Nan Gil sudah duduk di ruangan Duk Bong dengan melihat ke
sekeliling ruangan, Duk Bong pikir ini pertama
kalinya datang dan yakin bukan
untuk melihat-lihat lalu bertanya apakah datang
karena tanah. Nan Gil mengeluh Du Bong
itu tidak punya sesuatu yang
dikatakan tentang tanah.
“Aku tidak yakin kau tetap tenang
karena tidak ada, tapi
mari kita selesaikan masalah tanah itu hanya di antara kita.” Kata Nan Gil, Duk Bong binggung karena Nan Gil meminta
agar membahas hanya mereka berdua saja.
“Ini adalah transaksi antara
Greenland dan Da Da.” Kata Nan Gil memperlihatkan salinan yang dimilikinya. Duk
Bong melihat ada sejumlah uang yang dikirimkan Greenlan pada Da Da.
“Ketua kami berada dalam kesulitan. Lalu Apa kau mengatakan tidak akan
menjual tanahmu... untuk
keluarga yang sekotor ini?” kata Duk Bong
“Aku punya buku besar dengan bukti dan Aku mengancammu.” Tegas Nan Gil
“Aku tidak tahu darimana kau
mendapatkan ini, tapi ini... adalah
bagaimana kau melakukan hal-hal sebelumnya, kan? Apa yang kau lakukan kalau
ancamanmu tidak berhasil? Aku
ingin tahu.” Ucap Duk Bong penasaran
“Kami sudah mengatakan kalau akan melunasi hutangnya! Tapi Da Da menolak karena ayahmu. Itu sebabnya Na Ri hampir
terluka. Kau pasti tahu
itu.”jelas Nan Gil
“Berikan dulu yang asli kepadaku, Lagipula aku adalah temannya. Apa kau tidak bisa percaya
kepadaku?” ucap Duk Bong, Nan Gil menyuruh Duk
Bong untuk menyelesaikan masalahnya lebih dulu dengan sang ayah dan pastikan
Bae Byung Woo tidak bisa lari.
Duk Bong langsung menelp ayahnya dengan nada marah “ Apa
ini tentang Da Da Finance? Pertama,
secara ilegal membuang limbah dan
menjadi lintah darat. Sekarang,
apa kau bermitra dengan preman? Benar-benar keluarga yang
menjijikan. Apa ada
hal lain yang aku tidak tahu?” Tuan Kwon pikir
mereka harus
berbicara tentang hal-hal ini secara
pribadi!
“Aku hanya akan hidup sendiri. Aku akan mengirim Duk Shim
kembali ke Seoul, jadi
sebaiknya kita tidak menjadi keluarga lagi.”tegas Duk
Bong
Berita di TV kembali disiarakan “ Kim
Wan Shik, CEO Da Da, masih belum bisa ditemukan. Polisi telah mengajukan namanya
untuk pencekalan. Mereka menggeledah kantor Da Da Finance... dan melaporkan mereka yang
terlibat. Jaksa
berfokus pada rekening bank palsu. yang
tak terhitung jumlahnya...”
Wan Shik sedang ada di hotel memilih untuk mematikan
televisinya, Tuan Kim, memberitahu Wan
Shik kalau Tuan Bae mengirim anak laki-lakinya dan melacak
teleponnya. Wan Shik meminta agar Tuan Kim Jangan berbicara terlalu
lama karena Tuan Bae juga akan
melacak ponsel sekali pakai. Tuan Kim menanyakan
keadaan Wan Shik sekarang karena mereka tidak
akan bisa bertahan terlalu lama. Ponsel Wan
Shik berdering dan itu telp dari Nan Gil.
“Apa kau sudah memutuskan?” ucap Nan Gil, Wan Shik bertanya mengenai apa.
“Kau harus menyerahkan dirimu. Kalau kau menariknya, tuan Bae
mungkin melarikan diri.” Jelas Nan Gil
“Wow. Nan Gil.. Aku sudah mengatakan kepadamu
dimana buku itu dan
membantumu...” kata Wan Shik menyindirnya.
“Aku tidak menganggap itu sebagai
bantuan. Kau
memanfaatkan aku untuk bisa bebas dari tuan Bae. Aku mempertaruhkan hidupku untuk
mengambilnya Hubungi
aku setelah kau memutuskan.” Ucap Nan Gil, Wan Shik terihat marah karena Nan Gil
bisa mengetahuinya.
Duk Shim menemui kakaknya dengan nada marah bertanya apa
yang terjadi karena Duk Bong mengemasi barang-barangnya. Duk Bong seolah tak peduli dengan adiknya, berbicara
pada Song Rye dengan menyindir t tidak bisa mengirim pergi satu anak secara diam-diam.
“Aku sudah menjaga sikap. Kita
bersaudara.” Ucap Duk Shim
“Kita bukan saudara dan tidak berbagi darah. Aku akan memotong ayahku,
keluargaku, semuanya.” Tegas Duk Bong
“Aku tidak akan pergi ke rumah
bodoh itu! Kakak Yang
lebih tua selalu berkelahi dan
merusak barang-barang. Mereka
kejam kepada ibu dan sangat menakutkan.
Aku membencinya. Kalau kau mau mengirimku ke sana, maka aku akan pergi saja dari sini.” Kata Duk Shim
“Aku akan membawanya ke rumahku
untuk saat ini.” Ucap Song Rye lalu menarik
Duk Shim untuk keluar.
Nan Gil mencoba isi yang dibuat oleh anak buahnya, merasa
sudah cukup baik lalu mengatakan akan mengambil
cuti. Yong Kyu mengejek kalau untuk saat ini Nan Gil tidak
dibutuhkan. Nan Gil meminta kunci mobil pada
Joon, Joon kaget karena Nan Gil akan
mengemudi. Nan Gil menyakinkan kalau tidak
pernah mengalami kecelakaan jadi meminta agar
memberikan saja.
Joon engan memberikannya,
Nan Gil berjanji akan mengembalikannya secara utuh lalu bergegas pergi keluar dari restoran. Yong Kyu
melihat Nan Gil memang sangat tangguh tapi
merasa merasa sangat lega bisa
melihat Nan Gil kembali seperti dulu.
“Baik! Ini adalah waktunya serius, dan aku telah dipercayakan untuk
menjalankan toko. Ikuti
petunjukku. Mengerti?” ucap Yong Kyu penuh
semangat tapi dua pria yang sedang membuat dumpling memilih untuk beristirahat
saja.
Na Ri sedang ada dikamar binggung melihat Nan Gil dengan
pakaian yang rapih. Nan Gil menyuruh Na Ri berganti pakaian lalu segera
keluar. Na Ri menayakan restoranya, Nan
Gil pikir mereka harus pergi ke suatu tempat. Na Ri ingin tahu akan kemana mereka .
“Tolong.... Aku yakin akan melakukan semua yang kau minta. Kau bahkan bersumpah untuk
melakukan apa yang aku
minta.” Ucap Nan Gil, Na Ri hanya tersenyum dan Nan Gil pun
keluar dari kamar
Nan Gil membuka pintu mobil saat Na Ri sudah keluar dari
rumah, Nari bertanya apakah Nan Gil bisa
mengemudi. Nan Gil mengangguk.
Di perjalanan.
Na Ri memegang sabuk pengamanya, Nan Gil melihat merasa
kalau Na Ri tidak
percaya kepadanya, lalu menyakikan kalau tak perlu
khawatir karena dulu mengemudi dengan baik bahkan bisa melakukan apa saja dengan
baik sekarang. Na Ri ingin tahu kemana mereka akan
pergi.
“Aku menemui ibumu dini hari tadi. Aku mengatakan kepadanya bahwa
kau bertemu ayahmu dan
apa yang akan aku lakukan.” Cerita Nan Gil, Na Ri
bertanya apa yang ingin dilakukan Nan Gil.
“Apa kau mengatakan selamat
tinggal kepada Ibu atau
sesuatu?” ucap Na Ri menduga-duga.
“Kenapa aku harus mengatakan
selamat tinggal? Aku
mengatakan kalau aku akan lebih sering datang.”
Ucap Nan Gil
“Aku kira ayah tiriku berada dalam
suasana hati yang baik.” Ejek Na Ri
“Hei..Kau menemukan ayahmu. Jangan
panggil aku "ayah tiri".” Ucap Nan
Gi.
“Kenapa? Kenapa aku tidak bisa
memanggil ayah
tiriku, "ayah tiri"?” balas Na Ri lalu
melihat kearah jendela.
Na Ri bergumam memikirkan apa yang akan dilakukan Nan
Gil, Apakah Untuk
mengatakan selamat tinggal. Nan Gil melihat Na Ri
bertanya-tanya, apa yang dipikirkan saat melihat keluar
jendela membuatnya penasaran, apakah memang sesuatu yang buruk.
Na Ri hanya diam saja. Nan Gil pun
berjanji tidak akan terluka
Duk Bong melihat barang-barang Duk Shim yang sudah di ada
didalam kardus, lalu meminta salah satu pegawainya agar membongkar, barang-barang
Duk Shim. Ponsel Duk Bong berdering, terlihat nama
Ketua Kwon seperti enggan menganggakatnya.
Yeo Joo baru saja pulang berkerja, dengan sedikit
terbatuk menunggu bus tapi tak kunjung datang. Saat akan menaiki taksi busnya
datang. Saat itu juga ponselnya berdering dan itu telp dari Duk Bong, akhirnya
Yeo Joo terpaksa meninggalkan bus dan berlari kembali masuk ke dalam gedung.
“Kau tahu aku yang membayar denda di kantor polisi, kan?” ucap Duk Bong, Yeo Joo pun mengucapkan terimakasih.
“Kau harus Bayar aku kembali.” Kata Duk Bong, Yeo Joo mengeluh Duk Bong memang orang kaya yang pelit dan meminta agar mengirimkan nomor
rekeningnya.
“Seperti apa jadwalmu?” tanya Duk Bong, Yeo Joo mengatakan baru saja sampai
Seoule jadi akan
berlibur. Duk Bong menyuruh Yeo Joo agar datang ke
desa.
“Kalau kau merindukanku, kau harus
datang ke sini. Kenapa
aku harus pergi?” ucap Yeo Joo dengan
terbatuk-batuk.
Duk Bong mendengarnya, bertanya apakah Yeo Joo sedang
terserang flu. Yeo Joo merasa kalau masih
dalam tahap awal. Duk Bong mengaku ingin
meminta bantuannya, tapi menyuruh Yeo Joo agar beristirahat saja. Yeo Joo memberikan penawaran kalau memberikan bantunya
maka utangnya itu bisa lunas. Duk Bong mengatakan akan melakukannya
bahkan jika kau tidak
membantunya, jadi lebih baik minum
obat. Yeo Joo ingin tahu bantuan apa.
(Tempat
peristirahatan tidur siang)
Nan Gil memberikan secangkir kopi untuk Na Ri yang
berdiri di pinggir parkiran, lalu bercerita Saat sering
bertengkar akan
datang ke tempat ini dan tidur dengan
menunggu papan "Tempat peristirahatan tidur siang" karena Hanya namanya saja sudah
membuatmu mengantuk.
“Kau harus Teruskan. Jangan hentikan satu jam sehari
untuk mengenalku. Daripada
merasa takut masa lalu akan ketahuan, lebih
baik untuk mengetahui segala sesuatu tentang
satu sama lain.” Ucap Nan Gil, Na Ri hanya
diam saja menatapnya.
“Rasanya Aneh karena kau sangat tenang. Kau membuatku kehilangan
keberanian.” Kata Nan Gil, Na Ri hanya tersenyum
mendengarnya.
“Kupikir aku melindungimu, tapi kau melindungiku.” Ungkap Nan Gil
Nan Gil dengan wajah penuh luka melihat Na Ri yang
berjalan keluar kampus dengan pacarnya dan diam-diam melihat Na Ri yang pergi
berkerja dengan seragam pramugarinya.
“Saat aku merasa lelah hingga berpikir aku akan mati, Aku menyelinap untuk mengintipmu dan merasa lebih baik. Aku punya perhentian Hong Na Ri. “Cerita Nan Gil, Na Ri kembali tersenyum mendengarnya.
“Tapi apa pun itu, kau selalu bersama seseorang. Kau pasti melewatkan kelas untuk
pergi bermain. Aku
menunggu di depan kelasmu, tapi
tidak bisa melihatmu.” Sindir Nan Gil karena Na Ri
memiliki pacar Dong Jin
“Hei, kita sepakat untuk tidak
mengungkit masa lalu
kita.” Ucap Na Ri
“Mari kita pergi menemui ayahmu.” Ajak Nan Gil
Na Ri akan kembali masuk ke dalam mobil, lalu pikir
kenapa Nan Gil ingin
menemui ayahnya, apakah Nan Gil ingin
membahas hak asuh putrinya. Nan Gil mengodanya
berpikir haruskan ia mengatakan kalau Na Ri sekarang jadi miliknya Karena
telah meninggalkannyaselama 20 tahun, tapi ia tidak pernah meninggalkannya. Na Ri mengejek Nan Gil yang memang energik.
Keduanya pun berada di mobil, Na Ri mengaku SeJujur, bertanya-tanya
bagaimana untuk berurusan dengan
ayahnya. Nan Gil merasa
Bahkan bisa mendengar keprihatinannya. Na Ri mengumpat Nan Gil itu Pembohong. Nan Gil tertawa mendengarnya, mengajak untuk menanyakan
apa yang dinginkan ayahnya lalu memutuskannya.
Keduanya pun sampai di Rumah
perawatan Gyeonggi-do. Nan Gil turun dari mobil
dengan wajah gugup. Na Ri melihatnya
mengajak untuk masuk, Nan Gil menahanya bertanya tentang penampilanya, Na Ri
mengejek kalau terlihat seperti Ko Nan Gil yang legendaris. Nan Gil menghela nafas panjang.
“Jangan gugup. Kau bukan menantunya yang akan memperkenalkan dirinya. Seorang ayah tiri juga seorang
ayah kandung. Kalian sederajat. Ayo pergi.” Kata Na Ri mengajak Nan Gil masuk.
Nan Gil berdiri didepan ayah Na Ri, Tuan Hong menatap
sinis karena tak bisa melihatnya, lalu menyebut nama Ko Ran
Gil. Na Ri memperbaiki namanya Nan Gil. Tuan Hong merasa
kalau lehernya sakit, jadi memintanya agar duduk. Nan Gil pun duduk dengan
wajah gugupnya.
“Kenapa kau begitu tinggi? Kami tidak peduli tentang tinggi
di generasi kami.” Keluh Tuan Hong
“Kami datang untuk membawamu pulang.” Ucap Na Ri, Tuan Hong menolak karena kalau kembali maka
Bae Byung Woo akan membunuhnya.
“Tidak ada masalah. Da Da Finance akan
segera habis.” Kata Nan Gil menyakinkan, Tuan Hong
binggung kenapa malah membahas Da
Da Finance karena sedang
berbicara tentang Bae Byung Woo.
“Bae Byung Woo adalah CEO Da Da
Finance.” Jelas Nan Gil
“ Apa? Bae Byung Woo adalah CEO
dari sebuah perusahaan
keuangan? Si penipu
itu... adalah
CEO perusahaan keuangan!” teriak Tuan Bae tak percaya
lalu kembali duduk menenangkan dirinya.
Ia menegasakan tidak akan tinggal dirumahnya jadi meminta
anaknya menemui saja sesekali dan harus puas dengan itu. Na Ri pun seperti tak bisa memaksanya, tiba-tiba Tuan
Hong berbisik mendekati Nan Gil bertanya apa hubungan dengan anaknya. Nan Gil
melirik menatap Na Ri kebinggungan
Di cafe
Yeo Joo memeluk tubuhnya yang merasa kedingian dan juga
batuk. Didepanya sudah ada Duk Shim dengan tatapan sinis. Yeo Joo memperlihatkan berpakaian
tipis dalam dingin, jadi akan menganggapnya sebagai pembayaran kembali untuk pinjamannya.
“kakakmu mengatakan
untuk datang ke rumah. Dia mengatakan...kalau ia seorang pria, jadi dia tidak
mengerti bagaimana
perasaanmu.”ucap Yeo Joo, Duk Shim hanya diam saja.
“Hei! Apa kau mengabaikanku? Aku datang sejauh ini.” Kata Yeo Joo kesal, Duk Shim tetap sinis.
“Kau akan berakhir seperti aku. Kau tidak akan punya teman, menginginkan apa yang orang lain
miliki, dan
selalu merasa kosong di dalam. Kau
tidak akan menikmati apapun, atau
percaya saat seseorang mengatakan dia
menyukaimu. Kau tahu kalau kau cantik, tapi bertanya-tanya berapa lama
itu akan bertahan. Dan
kemudian, akhirnya kau
tidak akan tahu siapa kau.” Cerita Yeo Joo sambil
menangis.
“Ini sangat menjengkelkan. Apa kau datang untuk menghiburku atau untuk meminta dihibur?”keluh Duk Shim
Saat itu Duk Bong masuk cafe, Duk Shim memilih untuk
pergi, Duk Bong menahanya, Duk Shim kesal bertanya apa lagi yang dinginkan
kakaknya, karena akan pergi bekerja, lalu pulang setelah selesai. Duk Bong pun melepaskan tangan adiknya lalu duduk
didepan Yeo Joo meminta agar melupakan adiknya sekarang.
“Ada apa denganmu?” tanya Duk Bong binggung melihat Yeo Joo menangis.
“Aku berpura-pura, berpura-pura adikku lari dari rumah.” Ucap Yeo Joo, Duk Bong memberitahu kalau adiknya akan
pulang, Yeo Joo tersenyum sumringah mendengarnya.
“Yeo Joo... Aku benar-benar ingin memiliki Na
Ri. Apa yang
harus aku lakukan?” ungkap Duk Bong, Yeo Joo
benar-benar kaget mendengarnya seperti harapanya pupus.
Duk Bong tak ingin membahasnya merasa lebih baik Berpura-pura tidak
mendengarnya, karena tidak
melakukannya dengan baik. Yeo Joo melihat Daya
saing Duk Bong akhirnya muncul karena cinta segitiga yang
membosankan lalu meminta agar mengantarnya ke
terminal, sebagai balasan karena sudah membuat adiknya pulang ke
rumah.
Na Ri menatap ke arah jendela dengan tatapan sedih, Nan
Gil tiba-tiba memegang tanganya mengajak agar mereka sering
mengunjunginya. Na Ri bisa sedikit tenang, lalu
bertanya kemana mereka akan pergi sekarang karena Nan Gil pasti
lelah.
“Aku yakin kau lelah. Ayo kita
pulang. Kau
lelah, bukan?” ucap Nan Gil
“Kenapa kau terus bertanya apa aku
lelah? Ini
melelahkan.” Kata Na Ri kesal
“Ayo kita beli popcorn dan
menonton film. Ayo kita
pesan kue dan minum kopi. Ayo
kita pergi ke bar tenda...” ucap Nan Gil dengan Na
Ri yang menyela
“Dan minum Soju... Itu adalah berkat di musim
dingin.” Kata Na Ri, Nan Gil mengajak untuk makan kue ikan dengan isi ulang sup gratis. Na Ri tertawa mendengarnya.
“Itu Sesuatu yang dilakukan pasangan
biasa.” Kata Nan Gil, Na Ri mengingatkan mereka tidak berada dalam sebuah
hubungan untuk
melakukan itu.
“Aku tidak bermaksud untuk pamer, Tapi aku...” kata Nan Gi kembali disela, Na Ri bisa tahu kalau harus
melakukan yang dimintanya, lalu berpikir kalau Nan Gil memiliki
buku besar rahasia.
Nan Gil kaget mendengarnya, Na Ri menjelaskan kalau Nan
Gil harus menuliskan segala sesuatu yang diminta dalam sebuah buku besar. Nan Gil seperti bisa bernafas lega ternyata bukan buku
besak milik Tuan Bae yang di bahasnya.
Duk Bong sedang ada diruangan, Sek memberitahu kalau
Ketua Kwon sudah datang. Ketua Kwon
meminta pengawalnya agar tetap tenang dan menunggu diluar lalu duduk didengan
wajah serius. Duk Bong meminta agar ayahnya Jangan
bertindak serius dan beritahu saja. Ketua Kwon
mengatakan kalau Semuanya bisa jadi sedikit rumit.
“Kau perlu menceritakannya secara
detail agar aku...” teriak Duk Bong
“Tidak ada yang detail untuk perlu
aku beritahu!” balas Tuan Kwon juga dengan nada
tinggi. Duk Bong tak percaya ayahnya bisa melakukan itu.
“Aku menggunakan uangku.” Kata Tuan Kwon, Duk Bong memberitahu kalau itu penggelapan. Tuan Kwon memberitahu kalau Da Da
Finance meminta uang
“... dari bunga dan pencucian uang
yang kau kumpulkan.” Kata Duk Bong
“Aku menggunakannya untuk bisnis.” Ucap Tuan Kwon merasa tak bersalah. Duk Bong tahu
ayahnya itu menyuap dan mungkin transaksi terselubung.
“Ayahmu...berwisata untuk
berbicara dengan anaknya yang
tidak mau menerima telepon darinya. Haruskah
aku bertahan dengan ini?” keluh Tuan Kwon
Duk Bong mendengar jaksa menelusuri
Da Da Finance. Tuan Kwon panik bertanya apakah mereka
memiliki buktinya, karena Bae Byung Woo mengatakan tidak
ada buku besar. Duk Bong yakin kalau ayahnya
pasti tahu kalau buku seperti itu pasti ada, lalu memperlihatkan salinan yang
terjadi baru-baru ini.
“Hubungan dengan Da Da berlangsung selama bertahun-tahun!” ucap Duk Bong terlihat kecewa, Tuan Kwon melihat aliran
dana yang diberikanya.
“Apa kau tahu bagaimana hancurnya
perasaanku? Aku
merasa seperti akan jadi gila!” kata Duk Bong
“Siapa ini? Siapa yang memberikan
ini kepadamu? Aku harus
tahu supaya aku bisa mengurusnya!” ucap Tuan
Kwon mulai panik
“Ayah, tolong lakukan seperti yang aku
katakan untuk sekarang.” Pinta Duk Bong pada
ayahnya.
Nan Gil dan Na Ri pergi ke sebuah tempat dengan banyak
pasangan yang foto selfie dengan saling mencium pipi dan terlihat mesra,
keduanya terlihat gugup dan Na Ri pun memilih pergi lebih dulu. Keduanya makan
udon di warung tenda, Na Ri mengeluh mereka tak memesan soju di warung tenda.
“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Nan Gil, Na Ri binggung pekerjan apa karena
sedang cuti jadi pramugari.
“Kau selalu ada di depan laptopmu
di kamarmu.” Ucap Nan Gil, Na Ri mengaku hanya
bermain saja.
“Aku tidak bisa berpura-pura bodoh
lagi. Saat aku
masih kecil, Aku tahu ayahku ingin pergi. Dia menghabiskan lebih banyak
waktu denganku, tersenyum
lebih kepadaku, dan
membelikan aku banyak hadiah. Aku
menyukainya, tapi merasa gugup. Aku
menyadari setelah dia pergi... bahwa
aku tahu dia akan pergi.” Cerita Na Ri
“ Nan Gil... Apa kau meninggalkan aku?” kata Na Ri khawatir, Nan Gil pikir Kenapa harus meninggalkannya. Na Ri ingin tahu alasan Nan Gil kau berpura-pura kuat dan
ceria hari ini
“Aku tidak berpura-pura, Memang aku biasanya kuat dan ceria.” Ucap Nan Gil. Na Ri penasaran kenapa Nan Gil
melakukanya.
“Sejujurnya, ada sesuatu yang belum bisa aku
katakan hari ini. Sekarang
setelah kau menemukan ayah kandungmu, Aku
ingin menjadi pria normal untukmu. Sama
seperti yang kau katakan, Aku
ingin berkencan, mencintai, menikah,
dan punya anak. Ayo
kita berkencan... sebagai
pasangan yang normal yang bias melakukan
apa saja.” Kata Nan Gil.
Na Ri menatap Nan Gil tak percaya, lalu keduanya pun
selfie bersama didepan tumpukan es yang berbentuk kerucut. Lalu berjalan
bersama tanpa saling bergendangan tangan, sebelumnya sempat bertanya kenapa Na
Ri tak menjawabnya.
Anak buah Tuan Bae menemukan sebuah mobil yang ada di
pinggir jalan, menyuruh agar mengeledah. Salah seorang menemukan sebuah ponsel dan merasa Wan
Shik meninggalkan ponselnya dan anak buahnya bertanya
tentang black box, Si pria memberitahu kalau Tidak
ada kartu memori. Anak buah Tuan Bae menyuruh agar memeriksa
motel sekitar sini.
Tuan Bae sedang ada dirumha, Pengacara Kim memberitahu Mereka
menemukan mobil Wan Shik dan Ponselnya
ada di dalam mobil. Tuan Bae tahu salah satu
anak buahnya Tuan Kim mengikuti Wan Shik,
apakah mereka tidak bisa menghubunginya, jadi menyuruh agar
Selidiki keluarga dan teman-teman mereka sampai menemukan sesuatu. Pengacara Kim mengerti.
“Apa yang terjadi dengan pihak
penuntut?” tanya Tuan Bae
“Dokumen-dokumen yang mereka
miliki serius. Aku pikir
komputer kita diretas.”kata Pengacara kim
“Apa Kau
bisa memperbaikinya?” tanya Tuan Bae dengan nada
tinggi
“Beberapa dokumen sudah tua, jadi
Wan Shik tidak akan merasa
puas. Kau harus
menyembunyikan...” ucap pengacara Kim, Tuan
bae terlihat marah memanggil nama Nan Gil.
Na Ri mengobati tangan Nan Gil yang terluka lalu melihat
kalau lukanya sembuh
dengan baik dan mengucapkan Terima
kasih sudah mengunjungi ayahnya bahkan
sedang tidak sehat. Ia pun ingin melihat foto
yang mereka ambil tadi.
Nan Gil pun melihatnya, tapi menemukan foto-foto saat
rekaman sedang mencari sesuatu dikamar Nan Gil, lalu mengejek dengan bertanya Siapa
orang jelek ini. Nan Gil memujinya kalau
wanita itu cantik karena bisa melihat
foto-foto itu setiap
kali merindukannya. Na Ri meminta agar
menghapusnya saja. Nan Gil mengambil ponselnya karena tak ingin menghapusnya.
Na Ri mencoba berdiri untuk meraih ponsel Nan Gil, Nan
Gil tiba-tiba langsung memeluk Na Ri dari belakang mengajak mereka agar mulai
sebagai pasangan biasa yang bias melakukan
apa saja dan juga mulai sebagai pasangan yang
normal sekarang.
“Maaf kalau aku terlalu lama untuk
sampai ke sini.” Ucap Nan Gil memeluknya
dengan erat. Na Ri bisa tersenyum mendengarnya.
Na Ri mengantar Nan Gil sampai ke depan pintu, Nan Gil
menyuruh masuk saja karena udara sangat dingin. Na Ri mengaku ingin melihat Nan
Gil yang ingin melihatnya pergi lebih dulu. Nan Gil juga ingin melakukan hal yang sama.
“Kalau begitu mari kita terus
berdiri di sini.” Ajak Na Ri, Nan Gil
mengejek Na Ri yang begitu
kekanak-kanakan.
“Selamat datang kembali ke dunia
kekanak-kanakan.” Balas Na Ri dengan senyuman
manisnya.
Tiba-tiba sebuah mobil datang dan berhenti di depan rumah
Na Ri, Tuan Bae turun dari mobil, Nan Gil melihat mantan ayah tirinya berani
datang ke rumah. Keduanya saling menatap dan Na Ri pun terlihat binggung kenapa
Tuan Bae sampai jauh-jauh datang ke desa.
bersambung ke episode 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar