PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 17 Juni 2016

Sinopsis Lucky Romance Episode 7 Part 2

Dilayar ruangan Zeze tertulis D-100, Yoon Bal   merasa tidak percaya mereka harus membuat  penguji beta dalam waktu tiga bulan. Dae Kwon mengatakan mereka harus mulai menulis skenarionya. Seung Hyun kembali ke tempat duduknya. Dal Nim mengatakan mereka harus lari cepat.
“Kita tidak hanya lari, tapi Masalahnya kita harus lari dengan kecepatan 200 m per jam.” Ucap Seung Hyun kembali meminum botol air minumnya tapi ternyata sudah habis padahal masih terasa harus.
Hyun Bin yang sedang tertidur langsung terbangun, menaruh botol air minum diatas meja Seung Hyun dan kembali tertidur. Yoon Bal memuji Hyun Bin selalu mempersiapkan semuanya dengan sempurna

Ji Hoon bertanya dimana keberadan Bo Nui dan bos mereka, Yoon Bal mengatakan tak tahu. Ji Hoon  melihat keduanya yang melewatkan acara makan malam perusahaan,dan sekarang sama-sama datang terlambat, menduga ada sesuatu antara mereka. Dal Nim melotot panik
Kedengarannya masuk akal.” Ucap Yoon Bal, Ji Hoon pun ikut setuju kalu ada hubungan keduanya.
Apa yang kau bicarakan? Bos sudah dating dari tadi.” Kata Dae Kwon. 

Soo Ho sudah berdiri di dekat jendela dengan melihat kebawah, beberpa pegawai yang melewatinya sempat untuk membungkuk memberikan hormat, dengan wajah gelisah mencoba melihat jam tanganya yang sudah lewat jam masuk kantor, berpikir Bo Nui itu pingsan dirumah.
“Tapi Dia tidur nyenyak tiap malam.” Ucap Soo Ho yakin Bo Nui pasti baik-baik saja.
Beberapa pegawai mulai berlalu lalang menyapa Soo Ho sambil membungkuk, Soo Ho tak enak hati akhirnya memilih pergi sambil ngedumel kalau Bo Nui itu sangat merepotkan karena membuatnya jadi menunggunya dan  akan memberinya pelajaran kalau Bo Nui sampai tidak datang ke kantor dengan berteriak "Kau terlambat!, Dasar Kau malas!"
Ketika di depan lift, seseorang keluar dari lift. Soo Ho mengenal sosok Gun Wook yang keluar dari lift dan mengetahui kalau ada rapat hari ini.  Gun Wook mengatakan sengaja datang untuk menemui Soo Ho. 

Keduanya bertemu diatap, sempat saling menatap curiga. Gun Wook mulai bertanya keberadaan Soo Ho kemarin, Soo Ho binggung. Gun Wook kembal bertanya dimana dan dengan siapa Soo Ho tadi malam. Soo Ho balik bertanya kenapa Gun Wook penasaran. Gun Wook mengeluh karena harus mengajukan pertanyaan lagi.
Kemarin, apa kau bersama Bo Nui noona? Aku sudah bilang padamu, kalau Aku sudah seperti adik Bo Nui, Sebagai adiknya, aku harus tahu tentang hal itu..” Ucap Gun Wook bangga
Sebagai adiknya, kau seharusnya tanya pada Bo Nui. Aku tidak mau mengekspos privasi karyawanku pada orang luar.” Tegas Soo Ho
Gun Wook langsung menghalangi jalan Soo Ho yang akan pergi, Soo Ho menghindar dengan tatapan datarnya. Gun Wook mencoba untuk tenang, menjelaskan Bo Nui itu memiliki situasinya sendiri Makanya sangat terobsesi dengan ramalan konyol itu.
Kalau kau waras, maka kau tidak bisa menyetujui semua yang dia inginkan” kata Gun Wook
Aku tahu itu semua untuk adiknya.” Ucap Soo Ho
“Jadi Dia menceritakan tentang adiknya Bo Ra padamu?” kata Gun Wook tak percaya
Kau bicara seperti paling tahu banyak tentang dia. Aku tahu cukup baik Dan kami mengurus hal-hal antara kami... sendiri.” Tegas Soo Ho
Gun Wook seperti tak suka dengan kalimat "Antara kami", Soo Ho akhirnya mengutarkan kalau tindakan ini sangat mengecewakan karena Gun Wook ikut campur dengan privasi tetangganya, dan mengejeknya  seperti anak kecil yang sangat ingin tahu, dengan begitu menjadi kerugian sebagai karakter game mereka dan pamit pergi. Gun Wook terdiam sementara Soo Ho pergi dengan senyuman jahil berhasil membuat lawanya penasaran. 

Gun Wook seperti tak suka dengan kalimat "Antara kami", Soo Ho akhirnya mengutarkan kalau tindakan ini sangat mengecewakan karena Gun Wook ikut campur dengan privasi tetangganya, dan mengejeknya  seperti anak kecil yang sangat ingin tahu, dengan begitu menjadi kerugian sebagai karakter game mereka dan pamit pergi. Gun Wook terdiam sementara Soo Ho pergi dengan senyuman jahil berhasil membuat lawanya penasaran. 


Restoran ayam goreng
Tuan Ahn menyiapkan makanan dengan memasak nasi di microwavenya, Nyonya Yang masuk ke dalam resto. Tuan Ahn berteriak kalau restoran baru buka jam 4 sore, tiba-tiba ia terdiam melihat wanita yang ada didepanya.
Nyonya Yang langsung memanggil “Yeong Il oppa” untuk memastikan pria yang dikenalnya. Tuan Ahn melotot kaget, Nyonya Yang dengan berkaca-kaca memanggil “oppa” seperti sudah lama tak bertemu. 

Soo Ho berkeliling di ruanganya, Ryang Ha masuk bertanya apa sedang sibuk. Soo Ho menjawab sedang berpikir. Ryang Ha berjalan di belakangnya bertanya apakah Soo Ho ingin berbicara denganya. Soo Hoo hanya diam saja. Ryang Ha pikir lebih baik pergi saja, sekarang.
"Jaga kesehatan"” ucap Soo Ho, Ryang Ha pikir lebih baik Soo Ho khawatirkan saja dirinya sendiri.
Apa maksudnya itu? Seseorang mengatakan "Jaga kesehatan"” ucap Soo Ho,
Itu komentar yang positif, Artinya selamat tinggal. Apa Dia bilang begitu padamu? Kalau itu Artinya kau dicampakkan.... kau sudah dicampakkan” ucap Ryang Ha. Soo Ho pun menendang temanya dan mendorongnya keluar.
“Hei. kau tidak boleh kejam pada  pemegang saham utama seperti ini... Tunggu....tunggu....  semua orang melihat,jangan buat aku malu.” Ucap Ryang Ha tak ingin didorong kelua dan menyuruh Soo Ho untuk mempersiapkan rapat. 

Dal Nim langsung tertunduk melihat Ryang Ha yang keluar ruangan, Ryang Ha dengan sengaja bersenandung “Bulan,,Bulan yang bulat.. Dimana kau terbit? Kau terbit disini...” dan berjalan mendekati Dal Nim, Dengan wajah panik Dal Nim menyuruh Ryang Ha pergi.
Dae Kwon menyapa  Bo Nui yang baru datang. Bo Nui meminta maaf karena datang terlambat, Soo Ho langsung mengintip dari balik tirai jendela, Ryang Ha melihat wajah Boo Nui sangat pucat berpikir sedang sakit. Bo Nui mengatakan baik-baik saja lalu bertanya keberadan Soo Ho. Ryang Ha dengan asal mengatakan Soo Ho sedang menangis lalu mengubah ucapanya kalau sedang berpikir. 

Soo Ho melihat Bo Nui terlihat sehat, lalu ingin keluar ruangan, tapi sebelumnya melihat penampilan dulu dilayar ponselnya dengan merapihkan rambutnya. Dal Nim sedang datang di meja Bo Nui. Soo Ho keluar ruangan memanggil Bo Nui untuk mengajaknya bicara. Dal Nim panik berpikir temanya melakukan hal yang salah.
Keduanya berdiri didepan ruangan, tiba-tiba seseorang memanggil Soo Ho. Sul Hee datang dengan pakaian modisnya dan menyapa Bo Nui, bertanya apakah Kencannya kemarin menyenangkan. Bo Nui binggung, Sul Hee memberitahu Gary menunggunya semalaman. Bo Nui memberitahu mereka sudah bertemu pagi tadi. Sul Hee seperti baru tahu.

Soo Ho sengaja menyela kalau Sul Hee datang karena ada rapat, Sul Hee mengatakan kalau Soo Ho yang bilang ingin bertemi hari ini, lalu mengajaknya untuk pergi minum kopi karena ada yang harus dikatakan. Soo Ho binggung, Sul Hee pikir Soo Ho sudah lupa karena berjanji setelah acara kemarin. Bo Nui memilih untuk masuk saja, tapi saat itu berpapasan dengan Ryang Ha yang didorong keluar oleh Dal Nim.
“Wah....semuanya disini, Cinta pertama Soo Ho dan jimat keberuntungannya” ucap Ryang Ha, Soo Ho menjerit kesal
“Tuan Je, Kau terlalu kejam pada cinta pertamamu.” Sindir Sul Hee.
Akan kuperjelas, Dia bukan cinta pertamaku,dan juga bukan jimat keberuntunganku.” Tegas Soo Ho
meskipun kau menyangkal, sudah pasti dia cinta pertamamu.” Kata Ryang Ha membuka kartu
Soo Ho memilih untuk pergi dan pamit pada Bo Nui, Ryang Ha pun memuji Bo Nui sebagai jimat keberuntungan mereka. Soo Ho menariknya agar Ryang Ha ikut denganya mengatakan Jangan buat cinta pertamanya itu menunggu. Ryang Ha mengatakan kalau itu milik Soo Ho, Pembawa keberuntungan dan cinta pertamanya, lalu mengeluh temanya yang terus mendorongnya. Bo Nui hanya bisa melihat dari kejauhan. 


Tuan Ahn mengaku sangat Senang sekali bertemu dengan Nyonya Yang lalu bertanya apakah tinggal didekat restoran, Nyonya Yang mengatakan tidak tapi Anaknya bekerja di sekitar sini yaitu di Zeze Factory. Tuan Ahn sedikit terkejut karena mengenal perusahaan itu dan sering makan direstoranya. Nyonya Yang pura-pura baru tahu.
Bos Zeze ,Je Soo Ho adalah anakku.” Kata Nyonya Yang seperti merasa bangga menyebutnya.
Ohh begitu.... Kau telah membesarkannya dengan baik” komentar Tuan Ahn
Oppa, bagaimana dengan anakmu? Mereka pasti sepintar dirimu.” Ucap Nyonya Yang
Aku hidup sendirian, kami bercerai setelah bisnisku bangkrut. Aku senang saat itu kami belum punya anak. Tapi sekarang Aku menyesalinya.” Cerita Tuan Ahn. Nyonya Yang terlihat gugup mengetahui ceritanya. 

Soo Ho dan Sul Hee bertemu ditaman, tatapan Soo Ho seperti dingin memilih untuk menatap lurus kedepan. Sul Hee terlihat gugup, dan mengatakan harus bicara lebih dulu, Soo Ho menyindir kenapa baru mulai berbicara, karena Orang akan berpikir mereka sedang  bertengkar atau apapun itu.
Flash Back
Soo Ho pergi ke perpustakaan, melihat Sul Hee yang tertidur dengan buku-buku diatas meja seperti sedang kelelahan. Lalu diam-diam mengejarkan tesis dengan mengetik teori yang ada dalam buku yang dibaca oleh Sul Hee.
Dengan senyuman Soo Ho menaruh kembali laptopnya dan tak lupa menaruh kemejanya untuk menyelimuti Sul Hee yang tertidur, setelah itu meninggalkanya. Sul Hee terbangun tak percaya semua tesisnya dikerjakan Soo Ho bahkan dengan gambar yang lengkap. 

Aku lari dari diriku sendiri , bukan darimu. Aku sangat takut dan mungkin akan terus memanfaatkanmu, Aku mendekatimu bukan karena tesisku. Aku bersumpah. Aku hanya... orang yang dipilih oleh ayah selain oppaku. Jadi Aku ingin tahu.” Cerita Sul Hee. Soo Ho kaget Sul Hee memiliki seorang kakak laki-laki.
Dia tidak sepintar dirimu, tapi dia anak yang brilian. Terjadi sebuah kecelakaan. Ayahku kehilangan anak dan muridnya  dan Ibuku menderita depresi dan gangguan saraf, sebagai adiknya maka aku merasa bersalah. Jadi aku mengambil jurusan fisika yg kubenci. Ini seperti cerita klise ,kan?” kata Sul Hee
Kenapa tidak cerita padaku?” ucap Soo Ho

Selama ini aku hanya ingin menyimpannya. Dan Juga,tentang tesisku.. aku membatalkannya, karena kau sudah kembali ke korea.” Jelas Sul Hee. Soo Ho pun mulai menatap Sul Hee yang duduk disampingnya.
Sul Hee memanggil Soo Ho, menyadari adik kelasnya itu pasti tidak akan memaafkannya tapi berharap bisa mengerti. Ia sadar dulu tahun 2004 dirinya hanya  seorang gadis egois dan tidak dewasa. Soo Ho mengatakan kalau tahun 2005 bukan 2004 lalu pergi meninggalkanya. 


Sul Hee duduk disofa dengan melempar sepatunya terlihat sangat bahagia  karena Masalahnya sudah berakhiri dengan baik, jadi sekarang mulai lembaran baru. Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu, Sul Hee langsung mengambil sepatu dan memperbaiki bajunya seperti berharap Soo Ho yang datang.
Dal Nim masuk ruangan, Sul Hee bertanya alasan Dal Nim datang ke kantornya. Dal Nim  menyampaikan pesan dari Soo Hoo untuk memberikan  sesuatu. Sul Hee kaget melihat sebuah kartu free pass. Dal Ni menegaskan kalau itu hanya sementara selama proyek berlangsung. Sul Hee ingin menariknya tapi ditangan oleh Dal Nim dengan sedikit kekuatan bisa menariknya dan senyuman kemenangan mengucapkan terimakasih, Dal Nim terlihat kesal karena Sul Hee bisa masuk semaunya, lalu keluar dari ruangan. Sul Hee pun mengucapkan terimakasih pada Tuhan. 

Soo Ho membuka laci mejanya, melihat sebuah pajangan sepeda yang sebelumnya disimpan, lalu akhirnya menaruh kembali diatas meja dengan senyuman. Tiba-tiba matanya melihat sesuatu, tanaman kaktus diatas meja. Akhirnya ia keluar ruangan bertanya siapa yang menaruh tanaman itu mejanya.
Sepertinya ulah Bo Nui. Kami juga dikasih, katanya untuk menangkal gelombang elektromagnet. dia tadi bilang kaktus bisa untuk penangkal sial dan tolak bala.” Jelas Dae Kwon, Soo Ho melihat setiap meja diberikan tanaman kaktus.
Dimana dia sekarang?” kata Soo Ho dengan wajah serius. 

Bo Nui sedang berada diruang rapat dengan membahas kalau sudah menyusun semua datanya, serta memintaa agar Hyun Bin menghitung dibeberapa bagian dan aspek yang dirubah dari  rencana semula. Soo Ho masuk bertanya apa yang sedang mereka lakukan berdua.
Bo Nui sedang menjelaskan tentang rencana awal"IF". Aku sedang mendengarkan.” Kata Hyun Bin
“Apa tugasmu kau alihkan padanya?” ucap Soo Ho pada Bo Nui, Hyun Bin menjawab bukan seperti itu.
Jawab aku,Nn.Shim.” ucap Soo Ho, Bo Nui hanya tetap diam saja. Soo Ho akhirnya meminta agar Hyun Bin keluar agar mereka bisa bicara berdua. Hyun Bin keluar ruangan membiarkan Soo Ho dan Bo Nui berbicara. 

Soo Ho melihat berkas diatas meja, Bo Nui ingin bicara tapi Soo Ho lebih dulu berkata, dengan nada berteriak kalau sudah tahu Bo Nui akan berhenti berkerja dan memberitahu kalau rumah sakit menelpon dan bilang keadaan Bo Ra semakin membaik. Bo Nui mengatakan sudah tahu.
Aku menelpon Rumah Sakit setiap 10 menit untuk mengecek kondisinya.” Kata Bo Nui
“Lalu kenapa kau masih bicara tentang tolak bala dan kesialan? kapan kau tahu dia sudah membaik?” ucap Soo Ho dengan nada tinggi, Bo Nui yakin kalau karena hal tersebut memang ada.
Astaga.Apa Kau sudah lupa? Tukang ramal dan pembaca garis tangan semuanya penipu.” Kata Soo Ho
Baik jimat atau kaktus, entah ada efeknya atau tidak. Tapi aku mempercayainya, apa itu salah?” balas Bo Nui

Soo Ho menjawab kalau itu salah dengan helaan nafas, lalu duduk diatas meja ingin memberitahu, Bo Nui tidak bisa menerima kenyataan karena terlalu percaya hal-hal berbau tahayul, menuruta Bo Nui bisa sesat. Bo Nui pikir Jika berdasarkan standar Soo Ho, kalau memang salah, seperti ia percaya tahayul seperti takut bersiul, memotong kuku malam hari, bahkan tidak berani menulis namanya dengan tinta merah.
Akhirnya Soo Ho ingin  menjelaskan tentang  semua kesalahannya itu hari ini, karena menurutnya dalam ilmu pasti selalu bisa dibuktikan jadi Akan membuktikan kesalahannya, yaitu Hipotesis pertama, menulis dengan tinta merah bisa sial. Bo Nui meminta Soo Ho tak melakukanya, tapi Soo Ho menuliskan namanya dengan tinta merah.
“Ini kau lihat.... aku tulis namaku dengan tinta merah. apakah terjadi sesuatu? Bangunannya tidak roboh, bahkan petir juga tidak ada. serangan jantung juga tidak.... jantungku masih sehat.” Ucap Soo Ho membuktikan dan akan menuliskan nama orang tuanya. Bo Nui menarik bukunya tertulis nama ayah dan ibu yang belum lengkap.
“Kenapa kau lakukan ini? Ini dilarang.” Ucap Bo Nui, Soo Ho pikir kenapa harus dilarang karena nama ayahnya ,Je Mul Po, badannya sehat, jantungnya sehat jadi mereka bisa tunggu apa yang akan terjadi.
“Apa Kau tahu bagaimana rasanya... Kalau mereka mati karena dirimu? Kalau mereka mati karena dirimu, kau akan merasa menderita, jadi jangan pernah lakukan lagi” ucap Bo Nui yang membuat Soo Ho sempat terdiam karena mengertahui orang tua Bo Nui meninggal karena dirinya. Bo Nui pun meninggalkan ruangan.
Aku cuma ingin membuktikan.... Aku hanya...” kata Soo Ho akhirnya kembali kebinggungan.

Tuan Je melihat tumpukan koran dirumahnya, sambil mengeluh  Siapa yang membuang korannya, karena dengar ada berita. Tiba-tiba kakinya tersandung kayu bakar dan membuatnya terjungkal di dalam trolly pasir, seperti kepalanya langsung terbentur ke tanah.
Bo Nui sedang berjalan keluar kantor, Nyonya Yang menelp Bo Nui dan wajah Bo Nui tiba-tiba terlihat kaget. Keduanya sudah ada di dalam taksi, Nyonya Yang mengeluh suaminya yang harus jatuh membuat tekanan darahnya turun drastis karena sangat terkejut. Bo Nui menyakinkan kalau suami Nyonya Yang baik-baik saja.
“Apa anda yakin tidak mau menghubungi Presdir Je?” ucap Bo Nui khawatir
Jangan lakukan.... Aku sudah menghubunginya tadi. Aku minta maaf dan terima kasih karena merepotkanmu, Aku akan memujimu nanti di depan Soo Ho.” Kata Nyonya Yang,
Bo Nui pikir tak perlu karena tujuanya memang untuk menolong lalu menatap keluar jendela mengingat Soo Ho yang menuliskan nama ayahnya, berakibat buruk sekarang pada ayahnya sekarang.

Nyonya Yang berteriak memanggil suaminya dengan wajah panik masuk ke dalam rumah. Tuan Je malah menyuruh istrinya untuk tak berteriak. Nyonya Yang melihat keadaan suaminya yang dibalut dengan handuk dibagian kepala. Tuan Je mengatakan baik-baik saja.
Bo Nui tiba-tiba langsung berjongkok dan menangis, mengucap syukur karena tak terjadi sesuatu yang tak diharapkanya. Tuan Je dan Nyonya Yang binggung melihat Bo Nui yan menangis sambil berjongkok. 

Nyonya Yang mengajak Bo Nui untuk makan dulu, Bo Nui menolak karena merasa tak lapar. Nyonya Yang menyuruh Bo Nui makan karena sudah datang ke rumahnya. Tuan Je pun membawakan panci ke atas meja. Nyonya Yang memuji Bo Nui yang sangat baik dan rendah hati tidak seperti kebanyakan wanita muda diluar sana dan tahu sejak kejadian jimat itu. Tuan Je pun menyuruh Bo Nui mulai makan setelah menuangkan sup ke dalam mangku.
Syukurlah anda baik-baik saja, Jadi Presdir tidak perlu khawatir.” Ucap Bo Nui
Astaga... kau setia sekali! Ceritakan pada kami mumpung kau disini, seperti apa Soo Ho di kantor?”kata Nyonya Yang, Tuan Je menyuruh istrinya tak perlu membahasnya.
Aku penasaran! Dia selalu marah-marah,kan?” kata Nyonya Yang
Dia sangat keren, dia jenius,dan dia bekerja dengan baik. Meski tidak terlihat,tapi dia menjaga pegawainya dengan baik. Jika kami membuat kesalahan, maka dia akan memperbaikinya.” Cerita Bo Nui yang membuat kedua orang tua Soo Ho tak percaya.
Bo Nui menceritakan Sebenarnya akan mengundurkan diri, Itulah sebabnya mengangkat telpon Nyonya Yang. Nyonya Yang heran kenapa harus keluar, karena  Soo Ho membutuhkan Orang berbakat seperti Bo Nui, tapi Bo Nui hanya diam dengan senyuman.

Soo Ho sedang mencoba games buatanya di laptop dirumahnya, dengan menganti-ganti baju  Gun Wook, tiba-tiba ia merasakan sesuatu ketika menutup laptopnya melihat sosok Bo Nui tertidur dilantai. Ia kaget tak berani melihat, tapi beberapa saat kemudian menyadari kalau itu hanya halusinasinya saja dan berusaha kembali berkerja. 

Bo Nui pulang kerumah duduk diruang Tvnya, tiba-tiba lampu di kamarnya menyapa Bo Ra sedang duduk dimeja belajar mengeluh merasa lapar dan menyarankan mereka makan ramyeon atau tteokbokki. Bo Nui hanya menatap adiknya.
Bo Ra berjongkok didepan kakaknya, melihat Bo Nui yang terlihat kelelahan meminta agar tetap tersenyum seperti dirinya. Bo Nui melihat adiknya yang tersenyum lebar, tapi saat itu bayangan adiknya hilang dan kamarnya pun gelap.
Aku harus terus menjaga Bo Ra... sampai saat-saat terakhirnya.” Kata Bo Nui menatap langit. 

Soo Ho baru saja datang dan bertanya ada apa ini, Dae Kwon dan Hyun Bin binggung maksud pertanyaan. Soo Ho menjelaskan da apa dengan meja Bo Nui karena berbagai macam patung sudah tak ada.  Dae Kwon mengingat Bo Nui datang pagi buta dan bersih-bersih, lalu minta maaf atas segalanya. Hyun Bin memberitahu Bo Nui juga berpesan untuk menjaga kesehatan. Soo Ho bertanya dimana keberadan Dal Nim sekarang. Dae Kwon mengatakan Dal Nim sedang membantu Bo Nui membawa barang-barangnya. 

Dal Nim binggung karena Bo Nui mengijinkannya masuk ke dalam rumah. Bo Nui beralasan hanya ingin makan dengannya dan meminta untuk mencoba masakan buatanya. Dal Nim pun mulai menyantap makan dengan gembira, lalu bertanya apakah Bo Nui sungguh akan mengundurkan diri.
“Games ini Tinggal pengembangan saja, jadi Tidak perlu ada aku.” Ucap Bo Nui
Lalu bagaimana Biaya pengobatan Bo Ra?”kata Dal Nim, Bo Nui menjawab kalau itu tak masalah.
Apa maksudmu? Kau pasti membutuhkan uang setiap bulan  jadi batalkan saja. Apa Presdir membuatmu tidak nyaman?” kata Dal Nim
Tidak, bukan begitu. Surat ini Tolong berikan pada Presdir.  Aku mohon, karena aku merasa bersalah padanya.” Ucap Bo Nui memberikan amplop warna Biru. 

Dal Nim pun memberikan surat titipan dari Bo Nui, Soo Ho ingn  mengambilnya tapi malah langsung menopang dagunya, lalu bertanya apakah Bo Nui tidak ada pesan lain atau kelihatan beda dari biasanya. Dal Nim menceritkan mereka hanya makan bersama dan menyuruhnya untuk diet saja.
Apa dia... memintamu jaga kesehatan?” tanya Soo Ho
Ya,bagaimana Presdir tahu?” ucap Dal Nim binggung. Soo Ho seperti memikirkan sesuatu 

Didepan kamar Bo Ra
Gun Wook memastikan kalau Bo Nui yakin tidak masuk. Bo Nui mengatakan sudah senang melihatnya dari jauh, Gun Wook menyakinkan semua sudah berakhir kalau Bo Ra pasti akan sadar dan bertanya apakah Bo Nui sungguh akan melakukannya. Bo Nui pikir memang seperti itu akhirnya.
Kita tidak pernah tahu,  tapi kita harus menghindari hal buruk terjadi.”kata Bo Nui
Jadi...  kau tidak pernah melihat wajah Bo Ra sejak kecelakaan itu?” ucap Gun Wook tak percaya, Bo Nui tak membahasnya menyuruh Gun  Wook segera masuk karena ia akan menemui dokter.

Gun Wook pun datang menjenguk Bo Ra yang terlihat tertidur, lalu mulai memanggi adik dari Bo Nui memperkenalakan dirinya sebagai Puku, teman kakaknya saat masih kecil, tapi sepertinya Gun Wook tak tahan melihat Bo Ra tak ada respon saat diajak ngobrol.
Astaga.... Ternyata lebih sulit dari yg kubayangkan.” Kata Gun Wook mencoba untuk tak sedih.
“Bo Ra.. Cepat buka matamu... Kau akan lihat sekarang aku tampan. Kau harus cepat bangun... supaya si Bo Nui yang egois bisa hidup normal lagi.” Ucap Gun Wook berharap. 

Diatap
Dokter memastikan Bo Nui untuk yakin dengan keputusanya, Bo Nui mengatakan yakin walaupun entah sampai kapan,tapi ia ingin bersamanya sampai akhir, lalu Terima kasih untuk segalanya. Dokter mengaku sangat mengejutkan karena berpikir Bo Ra tidak akan membawanya pulang. Bo Nui merasa kalau sekarang harus bersikap egois. Dokter pun mengerti lalu pamit pergi.
Dokter bilang apa?Dia baik-baik saja kan? Dokter bilang dia segera bangun,kan?” kata Gun Wook datang menemui Bo Nui di atap, Bo Nui mengangguk dengan senyuman.
Anak kecil yang dulu selalu mengikutimu, sekarang sudah besar... Dia cantik seperti noona” goda Gun Wook, Bo Nui tak percaya
Kulitnya bersih dan sehat, Sepertinya dia akan segera bangun.” Kata Gun Wook menyakinkan. Bo Nui pun terlihat sangat yakin
Akhirnya noona bisa menyelamatkan Bo Ra.” Ucap Gun Wook, Bo Nui pun bisa mengucapkan syukur.

Gun Wook berjanji saat Bo Ra sadar akan menyuruhnya untuk selalu merawat Bo Nui. Bo Nui pun mengucapkan terimakasih lalu ingin memberikan pelukan untuk Gun Wook. Dengan senyuman Ia mengucapkan senang bertemu dengan Gun Wook lagi dan Gun Wook juga sangat senang mereka bertemu seperti sekarang ini,
“Lakukan yg terbaik dan bekerja samalah dengan baik dan demi "IF"..oke?” kata Bo Nui menatap Gun Wook dengan memegangnya.
Semuanya lancar selama noona ada disana. Aku akan bersabar,meski disana ada orang yang kubenci.  Aku pemain profesional selama 6 tahun ini jadi mudah beradaptasi karena ada noona.” Kata Gun Wook bangga, Bo Nui meminta agar Gun Wook tak boleh sombong lalu mengajaknya untuk segera pergi. 


Soo Ho masih duduk dimeja kerjanya membaca surat yang diberikan oleh Bo Nui.
“Presdir..... aku tulis salam perpisahan yang lebih layak. Terima kasih dan maaf atas segalanya. Kau sudah sangat bersabar terhadapku. Semua ini salahku. Akulah sumber kesialannya dan Aku membawa sial padamu. Tapi... kaulah orang pertama yang memayungiku, Aku jadi tidak basah hari itu. Kenangan saat itu, akan kusimpan. Aku harap... kau selalu sehat.
Bo Nui menulis surat dimeja belajar adiknya sambil mengingat saat Soo Ho memayunginya ditengah hujan deras dan tak peduli kalau badanya kebasahan. 

Soo Ho menatap bunga kaktus yang ada diatas mejanya lalu berjalan keluar kantor, Tuan Won sudah ada di lobby memanggil Soo Ho lalu mengejarnya, Soo Ho menginggat Tuan Won dari dari Daebak Soft.  Tuan Won yakin Bo Nui pasti ada diruangan, Soo Ho mengatakan Bo Nui sedang tak ada dikantor dan kembali berjalan. Tuan Won kembali menahanya.
“Dia pasti masuk kerja, tapi Dia tak bisa dihubungi, lalu siapa yang akan membayarku?” ucap Tuan Won, Soo Ho bertanya bayar tentang apa.
Ah,kau bosnya kan,bayar 5 kardus air, berikan aku 550 ribu won.” Kata Tuan Won, Soo Ho tak  mengerti maksudnya.
“Semua sudah kukirim barangnya ke kantormu.” Ucap Tuan Won, Soo Ho menyuruh Tuan Won untuk bicara langsung dan langsung pergi.
Aku tanya padamu karena aku tidak tahu dimana dia!” teriak Tuan Won kesal
Bo Nui duduk di dalam bus membiarkan ponselnya terus bergetar tanpa diangkatnya. Soo Ho terus mencoba terus menelp Bo Nui dan mengemudikan mobilya dengan kecepatan tinggi, saat itu mobl Soo Hoo saling berpapasan saling berseberangan dengan bus yang Bo Nui naiki. 

Soo Ho berlari naik ke apartment mengedor pintu rumah Bo Nui, Gun Wook kelua dari rumah memberitahu Bo Nuitidak dirumah sedang pergi. Soo Ho bertanya kapan. Gun Wook menceritakan Tadi mereka pergi bersama,lalu berpisah, karena Bo Nui bilang mau ke suatu tempat.
“Jadi Kau biarkan dia pergi begitu saja? Dia  pergi kemana?  Apa Dia tidak bilang mau kemana?” tanya Soo Ho panik
kau ini Kenapa? Kau tidak ada hubungan apapun dengannya, jadi jangan berlebihan.” Kata Gun Wook sinis
Itu tidak penting sekarang, Apa Kau tidak lihat wajahnya? Dia sangat pucat. Kenapa kau biarkan dia pergi?” ucap Soo Ho kesal
Dia tertawa dan baik-baik saja saat kami bersama tadi. Kami tadi mengunjungi Bo Ra!” ucap Gun Wook santai
Kau pikir orang yang mau bunuh diri akan bilang-bilang?” ucap Soo Ho,
Gun Wook kaget dan binggung kenapa Bo Nui mau bunuh dirihanya harus menunggu Bo Ra sadar karena sudah melakukan semuanya dengan Soo Ho kemarin. Soo Ho mengaku tidak terjadi apa-apa pada hari ini,  jadi Bo Nui menyimpulkan sendiri kalau adiknya akan mati. Gun Wook langsung berlari keluar dari rumahnya, Soo Ho pun ikut berlari. 

Bo Ra sudah dibawa keluar dari ruangan rawat dan dimasukan ke dalam ambulance dengan beberapa perawat yang menjaganya. Bo Nui hanya melihat dari kejauhan, tanpa mau mendekat karena terjadi sesuatu dengan adiknya karena dirinya itu sial. Petugas segera menutup pintu ambulance memberitahu Pasien sudah siap dipindahkan. Bo Nui dari kejauhan langsung berdoa untuk adiknya dan pergi meninggalkan rumah sakit. 

Mobil Soo Ho datang , keduanya langsung berlari masuk kedalam rumah sakit. Perawat masuk ke dalam ruang rawat Bo Ra dengan merapihkan selimut dan bantal, Gun Wook mengikutinya bertanya Bo Ra pergi kemana, dan kenapa tak bilang padanya.  Perawat memberitahu kalau Informasi pasien hanya diketahui keluarga.
Bo Nui juga melarangku mengatakannya pada siapapun.” Ucap perawat yang sibuk beres-beres, Soo Ho sibuk mencoba berusaha menelp Bo Nui.
Aku sudah seperti keluarganya, tadi anda juga melihatku!” kata Gun Wook, Soo Ho akhirnya bertanya keberadan Bo Nui sekarang, Perawat melihat raut wajah Soo Ho yang terlihat sangat khawatir.
Dia bilang pergi ke tempat yang indah, mereka akan menghabiskan saat-saat bersama disana.” Kata Perawat
Soo Ho langsung berlari keluar dari ruangan rawat, Gun Wook pun mengikutinya. Bo Nui sedang ada di tepi sungai, dengan tatapan kosong berjalan ingin masuk sungai dengan menjatuhkan tasnya. 

[Semalam dengan macan]
Soo Ho mendekat melihat Bo Nui yang tertidur, lalu dengan mengunakan tanganya sebagai bantal berbaring disamping Bo Nui dan terus menatapnya. Soo Ho akhirnya bergerak mendekati Bo Nu dengan tangan menutup wajahnya, lama kelamaan mataya mengantuk, saat itu tanganya jatuh dan tak sadar jari kelingkingnya menyentuh jari telunjuk Bo Nui.
Dirumah sakit, jari Bo Ra mulai memberikan pegerakan tapi terlihat masih tertidur dengan tenang. So Ho dan Bo Nui tertidur sepanjang malam dengan saling bersentuhan jarinya.
bersambung ke episode 8
 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted 

3 komentar: