Eun Tak
ketakutan melihat wajah rentenir yang ingin memukulnya, lalu teringat dengan
pesan nenek “Saat
di antara hidup dan mati, buatah sebuah permohonan dengan penuh pengharapan. Seorang dewa berhati
lembut mungkin saja akan mengabulkan doamu.”
Mobil pun
berhenti tiba-tiba, Wang Yeo dan Kim
Shin pun berjalan dalam kegelapan. Sirentenir bertanya siapa dua pria itu,
menduga keduanya adalah Men in Black. Tiba-tiba lampu mobil pun mati dan semua
jadi gelap, Eun Tak ketakutan begitu juga dua rentenir.
Mereka
pun berusaha kabur dengan mengemudikan mobilnya, saat itu terlihat mobil
terbelah dan Kim Shin memegang pedangnya. Eun Tak dalam mobil yang terpisah
hanya bisa menangis ketakutan. Kim Shin berjalan mengambil barang-barang Eun
Tak yang terjatuh.
Wang Yeo
sudah bersandar di depan mobil menyapnya, Eun Tak makin ketakutan. Kim Shin
membuka pintu mobil, menyuruhnya keluar. Kaki Eun Tak seperti masih lemas, Kim
Shin memegangnya dengan bertanya apakah ia terluka. Wang Yeo melihat Kim Shin
sudah pergi berjalan menjauh dan mobil pintu terjatuh. Eun Tak yang ketakutan
langsung memeluk Kim Shin.
“Kau
tanya "Apa kau terluka?"Bagaimana bisa kau menanyakan itu..setelah
membelah mobil ini jadi duaseperti ini?” ucap Eun Tak menahan tangisnya, Kim
Shin meminta Eun Tak menunggunya sebentar
“ Apa Kau
mau membunuh mereka?Kau tidak akan membunuh mereka, kan?” kata Eun Tak
khawatir, Kim Shin mengaku tidak akan melakukanya.
“Kau ini
selalu saja bilang "tidak" bahkan Malaikat kematian juga datang. Dia
bukan datang ke sini untuk menyelamatkanku, benarkan?”Kata Eun Tak
“Membunuh
mereka kedengaran jadi lebih masuk akal
untuknya, Tapi Jangan takut. Aku tidak
akan membunuh mereka.Aku hanya mau menunjukkan pada merekakalau aku
marah...dengan begitu mereka akan berharapuntuk mati saja.” Kata Kim Shin yang
sempat mengejek Wang Yeo.
Dua
rentenir yang ada didalam mobil meminta tolong agar diselamatkan. Kim Shin pun
mendekat menanyakan keadaanya, Dua rentenir memohon agar jangan membunuhnya.
“Jalanan
ini akan hilang daripeta selama dua hari.Jadi, seberuntung-beruntungnya
kaliantidak akan ada yang akan menemukan kalian dalam 2 hari.Rasanya akan
sangat sakitsampai kau berharap ingin mati, tapi kau tidak akan mati.Polisi
akan menemukan kalian 2 hari dari sekarang.Kau bisa menebus dosa kalian di
kantor polisi nanti.Kalian harus berterima kasih,karena bukan aku yang
menghukum kalian.Pengampunan itu bersembunyi di antarakorban yang kalian
sakiti.Kalian harusnya berterima kasih padanya.” Ucap Kim Shin berjalan pergi.
Akhirnya
Wang Yeo mendekat dengan berdiri diatas mobil,
seperti orang yang memberikan hipnotis berkata “Kalian berdua
bertengkar, Kalian tidak melihat apapun, Kalian berdua tidak akan
pernahberbaikan seumur hidup.” Dua rentenir saling menatap seperti tak saling
kenal.
Eun Tak
berjalan dengan dua pria dibelakanganya, dengan wajah cemberut bertanya apakah
mereka tak membawa mobil. Kim Shin mengatakan jarang naik mobil. Eun Tak
menegaskan kalau hanya ingin bertanya, apakah ia sudah mati dan ini jalan
menuju akhirat, Kim Shin mengatakan kalau ini jalan menuju pedesaan dan mereka menyelamatkanya tadi.
“Jadi apa
sekarang kalian mau membunuhku? Apa aku tertangkap hidup-hidup?” ucap Eun Tak
dengan nada sinis, Wang Yeo seperti menahan marah dengan bergumam dalam hati.
“Aku
penasaran. Kapan kita akan dengar dia berterima kasih karena menyelamatkan
nyawanya?” gumam Wang Yeo kesal
“Tenanglah.Kita
sedang berada dengan seorang gadis 19tahun yang sedang marah.” Balas Kim Shin
yang bisa mendengar kata hati Wang Yeo
“Aku
tidak menyangka kalian berdua sedekat ini. Bagaimana bisa kau membawa malaikat
maut.. pada orang yang minta hidupnya diselamatkan?” kata Eun Tak kembali sinis
“Aku
hanya penasaran. Kapan dia kita akan mendengar ucapan terima kasih darinya...”
gumam Wang Yeo menjerit kesal, Kim Shin langsung berteriak agar Wang Yeo diam.
Eun Tak merasa kalau Kim Shin itu sedang berteriak padanya. Kim Shin seperti
serba salah.
“Kenapa
tidak ada satupun mobil di jalanan bodoh ini?” teriak Eun Tak kesal dan
berjalan pergi lebih dulu
“Seseorang
sudah memastikan tidak ada mobil yang akan melintas di sini selama dua hari.”
Kata Wang Yeo menyindir, Kim Shin menyuruh Wang Yeo berhenti bicara saja.
Eun Tak
masakan rappoki lalu mematikan kompornya, melihat Kim Shin ada didepanya bertanya
kenapa belum pergi juga karena sebelumnya mengatakan akan pergi. Kim Shin mengaku akan pergi Sebentar lagi.
Eun Tak menyuruh Kim Shin tak perlu memperdulikanya karena tak akan penasaran.
Kim Shin juga sudah tahu. Keduanya seperti masih salah jual mahal.
“Bagaimana
kau bisa datang? Aku belum sempat meniup
api dari koreknya.” Kata Eun Tak binggung
“Aku
tidak tahu. Aku cuma dengar kau bilang, "Selamatkan aku". Sesuatu seperti itulah.” Jelas Kim Shin
“Tapi aku
cuma mengatakannya dalam hati.” Ucap Eun Tak
“Mungkin
kau mengatakannya dalam hati dengan keras.” Balas Kim Shin, Eun Tak pikir
seharusnya tidak perlu datang. Kim Shin mengaku punya alasan untuk tidak
datang.
“Aku
minta maaf.Kau harus datang di tengah malam untuk menyelamatkanku, padahal aku kan
bukan pengantinmu. Sudah kupikirkan, dan kau memang benar waktu kau bilang..
aku hidup di waktu bonus karena seharusnya aku sudah mati waktu dalam
kandungan). Kudengar kau menyelamatkan ibuku 19 tahun lalu. Makanya aku tidak peduli
dengan waktu bonus itu.. karena itu aku jadi dapat kesempatan untuk melihat
ibuku saat aku lahir. Jadi.. Aku tidak akan membencimu lagi.” Ucap Eun Tak
dengan nada masih penuh amarah.
“Kau
kelihatannya sangat membenciku.” Komentar Kim Shin, Eun Tak menyangkalnya.
“Ada yang
mau kubilang padamu kalau kita bertemu lagi.. walaupun kau mungkin berharap
kita tidak bertemu lagi.” Kata Eun Tak masih dengan nada yang sama.
Kim Shin
yakin Eun Tak kelihatannya sangat membencinya. Eun Tak tetap mengelak dan
berkata Mulai sekarang, sepertinya tidak akan membuat permohonan, memikirkannya
atau melakukan apapun, jadi Kim Shin bisa
santai dan pergi.
“Aku
berharap kau akan menikmati perjalananmu dan bertemu dengan seseorang yang
baik. Seseorang yang cantik dan baik, yang membuatmu menemukan dirimu yang sebenarnya.
Ahh.. Bukan wajahnya, tapi hatinya. Kau ‘kan tidak peduli soal wajah.” Ucap Eun
Tak, melihat makanan sudah matang jadi menyuruh makan lalu pamit pergi.
“Apa aku
harus bayar kalau tidak makan?” kata Kim Shin, Eun Tak mengatakan kalau yang
ingin makan itu Kim Shin dan mengaku kalau tidak punya uang. Kim Shin pun
mengatakan akan membayarnya jadi menyuruh Eun Tak bisa pergi setelah makan.
“Apa kau...
sedang memberiku traktiran makan malam?” tanya Eun Tak, Kim Shin membenarkan.
“Sepertinya
mereka tidak memberimu makansebelum menculikmu.” Ucap Kim Shin
“Tidak.
Aku tidak mau makan malam denganmu Atau kalau aku boleh membawanya pulang. Aku
akan sangat berterima kasih dan memakannya.” Kata Eun Tak menolaknya, Kim Shin
mengodanya kalau Eun Tak memang benci
padanya
Duk Hwa
meminta Kim Shin mendengarkan perkataanya, dengan menceritakan Eun Tak
kehilangan orang tuanya waktu masih kecil, lalu diperlakukan dengan tidak baik
oleh bibi dan sepupu-sepupunya menurutnya keadaan sangat kasihan dan pasti sering menangis.
“Ini adalah
daftar orang yang pernah membuatnya
menangis. Bibinya dan sepupu-sepupunya.” Ucap Duk Hwa dengan memberikan
foto-fotonya.
“Kita
tidak perlu menggali terlalu dalam soal ini. Semua orang di sekitarnya tahu
soal ini.” Kata Kim Shin
“Ibunya
Eun Tak mewariskan 150,000 dolar uang
asuransi. Mereka menyiksanya sekarang karenatidak bisa melakukan apa-apa sampai
dia berusia 18 tahun.” Ucap Duk Hwa
Kim Shin
menatap Duk Hwa merasa tak percaya ternyata ada gunanya juga. Duk Hwa tersenyum
menurutnya kalau Kim Shin memang orang kaya maka harus menggunakan uang dan kekuasaanmu untuk memeriksa
latar belakang seseorang, setidaknya sekali. Kim Shin pun bertanya darimana Duk
Hwa mendapatkan foto itu.
“Aku
mengikuti mereka dan mengambil fotonya. Tapi aku tidak melihat Eun Tak. Sepertinya
dia sibuk.” Ucap Duk Hwa lalu Kim Shin melihat sebuah foto lagi yang dipegang
Duk Hwa dan ingin melihatnnya. Duk Hwa dengan senang hati memperlihatkan
fotonya. Kim Shin langsung membuangnya,
“Omong-omong
kenapa kau menyuruhkumelakukan ini?” tanya Duk Hwa. Kim Shin mengatakan kalau
itu untuk menghukum mereka.
Duk Hwa
melihat dua batang emas diatas meja
berpikir kalau sedang merasa sakit, menurutnya itu bukan hukuman
tapi emas dan bagaimana bisa menghukum
seseorang dengan memberi mereka emas lalu meminta bayaranya juga. Kim Shin
hanya memuji Duk Hwa yang sudah berkerja dengan baik.
“Kenapa
aku tidak dapat emas? Apa aku sudah melakukan banyak dosa? Bukankah aku berhak
mendapat hukuman dari dewa?” rengek Duk Hwa, Kim Shin menutup map dan dua emas
pun pindah ke atas buka dengan foto Eun Tak disampingnya.
Dua
sepupunya tertawa menonton tayangan TV, sementara Bibi Eun Tak uring-uringan
karena keduanya menculik tapi tak menelpnya, dua anaknya tetap saja tertawa,
Ibunya kesal meliaht dua anak yang tak mengerti kalau keadaanya sekarang dalam
kesulitan karena hampir sampai ke tangan preman-preman itu.
“Lagipula
ibu meminjamnya dari mereka.” Ucap anaknya, Sang ibu pikir menurutnya lebih
baik membiarkan mereka tak makan saja dan pergi masuk ke kamar Eun Tak.
Ia
mencari didalam laci dan melonggo tak percaya melihat dua batang emas, kedua
anaknya pun datang dan langsung memeganganya. Sepupu perempuanya merasa kalau Eun
Tak menukar uangnya dengan emas batangan jadi mengatakan tidak punya buku
tabungan. Sepupunya mengajak mereka pergi ke tempat perhiasana. Ketiganya pun
saling berebutan ingin memegang emasnya.
Ketiganya
duduk dimeja dengan mata kelelahan, menaruh emas diatas meja. Mereka minum kopi
bergelas-gelas agar tak mengantuk. Tapi mata mereka pun tertutup. Sepupu pria
terbangun dan melihat emas mereka tak ada diatas meja, lalu berteriak pada
ibunya kalau Kyung Mi sudah membawa kabur.
Keduanya
berlari keluar rumah mencari Kyung Mi,
Kakaknya mengeluh ponselnya sibuk dan yakin sedang bicara dengan
seseorang. Ibunya memukul sang anak karena sudah pasti ia sedang menelpnya,
dengan ponsel yang ada ditelinganya , lalu mereka pun buru-buru menghentikan taksi.
Di cafe,
Kim Shin dan Duk Hwa seperti melihat Bibi dan sepupu Eun Tak akhirnya pergi
naik taksi. Duk Hwa sedang berbicara dengan kakeknya, memberitahua sedang makan
sekarang dengan Kim Shin dan hanya makan
sedikit, lalu berbohong kalau meletakkan
kimchi di piringnya dan Kim Shin makan seollongtang (sup tulang).
“Omong-omong,
kartu kreditku....” ucap Duk Hwa dan ponselnya langsung dimatikan oleh sang
kakek.
“Sebenarnya
semua masalah akan selesai kalau kau
bicara..” kata Duk Hwa lalu melihat Kim Shin yang tak mendengar ucapanya lalu
bertanya apa yang sedang dilihatnya. Kim Shin melihat TV dengan boy band ikon
yang sedang menarik di atas panggung.
“Dia benar-benar
pria yang menyedihkan. Aku harusnya kasihan padanya, bukannya marah.” Ucap Duk
Hwa, Kim Shin mengatakan kalau pria itu berumur masih seperti boyband tersebut,
Duk Hwa bertanya siapa yang dimaksud.
“Raja
yang pernah kukawal. Dia berusia 17 tahun.” Kata Kim Shin, Duk Hwa tak percaya
Kim Shin pernah jadi pengawal raja dan
berpikir kalau sebagai kasim kerajaan.
“Aku
adalah pakaiannya.” Ucap Kim Shin, Duk Hwa merasa kasihan dengan Kim Shin dan
pasti butuh bantuan
“Itu
adalah masa paling bersinar dalam hidupku. Mataku sakit, jadi aku terus-terusan
mengutuk seseorang. Aku tidak yakin apa aku sedang mengutuk raja, kekuatan
dewa, atau diriku sendiri. Aku sudah lupa.” Ucap Kim Shin menerawang keluar
jendela, Duk Hwa penasaran apakah memang itu orangnya.
Kim Shin
dan Wang Yeo akhirnya menonton Boy band bersama, lalu bertanya apakah itu
orangnya. Wang Yeo balik bertanya siapa yang dimaksud. Kim Shin mengatakan kalau Orang yang
menyebabkan dirinya marah selama 1000 tahun dan Reinkarnasi raja yang
menghukumnya.
“Apa dia
bereinkarnasi?” tanya Wang Yeo
“Aku
tidak tahu juga. Kalau dia bereinkarnasi, usianyaseperti dia.” Ucap Kim Shin,
Duk Hwa memberitahu kalau Kim Shin adalah seorang kasim.
“Lupakan.Kemarahan
dan keinginan untuk balas dendamakan membuatmu jadi menyedihkan.” Kata Wang Yeo
“Apa kau
senang karena kau tidak ingat apa-apa?Dari melihat saja aku sudah tahu.” Keluh
Kim Shim
“Aku
harus menyentuh baru bisa tahu.” Kata Wang Yeo, Duk Hwa penasaran apa yang
dimaksud.
“Kau
memang tidak berguna sama sekali.” Keluh Kim Shin, Duk Hwa bertanya apa yang
akan ketahui kalau menyentuhnya
“Omong-omong,
kenapa kau yakin sekali dia bereinkarnasijadi pria?” ucap Wang Yeo melihat
girlband wanita sedang menari, Kim Shin pikir orang itu sudah berubah.
“Aku
tidak bisa tahu kalau hanya melihat.Aku harus menyentuh mereka agar tahu.” Kata
Wang Yeo
Duk Hwa
masih penasaran apa sebenarnya yang terjadi kalau menyentuhnya. Kim Shin merasa
sudah siap untuk memaafkannya kalau memang wanita itu yang rekarnasinya, Wang
Yeo mengeluh karena sebelumnya Kim Shin sudah memendam kemaran selama 1000
tahun. Kim Shin yang senang melihat para wanita sedang menari-nari merasa kalau
rajapunya alasan untuk itu. Wang Yeo memilih untuk pergi, Duk Hwa masih tetap
penasaran sebenarnya apa yang terjadi jika Wang Yeo menyentuhnya.
Wang Yeo
pergi ke rumah sakit bertemu dengan dua juniornya dengan menyapa sebagai Kim
dari kloter 21 dan satu dari kloter 23.
Wang Yeo pun duduk dengan senior lain diruang tunggu, Seniornya berkomentar
kalau malaikat sekarang sangat muda dan segar, Wang Yeo pikir pernah muda seperti
mereka. Teman Wang Yeo datang menyapanya.
“Kenapa
kau tidak mengecek email kerjamu? Tentang jiwa yang hilang itu.. ada satu tim
baru yang sudah dibentuk untuk menemukannya. Mohon masukkan daftar sebelum
akhir tahun.” Kata teman Wang Yeo
“Aku tidak
punya daftar dan Kau punya dua, kan?” ucap seniornya tertuju pada Wang Yeo
“Siapa
bilang aku punya dua nama yang hilang?” kata Wang Yeo mengelak, Seniornya tahu
sesama malaikat kalau Wang Yeo memiliki dua
nama yang hilang.
“Aku akan
memasukkan datanya segera.” Ucap Wang Yeo, Teman Wang Yeo pun bisa menghargai
yang akan dilakukanya dan pamit pergi lebih dulu dan akan bertemu di workshop
musim dingin.
Tiba-tiba
seniornya menunjuk dari arah pintu masuk, Seorang wanita cantik dan masih muda
datang menyapa Wang Yeo dari kloter 23.
Wang Yeo seperti tak peduli hanya mengangguk dan wanita itu pun pergi. Temanya
berkomentar kalau cantik dan memang seperti malaikat, tapi kenapa harus jadi malaikat kematian dan
yakin Rekan-rekan satu kloternya pasti senang karena wanita itu.
Seorang
pasien UGD masuk dengan penuh luka dan diatasnya ada seorang dokter mencoba
menolongnya. Wang Yeo akan pamit pergi,
temanya memberitahu Ada pesta penyambutan untuk kloter 23 akhir bulan ini dan
Ada hukuman kalau tidak datang jadi memastikan kalau tak akan datang
Seorang
dokter memeriksa pasien meminta agar memesan ruangan operasi tapi tak ada yang
mengubrisnya. Wang Yeo memanggil nama Tuan Choi Yeong Jae.Dokter Choi melihat
Wang Yeo merasa tak punya waktu menyuruhnya untuk menunggu diluar saja.
“Kau
berumur 33 tahun. Kau meninggal tanggal 4 Oktober, 2016. Waktu kematian,
2:41pm. Penyebab karena kelelahan bekerja. Itu Kau kan itu?” ucap Wang Yeo,
Dokter Choi seperti tak percaya kalau sudah mati.
Tiba-tiba
tubuhnya sudah tak bernyawa berjalan disampingnya, teman sesama dokter
meneriakinya sambil menangis. Dokter lain masuk ruang UGD, Wang Yeo
mengucapakan Terima kasih berkat pertolongan pertama maka pasien berhasil
diselamatkan. Dokter Choi pun bisa mengucapkan syukur mendengarnya lalu melihat
satu sandalnya yang tergeletak dilantai.
Wang Yeo
makan sandwich sendirian ditanganya terlihat ada dua buah lembar formulir untuk
jiwa yang hilang tapi wajahnya terlihat ragu untuk menuliskanya. Sementara Eun
Tak seperti berusaha untuk melupkan Golbin tapi sepanjang jalan mengunakan
sepeda selalu menemukan tulisan
(PAMERAN
GOBLIN,(MAKANAN GOBLIN, PERHIASAN GOBLIN, PERJALANAN MALAM GOBLIN)
Akhirnya
ia melamun di dalam kelas dengan mendengarkan musik teringat kembali saat pergi
bersama Kim Shin mengatakan “ Aku akan menikah denganmu. Aku benar-benar
berpikir kau memang goblin. Aku mencintaimu.”
Lalu saat itu bisa menemukanya sedang berdiri didepan makam.
Eun Tak
akhirnya menyandarkan kepalanya di meja seperti gairah hidupnya menghilang. Di
sisi lain, Kim Shin juga melakukan hal yang sama, menyandarkan kepala diatas
meja, mengingat saat Eun Tak berusaha menutupi wajahnya karena tak ingin
melihat malaikat maut. Eun Tak pikir tak peduli lagi pada Goblin kalau memang
mengingikan pergi.
Eun Tak
mencoba mencari-cari buku yang ada dalam rak dengan wajah panik, berpikir kalau
memang sudah terjual bukunya. Si depan kasir terdengar seseorang yang meminta
pengembalian buku, Tapi kasir menolak
karena tak ada bon pembelian.
“Apa yang
aku lakukan dengan sesuatu yang ditemukan di buku ini?” ucap Duk Hwa membuka
buku terlihat laminating daun maple. Eun Tak melihat dari kejauhan dan langsung
mengatakan akan membeli bukunya.
“Ya..
memang. Itu milikku. Aku akan beli buku itu.” Akui Eun Tak
“Tidak
ada bukti kalau itu milikmu jadi Tebak darimana daun ini berasal.” Ucap Duk
Hwa, Eun Tak ingin menjawab dari Quebec lalu terdiam
“Kau
tidak akan tahu jawabannya kalaupun aku memberitahumu.” Ucap Eun Tak, Duk Hwa
pikir benar juga.
Keduanya
pun duduk di depan rak buku, Eun Tak mengucapka terimakasih karena berpikir akan
kehilangan daun ini selamanya. Duk Hwa pikir tak masalah lalu berkomentar kalau
Eun Tak terlalu tua untuk membaca itu Eun Tak mengaku untuk riset lalu menanyakan
alasan Duk Hwa membelinya juga.
“Aku
kenal seorang goblin.” Kata Duk Hwa, Eun Tak kaget mendengarnya.
“Apa? Apa
semua orang punya kenalan goblin? Benarkah?” kata Eun Tak polos, Duk Hwa
mengatakan sudah pasti tak seperti itu.
“Kalau
ada orang yang minta jaminan darimu, jangan mau. Kalau ada orang yang
menyuruhmu membeli sesuatu, jangan mau. Kalau
seseorang menawarimu cemilan? Kau harus bilang "Menyingkirlah." Jadi Beri
aku 10 dolar untuk bukunya. Berapa lama aku harus duduk di sini?” kata Duk Hwa,
Eun Tak pun mengeluarkan dompetnya
“Tunggu...
Bukankah sekarang ini buku bekas namanya?” ucap Eun Tak yang tak memiliki uang
banyak didompetnya. Duk Hwa menolak dan mengambil uang dari tangan Eun Tak.
Duk Hwa
kembali kerumah dan dikagetkan dengan kakeknya yang datang dengan Wang Yeo yang
ada diruang tengah. Kakenya mengaku sengaja datang untuk mengantarkan cucian
dan menyapa tapi menurutnya cucunya itu kelihatannya
sedang punya tamu. Duk Hwa membenarkan dengan memohon agar menutupi kalau sudah
menyewakan rumah.
“Siapa
kau, tuan? Apa yang kau lakukan di rumah pamanku?” ucap Duk Hwa pura-pura tak
mengenal Wang Yeo, Kim Shin keluar dari kamarnya
“Aku..
aku adalah temannya dan datang untuk berkunjung.” Kata Wang Yeo menunjuk pada
Kim Shin, Duk Hwa pun berkomentar kalau Wang Yeo itu pasti teman baik Kim Shin.
“Apa kau mau
mengadakan pesta perpisahan sebelum dia ke luar negeri?” kata Duk Hwa
menyakinkan kakeknya.
“Sampai
jumpa.. Jaga diri. Jangan pernah kembali Berbahagialah untuk waktu yang lama. Tetap
di sini sampai kau mati.” Kata Wang Yeo dengan lambaikan tanga.
“Kau bisa
pergi, Kita kan bukan teman. Keluarlah dari rumahku. Dan jangan pernah kembali.”
Balas Kim Shin
Duk Hwa
mengeluh Kim Shin yang bersikap buruk pada temanya, Kim Shin pun menyuruh Duk
Hwa segera keluar juga.
Keduanya
akhirnya duduk di depan rumah, Duk Hwa tak percaya Kim Shin bisa melakukan ini padanya
menurutnya ini keterlauan, bahakn menyuruhnya keluar juga, menurutnya apakah seorang
saudara itu harus melakukanya. Wang Yeo terlihat marah dan disekelilingnya
tiba-tiba membeku jadi es.
Duk Hwa
menjauh memberitahu kalau Kim Shin tidak
akan tinggal lama. Kim Shin juga berharap yang sama atau Duk Hwa juga ikut dengan Kim Shin Ke suatu tempat. Duk Hwa
berpikir kalau itu pasti tempat yang bagus.
Kim Shin membuka pintu menyuruh masuk, Duk Hwa dengan sinis langsung
menolaknya walaupun Kim Shin memohon..
“Bukan
kau..... Jadi Pulanglah supaya kau bisa dimarahi” kata Kim Shin pada Duk Hwa.
“Ini satu-kosong
untukku.” Goda Kim Shin. Wang Yeo seperti menahan amarah masuk kedalam rumah.
Duk Hwa
bertanya apakah ia akan dimarahi dan berpikir kalau Kim Shin mengatakan semua
pada kakek meminta memberitahukanya supaya
bisa membuat alasan. Kim Shin juga kesal karena Duk Hwa meminta izin lebih dulu
sebelum menyewakan rumahnya. Duk Hwa tak
akan pergi dan akan tinggal untuk
menghantui rumah ini.
Kim Shin
terlihat bahagia melihat bisa mengalahkan Wang Yeo, dengan melihat wajahnya
dicermin yang selesai mandi, Ketika ingin keluar terlihat tulisan di di lantai
pada sebuah kain putih “Good Night.. 1:1”
Kim Shin panik kalau itu ditulis dengan darah kuda, dengan berteriak
manggil malaikat maut untuk mengeluarkanya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar