PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bok Joo
kembali berjalan pulang, Ponselnya berdering dan langsung diangkatnya. Joon
Hyung bisa bernafas lega karena akhirnya Bok Joo mengangkat telpnya, dengan
mengeluh karena sangat sulit menghubunginya. Bok Joo meminta maaf dan bertanya
ada apa menelpnya. Joon Hyung agar gugup menjawabnya.
“Kau pasti
tahu kenapa aku menghubungimu.Apa kau baik-baik saja?Pelatihmu sepertinya
mengikutimu kemana-mana.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo mengaku baik-baik saja.
“Bagaimana
kau tahu tentang ini?” tanya Bok Joo, saat itu terdengar teriakan dari depan
gedung angkat besi. Bok Joo panik melihat pelatih Choi dengan wajah murka
keluar dengan dua temanya yang sudah menunggu.
Joon
Hyung yang masih ada di telp berteriak memanggil Bok Joo karena tiba-tiba
langsung ditutup begitu saja.
Bok Joo
sudah ada di ruangan dengan wajah tertunduk, Pelatih Choi ingin tahu kemana Bok
Joo sebelumnya, Bok Jo mengaku punya beberapa urusan. Pelatih Choi memarahinya
karena menyuruhnya untuk latihan,bukan untuk menyelesaikan urusannya, dengan
nada tinggi menyuruh agar membuat alasan yang bagus.
“Apa
urusan yang harus kau selesaikan?” tanya Pelatih Choi, Bok Joo hanya diam saja.
“Apa Kau
tidak mau bicara padaku. Begitu?Aku memperingatkanmu kalausiap menggunakan kekerasan.”
Ucap pelatih Choi mengambil kayu dari kain pel dan menyuruh Bok Joo melakukan
posisi push up.
Bok Joo
langsung mengambil posisi, Pelatih Choi seperti tak tega tapi ingin memberikan
pelajaran dan mulai memukul dengan kayu. Bok Joo menghitungnya, baru dua
hitungan, Nan Hee melihat temanya dipukul tak tega langsung masuk berjanji akan
memberitahunya,Bok Joo melarang karena tak ingin pelatihnya tahu.
Di depan
gedung, Nan Hee akhirnya menceritakan alasan Bok Joo pergi ke klinik, bukannya
mencoba menurunkan berat badannya. Dan juga sebelumnya sempat bertanya pada Bok
Joo, ternyata temanya itu pergi untuk meninggalkan hadiah untuk dokter itu
karena kemarin adalah hari ulang tahunnya.
“Kau juga
tahu kalau ini... tidak pernah terjadi pada Bok Joo. Ketika kau menyukai
seseorang, maka kau tidak bisa membiarkan perasaan itu pergi dengan mudah.”
Ucap Nan Hee memberikan pengertian, Pelatih Choi hanya diam. Sementara tak jauh
dari gedung, Sun Ok mendengar semuanya ternyata keduanya menyembunyikan rahasia
darinya.
Pelatih
Choi dan Bok Joo duduk ditaman, Pelatih Choi menceritakan ketika berumur 19 tahun, pernah sekali kabur
dari rumah karena jatuh cinta pada seorang pria. Bok Joo menatap tak percaya,
Pelatih Choi mengaku Setelah makan malam
dan melihat pemandangan malam di pantai, kalau pria itu mengatakan kalau harus
kembali ke rumah, atau orangtuanya akan membunuhnya.
“Aku
sudah mengorbankan... semuanya termasuk angkat besi untuk bisa pergi
bersamanya.Tapi...apa kau tahu apa yang mengganggukulebih dari merasa
terkhianati? Aku tidak bisa melupakan bajingan itu. Sepertinya wanita memang
begitu. Sekali aku merasa menyukainya, aku tidak bisa berhenti dengan mudah.
Ahh.. Betapa bodohnya.” Ungkap Pelatih Choi merasa menyesal.
“Bok
Joo... Kau merasa hatimu hancur, kan?...Tidak apa-apa. Ini semua akan
terlewati. Mengerti ?” ucap Pelatih Choi memberikan semangat. Bok Joo hanya
tertunduk diam.
“Kau tahu
tentang saat mematikan, kan? Kau kehabisan napas danmerasa sepertinya akan
segera mati. Tapi jika kau berhasil melewati saat itu, semuanya akan jadi lebih
mudah. Semuanya juga seperti itu. Kau mengerti kan?” jelas Pelatih Choi. Bok
Joo menahan air matanya.
“Aku Rasa
bagus mendapatkan pengalaman seperit ini. Sekarang atau nanti, jika kau bertemu
seorang pria yang bisa membuatmu jadi diri sendiri dan yang mencintaimu,
berkencanlah dengannya. Hei... Memangnya atlet angkat besi tidak bisa
berkencan? Kau bisa dan aku tidak akan menghentikanmu.” Kata Pelatih Choi. Bok
Joo pun mulai menangis,
Joon
Hyung berjalan bertanya-tanya kemana perginya Bok Joo karena sebelumnya bahkan
menutup telpnya begitu saja dan di tempat latihan pun tak melihatnya. Tiba-tiba
terdengar teriakan dilapangan, Pelatih Choi memeluk Bok Joo yang menangis.
“Siapa
pria yang membuat Bok Joo menangis? Aku akan mencarimu jika kau membuat Bok Joo
terkena masalah!” teriak Pelatih Choi, Joon Hyung hanya diam dengan tatapan
sedih melihat keadaan Bok Joo yang harus menangis karena kakaknya.
Bok Joo
dan Pelatih Choi sudah berjalan bersama, Pelatih Yoon menyakinkan Bok Joo kalau
Semuanya akan baik-baik saja setelah selesai menangis dan akan berbicara
pada kepala asrama kalau harus tidur di
rumah malam ini.
“Tenangkanlah
dirimu. Kau juga harus menghabiskan waktu dengan ayahmu. Dan Kau harus mulai berlatih
dengan keras besok Aku tidak akan membiarkanmu begini terus. Bawa kembali sifat
kerenmu.” Kata Pelatih Choi, Bok Joo menganguk mengerti dan mengucapakn
terimakasih lalu berjalan pergi.
“Kau
sedang jatuh cinta, yang mana bisa membuatmu kesepian. Tidak ada jawaban untuk
cinta.” Ucap pelatih Choi menatap Bok Joo.
Pelatih
Choi akan kembali keruang latihan bertemu dengan pelatih Yoon bertanya apakah
sudah mau pulang. Pelatih Yoon membenarkan dan menanyakan keadaan Bok Joo.
Pelatih Yoon dengan senyuman mengatakan tak perlu khawatir karena Bok Joo akan
bekerja keras.
“Kau
bilang memberikan kepercayaan adalah jalan
untuk mendukung, jadi kita harus percaya padanya.” Ucap Pelatih Choi
penuh semangat
“Benar. Kepercayaan
memang benar ketika kau bisa percaya sesuatu
yang tidak bisa kau lihat. Rintangan dibutuhkan supaya kita bisa berkembang.
Kau harus segera pulang ke rumah.” Ucap Pelatih Yoon
“Oke,
hati-hati di jalan. Pastikan kau makan malam.” Pesan Pelatih Choi, Pelatih Yoon
yang mendengarnya mengejek kalau Pelatih Choi itu bukan istrinya, Pelatih Choi
membalas rekan kerjanya itu sangat puitis.
Bok Joo
berjalan pulang melihat sebuah sosis yang mengelinding ke arahnya, Joon Hyung
bersembunyi dengan berpura-pura menariknya. Bok Joo akhirnya mengambil sosis
yang tergeletak di jalan, Joon Hyung keluar dengan mengodanya kalau sudah
menangkapnya.
“ternyata
Sosis sangat berhasil untuk menangkap Kim Bok Joo.Aku membelikannya untukmukarena
kau selalu menginginkannya. Ini bahkan tidak terlalu enak.” Ucap Joon Hyung
memberikan sosisnya dan bertanya mau kemana Bok Joo, Bok Joo mengatakan akan
pulang ke rumah. Dan bertanya mau kemana Joon Hyung.
“Aku
pergi untuk membeli sosis ini. Hei.. Kenapa kau memutuskan teleponku seperti
itu?” ucap Joon Hyung sebelumnya gugup mengalihkan pembicaraan. Bok Joo
menjawab kalau Ada sesuatu yang terjadi.
“Ngomong-ngomong,
bagaimana kau bisa tahu kalau aku ketahuan?” tanya Bok Joo penasaran, Joon
Hyung beralasnan Selalu ada jalan untuk mengetahuinya.
Ia lalu
mengajak Bok Joo untuk makan malam, Bok Joo khawatir dengan jam malam asrama
pria, Joon Hyung menyakinkan kalau Peraturan diciptakan untuk dilanggar lalu
memeluk erat temanya untuk makan bersama.
Sementara
Nan Hee mengejar Sun Ok yang cemberut padanya dengan masuk kamar, meminta agar jangan marah padanya. Sun Ok
kecewa karena ternyata Nan Hee tahu
kalau Bok Joo selama ini pergi ke klinik itu. Nan Hee mengaku tidak tahu itu sejak awal. Sun Ok tak peduli
karena Nan Hee tahu sebelum ia mengetahui semuanya.
“Itulah
kenapa kau sangat tenang. Kalau tidak, kau pasti akan membesar-besarkan tentang itu. Aku tidak
yakin apakah aku harus memberitahumu atau tidak. Apa hakmu melakukan itu?” ucap
Sun Ok marah, Nan Hee menjelaskan bukan itu maksudnya.
“Kau
lebih buruk daripada Bok Joo.” Ucap Sun Ok lalu menutup seluruh badanya dengan
selimut, Nan Hee merengek mendekatinya, Sun Ok langsung mendorongnya membuat
Nan Hee terlempar ke lantai.
Joon
Hyung mulai memanggang daging, Bok Joo tak nafsu makan karena hatinya seperti
masih terasa pedih. Joon Hyung menyuapi Bok Joo daging panggang yang sangat disukainya,
Bok Joo tak percaya Joon Hyung akan mentraktirnya daging pangggany.
“Aku
sudah mengatakannya.Aku menemukan uang 50 ribu won di jalan jadi harus
menghabiskannya dengan cepat.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo akhirnya menerima
daging suapan dari Joon Hyung.
“Makanlah
yang banyak. Anggap saja ini perayaan
untuk ulang tahun Jae Yi. Kau tidak harus diet lagi.” Ucap Joon Hyung lalu
tertunduk diam karena salah bicara, Bok Joo pun sedih mendengarnya
“Hei.. Kenapa
kau tidak berhati-hati? Kau ketahuan di hari ulang tahunnya. Dia khawatir
karena kau tidak datang tanpa menghubunginya.” Kata Joon Hyung memarahinya, Bok
Joo tak percaya kalau Jae Yi khawatir.
“Kau
seharusnya menghubunginya. Aku yakin kau tidak punya kesempatan untuk itu.”
Ucap Joon Hyung, nafsu makan Bok Joo kembali datang memakan daging panganya,
Joon Hyung berteriak panik karena daging itu belum matang.
Joon
Hyung dengan penuh perhatian membersihkan saus yang menempel dan juga
memberikan daging yang sudah matang jadi Bok Joo harus menghabiskan dengan memenuhi perut dan
mengosokan pikiranya karena akan mentraktirnya.
Joon
Hyung datang membawa dua botol minuman, Bok Jo mengeluh mereka harus pergi ke
club. Joon Hyung memberitahu kalau Clubbing adalah yang terbaik ketika terlalu
banyak pikiran. Bok Joo pikir lebih suka
pergi karaoke. Joon Hyung kesusahan membuka minuman dan meminta tolong pada Bok
Joo.
Bok Joo
seperti pelatih Choi dengan mudah membuka tutup botol, keduanya pun minum
bersama. Joon Hyung mengajak turun ke lantai dansa, Bok Jo menolaknya. Joon
Hyung menariknya agar ikut denganya, Bok Joo awalnya terlihat malu tapi
akhirnya meluapkan amarahnya dengan menari-nari untuk melepaskan semua
masalahnya.
Tuan Kim
minum soju di restoran sendirian sambil melamun, Dae Ho datang karena lupa
membawa mesin kartu kredit, melihat sang kakak sedang minum langsung mengambil
botol dengan melarangnya minum, tapi Tuan Kim meminta mengembalikanya, Dae Ho
meminum setengah botol dan memberikan pada Tuan Kim karena hanya boleh minum
sedikit saja lalu duduk didepan kakaknya.
“Kau
merasa menyesal karena sudah memarahi Bok Joo, kan? Coba Pikirkanlah lagi. Bok
Joo sudah berumur 21 tahun. Bukankah dia juga ingin menggunakan make up, menurunkan berat badannya, dan pergi
berkencan seperti teman seusianya? Dia juga wanita.” Ucap Dae Hoo menyadarkan
kakaknya.
“Dia
bukan wanita tapi Dia seorang atlet angkat besi.” Kata Tuan Kim
“Dia
masih tetap seorang wanita meskipun dia mengangkat besi. Setiap kali aku
melihat Bok Joo, aku merasa kasihan padanya. Dia selalu menggunakan celana
training, naik motor untuk mengantarkan pesanan. Telapak tangannya kasar
seperti tempurung kura-kura. Itu bukan tangan seorang wanita.” Ucap Dae Hoo
“Dia
kehilangan ibunya ketika dia masih kecil. Ayahnya yang tidak peduli memukulnya
setiap hari.” Sindir Dae Ho, Tuan Kim menyuruh Dae Ho untuk diam dan Tidur saja
jika akan terus bicara seperti itu.
Dae Hoo
akan melakukanya, meminta sang kakak agar tak minum lalu bergegas pergi.. Tuan
Kim mengaku kasihan pada Bok Joo, maka dari itu alasan Bok Joo tidak boleh
menyerah karena setidaknya harus memenangkan medali emas dan tak perlu menyas
seperti dirinya.
Bok Joo
terus menari setelah dari club, Joon Hyung melihat Bok Joo yang tak bisa
berhenti menari lalu berkomentar kalau temanya tak suak pergi ke club tapi
ternyata tarian tidak buruk dengan mengajak Suit siapa yang akan membayar lain
kali, Bok Joo mengeluh selalu kalah harus membayar club nanti.
“Ngomong-ngomong,
kenapa kau bisa ketahuan?” tanya Joon Hyung
“Pelatihku...
menemukan jurnal dietku di ruang angkat besi.” Cerita Bok Joo
“Hei,
kenapa kau meninggalkannya... Kau sangat ceroboh.” Ejek Joon Hyung
“Aku
padahal yakin sudah menaruhnya di tasku. Aku tidak tahu kenapa bisa ada di sana.
Ini jadi misteri untukku.” Ucap Bok Joo binggung
“Kau
pasti menjatuhkannya di sana. Apa Kau pikir hantu yang menaruhnya?” ucap Joon Hyung, Bok Joo pikir benar juga.
“Biarkan
saja apa yang sudah terjadi. Ini bukan masalah lagi. Tapi... Aku tidak
menyesal. Aku belajar banyak, karena Dr. Jung. Dia membuatku sadar kalau aku
juga seorang wanita. Dia mengajarkanku kalau pria bisa membuat hatiku
berdebar... seperti yang angkat besi biasa lakukan. “ ucap Bok Joo dengan
senyuman
“Dan kau
sadar kalau kau... juga bisa menari seperti ini.” Ejek Joon Hyung
Bok Joo
kesal Joon Hyung itu mengubah perasanya dalam sekejap, lalu menanyakan apakah
tak masalah meninggalkan asrama tanpa izin. Joon Hyung mengaku sudah sering
melakukannya lalu mengodanya kalau Bok Joo pasti khawatir. Bok Joo pikir pasti
khawatir karena Joon Hyung bisa ketahuan dan mendapatkan hukuman.
“Kau
sangat manis, Bok Joo.” Puji Joon Hyung dengan mengacak-ngacak rambut Bok Joo,
Bok Joo menjauh meminta Joon Hyung untuk
tak menyentuhnya.
“Kenapa
aku tidak bisa menyentuhmu?” goda Joon Hyung sengaja mengacak rambutnya, Bok
Joo langsung mengancam Joon Hyung ingin masuk penjara.
“Wahh. Kau
akhirnya kembali jadi dirimu sendiri. Semangatlah, bodoh. Cerewet dan ceria
adalah daya tarikmu. Diam setiap saat membuatmu jadi membosankan. Hubungi aku
kapanpun kau membutuhkan “moodbooster” Aku akan menggodamu.” Kata Joon
Hyung, Bok Joo pun berjalan lebih dulu
Joon
Hyung mengantar Bok Joo sampai ke depan asrama karena mendapatkan izin pergi
jadi bisa mengunakan pintu depan, tapi harus pergi lewat pintu belakang. Bok
Joo akan masuk terlihat gugup lalu memanggil Joon Hyung kembali.
“Aku
bersenang-senang hari ini, berkatmu.” Kata Bok Joo lalu masuk ke dalam asrama.
“Aku juga
bersenang-senang hari ini... Berkatmu.” Balas Joon Hyung dengan senyuman
Joon
Hyung akan meninggalkan asrama putri, lalu teringat dengan cerita Bok Joo
“Pelatihku... menemukan jurnal dietku di ruangan angkat besi” Ia mengingat saat
lari pagi melihat Si Ho yang masuk ke dalam gedung angkat besi, pikiranya
langsung bisa menduga kalau semua perbuatan Si Ho.
Bok Joo
berjalan ke dalam asrama, melihat Joon Hyung itu tak seperti Jae Yi, tapi
melihat keduanya yang satu darah pasti bisa melihat kesamaan walaupun sangaat
kecccciill sekali.
Ia lalu pelan-pelan
saat masuk ke kamar karena tahu membangunkan Si Ho, tapi malah dibuat kaget
melihat Si Ho sudah bangun dengan melakukan pemanasan. Ia menyapanya dengan
melihat Si Ho bangun lebih pagi. Si Ho mengatakan ada kompetisi hari ini.
“Aku
dengar kau pulang ke rumah. Kau kembali lebih cepat.” Ucap Si Ho, Bok Joo
dengan gugup mengaku bangun lebih cepat.
“Bagaimana
keadaanmu? Kau tidak terlihat baik-baik saja kemarin.” Kata Si Ho berpura-pura
khawatir,
Bok Joo
mengaku baik saja karena dirinya itu
sekuat baja dan mengucapkan terimakasih atas perhatianya dan memberikan
dukungan agar bisa menang kompetisi dan ingin tidur. Si Ho akan pergi dengan
mengambil tas dimeja, cerminya tiba-tiba ikut jatuh, matanya melotot karena
merasa itu pertanda buruk untuknya.
Semua tim
angkat besi sudah ada didepan gedung, Sun Ok masih marah menjauh dari Nan Hee.
Bok Joo datang dengan terburu-buru dengan mengomel pada temanya yang tak
membangunkanya, Nan He pikir Bok Joo itu tidak akan lari pagi lalu menariknya
untuk menjauh.
“Sun Ok sangat
marah pada kita sekarang. Karena aku tahu tentang itu dan tidak memberitahunya.
Dia pikir kita melakukannya dengan sengaja. Semuanya jadi berantakan.” Ucap Nan
Hee,
“Ah,
bukan itu yang sebenarnya terjadi. Si bodoh itu.” Ucap Bok Joo melihat Sun Ok
tak mau menatapnya
“Apa yang
harus kita lakukan? Kau tahu seberapa keras kepalanya dia. Dia bisa jadi sangat
sulit.” Ucap Nan Hee, Bok Joo sadar semua itu salahnya saat itu ayahnya menelp.
Bok Joo
datang menemui ayahnya yang sedang menyapu halaman rumah, Tuan Kim melirik
anaknya dengan acuh kalau menyuruh untuk datang kaalu memilik waktu luang tapi
datang pagi sekali lalu bertanya apakah sudah sarapan, Bok Joo mengangguk kalau
sudah makan dua porsi bahkan pelatih Choi membelikan jokbal.
“Jangan
khawatir tentang ini. Aku akan melakukannya. Bagaimana keadaan ayah? Apa kau
menerima hemodialisis terlalu terlambat
kemarin?” ucap Bok Joo khawatir
“Jangan
berpura-pura kalau kau mengkhawatirkanku. Kenapa kau berbohong padaku jika memang
peduli padaku?” kata Tuan Kim lalu memberikan sesuatu pada anaknya
Bok Joo
tersenyum melihat isinya sebuah lipstik, Tuan Kim mendengar semua gadis memakai
benda seperti itu saat ini, menyuruhnya agar mengunakan saat keluar dan jangan
mengunakan saat latihan. Bok Joo langsung mencoba lipstik di bibirnya dan
menanyakan pendapat ayahnya. Apakah terlihat cantik.
Tuan Kim
mengaku tidak terbiasa melihatnya dan menyuruh makan sebelum kembali ke kampus,
karena sudah menyimpan iga lalu bertanya apakah mau dibakar atau kukus, Bok Joo
meminta keduanya, Tuan Kim mengeluh anaknya yang tak tahu diri tapi bisa tersenyum
karena anaknya kembali seperti dulu.
Spanduk
bertuliskan[Semoga berhasil, Song Si Ho dari Universitas Olahraga Haneol] Soo
Bin memulai kompetisi tapi beberapa kali alatnya jatuh dan melakukan kesalahan.
Si Ho terlihat sangat tegang karena sebelumnya pernah melakukan kesalahan.
Pelatih
Sung mendekatinya memberikan pesan agar menjaga keseimbangannya serta Lakukan
semua gerakannya dengan akurat dan perhatikan kakinya Selain itu Lebih hati-hatilah
pada posisi berputarnya. Si Ho mengangguk mengerti.
Namanya
pun dipanggil untuk masuk ke ruangan kompetisi, Si Ho dengan mulus melakukan
gerakan dengan pita tanpa melakukan kesalahan, wajahnya tersenyum bahagia di
depan juri.
Sementara
Joon Hyung sedang berlatih di marahi oleh pelatihnya karena waktunya tak
seperti biasa bahkan tertinggal dibelakang, Joon Hyung terlihat memikirkan
sesuatu membuatnya tak konsentrasi. Tae Kwon menemui Joon Hyung yang sudah
berganti pakain bertanya dimana tidur semalam.
“Apa yang
kau bicarakan? Aku bilang di luar sepanjang malam.” Kata Joon Hyung menutupi
kalau pergi dengan Bok Joo.
“Apa kau
berharap aku percaya kalau berada di luar semalaman sendirian? Kapan kau pergi,
dengan siapa kau pergi, dan kapan kau kembali?” ucap Tae Kwon penasaran, Joon
Hyung menyuruh temanya diam saja karena sedang banyak pikiran saat ini.
“Hei... Aku
berusaha melindungimu kemarin. Aku bilang pada yang lain kalau kau terkena
diare dan harus ke toilet. Aku sangat cepat saat berpikir itu.”ucap Tae Kwon
merasa sudah menyelamatkan Joon Hyung
“Dia hanya
berpura-pura bodoh karena tidak ingin mengganggu.” Kata Joon Hyung lalu
bergegas pergi, Tae Kwon berteriak bertanya mau kemana lag, Joon Hyung
mengatakan harus melakukan sesuatu.
Pelatih
Sung dan semua tim berada dibagian depan asrama memuji semua melakukan yang
terbaik dalam kompetisi hari ini jadi memita agar memikirkan kesalahan dengan
hati-hati di rumah dan membubarkan tim. Si Ho bisa tersenyum puas dengan
hasilnya, Soo Bin mengucapkan selamat pada Si Ho dengan nada sinis.
“Aku suka
penampilanmu hari ini.Semangatlah.” Kata Si Ho dengan senyuman seperti
mengejek, ketika keluar wajahnya bahagia mengangkat telp dari Joon Hyung yang
mengajaknya bicara.
Si Ho
terlihat bahagia mendekati Joon Hyung yang sudah menunggunya, Joon Hyung bertanya
apakah Si Ho melakukan yang terbaik dalam kompetisi. Si Ho membenarkan padahal
sebelumnya cerminya pecah dan berpikia akan datang sial Tapi tenyata ini
berarti kebalikannya.
“Si
Ho.... Apakah itu kau? Aku melihatmu saat pagi beberapa hari lalu. Kau masuk ke
tempat latihan angkat besi. Itu bukan kau, kan?”ucap Joon Hyung seperti tak
ingin mempercayainya.
“Kenapa
kau bertanya padaku ketika sudah menciumnya? Itu memang aku. Aku yang melakukannya.
Aku meninggalkan jurnal dietnya di ruang latihan angkat besi dengan sengaja.”
Ucap Si Ho dengan nada tinggi, Joon Hyung kaget dan menanyakan alasanya.
“Kenapa
kau melakukan itu? Apa untungnya kau melakukan itu? Apa kau tahu masalah apa
yang kau sebabkan untuk Bok Joo?” ucap Joon Hyung marah
“Bagaimana
denganmu? Kenapa kau sangat kesal?” kata Si Ho heran, Joon Hyung sempat
bingung.
“Ini
bukan urusanmu. Kenapa kau marah dan melepaskankemarahanmu padaku hanya karena
dia? Apa dia kekasihmu?” ucap Si Ho marah, Joon Hyung benar-benar tak percaya
Si Ho tega melakukanya.
“Aku
benci melihatmu tertawa ketika kau sedang bersamanya. Dia bersamamu dan itu
menggangguku. Tapi klinik berat badan? Itu adalah hal konyol karena dia pergi
ke sana. Dia seorang atlet angkat besi. Kenapa dia harus menurunkan berat badannya? Untuk siapa?”
ucap Si Ho benar-benar terbakar cemburu.
Joon
Hyung menjelaskan kalau mereka tidak
berada dalam sebuah hubungan seperti yang dipikirkan karena Bok Joo menyukai
orang lain. Si Ho pun menanyakan perasan Joon Hyung pada Bok Joo. Jon Hyung
pikir tak harus menjelaskannya padanya dan memberitahu kalau mereka dulu satu
sekolah.
Si Ho
mengaku membenci itu juga, dan mengaku tidak tahu ada apa dengannya bahkan
takut menjadi gila karena ini. Tap ia menegaska kalau membenci karena Joon
Hyung bersama orang lain, tersenyum pada
orang lain selain dirinya, Jadi meminta agar tak menekanya terus karena bisa
gila karena itu.
Bok Joo
sedang diam dikamar mengingat perkataan Joon Hyung, kalau Jae Yi itu khawatir
karena Bok Joo tak datang tanpa menghubunginya. Ia pun pikir harus menghubungi klinik dan mengatakan kalau
tidak akan datang lagi, tapi ia harus memikirkan alasanya.
Akhirnya
Bok Joo menelp Joon Hyung, ingin menanyakan apa yang harus dikatanya. Saat itu
Si Ho baru masuk kamar mendengar nama Joon Hyung lansung merampas ponsel Bok
Joo dan membuangnya. Bok Joo binggung tiba-tiba Si Ho merampas ponselnya.
“Kenapa
kau terus menghubungi Joon Hyung dan bertemu dengannya? Aku dengar kau menyukai
orang lain. Tapi kenapa kau terus mengganggu Joon Hyung?” ucap Si Ho marah, Bok
Joo binggung karena dianggap menganggu.
“Aku
meninggalkan jurnal dietmu... dia ruang latihanmu.” Kata
Si Ho mengaku semuanya, Bok Joo kaget ternyata Si Ho yang menaruh membuatnya
jadi kacau bahkan mendapatkan hukuman yang berat.
Bersambung
ke episode 8
Terima kasih ya kak.. Berkat sinopsis ep 7, aku jadi tau kelanjutan ceritanya. Cerita di episode ini (versi DVD) tiba2 terpotong pada saat adegan ayah Bok Joo tergeletak sa
BalasHapuskit dan rebahan di dalam kamar. Aku penasaran sekali pengen tau kelanjutannya. Untungnya ada sinopsis ini. Terima kasih ya kak. terus semangat membuat sinopsis kdrama. Fighting!