Kim Sun
memanggil Eun Tak bertanya apakah ia semalam tidur dalam restoran, Eun Tak pun
tak bisa mengelak dan minta maaf karena tidak
bisa menemukan waktu yang tepatuntuk mengatakannya. Lalu bertanya bagaimana Kim
Sun bisa mengetahuinya. Kim Sun mengeluarkan sebuah sikat gigi.
“Aku
tidak menyikat gigiku di toko tapi Aku punya bukti lain.” Ucap Kim Sun
mengeluarkan beberapa lembar note.
Flash
Back
Eun Tak
ingin menuliskan pesan untuk atasanya “Nona
Kim.Aku sebenarnya tidur di restoran...” tapi merobeknya, dengan
menuliskan kata yang lain “Nona Kim.. bolehkah aku tinggal di sini sementara
waktu?” kembali merobeknya merasa tak cocok.
Esok
harinya, Eun Tak mencoba menuliskan lagi “Nona Kim... Aku sudah tidur di sini
selama beberapa hari...Terima kasih karena mengizinkanku tinggal di sini. Aku
sudah diusir dari rumah. Kumohon tolong aku.”
Eun Tak
akhirnya meminta maaf, Kim Sun bertanya apakah ini berhubungan dengan bibinya.
Eun Tak membenarkan dan beberapa hal yang terjadi padaku. Kim Sun bisa
mengerti, Eun Tak bertanya apakah Kim Sun ingin menayanyakan pertanyaan lain.
Kim Sun pikir untuk apa karena ia juga tak mau
menyelesaikannya saja dan hanya ingin melakukan sebisanya.
“Ini
upahmu selama seminggu.” Ucap Kim Sun, Eun Tak binggung karena diberi gaji
mingguan.
“Kalau
aku menggajimu secara bulanan, kau
mungkin tidak akan dapat apa-apa. Bahkan kalau kau tidur di sini, jadi pergilah ke kamar mandi umum untuk mandi.”
Kata Kim Sun dan menyuruh Eun Tak juga mengambil cemilanya.
Eun Tak
mengucapkan terimakasih, Kim Sun pikir tak perlu karena memang Eun Tak yang
berhak atas itu, dan menurutnya kalau Eun Tak itu akan dianggap gampangan. Eun
Tak menjelaskan kalau tidak berterima
kasih karena uangnya tappi berterima kasih karena Kim Sun sangat mengagumkan.
“Itu karena
uang begitu mengagumkan, Sekarang kau Mandilah. Sebelum kau pergi, panggangkan
cumi untukku.” Ucap Kim Sun, Eun Tak pikir Kim Sun ingin minum.
“Tidak,
cumi saja dan Aku tidak minum karena Aku akan mabuk kalau minum.” Kata Kim Sun,
Eun Tak binggung karena minum itu pasti mabuk.
Kim Shin
sedang membaca ditoko buku, Eun Tak memanggang cumi sambil melamun mengingat
saat memeluk erat Kim Shin karena ketakutan, tanpa sadar cuminya malah terbakar
akhirnya membuatnya harus meniup api sambil menjerit panik karena semua adalah
kesalahan. Kim Shin seperti mendapatkan sinyal untuk pergi. Eun tak pun
membalikan badanya melihat Kim Shin sudah berdiri dengan membaca buku.
“Apa yang
kau baca?” tanya Eun Tak, Kim Shin mengaku
selalu punya buku di sampingnya, serta tertarik pada musik dan seni.
“Aku
minta maaf karena mengganggumuyang sedang membaca.” Kata Eun Tak, Kim Shin
membenarkanya dengan mengeluh karena mengangguknya.
“Aku
tidak bisa memanggilmu. Itu kesalahan. Aku sedang memanggang cumi dan terbakar.
Jadi aku harus meniupnya. Kenapa kau di sini? Kupikir kau sudah pergi.” Kata
Eun Tak seolah tak peduli.
“Aku
sedang mengemasi bukuku. Buku adalah yang terpenting. Jadi Aku sebaiknya
kembali dan berkemas.” Ucap Kim Shin akan pergi,
Eun Tak
memanggilnya, Kim Shin mengeluh Eun Tak yang
selalu saja mengajakku bicara saat akan pergi. Eun Tak pikir itu
terbalik karena Kim Shin yang selalu pergi saat ia sedang bicara. Eun Tak
menjelaskan kalau ada sesuatu yang
dinginkanya, Kim Shin langsung menyela kalau tak ada memberikan uang 5juta won.
“Kupikir
kau mau bilang, kau tidak akan
"menembak"ku. Itu karena kau suka menebak-nebak dan mengatakan
sesuatu yang aneh.” Keluh Eun Tak, Kim Shin pun tak terima diangap kalau itu
jadi salahnya.
“Sejak
kapan kau mengatakan harusnya aku melihat sesuatu. Jadi apa yang tepatnya harus
kulihat... agar aku bisa berguna untukmu?” kata Eun Tak
“Kalau
aku memberitahumu, apa kau akan bilang kalau bisa melihatnya?” ucap Kim Shin
penasaran
“Tidak.
Aku akan bilang tidak bisa melihatnya walaupun bisa melihatnya. Bagaimana kalau
kau mendadak jadi baik karena aku bisa melihatnya? Kau mungkin saja akan
memberikanku uang 5000 dolar dan membelikanku steik. Kau mungkin saja akan
bertanya apakah aku ingin sesuatu. Kemudian aku akan capek karena kau sangat
menjengkelkan.” Ucap Eun Tak dengan memalingkan wajahnya
“Aku
tidak pernah mendengar hal semacam itu Aku bersumpah. Aku tidak pernah
mendengarnya.” Tegas Kim Shin memarahi Eun Tak yang tak menatapnya padahal
sedang bicara
Eun Tak pikir
Kim Shin Jangan jawab kalau memang tak mau, Kim Shin ingin tahu apakah Eun tak
melihat sesutu yang spesial, seharusnya kelihatan menyakitkan. Eun Tak seperti
melihat sesuatu, merasa kalau tahu sekarang dan akhirnya pamit pergi karena
sedang sibuk.
Kim Shin
merayunya dengan bertanya apa yang dinginkanya, Eun Tak meminta 5000 dolar. Kim Shin menolak dengan berpikir kalau Eun
Tak sedang sibuk, Eun Tak akhirnya meminta agar makan daging.
Mereka
makan di restoran daging panggang, Kim Shin memberitahu kalau itu daging
panggang yang terakhir lalu bertanya apakah memang bisa melihatnya. Eun tak
membenarkan, lalu mengucapkan terimakasih atas makananya. Kim Shin masih
penasaran apakah Eun Tak memang bisa melihatnya, Eun tak merasa Kim Shin seperti sedang menggertaknya.
“Aku
minta maaf.” Kata Kim Shin tak enak hati lalu menawarkan jus agar Eun Tak tak
marah.
Keduanya
pun sudah ada di depan counter, Eun Tak mengaku sudah sangat kenyang karena
makan banyak daging. Kim Shin mengatakan
kalau akan membelikan dengan harga yang paling mahal. Eun Tak menunjuk jus
dengan gelas ukuran besar. Kim Shin mengejek kalau itu tandanya Eun Tak tak
kenyang.
Tiba-tiba Wang Yeo datang
ingin minum jus juga, Pelayan bertanya apakah Kim Shin akan membayarnya juga.
Kim Shin dengan senyuman mengatakan kalau Wang Yeo yang akan membayarnya. Eun
Tak berada disamping Kim Shin terlihat ketakutan melihat Wang Yeo yang ada
didekatnya.
Wang Yeo
heran dengan Kim Shin karena selama ini benci buah-buahan. Kim Shin balik
bertanya berpikir kalau Wang Yeo baru
saja membunuh orang. Wang Yeo memberitahu kalau datang sebagai pelanggan, Eun
Tak sedih berpikir kalau ia yang akan mati sekarang.
“Apa
aku... disuap dengan daging dan ditangkap dengan jebakan jus? Apa kalian berdua
benar satu tim?” ucap Eun Tak.
“Tidak,
itu hanya kesalahpahaman. Aku sebenarnya ada di pihakmu. Kau bisa melihat
pedangnya maka Cabut pedangnya.” Kata Wang Yeo sambil berbisik memberikan
kata-kata hipnotis.
“Apa yang
kau bicarakan? Kenapa juga kau ada di pihakku?” balas Eun Tak heran.
“Kenapa
dia dan Kenapa aku tidak bisa mengontrolnya?” ucap Wang Yeo binggung, Kim Shin tersenyum karena Eun Tak itu bukan seseorang yang bisa
diprediksi.
“Itu
artinya aku akan dapat banyak dokumen pendukung untuk diserahkan.” Keluh Wang
Yeo lalu pamit karena harus pergi ke sebuah pertemuan.
Eun Tak
tak percaya Wang Yeo memang datang untuk minum jus dan bertanya kenapa Wang Yeo
mengatakan kalau ada di pihaknya, Kim Shin menjawab kalau itu bukan
urusanya. Eun Tak lalu berkomentar kakau
Wang Yeo itu terlalu tampan?
“Apa karena
manusia akan jadi penurut kalau malaikat
mautnya tampan? Mungkin saja mereka hanya mempekerjakan yang tampan. Apa semua
malaikat maut itu tampan?” kata Eun Tak memuji
“Kau
bilang itu tampan? Lalu Bagaimana dengan aku?” tanya Kim Shin, Eun Tak menjawab
kalau biasa saja. Kim Shin kesal
menyuruh Eun Tak berhenti minum,
“Pria itu
juga tampan.Sepertinya hanya orang tampanyang datang ke sini.” Kata Eun Tak
menunjuk salah satu pria didepanya.
Kim Shin
pun melihatnya dan Eun Tak mengambil kesempatan meminum jusnya. Seorang pria
sibuk dengan ponselnya akan bertemu dengan pacarnya, lalu seroang wanita masuk
ke dalam cafe berbicara dengan pacarnya kalau baru sampai di cafe. Hanya dengan
satu tanganya, Kim Shin membuat earphone si wanita tersangkut pada tas pria
yang akan keluar dari cafe. Si wanita terlihat sangat marah mengambil ponslenya
yang terjatuh. Eun Tak melihat tatapan
Kim Shin bertanya apa yang sedang dilakuanya.
“Semua
orang berharap itu terjadi pada mereka.” Kata Kim Shin, Eun Tak pun melihat dua
pria yang tak sengaja saling bertabrakan.
Kim Shin
mengatakan kalau ini sihir, si wanita yang tadinya akan marah seperti terpana
melihat si pria dan berusaha melepaskan earphone dari tas pria. Kim Shin
menekuk jari telunjuknya si wanta membungkuk akan pamit pergi, tapi terjatuh
dan rambutnya tersangkut pada kancing baju si pria. Eun Tak melonggo
mendengarnya.
Sihir Kim
Shin kembali dilakukan dengan sengaja menjatuhkan Si wanita kepelukan pria
dengan mendorongnya, karena seorang pria dibelakangnya. Si pria pun menangkap
si wanita sebelum terjatuh, keduanya pun saling menatap si wanita merasa kalau
hari yang aneh karena seperti tersihir dan pria itu berani bertanya apakah
wanita itu memiliki pacar. Si wanita mengaku tidak karena sifat orang tuanya
sangat keras. Si pria juga Tidak pernah seumur hidupnya memiliki pacar dan sudah menunggu saat-saat seperti ini. Eun Tak
yang melihatnya meminta agar mereka berciuman.
Keduanya
akhirnya keluar dari cafe, Eun Tak pikir Kim Shin punya kerja sampingan sebagai
cupid. Kim Shin menjelaskan Satu atau
dua dalam seaba ada yang bereinkarnasi dengan wajah yang sama dengan kehidupan
mereka yang sebelumnya jadi ia kenal dengan pria itu di kehidupan sebelumnya
dan tidak sanggup kehilangan wanita itu.
“Bagaimana
kehidupan pria itu yang sebelumnya?Apa dia menyelamatkan negara saat sedang genting?”
tanya Eun Tak
“Di
kehidupan sebelumnya, dia adalah pemilik lahan pertanian. yang menjadi lintah
darat bagi petani miskin.” Cerita Kim Shin, Eun Tak kesal karena Kim Shin malah
menolongnya karena tidak adil.
“Aku
bukan peri penolong mereka. Tapi Aku adalah penolong dari seorang pria dan wanita yang sudah hilang dari hidup
mereka.” Jelas Kim Shin
Sebelumnya
si pria sedang mengirim pesan pada pacarnya begitu juga sang wanita dengan
pacarnya. Kim Shin tahu pria itu adalah
pembohong dan pengecut dan Wanita itu angkuh dan tidak tahu berterima kasih
jadi keduanya akan jadi mimpi buruk satu sama lain. Eun Tak memuji Kim Shin
yang memang keren.
“Dari waktu
ke waktu.. aku ikut campur.. dalam hidup manusia dengan menyihir mereka.” Ucap
Kim Shin
“Omong-omong,
kenapa kau bicara seperti seorang aktor dari drama sejarah?” komentar Eun Tak,
Kim Shin juga tak tahu alasanya.
“Seperti
yang dikatakan, itu karena aku sudah melakukan dosa besar.. di kehidupanku
sebelumnya makanya aku dihukum seperti ini? Apa hukumanku.. adalah lahir
sebagai pengantinnya goblin?” tanya Eun Tak
“Aku
tidak ada hubungannya denganmu di kehidupanmu sebelumnya. Kau masih terlalu
muda untuk menilai hidupmu. Dan kau juga bukan pengantin goblin.” Tegas Kim
Shin
“Kupikirbisa
menipumu. Aku tahu kalau punya masa sulit tapi suka karena masih hidup. Aku
sangat disayangi oleh ibuku bahkan punya payung sekarang. Aku pernah senang
bertemu denganmu.” Ucap Eun Tak memberikan penekanan kalau “pernah senang”
“Kau
punya dendam rupanya.Dan kau tidak menjawab apakah kau bisa melihat pedangnya
atau tidak. Jadi Apa kau melihatnya?” kata Kim Shin masih penasaran
“Ini yang
dikatakan ibuku. "Kita harus melihat di mana kita meletakkan kaki sebelum
mulai melangkah dan ketahuilah ke mana arah kita melangkah."Kau tahu
maksudnya kan?” ucap Eun Tak, Kim Shin mengaku tak tahu.
“Maksudnya,
kita berpisah di sini saja dan Aku akan ke sana.” Kata Eun Tak menahan kesal
lalu pergi ke arah depan.
Eun Tak
berjalan beberapa langkah dan kembali membalikan badan, saat itu masih melihat
Kim Shin ada dibelakangnya. Keduanya terlihat seperti dalam sebuah lukisan yang
bagus sebagai pasangan kekasih. Kim Shin
sudah ada dirumah, tersenyum sendiri dengan pujian Eun Tak kalau ia sangat keren.
Duk Hwa
datang melihat Kim Shin yang berdiri seperti sebuah lukisan, karena berdiri depan kaca jendela, lalu bertanya kemana Wang Yeo. Kim Shin mengatakan
kalau sedang tak dirumah dan mungkin lembur. Duk Hwa mengaku kalau ia memiliki
ide.
“Sepertinya
aku harus jadi malaikat maut kalau mati
nanti. Di tengah perjalanan di ujung kehidupan, kematian sedang menungguku. Aku
yang akan menyambut malaikat maut itu sendiri.” Ucap Duk Hwa penuh semangat,
Kim Shin menyuruh Duk Hwa untuk mimpi saja.
“Dosamu
masih kurang banyak untuk jadi malaikat maut. Aku tidak mau mengatakannya
padamu, tapi hanya orang yang punya dosa sangat besar yang bisa menjadi
malaikat maut.” Jelas Kim Shin, Duk Hwa penasaran dosa sebesar apa
Kim Shin
binggung bagaimana bisa Duk hwa mengetahuinya. Duk Hwa berpikir kalau Wang Yeo
memang sudah membunuh seseorang menurutnya mereka tidak bisa menilai seseorang
dari luarnya saja. Kim Shin ingin Duk Hwa menjawab bagiaman tahu kalau Wang Yeo
adalah malaikat kematian. Duk Hwa pikir terlalu
terlambat untuk menanyakan hal itu, lalu memingtakan waktu Kim Shin membuat
ruangan jadi berkabut dan penuh petir.
“Aku
sangat takut melihat dia keluar dari ruangannya. Tapi dia bahkan tidak
bergeming sedikitpun.” Ucap Duk Hwa melihat Wang Yeo dengan santai menanyakan
ada apa dengan Kim Shin.
“Kudengar
dia bicara tentang.. bagaimana malaikat maut bisa melihat masa depan dan
segalanya.” Kata Duk Shim.
Saat itu
Kim Shin menyuruh Wang Yeo untuk diam dan menjaga mulutnya. Wang Yeo memperingatakan Jangan meremehkan
kekuatannya untuk melihat masa depan.
Duk Hwa pun belum semuanya karena bisa melihat
kulitnya yang pucat dan bibirnya yang merah sambil mengejek karena
selalu mengunakan pakaian warna hitam. Saat itu Wang Yeo sudah duduk didekatnya
dengan tatapan sinis.
“Kupikir
dia kelihatan gagah.” Ungkap Duk Hwa tak ingin mencari masalah dan pamit pergi.
“Hei..
Kau.. Darimana kau tahu kalau aku malaikat maut?” ucap Wang Yeo menanyakan
lebih dulu.
“Bagaimana
bisa aku tidak tahu kalau kau melakukan ini dan itu? Kau baru saja melakukan
teleportasi ke sini. Kalian berdua harus lebih hati-hati karena terlalu bebas.”
Ucap Duk Hwa sempat ketakutan
“Kau
membongkar penyamaranku. Kau bicara di belakangku, Goblin.” Ucap Wang Yeo
menunjuk ke arah Kim Shin
“Bagaimana
bisa kau menyalahkanku dengan kelakuanmu itu? Kau pasti pernah membunuh di
kehidupanmu sebelumnya.” Ucap Kim Shin menunjukanya.
Wang Yeo
melonggo tak percaya, Duk Hwa berjalan menjauh dengan wajah ketakutan. Wang Yeo
pikir kalau Kim Shin memang dihukum karena tidak bersalah sama sekali lalu
pergi meninggalkan dengan wajah kesal. Duk Hwa merasa kalau Kim Shin pasti
sudah menyakitinya dan bertanya apa yang dilakukanya. Kim Shin pikir Duk Hwa
bisa melihat kalau tak memiliki petunjuk yang harus dilakukanya.
Wang Yeo
duduk dimeja kerjanya, lalu menuliskan tentang dosa besar “ Tidak patuh, Tidak
setia, Angkuh, Tidak bermoral. Tidak bisa dipercaya.” Tapi akhirnya terhenti
berpikir kalau bukan itu masalahnya. Kim Shin datang berdiri didepan pintu
mengatakan kalau memang bukan itu yang ingin dilakukanya.
“Apa ini?
Apa yang mau kau lakukan sekarang?” kata Wang Yeo sinis
“ Bersikaplah
penuh tanggung jawab, Kemauan untuk menjadi lebih baik. Orang menyebutnya,
"permintaan maaf." Aku minta maaf karena lidahku salah bicara.” Kata
Kim Shin
“Apa yang
tidak kulakukan di antara semua itu?” kata Wang Yeo, Kim Shin menyebut Ketidakpatuhan. Wang Yeo pun menyuruh Kim Shin segera keluar saja. Kim
Shin mengaku kalau melakuanya karena berpikir Wang Yeo akan tertawa. Wang Yeo
menyuruhnya segera keluar.
“Kehidupanmu
sebelumnya tidak penting Aku tidak peduli apa yang kau lakukan dan siapa dirimu
di kehidupanmu sebelumnya.”ucap Kim Shin, Wang Yeo tak percaya tapi Kim Shin
menyakinkanya.
“Tidak
peduli apapun, aku akan tetap membencimu.” Kata Kim Shin, Wang Yeo tertawa
mendengarnya lalu tersadar kalau seharusnya tidak tertawa.
Duk Hwa
bercerita pada kakeknya kalau Saat pertama keduanya bertemu, berpikir Kim Shin
akan langsung mengusirnya tapi anehnya malah terlihat sangat akrab. Kakek Duk Hwa mengatakan kalau Yang satu kehilangan
ingatan dari kehidupan sebelumnya dan Yang satu menderita karena tidak bisa
lupa, menurutnya keduanya bergantung satu sama lain.
“Kau dan
aku.. adalah perhentian tempat beristirahat.. dalam hidup mereka yang panjang.”
Ucap Kakek, Duk Hwa mengangguk mengerti lalu tersadar dengan sesuatu.
“Tunggu, apa
kau juga tahu itu? Aku khawatir mereka akan membongkar penyamaran di luar sana.”
Kata Duk Hwa, Kakek menyuruh Duk Hwa mencemaskan saja dirinya lalu menghukum
dengan mengangkat tangan dengan benar.
Duk Hwan mengeluh tidak bisa jadi cucunya karena tega melakukan ini
padanya.
Duk Hwa
turun dari mobilnya, menunjuk sebuah restoran tempat Duk Shin berkerja,
dibelakangnya juga turun dari mobil. Duk Hwa pikir Tuan Kim tahu kalau Bangunan ini adalah hadiah di hari ulang
tahunnya yang ke delapan. Tuan Kim mengetahuinya dan bertanya apa yang didapat
dari ulang tahunmu yang ke-9, Duk Hwa mengaku
Kebencian walaupun tidak lama dan sekarang sudah dewasa
“Kau tahu
mereka masih membencimu, kan? Kau menghabiskan banyak sekali uang, seperti
orang dewasa.” Ucap Tuan Kim.
“Makanya
kau memblokir kartu kreditku, kan. Oleh karean itu aku berencaa menghasilkan
uang dari gedung ini. Jadi Suruh penyewanya keluar. Semakin sedikit masalah, semakin baik. Kita
akan Mulai dengan menyingkirkan bisnis restoran ayamnya.” Ucap Duk Hwa
“ Ada beberapa
hal yang harus kau tahu. Pertama, apa kau melihat tanda "tutup"
didepan pintu. Tokonya belum buka, jadi tidak ada bisnis di situ. Kedua, aku ke
sini tidak untuk menjadi perwakilanmu. Aku membuntuti mu karena Pak Presdir
yang menyuruhku.” Ucap Tuan Kim, Duk Hwa tak percaya Tuan Kim mengikutinya
secara terang-terangan dan berpikir kalau ada dipihaknya
“Kalau
begitu, lakukan ini. Kau akan segera mendapat telp dan Seorang wanita akan
bertanya apakah aku bekerja di situ. mKa Kau hanya harus menjawab ya, Itu saja
yang harus kau lakukan.” Ucap Duk Hwa, Tuan Kim pikir Duk Hwa tak berkerja
ditempat itu.
Duk Hwa
mengeluh Tuan Kim yang terlalu jujur, dan tahu kalau kakeknya pasti senang
bekerja denganya, lalu memohon agar mau melakuanya karena harus membuat kartu
kredit baru. Tuan Kim seperti tak ingin membantu.
Wang Yeo
keluar kamar melihat Kim Shin sedang duduk berusah mengendap-ngendap, Kim Shin
tahu Wang Yeo akan keluar bertanya mau pergi kemana, Wang Yeo mengaku akan
pergi ke swayalan. Wang Yeo mengejek
alasannya makin lama makin aneh saja. Wang Yeo menunjukan tas belanja yang
dibawanya. Kim Shin mengaku kalau tidak
tahu apa gunanya.
Akhirnya
Wang Yeo mendorong trolly dan Kim Shin mengambil beberapa potong daging, Wang
Yeo tidak percaya kalau Kim Shin akan ikut, dan merasa kalau sikapnya itu tak
mempercayainya. Kim Shin malah bertanya-tanya apakah ia bisa mempercayai Wang
Yeo.
“Kau mau
menemuinya tapi malah ke sini karena aku ikut. Kau mau ke kafe untuk
menangkapnya, tapi kau sudah ketahuan olehku.” Ucap Kim Shin
“Aku
tidak akan mengambilnya. Tapi Aku sebenarnya mendukungnya.” Ucap Wang Yeo, Kim
Shin pun menanyakan alasan Wang Yeo bisa
mendukungnya
“Aku ada
di pihaknya. Kau akan mati kalau pengantinnya
menarik pedangmu. Jadi Lebih baik kau menghilang saja daripada harus
pindah ke luar negeri.Dia belum bisa melihat pedangnya,tapi aku berharap ada
keajaiban dan dia bisa melihatnya nanti.
Aku akan mempertaruhkan segalanya untuk itu.” Ucap Wang Yeo penuh semangat
Kim Shin
terlihat marah mulai memperlihatkan akan mengeluarkan petir, Wang Yeo
mengingatkan Kim Shin kalau orang-orang bisa melihatnya. Kim Shin pun
menghembuskan nafas menenangkan hatinya lalu mengajak Wang Yeo membuat janji,
yaitu Wang Yeo tidak akan mengganggunya kalau ia tidak ada nanti. Wang Yeo
kaget mendengarnya karena Kim Shin pergi
“Bagaimanapun
juga, kalau kau mencoba mengambilnya, maka aku akan kembali. Jadi Tinggalkan
dia sendiri.” Ucap Kim Shin
“Jadi Kapan
kau akan pergi? “ tanya Wang Yeo, Kim Shin mengaku dua hari lagi.
Kim Shin
keluar dari swayalan lebih dulu melalui pintu dan Wang Yeo dibelakangnya. Wang
Yeo binggung karena tak melihat Kim Shin dada didepanya. Kim Shin sudah ada di
halaman depan rumah Eun Tak dengan barang belanjaanya, Eun Tak baru masuk rumah
kaget melihat Kim Shin dan langsung menariknya keluar.
“Apa
seseorang melihatmu? Kau mana bisa datang ke rumahku begini. Bibiku akan
membunuh kita berdua. Apa dia melihatmuApa dia tidur?” tanya Eun Tak, Kim Shin
mengelengkan kepala,
“Kau membuatku
takut, lalu Apa yang kau lakukan di luar
rumahku? Apa kau ke sini mau menemuiku?” ucap Eun Tak, Kim Shin mengaku itu
mungkin, Eun Tak kaget mendengarnya pengakuan Kim Shin
“Aku
mungkin sedang memikirkanmu sebentar dan Mungkin karena itu aku bisa ada di
sini.” Kata Kim Shin
“Kenapa
bisa seperti itu? Aku kan buka
pengantinmu dan aku juga tidak cantik. Aku hanya tumpukan masalah Dan kau harus selalu menyelamatkanku. Kenapa
kau mau menemuiku?” ucap Eun Tak sengaja menyindirnya.
“Sepertinya
aku merindukan hal itu darimu.Aku sudah melihatmu, sekarang aku bisa pergi dan
Bibimu sudah menghilang. Jadi Rumahnya sudah kosong dan kau masuk saja.” Ucap
Kim Shin, Eun Tak kaget bibinya bisa menghilang dan kapan perginya.
Kim Shin
mengeluh Eun Tak yang datang bahkan tak
mengetahui hal itu. Eun Tak mengaku datang ke rumah karena harus mengambil barang yang tertinggal
dengan melihat bunga kering dikamarnya, menurutnya Kim Shin tak perlu tahu
akan hal itu. Kim Shin pun terlihat tak peduli lalu pamit pergi. Eun Tak hap
nya bisa menatap sedih kepergian Kim Shin
Bersambung
ke part 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar