PS : All
images credit and content copyright : KBS
Duk Bong
menemui ayahnya melihat sang ayah duduk disofa dalam ruang rawat, lalu
menyindir kalau berpikir ayahnya takut jadi tinggal di rumah sakit. Ibunya
sedang mengupas kulit apel tak percaya anaknya bisa bicara pada ayahnya yang
sedang sakit. Tuan Kwon mengaku kalau ia tak takut.
“Apa itu
sebabnya kau diperintahkan untuk memulai pembangunan? Kau tahu bahwa tanah itu
milik Na Ri.” Kata Duk Bong
“Itu
tanahku. Aku ditipu.. Hong Sung kyu datang kepadaku dan menunjukkan dokumen, menuntut
uang. Yang aku lakukan adalah membayar. Ternyata Dokumen itu palsu dan dia
lari.” Ucap Tuan Kwon
“Kau
bilang Hong Sung Kyu? Ayah Na Ri?” kata
Duk Bong kaget, Tuan Kwon memberitahu kalau ayah dan kaki tanganya itu adalah
penipu!
“Istrinya
tidak akan menyerahkan sertifikatnya, jadi dia lari bersama putrinya!” ucap
Tuan Kwon
“ Dia
lari bersama putrinya? maksudnya Dengan Na Ri? Kenapa dia bisa menculik
putrinya hanya karena tanah?” ucap Duk Bong tak percaya
“Kalau
dia bukan putrinya, maka dia sudah masuk penjara karena penculikan!” ucap Tuan
Kwon kesal
Duk Bong
melihat ayahnya yang kelihatan baik-baik
saja seperti yang diharapkan jadi memilih untuk pamit pergi. Ibunya pikir Duk
Bong tak bisa pergi begitu saja. Tapi
Duk Bong tetap pergi meninggalkan
ruangan ayahnya.
“Pergi ke
Seulgi-ri.” Ucap Tuan Kwon, Istrinya kaget tak percaya kalau ia harus pergi ke
desa sekrang.
“Cari
tahu apa yang terjadi... antara Duk Bong dan Hong Na Ri.” Perintah Tuan Kwon,
Ibu Duk Shim seperti tak bisa menolaknya.
Beberapa
pelanggan pun keluar dari restoran selesai makan, Nan Gil kembali pulang ke
restoran melihat Na Ri yang sedang membereskan meja bertanya apa yang sedang
dilakukannya, Na Ri sengaja mampir dan
melihat semua sibuk, jadi membantunya.
“Lalu kau
pergi kemana?” tanya Na Ri, Nan Gil binggung. Na Ri meminta agar Na Ri
menjawabnya.
“Ini
tidak akan berhasil di antara kita. “ ucap Na Ri lalu bergegas pergi masuk ke dalam rumah. Nan Gil akhirnya mengikuti Na
Ri masuk ked alam rumah.
“Apa kau
akan terus melakukan itu? Apa kau akan gugup setiap kali aku pergi ke suatu
tempat? Kau bisa memberitahu aku ke mana kau pergi.” Ucap Na Ri kesal
“Aku
pergi untuk menemui ayahmu. Dia mengatakan untuk datang sendirian.” Ucap Nan
Gil, Na Ri binggung.
“Dia
ingin tahu siapa aku. Dan ingin datang ke sini.” Ucap Nan Gil berbohong, Na Ri heran karena ayahnya tidak menelepon selama 20 tahun.
“Apa Sekarang, dia ingin bersikap seperti
seorang ayah? Apa yang dia katakan?” kata Na Ri penasaran
Nan Gil
pikir dirinya akan mati. Na Ri panik bertanya apa yang ayahnya lakukan, Nan Gil memberitahu ayah Na Ri memasukan
seluruh clementine ke mulutnya dan hampir tercekik. Na Ri melonggo
mendengarnya, Nan Gil tersenyum memberitahu kalau ayahnya bersikap baik
padanya.
“Dia
mengatakan untuk merahasiakan bahwa aku menemuinya. Sekarang karena aku sudah
mengatakannya kepadamu, hati nuraniku merasa terganggu.” Ungkap Nan Gil
“Lalu
kenapa kau mengatakannya kepadaku?” komentar Na Ri
“Berjaga-kaga
kalau kau berpikiran aneh dan merasa gugup.” Tegas Nan Gil
“Itu normal
saat seorang pria dan wanita mulai berkencan.” Kata Na Ri bisa mengerti lalu
masuk ke dalam kamarnya.
Nan Gil
duduk sendirian direstoran, mengingat kembali perkataan Tuan Hong “ Kau putra
Bae Byung Woo, kan? Aku tidak bisa tinggal di rumah itu bersamamu.” Duk Bong
datang melihat kalau lampunya masih menyala padahal papan sudah tertulis tutup
jadi sengaja datang.
“Ayahku
ada di rumah sakit. Ancamannya berhasil. Dia pergi ke rumah sakit saat dia
merasa takut. Jadi Serahkan masalah tanah Na Ri kepadaku mulai sekarang.” Ucap
Duk Bong, Nan Gil hanya diam saja.
“Sepertinya
kau juga memiliki banyak pikiran. Aku mendengar kalian akan berkencan seperti pasangan
normal.” Kata Duk Bong, Nan Gil mengeluh dengan Na Ri yang memberitahu temannya semua itu
“Nan
Gil... Kau tidak menunjukkan dirimu kepada Na Ri... sebelum ibunya meninggal,
kan? Kenapa begitu?” ucap Duk Bong penasaran, Nan Gil pikir Duk Bong terlalu
ingin tahu tentangnya.
“Kau
tidak pernah berpikir tentang masa depan dengan dia. Ah.. Tidak, aku yakin kau
bahkan tidak pernah bermimpi tentang hal itu. Kau sendiri tahu dengan terlalu
baik. Na Ri sepertinya juga memikirkannya. Apa kau bahkan bisa membagi
masalahmu dengan yang lain? Kenapa kalian tidak bersama-sama sekarang? Kalian
tidak cocok, dan tidak bisa menangani satu sama lain.” Ucap Duk Bong sengaja
membuat agar Nan Gil menyerah.
Duk Shim
memakai jaket sekolahnya, tiba-tiba dikagetkan dengan sosok ibunya yang masuk
ke dalam kamar. Ibu Duk Shim merasa anaknya seperti melihat ibunya yang bangkit
dari kematian, karena tatapan seperti orang yang ketakutan. Duk Shim bertanya
kenapa ibunya ada didesa.
Ibu Duk
Shim mengambil barang-barang yang berserakan merasa kamar anaknya seperti
kandang babi. Duk Shim mengeluh kalau ibuny mengatakan hal yang sama setiap
kali datang. Ibu Duk Shim tak percaya melihat kamar anaknya yang berantakan
dengan membereskan barang-barangnya didekat tempat tidur.
“Apa yang
terjadi antara kakakmu dan Hong Na Ri?” ucap Ibu Duk Shim, Duk Shim sengaja
menutup mulut dengan wajah terkejut.
“Kau
terlihat seperti tahu segalanya, tapi apa kau tidak akan memberitahuku?” ucap
Ibu Duk Shim, Duk Shim menjelaskan tidak
bisa mengatakannya.
“Aku akan
membawamu ke Seoul.” Kata ibu Duk Shim mengancam
“Cinta
sepihak.” Kata Duk Shim dengan cepat, Ibunya berpikir kalau Na Ri yang menyukai
kakaknya, Duk Shim mengatakan Tidak karena Duk Bong menyukainya.
Duk Bong
masuk kamar adiknya dengan berteriak, Duk Shim ketakutan begitu juga Nyonya
Kwon melihat anaknya yang datang lalu menyapa dengan senyuman. Ia memberitah
kalau Ketua Kwon menemukan jawabannya jadi memintanya untuk datang.
“Haruskah
aku bertemu Na Ri?” ucap Ibu Duk Shim, Duk Bong dengan nada marah mengatakan
tidak dan Duk Shim pun seperti menahan ibunya agar tak melakukan itu.
“Jangan
melakukan apapun.” Tegas Duk Bong dengan wajah penuh amarah.
Nan Gil
mencoba isi dari dumpling, lalu berkomentar milik Yong Kyu terlalu basah dan Joon, terasa kering
sementara Ha Ni seperti tak bisa memberikan komentar karena binggung. Jadi ia
akan mengulangnya dan Merefleksikan apa yang salahDan terus mengulangnya.
“Kenapa
kau menjadi seperti ini? Yang kau butuhkan adalah satu orang ahli. Begitulah
caranya.” Keluh Yong Kyu heran
“Tidak
ada alasan. Lanjutkan sekarang.”tegas Duk Bong, semua pun menjawab mengerti tanpa membantah.
“Bos yang
menakutkan... Semuanya akan habis bahkan sebelum kau buka.” Sindir Na Ri datang
ke restoran
Nan Gil
melihat Na Ri berpakaian rapih bertanya mau kemana, Na Ri memberitahu mau pergi
berkerja untuk membahas cutinya. Nan Gil bertanya kenapa. Na Ri menjelaskan ini
untuk membahas “Apa yang kau lakukan? Apa kau akan kembali bekerja?" Nan
Gil pun mengerti lalu berpkir Na Ri sudah memikirkan hal itu
“Kau tahu
apa yang kau suka dan yang paling bisa dilakukan. Kau akan mengatakan akan
kembali, kan?” ucap Nan Gil berbicara dengan tangan dibelakang.,
“Kau
terlihat seperti orang tua, bukan pacar yang normal. Dan Jangan berdiri seperti
itu.” Kata Na Ri melihat Nan Gil yang menaruh tangan didepanya.
“Aku akan
kembali. Kita sangat tidak normal.” Ucap Na Ri berjalan pergi.
Nan Gil
menghela nafas melihatnya, Yong Kyu langsung berlari menghampiri Nan Gil karena
ingin bertanya dengan serius, apakah Nan Gil itu takut kepada putrinya. Nan Gil yang ingin
mengelak pertanyaan menegur Yong Kyu malah keluar dari dapur dan bertanya
apakah sudah selesai mengisinya.
“Jangan
bersikap keras terhadap yang lemah. Itu membuatku sedih.” Ucap Yong Kyu
merengek, Nan Gil menyuruh anak buahnya itu segara masuk ke dalam dan kembali
membuat dumpling.
Duk Bong
langsung masuk ke dalam rumah sakit dengan wajah penuh amarah, terlihat ayahnya
sedang dengan beberapa orang dan memberikan tanda tanganya. Tuan Kwon mengeluh
anaknya yang cara masuknya berisik, lalu mengingatkan kalau ini adalah rumah
sakit dan menyuruh semua anak buahnya keluar dari ruangan.
“Apa yang
kau mau dari Na Ri?” tanya Duk Bong
“Aku
menyelidikinya karena kau mengatakan bahwa itu adalah tanahnya. Aku akan
membangun sebuah resort mewah di tanah itu dan memasang patungku. Ini semua
untuk kalian! Jadi tidak ada yang tidak akan menghormatimu!” tegas Tuan Kwon
ingin selalu disegani.
“Apa itu
akan mengubur apa yang kau lakukan kepada kampung halamanmu?” sindir Duk bong
“Itu lebih
dari 40 tahun yang lalu. Dasar Kau pecundang, membiarkan seorang gadis
mengendalikanmu. Nikahi saja dia kalau begitu. Itu akan menjadi solusi yang
bagus.” Ucap Tuan Kwon
“Jangan
campuri kehidupan pribadiku.” Tegas Duk Bong lalu keluar dari ruangan.
Yeo Joo
baru saja selesai dari bagian kasir
dengan senyuman bahagia, Duk Bong baru keluar tak sengaja berpapasan. Yeo Joo
melihat Duk Bong yang menakutkan, jadi akan pergi saja. Duk Bong menahanya,
mengetahui kalau sekarang terlihat
menakutkan tapi Yeo Joo seperti terlihat senang.
“Tagihan
rumah sakit berkurang dari yang diharapkan.” Kata Yeo Joo, Duk Bong mengaku iri
pada Yeo Joo, Yeo Joo binggung sepertinya harusnya ia yang mengatakan itu dan
meminta agar Jangan mengganggu.
“Tidak
heran kau akrab dengan Duk Shim.” Komentar Duk Bong
“Aku
tidak pernah mendengar bahwa aku akrab dengan seseorangMeskipun aku tidak
pernah berharap untuk menjadi seorang remaja..” Balas Yeo Joo dengan wajah
cemberut seperti remaja yang sedang marah
“Coba Lihat?
Kau juga bersikap seperti seorang remaja.” Ejek Duk Bong
“Apa aku
kelihatan seperti adik bayi untukmu? Apa kau ingin melindungiku? Apa aku lucu
dan menggemaskan?” goda Yeo Joo
“Tak satu
pun dari itu semua yang berlaku untuk Duk Shim. Aku hanya khawatir tentang ke
mana dia akan menghilang nantinya.” Kata Duk Bong
Yeo Joo
memperingatkan Duk Bong agar Jangan bersikap seperti ini padanya, Duk Bong
binggung apa maksudnya. Yeo Joo
menegaskan kalau Seorang kakak yang khawatir tentang adiknya kelihatan keren
jadi memiliki lebih banyak hal untuk ditulis setiap kali melihatnya dan pamit
pergi dengan menitipkan salam pada adiknya itu.
Pegawai
dikantor Na Ri berpikir kalau Na Ri lebih baik kembali berkerja dan karena
itulah memintanya agar datang. Na Ri terlihat diam, Si pegawai merasa Na Ri
terlalu muda untuk pensiun dan lebih baik untuk bekerja beberapa tahun lagi, Na
Ri memutuskan akan memikirkannya.
Na Ri
baru keluar melihat Yeo Joo seperti sudah menunggunya, Yeo Joo mengaku sengaja
mengubah jadwal penerbangannya untuk menemui Na Ri setelah melakukan pertemuan.
Na Ri binggung, Yeo Joo langsung memaksa agar Na Ri me luangkan sedikit waktu
untuknya dan menariknya pergi. Keduanya pun duduk dicafe bersamaan.
“Jadi... Aku
tidak pernah berusaha sangat keras untuk seorang wanita sebelumnya. Kau
kelihatan cerdas, jadi kau cari tahu saja kenapa.” Ucap Yeo Joo
“Apa kau
pikir bekerja keras untukku? Aku bukanlah seorang kolega senior ataupun wanita
untukmu. Aku hanya penghubung antara kau dan Duk Bong, dan kau harus ramah
kepadaku. Apa aku salah?” ucap Na Ri
“Kau
bukan penghubung dan Kau salah kali ini. Aku ingin memberikan peringatan.” Ucap
Yeo Joo, Na Ri heran peringatan apa maksudnya.
“Berhenti
bersikap dingin Kalau seseorang seperti Duk Bong mengatakan dia menyukaimu,
terima saja. Coba tutup matamu dan kirim Nan Gil ke Seoul. Kau pergi ke tempat
pangsit, dan Nan Gil ada disana. Kemudian kau akan berpikir, "Pria yang
lucu dan membuat pangsit yang enak." Kau akan makan pangsit itu dan pergi.”
Kata Yeo Joo seperti ingin menjodohkan Na Ri dengan Duk Bong
“Hei, Yeo
Joo.. Apa kau pikir Nan Gil itu lucu?” ucap Na Ri dengan nada cemburu, Yeo Joo
menjelaskan kalau Bukan itu masalahnya
sekarang.
“Aku
kesal karena akan melihatmu lagi kalau kembali bekerja.” Keluh Na Ri sinis
Yeo Joo
mengaku Terkadang ingin meminta maaf kepadanya, tapi setiap kali melihat Na Ri
niatnya itu diurungkan. Na Ri heran melihat Yeo Joo begitu jujur sekarang,
lalu menyuruh agar mengakui saja kalau menyukai Duk Bong dan itu pasti selesai
dan akhirnya pamit pergi karena harus
pergi ke suatu tempat. Yeo Joo hanya melonggo binggung karena rencanya sia-sia.
Na Ri
pergi ke Rumah Perawatan Gyeonggi-do menemui ayahnya, sambil makan jeruk memberitahu akan
mempersiapkan kamarnya, Tuan Hong mengatakan tidak akan pergi merasa harus
memiliki hati nurani agar bisa berakhir di tempat yang baik saat mati.
“Bagaimanapun,
seseorang harus melindungi rumah itu. Kita saling memiliki sama lain hanya di
dunia ini. Nan Gil menjalankan restoran pangsit itu, jadi kau tidak akan bosan.”
Kata Na Ri menyakinkan
“Apa Dia
tidak memberitahumu? Aku tidak bisa hidup bersamanya.” Ucap Tuan Hong, Na Ri
kaget kenapa ayahnya tak bisa melakukanya.
“Dia
melakukan ini kepada mataku... dan aku tahu bagaimana dia hidup. Bagaimana bisa
aku hidup bersamanya?” ucap Tuan Hong menyalahkanya.
“Ini
dimulai dari kau... Kau tidak bertanggung jawab dengan meninggalkan Ibu dan
akudan tinggal dalam persembunyian. Seharusnya kau bertanggung jawab, sementara
Nan Gil terseret dalam masalah ini karena kau.” Ucap Na Ri menyalahkan ayahnya.
“Aku
hanya mencoba untuk bertahan hidup.” Ucap Tuan Hong membela diri.
“Kau ingin
bertahan hidup sendirian, apa jadi kau melimpahkan hutang besar itu kepada ibu
dan aku? Kalau kau menolak untuk tinggal bersamanya, Aku akan memberitahu Nan
Gil untuk memilih... karena dia orang yang melindunginya. Aku akan mengunjungi
kau sesekali.” Kata Na Ri dengan wajah marah meninggalkan ayahnya, Tuan Hong
terdiam melihat sikap anaknya yang berbeda.
Na Ri
keluar dari rumah sakit dengan wajah kesal dan tak percaya dengan yang
dilakukan ayahnya, teringat kembali saat pertama kali datang kerumah ibunya dan
ada Nan Gil tinggal disana.
Flash Back
Nari
menyuruh Nan Gil keluar dari rumanya dan milik ibunya, Nan Gil menegaskan kalau
rumah ini miliknya, jadi tidak bisa pergi. Na Ri ingin tahu siapa Nan Gil
yang berani mengatakan bahwa rumah
ibunya itu jadi miliknya. Nan Gil berjalan mendekat membuat Na Ri sedikit
ketakutan dan memberitahu kalau ia adalah ayah tirinya.
Di rumah
kaca
Keduanya
berjongkok didepan tanaman selada, Na Ri pikir mereka tidak perlu menjadi
keluarga supaya bisa bersama. Nan Gil menolaknya, lalu saat mereka melakuan
perjalan bersama Nan Gil mengakui perasaanya “Aku mencintaimu.”
“Bahkan
jika aku tidak pernah bisa mengatakannya lagi, aku akan mencintaimu.” Ucap Nan
Gil
Na Ri
panik melihat wajah Nan Gil yang penuh luka, Nan Gil langsung memeluknya
meminta agar diam dan Jangan mengatakan sepatah kata pun lalu meminta maaf dan
berjanji tidak akan melakukannya lagi. Sebelum pergi meninggalkan restoran, Na
Ri dengan ketus merasa kalau hubungan tidak akan berhasil di antara mereka.
Tiga
anak buahnya mencoba membuat kulit
pangsit dengan menguleni adonan dan membantingnya, Nan Gil menghentikanya
memberitahu kalau caranya bukan hanya tentang kekuatan dan mulai mengajari cara
menguleni. Na Ri datang ke restoran, Nan Gil terlihat bahagia menanyakan
hasilnya.
“Sudah
aku katakan kalau akan memikirkannya.” Ucap Na Ri, Nan Gil seperti bahagia mendengarnya,
Tiga orang anak buahnya tersenyum mengoda melihat sikap Nan Gil seperti anak
remaja yang sedang jatuh cinta.
“Kalian Pasti
merasa sangat sulit, menyesuaikan dengan bos yang kasar dan harus datang sangat
pagi. Jadi mari kita melakukan MT dulu dan membangun hubungan kita.” Ucap Na Ri
mengumpulkan semua pegawai, semua binggung
“Hei... Aku
bosnya. Kenapa kau yang memutuskan?” keluh Nan Gil, Semua pun mengelu-elukan
kalau mereka ingin pergi liburan bersama,
“Kita
mendapatkan uang karena acara itu, kan? Lalu apa kita bisa naik pesawat?” kata
Yong Kyu bersemangat mengikuti MT. Na Ri menanyakan pada Duk Shim
“Aku bisa
pergi kalau itu akhir pekan.” Kata Duk Shim, Na Ri pun memberikan tugas karena
ada sesuatu yang ingin dilakukanya.
Duk Bong
masuk ke dalam kamar kakaknya, Duk Bong menyuruhnya keluar dengan mengeluh
kenapa harus ikut acara MT restoran Hong. Duk Shim menjelaskan kalau ia masih
di bawah umur dan perlu wali. Duk Bong tak percaya adiknya menganggap dirinya
sebagia wali sekarang. Duk Shim menyakinkan kalau yang dikatakan kali ini
serius
“Kau akan
mengatakan apapun untuk bisa ikut MT” kata Duk Bong dengan helaan nafas.
“Pastikan
Greenland mau mensponsori. “ ucap Duk Shim memohon, Duk Bong merasa adiknya
itu pasti bercanda denganku.
“Na Ri
memintaku untuk melakukannya. Dia benar-benar ingin kau ada disana. Aku sudah
mengatakan kau akan menjadi waliku, jadi beri aku tumpangan, dan pesan resort Kalau
kau tidak pergi, maka semua akan gagal.” Ucap Duk Shim, Duk Bong tersenyum
seperti tak percaya kalau Na Ri mengatakannya.
Na Ri dan
Nan Gil duduk bersama dimeja makan, Na Ri memberitahu kalau menemui ayahnya setelah rapat di tempat
kerja. Nan Gil berpikir kalau Na Ri akan meminta agar pindah ke rumahnya. Na Ri
mengatakan pada ayahnya akalu akan mengunjunginya sesekali.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku, kalau dia menolak untuk tinggal bersamamu?” kata Na Ri
berpura-pura tak mengetahuinya.
“Kita
anggap saja bahwa aku mengerti bagaimana perasaannya.”ucap Nan Gil seperti tak
inginmembahasnya.
“Menurutmu
akan bagaimana hidupmu... kalau hal ini tidak terjadi pada ibuku dan aku?”
tanya Na Ri
“Aku
mungkin akan bekerja di tempat pangsit. Aku akan mengunjungi ibumu sesekali dan
mengeluh tentang pangsitnya.” Pikir Nan Gil
“Kau
pasti akan menjadi pria biasa yang menguleni adonan.... Maaf.” Ucap Na Ri, Nan
Gil binggung untuk apa meminta maaf.
“Saat aku
melihatmu terluka, aku tahu itu karena diriku, tapi aku sangat terkejut dan
gugup sampai aku marah. Masih sangat berat bagimu sampai kau tidak bisa
bernapas saat kau memikirkan tentang hari-hari itu, tapi kau tetap bertahan
karena aku. Ini pasti sulit, tapi aku hanya memikirkan diriku sendiri.” Ucap Na
Ri dengan mata berkaca-kaca
“Itu pilihan
aku karena aku mencintaimu. Aku tidak pernah menyesalinya, dan itu semua sudah
diurus.” Kata Nan Gil
“Jangan
meminta maaf kepadaku lagi. Kau tidak punya alasan untuk menyesal.” Pikir Na Ri
“Aku
sudah sembuh dari penyakit Ko Nan Gil-ku. Aku tidak membutuhkan obatku lagi dan
benar-benar baik-baik saja.” Ucap Nan Gil
Na Ri
merasa tidak pernah mengatakan in dengan
wajah serius mengucapakn terima kasih sudah menjadi ayah tirinya. Nan Gil
tersenyum mendengarnya karena sudah selesai berkerja jadi mengajaknya
untuk pergi kencan dan akan menunjukkan
kepadamu bahwa sudah lebih baik. Jadi mereka bisa pergi ke suatu tempat yang
sangat berisik. Na Ri pun meraih tangan Nan Gil untuk pergi bersama.
Nan Gil
dan Na Ri pergi ke arcade, dengan memainkan banyak games mulai dari bola
basket, tembak-tembakan dan juga memukul drum. Keduanya seperti menghabiskan
masa remaja yang tak bisa mereka lakukan bersama.
Esok
harinya, dua mobil pergi ke bagian resort Greenland yang sangat mewah. Duk Bong
turun dari mobil dengan setelan jas yang sangat rapih layaknya seorang pemimpin
perusahana. Semua melihat mewahnya, tempa tinggal mereka hanya bisa melonggo.
“Bersenang-senanglah
dan Beritahu aku kalau kau butuh sesuatu.” Ucap Duk Bong ingin melayani
semuanya, Semua terlihat benar-benar
bahagia. Duk Bong melihat adiknya seperti tak percaya bisa melihat senyuman
bahagia Duk Shim karena pergi berlibur dengan teman kerjanya.
Bibi Kim
masuk ke dalam ruangan dengan koper besar dan juga berapa barang, Tuan Hong
binggung kenapa Bibi Kim datang dengan koper beresar. Bibi Kim pikir Hanya
dengan melihat tas ini seharusnya membiarkan Na RI tahu bahwa akan tinggal di rumah itu dengan
ayah Na Ri selama sisa hidupnya.
“Aku
tidak akan pindah!” ucap Tuan Hong sudah memutuskan tak akan kembali ke rumah
milik istrinya
Semua
mulai mempesiapakan BBQ untuk makan malam, Na Ri dan Duk Shim menatap kearah
danau yang ada didepanya. Nan Gil mencoba untuk menyalakan panggangan dengan
api. Duk Bong datang dengan gaya style yang berbeda. Duk Shim tak percaya
melihat gaya pakaian kakaknya.
“Apa dia
mencoba untuk terlihat seperti Nan Gil?” ucap Duk Shim heran, Na Ri yang
melihatnya malah tersenyum
Duk Bong
mendekati Nan Gil bertanya apakah sudah berhasil menyalakan bara apinya. Nan
Gil mengatakan sedang mencoba. Duk Bong memberitahu kalau harus memasukannya
dengan mengejeknya kalau hanya tahu cara mengaduk adonan saja. Nan Gil menatap
sinis karena Duk Bong bisa membuatnya geram.
Yong Kyu
membawakan beberapa udang panggan dan
memberikan pada Duk Shim agar jangan hanya makan daging. Duk Shim mengeluh
dengan Yong Kyu yang begitu muda bertingkah seperti orang tua. Duk Bong
meminjam capitan daging pada Joon yang sedang memanggang lalu mengambil
beberapa potong daging.
“Na Ri,
makan beberapa daging.” Ucap Duk Bong sengaja ingin mengambil hati Na Ri, Na Ri
pun mengucapkan terimakasih, Nan Gil yang melihatnya tak mau kalah.
“Cobalah
dengan saus bawang putih ini. Aku membuatnya sendiri.” Ucap Nan Gil, Na Ri
mencobanya dan langsung memuji sausnya itu enak. Duk Bong kesal karena hanya
dengan Bawang putih dikalahkan begitu saja.
Semua
pegawai melakuan pemaian Mandu, Duk Bong melirik sinis melihat Nan Gil dan Na
Ri yang mengobrol hanya berdua saja. Na Ri menannyaka alasan Nan Gil yang mengajari
mereka bagaimana membuat isian belakangan ini, Nan Ri pikir Sudah saatnya
mereka belajar. Na Ri mengatakan kalau itu salah dan bukan itu alasanya.
“Kau
berencana untuk pergi setelah berbicara dengan ayahku. Aku tidak bisa membayangkan
Pangsit Hong tanpamu.” Ucap Na Ri
“Apa Kau
pikir akan baik kalau aku pergi. Bukankah dengan kau melakuan MT ini adalah
hadiahmu kepadaku?” kata Nan Gil, Na Ri membenarkan.
“Coba
hidup sebagai Ko Nan Gil, bukan ayah tiriku atau pemilik Pangsit Hong. Kemudian
anggaplah kau setelah MT adalah awal
yang sebenarnya dari kehidupan Ko Nan Gil. Bagaimana kau akan memulainya?” ucap
Na Ri
“Setelah
aku pergi, maka aku akan menjalani hidup normal. Aku akan mendapatkan pekerjaan
dan berjalan-jalan. Setelah aku mendapatkan keberanian, maka aku akan
mendapatkan pacar baru.” Kata Nan Gil yang langsung menerima lirikan sinis dari
Na Ri
“Hong Na
Ri di Seoul yang tidak aku kenal.” Ucap Nan Gil, Na Ri bisa tersenyum karena
Nan Gil itu sudah mencintainya untuk waktu yang sangat lama Jadi Hong Na Ri di
Seoul akan menunggu.
Duk Bong
masih terlihat sinis melihat keduanya, lalu menerima telp dari Song Rye, Song
Rye duduk di kursi Duk Bong memberitahu Ketua mengubah tata letak resort dan
ia sudah tidak tahan lagi. Duk Bong
kaget mendengarnya. Duk Shim tiba-tiba menarik Na Ri ke arah kakaknya dan
mengaku kalau melakukan semua yang bisa lalu pergi meninggalkanya.
“Aku jadi
bersemangat, memikirkan kau sedang berlari ke arahku. Pada saat seperti ini,
tidak buruk memiliki saudara perempuan.” Ucap Duk Bong melihat adiknya yang
membantu.
Keduanya
berjalan ditaman, Na Ri bertanya pada temanya apakah terjadi suatu masalah, Duk
Bong menmberitahu harus pergi ke Seoul dan melawan ayahnya, tapi tak percaya
kalau berada di situasi semacam ini. Ia dulu berada disisi ayahnya tapi
sekarang sedang bersama Na Ri
“Ini
tidak seperti aku bisa mendoakan keberuntungan untukmu dalam melawan ayahmu.”
Kata Na Ri merasa tak enak
“Tidak
masalah. Doakan saja aku.” Kata Duk Bong, Na Ri pun memberikan semangat agar
Duk Bong bisa berhasil.
“Apa kau
memiliki kenangan tentang ayahmu?” tanya Duk Bong, Na Ri pikir tidak juga
“Yang aku
tahu adalah... bahwa penerbangan pertamaku adalah bersama ayahku. Aku berencana
untuk bertanya kepadanya sejak aku bertemu dengannya.” Cerita Na Ri
Duk Bong
kaget karena Na Ri bertemu dengan ayahnya, saat itu Nan Gil datang membawakan
selimut. Na Ri melihat keduanya saling menatap dingin langsung berlari ingin
masuk ke kamar karena udaranya sangat dingin.
Duk Bong pun bertanya apakah Na Ri sudah menemukan ayahnya. Nan Gil
membenarkan.
“Semua
ayah memang luar biasa.Aku mendengar kalau ayah Na Ri...adalah seorang penipu yang
menculiknya karena tanah. Bagaimana dia bisa menunjukkan wajahnya lagi kepada
Na Ri?” ucap Duk Bong tak percaya
“Siapa
yang mengatakan itu?” tanya Nan Gil kaget, Duk Bong menyebut nama ayahnya “Ketua
Kwon.” Nan Gil terdiam mengingat kejadian saat dirumah sakit.
Flash Back
Na Ri
pikir Ibu mungkin akan terluka kalau mendengar ini, tapi tidak membenci
ayahnya. Ia menceritakan Pertama kali naik
pesawat adalah bersama ayahnya karena masih
terlalu kecil untuk mengingat banyak kenangan, tapi mengingat kalau terkejut dengan
betapa besarnya pesawat itu.
“Aku
bertanya-tanya kenapa ibu tidak pergi bersama kami. Kemana aku pergi sendirian
bersama ayahku? Aku penasaran.” Ungkap Na Ri
“Pasti
tidak menyenangkan karena kau tidak bisa mengingatnya. Aku yakin itu.” Komentar
Nan Gil
“Ayahku
cukup lucu. Semua orang di kota menyukainya. Tapi setiap kali aku mengatakan
tentang itu kepada ibuku, dia berkata kalau aku tidak pernah terbang bersama
ayahku meskipun aku ingat dengan pasti. Aku yakin.” Kata Na Ri
Semua pun
sudah berkemas berada didepan hotel, Nan Gil memastikan kalau mereka sudah
mengemas semua barang. Joon dkk mengatakan sudah dengan senyuman bahagia, Nan
Gil meminta mereka Beristirahatlah untuk hari ini dan bertemu lagi besok.
Mereka pun berpisah dengan Nan Gil dan Na Ri yang naik mobil bersama dengan Duk
Bong dan juga Duk Shim.
Dalam
perjalanan, Duk Bong menatap kaca spion melihat Na Ri yang tertidur dikursi
belakang dengan adiknya. Nan Gil melihatnya sempat sinis dan keduanya sama-sama
memalingkan wajah keluar jendela. Duk
Bong pun bertanya kapan Nan Gil akan pergi, Nan Gil heran karena Duk Bong bisa
mengetahuinya.
“Apa kau
pikir aku tidak tahu? Bahkan Duk Shim bisa tahu kau akan pergi.” Kata Duk Bong
“Setelah
aku menyelesaikan masalah tanah.” Ucap Nan Gil
“Terlepas
dari hal lainnya, itu adalah keputusan yang baik demi kehidupanmu.” Ucap Duk
Bong mendukungnya dengan senyuman
“Apa kau
tidak bisa sedikit merasa sedih? Kau sepertinya terlalu senang.” Sindir Nan Gil
“Aku
ingin kau memiliki kehidupan yang baik. Itu sebabnya, lebih baik Tinggalkan
Seulgi-ri dan hidup bebas.” Kata Duk Bong,
Nan Gil hanya diam saat itu Na Ri membuka matanya menatap keluar jendela
dengan tatapan sedih mendengarnya.
Semua
turun dari mobil, Na Ri kaget melihat ayah dan bibi Kim sudah ada didepan rumah
dengan membawa koper besar. Bibi Kim
menyapa semuanya bertanya darimana saja mereka karena tak ada yang menjaga
rumah, dan memberitahu kalau Ayah Na Ri
kedinginan karena menunggu sepanjang hari. Duk Bong melirik sinis menatap Tuan
Hong yang datang dengan bibi Kim.
Nan Gil
terdiam menatap Na Ri dengan mengingat ucapan Duk Bong sebelumnya “Aku
mendengar kalau ayah Na Ri... adalah seorang penipu yang menculiknya karena
tanah.” Wajahnya terlihat kebinggungan memikirkanya nasib tanahnya.
bersambung ke episode 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar