PS : All
images credit and content copyright : KBS
Nan Gil menelp Wan Shik menanyakan keberadaanya, Wan Shik
mengatakan sedang ada di kantor. Nan
Gil mengatakan sedang dalam perjalanan menuju tempat yang dikatakan kepadanya. Wan Shik bertanya apakah ia pergi Sendirian?
“Tuan Bae akan mencurigaimu
setelah aku selesai. Jaga
dirimu sendiri. Aku akan menutup teleponnya.” Kata Nan
Gil
“Ko Nan Gil yang legendaris sedang
dalam perjalanan
ke sini. Bersiap.” Kata Wan Shik memberitahu anak buahnya, semuanya
menjawab mengerti.
Sementara Na Ri sudah ada didalam taksi setelah menerima
telp dari bibi Kim yang bertanya Apa kau benar-benar ingin mencari
ayahnya, lalu sampai di Rumah
perawatan Gyeonggi-do. Bibi Kim langsung
menyapanya saat melihat Na Ri yang datang. Na Ri binggung melihat seorang
wanita
yang datang mendekatinya.
“Aku Kim Jung Sook. Aku yang tadi
menelepon. Kau bisa
bertanya kepada ayahmu tentang hubungan kami.” Ucap Bibi Kim.
Na Ri akhirnya pergi ke sebuah lorong dan melihat foto
ayahnya saat bersamanya waktu kecil. Tuan Hong berjalan mendekatinya, Na Ri
teringat dengan cerita bibi Kim tentang keadaan ayahnya.
“Saat dia jatuh dari atap, kakinya
terluka Matanya
juga terluka. Dia tidak
bisa keluar dari tempat ini selama lima tahun. Yang dia lakukan hanya bekerja.” Saat itu tuan Hong yang tak bisa melihat dengan jelas
hanya melewati Na Ri begitu saja.
Nan Gil masuk ke sebuah ruangan dengan menaiki tangga,
teringat kembali saat Na Ri mengatakan sesuatu padanya “ Nan
Gil. Aku cinta
padamu.” Dalam hatinya pun bergumam “ Aku tidak
pernah membayangkan... mendengarmu
mengatakan kau mencintaiku. Terima
kasih.”
Anak buah Wan Shik terlihat sudah menunggu dan langsung
menghajar Nan Gil, Nan Gil pun melawan beberapa orang dengan kekuataan bela
dirinya. Dan salah seorang memukul bagian kepalanya dengan botol.
“Aku tidak pernah membayangkan... akan membuatmu menangis. Maafkan aku.” Gumam Nan Gil
Anak buah Wan Shik masuk ke dalam ruangan
memberitahu telah
menutup semua pintu kecuali bagian depan. Wan Shik
menegaskan Tidak
peduli apa yang di tawarkan, maka Nan
Gil akan mati hari ini.
“Apa kau ingin tahu apa
legendanya? Tidak ada
hal seperti itu.” Ucap Wan Shik dengan penuh
dendam.
Disebuah ruangan Pengacara Kim dan beberapa orang sedang
menyusun uang tumpukan 50rb won. Lalu Nan Gil yang sebelumnya terlihat tak
berdaya bisa masuk ke dalam ruangan, Pengacara Kim berteriak agar
menghalanginya.
Nan Gil melawan semua orang dengan sendirinya, Pengacara
Kim buru-buru memasukan sebuah buku ke dalam tasnya. Nan Gil menerima pukulan
dengan bangku, tapi masih tetap bisa bertahan sampai akhirnya ia mendekati
Pengacara Kim dengan mengambil tasnya. Pengacara Kim hanya bisa melonggo
melihat Nan Gil yang tahan pukulan seperti tak terasa sakit dibagian tubuhnya.
Tuan Bae melotot kaget menerima laporan dari pengacaranya.
Pengacara Kim memberitahu Ko Nan Gil mengambil buku catatan rahasia itu. Tuan Bae bertanya dimana keberadaan Wan Shik sekarang.
Orang yang ada diruangan menelp Wan Shik memberitahu Nan Gil
tiba-tiba datang ke sini dan menyerang Pengacara
Kim.
“Nan Gil tidak datang ke sini. Semua orang pergi ke klub di
Cheongdam-dong! Sekarang!” perintah Wan Shik. Semua bergegas pergi.
Anak Buah Wan Shik pergi dengan dua mobil. Dibelakangnya
Wan Shik menaiki mobil dengan Tuan Kim yang setia mengikutinya. Teringat
kembali saat Tuan Bae menyuruh Wan Shik untuk menantanggani surat.
“Kau sekarang... adalah CEO Da Da Finance. Masuk penjara selama beberapa
tahun, dan Da Da
akan menjadi milikmu setelah kau keluar. Kau harus melakukan setidaknya
sebanyak ini... untuk
orang tuamu.” Ucap Tuan Bae, Wan Shik yang mendengar
kata ayahnya, terdengar mengejek dan langsung menyuruh Tuan Kim agar memutar
mobilnya.
Tuan Hong sedang makan ramen dikamarnya. Bibi Kim masuk
ruangan bersama Na Ri, lalu memberitahu kalau Na Ri yang
dimimpikan setiap malam sekarang ada didepanya. Tuan Hong kaget dan mencoba
melihatnya, tapi pengelihatan kabur. Bibi Kim mengaku kalau sengaja memangilnya
dan akan menunggu diluar.
“Kalian berdua bisa bicara... sebanyak yang kalian mau.” Ucap Bibi Kim menahan rasa sedihnya keluar dari
ruangan.
“Kenapa kau repot-repot datang ke
sini? Kau
seharusnya menganggapku sudah mati.” Kata Tuan
Hong tak mau menatap anaknya.
“Kalau begitu seharusnya kau
memastikan tidak ada yang
bisa mendapatkanmu.” Balas Na Ri
“Kau terdengar cerdas... sama seperti ibumu. Kemarilah.. Aku... tidak bisa melihat dengan baik.” Kata Tuan Hong meminta Na Ri mendekat, Na Ri pun
mendekati ayahnya dengan berlutut didepanya.
“Astaga.. Kau
sangat cantik... Aku yang
harus disalahkan.... Maafkan
aku. Aku
menjemput orang tua yang menunggu untuk mati sementara merenungkan kehidupanku
sendiri. Kau harus
melupakan tentang aku dan
melanjutkan hidupmu.” Kata Tuan Hong
“Aku tidak bisa memaafkanmu karena meninggalkan Ibu dan aku. Tapi, aku bersyukur... bahwa kau masih hidup.” Kata Na Ri
Nan Gil berusaha masuk ke bagian kereta bawah tanah,
dengan sekuat tenaga memasukan tas ke sebuah loker. Ia akhirnya keluar dengan
berjalan sepoyongan lalu memegang tiang listrik dan pandanganya pun mulai
kabur.
Na Ri berusaha menelp Nan Gil tapi ponselnya yang tak
aktif, Yeo Joo baru menuruni tangga kaget melihat Na Ri yang pagi-pagi sudah
ada di ruang tamu, lalu mengajaknya bicara. Na Ri seperti tak peduli mendiamkan
begitu saja.
“Aku meluangkan waktu hanya untuk
menemuimu. Aku
datang dengan mengetahui bahwa kau tidak
akan menyambutku.”ucap Yeo Joo
“Jangan mengatakan apapun. Aku tidak akan mengatakan apapun
kepadamu dan tidak
ingin mendengar apapun.” Kata Na Ri, Yeo Joo
mengerti
Di restoran
Yong Kyu mencoba menelp dan binggung karena tidak
ada yang mengangkat teleponnya dan bertanya-tanya Apa
yang mereka ingin ia lakukan sekarang. Ia pun akhirnya menaruh papan di depan
restoran kalau hari ini tutup. Beberapa pelanggan yang datang langsung
melakukan protes karena sudah menunggunya.
Yong Kyu hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Katakan kepada pemiliknya untuk
keluar.” Teriak pelanggan yang sudah menunggu, Yong Kyu pun
memilih untuk masuk ke dalam restoran dengan wajah kebinggungan.
“Kenapa bos bisa menusukku dari
belakang? Aku akan
membuat dia membayar untuk kerusakan
psikologis.” Keluh Yong Kyu kesal
Nan Gil sudah ada didalam ambulance dengan penyanggah
leher, seperti puisi yang dituliskan Na Ri terdengar olehnya “ Aku
mencintaimu, awan yang seperti permen
kapas. Aku
mencintaimu, bunga-bunga liar yang
tersembunyi. Aku
mencintaimu, sinar matahari yang
memantul di danau. Aku
mencintaimu, pohon-pohon tinggi. Maukah
kau menikah denganku?” Matanya pun terbuka
walaupun hanya samar-samar.
Berita Di TV disiarakan dari depan DaDa Finance dengan
beberapa orang yang membaca kotak biru sebagai bukti dan salah seorang anak
buah Tuan Bae sibuk menelp.
“Dengan kecurigaan melakukan
layanan pinjaman
ilegal, Da Da
Finance berada di bawah penyelidikan pertama. Saat penyelidikan kedua
berlangsung, ditemukan... penggunaan
akun palsu untuk pencucian uang. Melalui
saluran layanan pelanggan mereka, mereka
bertindak sebagai broker untuk perjudian ilegal. Polisi sedang mencari CEO-nya,
Kim Wan Shik.”
“Ko Nan Gil terluka. Kita akan mencari rumah sakit
terlebih dulu.” Kata pengacara Kim
“Dia menerimanya dengan
mempertaruhkan nyawanya. Tidak
akan mudah untuk mendapatkannya kembali. Tangkap Wan Shik. Kita harus menghajarnya dia... untuk membuat Nan Gil datang
sendiri.” Perintah Tuan Bae, Pengacara Kim mengerti.
“Beraninya dia meletakkan pisau... di tenggorokan ayahnya? Aku pasti akan membalasnya.” Kata Tuan Bae penuh amarah.
Yong Kyu akhirnya melayani beberapa pelangan yang sudah
menunggu dengan mandu, dengan meminta maaf meminta mereka segera
kembali. Duk Shim datang bertanya apa yang terjadi
di restoran. Yong Kyu memberitahu Nan Gil, Joon, dan
Hani tidak ada direstoran dan Tidak ada yang mengangkat
teleponnya.
“Setidaknya aku akan membagikan
sampel pangsit.” Kata Yong Kyu memberikan
masing-masing mandu.
“Aku sangat menyesal. Aku akan
memberikan masing-masing
tiga buah... jadi semua orang bisa mencobanya. Kau bisa kembali lain kali. Terima kasih.” Ucap Yong Kyu, Duk Shim pun memutuskan akan membantu pelanggan
yang mengantri.
Duk Shim dan Yong Kyu kelelahan membaca panci mandu yang
habis diberikan pada pelanggan yang sudah menunggu. Duk Shim bertanya apakah
Yong Kyu tidak bisa membuat dumpling.
Yong Kyu mengaku bisa dan membuatnya
dengan baik.
“Kalau begitu kita berdua bisa
melakukannya.” Kata Duk Sim, Yong Kyu pun setuju.
“Tapi Bukankah kau sedang dalam masa
remajamu?” ucap Yong Kyu tak yakin melihat Duk
Shim, tapi Duk Shim pikir Semuanya kelihatan mungkin.
Na Ri masuk restoran menanyakan Apa Nan Gil belum dating, Yong Kyu mengatakan
Bukan hanya Nan Gil tapi
Joon dan Hani juga menghilang
menurutnya semua bekerja sebagai sebuah tim. Na Ri langsung masuk ke dalam kamar yang biasa ditempati
Nan Gil.
Teringat kembali saat Nan Gil menceritakan tentang
ayahnya. “ Aku ingat itu semua dengan begitu jelas. Aku mencoba mengatakan kepada
diriku sendiri bahwa aku
tidak membunuhnya. Tapi... Aku tidak bisa memaafkan diriku
sendiri bahkan
untuk berada di sana.”
Duk Bong sibuk berbicara dengan anak buahnya sebelum
keluar dari museum, lalu melihat Yeo Joo seperti sudah menunggu didepan museum.
Yeo Joo melihat memegang kunci mobil dan berpikir kalau akan ke
Seoul, dengan senyuman kalau itu pasti sempurna jadi bisa ikut
bersamanya.
“Yeo Joo, ini sangat jelas kau mendekatiku. Kenapa kau terus menyangkal hal
itu? Kau tahu
bahwa aku tidak menyukaimu, kan?” kata Duk
Bong, Yeo Joo dengan wajah cemberut mengetahuinya.
“Aku datang untuk berbicara dengan
Na Ri, tapi gagal.” Ucap Yeo Joo dengan nada kesal. Duk Bong makin kesal
karena Yeo Joo berbicara
kasar kepadanya.
“Lalu kenapa kau datang ke sini?” tanya Duk Bong, Yeo Joo mengaku ingin memberikan informasi
tentang Na Ri.
“Ko Nan Gil menghilang dan Restorannya tutup. Mereka tutup untuk hari ini. Begitu banyak orang muncul karena
acara itu, tapi
mereka berbalik.” Cerita Yeo Joo,
Duk Bong yang tadinya tak peduli menanyakan keadaan Na
Ri, Ye Joo pikir kalau Nan Ri
tahu Nan Gil akan menghilang. Duk Bong seperti
memikirkan sesuatu.
Yong Kyu menerima telp dari writer acara TV, merasa
seperti ditinggalkan begitu saja oleh restoran Hong karena orang yang sudah
datang menyebutnya "Pangsit Palsu", bukan
"Pangsit Hong".
“Kenapa kalian bisa tutup satu
hari setelah... acara
itu disiarkan?” kata si writer marah, Yong Kyu ingin
menjelaskan masalahnya tapi Writer ingin meminta berbicara
dengan atasannya.
“Website kami lumpuh. Ini kacau. Kau akan merusak acara kami. Kami
bisa saja dibatalkan. Apa
yang akan kau lakukan?” kata Writer, Yong Kyu ingin
menjelaskan kalau tidak punya pilihan hari ini...
“Buat semua pangsit itu.” Perintah Writer tak mau tahu.
Yong Kyu menerima telp dari writer acara TV, merasa
seperti ditinggalkan begitu saja oleh restoran Hong karena orang yang sudah
datang menyebutnya "Pangsit Palsu", bukan
"Pangsit Hong".
“Kenapa kalian bisa tutup satu
hari setelah... acara
itu disiarkan?” kata si writer marah, Yong Kyu ingin
menjelaskan masalahnya tapi Writer ingin meminta berbicara
dengan atasannya.
“Website kami lumpuh. Ini kacau. Kau akan merusak acara kami. Kami
bisa saja dibatalkan. Apa
yang akan kau lakukan?” kata Writer, Yong Kyu ingin
menjelaskan kalau tidak punya pilihan hari ini...
“Buat semua pangsit itu.” Perintah Writer tak mau tahu.
Yeo Joo dan Duk Bong sudah ada di dalam mobil menunggu ke
Seoul. Yeo Joo mengaku bertanya pada diri sendiri kenapa
dating jauh-jauh
ke desa saat tidak ada yang mau melihatnya, tapi menurutnya
pasti ingin meminta maaf kepada Na Ri, ternyata hasilnya gagal.
“Setiap kali aku melihatnya, aku tidak ingin meminta maaf.” Cerita Yeo Joo
“Apa kau suka atau membencinya, atau kau cemburu? Cari tahu bagaimana perasaanmu
kepadanya terlebih dulu.” Kata Duk Bong
“Apa kau pikir aku akan memiliki
begitu banyak perasaan
di dalam diriku? Bagi
seorang wanita?” ucap Yeo Joo lalu
bertanya-tanya kemana perginya Nan Gil sekarang.
“Hal terburuk yang bisa dilakukan
seorang pria setelah
bertengkar...adalah melarikan diri dan ada di luar jangkauan.” Ucap Yeo Joo
“Dia akan segera kembali. Kalau tidak, berarti terjadi
sesuatu.” Kata Duk Bong yakin
Yeo Joo dan Duk Bong sudah ada di dalam mobil menunggu ke
Seoul. Yeo Joo mengaku bertanya pada diri sendiri kenapa
dating jauh-jauh
ke desa saat tidak ada yang mau melihatnya, tapi menurutnya
pasti ingin meminta maaf kepada Na Ri, ternyata hasilnya gagal.
“Setiap kali aku melihatnya, aku tidak ingin meminta maaf.” Cerita Yeo Joo
“Apa kau suka atau membencinya, atau kau cemburu? Cari tahu bagaimana perasaanmu
kepadanya terlebih dulu.” Kata Duk Bong
“Apa kau pikir aku akan memiliki
begitu banyak perasaan
di dalam diriku? Bagi
seorang wanita?” ucap Yeo Joo lalu
bertanya-tanya kemana perginya Nan Gil sekarang.
“Hal terburuk yang bisa dilakukan
seorang pria setelah
bertengkar...adalah melarikan diri dan ada di luar jangkauan.” Ucap Yeo Joo
“Dia akan segera kembali. Kalau tidak, berarti terjadi
sesuatu.” Kata Duk Bong yakin
Na Ri berbaring di kursi mengingat kenanganya bersama
dengan Nan Gil saat ada dipantai, lalu melihat ponselnya tak ada telp dari Nan
Gil. Direstoran, Yong Kyu keluar dari ruangan memberitahu kalau kata Nan Gil
rasanya terlalu hambar.
“Apa Nan Gil kembali? Dimana dia?” ucap Na Ri, Ketiganya kaget melihat Na Ri yang
tiba-tiba datang.
“Apa kau begitu sibuk sampai tidak
bisa mengatakan kepadaku
kalau dia kembali?” kata Na Ri memarahinya.
“Yah... Bos memintaku untuk tidak
mengatakannya.Kami benar-benar sibuk mempersiapkan diri untuk besok. Para penulis akan menuntut kita
kalau kita juga tutup
besok.” Ucap Yong Kyu, Na Ri pun bergegas masuk ke dalam kamar.
Nan Gil mendengar suara orang masuk langsung bersembunyi,
Na Ri melihat kamar yang gelap ingin menyalakan lampu. Nan Gil langsung
melarangnya lalu memberikan sebuah amplop agar Nan Ri bisa bicara dengan
Duk Bong mengenai rumah dan meminta aga menjaga
dengan baik-baik.
“Katakan kepadaku untuk menyalakan
lampu.” Ucap Na Ri, Nan Gil binggung.
“Aku berjanji dalam doaku... bahwa aku akan melakukan apapun
yang kau katakana kalau
kau kembali.Jadi Minta aku
untuk menyalakan lampu. Aku
harus berbicara denganmu.” Kata Na Ri
“Tidak, jangan menyalakannya.”ucap Nan Gil tak ingin Na Ri melihat luka diwajahnya.
“Aku bertemu dengan ayahku. Yah... Kau benar... Dia masih hidup. Ayahku masih
hidup.” Kata Na Ri
Nan Gil langsung mendekati Na Ri tak percaya, Na Ri kaget
melihat wajah Nan Gil yang penuh luka bertanya apa yang terjadi. Nan Gil
penasaran apakah Na Ri benar-benar menemuinya, dengan menanyakan keadaanya. Na Ri khawatir melihat
wajah Nan Gil yang penuh luka ingin tahu apa yang terjadi.
“Apa yang sudah kau lakukan sejak
semalam? Dari mana
kau mendapatkan ini? Apa yang kau lakukan?” kata Na
Ri, Nan Gil mengaku kalau ia baik-baik
saja.
“Jangan katakan itu. Aku tidak
baik-baik saja. Kenapa
kau melakukan ini kepadaku? Apa
karena aku atau karena
ayahku?” ucap Na Ri marah, Nan Gil langsung memeluknya, Na Ri
ingin melepaskanya tapi Nan Gil terus mendekapnya.
“Jangan bergerak. Jangan
mengatakan sepatah kata pun. Maafkan
aku. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku
harus mengurus sesuatu. Semua
sudah berakhir sekarang dan sudah
diselesaikan.” Ucap Nan Gil terus memeluknya.
Tuan Bae menemui Tuan Kwon di rumahnya. Tuan Kwon
membahas dirinya yang sedang menjalankan tugasnya, maka
memastikan Tuan Bae tidak membuat buku besar rahasia
itu sebagai
jaminannya. Tuan Bae menyakinkan kalau sudah
bekerja selama bertahun-tahun hanya pada Tuan Kwon.
“Kenapa aku memerlukan hal seperti
itu, tuan?” kata Tuan Bae mengaku tak memilikinya.
“Bagaimana dengan tanah kami?” tanya Tuan Kwon
“Aku sudah memberikan apa yang Ko
Nan Gil miliki kepada
jaksa. Kau tidak
perlu...” kata Tuan Bae langsung disela oleh Tuan Kwon
“Sejak kapan... kau menepati janjimu? Aku mendengar Nan Gil pernah
menjadi putramu. Kau
diperbolehkan untuk melakukan apapun yang
kau mau dengan putramu. Singkirkan
dia... seperti
cara lama.” Kata Tuan Kwon, Tuan Bae mengaku sudah
menyiapkan hal itu.
Nan Gil memegang pipi Na Ri lalu bertanya apakah sudah
merasa tenang dan meminta izin untuk bertanya sekarang, Na Ri hanya diam. Nan
Gil ingin memastikan Na Ri yang bertemu dengan ayahnya dan ingin tahu
keberadanya serta Siapa yang memberitahunya.
“Aku tak tahu, tapi Aku benar-benar
melihatnya. Aku tidak
akan memberitahu siapa pun di mana dia untuk
sementara waktu ini. Wanita
yang yang berhubungan dengan dia meneleponku
setelah melihat acara itu. Dia
memintanya untuk datang ke restoran pangsit
sesekali. Tapi... bagaimana dia bisa mendapatkan
nomorku?” cerita Na Ri sempat heran
“Kenapa kau pergi sendirian?” kata Nan Gil khawatir, Na Ri memberitahu Bibi Kim yang
meminta agar datang
sendirian.
“Aku berasumsi karena dia hidup
dalam persembunyian.” Kata Na Ri
“Mulai sekarang, kalau seseorang memintamu untuk
datang sendirian, jangan
pergi.” Tegas Nan Gil memperingatinya.
“Katakan kepadaku. Siapa yang khawatir tentang siapa
sekarang? Kalau hal
seperti ini terjadi lagi, aku tidak akan berbicara denganmu lagi.” Balas Na Ri yang melihat keadaan Nan Gil lebih buruk
darinya.
Nan Gil pun hanya bisa diam saja, Na Ri bertanya apakah
Nan Gil sudah ke dokter. Nan Gil mengangguk. Na Ri mengaku tidak
akan kasar pada Nan Gil karena sedang
terluka tapi sedang tidak berpikiran baik
sebelumnya jadi meminta agar beristirahat dan
mengatakan kalau ungkapan yang paling ditakuti. "Mari kita bicara
nanti."
“Terima kasih. Aku sangat berterima kasih... bahwa dia masih hidup.” Ucap Nan Gil merasa tenang karena Tuan Hong masih
hidup.
“Aku mengatakan kepadanya bahwa.. aku berterima kasih padanya karena
masih hidup.” Beristirahatlah.
Aku akan pergi sekarang.” Ucap Na Ri akan keluar
kamar.
“Na Ri... apa kau tidak bisa tetap
bersamaku? Aku
terluka...” rengek Nan Gil ingin ditemani bersama Na Ri, Na Ri
hanya bisa tersenyum melihat Nan Gil seperti anak kecil.
Tuan Hong berkerja untuk mencuci seprai, lalu teringat
sesuatu dan mengeluarkan dari kantung celananya, foto saat bersama dengan Na Ri
senyumanya terlihat sangat bahagia. Bibi Kim datang dengan nada mengejek,
keduanya seperti ayah dan anak yang penuh kasih sayang yang membuatnya jadi emosional.
“Lalu? Apa kau berpura-pura
seperti kau memiliki masalah
kesehatan? Bukankah
putrimu sudah memintamu untuk pulang?” ucap Bibi
Kim seperti ingin Tuan Hong mengambil restoran
“Hei! Sudah 20 tahun. Kenapa kita
berbicara tentang itu? Aku
akan menjadi beban.” Kata Tuan Hong menolaknya.
“Aku ingin tahu apa pemilik
restoran pangsit akan datang. Orang
dari Da Da Keuangan mengatakan kepadaku bahwa dia bertindak seperti ayah
tirinya dan
mengambil tanah itu.” Cerita Bibi Kim sengaja
memanasinya.
“Hentikan omong kosongmu! Mereka mengatakan bahwa setiap
kali mereka datang. Mereka
semua dulunya adalah preman. Aku
tahu dari acara TV.” Kata Tuan Hong penuh
amarah.
“Benarkah? Itu hebat. Kita memiliki cara untuk mengusir
dia. Kalau
preman yang berbahaya hidup bersama putrimu, maka Kau,
sebagai ayahnya, harus pergi dan melindunginya. Itu terlihat jauh lebih baik.” Ucap Bibi Kim,
Tuan Hong tetap tak akan pergi.
“Aku... telah melakukan terlalu banyak
dosa.” Ucap Tuan Hong, Bibi Kim pikir melihat apa
yang terjadi dan akan
menontonnya.
Na Ri dan Nan Gil duduk bersebelahan dengan wajah gugup.
Na Ri lalu menyuruh Nan Gil agar berbaring. Nan Gil memilih untuk tetap duduk.
Na Ri mengusulkan untuk membaca sebuah kisah sebelum
tidur, Nan Gil dengan senang hati ingin mendengarnya.
“Dahulu kala... Dulu sekali, hidup seorang Ko Nan
Gil yang legendaris.” Ucap Na Ri. Nan Gil
mengeluh kalau itu bukan cerita anak-anak.
“Diduga dia bisa melawan 100 orang
dan menang.” Ucap Na Ri tetap melanjutkanya, Nan Gil
tak ingin mendengar memilih untuk beristirahat.
“Tapi dia selalu punya selera yang
baik sejak dia masih kecil dan
jatuh cinta kepada seorang gadis cantik bernama Hong Na Ri.”cerita Na Ri bangga, Nan Gil mengejek Na Ri yang tukang
pamer.
“Bahkan saat dia berkencan, dia terus berkelahi melawan 100
orang atau sesuatu.” Sindir Na Ri
Nan Gil mengerti dan meminta maaf, berjanji tidak
akan melakukannya lagi. Na Ri menegaskan kalau akan
lebih kejam nanti, dan bertanya apakah rasanya
sangat menyakitkan. Nan Gil mengaku tidak tapi hanya takut bahwa Na Ri akan kecewa
kepadanya. Na Ri juga mengaku takut. Nan Gil menanyakan ngenai
apa.
“Bahwa kau akan kecewa kalu kau
mengenalku lebih baik” kata Na Ri
“Apa kau pikir ada lagi yang aku
tidak tahu?” ejek Nan Gil, Na Ri menyuruh Nan Gil
untuk menutup mata dan berhenti membantah karena mencoba
untuk membuatnya tidur.
“Bahkan kalau kau menceritakan
kisah yang menakutkan, senang
bisa mendengar suaramu.” Ungkap Nan Gil tersenyum.
Na Ri pun menyandarkan kepalanya dibahu Nan Gil. Nan Gil membiarkannya.
Na Ri keluar dari kamar pagi hari, dikagetkan dengan Yong
Kyu sudah datang ke restoran. Yong Kyu tersenyum melihatnya, mengaku datang lebih awal hari
ini. Na Ri gugup berusaha menjelaskanya, tapi Young
Kyu hanya berkata dengan senyuman “Mandu.. mandu.. mandu” Na Ri pun memilih
untuk segera kembali ke rumahnya.
“Bos! Aku datang tepat waktu pagi
ini!” teriak Yong Kyu, lalu membahas tentang komentar online
pada Ha Ni yang baru datang karena
banyak yang memuji ketampannya.
Sementara Joon bergegas masuk ke dalam kamar, Nan Gil
baru saja memakai jaketnya. Joon memberikan sebuah amplop berupa salinannya. Nan Gil pun mengucapkan terimakasih
Bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar