti itu dengan senyuman bahagia. Bok Joo kesal Joon Hyung mulai
mengejeknya. Joon Hyung pun memegang tangan Bok Joo menjelaskan kalau
sebelumnya berkencan dengan Si Ho tapi merasa menyesal tidak menjawab telponnya
pada hari itu.
“Lalu
kami menyelesaikan masalahnya sebelum kau datang Dia bilang kami hanya berteman
saja” jelas Joon Hyung, Bok Joo tak percaya Joon Hyung bisa berteman dengan
mantan pacarnya.
“Mari
kita jujur, kau juga punya masa lalu kan?” kata Joon Hyung, Bok Joo pikir masa
lalunya hanya ia yang menyukai pria itu saja.
Jadi berbeda dengan Joon Hyung.
Joon
Hyung melihat Bok Joo yang cemburu merasa sangat imut, lalu memeluknya.
Bok Joo meminta agar melepaskanya karena
tak suka sentuhan fisik. Joon Hyung tahu Bok Joo berbohong karena sangat menyukainya. Bok Joo berusaha
melepaskanya dan Joon Hyung pun akhirnya berjanji akan menjaga sikapnya.
“Tapi aku
juga harus memberitahku, jadi aku bisa mengerti kenapa kau marah. Jadi Mari kita memberitahu semuanya, Mulai
dari stress, atau merasa sedih atau merasa malu.” Kata Joon Hyung, Bok Joo
pikir akan memikirknya
“Wah..
Pita Ini lucu sekali, siapa yang memberikannya padamu?”Goda Joon Hyung, Bok Joo
balas mengodanya kalau itu dari Jae Yi. Joon Hyung menahan amarahnya.
“Aku akan
pergi menemui Si Ho.” Kata Joon Hyung melepaskan pelukanya dan pergi. Bok Joo
berteriak sambil merengek. Joon Hyung pun kembali memeluknya merasa mereka
sudah baikan sekarang.
Bok Joo
mengatakan kalau ia masih marah, Joon Hyung menatapnya lalu memberikan kecupan
di pipi Bok Joo dan tiba-tiba melepaskan pelukan dengan membungkuk bertemu dengan
seniornya. Bok Joo kesal karena Joon Hyung sedang menjahilinya. Joon Hyung pun
kembali memeluk Bok Joo dengan erat.
Keduanya
berjalan bersama, Joon Hyung mengandeng tangan Bok Joo dengan bertanya apakah
tidurnya nyenyak. Bok Joo menyuruh Joon Hyung menjauh karena takut ada orang
yang melihatnya. Joon Hyung malah sengaja memeluk Bok Joo dari belakang agar
tak kedinginan.
Si Ho
baru saja turun dari taksi, Bok Joo langsung menghampirinya. Joon Hyung ingin
membantu membawakan tasnya, lalu teringat dengan kecemburan Bok Joo semalam dan
menarik tanganya. . Bok Joo akhirnya menawarkan diri untuk membantunya.
“Tidak
usah, aku harus tetap tinggal di rumah sakit kalau tidak mampu membawanya dan Sepertinya
kalian berdua jadi dekat. Jangan terlalu memperlihatkannya, Aku akan jadi
cemburu dan bisa sakit lagi” ejek Si Ho seperti tahu keduanya pasti berkencan.,
“Tidak,
kami tidak dekat”kata Bok Joo mengelak, Si Ho hanya tersenyum lalu pamit pergi.
Joon Hyung kembali memeluk Bok Joo dari belakang, Bok Joo panik takut Si Ho
bisa melihatnya.
Joon
Hyung takut Bok Joo pasti kedinginan lalu memakaikan penutup kepalanya, Bok Joo
pun memuji Joon Hyung yang karena tak melakukan hal yang membuatnya marah dan
memperingatkan agar jangan melirik gadis lain, jangan memakai baju yang
memperlihatkan dadanya. Joon Hyung mengerti dengan memanggilnya “Bok Joo Nuna”
Keduanya
kembali berjalan bergandengan tangan, Joon Hyung pun kembali mengajak Bok Joo
untuk suit dengan hukuman menyentil bagian dahi. Bok Joo kembali kalah karena
selalu mengeluarkan gunting, Joon Hyung akhirnya berpura-pura mengalah dengan
mengeluarkan kertas. Tapi Bok Joo memberikan pukul yang membuatnya sakit.
Bok Joo
meminta maaf karena tak bisa mengendalikan kekuatanya, Joon Hyung merajuk
mengajak mereka putus saja, Bok Joo pun merayu dengan mengelitiknya. Joon Hyung
pun mencari kesempatan untuk memeluknya. Keduanya berjalan dengan saling
berpelukan. Saat itu tanpa disadari, Tuan Kim dengan motornya melihat Bok Joo
dan Joon Hyung terlihat sangat dekat dan tak seperti biasanya.
bersambung ke episode 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar