Hae Young mondar mandir didepan rumah menunggu Do Kyung
yang belum juga pulang. Tiba-tiba Anna dan Park Hoon berlari lalu berpelukan
dengan mengendong didepan Hae Young. Lalu Anna mengatakan kalau sekarang bisa
memindainya, Park Hoon mengatakan kalau capek. Anna memperingatkan agar
pacarnya tak bergerak. Hae Young terdiam melihat keduanya.
“Berhenti bergerak.... Tatap mataku… Kalau kau capek, kita harus
buru-buru” ucap Anna lalu mulai seperti ingin
menghipnotis Park Hoon. Mata Park Hoon terlihat melotot melihat Anna.
“Ternyata kau belum jatuh cinta
pada wanita perayu itu.” Kata Anna lalu turun dari
gendongan Park Hoon, seperti pada seekor anjing memujinya “Good
boy” sambil mengelus rambutnya. Hae Young yang melihat
keduanya hanya bisa menahan senyum.
“Biasanya lelaki yang terlihat
bandel bukanlah lelaki bandel. Kau pasti tidak tahu.” Ucap Park Hoon membela diri.
Keduanya sama-sama saling merengek seperti anak kecil, lalu Park Hoon mengajak
masuk
Saat masuk keduanya kaget ternyata Hae Young ada didepan
pintu, lalu sama-sama saling membungkuk menyapanya. Park Hoon bertanya apakah
kakaknya belum pulang. Hae Young mengangguk.
“Kau sudah mirip pengantin baru
menunggu suami pulang. Apakah Sudah
membuatkan Sup untuknya
?” tanya Park Hon mengodanya, Hae Young mengatakan sudah
membuatnya.
“Padahal Aku cuma bercanda.” Ucap Park Hoon melonggo lalu melihat kakaknya yang
berjalan berputar-putar dengan wajah ditutup oleh rambutnya.
Park Hoon mengumpat kakaknya itu Perempuan
gila, lalu memarahi Soo Kyung masih minum dan Sudah
bosan hidup. Soo Kyung mengangkat rambutnya
mengatakan kalau ia pura-pura mabuk
karena Tubuhnya
sedang bosan. Park Hoon dibuat melonggo dengan tingkah
kakaknya.
Hae Young dan Anna pun menyapa Soo Kyung sebagai kakak
iparnya, Soo Kyung mengajak mereka untuk masuk. Park Hoon menahanya bertanya
apa yang dikatakan oleh Jin Sang. Soo Kyung hanya memalingkan wajahnya, adiknya
kembali bertanya apakah Jin Sang tak menelp, Soo Kyung menjawa dengan menutup
wajahnya kembali dengan rambut lalu berjala masuk ke dalam. Park Hoon tak percaya Jin Sang itu malah kabur, dengan
wajah kesal sudah tahu pasti akhirnya akan begini, lalu menarik Anna untuk
masuk ke dalam rumah.
Hae Young masih menunggu didepan rumah, tiba-tiba melihat
sosok pria yang keluar dari semak-semak tanaman dinding. Jin Sang mengintip
dari belakang tanaman melihat Soo Kyung yang baru masuk kamar serta dengan Park
Hoon dan Anna. Akhirnya keluar dari persembunyian akan masuk rumah, tapi ia
malah berbalik arah tak ingin masuk. Hae Young melihat Jin Sang yang gelisah
ingin masuk rumah atau tidak, beberapa kali.
“Kau pasti ... melakukan
kesalahan.” Ucap Hae Young, Jin Sang terdiam
menatap Hae Young dengan tertunduk sedih
“Pasti kesalahan besar sekali.” Kata Hae Young, Jin Sang mengangkat wajahnya sambil
menghela nafas panjang.
“Sepertinya benaran besar ...” ucap Hae Young,
Jin Sang makin keras menghela nafas, akhirnya memilih
untuk meninggalkan rumah Do Kyung, tapi baru beberapa langkah kembali lagi
ingin masuk. Ia berhenti didepan pintu tak bisa masuk sampai akhirnya
berjongkok sambil menjerit frustasi, dan memutuskan untuk pergi dari rumah
sambil berlari.
Hae Young hanya diam saja melihat tingkah Jin Sang yang
aneh dan tetap melihat kearah jalan berharap sang pacar cepat pulang. Do Kyung
menyetir mobilnya sambil melihat ke kaca spion. Hae Young langsung bergegas
sembunyi ketika melihat Do Kyung datang dan sedang memarkir mobilnya.
Do Kyung turun dari mobil, Hae Young mulai menghitung
untuk mengagetkanya, tapi Do Kyung lebih dulu mengagetkan pacarnya yang
bersembunyi, Hae Young menjerit karena ia malah yang dikagetkan. Do Kyung
tersenyum bahagia melihatnya lalu masuk ke rumah lebih dulu.
Hae Young berlari memeluk pinggang Do Kyung, tangan Do
Kyung pun memegang erat tanganya. Hae Young bertanya apakah sudah makan. Do
Kyung mengatakan belum. Hae Young memberitahu sudah membuatkan sup untuk makan
malam. Do Kyung terus memegang erat tangan Hae Young yang melingkar di
pingangnya.
[Dulu Aku Tidak Bisa Memberimu
Cinta Yang Lebih dan Lebih]
Hae Young masuk ke kamar yang dulu sudah berubah jadi
berisi rak kaset rekaman, sementara Do Kyung sibik melihat kaset rekam yang
disimpanya. Hae Young bertanya bagaimana sasanya
bisa memakai ruang kerja lama ayahnya.
Do Kyung terdiam menatap Hae Young karena dalam
pengelihatan sebelumnya Jin Sang yang berbicara “Wah ... Bagaimana rasanya memakai ruang kerja yang dulu milik ayahmu ?” tapi pada kenyataanya sekarang Hae Young yang berbicara
padanya. Hae Young berkomentar Rasanya sangat berkelas didalam ruangan seperti Do Kyung membawa kehormatan keluarganya.
“Ayahmu ... kapan meninggal, Apa aku
boleh tahu ?” kata Hae Young, Do Kyung menjawab
singkat Umur 8 tahun sambil
melihat kaset rekamanya..
“Dia pergi saat kau masih kecil. Apa Dia
sakit ?” tanya Hae Young, Do Kyung melihat label kaset rekaman
bertuliskan “Baek Il Mong - Do Kyung”
“Kecelakaan.... itu terjadi saat dia pergi merekam
suara denganku.” Kata Do Kyung, Hae Young
pikir Pasti mengejutkan buat Do Kyung
“Sekarang jika kupikir, itu lebih
baik. Aku senang ada disana saat
kejadian, karena Aku tidak membiarkan dia
meninggal sendirian. Disaat kita meninggal, bukankah
jauh lebih baik jika ada seseorang yang menggenggam tanganmu di sisimu ?” kata Do Kyung sambil memutar pita kaset dialat
pemutarnya.
Terdengar suara seorang pria yang menyanyi, Hae Young
bertanya siapa yang menyanyi. Do Kyung mengaku itu dirinya, menceritakan kalau
saat itu masih 6 tahun dan ayahnya merekam, lalu Soo Kyung sang kakak yang memainkan pianonya.
Keduanya sama-sama tertawa mendengarnya.
Do Kyung terlihat masih memiliki pipi yang tembem
bernyanyi “ Kau pergi
meninggalkanku. Kau bisa melupakanku. Hatiku hanya satu untukmu. Aku menyesali hari-hari laluku,Aku tidak bisa memberimu cinta yang lebih
banyak.”
Hae Young tertawa tak percaya ternyata bocah yang
menyanyi itu adalah orang yang cintainya saat ini, dan merasa akan kalau ada
didekatnya. Do Kyung menegaskan kalau ia masih hidup dan ada didepanya.
Keduanya tertawa mendengakan Do Kyung yang terus bernyanyi.
“Dia menyanyi dengan semangat
tanpa tahu apa arti liriknya.” Ucap Hae Young
mendengar Do Kyung menyanyikan lirik “Aku akan cinta padamu selamanya.”
Do Kyung terdiam menatap Hae Young terlihat berkaca-kaca
mendengar suaranya.
Flash Back
Do Kyung duduk disebuah lorong dengan orang yang lalu
lalang. Didalam ruangan Dokternya seperti bercerita pada Prof, awalnya
juga bingung. Karena pasiennya itu terlihat
sangat normal. Tapi, Do Kyung
terus cerita kalau mendapat penglihatan Lalu penglihatannya jadi kenyataan.
“Tidak.... maksudku.Tidak semuanya. Sebagian
tidak jadi kenyataan. Itulah
masalahnya.” Jelas Dokter pada Prof
Akhirnya Do Kyung berada di dalam ruangan, menceritakan Sebelum mati memikirkan
wanita itu. Ia mengingat pengelihatanya yang terbaring
diaspal dengan luka penuh dara dibagian kepalanya,
“Sejak pertama kali kami bertemu.
Aku menyesalinya setiap waktu.”
Seperti ingatan Do Kyung diputar kembali saat pertama
kali bertemu, lalu Hae Young mengambil dompetnya dijalan, Hae Young melompat ke
pelukanya, mereka berciuman, bermain di pantai dengan wajah bahagia. Hae Young
yang berteriak marah di mall, melihat bunga sakura berguguran.
“Kenapa aku ...tidak bisa
memberinya cinta yang lebih banyak. Karena rasa menyesal yang begitu dalam
mungkin perasaan itu berjalan menembus waktu dan muncul di masa kini.” Ucap Do Kyung berbicara dengan memejamkan matanya.
“Apa kau Pernah dengar soal, pencerahan
menjelang kematian ? Semua
orang dapat melihat momen menjelang kematian mereka. Mereka
tidak perlu takut apapun. Apa Kejadiannya saat itu ?” kata Prof, Do Kyung membuka mata dan membenarkanya.
“Emosi manusia dibagi dalam 2
kategori yaitu Rasa takut dan cinta. Yang satu
palsu dan yang satu asli. Kau
menemukan yang mana yang asli. Makanya kondisimu berubah saat
kau memutuskan untuk memilih cinta.” Kata Prof
dengan duduk dimeja, Dokter mengernyitkan dahi mendengarnya, Do Kyung
mendengarnya dengan tatapan serius.
“Tapi, kenapa kau ragu-ragu ?” kata Prof yang membuat Do Kyung terdiam
Dokter mengeluh Prof cepat
sekali menyelesaikannya karena menurutnya Do Kyung
itu harusnya di hipnotis. Prof pikir Tidak
perlu karena Do Kyung tahu
jalan mana yang harus ditempuhnya menurutnya
Do Kyung cuma kemari karena sedang resah dan akan melaluinya lagi.
“Meskipun begitu ... Kau kira untuk apa aku jauh-jauh
kemari ?” keluh Dokter masih tak nyaman.
“Ya sudah .... Ketempat lain saja, kalau
begitu.” Kata Prof ketus, Dokternya pun hanya bisa mengumpat
kesal.
Do Kyung duduk didepan ruangan, dengan tangan melipat
didada mendengarkan terlihat sangat serius.
Hae Young tersenyum mendengar Do Kyung kecil menyanyika
lagu berlirik “Lagi, dan lagi aku
menyesalinya. Tidak bisa memberimu cinta yang lebih besar.” Lalu mengajak untuk mendengarkan sekali lagi. Do Kyung
mengajak Hae Young medengarkan yang lain saja. Hae Young merengek meminta untuk mendengarkan sekali
lagi.
Terdengar suara wanita menyanyi lagu “Ibu dan nuna ... ayo tinggal ditepi
sungai.” Hae Young terdiam menduga-duga siapa
yang menyanyikanya, Do Kyung membenarkan kalau itu suara kakaknya yang
menyanyi, keduanya tertawa dan tersenyum mendengarnya.
Soo Kyung bisa mendengarkan suaranya saat masih kecil
dikamarnya, dengan rambut
“Park Soo Kyung, yang dulunya
imut. Dimana sekarang dirimu berada ? Dimana perginya dirimu ?” kata Hae Young seperti mencari dirinya sendiri
diudara.
Sementara di kamar, Jin Sang menopang dagunya sedang
melamun. Pikiranya melayang saat melakukan foto Prewed dengan pakaian
pengantinya, Soo Kyung terlihat bersemangat lalu menyuruh Jin Sang untuk
tersenyum sambil menarik pipinya. Pose berikutnya Soo Kyung berada di gendongan
suaminya, lalu ketika berusaha mengendongnya, Jin Sang terjatuh karena tak kuat
mengangkatnya. Ketika berusaha menciumnya, Jin Sang menjauhkanya.
Ketika mengandakan party atas pernikahan dirumah, Ki Tae
keluar dari kamar mandi memberitahu toiletnya itu sangat bersih. Soo Kyung
keluar kamar dengan baju hanbook dan juga pemukul baseballnya, lalu membanting
diatas meja. Semua tamu yang sedang makan dan minum sampai terkaget-kaget.
“Aku ingin mengucap beberapa patah
kata. Dirumah kami, kalau
mau buang air kecil harus duduk. Kalau air senimu berantakan, maka Hati-hati
saja.” Ucap Soo Kyung mengancam pada Ki Tae dengan baseball
menganggapnya seperti pistol dan tertuju pada selangkangan akan menembaknya.
Jin Sang pun tak bisa menahan paniknya.
Soo Kyung mengunakan piyama untuk tidurnya dan melepaskan
talinya, tapi setelah itu malah membuka posisi kuda-kuda, dikepala Jin Sang
sudah ditaruh apel. Soo Kyung berlatih menendang apel yang ada diatas kepala,
sampai akhirnya berhasil menjatuhkanya. Jin Sang pun memberikan tepuk tangan
yang meriah.
Sebuah tomat Cherry, dimasukan ke dalam mulut Jin Sang
dengan memberikan kecupan di pipi suaminya. Jin Sang mengeleng panik, Soo Kyung
memujinya kalau sangat tampan, saat itu kaki Soo Kyung menampar wajah Jin Sang
sampai tomat Cherry keluar.
Jin Sang melamun sampai bisa merasakan pukulan kaki Soo
Kyung dipipinya. Park Hoon masuk kamar dengan wajah sinis. Jin Sang menjerit
karena sangat kaget. Park Hoon tersenyum karena berpikir Jin Sang kabur, tapi ternyata tetap pulang ke
rumah.
“Kau lebih bertanggung jawab dari
perkiraanku. Ternyata sulit, mengabaikan orang yang sudah seperti keluargamu ?” ucap Park Hoon lalu membanting tubuhnya di kasur.
“Hei..... Dasar binatang ! Bagaimana ini terjadi diantara
kalian ?” jerit Park Hoon mengodanya.
“Kalau aku tahu, artinya
ingatanku masih utuh. Apabila aku
melakukan saat waras ... maka aku pasti sudah gila.” Keluh Jin Sang masih tak percaya
“Hyung, jangan-jangan kau
kesana-kemari membuat masalah seperti ini.” komentar
Park Hoon, Jin Sang meminta agar menghentikan saja karena Kondisinya saat ini serius sekali,Park Hoon tak percaya Jin Sang serius memikirkanya.
“Aku kenal hyung. Kau
cuma menyesal sebentar lalu melarikan diri.” Ucap Park
Hoon
Jin Sang binggung Park Hoon memikirkan untuk Melarikan
diri. Park Hoon pikir tak masalah karena memang sudah bisa
mengerti, karena dirinya tak kolot dan tidak
selalu membela keluarga, jadi bisa mengerti perasaan
Jin Sang menurutnya Pasti berat mengakhiri hidupnya diusia sekarang bersama dengan orang yang bernama Park Soo
Kyung.
“Bagaimana kalau kau coba beberapa
pendekatan ? Setelah itu Lakukan
seperlunya yang kau ingikan lalu
kabur.” Kata Park Hoon, Jin Sang menjerit tak percaya
“Nuna juga bukan orang zaman dulu, Dia akan menerima apa yang ada dan
melepaskanmu.” Ucap Park Hoon
“Aisshh... coba dengar omongan anak kasar
ini. Kau bilang Menerima
apa ? Apa Kau kira anak cuma benda ? Dan Mau hitung-hitungan dengan masalah ini ?Apa kau membahas soal nuna-mu dengan cara
seperti bajingan ?” ucap Jin Sang dengan nada
tinggi
“Kau bilang aku bajingan.... Hei Jin Sang
anjing, kau lucu !Padahal aku perhatian padamu. Kenapa bersikap begini ? Apa Kau kagetKarena aku membaca
pikiranmu ?!” teriak Park Hoon
“Aku sudah cukup marah saat ini
... Apa Kau mau berkelahi denganku ?” teriak Park Hoon tak mau kalah.
Akhirnya keduanya saling berkelahi dengan saling menarik
rambut, terdengar bunyi suara besi stick baseball. Soo Kyung sudah membawa
stick golf mendengar suara jeritan Jin Sang yang menjerit karena tangan di
gigit. Soo Kyung berteriak masuk memanggil adiknya, keduanya langsung berdiri,
Park Hoon langsung tertunduk ketakutan.
“Kau.... Bukankah sudah kubilang, aku
akan membunuhmu kalau masih tidak respek pada Jin Sang ?” kata Soo Kyung, Park Hoon mengadu kalau Jin Sang yang
lebih dulu mengejeknya bajingan, tapi akhirnya mengaku salah.
“Kau... Jin Sang.... Bukankah sudah kubilang
bersikap sesuai dengan usiamu ? Hari
ini kau bunuh si brengsek kampret
ini. Kalau dia masih kurang ajar, bunuh
saja. Kalau kau lembek, mereka akan kembali. Sebelum
mereka kembali, kau
harus habisi duluan ! Sampai kau membunuh anak ini ... jangan tinggalkan kamar
ini. Kau Harus habisi dia.” Ucap Soo Kyung memutar stick baseball dan memberikan
pada calon ayah bayinya
Jin Sang mengambilnya dengan wajah ketakutan, Soo Kyung
pun akhirnya keluar dari ruangan. Park Hoon mengatakan kalau ia akan mati, lalu
memanggil Jin Sang sebagai kakak ipar dan mengaku salah. Jin Sang menghela
nafas mendengarnya, lalu berteriak marah dengan menyodok bokong Park Hoon,
kalau ia bukan adik iparnya tapi hanya “Hyung” saja. Park Hoon berteriak
kesakitan.
Jin Sang duduk dengan wajah ketakutan dengan tangan
diremas dan tertunduk sedih. Soo Kyung memakai lipstik, mengatakan Bukan
cuma Jin Sang yang merasa buruk dan canggung, karena ia juga merasa begitu jadi tidak
perlu terlalu serius.
“Kau dan aku, tidak
akan bisa jadi suami istri. Kau tahu itu begitu juga Aku. Sudah
20 tahun, kau seperti adikku Dan
aku sebagai kakakmu. Aku
akan imigrasi lalu kau bisa
hidup disini seperti biasa. Jadi,
berhenti menderita. Sekarang Kemas
barang-barangmu dan keluar.” Ucap Soo Kyung
“Itu bayiku....” ucap Jin Sang
tak enak hati, Soo Kyung tiba-tiba berdiri dan mendekat Jin Sang
“Kau ... Apa Kau bisa ... berciuman
denganku ?” ucap Soo Kyung dengan wajah semakin
sangat dekat, Jin Sang melihat bibir Soo Kyung yang semakin dekat, sampai
akhirnya memalingkan wajahnya.
“Aku beri waktu sehari. Apakah kau
bisa menciumku atau tidak, adi pikirkan
itu. Maka ... Kau akan dapat jawabannya.” Kata Soo Kyung lalu berjalan pergi. Jin Sang terlihat
bisa bernafas lega kembali setelah menahan nafasnya.
Sang Suk berjongkok didepan mesin pilingan bubur cabe
sambil merekam suaranya, bibi yang ada didepan mereka sibuk untuk memberikan
memastikan cabe yang tergilang dengan sempurna. Ki Tae mencoba menutup
hidungnya dengan tissue agar bubuk cabe tak menyengat hidungnya.
Do Kyung merekam bunyi desis minyak saat membuat pancake
pada bibi yang sedang memasak dipasar. Ia juga pindah ke bunyi mesin yang
mengeluakan banyak asap.
Park Hoon dan si pria muda terlihat merekam suara mesin
yang berputar, dan mesin press pun tertutup.
Park Hoon terlihat asik memakan kue, lalu terdengar suara peluit. Saat
terdengar suara seperti ledakan dari mesin, Park Hoon menjerit kaget dengan
wajah ketakutan.
Mobil Movie Sound berhenti pada sebuah restoran. Park
Hoon dan pria muda berlari ingin pergi ke toilet. Do Kyung turun dari mobil melihat nama restoran “Istana
di dalam hutan”. Sang Suk dan Ki Tae menunggu karena
sambil meminum es coklat, sementara Park Hoon masih ada di toilet.
Do Kyung asik duduk sendirian, menatap kearah jendela,
lalu mengarahkan pandangan pada rak didepanya,ada sebuah kamera, mesin pecetak
foto. Ki Tae dan Sang Suk dengan menopang wajahnya melihat Do Kyung yang
berjalan pergi ke rak. Do Kyung mengambil album tuliskan “Mei
2014” membuka lembaran
banyak pasangan yang berfoto dengan pasanganya, serta menuliskan pesan dibagian
bawah.
Lembaran demi lembaran terus dilihat Do Kyung, lalu
terhenti ketika melihat foto dirinya yang sudah disobek lalu tertulis pesan
disampingnya “Terima kasih atas cintamu. 10 Juni 2016”. Ia bisa melihat foto sebelumnya, saat Hae Young
merangkul tanganya dengan coklat berbentuk love ditanganya. Saat itu foto Hae young hilang berganti
dengan tulisan.
Hae Young melakukan kencan buta, didepanya terlihat pria
merasa tidak sangka Hae Young
akan datang karena berpikir hanya basa basi saja. Ae Young mengatakan tak
mungkin bisa menilai orang kalau cuma bertemu sekali. Pria itu pun mengucapkan terimakasih.
“Aku ingin berterima kasih sekali ... Karena kau cantik. Mungkin
cuma aku hanya terlihat biasa saja, jadi Maafkan aku.” Kata si pria
Hae Young mendengar bunyi pesan masuk dan langsung
membacanya, pesan dari Do Kyung “Terima kasih.” Matanya kembali terlihat berkaca-kaca, lalu tersadar
kalau ia tidak boleh mengecek ponsel dan akan mematikan saja. Pria itu pikir tak masalah tapi
akhirnya setuju untuk mematikan saja ponselnya. Hae Young pun mematikan
ponselnya.
Park Hoon akhirnya selesai dari toilet, Ki Tae bertanya
apakah ia harus yang menyetir sekarang. Park Hoon mengejek siapa lagi kalau
bukan Ki Tae, karena ia tak memiliki SIM. Do Kyung keluar masih berdiri depan
restoran, menatap fotonya yang sudah dirobek untuk membawanya pulang.
Hae Young duduk dikamarnya sambil mengirikan pesan pada
Sepupunya Ji Hee. “Besok kau akan menikah. Bagaimana
?” Ji Hee membalas dengan wajaha tegang Rasanya
aneh berkata begini, tapi
ayah dan ibuku gugup sekali sekarang. Mungkin aku harus membatalkannya seperti eonni. “
“Bicara yang benar. Bukan
aku yang membatalkan, Aku
diputuskan.” Balas Hae Young mengakuinya.
“Sepertinya kau sudah sembuh ?Bisa
bilang kau yang diputuskan.” Tulis Ji Hee, Hae
Young membalas dengan senyuman kalau ia tentu baik-baik
saja.
“Temanku yang harusnya menerima
karangan bunga sedang
sedih karena dia baru putus dengan pacarnya. Aku jadi tidak bisa memintanya
menerima karangan bungaku.” Cerita Ji Hee dalam
chatnya
“Jangan khawatir. Aku yang akan
menerimanya” kata Hae Young
Ji Hee kaget karena Hae Young akan datang ke
pernikahannya. Hae Young sudah pasti akan datang ke
pernikahan sepupunya. Ji Hee mengatakan kalau ibunya tidak
akan datang bahkan ibu Hae Young juga bilang anaknya
tak akan datang. Bibi Hae Young ikut melihat percakapan mereka di grup, Hae
Young mengatakan Ji Hee tak perlu khawatir karena ia akan datang
dan menerima bunganya.
Bibi Hae Young, ibu Ji Hee memastikan Hae Young
benar-benar akan datang. Hae Young mengatakan tetap datang, Bibi Hae Young
dengan wajah khawatir mengetik mengira Hae Young akan merasa tidak
nyaman. Hae Young membalas kenapa harus merasa tidak nyaman.
“Itu, kau sudah cerita semuanya di
radio. Semua orang sudah tahu kalau pernikahanmu berantakan.” Balas bibi Hae Young
“Kesimpulannya saat ini ...Lelaki
yang sudah merusak pernikahanku, sekarang jadi pacarku.” Tulis Hae Young dengan wajah serius
Ibu Hae Young ikut membaca percakapan di grup. Ji Hee tak
percaya, Hae Young meyakinkan jadi akan terima bunganya, lalu memberitahu dengan tangan terbuka pada bibinya.
Bibi Hae Young tak percaya penasaran bagaimana
penampilannya.”
“Baiklah. Aku
akan membawanya di pernikahanmu besok. Bibi, kau pasti kaget sekali. Lelaki
ini bukan sembarangan. Bahkan, tangannya saja seksi. Ah, memikirkan dia membuatku
rindu padanya.” Tulis Hae Young penuh semangat,
“Kakak ipar, apa kata Haeyoung
benar ? Dia
sungguh pacaran dengan lelaki itu ? Aku
tahu kau baca ini ! Kakak
Ipar !” balas Bibi Hae Young pada kakak iparnya.
Ibu Hae Yaung masuk kamar sambil berteriak mau dibawa
kemana dan siapa yang akan dibawanya, Hae Young sampai terkejut mendengar
ibunya tiba-tiba masuk dan langsung berteriak, lalu bertanya kenapa ibunya
datang tiba-tiba berteriak.
“Apa kau tanya karena tidak tahu ? Orang-orang akan memanggilmu gila
karena
pacaran dengannya. Mereka akan mengejek kalian ! Kenapa malah membawanya ke acara
keluarga ?!” teriak Ibunya marah
“Apa tidak bisa memihak padaku ? Bahkan tanpa dituding, orang itu sudah merasa sangat
bersalah. Apa ibu tidak bisa bilang tidak
apa-apa dan
menepuk pundakku ? Aku ingin menunjukkan pada dia. Kalau keluargaku tidak
menyalahkannya, jadi
jangan merasa bersalah lagi.” balas Hae Young dengan
tenang
“Kau lebih baik berkencan
diam-diam lalu putus.” Kata ibu Hae Young ingin
keluar.
“Aku bukan cuma mau berkencan dengannya.” Tegas Hae Young dengan wajah
serius, membuat ibunya terdiam
Do Kyung sedang duduk di dalam mobilnya, terlihat Ki Tae
yang menyetir dengan mata setengah terbuka, tiba-tiba mobil berhenti mendadak
membuat kepala Do Kyung terhantam di kursi dan merasakan sakit dibagian
pundaknya.
Perlahan ia menyandarkan kepalanya, lalu tersadar kalau
mobil masih berjalan dengan tenang. Ia menengok adiknya dan yang lainya sedang
tidur nyenyak dan dibelakan tak ada mobil apapun, bahkan Ki Tae masih menyetir
walaupun sambil menguap.
Do Kyung kembali melihat Tae Jin mengemudikan mobil
dengan kecepatan tinggi dan akan menabraknya, mata Do Kyung langsung melotot
tajam seperti bayangan akan menjadi nyata dimatanya.
Tae Jin meminting kepala sipelayan yang menyuruhnya untuk
mengatakan “Aku tidak suka dengan cara makanmu ?” lalu mengumpat kalau itu seharusnya tak boleh dikatakan
pada seorang wanita. Si pelayan mencoba melepaskasn pitingan, tapi Tae Jin yang
mabuk terus mengomel karena pelayan itu harus menyuruh mengatakan itu.
“Harusnya kau bilang aku harus
cerita yang jujur !” teriak Tae Jin terus
memitingnya.
“Makanya wanita itu akhirnya mundur, jadi artinya itu berhasil !” ucap si pelayan akhirnya bisa melepaskan pitingan Tae
Jin
Han Tae Jin berusaha untuk berjalan memanggil si pelayan
tapi tubuhnya terlihat tak kuat berdiri lagi, sambil duduk mengatakan dirinya yang
gila, karena tak menyangkan bisa mendengar
nasihat dari seorang pelayan. Si pelayan bertanya apakah Tae Jin menyesal sudah memutuskannya atau hatinya terasa sakit, Tae Jin hanya diam dengan menghela nafas.
Beberapa saat kemudian, Tae Jin sudah berjalan di
jembatan dengan setengah sadar memegang kepalanya yang pusing, lalu mengumpat
memanggil Park Do Kyung, bertanya harus melakukan apa padanya
Do Kyung terdiam mengingat kembali ingatan dikejar-kejar
oleh mobil Tae Jin yang ingin menabraknya. Saat itu terdengar suara bel
rumahnya, Ibu Hae Young terlihat dilayar interkom. Akhirnya Ibu Hae Young duduk
disofa sementara Do Kyung berdiri didepan calon ibu mertuanya.
“Aoa Hae Young, sudah menelponmu Untuk mengajak pergi ke pesta
pernikahan bersama ?” tanya Ibu Hae Young, Do
Kyung mengatkan belum menelp
“Sepupu Hae Young akan menikah
besok. Dia ingin mengajakmu kesana. Karena
anaku itu bodoh, maka dia kira semua hubungan pasti
akan berakhir dengan pernikahan. Tapi anak-anak jaman sekarang,
berbeda. Mereka hanya ingin senang-senang
bersama tapi tidak ingin menikah. Hae
Young-ku sudah berpikir kalau dia akan menikah denganmu. Menurutku kau
.. hanya coba-coba. Benar, kan ?” kata Ibu Hae Young blak-blakan.
“Aku menyukai Hae Young.” Ucap Do Kyung dengan memegang tanganya, Ibu Hae Young
menatap Do Kyung.
“Ada kata yang kurang. Kau harus bilang
juga "Aku akan menikahi dia" “ ucap Ibu Hae Young, Do
Kyung hanya tertunduk diam
“Aku minta aaaf, karena aku ini orang kuno. Kalau dia mengenalkanmu pada
keluarga, maka kalian
harus menikah. Kalau kau
sudah menyapa keluarga lalu putus, itu
sama saja dengan memutuskan pernikahan. Begitu
pemikiran para orang tua.” Jelas Ibu Hae Young
“Meskipun Hae Young berpikir, dia mengajakmu untuk pergi makan
di pernikahan ... maka kau tidak bisa datang dengan
pemikiran seperti itu. Apabila kau sudah memutuskan
untuk menikahi Hae Young apapun yang terjadi maka datanglah besok. Kalau
tidak, jangan datang. Dan Kalau kau masih ragu-ragu,
tidak
perlu datang.” Tegas Ibu Hae Young berdiri
“Pernikahan Hae Young sudah rusak
satu kali. Kalau ada yang merusaknya lagi, maka aku tidak bisa tinggal diam.” Ucap Ibu Hae Young lalu pergi
Do Kyung pun membungkuk memberikan hormat, lalu hanya
bisa tertunduk diam. Tuan Oh menunggu didepan rumah bertanya apa yang dikatakan
Do Kyung. Ibu Hae Young mengatakan bukan dia orangnya, Tuan Oh terlihat
binggung.
Do Kyung terdiam lalu melihat Hae Young menelpnya dan
menatapnya cukup lama. Hae Young bertanya kenapa Do Kyung lama
sekali mengangkatnya. Do Kyung berbohong sedang mandi. Hae Young langsung
berfantasi memikirkan Do Kyung yang mandi, lalu
meminta maaf dan bertanya apa rencana pacarnya besok. Do Kyung mengatakan mau
ke pinggir kota untuk merekam, Lalu
kembali saat siang.
“Oh, begitu ? Aku harus ke pernikahan sepupuku
besok siang.”cerita Hae Young
“Kita ketemu dirumahku besok
siang. Aku akan memasak yang enak
buatmu.” Kata Do Kyung, Hae Young tak percaya pacarnya bisa
memasak ?
“Aku itu pandai. Jangan makan terlalu
banyak di pernikahan.” Kata Do Kyung mengoda, Hae
Young pun mengerti.
Do Kyung bertanya pacaranya ingin mau
makan. Hae Young mengatakan apa saja karena tak punyapantangan
soal makanan, lalu mengusulkan untuk besok minum
bersama juga karena Sepertinya
sudah lama tidak minum, mungkin sekitar 10 hari.
“Aku tahu kenapa suka sekali minum
alcohol Karena
aku tidak bahagia. Tapi Belakangan ini, aku
bahagia sekali rasanya seperti sedang mabuk. Ungkap Hae Young, Do Kyung Terima
kasih. Hae Young pikir ia yang harus berterimakasih.
Hae Young keluar kamar dikagetkan dengan ibunya yang
duduk dimeja makan dalam kegelapan, lalu bertanya kenapa ibunya belum tidur.
Ibunya hanya diam saja. Hae Young akhirnya bicara pada ibunya.
“Jangan khawatir. Dia tidak akan
datang ke pernikahan, karena harus
bekerja.” Kata Hae Young pada ibunya.
Ibu Hae Young pun diam saja karena itu artinya Do Kyung
tak serius ingin menikah denganya. Do Kyung hanya diam saja karena tak bisa
memutuskan untuk menikah dan masih ragu.
Jin Sang mengendap-ngendap mencoba mendengar suara dari
kamar kakak Do Kyung, Soo Kyung tiba-tiba turun dari tanya bertanya apakah Jin
Sang mencarinya. Jin Sang kaget dan terlihat panik, Soo Kyung bertanya apakah
ia sudah siap. Jin Sang panik berjalan mundur, Soo Kyung terus bertanya apakah
Jin Sang mau menciumnya sekarang.
Jin Sang makin panik mengatakan bukan itu maksudnya, lalu terdesak dengan bersandar di
dinding. Soo Kyung tiba-tiba berjinjit seperti ingin menciumnya, lalu menaruh
tanganya di dinding seperti mengunci Jin Sang.
“Kalau sudah siap, bilang. Apabila tidak percaya diri, maka lebih baik mundur
saja.” Tegas Soo Kyung lalu berbalik dan berjalan pergi.
Jin Sang terlihat lemas dengan menjatuhkan tasnya,
menurutnya mana mungkin dirinya bisa siap dengan cepat. Dengan wajah frustasi
menurutnya ini tak main-main, lalu berjongkok kebinggungan.
Bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
saat itu judul lagu yg di yanyikan do kyung kecil bersama kakaknya apa ya?
BalasHapus