PS : All
images credit and content copyright :MBC
Joon
Hyung panik masuk ke dalam gedung dengan suara riuh dari tim angkat besi, Bok
Joo terlihat menahan tangisnya diatas panggung. Joon Hyung melihat arah
pandangan Bok Joo dan melihat ada Jae Yi yang duduk dibangku penonton melihat
Bok Joo bertanding.
Bok Joo langsung memasuk ke belakang panggung,
Joon Hyung berlari masuk ke dalam ruang tunggu atlet tapi tak ada siapaun dan
bertanya-tanya dimana keberadaan Bok Joo sekarang. Ketika akan pergi terdengar
suara isak tangis, Joon Hyung seperti bisa mengetahui itu Bok Joo yang
menangis, Saat itu Jae Yi datang dengan sebuket bunga ditanganya, dengan wajah
penuh amarah Joon Hyung mengajak kakaknya untuk bicara diluar.
Joon
Hyung bertanya bagaimana kakaknya bisa datang ke tempat pertandingan. Jae Yi
menceritakan kalau Ah Young yang memberitau dan temanya juga baru membuka
sebuah klinik di dekat sini, menurutnya karena Bok Joo adalah pasiennya
jadi harus menyemangatinya.
“Kenapa
kau harus datang dan menyemangati Bok Joo?” teriak Joon Hyung kesal, Jae Yi
binggung melihat Joon Hyung terlihat sangat marah.
“Pria
yang disukainya... adalah kau, Hyung... Bok Joo menyukaimu.” Kata Joon Hyung
membuka semua rahasianya, Jae Yi terlihat sangat shock ternyata pria yang
disukai Bok Joo adalah dirinya
“ Itulah
kenapa dia diam-diam pergi ke klinikmu. Dia mengalami saat yang sulit
ketika kau tahu kalau dia seorang atlet
angkat besi. Dia khawatir kalau kau mungkin berpikir dia seorang pembohong
besar. Lalu kau tiba-tiba muncul disini. Dia juga seorang wanita. Apa kau pikir
dia ingin menunjukkan... wajahnya saat sedang mengangkat besi pada pria yang
disukainya?” kata Joon Hyung lalu menyuruh kakaknya untuk segera pergi
saja karena Perasaan Bok Joo sudah
terluka.
[Episode 10 – sebuah tanda koma atau jangka
waktu]
Semua tim
angkat besi didalam bus terlihat sangat bahagia karena mereka berhasil. Pelatih Choi melihat rekan kerjanya itu
Senyum di bibirnya, sangat lebar sekarang, dengan mengejek kalau sebelumnya
meminta untuk tidak terlalu peduli pada hasilnya, tapi Pelatih Yoon terlihat
seperti Joker sekarang.
“Joker
atau tidak, aku tidak peduli tentang itu saat ini. Kau harus Dengar. Tim
kita... baru saja mendapatkan hasil
terbaik dalam 10 tahun. Kenapa aku harus peduli tentang itu sekarang?”
kata Pelatih Yoon
“Strategi
kita berjalan dengan sempurna. Kita memenangkan 1 emas, 1 perak, dan 2 medai
perunggu.” Ucap Pelatih Choi
“Aku
sangat senang sampai-sampai rasanya bisa
menari sekarang. Haruskah aku menari?” kata pelatih Yoon sudah siap berdiri,
Pelatih Choi menahanya, saat itu ponsel Pelatih Yoon berdering, Tuan Kim menelp
pelatih anaknya dan pelatih Yoon seperti menerima perintah dari ayah Bok Joo.
Pelatih
Yoon meminta mereka menghentikan musik dalam bus, lalu berdiri menghadap semua
anak didiknya, Pelatih Choi meminta mereka diam sebentar dan memberikan
perhatian.
“Pertama,
beberapa dari kalian mendapatkan hasil yang bagus. Min Young, Woon Gi, Jung
Woo.dan Bok Joo. Kalian sudah bekerja keras hari ini. Tepuk tangan untuk
mereka.” Ucap Pelatih Yoon, semua memberikan tepuk tangan tapi Bok Joo hanya
terdiam dengan wajah sedih.
“Tapi aku
pikir... kalian semua pantas berdiri di podium. Orang yang menyemangati
merekaketika mereka pemanasan,orang yang memberikan mereka air minum ketika
mereka sedang tegang menunggu giliran mereka, dan orang yang bertepuk tangan
ketikamereka mendapatkan hasil yang bagus. Maksudku adalah... rasanya seperti
orang-orang itu juga mengangkat barbel dengan kalian hari ini.” Jelas Pelatih
Yoon
“Dengan
itu, aku punya kabar gembira. Kita akan pesta makan malam di Ayam Bok hari ini!
Ayo pergi dan makan sepuasnya!” kata Pelatih Yoon penuh semangat, semua
terlihat benar-benar gembira hanya Bok Joo yang terdiam dengan menatap keluar
jendela menahan rasa sedihnya.
Tuan Kim
pun membawakan mereka ayam goreng untuk semua tim angkat besi, dengan
memerintahkan kalau semuaorang hari ini harus memakan 2 ayam utuh, semua
berteriak mengerti. Woon Gi ingin pamit
pergi sekarang, karena sudah selesai memakan dua ayam. Tuan Kim memujinya
karena memimpin permainan dan memenangkan medali perak, lalu menyuruh Sang Chul
harus memakan lima ayam dan duduk didepan Pelatih Yoon.
“Profesor
Yoon, kau pantas memakan yang paling banyak.” Ucap Tuan Kim, keduanya pun
mengucapkan terimakasih.
“Karenamu,
kami memiliki atlet yang hebat seperti Bok Joo. Kau memfasilitasi kami makanan
ketika kami lapar. Terima kasih banyak.” Kata pelatih Yoon.
“Bukan
aku...Kaulah yang membuatnya jadi seorang atlet.” Ucap Tuan Kim merendahkan
diri
“Kaulah
yang melakukannya... Kau sudah membesarkan putrimu dengan sangat baik. Ketika
Bok Joo baru lahir, aku mengatakan kalau... Bok Joo adalah nama yang sangat
kuno. Tapi Aku akan menarik perkataanku. Bok Joo adalah gadis yang beruntung.”
Kata Pelatih Yoon
“Aku
pikir dialah yang paling bekerja keras. Dia menaikkan kelas berat Bok Joo. Kau
memakan sup ini terakhir kali. Silahkan dimakan.” Ucap Dae Ho membawa semangkuk
sup khusus untuk pelatih Choi.
Pelatih
Choi terlihat gugup dan menerimanya, pelatih Yoon mendengar Dae Hoo mengatakan
Terakhir kali, lalu bertanya apakah pernah datang untuk minum tanpanya. Pelatih
Choi mengaku hanya sekali saja. Tuan Kim ingin berbicara akalu ia juga
membuatnya sarapan, Pelatih Choi langsung berteriak dengan suara lantang
memanggil Woon Gi.
“Bukankah
ini waktu yang tepat... untuk menyanyikan yel-yel tim angkat besi?” ucap
pelatih Choi sengaja mengalihkanya, Woon Gi dan semua pun mulai menyanyikan yel
tim angkat besi.
Sementara
Bok Joo hanya terdiam dengan rasa sedihnya, teringat kembali saat Jae Yi yang
duduk melihatnya bertanding dengan semua otot dari seorang pengangkat besi dan
tidak menarik untuk seorang pria. Bok Joo hanya bisa menangis dikamarnya
sendirian.
Joon
Hyung datang ke restoran dan melihat banyak tim angkat besi yang sedang makan,
lalu ia melihat ditempat duduk Nan Hee dan Sun Ok tak ada Bok Joo. Ia ingin
keluar restoran dan mengeluarkan ponselnya, tapi diurungkan niatnya untuk
menelp Bok Joo.
Jae Yi
terdiam dalam kamarnya, memikirkan kalau ternyata Bok Joo menyimpan perasaan
suka padanya karena itu sengaja untuk datang ke klinik. Teringat kembali saat
pertama bertemu dengan berbagi payung dengan Bok Joo yang mengangkat sebuah
meja rias.
Bok Joo
pun bertanya pertama kali padanya “Apa kau suka Messi?” lalu melihat sikap Bok
Joo terlihat gugup ketika memberikan jaketnya agar tak kedinginan. Jae Yi
seperti memikirkanya, lalu melihat sebuah pot tangan dengan ucapan selamat
ulang tahun dan bisa mengetahui kalau itu hadiah dari Bok Joo.
Acara TV
olahraga akan segera dimulai, Tuan Kim siap-siap merekam dengan ponselnya tapi
dikejutkan dengan melihat wajah dilayar ponselnya, Dae Ho mengeluh kakaknya itu
mengunakan mode selfie lalu mengubah kameranya, Tuan Kim yang merekam acara
pertandingan Bok Joo memuji kalau anaknya itu terlihat cantik , Dae Hoo
berkomentar Bok Joo tidak terlalu cantik.Sementara semua tim berkumpul diruang
latihan.
“Kalian
semua melakukan hal yang bagus kemarin. Kami punya kabar bagus lainnya” ucap
Pelatih Yoon menyuruh pelatih Choi untuk memberitahunya.
“Semuanya.
Seperti yang kalian tahu, N.S. Ning mensponsori
beberapa tim di sekolah kita. Akhirnya mereka setuju untuk mensponsori kita
mulai saat ini.” Ucap Pelatih Choi dengan wajah bahagia.
Semua
menjerit bahagia dan Bok Joo hanya tersenyum seperti tak begitu bergairah. Min
Young terlihat senang karena mereka akhirnya bisa makan sepuasnya. Pelatih Choi
mengatakan mereka tidak akan diperlakukan seperti raja, tapi tidak perlu khawatir
lagi soal makanan. Pelatih Yoon memuji semua atlet yang sudah berkerja dengan
baik.
“Tapi,
jangan bersantai hanya karena kompetisinya sudah berakhir. Sampai semua orang
membuat rekor baru, teruslah bekerja keras, Jadi Cepat pergi dan makanlah yang
banyak.” Ucap pelatih Yoon, Semua pun bubar.
Pelatih
Choi memanggil Bok Joo memberitahu hanya untuknya, N.S. sedang memikirkan untuk merekrutnya ke
tim official mereka jadi harus melakukan rapat akhir minggu ini dan Sepertinya
mereka jadi penggemarnya karena ingin bertemu.
Nan Hee
memuji Bok Joo sangat keren, Bok Joo hanya diam saja dengan sedikit senyuman.
Sun Ok pikir Bok Joo boleh menunjukkan kalau perasanya senang dan jangan
mengkhawatirkan mereka. Bok Joo pun tetap diam seperti memang tak bergairah
dengan hidupnya.
“Jangan
merasa tidak bersemangat.Mereka akan merekrut yang lainnya juga dan bukan hanya
Bok Joo. Bekerja keraslah supaya kau bisa jadi salah satu dari mereka.” Kata
pelatih Choi, Keduanya pun mengangguk mengerti dan mengajak untuk makan.
Bok Joo
hanya diam saja di depan makannya, Nan Hee heran melihat Bok Joo yang tak makan
dan dari kemarin terlihat lesu. Sun Ok juga menyadarinya dan berpikir kalau Bok
Joo sedang sakit atau demam karena kompetisi kemarin. Bok Joo mengaku baik-baik
saja.
“Hei...
Lihat siapa ini... Ini adalah atlet angkat besi yang ada di berita tadi malam.
Bok Joo yang hebat. Bolehkah aku berfoto denganmu?” kata Tae Kwon datang siap
dengan ponselnya, Joon Hyung yang melihatnya bisa mengetahui Bok Joo masih sedih.
Sun Ok
melarang Tae Kwon tidak boleh mengambil fotonya karena Bok Joo harus
menyelesaikan makanannya. Bok Joo pamit pergi merasa tidak punya selera makan. Joon Hyung pun
memberikan nampan makanya pada Tae Kwon untuk bisa menaruh di tempat piring kotor.
Bok Joo
berjalan sambil melamun tanpa sadar sebuah mobil akan lewat didepanya, Joon
Hyung datang langsung menariknya sebelum tertabrak mobil, lalu memarahinya agar
sadar karena hampir mendapat kecelakaan.
Bok Joo meminta maaf seperti baru menyadarinya.
“Tidak
usah minta maaf padaku. Kau harus minta maaf pada tubuhmu.... Kau memenangkan
kompetisi nasional. Apa kau tidak tahu kalau tubuhmu berharga?” ucap Joon
Hyung, Bok Joo seperti tak peduli memilih untuk pamit pergi.
“Hei.. Kau belum menyelesaikan
makananmu.Bagaimana kau akan mengangkat besi nanti?” kata Joon Hyung lalu
menarik Bok Joo pergi.
Joon
Hyung mengeluarkan semua makanan yang dibeli,
karena tak tahu apa yang disukai Bok Joo jadi membeli semuanya dan bisa memilihnya. Bok Joo mengucapkan
terimakasih, dengan meminum susu pisang. Joon Hyung memuji Bok Joo yang
ternyata benar-benar hebat.
“Ketika
orang-orang memanggilmu seorang bintang, aku tidak percaya pada mereka. Aku
dengar kau membuat rekor baru kali ini. Setelah aku melihatmu di berita, aku
membanggakanmu pada semua orang.” Kata Joon Hyung bahagia, Bok Joo seperti
tetap terlihat tak bersemangat.
“Kenapa
kau terlihat sangat murung? Bukankah kau harusnya merasa sangat senang setelah
membuat rekor baru? Aku bahkan tidak pernah jadi juara satu, jadi aku merasa
rendah diri sekarang.” Ucap Joon Hyung membuka sosis kesukaan Bok Joo
Bok Joo
memakan seperti tetap diam saja, Joon Hyung mencoba menghibur dengan menaruh
dua sosis di mulutnya seperti seorang Drakula, Bok Joo mengeluh candaan itu sangat
kekanak-kanakan. Joon Hyung bisa melihat Bok Joo yang tadi sedikit tertawa.
“Aku akan
menunjukkan sesuatu yang sangat lucu
padamu. Ini Meniru Bok Joo, nomor satu.” Kata Joon Hyung mengikuti cara Bok Joo
mengancam kaalu bisa memukul pria.
“Nomor
dua, ini kau saat bertingkah sok imut.” Ucap Joon Hyung memajukan bibirnya,
“Nomor
tiga... Cara berlarimu.” Kata Joon Hyung mulai berdiri dengan dua tangan
seperti ayam yang mengepakan sayapnya berlari mengikuti gaya Bok Joo yang
mengantar pesananan ayam goreng.
“Hei... Joon
Hyung... Apa hari ini kau tidak sibuk?” ucap Bok Joo seperti tetap tak bersemangat,
Joon Hyung hanya bisa menghela nafas karena semua yang dilakukanya gagal
Keduanya
pun berjalan bersama, Joon Hyung mengeluh cuacanya sangat dingin dan meminta
Bok Joo agar memberikan jaketnya. Bok Joo yang tak ingin adu mulut membuka
kancing jaketnya. Joon Hyung panik menyuruh Bok Joo tetap memakainya saja
karena hanya bercanda.
“Hei...
Semangatlah. Orang-orang mungkin akan berasumsi kalau kau didiskualifikasi, dan
itulah alasan kenapa kau murung.” Ucap Joon Hyung memeluk temannya.
“Hey. Aku
akan mengganggumu, Apa Kau ingin memukulku?” kata Joon Hyun sengaja mengoda Bok
Joo dengan menusuk Lenganya.
“Aku
lelah dan mengantuk, jadi akan tidur siang dulu.” Ucap Bok Joo benar-benar tak
bersemangat. Joon Hyung pun terlihat pasrah.
Bok Joo kembali
ke kamar, Si Ho baru saja akan pergi mengatakan
sudah melihat bannernya dan memenangkan juara satu, lalu mengucapakan
Selamat dan keluar dari kamar. Bok Joo terlihat benar-benar tak bergairah
menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur, saat itu ponselnya berdering dan
melihat nama Dokter Jung, ia pun buru-buru duduk diatas tempat tidurnya.
“Bok Joo,
apa kau punya waktu sebentar?” kata Jae Yi terdengar serius, Bok Joo menjawab
“ya” dan meminta agar Jae Yi bicara saja.
“Apa kau
di sekolah sekarang? Apa kau sedang latihan?” tanya Jae Yi, Bok Joo
mengatakan sedang istirahat.
“Kalau
begitu...bisakah kita bertemu sebentar?” kata Jae Yi, Bok Joo sempat kaget
karena Jae Yi memintanya bertemu sekarang.
Bok Joo
datang ke cafe sempat terlihat tegang dan melihat Jae Yi sudah menunggunya. Jae
Yi pun menawarkan Bok Joo makan dan ingin memesankanya, lalu terlihat dua
cangkir kopi dengan bentuk hati diatasnya.
Jae Yi
langsung meminumnya terlihat bentuk hatinya seperti hilang. Bok Joo ingin tahu
alasan Jae Yi bertemu dengannya. Jae Yi
mengatakan yang pertama ingin mengucapkan selamat karena sudah memenangkan
juara satu. Bok Joo pun mengucapkan Terima kasih.
“Joon
Hyung menceramahiku dengan kasar kemarin. Aku sedang berada di daerah situ,
jadi hanya mampir untuk menyemangati pertandinganmu. Tapi Aku mungkin seharusnya
tidak melakukan itu. Maafkan aku, Bok Joo.Aku harap... tidak menyakiti
perasaanmu..” Kata Jae Yi, Bok Joo terlihat sedikit kaget dengan penjelasanya,
menjatuhkan sendok dalam gelasnya seperti merasa kalau hatinya tertusuk.
“Kalau
dipikir-pikir, sepertinya aku membuat beberapa kesalahan lain meskipun itu
bukan maksudku.Aku seharusnya bisa lebih pengertian. Maafkan aku.” Kata Jae Yi,
Bok Joo mengaku kalau itu tidak benar sama sekali.
“Kau
tidak melakukan kesalahan apapun. Ini semua salahku. Aku menyukaimu sendirian
dan melakukan semua hal bodoh. Maksudku, aku bahkan berbohong padamu. Jadi Ini
benar-benar salahku.” Kata Bok Joo
“Tidak...
Aku melakukannya untuk tujuan yang baik, tapi itu mungkin bisa jadi suatu
kesalah pahaman. Aku lebih tua darimu, jadi seharusnya lebih mengerti. Aku
benar-benar minta maaf.” Ucap Jae Yi tak enak hati.
Bok Joo
pikir Jae Yi jangan meminta maaf, Jae Yi
mengaku Setiap kali bertemu dengan Bok Joo merasa lebih bersemangat dan senang.
Itu mungkin kenapa membuat kesalahan, jadi seharusnya lebih berhati-hati. Bok
Joo meminta agar Joon Hyung tak mengatakan hal itu menurutnya tak ada yangs
alah dengan berbuat baik pada orang orang lain.
“Dunia
ini penuh dengan orang jahatyang memperlakukan orang lain dengan buruk.Aku
orangnya impulsif dan suka berubah-ubah. Aku gampang menyukai seseorang dan mudah
jatuh cinta pada seseorang Pada selebriti juga seperti itu. Aku akan jatuh
cinta pada Song Joong Ki hari ini dan keesokan harinya aku menyukai Kim Soo
Hyun. Itu berubah setiap hari. Joon Hyung dan aku baru bertemu akhir-akhir ini,
jadi dia mungkin tidak tahu tentang ini. Ketika aku berlatih, aku merasa bosan
dan mencari jalan untuk mengalihkan rasa bosanku. Tapi seperti yang kau lihat
kemarin, aku akhirnya bisa memenangkan juara satu, jadi aku akan benar-benar
fokus pada latihanku mulai dari sekarang.” Ucap Bok Joo panjang lebar
menyakinnya, Jae Yi pun bisa mengerti
“Aku
sebenarnya harus bertemu seseorang sekarang. Begitu banyak orang ingin bertemu
denganku hari ini.Ini rasanya seperti seorang selebriti.” Ungkap Bok Joo
berusaha untuk tersenyum. Jae Yi pun mengajak mereka untuk pergi.
Keduanya
pun keluar bersama, Jae Yi bertanya Bok Joo akan ke arah mana, Bok Joo menunjuk
ke arah depan dan balik bertanya kemana Jae Yi akan pergi. Jae Yi mengatakan
akan pergi ke arah yang sama jadi akan mengantarnyanya, Bok Joo langsung
meralat kalau harus pergi ke arah yang berlawanan karena harus ke rumah dulu.
“Kalau
begitu, hati-hati di jalan... Kau tahu kalau kau benar-benar tidak perlu
mengkhawatirkan itu, kan?” ucap Jae Yi, Bok Joo menganguk mengerti dan pamit
pergi, saat berjalan wajahnya tak bisa menutupi rasa sedihnya.
Joon
Hyung sedang latihan diruangan bersama dengan teman-teman, Bok Joo terlihat
sangat marah langsung memanggil Joon Hyung untuk berbicara sebentar. Joon Hyung
melonggo binggung melihat wajah Bok Joo terlihat marah dan keluar dari ruangan.
Tae Kwon melihat Bok Joo sangat menyeramkan dan terlihat sangat marah.
“Hei, ada
apa? Kau menakutiku.” Ucap Joon Hyung melihat tatapan Bok Joo
“Kenapa
kau melakukan itu? Kenapa kau memberitahu Dr. Jung... kalau aku menyukainya? Kau
pikir kau siapa? Aku baru bertemu dengannya. Dia bilang merasa bersalah karena
dia pikir membuat kesalahan. Dia terus meminta maaf padaku. Apa kau tahu aku
merasa seburuk apa... saat aku melihatnya melakukan itu?” ucap Bok Joo marah
“Aku
pikir, "Ketika aku menyukai seseorang, dia harus meminta maaf padaku
seperti ini." "Aku membuatnya berada di posisi yang canggung karena
dia tidak bisa membalas perasaanku” ucap Bok Joo dengan nada tinggi, Joon Hyung
merasa kalau itu sedikit berlebihan.
“Kau seharusnya
tidak melakukan apapun. Kenapa kau harus membuatku merasa begitu menyedihkan? Kau
pikir kau siapa bisa mengatakan padanya bagaimana perasaanku?”teriak Bok Joo,
Joon Hyung menegaskan bukan itu maksudnya tapi...
“Baiklah.
Aku pergi ke ruang tunggu kemarin. Aku melihatmu menangis dan merasa bersalah.
Tapi Hyung muncul tanpa tahu apapun dan membawa bunga, jadi aku menyeretnya
keluar dan kehilangan kesabaranku...” kata Joon Hyung menjelaskan
Bok Joo
heran karena Joon Hyung bisa kehilangan
kesabarannya dan berpikir kalau menyukai kakanya itu karena seharusnya tidak melakukan apapun, menurutnya
jauh lebih baik sebelumnya dari pada merasa canggung berada di sekitarnya,
dengan mengeluh Joon Hyung yang selalu
melakukan sesuatu sesukanya dan pasti menganggapnya lucu.
“Apa kau
senang melihatku bertingkah bodoh karena kakakmu?Apa kau pikir aku ini lelucon?
” kata Bok Joo
“Apa Kau
pikir aku menutupi kebohonganmu,mencoba membuatmu merasa lebih baik,dan
memberitahu kakakku karena aku menganggapmu seperti itu?” ucap Joon Hyung
akhirnya marah.
“Aku
tidak tahu. Aku tidak bisa membaca pikiranmu.” Kata Bok Joo dengan memalingkan
wajahnya.
“Baiklah.
Silahkan berpikir sesukamu. Tapi ada apa denganmu? Kenapa kau berjalan
kesana-kemari seperti seorang pecundang
setelah jadi juara satu? Apa kau sebegitu merasa malu karena Hyung melihatmu di
pertandingan? Kau sudah menghabiskan seluruh waktumu selama ini dengan angkat
besi, dan Apa kau merasa malu?” teriak Joon Hyung,
“Ini
adalah hal yang berbeda!” teriak Bok Joo dengan menahan tangisnya.
“Kau malu
pada angkat besi. Sebagai sesama atlet, aku tadinya berpikir kalau kau sangat keren,
tapi aku kecewa sekarang. Siapa yang akan menganggapmu cantik ketika kau merasa semalu itu pada dirimu sendiri?”kata
Joon Hyung lalu beranjak pergi
Tae Kwon
melihat temanya yang kembali keruangan loker,
bertanya Ada apa dengan temannya itu karena sepertinya sangat marah.
Joon Hyung sedang membuka pintu loker melampiaskan amarahnya dengan memukulnya
sangat keras. Tae Kwon sampai terlonjak kaget mendengarnya.
Jae Yi
menemui dua pegawai memastikan tidak ada pasien lagi, dan selesaikan sekarang.
Pegawai memberitahu Jae Yi kalau salah satu pegawainya ingin keluar untuk minum jadi meminta agar
pergi minum bersama karena sudah lama
tidak pergi minum. Jae Yi setuju mereka bisa minum bersama.
Joon
Hyung datang bertanya apakah kakaknya sudah selesai, Jae Yi mengatakan sudah
dan akan pergi minum lalu menawarkan untuk bergabung. Joon Hyung meminta maaf
pada pegawai Jae Yi karena perlu
menculik kakaknya dari mereka hari ini. Si pegawai melihat tatapan Joon Hyung
yang sinis merasa tak masalah karena bisa
pergi minum lain kali. Joon Hyung menyuruh Jae Yi segara ganti baju dan akan
menunggu diluar, Jae Yi binggung melihat sikap Joon Hyung tak seperti biasanya.
Jae Yi
melihat adiknya menunggu diluar karena udaranya dingin, Joon Hyung langsung
membahas tentang kakaknya yang menemui Bok Joo hari ini. Jae Yi membenarkan dan
merasa mungkin sudah terlalu baik
padanya dan seharusnya tidak pergi ke pertandingan itu jadi harus melakukan
sesuatu.
“Jadi Apakah
itu untuk membuatmu merasa lebih baik?” kata Joon Hyung dengan nada marah, Jae
Yi bingung.
“Itulah
inti dari yang kau katakan. Bukankah kau meminta maaf padanya untuk membuatmu
merasa lebih baik dan tidak terbebani?” kata Joon Hyung
“Tidak,
bukan begitu. Kau tahu, aku lebih tua dari kalian. Aku tidak bermaksud seperti
itu, tapi ini masih tetap kesalahanku. Aku pikir seharusnya mengatakan padanya
kalau aku merasa bersalah. Tapi, kenapa kau bertanya?Apa aku membuat kesalahan
lagi?” ucap Jae Yi seperti tak mengerti.
“Ya. Kau
membuat kesalahan lagi. Kau pikir bagaimana perasaan Bok Joo ketika nmelihat
kau merasa karena perasaannya? Apa kau pikir dia merasa lebih baik setelah
melihatmu merasa bersalah? Kenapa kau selalu tidak bisa melihat... kalau
perhatianmu pada orang lain bisa menyakiti perasaan mereka? Kau selalu seperti
ini.” Ucap Joon Hyung kesal
“Sejak
aku pindah ke rumahmu, kau bersikap terlalu perhatian padaku. Bahkan ketika aku
merusak benda milikmu, bahkan ketika aku memakai mobilmu tanpa memberitahumu
dan membuatnya tergores, kau bahkan tidak marah padaku. Temanku mungkin
mengatakan kalau aku memiliki kakak yang hebat.” Ungkap Joon Hyung.
Tapi Joon
Hyung merasa kadang membuatnya sedih, seperti mengatakan dalam hati "Aku mengerti.
Ini karena aku bukan adik kandungnya. Aku hanyalah orang asing yang diasuh oleh
keluarga ini." Jae Yi mencoba menyela tapi Joon Hyung kembali berbicara
kalau sudah tahu karena Jae Yi tidak bermaksud seperti itu.
“Pasti
sangat sulit untukmu... untuk bisa jadi pengertian dan tetap perhatian. Tapi
aku harap kau akan marah padaku, dan kadang-kadang memukulku seperti saudara
lainnya. Itulah yang kuharapkan.” Kata Joon Hyung lalu pamit pergi, Jae Yi
hanya terdiam seperti tak mengerti dengan yang baru saja terjadi.
Saatnya
menimbang berat badan, Soo Bin terlihat sedikit panik. Pelatih Sung mengeluh
bertanya-tanya ada apa dengan semua timnya, apakah mereka memakan sesuatu bersama kemarin dan
bermalas-malasan. Soo Bin hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Tinggallah
disini dan berolahraga sampai berat badan kalian semua turun.” Kata Pelatih
Sung lalu memanggil atlet selanjutnya, Si Ho pun akan menimbang berat badanya.
“Berat
badanmu turun 0,3kg sejak kemarin. Jika kau terus seperti ini, maka kau bisa
dengan cepat kembali ke berat lamamu. Turunkan semua berat badanmu sebelum
kompetisinya. Pertandingan seleksi sudah dekat. Kau tahu itu, kan?” kata
Pelatih Sung, Si Ho mengangguk mengerti dengan senyuman lebar.
Ki Tae
memotong daging steak lalu memberikan pada Si Ho agar menukar piringnya, Si Ho
pun mengucapkan terimakasih, Ki Tae bertanya apakah Si Ho bisa memakan semua
ini. Si Ho meras bisa memakan semuanya lalu lari 10 putaran dan pergi ke sauna
selama 3 jam, dan ketika makan dagingnya seperti merasa mual dan langsung
berlari ke toilet.
“Apa kau
baik-baik saja? Apa kau terkena gangguan pencernaan? Aku akan pergi membeli
obat.” Kata Ki Tae sudah menunggu didepan toilet ketika Si Ho keluar.
“Apa kau
tidak merasa kesal? Aku terus mengubah-ubah pendirianku. Kita memesan banyak
makanan karena aku bersikeras. Kenapa kau hanya diam dan menerimanya?” ucap Si
Ho seperti sengaja membuat Ki Tae jengkel
“ Ini
karena aku menyukaimu. Aku sudah menyukaimu... sejak kita masih anak baru. Jadi
Aku akan membelikanmu obat.” Kata Ki Tae lalu keluar dari restoran.
Jae Yi
sudah ada didepan apotek milik ibunya, tapi hanya diam dan melamun dalam mobil.
Ibunya pun mengetuk jendela bertanya apa yang sedang dilakukan anaknya itu
dengan mengejeknya sedang mediasi, Jae Yi tersenyum mengatakan akan segera
masuk.
Jae Yi
masuk ke dalam kamar Joon Hyung, melihat
foto keluarga mereka yang berjejer melihat sebuah sarung tangan dan bola
baseball. Joon Hyung terlihat frutasi berbaring diatas tali pembatas dikolam
renang seperti berusaha menenangkan dirinya.
Bersambung ke part 2
Sukaa drama ini ..cm sayang alur romancenya agak lambat, atau romance cm bumbu aja yg dibidik jakkanim nya adalah perjuangannya sbg atlit???
BalasHapus