Yi Kyung
dan Se Jin sudah ada didalam mobil, keduanya melihat seorang wanita keluar dari
toko dengan membawa banyak barang belanjaan dan juga sebuah mobil mewah yang
berjalan di Seoul. Yi Kyung menyuruh Se Ji agar membawa uangnya agar pergi belanjanya
seperti perempuan-perempuan itu dan juga obil yang dikendarai oleh orang-orang
itu
“Cukupkah
uangku ini untuk membeli rodanya?” kata Se Jin tak yakin
“Semuanya
adalah uang. Jadi Bagian mana yang berbeda?” balas Yi Kyung
“Mereka
itu adalah orang-orang kaya.Tempat mereka menghabiskan uangberbeda denganku.”
Kata Se Jin
“Salah!
Apakah ini dinamankan Pengecut atau bukan?Inilah perbedaannya.Kau tidak berani
menghamburkan uang ini.Karena kau tahu begitu uang itu habis, maka kau tidak
punya uang lagi.Pada saat menggunakan uang, kau akan merasa khawatir, 'kan?”
kata Yi Kyung, Se Jin terdiam membenarkanya,
“ Inilah
suratan nasibmu.Kau baru akan merasa aman jika punya uang.Saat uangmu habis, maka
kau merasa bahaya.Sifat orang miskin.” Komentar Yi Kyung
“Sekalipun
begitu, tetap saja tidak boleh menggunakan uangsecara membabi buta seperti
orang kaya.” Kata Se Jin
“Bukankah
kau bilang ingin jadi sepertiku?Orang-orang itu adalah orang-orang seperti ini,
'kan?Jika keinginanmu itu adalah serius, maka jangan mengkhawatirkan
uang.Selama kau masih bisa mengkhawatirkanuangmu sendiri,kau tidak akan pernah
menangdalam pertempuran ini.” Jelas Yi Kyung.
Se Jin
hanya diam saja saat ada toko tas mahal dan bermerek, Yi Kyung hanya melihat
dari kejauhan. Ma Ri datang dengan temanya melihat Se Jin dengan sinis bertanya
mau apa datang ke tempat ini, dan berpikir kalau memasangkan GPS ditubuhnya
jadi bisa mengetahui keberadaanya.
“Apa Sudah
keluar dari rumah sakit? Apa Kau diusir dari rumah sakit karenaketahuan pura-pura
sakit?” ejek Se Jin melawan.
“Hei, ini
butik barang bermerek.Toko yang seharusnya kau kunjungiadalah toko barang
kodian.” Balas Ma Ri lalu melihat ada Se Jin juga tak jauh dari mereka.
“Tadinya
aku sempat heran.Ternyata kau ke sini membantumajikanmu beli tas.” Kata Ma Ri
merendahkan Se Jin lalu mengajaknya pergi ke bagian tas yang dinginkanya.
Se Jin
melihat Barang yang disukai Ma Ri dan langsung mengambilnya dan langsung ingin
membelinya dan juga memilih tas yang lainya. Yi Kyung melongggo, bertanya apa
yang sedang dilakukanya. Se Jin menjawab sedang mengejarkan Prnya. Ma Ri
binggung.
“Ini
Biaya rawat inap rumah sakit ditambah ganti rugi kerusakan mental.” Kata Se Jin
memberikan uang ke tangan Ma Ri, setelah itu memlapor pada Yi Kyung kalau sudah melakukan sesuai dengan instruksinya.
“Aku menggunakan
uang dalam jumlah besar pada hal yang menurutku paling tidak berarti.” Kata Se
Jin, Yi Kyung pun bisa melihatnya dan bisa menerimanya dan mengajak untuk mulai
dari sini saja.
Keduanya
pergi ke sebuah restoran, Se Jin merasa Jika barang-barang ini dibawa pulang
maka bibinya yang melihatnya pasti akan langsung pingsan. Yi Kyung bertanya
bagaimana perasaanya. Se Jin mengaku tak jelas karena Dalam waktu 2 jam aku
menghabiskan uang yang harus didapatkan dengan bekerja keras selama 2 tahun.
“Mentalku
sedikit terguncang. Tapi seperti tadi, sama sekali tidak ada perasaan khawatir.
Sepertinya PR ini berharga.” Ucap Se Jin
“Perasaan
seperti ini. harus kau ingat dengan baik. Sekalipun kelak kau memiliki
kebiasaan menghamburkan uang, perasaan ini tidak boleh sampai kau lupakan.”kata
Yi Kyung. Se Jin mengeluarkan sesuatu dari tasnya sebuah kotak gelang diberikan
untuk Yi Kyung
“Tadi
masih ada sisa sedikit uang. Ini pengeluaran yang lebih tidak berarti dibanding
biaya rawat inap Ma Ri. Karena Presdir sama sekali tidak mau repot menerima
pemberian seperti ini, makanya kubelikan untukmu.”kata Se Jin lalu memasangkan
gelang ke tangan Yi Kyung.
Yi Kyung
melihat kalau kebetulan pergelangan tangannya terlihat kosong lalu memberitahu
ada Sisa PR yang harus diselesaikan. Se Jin kaget, Yi Kyung bertanya Hari ini sudah menghabis
berapa banyak. Se Jin melihat sisa uang di amplopnya
“Sampai
saat ini lebih kurang... Uang yang ada di dalam amplop boleh dibilang hampir
habis kupakai.” Kata Se Jin bangga menyelesaikan tugasnya.
“Berapa
banyak yang kau habiskan,sekarang harus kau dapatkan kembali.Mau itu kau pinjam
atau rampok. Tidak peduli kau pakai cara apapun itu. Waktu satu minggu harusnya sudah cukup.”
Tegas Yi Kyung, Se Jin melonggo mendengarnya.
Yi Kyung
menuruni tangga dengan wajah tersenyum karena sudah memberikan perkerjaan rumah
untuk Se Jin, saat itu Se Jin masih dibuat binggung harus mengembalikan uang
tersebut. Ponsel Yi Kyung berbunyi, Moo Sam menelp meminta agar mereka segera
bertemu sekarang.
Se Jin
kembali ke toko untuk mengembalikan barang yang baru dibeli saat bersama dengan
Ma Ri, tapi seperti kalau tak bisa ditukar padahal baru saja dibeli. Pegawai
menjelaskan kalau pernah kejadian ada yang menggunakannya ke pesta atau reuni,
lalu kemudian dibalikkan lagi. Se Jin keluar dari toko lainya dengan wajah
lemas mengingat perkataan pegawai toko.
“Saat barang diturunkan dari etalase
dan dibungkus, sepatu tersebut sudah jadi barang bekas. Maaf.”Se Jin
kebingungan lalu melihat ke arah gedung-gedung bertingkat yang ada didepanya.
Yi
Kyung bertemu dengan Moo Sam seperti tak
percaya mendengarnya. Moo Sam pikir dirinya tak munkin sengaja datang untuk
bercanda dengannya dan sangat yakin. Yi Kyung
hanya terdiam mendengaan penjelasanya.
“Sekarang
di dalam perusahaan, radar yang berusaha mendeteksi kesalahanku tidak hanya
satu atau dua. Terutama dari Tim Perencanaan. Mereka itu sudah seperti bom”
ucap Moo Sam yakin
“Lalu
dokumen penting itu asalnya dari mana?Orang di luar Grup yang berusaha
menahanmu, menurut tebakanmu, siapa orang itu?” ucap Yi Kyung bertanya-tanya.
“Tidak
jelas. Apa Pentingkah itu sekarang?Rapat Umum Grup Presdir perusahaan sudah di
depan mata.Sebelum saat itu tiba, maka kau harus mencari jalan keluar.” Kata
Moo Sam panik
“Tenangkan
dirimu. Kau adalah calon Tuan pemilik Moojin Grup. Hanya dikarenakan hal sepele
seperti begitu tidak boleh sampai panik.” Ucap Yi Kyung
“Jika hal
ini sampai terbongkar, yang terluka tidak hanya aku seorang. Presdir Seo juga
tidak akan sanggup mempertanggung-jawabkannya.” Ucap Moo Sam mengancam,
“Pada
saat masalah muncul, orang yang duduk di atas perahu yang sama harus saling
berkonsultasi. Bukan malah saling mengancam.” Tegas Yi Kyung
Moo Sam
mengumpat kalau Gun Woo membuat orang sakit kepala dan mereka Harus cari cara
untuk menyingkirkannya. Yi Kyung pikir
kalau cara itu akan ia yang mencarinya. Moo Sam bertanya apakah bisa dipercaya.
Yi Kyung meminta agar Moo Sam harus bisa mempercayainya karena pada situasi
seperti ini, dirinya itu kartu tersembunyi yang dimilikinya.
Hee Jung
masuk ke dalam ruangan melihat Gun Woo sedang memetik gitarnya, lalu bertanya
Dokumen ini harus diapakan. Gun Woo menyuruh agar membakarnya karena tak peduli
dengan yang sudah dilakukan pamanya. Hee Jung pikir sesuatu. Gun Woo
merasakan Ada bau busuk jadi lebih baik
Buang saja.
“Aku akan
melakukannya sesuai caraku. Jam berapa pesta pernikahan putra kedua Direktur Choi?” kata Gun Woo
“Moojin Grup
Center jam 4 sore.” Kata Hee Jung
“Para Direktur
yang ada di Grup akan hadir semuanya 'kan? Apapun itu mencoba merayu atau
memaksa.Aku ingin mencoba yang terakhir kalinya.” Kata Gun Woo
“Park Moo
Sam juga akan hadir.” Ucap Hee Jung memberitahu.
“Tentu
saja. Sebelum gosip dokumen suap tersebut merebak, maka dia akan berusaha
menutup mulutku lebih dulu.” Kata Gun Woo lalu merasa suara gitarnya terdengar
keruh dan mungkin sudah lama tidak dimainkan kali.
Flash Back
Gun Woo
mengatakan pada Yi Kyung kalau “Koinmu dan musikku..” yang menurutnya sangat
serasi. Yi Kyung tertawa mengejek
mendengarnya. Gun Woo berjanji akan rajin belajar dan membalas budinya jadi
meminta agar meminjamkan koinya hingga saat itu tiba.
Yi Kyung
melihat koin yang masih disimpanya, seperti masih sangat berharga. Teringat
kembali dengan kenanganya bersama dengan Gun Wo.
Flash Back
Gun Woo
dengan wajah berdarah mengajak Yi Kyung agar
pergi bersama, Tidak peduli ke mana pun itu. Ke suatu tempat di mana
tidak ada satu orang pun yang kenal pada mereka dan Tinggalkan tempat ini
bersamanya.
Sung Mook
bertemu dengan Gi Tae disebuah parkiran. Gi Tae akan mengulangi kata-kata
sekali lagi agar mengunakan ini untuk mengimbangi uang tunai. Karena Jika hal
itu sampai ke telinga ayahnya maka . tidak akan mengampuni Seo Yi Kyung.
“Presdir
kami juga mengharapkan hubungan yang baik dengan Anda, Direktur. “ ucap Sung
Mook
“Kau sedang
membohongi siapa? Bukankah dia mengincar posisi sebagai Direktur bagian
keuangan Asosiasi?Kalian dari awal susah mengincar itu sehinggamenjadikanku
sebagai target, 'kan?” kata Gi Tae
Sung Mook
hanya diam dan saat itu seorang pria datang dengan mengemudikan mobilnya.
Yi Kyung
melihat kalau waktunya sangat mepet. Jadi mereka harus membagi yang menjadi
tanggung-jawab mereka masing-masing, tolong persiapkan dengan
sematang-matangnya. Ketiga anak buahnya sudah berkumpul. Sek Kim memastikan
kalau Yi Kyung akan mengekekusi sesuai dengan
itu
“Aku sama
sekali tak mengerti.” Balas Yi Kyung dengan tatapan sinis
“Oke, aku
mengerti ini bagian dari pekerjaan. Tapi yang menjadi target adalah Park Gun
Woo” kata Sek Kim seperti khawatir, Tak yang ada disana langsung pamit untuk
keluar dari ruangan.
“Hal ini
bisa menyebabkan kerugian yang mematikan bagi Park Gun Woo. Apa Benar mau dilakukan seperti itu?” ucap
Sek Kim merasa keduanya itu sudah berjodoh.
“Jodoh...
Orang itu jadi batu sandungan atas rencanaku. Itu... bukan jodoh. Tapi pembawa
sial. Aku akan mengakhiri kesialan itu dan menyingkirkan batu sandungan
tersebut.” Kata Yi Kyung dingin,Dua orang terlihat tak bisa berkata-kata
Tak
melihat Se Jin yang sedang menyandarkan kepalanya seperti sedang
bermalas-malasan, lalu mengejek Tidak
punya disiplin sama sekali dan mengajak agar melakukan sedikit briefing. Se Jin
meminta agar Tak bisa meminjamkan uang,
10 juta atau 20 juta Won
“Apa ini
Untuk mengisi PR mu? Lebih baik kau rampok bank saja.” Usul Tak
“Tadi
sempat berpikir seperti itu, Ah... Sungguh
amat sangat menjengkelkan. Aku pelanggan terpercaya bank selama delapan tahun.Tapi
permohonan kredit 5 juta Won saja tidak diberikan. Ini Keterlaluan, 'kan?” kata
Se Jin kesal
“Semakin
kau banyak uang, maka semakin mereka ingin meminjamkan uang padamu. Semakin kau
melarat, semakin enggan mereka meminjamkan uang padamu. Itulah bank. Sampai
sekarang apa kau masih belum ngerti?” ucap Tak
“Aku ngerti,
tapi sekarang sekali lagi disadarkan. Jadi apa yang harus lakukan sekarang?”
kata Se Jin, kebinggungan mengacak-ngacak rambutnya.
Tak
bertanya apakah Se Jin sudah menghafalnya dengan bertanya siapa Park Gun Woo, Se Jin menjawab itu Putra tunggal pemilik Moojin Grup Park Moo
Il, Ketua Tim Special Project dengan senyuman menggoda kalau pria itu juga
sebagai tipenya. Tak terlihat gugup.
Se Jin
bertanya ada apa dengan pria itu, Tak ingin membahas kalau Sepertinya pernah
ada cerita sesuatu dengan Yi Kyung, Se
Jin tak mengerti, Tak yakin pasti seperti ada sesuatu. Saat itu Yi Kyung mengetahui Se Jin sudah datang
menyuruh agar menemuinya diruangan. Se Jin langsung bergegas masuk.
Yi Kyung
menayakan PR yang diberikanya, Se Jin mengaku Serasa mau mati
mengerjakanya. Yi Kyung tahu Sekalipun
semua barang bermerek tersebut dijual lagi, paling cuma bisa dapat setengahnya
saja dan juga Se Jin tidak memiliki
agunan apapun untuk mendapatkan kredit dari bank. Se Jin pikir Yi Kyung sudah tahu betul
masalahnya.
“Kalau
begitu kenapa Anda memberiku PR yang begitu susah? Apakah Mempermainkanku itu
menyenangkan ya?” keluh Se Jin kesal
“Kau
harus melihat ke atas.Jika kau hanya lihat ke bawah atau ke kiri dan kanan,
maka kau tidak akan menemukan jawabannya.” Kata Yi Kyung, Se Jin binggung.
“Jika kau
ingin bisa menghasilkan uang, kau harus berjalan di sisi orang kaya.
Pernikahan, kabar dukacita, perubahan personil, kau Harus memanfaatkan mereka
yang kau tahu. Sekarang Dandani dirimu supaya terlihat cantik dan menarik. Kau
harus ke suatu tempat.” Kata Yi Kyung
Sebuah
depan ballroom sudah banyak orang berkumpul dengan karangan bunga dimana-mana.
Yi Kyung sudah berdiri dan menunjuk beberapa wanita sedang berkumpul dan
menujuk pada wanita yang mengenakan setelan berwarna biru. Se Jin melihat Sepertinya
dia adalah isteri dari Penanggung jawab keuangan proyek.
“Kabarnya
keluarga orang tuanya memiliki banyak lahan.” Kata Se Jin melihat pakaian dari
atas dan bawah, Yi Kyung menanyakan wanita disebelah kirinya.
“Anggota
Dewan Kang In Sook dari Partai Minhwa.Politisi lokal wanita yang terpilih 3
kali. Benar 'kan? Putrinya pengacara yang sangat hebat.” Kata Se Jin bangga
“Cobalah
melebur dalam pembicaraan mereka senatural mungkin. Orang-orang ini ke depannya
akan berdiri di garis yang sama denganmu dan jadi uang bagimu. Terlebih lagi,
Nyonya Kang harus bisa mengingatmu.” Kata Yi Kyung, Se Jin binggung berpikir Yi
Kyung mau terjun ke politik
“Dibandingkan
dengan ibunya, aku lebih membutuhkan putrinya.” Pikir Se Jin, Yi Kyung
yakin Suatu saat nanti pasti akan
terpakai.
Se Jin
bertanya bagimana caranya harus
memperkenalkan diri. Yi Kyung pikir masakan yang sudah di berikan tak mungkin
harus disuapi juga ke mulut Se Jin. Se Jin mengerti lalu mendekati wanita
mengaku kalau penggemar beratnya jadi memberanikan diri muncul didepanya.
Yi Kyung
dari kejauhan melihat Moo Sam yang tak jauh darinya, seperti keduanya sedang
menyusun rencana. Tak yang menunggu
didalam mobil memberitahu kalau Park Gun Woo telah tiba dan melihat gaya
pakaian Gun Woo itu biasa saja.
Gun Woo
masuk ke dalalm gedung dengan menyapa direktur yang ada diruangan. Se Jin
melihatnya bisa mengingat pria itu Gun Woo, Ketua Tim Special Project Moojin
Grup dan Putra tunggal Park Moo Il. Yi Kyung melihat dari atas dengan tatapan
sinis saat Gun Woo sedang memberikan selamat pada mempelai pria dan
keluarganya.
Gun Woo
bertemu dengan direktur lainya, saat itu Moo Sa datang dengan nada mengejek
agar Jangan cuma bisa menghadiri pesta pernikahan orang lain tapi sebaiknya
lekas untuk mencari jodoh. Gun Woo datang nada bercanda kalau sengaja datang
untuk cuci mata melihat teman-teman pengantin wanita.
“Bukan ke
sini mau merengek meminta dukungan Rapat Presiden Perusahaan?” sindir Moo Sam,
Gun Woo pikir bisa jadi seperti itu. Moo Sam pun mengajak Gun Woo akan
berbicara berdua saja.
“Gun Woo,
katanya kau demi menjebakku, melakukan trik-trik di belakang punggungku Seorang
keponakan tidak sepantasnya membuat malu pamannya, bahkan Sepanik apapun itu. Kau
juga tidak lebih dari seorang yang busuk, Jika kakak sampai tahu, betapa
kecewanya dia.” Kata Moo Sam
“ Jangan
khawatir. Aku tidak akan seperti adik ayah,
Melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan perusahaan.” Balas Gun Woo
menyindir
“Yang
menghancurkan perusahaan adalah kau. Apa kau mau Mundur dari proyek
Dubai?Berbuat hal yang tidak menguntungkanseperti ini.” Ucap Moo Sam sinis
Gun Woo
mengingatkan kalau Hari ini adalah hari
baik jadi meminta agar memilihlah kata-kata yang terdengar lebih enak di telinga.
Moo Sam pikir kakak kedua jadi seperti ini semua gara-gara kakak pertama yang Memaksa
seseorang yang tidak bersedia untuk pergi ke Timur Tengah bahkan Menyuruh orang
bekerja membanting tulang.
Ia
memperlihatkan hasil yang didapatkan mereka sekarang, Gun Woo tak ingin
membahasanya meminta Moo Sam agar menghentikanya. Moo Sam mengingatkan kakaknya yang sedang menderita dibawah dan juga kakak
pertamanya meninggal di luar negeri sudah cukup memprihatinkandan Sekarang yang
namanya keponakan malah menganggap remeh perusahaannya.
“Kubilang
cukup!” teriak Gun Woo marah besar sampai menghempaskan tangan pamanya, Semua
orang melihat keduanya seperti sedang adu mulut.
“Hari ini
adalah hari baik. Mana boleh kau ngamuk di pesta pernikahan orang lain?” ejek
Moo Sam seperti sengaja membuat Gun Woo marah. Gun Woo pun memilih untuk pergi
keluar menenangkan diri. Se Jin melihat kancing baju Gun Woo yang terjatuh lalu
mengambilnya.
Gun Woo
pergi ke lantai atas tiba-tiba ia melihat sosok wanita yang dikenalnya, Yi
Kyung berjalan di lorong lalu menghilang. Gun Woo terlihat kaget langsung
mengikutinya saat itu Yi Kyung sengaja ingin membuat Gun Woo mengikutinya. Gun
Woo terus mengejar sampai ke depan gedung.
Tiba-tiba
seorang pria yang sebelumnya bertemu dengan Sung Mook datang menemui Gun Woo,
dengan bahasa inggris menanyakan jalan. Gun Woo pun melihat alamat di kertas
kalau akan pergi ke Grand Hall. Diam-diam di dalam mobil Tak mengambil foto
dengan Yi Kyung yang duduk dibelakang.
Se Jin
datang karena ingin mengembalikan kancing baju, Tak melihat dari kejauhan
memberitahu Yi Kyung. Se Jin berpapasan dengan orang yang menanyaka alamat lalu
teringat saat terjadi ledakan orang itu yang menyenderanya. Si pria terlihat
ketakutan dan langsung kabur mendorong Se Jin.
Gun Woo
melihat Se Jin yang didorong sampai terjatuh menolongnya, Se Jin malah
mengkhawatirkan Gun Woo karena bisa mengenal pria itu. Yi Kyung menelpnya. Se
Jin ingin memberitahu tentang orang yang baru ditemuinya. Yi Kyung
memperingatakan Se Jin agar Jangan banyak bicara dan Segera ke pintu utama
sekarang juga.
Se Jin
binggung, Yi Kyung memperingatkan agar Jangan tanya apapun dan jangan bicara
dengan orang lain. Se Jin ingin mengatakan sesuatu. Yi Kyung memberikan waktu 3
menit. Gun Woo yang melihat wajah Se Jin panik bertanya apakah membutuhkan
bantuan, Se Jin mengaku tak perlu dan langsung berlari untuk pergi ke bagian
pintu depan.
Se Jin
sudah ada di dalam mobil berpikir kalau mereka seharusnya lapor polisi karena ingat
dengan sangat jelas wajahnya dan pria tadi adalah orang asing yang menculiknya.
Tak menyela kalau Se Jin pasti salah lihat,
Se Jin pikir untuk apa pria itu medorongnya sampai jatuh lalu melarikan diri
“Pasti
dia orangnya, tidak salah lagi Presdir” kata Se Jin, Yi Kyung pun bertanya
kenapa Se Jin keluar dari tempat resepsi.
“Aku
menemukan kancing manset Park Gun Woo.” Ucap Se Jin memperlihatkan ditanganya.
“Apa Kau
ikut keluar cuma karena mau mengembalikan barang ini?” ucap Yi Kyung sinis
“Tentu
saja bukan, karena Aku punya tujuan lain. Presdir sendiri pernah bilang, 'kan? Harus
bergaul dengan orang-orang berduit dan Putra mahkota Moojin Grup masih lajang
sampai sekarang. Aku berencana menggunakan kancing manset ini sebagai alasan untuk
bisa mengenal dia.” Kata Se Jin, Tak mengejek itu Se Jin mimpinya sungguh muluk.
Se Jin
merasa ada yang salah dengan dirinya, Yi
Kyung memperingatkan Se Jin Jika targetnya adalah salah satu dari chaebol, sebaiknya
cari pria lain saja Karena Orang tersebut Tidak lama lagi akan berubah jadi
seorang pengangguran.
Moo Sam
kembali ke dalam mobilnya, Saat itu Sung Mook melihat dari dalam mobilnya. Moo
Sam baru turun dari mobil, si pria yang sebelumnya menculik datang membawa
pisau, Moo Sam bertanya siapa orang itu dan berusaha menahanya. Tapi si pria
udah menusukan pisau dan terlihat darah berceceran. Moo Sam berteriak memanggil
Sekertarisnya.
Di rumah
sakit, semua petinggi sudah berkumpul di depan ruangan dengan wajah panik. Gun
Woo pun datang paling akhirn dengan nafas terengah-engah. Dokter keluar dari
ruangan memberitahu kalu hanya luka tusukan ringan dan Lukanya juga tidak dalam
jadi butuh istirahat beberapa hari saja sudah bisa pulih kembali.
Gun Woo
bisa bernafas lega mendengar keadaan pamanya, tapi beberapa orang seperti
menaruh curiga pada Gun Woo yang melakukan itu.
Sung Mook
melaporkan pada Yi Kyung kalau Upahnya sudah diberikan dan pelaku sudah dikirim
keluar negeri dengan pesawat malam. Yi Kyung menanykan fotonya, Sung Mong mengatakan kalau Sek Kim secara anonim mengirimnya kee-mail Grup
Presiden perusahaan dan Rekaman CCTV nya akan jatuh ke tangan Direktur Park.
Se Jin
duduk diam dalam kamarnya, melihat foto Gun Woo yang ada ditanganya dan juga
kancing Manset yang dipegangnya. Teringat kembali saat Gun Woo marah pada Moo
Sam dan menjatuhkan kancing tersebut, Tak yakin Gun Woo itu memiliki hubungan
sesuatu pada Yi Kyung. Sebelum bertemu dengan Gun Woo, Se Jin melihat si
penculik yang berbicara dengan Gun Woo.
Ketika ingin berbicara di telp, Yi Kyung malah
menyuruhnya Jangan banyak bicara dan Segera ke pintu utama sekarang juga. Se
Jin terus melihat foto Gun Woo dan juga kancing Mansetnya.
Foto si
pria yang bertemu didepan gedung seperti sedang memberikan sesuatu dan juga
menusuk Moo Sam di perlihatkan diatas meja. Tuan Park pikir Gun Woo sudah
melihatnya. Gun Woo mengaku Begitu sampai di kantor sudah lihat. Tuan Park pikir
semua Direktur pasti juga sudah lihat
dan ini pemandangan jelek untuk mereka.
“Katanya
pengirimnya adalah anonim. Kalau rekaman CCTV itu yang menyebarkannya adalah Paman”
kata Gun Woo
“Tapi kabarnya
si Moo Sam sama sekali tidak lapor polisi. Dia bilang jika perihal ponakan yang
berniat mencelakakan pamannya sendiri sampai terkuak, bisa membawa aib bagi
nama baik perusahaan.” Ucap Tuan Park. Gun Woo seperti tak percaya ayahnya bisa
percaya begitu saja.
“Aku
meminta Sek Han beserta penanggung-jawab
personalia ke sini membawa berkas dan materinya. Sebelum aku melihat sisi yang
lebih buruk dari anakku sendiri, maka aku akan menyelesaikannya. Dan Cara lain
apa lagi yang bisa kulakukan?” ucap Tuan Park akan mengambil keputusan.
Gun Woo
menyakinkan ayahnya kalau Semua ini rekayasa dari pamanya untuk mendepaknya
dari perusahan, bahkan menyutradarai dan membintangi sendiri sinetron ini. Tuan
Park pikir Gun Woo bisa mengetahuinya, tapi ia yang ada didalam tahanan tak
mungkin bisa tahu.
“Gun Woo,
kau bukan tandingan pamanmu. Demi mendapatkan posisi sebagai ketua, empedunya ditusuk dengan pisau pun dia tidak keberatan.
Moo Sam adalah orang yang culas seperti itu.Di dunia ini...orang yang
ditakdirkan sebagaipemenang adalah mereka yang kejam dan berhati culas.” Kata
Tuan park
“Tidak
akan terjadi! Aku tidak akan menyerah begitu saja Perbuatan yang dilakukan oleh
Paman dikarenakan keserakahannya itu aku akan membuatnya membayar semuanya.”
Ucap Gun Woo menahan amarah dengan mengepalkan tanganya, Tuan Park mendekat dengan
meluruskan kepalan tanganya.
“Sepasang
tangan ini tidak mungkin digunakan untuk bertarung melawan orang lain. Andai bisa
seperti yang kau harapkan. Bermain gitar sambil melewati hari-harimu seumur
hidupmu, sudah pasti kau akan hidup bahagia. Semua ini akibat dari perbuatan
Ayahmu, Gun Woo.” Kata Tuan Park lalu keluar ruangan. Gun Woo meremas semua
foto dengan penuh amarah.
Yi Kyung
dan anak buahnya melakukan pertemuan. Sung Mook memberitahu Park Moo Il mengadakan rapat dengan
sekretaris dan ketua personalianya dan dalam waktu hari ini juga akan ada
penunjukkan personil. Yi Kyung melihat Ketua Park berniat menyelesaikannya sebelum
skandal tersebut tersebar keluar karena dia
sangat menyayangi putranya.
“Selamat!
Seperti yang Anda kalkulasikan. Park Gun Woo kehilangan pekerjaannya.” Ucap Sek
Kim
“Orang yang
seharusnya kau kasih selamat itu bukanlah aku. Ini akan merupakan hadiah keluar
rumah sakit bagi Park Moo Sam” kata Yi Kyung
Saat itu
Se Jin datang terburu-buru berpikir dirinya terlambat tapi menurutnya semua
datang lebih pagi. Yi Kyung akan kembali keruanganya. Se Jin menahanya
mengatakan kalau ada yang ingin dibicarakan. Yi Kyung bertanya apakah Urusan
yang mendesak. Se Jin pikir kalau bagi dirinya sangat mendesak. Keduanya pun
masuk ruangan.
“Aku
berpikir semalaman. Setelah kupikir-pikir,kurasa ini bukanlah kebetulan
belaka.Pria Taiwan itu pasti sudah melakukan perbuatan jahat dan Hampir
dipastikan ada hubungannya dengan Moojin Grup atau Park Gun Woo. Orang di belakang peristiwa ini sudah pasti
adalah Presdir. Tentu saja Anda mungkin
ada alasanmu sendiri di balik semua ini. Yang ingin kuketahui adalah...” ucap
Se Jin disela oleh Yi Kyung
“Apa kau
punya Banyak waktu luang? Sampai memiliki
waktu main detektif seperti ini” sindir Yi Kyung, Se Jin kaget
mendengarnya.
“Jadi Kapan
PR mu akan kau selesaikan? Aku pernah bilang, berapa banyak yang kau hamburkan,
itu yang harus kau dapatkan kembali. Pak Kau Sudah lupa?” kata Yi Kyung
Se Jin
mengaku kalau sedang mencari solusinya,
Yi Kyung menyuruh agar menyelesaikan tuganya lebih dulu dan
memperingatkan kalau Hal yang tidak perlu diketahunya, sebaiknya tidak usah
diketahunya, serta apabila Se Jin perlu
tahu, tanpa bertanya maka akan memberitahu.
“Aku
Bukan bermain detektif tapi Hanya ingin
lebih memahami Presdir saja. Aku Ingin tahu bagaimana caramu berpikir., Kenapa Presdir
melakukan hal-hal seperti itu. Untuk bisa membantumu, maka aku harus bisa
membaca denahmu. Seperti yang pernah Anda bilang dulu, aku tidak lebih dari
sebuah cermin murahan. Tapi setidaknya... aku berharap bisa melihat cerminan
diri Presdir yang sesungguhnya.” Jelas Se Jin
“Hati-hati
supaya kau tidak memecahkan dirimu sendiri. Aku tidak suka jika barang milikku
dirusak.” Tegas Yi Kyung meninggalkan ruangan.
Yi Kyung
melihat Se Jin yang terdiam, teringat kembali saat bersama dengan Gun Woo
dengan luka dikepalanya.
“Ini
Bukan demi diriku sendiri. Kau harus meloloskan diri dari kubangan rawa ini.”
Ucap Gun Woo
Tuan Park
melihat Yi Kyung yang jalan bersama dengan Gun Woo dan mengetahui kalau Gun Woo
adalah putra Park Moo Il, jadi Jika tidak ingin meneruskan tragedi generasi
sebelumnya, maka keputusan harus segera diambil. Sebuah koin terlihat terlempar
dari tangan.
bersambung ke episode 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar