PS : All
images credit and content copyright : SBS
Tuan Cha
dan Jin Joo duduk dimeja makan, suaminya bertanya apakah tak bisa menghubungi
Nam Doo dkk, Jin Joo dengan wajah lemas mengatakan Ayah Goo Baek telah mengabaikan panggilanya,
dan Tuan Cha sudah menelp ke kantor Tuan Kim dengan meninggalkan pesan tapi tak
menghubunginya lagi.
“Hari
itu, apa yang kita melakukan kesalahan?” pikir Jin Joo bahkan sampai selesai
makan semua berjalan sempurna.Tuan Cha juga melihat CEO Kim yang makan dua
piring telur gulungan.
Setelah
itu, apa masalahnya?” ucap Jin Joo binggung, Nyonya Moo menyahut kalau mereka
itu terburu-buru. Jin Joo tak mendengarnya bertanya apa yang dikatakanya.
“Saat aku
mengantar makanan, sepertinya... suamimu agak terburu-buru. Suamimu melihat
tamumu seperti orang baru pertama bertemu..., Aku saja bisa melihat niat
tersembunyinya. Dari perspektif lain, mereka pasti merasa terbebani.”jelas
Nyonya Moo
Jin Joo
langsung melirik sinis pada suaminya yang berbuat kesalahan, Tuan Cha merasa menyembunyikan niatnya, tapi
apakah memang kelihatan. Nyonya Moo mengatakan
bisa melihatnya seperti bertanya-tanya mereka orang seperti apa dan
sebagainya. Jin Jo yakin kalau CEO Kim
itu pasti merasa terbebani lalu memarahi suaminya padahal sudah susah
payahmerencanakan ini semua. Nyonya Moo hanya bisa menutup wajah dengan piring
karena melihat keduanya main pukul-pukulan.
Joon Jae
masuk ke rumah sambil ngedumel, kenapa Sim Chung itu pergi dari rumah yang
hangat dan tidur di sauna, Nam Do melihat Joon Jae yang datang bertanya apakah
sudah menemukan Sim Chung atau dia tak mau pulang. Joon Jae membanting tubuhnya
di tempat tidur. Nam Do mengatakan akan tidur dikamar Joon Jae karena pemanas
kamarnya tak menyala.
“Maksudku,
jika ada masalah..., kau harusnya saling berhadapan di satu ruangan dan
menyelesaikannya melalui komunikasi!” ucap Joon Jae kesal, Nam Do kembali
bertanya dengan mata terpejam apakah Sim Chung
tidak mau pulang.
“Darimana
dia belajar minggat dan kebiasaan jeleknya itu?” keluh Joon Jae, Nam Do
menasehati tak boleh berbicara seperti itu karena Joon Jae juga melakukan saat
masih SMA.
“Apa?
Apakah Dia tidak mau pulang?” ucap Joon Jae, Nam Do bertanya Sim Chung mengatakan
itu pada siapa. Joon Jae mengatakan pada si bajingan gila itu.
Joon Jae
tiba-tiba teringat saat maen ski bertanya apakah pria itu baik padanya, Sim Chung mengatakan pria itu memayunginya
waktu hujan, dan menggenggam tangannya waktu sendirian dan juga membuat ramyeon
untuknya.
Joon Jae
bisa mengingat kenangan saat di spanyol melakuan semuanya untuk Sim Chung, lalu
berbicara sinis pada Sim Chung kalau seorang pria mengajaknya makan ramyun itu
pasti orang cabul. Tiba-tiba Joon Jae tertawa seperti orang gila, karena pria
yang dimaksud Sim Chung adalah dirinya.
Nam Do
heran melihat Joon Jae, Joon Jae Teringat kembali kalau memperingatkan Sim Chin
agar Jangan bergaul dengan orang-orang seperti itu dan harus berwaspada kalau ada
orang-orang seperti itu karena pasti aslinya penuh nafsu. Nam Do masih binggung
apa yang sebenarnya dengan Joon Jae yang tertawa sendiri mengaku itu dirinya,
Joon Jae tertawa seperti orang gila karena bahagia, Nam Do yang ketakutan
akhirnya memilih tidur dikamarnya saja walaupun dingin, lalu menyuruh Joon Jae
agar minum obat saja.
Joon Jae
pergi ke sauna, menemakan Sim Chung yang sudah tertidur pulas, dan melihat
seorang pria yang berpura-pura dengan mengeser mendekatinya, Joon Jae yang
marah langsung menginjak badanya dan berpura-pura tak melihatnya. Si pria pun
menjerit kesakitan.
Akhirnya
Joon Jae berbaring disamping Sim Chung dengan menatapnya, lalu menopang kepala
dengan wajah bahagia. Joon Jae pun tertidur pulas, Sim Chung terbangun saat
membuka mata tersenyum melihat Joon Jae ada didepanya.
“Jangan
buka matamu, Heo Joon Jae... Jangan bangun, Heo Joon Jae.Tetaplah seperti ini,
Agar aku bisa melihatmu, Agar aku bisa menebus saat-saat dimana aku tidak bisa
melihatmu. Aku tidak perlu bertanya padamu Dan kau juga tidak perlu
merahasiakan apapun dariku. Jangan buka matamu, Heo Joon Jae.” Gumam Sim Chung
terus menatapnya.
Sim Chung
merasakan dingin, Joon Jae yang tertidur menendang selimutnya ke arah Sim
Chung, Sim Chung khawatir kalau nanti Joon Jae yang malah kedinginan. Joon Jae
seperti mengingau kalau udara panas sekali dan memiringkan tubuhnya, Sim Chung
pun memakai selimut Joon Jae mengatakan dalam hati kalau sangat hangat, Joon
Jae seperti tak tertidur dengan senyuman bisa mendengar suara hati Sim Chung.
Si Ah
memangil Bibi Moo dengan mencarinya ke dapur lalu berdeiri didepan pintu kamar
tapi tak ada, dan bertanya-tanya kemana perginya si pembantu rumah tangga
mereka. Ia melihat sebuah bingkai foto keluarga Nyonya Mo dan menaruh
melihatnya, lalu berkomentar kalau Anaknya tampan juga.
Tiba-tiba
Nyonya Moo datang bertanya apa yang dilakuan Si Ah dalam kamarnya. Si Ah kaget
mengatakan kalau sedang mencari kimchi
dan ingin memberikannya buat seseorang. Nyonya Moo menyindir memangnya kimchi
ada dalam kamarnya, Si Ah pun bergegas pergi keluar dari kamar.
Beberapa
makanan berada diatas meja, Si Ah mengatakan kalau Joon Jae, suka lauk buatan
rumahnya jadi sengaja membawakanya. Nam Doo membenarkankalau makanan di meja
rumah Si Ah itu memang enak. Joon Jae melirik kalau kedok mereka aka ketahuan,
tapi Si Ah seperti tak sadar dengan menawarkan agar makan dirumahnya nanti jadi
tetap hangat.
“Kalau
makanan...,aku lebih suka yang dingin dan bisa makan di sini saja.” Ucap Joon
Jae. Nam Do juga merasa seperti itu.
“Apa Sim Chung
sudah pergi selamanya?” tanya Si Ah tak melihat sosok Sim Chung.
“Sepertinya
dia akan kembali setelah berbaikan dengan Joon Jae.” Kata Nam Doo, Tae O
melirik sinis pada Joon Jae karena membuat Sim Chung pergi, tapi Si Ah
melihatnya berpikir kalau Tae O itu cemburu karena dirinya.
Akhirnya
Si Ah menarik Tae O sampai ke depan balkon,
memberitahu tak boleh terang-terangan di depan orang lain. Tae O
binggung, Si Ah pikir Tae O itu pintar tapi menurutnya cinta itu membuat semua
orang tak berdaya, lalu menrasa kalau tadi Tae O cemburu pada Joon Jae dan
melotot, pasti karena dirinya.
“Apa
sesulit itu melihat wajahku?” ucap Si Ah, Tae O mengaku tidak bahkan sudah
melupakan yang tadi.
“Apa Kau
ingin membuatku nyaman, walaupun dengan kebohongan? Cinta bukanlah hal yang
bisa dihancurkan dengan mudahnya. Kenapa aku jugatidak sadar kau melakukannya?”
kata Si Ah lalu meminta Tae O memberikan ponselnya untuk memberikan ponselnya.
Tae O
pikir tak perlu, tapi tetap saja Si Ah ingin memberikanya nomornya dan berpesan
kalau memang perasaanya terlalu berat maka jangan ditahan lagi, dan menelpnya
karena kalau terlalu merindukanseseorang, nanti bisa sakit. Selain itu meskipun
ia tak bisa membalas perasan Tae O tapi tetap bisa mentraktirknya minum. Tae O
hanya bisa tertunduk diam karena kejadian tadi membuatnya jadi serba salah.
Sim Chung
melihat genangan air kolam sambil bergumam kalau Orang menganggap situasi di
hadapanny ini menggiurkan, tapi tak bisa dipenuhi. Saat itu terlihat orang yang
berjalan terburu-buru dan menyenggol Sim Chung, Sim Chung pun kehilangan
keseimbanganya.
Joon Jae
menariknya dan langsung memeluknya dengan erat,
Dan bisa mendengar suara hati Sim Chung kalau jatuh ke air pasti Joon
Jae akan tahu semuanya. Joon Jae bersikap seperti sebelumnya memarahi Sim Chung
kalau terpeleset dan jatuh bisa kena
gegar otak jadi memintanya agar berhati-hati.
Seorang
yang ada diperahu karet bermain dengan saling menyiram, Joon jae pun
menyelamatkan Sim Chung kembali. Sim Chung khawatir melihat baju Joon Jae yang
basah karena menyelamatkanya. Joon Jae langsung memarahi wanita yang main air
dengan menyuruhnya main dikolam renang saja.
Sim Chung
duduk sendirian, lalu tiba-tiba anak kecil tak sengaja menjatuhkan gelasnya ketika
ingin mengambil air. Kaki Sim Chung lagsung buru-buru ditarik, Joon Jae yang
melihatnya langsung mengendong sim Chung dan
memarahi si anak sampai akhirnya menangis, berkata kalau air itu
berbahaya, Ibu dari si anak akhirnya datang merasa kalau air tak berbahaya.
“Mana
mungkin air tidak berbahaya? Airlah yang paling berbahaya. Kalau salah sedikit,
air itu bisa kena saluran listrik. Kalau kau memasukkan hidungmu dalam mangkuk
air, orang bisa mati!” teriak Joon Jae, Ibunya pun menyuruh anaknya pergi saja.
Seorang ahjumma melihat tingkah Joon Jae terlihat menahan amarah.
Joon Jae
melihat anak-anak yang sedang bermain tembakan air dan kembali memarahinya,
menyuruhnya untuk Main sana di ruangan es. Si Bibi yang sedang makan melihat
Joon Jae sepertinya tidak normal. Akhirya Joo Jae pergi ke bagian depan
bertanya apakh menyediakan celana
panjang untuk wanita. Si pgawai binggung karena semua mengunakan celana pendek.
“Apa Satu
pun tidak ada? Celana panjang atau rok panjang, apapun itu. Banyak hal-hal berbahaya di sana.” Ucap Joon
Jae. Si pegawai benar-benar heran dengan
tingkah Joon Jae.
Joon Jae
akhirnya sibuk memindahkan dispenser agar menjauh dari Sim Chung yang membuat
semua orang merasa risih. Si Bibi akhirnya mendekati Sim Chung bertanya kapan
akan pulang, lalu menceritakan dulu juga pernah bertengkar dengan suaminya
ditempat ini dan mengatakan kalau sangat risih dengan tingkah suami Sim Chung
dengan menunjuk pada Joon Jae. Sim Chun binggung maksud dengan suaminya.
“Tentu
saja suamimu, bukan suamiku. Suamimu itu aneh sekali.Kami kesal sekali disini!
Apa Kalian tidak bisa pulang saja? Aku tidak tahu apa alasannya, tapi
berbaikanlah dengan dia. Serta Pulanglah waktu dia mengajakmu pulang.” Ucap Si
Bibi, Sim Chung hanya diam menatap Joon Jae yang sibuk sendirian.
Jin Joo
menjemput anaknya, dengan memanggil Elizabeth saat baru keluar dari sekolah.
Lalu bertanya keberdaan Yoo Na, Elizabeth dengan kesal mengatakan tak tahu, Jin
Joo memberitahu anaknya kalau harus berteman denganya karena itu peluang besar tersembunyi
dari CEO Kim.
Elizabeth
ingin tahu apa maksudnya, Jin Joo pikir anaknya tak perlu tahu, lalu melihat
Yoo Na yang berjalan sendirian langsung menghampirinya, Yoo Na pun membuangkan
badan menyapanya, sementara Elizabeth terlihat sinis melihat Yoo Na.
“Oh,
katanya kau mau belajar berenang, Beritahu ibumu kalau kau masuk ke tim renang
Elizabeth.” Ucap Jin Joo, Yoo Na pun mengucapkan terimakasih.
“Ah, dan
juga. Unni yang di minimarket itu. kalau kau bertemu dia lagi, beritahu dia tentang
aku.” Kata Jin Jo, Yoo Na mengangguk mengerti, lalu bertanya apa yang akan
dikatakan Yoo Na nanti.
“Ada
Ahjumma yang anehnya, baik sekali padaku belakangan ini.” Kata Yoo Na polos,
Jin Joo pikir Yoo Na memang anak yang jujur lalu meminta agar memberitahu kalau
ibunya Elizabeth bersikap baik padanya karena itu aku tak sabar ingin sekolah
Yoo Na
bertemu dengan Sim Chung disuna dengan menceritakan hal yang disampikan ibu
Elizabeth padanya. Sim Chung tak menyangka mendengarnya. Yoo Na mengaku kalau
Jin Joo yang menyuruhnya padahal ia tidak mau pergi sekolah. Sim Chung
menayakan alasanya.
“Sebentar
lagi ada acara sekolah, kami disuruh mengundang keluarga masing-masing. Tapi,
aku tidak suka itu. Tidak ada orang yang mau datang melihatku di sekolah.” Cerita
Yoo Na, Sim Chung bertanya apakah ibunya sibuk
“Tahun lalu,
dan saat aku masih TK pun. Walau aku bernyanyi dan menari pun, tidak ada yang
mau datang melihatku dan Tidak ada yang mendukungku. Ini Membosankan sekali.”
Keluh Yoo Na, beberapa anak sedang mengerubingi santa yang ada didalam sauna.
“Aku
melihatnya di TV. Saat Natal, Santa memberikan hadiah dan mengabulkan
permohonanmu.” Kata Sim Chung yang percaya, Yoo Na pikir dirinya bukan anak
kecil, karena sudah menangis berkali-kali, tapi tak ada hasilnya juga. Sim
Chung pun sadar kalau sudah menangis beberapa kali lalu mengusulkan untuk
memohon pada pria itu
Yoo Na
pun mendekati si paman untuk menyampaikan permohonanya pada Santa, Paman itu memberitahu tidak akan
menyampaikannya padanya tapi menulisnya dikertas dan menggantungnya di pohon,
santa pasti akan membacanya.
“Apa Kau
sungguh tak bisa menyampaikan padanya?” tanya Sim Chung, Si paman terlihat
binggung.
“Aku
ingin kau juga menyampaikan permohonanku pada Santa. Aku menangis beberapa kali,
tapi itu karena situasinya. Jadi, aku
ingin menjelaskan padanya. Apa aku bisa menghubungi dia?” kata Sim Chung polos.
Pria itu pun mengambil kesempatan dengan meminta nomor telp Sim Chung kalau
nanti ia yang akan menghubunginya.
Yoo Na
pun menuliskan permohonannya “Kuharap Ibu dan Ayah datang ke acara pertunjukan”
dan mengantungnya pada pohon natal, lalu melihat ke Sim Chung yang menuliskan
juga permohonanya untuk mengharapkan keingiannya.
Elizabeth
dengan gayanya memang sebuket bunga dan berpose pada ibunya, beberapa orang pun
terlihat bahagia datang dengan orang tuanya. Yoo Na datang sendirian, Jin Joo
pun langsung menghampirinya, bertanya
apakah ibunya akan datang hari ini,
“Ibu Yoo
Na biasanya tidak datang ke acara seperti ini. Itu karena ibunya sibuk.” Kata
Elizbeth sinis, tiba-tiba Sim Chung dengan gayanya terlihat seperti wanita kaya
raya berjalan dengan anggun memanggil Yoo Na.
“Ibumu
minta bantuan padaku. Dia memintaku untuk mendukungmu, memotretmu, dan bersorak
bagimu.” Kata Sim Chung, Jin Joo pun mengambil kesempatan menyapa Sim Chung
dengan berkomentar cukup dekat dengan
Ibu Yoo Na. Sim Chung mengatakan kalau mereka bersahabat dekat.
Joon Jae
tiba-tiba datang melihat Sim Chung yang sudah datang, Jin Joo kaget melihat
“CEO Kim” yang dikenalnya juga datang. Sim Chung berbisik darimana Joon Jae
bisa mengetahui keberadaanya. Joon Jae berisik kalau tahu segalanya, dengan Nam
Doo dan Tae O mengikuti dibelakangnya. Joon Jae dengan penuh kasih sayang
mengendong Yoo Na memujinya anak cantik.
Jin Joo
menyapa Nam Do yang mengaku sudah menelpnya berkali-kali, Nam Do berusaha
tenang dengan membawa buket bunganya, Jin Joo pun bersikap santai karena tak
ingin terburu-buru. Saat penampilan Yoo Na diatas panggung, Sim Chung dan Joon
Jae seperti layaknya sepasang ayah dan ibu mendukung anaknya.
Setelah
acara selesai, Nam Doo serta Tae O duduk bersama dengan Jin Joo dan orang tua
lainya. Sementara Sim Chung dan Joon Jae sibuk mengambil foto Yoo Na seperti
orang tua lainya. Yoo Na lalu mengambil ponsel Sim Chung karena ingin mengambil
foto mereka berdua, Joon Jae terlihat gugup berdiri disamping Sim Chung, Yoo Na
mengeluh pada Unnie dan Oppa agar menyuruhnya lebih berdekatan.
Joon Jae
heran dengan panggilan Yoo Na dulu Ahjussi sekarang Oppa, Yoo Na kembali
menyuruh keduanya berdekatan, Joon Jae pun memeluk erat Sim Chung seperti tak
mau kehilangan. Sim Chung pun tersenyum dengan bergumam kalau ia bahagia dan
Joon Jae pun bisa mendengarnya dan keduanya pun foto dengan wajah bahagia.
Sebuah
taksi diparkir depan sekolah, Seorang ibu meminta agar diantar ke Chungdamdong,
tapi sopir taksi dengan suara Dae Young mengatakan kalau sedang tidak berkerja
dan melihat Sim Chung dan Joon Jae keluar sekolah langsung mengikutinya.
Akhirnya
mereka berempat pun minum jus bersama direstoran, Nam Do berkomentar kalau Suasana rumah ini
jadi bagus kalau Sim Chung sudah pulang, karena sebelumnya terasa hampa. Sim
Chung sambil membuka antingnya kalau hari ini berbohong demi Yoo Na, Nam Do pun
menyakinkan kalau Di dunia, ada namanya kebohongan
demi kebaikan.
“Tapi
kalian itu lebih banyak berbohong dan membahayakan orang.” Ungkap Sim Chung tak
menyetujui perkerjaan mereka.Nam Do tak percaya Sim Chung bisa pintar berbicara
sekarang.
“Heo Joon
Jae. Kau bisa berjanji padaku? Kalau kau akan berbohong yang baik-baik saja dan
Berjanjilah kau tidak akan berbohong yang akan menyakiti orang lain.” Kata Sim
Chung, Joon Jae kaget karena diminta berjanji didepan dua orang temanya.
Sim Chung
menatapnya, akhirnya Joon Jae pun mengatakan berjanji, tidak akan berbohong
yang menyakiti orang. Nam Doo kaget dengan mengodanya kalau itu yang didengar
hanya kebohongan saja. Joon Jae melirik
ke arah mesin boneka didepan minimarket, lalu menyuruh keduanya pulangs aja
karena ingin pergi bersama Sim Chung ke suatu tempat bersama.
Mereka
pergi ke sebuah taman dengan banyak lampu yang meneranngi seperti sebuah pohon
yang besar, Joon Jae meminta agar Sim Chung menunggunya. Sementara di tempat
lain, Deketif Ho bersama dengan anak buahnya memastikan kalau sudah hubungi tim
bantuan. Anak buahnya mengatakan sudah dan takut kalau kali ini informasi yang
mereka temukan itu salah.
Detektif
Ho seperti yakin karena Ada seseorang
yang melaporkan melihat Ma Dae Young tempat ini. Anak buahnya melihat banyak
sekali orang yang ada ditaman, mereka pun akhirnya berpencar untuk mencarinya.
Joon Jae
kembali dengan membawakan sebuah boneka cumi berwarna pink yang dingikan Sim
Chung selama ini, saat akan melangkah telinganya kembali mendengar suara hati
Sim Chung yang membuatnya menghentikan langkahnya.
“Heo Joon
Jae.. Saat aku menyeberangi lautan demi menemukanmu..., aku melihat bintang-bintang
indah setiap malam. Tapi aku kesepian karena sendirian. Aku lelah dan takut.
Tapi sekarang, apa tak masalah bila aku gelisah seperti ini? Apa aku tetap
bahagia? Apakah aku tetap mencintaimu?” gumam Sim Chung
Joon Jae
akan mendekatinya, tapi seseorang menepuk bahunya, Detektif Ho akhirnya bisa
menangkap Joon Jae dan langsung memborgol tanganya, boneka yang dipegang Joon
Jae pun terjatuh.
“Aku
harusnya menangkap harimau sekarang, tapi.. yang kudapat malah kelinci, Ini tak
jadi masalah.” Kata Detektif Ho
“Aku akan
ikut denganmu diam-diam, tapi jangan hubungi siapa pun.” Ucap Joon Jae pasrah
pergi.
Saat itu
Joon Jae kembali mendengar suara hati Sim Chung yang meminta agar cepat datang,
Joon Jae hanya bisa menatap Sim Chung dari kejauhan dan harus dibawa ke kantor
polisi
"Anak laki-laki itu itu
mencintai putri duyung, dan bisa mendengar suaranya. Meskipun dia menghapus ingatannya
berulang-ulang..., meskipun dia terlahir lagi di dunia lain..., Memang itulah
nasibnya untukmencintai putri duyung lagi. Jadi..., Pada akhirnya, dia bisa mendengar
suara putri duyung itu lagi. Ternyata...akulah anak itu.”
Sebuah
mobil taksi berhenti, seperti Dae Young dengan mimpinya bisa mengetahui kalau
Sim Chung adalah Putri duyung dan ingin menangkapnya dengan melihat Sim Chung
yang berdiri sendirian.
Epilog
Sim Chung
memberitahu ingin akan pria itu menyampaikan permohonanknya pada Santa.
Akhirnya si pria pun meminta agar memberikan nomor ponselnya agar bisa
menghubungi, Sim Chung yang polos pun memberikanya.
Ketika si
pria sudah selesai berkerja, Joon Jae sudah menunggu didepan pintu, karena
mengetahui kalau sudah memiliki nomor telp pacarnya dengan alasan bisa
menghubungi santa, Si pria kelihatan ketakutan dan memberikan kertasnya, Joon
Jae pun langsung merobeknya dengan memastikan tidak merobeknya.
Sementara
di pohon tertulis harapan Yoo Na “Kuharap ayah dan ibuku datang ke acara Natal sekolah.”
Lalu Sim Chung “Kuharap
aku bisa kencan dengan Heo Joon Jae di bawah pohon yang indah. Untuk tahun ini,
tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya.” Sementara Joon
Jae menuliskan “Kuharap
aku bisa menepati semua janjiku padamu.”
bersambung ke episode 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar