PS : All
images credit and content copyright :MBC
Tuan Kim
baru saja selesai melakukan cuci darah, perlahan berjalan keluar, terlihat
hidungnya mimisan dan jatuh tak sadarkan diri. Perawat yang melihatnya langsung
mencoba menyadarkanya.
Sementara
Joon Hyung sedang ada ditoko bunga, si pemilik melihat sebuket bunga mawar yang
dipesan Joon Hyung merasa Gadis yang akan menerimanya pasti merasa sangat
bahagia dan yakin itu pasti untu kekasihnya. Joon Hyung keluar dari toko
berharap kalau kali ini bia berhasil dan tak percaya Bok Joo memang seorang
wanita karena ternyata tak membenci bunga.
Bok Joo
baru selesai membeli tiket, Joon Hyung menelp memberikan keberadaanya, Bok Joo
memberitahu sedang ada di Daejeon untuk menemui Sun Ok sedang dalam perjalanan
pulang. Joon Hyung bertanya kenapa Bok Joopergi kesana
Bok Joo
mengatakan kalau ceritanya panjang dan akan
menceritakannya nanti lalu mmberitahu kalau harus naik bis sekarang. Joon Hyung
memastikan kalau Bok Joo naik bis dari Daejeon, lalu memintanya agar
berhati-hati.
Pelatih
Choi dan Dae Ho keluar dari salon, Dae Ho langsung mengandeng lengan pelatih
Choi bertanya apa yang ingin dilakukanya, apakah ingin menonton film atau mendapat pijat bersama.
Pelatih Choi ingin membahas tentang kejadian sebelumya, tapi ponselnya lebih
dulu berdering, ternyata Pelatih Yoon menelpnya.
Pelatih
Yoon pun memberitahu kalau masih
berbicara pada pihak sekolah dan meminta mereka untuk mempekerjakannya kembali,
jadi harus bersabar. Pelatih Choi bisa mengerti walaupun dalam hatinya terlihat
sedih karena tak bisa segera kembali ke kampus.
“Bagaimana
anak-anak? Apa mereka baik-baik saja? Aku sudah dengar tentang Bok Joo... dari
pamannya Bok Joo.” Kata Pelatih Choi, Pelatih Yoon menjawab kalau seperti biasa
“Menurutku
ini bukan hal yang buruk membiarkannya beristirahat sebentar.” Kata Pelatih Yoon
Dae Ho
tiba-tiba datang, membawakan makanan
karena akan mendapat cukup protein. Pelatih Yoon langsung menatap sinis karena
tak membutuhkan itu, Dae Ho ternyata ikut dengan mereka dan duduk disamping
pelatih Yoon.
“Ngomong-ngomong,
sejak kapan kalian berdua jadi dekat? Aku tidak tahu kalau kalian saling
bertemu di luar.” Kata Pelatih Yoon, Dae Ho ingin menjawab tapi Pelatih Choi langsung menegaskan mereka hanya
teman minum. Pelatih Choi pikir setiap orang memang memerlukan teman minum. Saat itu pelatih Choi
melihat tanga pelatih Yoon yang terkena saus ceker langsung membersihkanya, Dae
Ho terdiam dengan wajah cemburu karena perhatian Pelatih Choi berbeda.
Bok Joo
pulang menaiki bus sendirian teringat kembali dengan kata-kata Sun Ok. “Aku iri
padamu, Bok Joo. Kau memiliki bakat, dan seorang ayah yang dengan sepenuh hati
mendukungmu.”
[Satu
tahun yang lalu]
Bok Joo
berlatih sendirian di ruang latihan, terus berlatih dengan mengangkat sampai
dada, lalu akhirnya bisa mengangkat dua tanganya. Wajahnya terlhat bahagia bisa
melakukanya seperti atlet angkat besi lainya.
“Aku juga
memiliki saat dimana aku benar-benar
menyukai angkat besi.” Gumam Bok Joo
Ponsel
Bok Joo berdering, perawat dari Rumah Sakit Gangdong bertanya apakah ini wali
dari Tuan Kim Chang Gul. Bok Joo langsung panik. Sementara Joon Hyung sudah
menunggu diterminal tak percaya mau membeli bunga dan menawarkan untuk jadi
kekasih sementaranya.
“Bok Joo
membuatku melakukan segala hal.” Ungkap Joon Hyung tak percaya
Saat itu
Bok Joo keluar dengan wajah panik dan terburu-buru, Joon Hyung berlari
mengejarnya, Bok Joo dengan menangis memberitahu harus pergi ke rumah sakit sekarang
karena ayahnya.... Joon Hyung meminta Bok Joo tetap tenang dan segera pergi ke
rumah sakit.
Bok Joo
yang panik mencari kesana kemari tempat ayahnya dirawat, Joon Hyung dengan
tenang menanyakan pada perawat dimana Tuan Kim dirawat, Perawat memberitahu ada
dikamar 1101. Joon Hyung mencari kamarnya, lalu memanggil Bok Joo. Bok Joo pun
langsung berlari memanggil ayahnya sambil menangis masuk ke dalam kamar.
Joon
Hyung terlihat sedih karena kejutanya ingin memberikan bunga gagal, Dae Ho
dengan terburu-buru mencari-cari kamar kamanya, Joon Hyung memanggilnya
memberitahu kamar Tuan Kim, Dae Ho buru-buru masuk dengan tangisannya seperti
yang dilakukan Bok Joo.
Keduanya
menangis dengan Tuan Kim yang sudah memakai baju rumah sakit, Dae Ho meminta
maaf dan memintanya agar tak mati, Tuan Kim mengeluh keduanya itu sangat
berisik karena merasa baik-baik saja dan mereka terlalu membesarkanya, Dokter
pun datang, Bok Joo langsung menanyakan keadaan ayahnya.
“Dia
tidak berada dalam kondisi yang krits, tapi tingkat fosfornya sangat tinggi. Tingkat
kreatinin darahnya juga di atas 10. Dia harus menginap di rumah sakit untuk beberapa
hari dan mendapat pemeriksaan menyeluruh, tapi aku pikir dia perlu melakukan transplantasi
secepatnya.” Kata Dokter, Bok Joo binggung ayahnya harus melakukan Transplantasi
“Kau
harus beristirahat tanpa memikirkan apapun sampai besok.” Pesan Dokter, Tuan
Kim mengerti.
Jae Yi
dan Ah Young bertemu dengan teman lama mereka satu kampus, Salah satunya merasa
sudah lama tak bertemu dengan Jae Yi, lalu mulai bersulang, teman disamping Ah
Young berkomentar kalau mereka berdua sudah dekat sejak masih sekolah, dan
mengusulkan agar Jae Yi dan Ah Young menikah saja.
“Apa kau
mau menikah?” tanya Ah Youn sengaja mengodaya, Jae Yi tersenyum mengatakan
kalau sesama teman tidak akan saling menikah. Semua yang mendengarnya terlihat
sedih, Ah Young dengan tawanya kalau ditolak.
Saat itu
seorang teman melihat Sang Gu dan Hwan Hee yang datang, salah satu temanya
menerima telp dari Sang Gu kalau akan datang, padahal tak pernah menyangka
kalau anak datang. Sang Gu menyapa semua temanya, terlihat wajah sinis Jae Yi
yang terlihat pada pasangan yang baru datang.
Hwan Hee,
seorang wanita cantik pun menyapanya dan melihat Jae Yi yang terlihat dingin
menatapnya.
Jae Yi
baru saja keluar dari toilet melihat Hwan Hee seperti sengaja menunggunya, Hwan
Hee menanyaka kabarnya, Jae Yi mengaku kalau baik-baik saja. Hwan Hee
berkomentar Jae Yi sama sekali tidak berubah. Dan terkejut ketika pertama kali
melihatnya., karena masih sama seperti yang ada dalam ingatannya.
Saat itu Sang Gu melihat
keduanya yang sedang berbicara, Hwan Hee terlihat ketakutan memilih untuk
pergi, Sang Gu pun menatap sinis Jae Yi dan kembali ke dalam restoran lebih
dulu.
Sang Gu
terlihat sedikit mabuk mengajak Jae Yi minum karena sudah lama tak bertemu. Jae
Yi menolak karena harus bekerja besok jadi tidak akan minum lagi. Sang Gu
berkomentar kalau Jae Yi masih kaku seperti dulu.
“Kau
sangat kaku dan baik. Kau sangat terkenal di kalangan wanita. Bukankah dia tipe
idealmu?”ucap Sang Gu pada Hwan Hee, Sementara mengeluh Sang Gu membawa tentang masa lalu.
“Kau
masih menyukai pria sepertinya, kan? Kau bilang tidak menyukaiku karena aku
tidak punya tata krama. Dia masih memberiku waktu yang sulit. Mungkin ini
karena dia membenciku atau karena dia tidak bisa melupakanmu.” Kata Sang Gu,
Jae Yi pu memilih untuk pamit pergi saja. Tapi Sang Gu menahan tanganya. Hei,
ada apa?
“Hei.. Akan
sedih kalau kau pergi. Hwan Hee mungkin sudah menunggu-nunggu saat dimana dia
bisa bertemu denganmu lagi. Jadi Tinggallah disini lebih lama.” Kata Sang Gu
memeritahkan agar duduk.
“Kumohon
hentikan, karena Kau akan menyesali ini besok pagi.”kata Jae Yi menahan
amarahnya, Sang Gu tetap mengatakan kalau ia tak mabuk dan hanya memberitahu
kebenarannya kala Hwan Hee datang ke Seoul untuk bertemu Jae Yi.
Hwan Hee
mengajak Sang Gu agar pergi saja karena sudah terlalu mabuk, Sang Gu
mendorong-dorong Hwan Hee agar bisa melihat pria yang disukainya, Jae Yi tak
bisa menahan amarahnya langsung memberikan pukulanya, Ah Young yang melihatnya
melonggo tak percaya melihat Jae Yi bisa semarah itu.
Ah Young
pun memberikan obat pada tangan Jae Yi yang terluka merasa heran dengan tingkah
temanya karena sudah tahu kalau Sang Gu bicara
tanpa sopan santun, jadi harusnya mengabaikannya, menurutnya ia bukan anak-anak
yang harus memukulnya.
“Biasanya,
kau bisa berpikir dengan benar dan tidak sampai lepas kendali. Kenapa kau
sangat marah? Apa kau terganggu oleh Sang Gu Atau apakah ini karena Hwan Hee? Apa
kau masih punya perasaan padanya?” kata Ah Young, Jae Yi pikir tak seperti itu,
Ah Young pun ingin tahu alasanya.
“Aku
lelah melihatmu tidak bisa melupakan cinta pertamamu. Bukankah ini sudah
waktunya... untukmu melupakannya dan berkencan dengan orang lain?” kata Ah
Young, Jae Yi tak ingi membahasnya mengajak pergi karena sudah terlalu larut.
“Kapan
kau akan menganggapku? Apa Kau tidak tahu? Demi 10 tahun persahabatan kita, apa
menurutmu.... aku akan tinggal disisimu seperti bayangan?” kata Ah Young
mengaku kalau perasaanya itu tulus, Jae Yi tak percaya ternyata Ah Young
menyimpan perasaanya.
“Kau
tidak tahu, kan? Itu berarti kau tidak pernah menganggapku sebagai calon
kekasih potensialmu. Aku sudah menduganya, tapi rasanya lebih buruk setelah memastikannya...
Baiklah... Aku juga sudah lelah menyukaimu, Aku lelah berharap, jadi Aku pikir
lebih baik saatnya berhenti sekarang. Ini akhirnya.” Kata Ah Young dengan mata
berkaca-kaca, Jae Yi hanya bisa terdiam melihatnya.
Tuan Kim
menyuruh Bok Joo pulang saja, kare Dae Ho akan tinggal dirumah sakit. Bok Joo
menolak karena ingi tinggal bersama dengan ayahnya, Dae Hoo pun menyuruh Bok
Joo pulang saja karena Hanya ada satu tempat tidur untuk wali.
“Kau hanya
akan jadi gangguan, Seluruh keluarga tidak harus berada di sini”kata pamanya,
Bok Joo tetap ingin tinggal dengan ayahnya, tapi Tuan Kim mengaku kalau Bok Joo
itu menganggunya dan membutuhkan istirahat.
“Aku akan
mengambilkan semua yang kau butuhkan dan tidak punya tisu.” Kata Bok Joo keluar
kamar dengan membawa dompetnya, saat itu terlihat tergeletak plastik dengan
penuh peralatan yang dibutuhnya dan melihat tak ada Joon Hyung disana.
Bok Joo
pun kembali ke rumah melihat kembali sudah tertulis pengumuman, [Kami tutup saat malam. Ayam Bok.] wajah Bok
Joo seperti tak menyangka Joon Hyung melakukan itu juga lalu mengubah tulisanya
[Kami tutup untuk beberapa hari.]
Ia pergi
ke kamar ayahnya memasukan beberapa handuk ke dalam serta beberapa pakaian
dalam. Saat itu melihat beberapa tumpuka berkas dialam lemari ayahnya dan
ternyata itu bukti kepemilikan asuransi tapi meurutya itu sangat banyak sekali.
Bok Joo
melihat ada namanya yang menjadi ahli waris, dengan menahan tangis menurutnya
tak ada gunanya punya uang kalau Ayah meninggal, padahal harusnya membeli motor baru dengan uang asuransi
yang dibayarkanya. Ia melihat baju ayahya yang robek akhirnya Bok Joo menangis
histeris karena ayahnya merelakan semua uangnya hanya untuk dirinya.
Tuan Kim
terlihat gelisah tak bisa tidur, ponselnya bergetar dan melihat adiknya sudah
tertidur. Tuan Kim bertanya kenapa
anaknya belum tidur Bok Joo bertanya balik, Tuan Kim mengaku kalau baru saja
ingin tidur, lalu berpikir Bok Joo yang tidur sendirian dirumah. Bok Joo
mengaku bukan seperti anak kecil yang ketakutan.
“Ayah.. Maafkan
aku atas Semuanya, Maafkan aku karena membuatmu khawatir. Maafkan aku karena
membantumu mengantar pesanan ketika kau
menyuruhku untuk tidak melakukannya. Aku juga minta maaf karena aku tidak sopan
padamu. Ketika aku kecil, aku protes tentang kimbap buatanmu yang tidak bagus dan tidak memakannya. Maafkan aku.”
Kata Bok Joo sambil menangis
“Hentikan,
anak bodoh... Aku yang lebih bersalah. Maafkan aku karena membuatmu melakukan
angkat besi, dan aku merasa bersalah karena aku tidak punya pilihan lain dan
membuka restoran ayam untuk membesarkanmu. Yang paling membuatku merasa
bersalah...adalah kau... tidak pernah... bisa menyebutkan kata "ibu" ketika
kau tumbuh dewasa.” Ucap Tuan Kim yang juga ikut menangis.
“Itu
bukan salah Ayah tapi Itu salah Ibu.” Kata Bok Joo, Tuan Kim tetap ingin
meminta maaf.
“Aku
ingin meminta maaf padamu atas nama Ibu. Aku merasa sangat bersalah tentang hal
itu...selama kau tumbuh dewasa.” Kata Tuan Kim, Bok Joo tetap merasa kalau yang
seharusnya meminta maaf, Tuan Kim pun menyuruh anaknya tidur sekarang.
Setelah
menutup telpnya, diam-diam Dae Ho mendengar pembicaraan Tuan Kim di telp dan
ikut menangis dengan berpura-pura sudah tertidur.
Bok Joo
mengepel lantai pagi hari di ruang latihan, Pelatih Yoon datang dengan wajah
masih baru bangun tidur dengan rambut acak-acakan., Bok Joo langsung
menyapanya, degan melihat rambutnya berantakan.
Pelatih Yoon masih melonggo melihat Bok Joo yang kembali ke ruang latihan.
“Apa kau
sudah kembali sekarang?” tanya Pelatih Yoon
“Mahasiswa
Haneol, Kim Bok Joo, kembali ke tim angkat besi.. untuk latihan musim dingin setelah
istirahat sebentar. Aku melaporkan kembalinya aku padamu. Hormat!” kata Bok Joo
melapor seperti seorang tentara.
Pelatih
Yoon pun menghampirinya tak percaya karena
Sudah lama tidak melihat senyumnya, dan memuji kalau itu baru semangat
seorang atlet angkat besi. Karena tanpa Bok Joo ruangan angkat besi terasa kosong. Bok Joo pun
meminta maaf pada Pelatih Yoon yang membuatnya khawatir.
Para
senior datang memelihat Bok Joo, Min Youn bertanya apakah Bok Joo akan kembali,
senior lain merasa kalau semua yang terjadi bukan karea mereka dan tidak pernah
kasar padanya, Sang Chul pun meminta Bok Joo memberitahu kalau merasa sakit
karena sangat khawatir
“Aku
benar-benar minta maaf. Aku akan berbuat sebaik mungkin mulai sekarang!” ucap
Bok Joo dengan senyuman cerianya.
Woon Gi
menunjuk Nan Hee yang baru datang tak bisa menahan tangisnya, Nan Hee pun
langsung memeluk Bok Joo dengan erat. Bok Joo berkomentar temaya itu berlebihan.
Nan Hee memberitahu kalau Sun Ok sudah pergi dan merasa kesepian sendirian, dan
mengancam akan menghancurkan dengan barbel kalau mengatakan akan berhenti lagi.
Bok Joo berjanji tak aka melakukanya.
Nan Hee
pikir kalau Sun Ok datang pasti menyenangkan, Bok Joo menceritakan kalau datang
menemuinya kemarin. Nan Hee pun ingi tahu kapan Sun Ok akan kembali. Bok Joo
pikir Sun Ok tidak akan bisa kembali untuk sementara ini. Nan Hee mengaku kalau
sangat merindukanya bakan terus bermimpi tentang hantu lalu Sun Ok
meninggalkanya.
Si Ho
berlatih dengan pita dan berusaha mengangkat tongkat ketika melemparnya tapi
gagal. Pelatih Sung langsung memarahinya, kalau pesenam SMP juga tidak membuat
kesalahan seperti itu dan tak mengerti dengan Si Ho belakangan ini.,
“Kau
sudah cukup berpengalaman untuk tahu caranya melepas stress. Kau tidak bisa
terus seperti ini. Aku akan mengetes lagi besok dan memutuskan apakah aku akan mengirimmu
ke ronde kedua atau tidak. Kau mengerti?” kata Pelatih Sung, Si Ho mengangguk
mengerti.
Si Ho
mengambil minuman dalam dispenser tapi karena melamun air panas yang diambilnya
malah tumpah dan mengenai tanganya, terlihat seperti kondisinya benar-benar tak
baik.
Jae Yi
melamun menatap jendela ruanganya, teringat kembali ucapan A Young “Itu berarti
kau tidak pernah... menganggapku sebagai calon kekasih potensialmu. Aku juga
lelah menyukaimu. Aku pikir lebih baik berhenti sekarang. Ini akhirnya.”
Ketika kembali
ke kursi kerjanya, Hwan Hee menelp minta maaf tentang yang kemarin karena Sang
Gu memang begitu akhir-akhir ini. Jae Yi bisa mengerti. Hwan Hee pun merasa
kalau tidak bisa meminta maaf dengan
benar padanya terakhir kali jadi selama ini merasa bersalah, Jae Yi pikir tak
perlu dan mengucapkan Terima kasih sudah meneleponnya, lalu mengucapkan agar
mantan pacarnya itu bisa bahagia.
Si Ho
terlihat kembali tak bisa tidur dan melirik ke arah tempat sampahnya, akhirnya
mengambil kembali pil tidurnya dengan mengeluarkan dua buah, saat itu teringat
kembali pesan pelatihnya kalau aka mengetesnya esok lalu memutuskan apakah akan
mengirinya untuk ronde kedua atau tidak.
Akhirnya Si Ho mengambil beberapa butir dan meminumnya lalu berusaha untuk
tertidur.
Tuan Kim
berteriak tak percaya mendengar Bok Joo yang akan kembali lagi, lalu bertanya
kenapa Bok Joo bisa melakukan tiba-tiba karena selalu melakukan hal yang
berlawanan dengan apa yang dikatakanya, seperti seolah-olah tak peduli.
“Aku
tidak peduli apakah kau perlu mengejar latihanmu atau tidak. Itu hidupmu, bukan
hidupku dan Aku akan keluar besok sore, Kau jangan datang.” Kata Tuan Kim dan
menyuruhnya agar anaknya latihan saja.
Dae Ho
bertanya setelah kakaknya menutup telp bertanya apakah ok Joo akan kembali.
Tuan Kim terlihat bahagia karena akhirnya Bok Joo kembali ke tim angkat besi
seperti yang diimpikanya.
Bok Joo
terdiam menatap semua alat-alat berat yang selama ini menemaninya latihan, lalu
teringat sesuatu dan mengeluarkan ponslenya. Joon Hyung sedang melamun di depan
kolam renang dan wajahnya tersenyum melihat layar ponselnya. Bok Joo bertanya
keberadaan Joon Hyung sekarang, Joon Hyung mengatakan kalau sedang ada di kolam
renang.
“Aku yang
mencarimu. Kau dimana? Apa kau di rumah sakit?” kata Joon Hyung, Bok Joo mengatakan
kalau sedang ada dikampus dan
mengajaknya agar bertemu sebentar. Joon Hyung terlihat bergegas pergi keluar
dari asrama dengan jaketnya, sementara Bok Joo kembali ke kamarnya dan memakai
jepitan rambut yang dulu pernah dipakai untuk menemui Jae Yi.
Bok Joo
sudah ada ditaman terlihat bahagia melihat turun salju, Joon Hyung datang denga
nafas terengah-engah karena berlari. Bok Joo heran kenapa Joon Hyung harus
berlari karena tidak perlu terburu-buru. Joon Hyung mengatakan kalau khawatir Bok
Joo akan kedinginan.
“Kapan
kau sampai dikampus? Bagaimana Ayahmu? Apa dia baik-baik saja?” tanya Joon
Hyung, Bok Joo mengatakan kalau baik-baik saja.
“Dia
sudah diperiksa, dan mereka bilang tidak berada di kondisi yang kritis. Mereka
pikir Ayah membutuhkan transplantasi ginjal segera.” Kata Bok Joo, Joon Hyung
pun bisa mengucap syukur karena merasa khawatir.
“Terima
kasih. Jika bukan karenamu, aku mungkin sudah kebingungan.Pikiranku mendadak
kosong ketika dengar Ayahku pingsan di rumah sakit. Aku tidak bisa berpikir
dengan jernih.” Cerita Bok Joo, Joon Hyung melihat wajah Bok Joo terlihat lebih
cerah sekarang.
Bok Joo
pu melihat salju yang turun semakin banyak, Joon Hyung pun mencoba merasakan. Keduanya
lalu saling menatap, Bok Joo memberitahu kalau hari ini kembali ke kampus lagi,
Joon Hyung tak percaya dan tersenyum bahagia menurutnya Tempatnya memang di tim
angkat besi. Bok Joo juga berpikir seperti itu dan kembali mengucapkan gaya
ucapanya “keren” pada Joon Hyung.
“Ketika
aku datang ke sekolah pagi ini, anehnya kau adalah yang pertama masuk ke
pikiranku. Bahkan setelah latihan, aku pikir harus memberitahumu kalau aku
sudah kembali.” Akui Bok Joo. Joon Hyung bisa tersenyum mendengarnya.
“Joon
Hyung. Aku sudah memutuskan untuk tidak menolakmu tapi akan menjagamu. Aku
pikir... Aku juga menyukaimu.... Ah tidakk...
maksudku Aku menyukaimu.” Ungkap Bok Joo. Joon Hyung semakin sumringa mendengarnya.
“Aku
tidak tahu apakah aku menyukaimu sebagai seorang teman atau sebagai pria, tapi
aku tidak ingin kau pergi dari sisiku. Aku ingin kau terus memanggil namaku
bahkan Kau bisa memanggilku Bok Joo atau Gendut...” kata Bok Joo, Joon Hyung
tiba-tiba langsung mengecup bibir Bok Joo.
Bok Joo terkejut
dengan wajah serius memegang wajah Joon Hyung, tapi Joon Hyung terlihat panik berpikir akan melakukan sesuatu, Bok
Joo memberikan dua kali kecupan untuk Joon
Hyung, akhirnya Joon Hyung pun menarik badan Bok Joo agar bisa lebih dekat dan
menciumnya, keduanya saling menatap bahagia dengan turun salju yang semakin
lebat.
bersambung ke episode 13
Sukaaa skali sinopsinya. Dtunggu episode sekanjutnya y. Makasih 😀
BalasHapusKeren.... Ditunggu kelanjutan. a... 🙌
BalasHapusAahhh,,,sukaaaaa,,,😍😍🤗
BalasHapus