PS : All
images credit and content copyright :MBC
Joon
Hyung akhirnya berbaring di ruang medis, Ah Young datang meminta agar Joon
Hyung memberikan tanganya lalu mengopresnya. Joon Hyung merasakan lenganya
terasa enak. Ah Young mengejk Joon Hyung yang sering datang setiap hari, merasa
kalau pasti sangat merindukannya. Joon Hyung membalas dokternya itu bisa
membaca pikirannya.
“Sepertinya
kau mendapat pesan.” Kata Ah Young mendengar bunyi ponsel. Joon Hyung melihat
itu dari Si Ho tapi akhirnya memilih untuk tak membacanya hanya menelungkupkan
ponselnya karena merasa tidak perlu membacanya.
“Itu
pasti dari wanita. Kau Jangan terlalu tertutup nanti akan kehilangannya jika
kau terus seperti ini.” Nasehat Ah Young
“Jangan
khawatirkan aku, tapi Khawatirkan saja dirimu sendiri.” Kata Joon Hyung, Ah
Young tak mengerti maksudnya.
“Kau
tidak bisa menghabiskan waktumu seperti ini.Cepatlah bergerak. Jae Yi sangat
populer akhir-akhir ini.” Kata Joon Hyung mencoba untuk duduk.
Ah Young
menegaskan kalau mereka itu hanya teman, lalu bertanya apa maksudnya populer,
apakah Jae Yi benar-benar sedang berkencan dengan seseorang. Joon Hyung
mengejek kalau itu pasti menganggu pikiranya. Ah Young mengaku tidak terganggu
tapi hanya penasaran.
“Bersiaplah
menyalakan sinyalmu.Jika kau terus mengelak, kau mungkin akan kehilangan kesempatanmu
untuk berpindah jalur.” Jelas Joon Hyung
“Pasti
ada seseorang dalam hidup Jae Yi.Apa ini si model cantikyang datang ke
kliniknya?” ucap Ah Young curiga
“Kau
bilang Model? Siapa yang kau maksud?” ucap Joon Hyung heran karena yang
dimaksud adalah Bok Joo.
Bok Joo
sedang berusaha menurunkan berat badanya, dengan melakukan sit up. Si Ho datang
berkomentar Bok Joo sudah bekerja keras dengan melepaskan bajunya dan memasukan
ke dalam lemari. Bok Joo beralasan kalau ototnya tidak terlihat sekuat biasanya
akhir-akhir ini. Si Hong mengaku Senang rasanya melihatnya bekerja keras.
“Ngomong-ngomong,apa
kau sudah melihat Joon Hyung hari ini?” tanya Si Ho penasaran, Bok Joo
mengatakan tidak
“Si Ho,
maafkan aku,tapi bisakah kau tidak menyebutdia, sebentar saja?Aku melewati
waktu yang sulit karena dia.” Jelas Bok Joo, Si Ho ingin tahu alasanya.
“ Sesuatu
membuatku merasa tidak nyaman.Jangan bertanya lagi.” Ungkap Bok Joo
menyembunyikanya, Si Ho hanya terdiam dan merasa penasaran.
Seorang
cheerleader berputar-putar masuk ke dalam lapangan, semua orang memberikan
suara gemuruh melihatnya. Ah Young berkomentar kalau Tae Kwon terlihat cantik
hari ini. Tae Kwon pun memuji Ah Young juga cantik. Semua oarang terpesoan
dengan Tae Kwon yang didandani seperti soerang wanita tapi terlihat cantik.
“Aku
adalah ratu dari Universitas Olahraga Haneol hari ini.” Ucap Tae Kwon bangga
lalu berputar-putar, bahkan sengaja mengangkat roknya agar para pria bisa
melihatnya.
Si Ho
mendekatinya, menanyakan keberadaan Joon Hyung, Tawa Kwon pikir kalau ini
rahasia,lalu memberitahu kalau Joon Hyung sengaja kabur karena tidak mau mengangkat sekarung beras besar. Si
Ho penasaran kemana perginya Joon Hyung sekarang.
Joon
Hyung sedang ada di warnet untuk bermain games, seperti terpaksa melakukannya
karena menghindar dari lomba. Sementara Bok Joo dkk sedang bertanding melawan
para atlet senam mereka bermain bola saling melempar badan lawan. Bok Joo dan Soo Bin hanya tinggal berdua
dilapaangan, dengan cepat Bok Joo pun bisa mengalakah tim senam sebagai juara
pertama. Semua bersorak untuknya tim angkat besi.
Tim
renang datang di stand mereka, Ki Suk memberitahu Selanjutnya adalah mengangkat
sekarung beras jadi meminta agar pemain bisa maju. Tapi tak ada yang mau ke
depan, dan melihat daftar peserta lalu memangil Jung Joon Hyung. Tae Kwon panik
berpura-pura tak mendengar.
“Tae
Kwon... Kemana Joon Hyung pergi kali ini?” tanya Ki Suk, Tae Kwon tak tahu
menurutnya temanya itu tak ada dilapangan dengan berpura-pura mencarinya, lalu
berpikir kalau sedang pergi ke kamar mandi
“Apa Kau
bercanda denganku? Bawa dia kesini sekarang juga. Sekarang!” teriak Ki Suk
dengan mencengkram baju Tae Kwon.
Si Ho
datang ke warnet, dengan menyapa Joon Hyung yang masih bermain game. Joon Hyung kaget Si Ho bisa
mendatanginya. Si Ho sudah tahu Tempat
yang biasa dikunjungi terlalu jelas Kalau tidak di kolam renang, lapangan
basket, atau di warnet. Joon Hyung memilih untuk tetap bermain games
“Aku juga
tidak suka acara olahraga seperti ini.” Komentar Si Ho
“Aku
tidak tahu kalau kau detektif yang hebat.” Sindir Joon Hyung karena Si Ho bisa
menemukanya.
“Apa kau
sibuk kemarin? Kau tidak membaca pesanku.” Kata Si Ho, Joon Hyung mengatakan
tidak dan tidak akan membacanya meskipun
sedamh tidak sibuk. Ponselnya berbunyi dan itu dari Tae Kwon, Joon Hyung
memilih untuk tak mengangkatnya.
Tae Kwon
kesal sendiri karena Joon Hyung tak mau mengangkat telpnya, lalu mengaku kalau tidak
melakukan hal yang buruk padanya. Tapi menurutnya Bagaimana bisa menemukan Joon
Hyung jika memang bersungguh-sungguh ingin sembunyi?
“Dia pikir aku pasti gampang dipermainkan. Aku
harus memberinya pelajaran.” Ucap Tae Kwon kesal lalu melihat Bok Joo yang
lewat didepanya.
“Apa kau
lihat Joon Hyung?” tanya Tae Kwon, Bok Joo mengeleng menanyakan kenapa
bertanya. Tae Kwon tak membahasnya memilih untuk mencoba kembali menelp Joon
Hyung.
Tapi Ki
Suk lebih dulu menelpnya, dengan berteriak “Tae Kwon! Apa Kau masih belum
menemukan Joon Hyung?” Tae Kwon menjauhkan ponselnya memberitahu masih mencarinya, tapi sepertinya Joon Hyung
tidak ada di kampus.
“Apa kau
bercanda? Temukan dia dalam lima menit. Lakukan apapun yang perlu kau lakukan
untuk membawanya. Jika dia tidak muncul, kalian berdua tamat.” Ucap Ki Suk
mengancam. Diam-diam Bok Joo mendengar percakapan keduanya ditelp.
“Aku
bukan temannya Joon Hyung dalam berbuat pelanggaran. Kenapa dia selalu
menyalahkanku karena kesalahannya? Bukan aku yang membolos.” Keluh Tae Kwon
kesal
“Ngomong-ngomong,
apa Joon Hyung melakukan kesalahan?” tanya Bok Joo
“Dia
kabur karena tidak ingin mengangkat sekarung beras.Sepertinya ini tidak akan
selesai hanya dengan hukuman seperti biasanya. Dia akan menghancurkan kita
semua.” Kata Tae Kwon kebingungan
“Ada
pepatah lama mengatakan kalau satu teman bisa menentukan hidupnya. Aku
benar-benar mengerti maksud pepatah itu. Aku seharusnya tidak berteman
dengannya sejak awal.” Keluh Tae Kwon menyesal
“Apa Maksudmu adalah... jika Joon Hyung... tidak
ikut berpartisipasi dalam pertandingan mengangkat karung beras, maka dia
beresiko akan dihabisi oleh seniornya?” tanya Bok Joo, Tae Kwon membenarkan.
Bok Joo terlihat seperti memilki ide cemerlang
Joon
Hyung kesal karena Tae Kwon terus menelp dan akhirnya mengangkat ponselnya. Bok
Joo mengaku lega Joon Hyung mengangkat teleponnya. Joon Hyung bingung karena
yang didengar bukan suara Tae Kwon, dan
tak percaya Bok Joo menelpnya. Si Ho mendengar nama Bok Joo langsung melirik
sinis.
“Aku
dapat nomormu dari temanmu dan Sepertinya hari ini adalah harinya.” Kata Bok
Joo, Joon Hyung tak mengerti maksudnya.
“Ayo kita
buat perjanjian seperti yang kita sebutkan sebelumnya. Dengarkan aku baik-baik.
Aku akan menyelamatkanmu hari ini. Sebagai gantinya, jangan pernah menggodaku
lagi dengan menggunakan kelemahanku, oke?” kata Bok Joo, Joon Hyung tak
menjawabnya karena bingung.
“Aku akan
menganggap itu sebagai persetujuanmu.” Kata Bok Joo lalu menutup telpnya. Joon
Hyung kaget memanggilnya si gendut dan akhir berlari keluar dari warnet. Si Ho
melihatnya bertanya mau kemana, seperti tak percaya Joon Hyung langsung pergi
setelah menerima telp dari Bok Joo.
Tim
angkat besi sudah masuk ke lapangan indoor, Hyung Chul mengaku ingin melakukan
sesuatu ketika Melihat karung beras didepannya. Pelatih Choi memeluknya, merasa
kalau anak didiknya pasti lapar setelah melihat sekarung beras.
“Sayang
sekali... Jika tim angkat besi bisa berpartisipasi dalam pertandingan ini, maka
kita akan jadi pemenangnya.” Ucap pelatih Yoon
“Ayolah...
Itu tidak adil. Jika tim olahraga lari ikut berlari estafet dan melompati
rintangan, maka acara olahraga ini akan jadi acara unjuk bakat.”kata pelatih
Choi, pelatih Yoon membenarkan.
“Jika tim
judo mengalahkan tim renang, maka kita pasti akan jadi pemenangnya.” Ucap
pelatih Yoon berharap
“Jangan
khawatir. Tidak mungkin tim renang lebih kuat dari tim judo.”kata pelatih Choi
yakin
Mereka
semua pun mendukung para atlet Yudo untuk bertanding, Semua tim sudah ada
diatas panggung untuk bersiap lomba. Pembawa acara meminta Peserta dari tim
renang, maju ke depan. Tae Kwon datang,
meminta maaf karena orang yang seharusnya berpartisipasi sedang sakit. Jadi Sebagai
gantinya, meminta agar dengan peserta lainya.
“Hei..
Apa yang kau katakan? Dimana sebenarnya Joon Hyung?” ucap Ki Suk marah
“Aku
tidak bisa menemukannya. Bukankah menang lebih penting?” ucap Tae Kwon meminta
agar semua menahan Ki Suk agar duduk di bangku penonton saja.
“Ini dia
pemain... yang akan menjadi perwakilan dari tim renang dalam lomba angkat
karung beras.”ucap Tae Kwon, Bok Joo masuk ke dalam ruangan dengan percaya
diri. Nan Hee dan Sun Ok kaget melihat Bok Joo yang menjadi perwakilan dari Tim
renang.
Semua tim
angkat besi merasa kalau Bok Joo sudah gila. Tapi Bok Joo tak peduli karena
hanya ingin supaya tak diganggu lagi oleh Joon Hyung. Perlombaan pun dimulai,
Mereka diminta agar mulai mengangkat besar
40kg. Bok Joo bisa mengangkat dengan mudah bahkan sampai menaikan dua
tanganya keatas.
Joon
Hyung datang melihat Bok Joo yang ada diatas panggung sedang berusaha
mengangkat empat karung beras dan terlihat kesusahan. Si Ho melirik sinis
karena Bok Joo mau melakukan demi Joon Hyung. Bok Joo pun berhasil masuk ke
babak final dengan mengangkat lima karung, keringatnya sudah menetes sangat
banyak.
Tim yudo
berhasil mengangkat lima karung tapi tanganya terpeleset dan karungnya
terlepas. Bok Joo pun memenangkan pertandingan dari dengan mewakili tim renang.
Nan Hee melihat kekacauan didepan langsung berteriak marah pada Bok Joo.
Sementara Bok Joo menatap Joon Hyung yang terlihat tak berbuat apa-apa.
Semua tim
angkat besi berkumpul, Bok Joo hanya tertunduk diam. Pelatih Yoon pikir mereka membutuhkan
kerjasama tim yang lebih baik karena selama ini tidak pernah kalah. Lalu
menenangkan semuanya mereka bisa mendapatkan juara dua.
“Mendapatkan
juara dua... sudah cukup bagus, Kita
tidak bisa memenangkan juara satu setiap saat. Kita harus menepuk pundak masing-masing
karena sudah mengalahkan tim judo dalam lomba tarik tambang. Tentu saja.... Aku
sangat sedih karena rekor kita sebagai tim terkuat terpecahkan... ketika aku yang
bertanggung-jawab atas tim. Bukan hanya
dua poin. Tapi Satu poin saja seharusnya sudah cukup... untuk membuat kita jadi
pemenang.” Kata Pelatih Yoon menatap Bok Joo
Bok Joo
tertunduk seperti merasa sangat menyesal. Pelatih Yoon Pikir ini bukan akhir
dari dunia tapi Prosesnya lebih berharga dari hasil akhir serta senang jika
kalian bersenang-senang. Ia menyuruh semua anak didiknya untuk mulai makan
bersama. Woon Gi bertanya apakah Pelatih Yoon tak ingin makan juga.
“Aku
benar-benar tidak punya selera makan.Aku tidak akan makan apapun!” ucap Pelatih
Yoon berbicara seperti sedang bersin tapi dengan nada penuh amarah. Semua kaget
mendengarnya. Pelatih Yoon menyuruh
semuanya agar makan dan beristirahat setelah itu.
“Kerja
bagus, semuanya.Jangan lupa memijat otot kalian,dan jangan sampai terlambat
besok” pesan Pelatih Choi lalu berlari mengikuti arah pelatih Choi.
Semua
mengeluh pada Bok Joo yang melakukan hal ini pada mereka, Sang Chul mengeluh
sebenarnya Pelatih ingin mereka makan ini atau tidak karena burger itu bahkan
tidak cukup dan mengeluh Profesor Yoon sangat kejam. Senior lain mengingat
mereka sangat dekat dengan kemenangan
dan hanya kalah satu poin.
“Tepat
sekali. Kau seharusnya berlari lebih cepat Kita pasti bisa mendapatkan 5
poinjika kau masuk ke 3 besar.” Ucap senior wanita pada temanya yang melakukan
lomba lari.
“Kenapa
kau menyalahkan aku? Mereka menyebutnya apa? Pembantu? Tikus? Jika dia tidak
mengkhianati kita, maka tim renang tidak akan menang.” Ucap si senior
menyalakah Bok Joo
“Bok Joo.
Sebenarnya apa yang kau pikirkan?” ucap Sang Chul kesal
“Aku
tidak tahu kalau hasilnya akan seperti ini. Maafkan aku.” Kata Bok Joo meminta
maaf
“Kau
seorang psikopat jika tidak menyangka hasilnya akan seperti ini.” Tegas Sang
Chul dan tak memperbolehkan Bok Joo makan burger dan meminta makan pada tim
renang saja.
Woon Gi
menengahkan, agar tak melakukan menurutnya semua sudah terjadi dengan
memberikan hukuman harus membereskan semuanya setelah ini. Bok Joo menganguk mengerti. Sang Chul dkk mengeluh
kalau adalah hukuman yang ringan untuk seorang pengkhianat. Semua terlihat
masih kesal dengan Bok Joo dan Bok Joo pun hanya bisa tertunduk diam.
Bok Joo
memberesakan semua bekas makanan dan juga minuman, dua temanya mengikutinya. Ia
pun meminta maaf karena tidak tahu harus
memberitahu apa pada mereka. Nan Hee melirik sinis tapi setelah itu tersenyum
mengodanya kalau Bok Joo sebenarnya menyukai Joon Hyung. Bok Joo menyangkalnya
karena yang disukai adalah kakak Joon Hyung.
“Jangan
berbohong di depanku. Kau tidak bisa membodohiku. Karena Hanya itu penjelasan
yang masuk akal. Kau bilang Seorang pengganti? Terserahlah. Kenapa kau mau
berdiri untuknyadan membantu tim renang?Kau jelas-jelas menyukainya.Itulah
kenapa kau mempertaruhkan...memperburuk kondisi yang kau milikidan mengangkat
karung-karung beras itu. Aku tahu sesuatu terjadi di antara kalian berdua.”
Ucap Nan Hee sangat mengetahuinya.
“Hei, Bok
Joo... Apa benar itu yang terjadi?” ucap Suk Ok tak percaya, Bok Joo menegaskan
bukan seperti itu.
“Aku
harap bisa menunjukkan hatiku dan memperlihatkannya pada kalian.” Ucap Bok Joo
tak bisa memberitahu yang sebenarnya.
“Lalu
jelaskan kenapa kau melakukan itu jadi kami bisa mengerti.” Kata Nan Hee, Bok
Joo menyakinkan kalau mereka semua salah paham dan tidak menyukai Joon Hyung.
“Kau menyukainya.
Aku bisa tahu itu. Aku tidak percaya kalau kau melakukan itu hanya gara-gara
pria. Bagaimana bisa kau mengkhianati kami?” kata Sun Ok yakin, sementara Bok
Joo berusaha menyangkalnya kalau bukan seperti itu yang terjadi padanya.
Joon
Hyung berjalan memarahi temanya karena seharusnya bisa menghentikannya tapi
malah membiarkannya melakukan itu. Tae Kwon menjelasakan kalau Bok Joo
mengatakan kalau sebelumnya pernah berhutang pada temanya dan ingin melakukan
itu jadi ia bisa merasa kalau mereka sudah impas, maka tidak bisa
menghentikannya.
“Diamlah,
bodoh. Ini membuatnya dalam situasi yang canggung. Tim angkat besi kalah karena
dia. Dia sudah jadi pengkhianat bagi mereka!” ucap Joon Hyung marah
“Ini
hanya acara olahraga biasa. Jangan mendramatisir.” Keluh Tae Kwon lalu melihat
Bok Joo yang baru keluar bersama dengan teman-temanya.
Bok
Joo keluar dari tempat latihan bersama dengan teman-teman berusaha meyakinkan
bukan seperti itu yang dimaksudkanya dan meminta agar bisa mempercaya. Dua
temanya mengejek kalau bisa mengerti jadi Bok Joo tak perlu menjelaskannya.
Joon Hyung tiba-tiba mendekat meraih tangan Bok Joo dengan wajah serius
mengajaknya untuk bicara.
“Astaga.
Kenapa si brengsek itu menyeret Bok Joo? Kemana dia membawanya? Kemana?” ucap
Nan Hee berpura-pura khawatir padahal sebenarnya merasa senang.
“Sepertinya
kita punya masalah besar.” Kata Sun Ok
Bok Joo
berteriak marah menanyakan pada Joon Hyung apa yang diinginkan sekarang. Joon
Hyung bertanya Apa sebenarnya dipikirkan tentang ini. Bok Joo rasa sudah
mengatakannya di telepon jadi mereka impas sekarang dan sudah tidak ingin lagi
mengkhawatirkan tentang Joong Hyung yang
akan membongkarnya,
“aku
sudah tidak ingin lagi dikerjai olehmu. Apa masalahmu? Haruskah aku
menjelaskannya lagi?” ucap Bok Joo, Joon
Hyung menghela nafas mendengarnya
“Kau
sudah gila jika meneruskannya dan membongkar rahasiaku setelah ini. Pastikan
kau menutup mulutmu mulai hari ini. Sebaiknya kau menjaga rahasiaku tetap aman.”
Tegas Bok Joo memperingatinya.
“Hei... Kau
pikir aku orang seperti apa? Meskipun kau berpikir kalau aku tidak punya
pikiran, bagaimana bisa kau berasumsi kalau aku akan memberitahu anggota timmu?”
kata Joon Hyung marah.
“Bukan
itu maksudku. Jangan beritahu Dokter Jung, Dia adalah kakakmu. Bagaimana kalau
kau tidak sengaja memberitahunya? Aku tidak mau dia berpikir kalau aku seorang
pembohong, jadi, kumohon jangan beritahu dia, oke?” ucap Bok Joo
“Apa kau
sebegitu menyukainya? Kenapa? Apa yang
kau sukai dari dia?” kata Joon Hyung tak percaya
“Ya, aku
menyukainya. Jadi Apa masalahnya? Apa aku tidak boleh menyukai seorang pria
atau semacamnya? Aku bahkan tidak berharap dia akan menyukaiku juga. Aku hanya
ingin melihatnya dan menyukainya. Apa
aku tidak boleh melakukan itu? Maafkan aku karena aku menyukai kakakmu.” Ucap
Bok Joo dengan nada tinggi lalu pergi meninggalkanya.
Tae Kwon
duduk ditengah-tengah antara Nan Hee dan Sun Ok terlihat sedikit ketakutan. Nan
Hee bertanya pendapat Tae Kwon apakah temanya itu menyukai Bok Joo. Tae Kwon
tak tahu dan tidak bisa menebaknya lalu merasa kalau mereka itu tidak tahu nama
masing-masing meskipun sudah sering bertemu.
“Aku Cho
Tae Kwon dari tim renang.” Ucap Tae Kwon memperkenalkan diri.
“Aku Jung
Nan Hee dari tim angkat besi.” Kata Nan Hee dengan gaya centilnya, lalu Sun Ok
pun ikut memperkenalkan dirinya.
“Aku sangat
senang bisa mengenal gadis keren seperti kalian... Pertama, aku harus meminta
maaf pada kalian karena kesalah pahaman
yang terjadi akibat temanku yang bodoh. Aku senang kita jadi teman.” Kata Tae
Kwon mencoba untuk tenang
“Jangan khawatir.
Kami tidak memiliki... perasaan kesal padamu, Tae Kwon.” Ucap Nan Hee
mengodanya.
“Tapi
Temanmulah masalahnya. Sepertinya dia bermain-main dengan perasaan Bok Joo.”
Kata Sun Ok
Tae Kwon
pikir juga seperti itu, karena Joon Hyung terlalu mementingkan dirinya sendiri,
dan senang bermain-main dengan emosi seseorang. Padahal ia sudah memberitahunya berkali-kali kalau akan
dihukum karena kelakuannya, tapi tidak pernah mendengarkan nasihatnya.
“Pokoknya,
aku akan memberinya pelajaran sebisakusupaya dia tidak lagi menimbulkan
masalah.” Ucap Tae Kwon menenangkanya.
“Aku
senang karena kita berada di pihak yang sama. Ini agak sedikit canggung. Bisakah
kita bicara dengan santai?” ucap Sun Ok, Tae Kwon merasa senang mendengarnya,
saking gugupnya memanggil Nan Ok. Gabungan dari nama keduanya.
Bok Joo
tiba-tiba datang melewati mereka dengan wajah kesal, Dua temanya berpikir Joon
Hyung sudah menolaknya lalu berlari mengikutinya. Joon Hyung pun hanya
melihatnya, Tae Kwon mengaku sangat gugup dan menurutnya dua wanita tadi sangat
menyeramkan sampai kakinya bergetar dan bertanya apa sebenarnya yang membuat
pergi selama itu.
Ketiganya
pergi ke atap, Sun Ok dan Nan Hee menyuruh Bok Joo agar minum saja dan
melupakan semuanya. Nan Hee pikir Berkencan dengan pria tampan bisa jadi
terlalu menegangkan. Bok Joo meminta agar mereka tak membahasnya karena sudah
mengatakan dari awal kalau bukan seperti itu yang sebenarnya. Sun Ok piki Tidak
ada untungnya membicarakan apa yang sudah terjadi.
“Lupakan
saja tentang dia!” ucap Sun Ok masih berpikir Bok Joo menyukai Joon Hyung.
“Pikirkanlah
sesuka kalian. Itu tidak masalah.” Kata Bok Joo pasrah
“Hei, aku
akan mengenalkan kalian pada pria-pria, Sekarang Jadi Bagaimana menurutmu
dengan dia? Dia anak jurusan mendayung. Aku sudah mengamatinya, tapi akan
mengenalkannya padamu... jika dia memang tipemu.” Ucap Nan Hee memperlihatkan
pada ponselnya.
“Atau...
Siapa namanya? Tae Kwon? Bagaimana menurutmu? Dia terlihat seperti target yang
lebih mudah dari Joon Hyung.” Ucap Nan Hee, Bok Joo seperti tak peduli karena
bukan dua pria itu yang disukainya.
“Bok Joo
juga memiliki standar. Jangan aneh-aneh.” Kata Nan Hee
Nan Hee
pikir tak ada yang salah karena menurutnya Tae Kwon lucu dan akan mudah
dihadapi bahkan juga cukup tahu dalam
hal bergaya dan manis. Sun Ok mengejek temanya itu memang menyukai semua pria
dan menyuruhnya berkencanlah dengan semua orang.
“Aku
sangat merindukannya.” Ucap Bok Joo menatap langit, dua temanya mengeluh Bok
Joo yang masih jatuh cinta dengan Joon Hyung. Bok Joo terus mengatakan sangat
mencintainya dan melihat wajah Jae Yi di langit yang sedang tersenyum padanya.
Bok Joo
sedang melakukan olahraga di kamarnya, Si Ho ingin menanyakan sesuatu, Kenapa
Bok Joo mengangkat karung beras itu untuk Joon Hyung kemarin. Bok Joo mengaku
memiliki sebuah alasan dan tak bisa mengatakanya dan itu masalah pribadi. Si Ho
bisa mengerti.
“Kau juga
orang yang misterius.” Komentar Si Ho terdengar sinis.
Ponsel
Bok Joo berbunyi, pesan dari Joon Hyung “Aku juga memberikan tiket untuk Jae Yi. Dia akan duduk di
sebelahmu. Jadi Bertingkahlah terkejut. Ini hadiahku.” Bok Joo
tersenyum bahagia membaca pesannya, Si
Ho melihat tingkah temanya merasa cemburu berpikir kalau Bok Joo pasti menyukai
Joon Hyung.
Dua temanya
duduk di ruangan TV, Sun Ok bingung melihat Bok Joo yang terlihat tidak senang padahal sangat suka
roti dengan cream cheese, lalu memberikanya satu slice. Nan Hee merasa memang
makanan itu sangat enak. Tim senam datang melihat Ruang santai terlihat seperti
pasar.
“Mereka
semua duduk di sana seperti sekelompok nenek tua. Coba Lihat postur mereka.”
Sindir Tim Senam,
“Urusi
saja urusanmu.Kita bisa makan dan melakukan apapun yang kita mau. Ini tidak
mempengaruhimu.” Kata Nan Hee tak mau memperingatinya.
“Kasihanilah
mereka. Selera makan adalah 1 dari 3 keinginan terbesar manusia, tapi mereka
tidak bisa memilikinya.” Ucap Sun Ok menambahkan
“Baiklah.
Aku yakin ada beberapa hal yang kalian juga tidak bisa miliki. Katakan saja
kita impas. Mereka tidak pernah berkencan.” Ejek Tim Senang, Nan Hee terlihat
sangat marah mengangkat kepalan tanganya, Tim senang pun memilih untuk pergi.
“Jadi Haruskah
aku pergi? Atau tidak? Haruskah aku pergi saja? Dia akan berpikir ini aneh jika
aku duduk di sebelahnya. Aku tidak punya pakaian yang cocok untuk dipakai ke
sebuah orkestra.” Gumam Bok Joo binggung lalu berpikir tak perlu memikirkanya.
Joon
Hyung dan Tae Kwon meneriman hukuman lagi. Sun Ok menyuruh mereka menyikat
lantai pinggir kolam renang dengan benar, lalu bertanya dengan nada mengejek
apakah ini melukai harga diri mereka karena bersih-bersih dengan anak baru
“Apa Kau
mau melakukannya sendiri?” ucap Joon Hyung kesal, Tae Kwon menyela dengan
berteriak “ Tidak!Kami akan bekerja lebih keras!” Ki Suk menyuruh mereka lebih
berkerja keras lagi sekarang.
Tae Kwon
mengeluh tanganya sakit dan merasa kalau hukuman ini lebih baik dari yang dipikirkan menurutnya
jika mereka tidak menang maka hukumanya mungkin akan lebih buruk dibandingkan
ini jadi mereka itu berhutang pada teman Joon Hyung itu.
“Ngomong-ngomong,
apa dia benar-benar menyukaimu? Teman-temannya sepertinya berpikiran begitu.”
Ucap Tae Kwon
“Mereka
salah paham. Dia menyukai orang lain” kata Joon Hyung, Tae Kwon tak percaya
mendengarnya
Keduanya
lalu melihat Sun Ok dan Nan Hee hanya berjalan berdua saja. Tae Kwon
bertanya-tanya kemana Bok Joo sekarang. Joon Hyung tahu kalau Bok Joo itu sedang
sibuk berakting anggun sekarang.
Bok Joo
sudah ada di gedung pertunjukan dengan mengunakan dress, melihat Jae Yi yang
sudah duduk dibangku penonton. Lalu ia mempersiapkan diri lebih dulu dan
berpura-pura terkejut, melihat kakak Joon Hyung. Jae Yi pun juga terkejut
melihat Bok Joo.
“Apa kau
disini untuk menghadiri orkestra?”kata Jae Yi, Bok Joo membenarkan merasa kalau
itu kebetulan sekali.
“Joon
Hyung memberiku tiket.” Ucap Jae Yi, Bok Joo mengaku kalau selalu ingin mendengar orkestra ini.
“Bahkan
kursiku ada di sebelahmu, Ini hampir terlihat seperti sebuah rencana.” Kata Bok
Joo. Jae Yi pikir seperti itu lalu melihat penampilan Bok Joo yang berbeda
karena hampir tidak mengenalinya.
“Aku merasa
sedikit tidak nyaman, tapi kau harus berdandan sesuai dengan situasinya.”kata
Bok Joo, Jae Yi pun mengajak Bok Joo untuk segera duduk.
Keduanya
menikmati pertunjukan orkestra dengan saling memandangi bergantianya, seperti
tumbuh rasa cinta yang tak bisa diucapkan. Setelah selesai Jae Yi menanyakan
pendapat Bok Joo karena Ini lebih baik dari yang dibayangkan dan merasa Harmoni
dari instrumen itu benar-benar luar biasa.
“Kau
bermain cello. Itu pasti sangat hebat.” Ucap Jae Yi bangga, Bok Joo membenarkan
menurutnya mereka sangat berbakat. Jae Yi pun mengajak Bok Joo untuk
mengantarnya pulang.
“Kau
tidak perlu. Tapi Sebenarnya, itu akan membantu. Halte busnya lumayan jauh dari
sini.” Kata Bok Joo lalu mengikutinya.
Di dalam
mobil
Bok Joo
melihat pelatih Choi yang menelpnya, dan sengaja tak mengangkatnya. Jae Yi
merasa memakan waktu lebih lama dari
yang dipikirkan karena perjalanan yang macet dan meminta maaf, Bok Joo mengaku
kalau menyukainya, lalu meralatnya kalau ia tak masalah. Tiba-tiba hujan turun
dengan sangat deras.
“Kalau
dipikir-pikir, hujan selalu turun ketika aku bersamamu.”kata Jae Yi, Bok Joo
rasa kalau Mungkin awan gelap selalu mengikutinya.
“Tidak.
Ini kebalikannya. Matahari selalu mengikutimu.” Ucap Jae Yi memujinya, Bok Joo
tersipu malu mendengarnya.
“Dr.
Jung... Bicaralah santai denganku. Kau jauh lebih tua dariku.” Kata Bok Joo
“Aku
tidak boleh seperti itu. Kau pasienku. Aku harus tetap profesional.” Kata Jae
Yi, Bok Joo mengerti karena hanya dianggap pasien oleh Jae Yi
“Ahh..
Bukan pasien yang seperti itu. Tolong jangan salah paham.” Ucap Jae Yi terlihat
panik mencoba menjelaskan
Bok Joo
tersenyum merasa kalau Jae Yi memang terlihat lucu, lalu meminta maaf karena
berkata tidak sopan. Jae Yi pikir merasa senang mendengarnya karena Tidak ada
seorangpun yang pernah mengatakan kalau dirinya itu lucu.
“Aku senang... Aku lega aku
melewati jalan itu....hari itu dan membawa meja rias itu. Aku lega karena hari
itu hujan, dan aku tidak membawa payung. Aku lega karena.. aku tidak menyerah
mengejarnya. Aku lega karena aku... terlahir sebagai seorang wanita.”Gumam Bok
Joo terlihat bahagia dengan mengambar bentuk love dari kaca jendela yang
berembun.
Bersambung
ke part 6
Episode 6 please... This is funny story and i like it so much
BalasHapus