PS : All
images credit and content copyright : TVN
Wang Yeo
sedang asik menonton drama dari depan lukisan, Kim Shin tiba-tiba datang
menghalangi bertanya apakan ia sibuk. Wang Yeo tetapmentap layar mengataakn
akalu sibuk. Kim Shin tak peduli memerintahkan agar Wang Yeo mengikutinya tapi
jangan terlalu dekat.
“Pastikan
hal itu benar-benar penting, kalau tidak... mati kau.” Kata Wang Yeo
“Itu
sebabnya aku mencoba memeriksanya. Takdirku.” Ucap Kim Shin lalu mengajak pergi
dan membuka pintu lalu berpindah ke seperti sebuah ladang
Wang Yeo
bingung apa maksud ucapan Kim Shin, lalu keluar dari rumah dan melihat ada di
halaman depan. Kim Shin melihat Wang Yeo belum mengikutinya. Wang Yeo mondar
mandir didepan rumah kebinggungan karena tak melihat Kim Shin. Semantara Kim
Shin akhirnya kembali masuk melalui pintu dan sampai kembali ke dalam rumah.
Wang Yeo binggung kenapa Kim Shin bisa keluar dari dalam rumah karena
sebelumnya melihat sudah keluar rumah.
Kim Shin
rasa Wang Yeo juga pasti aneh melihatnya,
bahkan orang ini juga melakukan sesuatu yang bahkan membuat Malaikat
Kematian juga merasa aneh. Wang Yeo langsung penasaran siapa yang melakukan
itu, dan apa maksudnya.
“Lakukan
lagi dan Mendekatlah.” Ucap Wang Yeo tiba-tiba berbicara dibelakang kuping Kim
Shin, Kim Shin benar-benar kaget dengan memegang telinganya.
“Aku
tidak bisa tinggal diam. Kau mau kemana?” kata Wang Yeo semakin penasaran
“Aku ini
Goblin, kau tahu! Jadi Enyahlah sana dan Jauh-jauh dariku.” Ucap Kim Shin
terlihat tak mau berdekatan dengan Wang Yeo
“Hei.. Jangan
meninggalkan aku di sini seperti ini!” ucap Wang Yeo lalu berpikir apa yang tak
bisa dilakukanya.
Tiba-tiba
Yoo Duk Hwa datang memanggil Wang Yeo dengan sebutan Tuan Penyewa, Wang Yeo
kaget melihat Duk Hwa yang datang. Duk Hwa bertanya kenapa Wang Yeo ada diluar
dengan Cuacanya dingin sekali dan ingin tahu keberadan Kim Shin. Wang Yeo
memberitahu kalau Kim Shin ada di dalam. Duk Hwa menahan Wang Yeo sebelum
masuk.
“Sebenarnya,
aku kemari untuk bertemu denganmu.” Kata Duk Hwa lalu tiba-tiba mendekat
seperti ingin menyentuhnya, Wang Yeo
menghindarinya menyuruh Duk Hwa menghentikanya.
“Oh,
rupanya kau tidak suka disentuh. Ini Tidak terlalu penting, tapi Aku hanya
ingin tahu apakah semuanya baik-baik saja. Apakah rumahnya mendadak terasa
sangat lembab Atau segala sesuatu di luar menjadi begitu bercahaya secara
tiba-tiba?” kata Duk Hwa, Wang Yeo binggung
“Sebenarnya,
aku hanya ingin pamanmu itu lekas pergi.” Ucap Wang Yeo sinis, Duk Hwa
membenarkan karena mengingkan Kim Shin juga
lekas pergi ke luar negeri.
“Aku
tidak mengerti kenapa orang sukses seperti dia bersikukuh tinggal di Korea. Bukankah
kau merasa begitu?” kata Duk Hwa merasa sependapat, Wang Yeo mengatakan tidak
seperti itu.
“Oke,
bukan begitu rupanya. Aku akan sering mengunjungimu. Tapi Bagaimana sebaiknya
aku memanggilmu?Rasanya, kurang pantas memanggilmu "Tuan Penyewa".”
Kata Duk Hwa dan berpikir memanggilnya
paman terlalu berlebihan.
“Ijinkan
aku meminta tolong padamu. Kumohon, bantu aku. Jika ada seorang pria tua datang
dan bertanya siapa dirimu, bisakah kau mengatakan padanya kalau kau datang
hanya sekedari mampir? Dia bisa membunuhku kalau dia tahu aku menyewakan sebuah
kamar di sini.” Ucap Duk Hwa
Wang Yeo
bertanya siapa pria tua yang dimaksud, Duk Hwa mengatakan kalau itu adalah
kakeknya dan bersumpah akan berada di pihak Wang Yeo sampai akhir dengan mengangkat tanganya. Wang
Yeo merasakan tiba-tiba kepala bagian belakangnya sakit lalu masuk ke dalam
rumah.
Eun Tak
memegang gagang pintu menyakinkan kalau membuka pintu ini maka akan ada
dikanada seperti sebelumnya, tapi ketika membuka pintu ternyata kamar mandi
biasa dan mulutnya langsung melonggo binggung. Seorang wanita melihat Eun Tak
berpikir ingin menggunakan wastafelnya, Eun Tak mengelengkan kepalanya dan
masih terlihat binggung.
“Apa kau
siswa Tahun akhir SMU ?” tanya
si wanita menebak, Eun Tak binggung si
wanita itu bisa mengetahuinya.
“Anak
muda dengan mata memerah tanda kelelahan serta mengenakan seragam kebanyakan
seperti itu.” Ucap si wanita, Eun Tak pun menutupi matanya karena orang bisa
melihatnya.
“Kau
tinggal dimana?” tanya si wanita, Eun Tak mengatakan berada didekat sini. Si
wanita itu pikir bagus dengan memberikan sepastik bayam karena mendapatkannya dari seorang pria.
Eun Tak
binggung mendengar Seorang pria
memberikannya bayam. Si wanita menyuruh Eun Tak agar pulang dan makan bersama
keluarganya.
Eun Tak
pun pulang dengan membawa seplastik bayam, Bibinya melihat Eun Tak pulang
dengan sinis mengeluh pulang telat. Eun Tak mengaku kalau langsung pulang dari
sekolah. Si bibi terlihat kesal mendengar Eun Tak yang berani menjawabnya. Anak
pertama bibi mengeluh lapar. Bibinya juga merasa lapar lalu memarahi anaknya
yang selalu malas-malasan saat di rumah.
“Cepat
masak makan malam! Semua orang kepalaran.” Teriak Bibi pada keponakanya, Eun
Tak mengerti dengan nada kesal lalu melihat ke kulkas tak ada bahan makanan.
Teringat kembali si wanita yang ditemuinya di dalam toilet dengan memberikan
bayam dan berpesan agar Pulang lalu
makanlah bersama keluarganya.
Eun Tak
akhirnya membuat kimbap dengan isi telur dan bayam, tiba-tiba anak kedua bibi
keluar dari kamar membawa majalah Quebec yang dibawa Eun Tak dari hotel,
memberitahu ibunya kalau Eun Tak mencoba melarikan diri dan sudah mencarinya di
internet kalau kota itu ada di Kanada. Bibinya ingin melihat majalah yang
dibawa anaknya. Eun Tak melihat mengikutinya.
“Aku
sudah tahu dia pasti akan melakukan ini. Kau berencana kabur ke luar negeri
dengan uang asuransi itu. Kau bilang, kau tidak punya rekening bank!” ucap
bibinya marah.
“Kembalikan
padaku. Itu hanya suvenir.” Ucap Eun Tak ingin mengambilnya, Si bibi malah
memukulnya tak percaya kalau itu dianggap souvenir.
“Memangnya
kau pernah kemari sampai mendapatkan suvenirnya? Kau pasti akan melakukannya. Beginikah
caramu membayar kebaikan kami?” ucap Bibi marah memukul Eun Tak
Anak bibi
kedua melihat Eun Tak yang sudah membuat kimbap dan ingin memotongnya, tapi
yang terjadi adalah jarinya teriris, lalu menjerit kesakitan. Kakaknya datang
melihat kimbap yang lezat akan memakanya tapi akhirnya tersedak. Si bibi
mengeluh dua anaknya yang berbisik didapur, Eun Tak menahan amarahnya memilih
untuk mengambil satu gulangan kimbap dan pergi. Bibinya berteriak karena Eun
Tak malah pergi meninggalkan rumah.
Eun Tak
makan kimbap di dekat tangga sambil menangis karena nasibnya seperti dineraka
berada dirumah bibinya. Sementara Kim Shin dengan berbaring di kamarnya
terlihat gelisah memikrkan Eun Tak yang bisa memanggilny dan mengikuti melewati
pintu itu, tapi tidak bisa melihat pedang itu.
“Siapa
kau sebenarnya?” ucap Kim Shin, lalu teringat saat Eun Tak berbicara didepan
batu nisan. “Saya akan menjadi mempelai Anda setelah 200 tahun berlalu.” Lalu
pernyataan “Aku mencintaimu.” Dengan senyumanya.
“Jika dia
bersungguh-sungguh dengan perkataannya, maka ini jadi terasa aneh. Keingintahuan
selalu menang melawan gengsi. Aku terlalu penasaran, jadi akan bertanya
langsung padanya.” Kata Kim Shin bangun dari tempat tidurnya.
Eun Tak
seperti berjalan berputar-putar disekeliling rumahnya, saat itu didekat
rumahnya melihat Kim Shin seperti sudah menungunya. Kim Shin mengeluh kalau
mereka baru saja bertemu dan kenapa
memanggilnya lagi tengah malam begini padahla sangat sibuk dan sedang melakukan
sesuatu. Eun Tak merasa tidak memanggilnya.
“Kau
memanggilku.” Ucap Kim Shin menyakinkan, Tapi Eun Tak yakin kalau tak
memanggilnya dan tidak melakukannya.
“Lalu Kau
memikirkanku atau tidak?” kata Kim Shin berusaha mencari alasan, Eun Tak
mengingat-ngingatnya.
“Sudah
kuduga, pasti benar. Kau memikirkan tentangku, kan?Karena kau terus memikirkan
aku, membuat aku terus saja terpanggil meski sedang sibuk.” Ucap Kim Shin
mengeluh kalau sangat melelahkan.
“Apa Kau
merasa terpanggil saat aku memikirkanmu?” ucap Eun Tak bingung, Kim Shin
mengaku tak yakin dengan hal itu.
“Tapi,
aku memang sangat sensitif. Jadi, jangan sembarang memikirkan aku.” Perintah
Kim Shin, Eun Tak mengangguk mengerti dan meminta maaf.
Kim Shin
melihat raut wajah Eun Tak lalu bertanya apa yang sedang dipikirkan, Eun Tak
mengatakan "Kanada begitu indah. Aku senang berada di sana. Aku merasa
bahagia meski sebentar." Dengan memikirkan hal itu, kemudian teringat akan
Kim Shin.
"Dia
mengenakan pakaian mahal. Dia bahkan memakai jam tangan yang lebih mahal lagi. Hotel
itu nampaknya memang miliknya. Dia memiliki banyak hal...tapi kenapa dia terlihat
sedih?" Itulah yang kupikirkan.” Cerita Eun Tak
“Tapi, Kenapa
kau berkeliaran seperti itu tengah malam begini?” tanya Kim Shin, Eun Tak
mengoda Kim Shin yang penasaran, Kim Shin mengaku tak ingin tahu juga.
“Aku
menunggu Bibiku tertidur. Dia sangat sulit bangun kalau sudah ketiduran. Aku
akan pulang ke rumah setelah dia tidur, kemudian berangkat sekolah sebelum dia
bangun. Dan Dia pergi tidur tengah malam.” Jelas Eun Tak
“Apa Kau
berencana berkeliaran mencurigakan begitu sampai lewat pukul dua belas malam?”
tanya Kim Shin
Keduanya
akhirnya berjalan-jalan bersama, Eun Tak merasa makanan bisa tercerna dengan
baik karena berjalan dengan Kim Shin,
Kim Shin mengetahuinya karena Eun Taksudah mengatakannya padanya dan pasti makan malam sangat banyak.
“Aku
tidak ingin kau salah paham.” Ucap Eun Tak, Kim Shin mengingatkan Eun Tak sudah tiga kali mengatakannya.
“Kau juga
tidak harus menemaniku.” Kata Eun Tak, Kim Shin juga ingat Eun Tak sudah
berkata seperti itu tiga kali.
Seorang
teman berada didekat mobil mengirimkan pesan pada grup. “”Aku baru saja melihat
Ji Eun Tak dengan "Sugar Daddy"[sebutan untuk pria dewasa yang
menjadi sponsor--transaksi seksual dan material--dengan anak remaja] Pria itu
setidaknya berusia 30 tahunan.”
Teman
yang lainya merasa Eun Tak sudah gila, lalu minta Foto mereka dan
menunjukannya, Teman Eun Tak ingin mengambil foto saat Eun Tak tepat lewat
didepanya, tapi saat itu pintu mobil didepanya terbuka membuatnya terjatuh.
Ketika akan marah dan melihat orang yang ada didalamnya kosong, Teman Eun Tak
langsung berlari ketakutan.
Eun Tak
berjalan ke pelataran toko dan melihat sebuah restoran denagn pengumuman(Membutuhkan
Pekerja Paruh Waktu) saat masuk, seorang wanita cantik terlihat mempesona di depanya, seperti
membuat semua iri dengan kecantikanya. Si wanita yang bernama Kim Sun atau
Sunny bertanya apakah mau dibungkus.
“Saya
bukan pembeli. Tapi Saya melihat pengumuman di depan kalau di sini membutuhkan
pegawai.Apakah pemiliknya ada di sini?” ucap Eun Tak, Kim Sun mengatakan kalau
ia pemiliknya.
“Apa Kau
murid SMU?” tanya Kim Sun, Eun Tak membenarkan merasa tak percaya kalau Kim Sun
itu pemiliknya karena berpikir kalau tadi seperti pelanggan yang begitu cantik.
“Ya. Para
pembeli selalu cantik,tapi sudah lama sekali aku tidak melihatnya pembeli seperti
itu” ucap Kim Sun memperlihatkan restoran yang kosong.
“Silahkan
tanyakan apa pun yang Anda inginkan. Dan Juga,saya akan menerima apa pun
persyaratan dari Anda.Saya tidak memiliki tempat tujuan lain.Saat masih berusia
9 tahun,saya kehilangan keluarga saya dan harus menyokong diri sendiri. Saya
tidak memiliki kerabat” ucap Eun Tak mencoba untuk memperkenalkan diri.
“Lobak...”
kata Kim Sun yang membuat Eun Tak binggung. Kim Sun memberitahu kalau lobak
yang mereka miliki sangat aneh.
“Aku
bahkan sudah lupa kapan terakhir kali pembeli meminta lobak pada kami.” Kata
Kim Sun menawarkan snack yang dimakannya, Eun Tak pun menerimanya lalu
memakanya.
“Apa kau
miskin?” ucap Kim Sun blak-blakan, Eun Tak kaget dan akhirnya menjawab “yah seperti
itulah”
Kim Sun
menanyakan sekolah Eun Tak apakah ia dikeluarkan dari sekolah, Eun Tak menjawab
masih sekolah dan ada di tahun terakhir SMU. Kim Sun melihat Eun Tak itu beruntung
karena masih muda lalu bertanya apakah punya rencana ke depan. Eun Tak menjawab
tidak. Kim Sun pun memutuskan kalau ini hari pertama bekerja.
Eun Tak
melotot tak percaya dan langsung mengucapkan terimakasih dengan berjanji akan melakukan yang terbaik. Kim Sun mengerti
dan menyuruh Eun Tak untuk segera berkerja. Eun Tak memastikan kalau akan bekerja keras
meski tanpa diperintah dan yakin kalau ayam yang dimaksud adalah ayam ini. Kim
Sun tahu tapi tidak ingat terakhir kali pembeli memesan ayam.
Eun Tak
melihat Pin nama di tempat kerja barunya dengan bangga, lalu mulai memikirkan
Kim Shin dengan bertanya apa yang sedang dilakukanya, saat membalikan badan
ternyata Kim Shin tak datang walaupun sudah memikirkanya. Eun Tak pun
menyalakan batang korek api lalu meniupnya.
“Aku
akhirnya mendapatkan pekerjaan dan bosku sangat cantik...” ucap Eun Tak yakin
Kim Shin datang, Kim Shin akan mengigit daging steaknya hanya bisa terdiam.
“Apa Kau
sedang makan steak mahal ?Lalu kenapa kau tidak mau memberiku uang 5,000,000
won?” keluh Eun Tak
“Bagaimana
kalau kau membuat janji bertemu melalui telepon?Kita harus lebih manusiawi.”
Kata Kim Shin kesal seperti menganggu saat makan.
“Aku
baik-baik saja menggunakan cara seperti ini.” Ucap Eun Tak, Kim Shin menegaskan
kalau ia yang tidak baik-baik saja dam
Eun Tak bahkan pernah mempertimbangkan situasinya.
Eun Tak
menyalahkan Kim Shin tidak datang saat memikirkanya,
padahal tidak keberatan bertemu dengan
Kim Shin kapan saja, demi masa depan mereka, lalu kembali menyatakan “Aku
mencintaimu.” Kim Shin memilih untuk pergi dengan makan steaknya, Eun Tak pun
bisa mencium bau steak yang dibawa oleh Kim Shin.
Wang Yeo
sedang duduk binggung melihat Kim Shin datang dengan cepat berlalu didepanya.
Ia pun akan bersiap-siap tidur, tiba-tiba dikagetkan dengan Kim Shin datang ke
kamarnya. Kim Shin memperlihatkan gaya pakainya dan menanyakan pedapat Wang Yeo
kalau Pakaian ini lebih baik. Wang Yeo tak mengerti.
“Dibandingkan
yang sebelumnya.” Ucap Kim Shin, Wang Yeo binggung seperti tak sadar kalau Kim
Shin itu sudah berganti pakaian.
“Apakah
buku ini cocok dengan pakaian yang aku kenakan?Kurasa, dia akan terus
memanggilku.Aku ingin terlihat pintar dan sempurna setiap kali dia memanggilku.”
Ucap Kim Shin memperlihatkan dua buku ditanganya, Wang Yeo penasaran siapa yang
dimaksud. Kim Shin meminta agar Wang Yeo fokus saja.
“Pikirkan
pakaan yang akan kupakai saat pergi keluar.” Perintah Kim Shin, Wang Yeo
langsung memberikan dua jempol kalau penampilanya terlihat baik dan memukau.
“Kalau
begitu, ini pasti buruk sekali.” Ucap Kim Shin kembali keluar kamar dan membawa
dua CD bertanya apakah Linkin Park atau CD ini
“Aku
ingin tampak seperti orang yang mendengarkan segala jenis musik, mulai dari
klasik sampai pop.” Kata Kim Shin
Wang
Yeo memberitahu kalau Anak muda
belakangan ini, mendengarkan musik melalui ponselnya. Kim Shin kembali membawa
dua buah lukisan besar ingin tahu mana yang lebih baik, Wang Yeo berteriak marah menyuruh Kim Shin
keluar dari kamarnya. Kim Shin mengaku kalau mengoleksi jenis lukisan
post-modern sampai impresionis.
Kim Shin
kembali ke kamar Wang Yeo membuka selimut yang menutupi tubuh temanya, matanya
kaget melihat cara tidur Wang Yeo dengan tangan tertelungkup didada seperti
orang yang sudah meninggal. Wang Yeo
kesal karena menurutnya cara tidur paling nyaman buatnya.
“Jangan
melakukannya. Memangnya kau tidur di peti mati? Apa Kau mau kutambahkan bunga
sekalian?” ucap Kim Shin ingin menarik tanganya.
“Biarkan
aku tidur! Aku akan membunuhmu.” Teriak Wang Yeo tak bisa lagi menahan
amarahnya.
Esok
harinya, Wan Yeo terbagun dengan selimut bunga-bunga. Kim Shin sudah ada di
dapur melihat Wang Yeo datang bertanya apa yang sedang dilakukanya. Wang
Yeo mengatakan kalau Cuciannya sudah
kering. Kim Shin mengejek agar Wang Yeo Bersenang-senanglah.
“Celana
dalam Goblin sangat kuat.... Begitu elastis dan kuat.” Ucap Wang Yeo sambilm
menyanyi menarik-narik celana dalam Kim Shin, Kim Shin berteriak agar
menghentikanya.
“Memangnya
ini lagumu? Bukan, kan?” Entah kenapa aku begitu menyukai lagunya. “Celana
dalam Goblin kotor... berbau dan kotor...” ucap Wang Yeo sengaja menyanyikan
lagi dengan menutup hidungnya.
Kim Shin
terlihat marah karena sudah memperingatkanya. Wang Yeo heran kenapa Kim Shin perlu
memakai celana dalam, lalu berdiri mendekati Kim Shin didepan pintu
bertanya-tanya Kenapa mereka membuat
nyanyian seperti itu. Kim Shin dengan mata mendelik kalau bukan seperti itu.
“Apa yang
sudah kau lakukan pada mereka sampai membuat lagu tentang celana dalam milikmu?
Apakah kau... sungguh jantan?” ejek Wang Yeo
“Kubilang,
hentikan!” teriak Kim Shin marah
Berita Di
TV disiarakan “ Angin
topan yang tidak terprediksi terjadi di Seongbuk-dong, menimbulkan
ketidaknyamanan pada masyarakat.” Duk Hwa masuk kamar Kim Shin
menanyakan keadaannya, dengan memberitahu kalau
Angin topan baru saja terjadi di Seongbuk-dong. Kim Shin seperti tak
berdaya hanya berbaring di tempat tidurnya, Duk Hwa binggung melihat Kim Shin
seperti itu. Kim Shin memanggil Duk Hwa
“Ya,
katakan. Apakah terjadi sesuatu yang buruk?” kata Duk Hwa penasaan
“Sebelum
aku menceritakan yang terjadi padamu, ada sesuatu yang harus kukatakan padamu
dulu. Tentang rahasia keluargamu, dan juga takdir tragis-ku. Jangan terlalu
kaget. Aku sebenarnya...” kata Kim Shin
langsun disela oleh Duk Hwa
“ Goblin? Atau yang lain?” kata Duk Hwa, Kim
Shin kaget mendengarnya bertanya sejak kapan Duk Hwa mengetahuinya
“Sejak
umur 8 tahun. Aku sudah curiga sejak aku berusia 6 tahun. Setiap kali mabuk,
kau selalu membuat emas dan barang mewah lain untukku. Apa Kau lupa?” ucap Duk
Hwa
Flash Back
Kim Shin
yang mabuk terlihat memegang pedang, didepanya sudah ada tumpukan emas. Duk Hwa
melihatnya lalu bertanya apakah ia boleh memiliki satu batang saja. Kim Shin
mengatakan Tidak boleh. Duk Hwa hanya bisa mendengus kesal.
“Sejak
saat itu, aku tahu kau tidak mungkin benar-benar pamanku. Bahkan sekarang.... Kau
selalu seperti ini. Mana mungkin aku tidak menyadarinya? Kau harus berhati-hati.
Kau mungkin akan membuat kesalahan di luar rumah nanti.” Ucap Duk Hwa melihat
Kim Shin yang duduk melayang diudara.
“Kau
bilang... kalau kau tahu bahwa aku Goblin sejak usiamu 6 tahun? Meskipun
begitu, apa kau tetap bicara kasar padaku?” ucap Kim Shin, Duk Hwa membenarkan tapi akhirnya
mengubah jawaban jadi tidak dan petir pun terlihat dari jendela kamar.
Berita
kembali disiarkan “Topan hari ini hanya melanda satu wilayah. Pemirsa pasti terkejut. Badan
meteorologi hanya memprediksikan hujan lebat di sebagian wilayah Seoul dan
Gyeonggi. Jalanan akan menjadi licin, maka lalu lintas pun akan
terganggu."
Reporter
Lee pun memberikan laporanya “Bahkan hujan yang lebih deras turun di seluruh area
Seongbuk-dong dan masyarakat pun kebingunan.Demi meminimalisir kemacetan lalu
lintas yang diakibatkan olehnya,polisi menyarankan masyarakat untuk menggunakan
transportasi umum.”
Kim Sun
melihat keluar jendela kalau hujan turun dengan deras tapi menurutnya itu
bagus. Eun Tak sedang mengelap meja bertanya apa bagusnya dengan turun hujan,
karena mereka jadi tidak punya pembeli.
“Sekalipun
tidak hujan, kita memang tidak punya pembeli. Bagaimanapun juga, kita tidak
akan memiliki pembeli. Jadi, lebih baik hujan saja.” Ucap Kim Sun, Eun Tak
mengaku tidak punya payung.
“Aku
punya banyak. Kau bisa memakai satu. Aku terlalu malas untuk membawanya pulang Dan,
pastikan tidak perlu membawanya kembali kemari.” Kata Kim Sun, Eun Tak melihat
ada banyak payung tak percaya boleh membawanya dan bisa mendapatkan sebuah
payung.
“Apa ini
pertama kali kau melihat payung?” ejek Kim Sun, Eun Tak mengucapkan
terimakasih,
“Aku juga
berharap mendapatkan sebuah payung untuk pelindungkehidupanku” ungkap Kim Sun
berharap banyak.
Kim Sun
kembali makan snacknya tapi seperti sudah tak renyah, Eun Tak ingin membuatkan
yang baru. Kim Sun menolak karena sudah
hafal rasanya jadi terlalu malas untuk makan sesuatu. Eun Tak bertanya apakah
Kim Sun akan pergi.
“Dialog
itu seharusnya diucapkan bos, Nona Pekerja Paruh Waktu. Saat aku tidak ada,
santai saja dan tidak perlu bekerja.” Kata Kim Sun melepaskan celemeknya.
“Mana
boleh seorang pegawai bersantai hanya karena bosnya tidak ada? Aku justru harus
bekerja lebih keras saat tidak diawasi.” Pikir Eun Tak
“Kalau
kau seperti itu, maka bos tidak akan tahu kau sudah bekerja keras. Jadi Bersantailah
saja.” Pesan Kim Sun, Eun Tak memuji Kim Sun memang sangat keren.
Kim Sun
pergi ke peramal dan terlihat binggung melihat foto yang ada didekatnya. Si
peramal memberitahu kalau mereka tiga bersaudara dan ia yang bungsu, lalu
bertanya apa yang ingin diketahui Kim Sun sekarang. Kim Sun pikir sebagai
peramal seharusnya mencoba menebaknya. Peramal pikir Segala sesuatu tidak berjalan lancar.
“Aku
tidak akan datang kemari kalau semuanya baik-baik saja. Aku pasti akan sibuk
menghitung uang.” Kata Eun Tak dengan menopang dua tangan didagunya.,
“Astaga.
Kau tidak memiliki keberuntungan, baik dengan suami maupun anak-anak. Kau memiliki
keserakahan akan wisata dan makanan lezat...” kata Peramal
“Aku
tahu. Aku ditakdirkan untuk memiliki semua kegilaan itu. Aku bahkan serakah
soal kehidupan. Aku semestinya berhenti menjadi serakah, kan?” kata Kim Sun
“Kau dilahirkan
dengan takdir kesepian. Kau sebatang kara tanpa kerabat.” Ucap peramal, Kim Sun
binggung siperamal bisa mengetahuinya.
“Kehidupanmu
layaknya perahu layar di lautan.” Ucap siperamal, Kim Sun berharap ada di
perahu itu bersama seorang pria tampan.
“Aku
melihat adanya seorang pria dalam kehidupanmu. Seorang pria bertopi, Topi koboi
hitam.” Ucap si peramal. Kim Sun berharap
pria bertopi itu berwajah tampan.
Wang Yeo
membawa sebuah topi hitam dan akan berjalan keluar, Kim Shin melihatnya
bertanya kemana Wang Yeo akan pergi. Wang Yeo
memberitahu kalau akan pergi ke tempat laundry, dengan memperlihatkan
label di topinya kalau hanya bisa di dry clean.
“Aku
selalu teringat ide luar biasa di balik topi itu. Kau kelihatan lucu memakainya
saat mencabut nyawa.” Ucap Kim Shin
"Jangan
mencari kematian. Kematian yang akan menemukanmu." Itu ide di balik topi
ini. Orang mati mengenaliku hanya saat aku menggunakannya. Topi ini
menyembunyikanku dari para manusia.” Kata Wang Yeo bangga
“Aku
senang kau tidak tampak di mata manusia. Wajahmu juga tidak terlalu tampan. Hati-hati.”
Kata Kim Shin mengejek, Wang Yeo memilih untuk tak membalasnya lalu pergi.
Kim Shin
duduk di dengan memegang buku, seperti sudah siap-siap apabila nanti akan di
panggil oleh Eun Tak nanti. Sementara Eun Tak sedang sibuk memasukan daun maple
pada selembar plastik, temanya berpikir akan melaminating nanti. Eun Tak
mengeluh Temanya itu hidup di abad berapa, menurutnya Ini sudah cukup bagus.
“Coba Lihat
siapa yang sedang bicara? Siapa yang melaminasi daun di jaman seperti ini?”balas
temanya.
“Orang
yang akan menerimanya juga kuno, jadi tidak masalah.” Balas Eun Tak, temannya
makin penasaran siapa yang dimaksud dan berpikir Eun tak sudah punya kekasih.
“Hei. Aku
tidak punya kekasih. Dia membantuku mendapat pekerjaan. Jadi, aku berterima
kasih padanya.” Kata Eun Tak
“Bagaimana
kalau saat menerima itu dia menjadi salah paham?” kata temanya
“Dia
selalu mengingkari keberadaanku, jadi dia tidak akan salah paham.” Ucap Eun Tak
Eun Tak
kembali meniup api untuk memanggil Kim Shin, lalu membalikan badan dan ingin
memberikan hadiah, tapi matanya melotot kaget melihat sosok yang tak ingin
dilihatnya. Wang Yeo datang sebagai malaikat kematian, Eun tak panik
berpura-pura kalau syalnya tertinggal dan akan pergi.
“Itulah
yang kupikirkan. Kau bisa melihatku. 10 tahun lalu, kau bisa melihatku.
Sekarang pun seperti itu.” Ucap Wang Yeo, Eun Tak berpura-pura tak melihat akan
pergi ke tempat kerjanya dan berharap agar Kim Sun tidak mengunci pintunya.
“Kau
tidak akan bisa menipuku. Aku tahu kau bisa melihatku. Dan, tidak ada
seorangpun yang melindungimu saat ini, di sini.” Ucap Wang Yeo mengikuti kemana
Eun Tak akan pergi.
“Aku tahu
kalau kau sudah tahu.” Kata Eun Tak berani menatapnya.
“Kau sudah
pindah. Jadi, aku mencarimu kemana-mana selama 10 tahun. Akhirnya, aku
menemukanmu.”ucap Wang Yeo
“Kalau
begitu, kau semestinya tidak perlu susah payah mencariku. Dalam kehidupan ini,
kita menyebutnya "stalking ".
Apa Kau tahu? Aku akan mengajukan tuntutan padamu. Kau bahkan tidak
memiliki namaku dalam daftarmu.” Kata Eun Tak berani melawan
“Kau
salah satu roh yang hilang. Sulit sekali mengumpulkan dokumen-dokumennya selama
19 tahun ini.” Jelas Wang Yeo
Eun Tak
pun bertanya apa yang akan terjadi padanya sekarang, apakah ia akan mati. Lalu
memberitahu kalau baru berusia 19 tahun. Wang Yeo memberitahu aklau Orang
bahkan bisa mati di usia 9 atau 10 tahun. Itulah kematian yang tidak mengenal
batasan usia, lalu memberitahu siapa yang ada bersama Eun Tak saat ini.
Eun Tak
melihat Kim Shin yang ada didekatnya, lalu berlari menutupi mata dengan tangan
tanganya meminta agar tak menatapnya, karena Wang Yeo itu Malaikat Kematian
bahkan tidak boleh berkontak mata dengannya. Kim Shin menurunkan tanganya. mengatakan
tak perlu karena mereka sudah pernah bertemu.
“Kau
pasti sedang bekerja.” Ucap Kim Shin menyapa teman satu rumahnya.
“Ya, tapi
aku tidak mengerti apa yang sedang kau lakukan.” Kata Wang Yeo dingin
“Aku ikut
campur dalam kehidupan dan kematian seorang manusia.” Balas Kim Shin, Wang Yeo
sudah tahu dan merasa kalau Kim Shin sudah melakukan kesalahan besar.
“Gadis
ini semestinya sudah mati 19 tahun lalu.” Kata Wang Yeo, saat itu bunyi petir
kembali terdengar. Wang Yeo kembali menyebutkan kalimat yang sama dan kembali
suara petir terdengar, Eun Tak terlihat binggung.
“Apakah
aku terlihat seperti ingin mendengarkan sebuah penjelasan?” kata Kim Shin
“Bukankah kau diajari untuk
memperhatikan saat Goblin bicara serius? Berhati-hatilah. Mungkin saja muncul
keinginan dalam diriku untuk bermain dengan kehidupan dan kematianmu.”Gumam Kim
Shin memberitahu dalam hatinya, Eun Tak yang ketakutan mengajak Kim Shin pergi
saja karena dengan begitu memiliki jalan keluar. Tangan Eun Tak kembali ditarik
agar tetap dekat dengan Kim Shin.
Kim Shin
mengatakan tetap saja disini karena Wang Yeo tidak akan bisa membawanya. Eun
Tak memberitahu kalau Wang Yeo sudah mencarinya
selama 10 tahun terakhir.Kim Shin mengatakan Tidak akan terjadi apa pun
meskipun Wang Yeo mencarinya selama 100 tahun karena Tidak ada Malaikat Kematian yang dapat
membawa gadis yang ingin menikahi Goblin yang terlebih, yang tidak ada dalam
daftar kematiannya. Wang Yeo bisa menyimpulkanya.
“Ya,
benar. Aku.... Aku mempelai wanita Goblin yang terkenal. Apa yang akan kau
lakukan sekarang? Apa Kau tetap akan membawaku?” ucap Eun Tak dengan nada penuh
amarah.
“Aku jadi
terlihat seperti pria jahat di sini. Bagaimanapun juga, aku harus membereskan
segalanya dulu. Kita bicara dan bertemu lagi nanti. Mungkin, kita akan saling
berjumpa lagi seperti ini, atau bahkan membuat kesepakatan di lain waktu.” Kata
Wang Yeo lalu berjalan pergi dengan menutupi wajahnya mengunakan topinya, Eun
Tak yang ketakutan memegang erat lengan Kim Shin.
Bersambung
ke part 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar