Bo Nui duduk termenung dibawah tangga, sebuah mobil
berhenti dan memberikan klakson. Bo Nui pun langsung menghampirinya. Pria itu
bertanya apakah ia Simsin yang mencari pria macan, Bo Nui membenarkan lalu meminta izin untuk melihat ID
Cardnya.
Pria itu pun memberika ID Cardnya, tiba-tiba Soo Ho
langsung mengambilnya. Bo Nui ingin mengambilnya bertanya apa yang sedang
dilakukan Soo Ho, Pria itu pun marah keluar dari mobil. Soo Ho bertanya apakah
ini miliknya. Pria itu berpikir Soo Ho itu pacarnya.
Soo Ho langsung menelp untuk melaporkan pada polisi, Penculikan
dengan ID carf palsu. Pria itu langsung ketakutan dan memilih untuk kabur, Bo
Nui panik memberitahu si pria kalau Soo Ho itu bukan pacarnya. Soo Ho pun
menahan Bo Nui membiarkan pria itu pergi. Setelah mobil pergi terlihat dua pria
yang keluar dari jendela belakang, mengumpat Bo Nui itu Ahjumma
mesum, padahal sudah beruntung. Bo Nui hanya bisa terdiam karena kembali ditipu.
“Meskipun tidak bisa berpikir
jelas... Shim Bo
Nui, sadarlah.” Teriak Soo Ho, Bo Nui membalikan
badanya menatap Soo Ho dengan tatapan menahan amarah. Soo Ho bertanya kenapa Bo
Nui menatapnya seperti itu.
“Aku sudah mengatakannya dengan sopan. Jangan ikut campur. Apa Tahu yang sudah kau lakukan?” ucap Bo Nui marah mendekati Soo Ho
“Membantumu disaat yang berbahaya. Kenapa memangnya?”
kata Soo Ho merasa tak bersalah.
“Sekarang Tidak ada waktu lagi. Segalanya berakhir saat bulan
purnama!” teriak Bo Nui dengan mata menahan amarah, Soo Hoo
pun sadar kalau ada batas
waktunya.
“Karena itulah kau minta 3 minggu... Ah... Dia itu penipu ulung.” Ucap Soo Ho menghela nafas
“Ternyata Aku salah. Kupikir kau adalah orang yang
baik dan kau akan membantuku...karena kau
merasa bersalah, tapi
aku salah.Ternyata... kau hanya
ingin mempermainkanku.” Kata Bo Nui
Soo Ho membela diri bukan itu, Bo Nui bertanya apakah Soo
Ho ingin tidur denganya. Soo Ho hanya bisa diam. Bo Nui menegaskan kalau Soo Ho
jangan mengganggu, menurutnya
ia juga tak suka melakukan hal ini, merasa
takut, malu dan Ingin
melarikan diri, tapi ia tak bisa. Jadi dirinya itu mungkin
terlihat seperti orang paling bodoh baginya. Soo Ho
hanya menatapnya.
Bo Nui pikir tak perlu lagi memperpanjang lagi
karena Soo Ho tidak
akan mengerti lalu berjalan pergi. Soo Ho pun tak bisa
berkata-kata lagi, melihat Soo Ho yang pergi meninggalkanya.
Ryang Ha menjerit bahagia karena Menang 5x
berturut-turut membuatnya
bosan, lalu bertanya pada Soo Ho yang tidak fokus, berpikir
peramal mengatkan wanita itu tidak cocok u dan akan
memakannya. Soo Ho sampai tersedak mendengarnya lalu pura-pura
tak mengerti mendengarnya.
“Kau meminta daftar para peramal
itu. Bukannya
kau penasaran gadis itu cocok
untukmu atau tidak?” ucap Ryang Ha
“Kenapa orang-orang percaya
begituan? Sama
sekali tidak rasional.” Komentar Soo Ho
“Kau tidak mengerti, terkadang ada hal yang tidak
berhasil meski
sudah berusaha. Saat
itulah kita meminta bantuan para
peramal.” Jelas Ryang Ha, Soo Ho mengumpat orang-orang itu biadap
lalu kembali menyandarkan tubuhnya kembali.
“Lalu kenapa kau minta daftar para biadab itu?” tanya Ryang Ha, Soo Ho menengokan kepala lalu
memberitahu kalau itu Shim Bo Nui. Ryang Ha kaget kalau itu karena Bo Nui.
“Sepertinya dia percaya takhayul.”kata Soo Ho kembali duduk dengan wjah serius.
Ryang Ha tertawa menurutnya itu memang benar, karena
sebelumnya Bo Nui memberikan banyak
garam karena takut menulari
kesialannya. Soo Ho bingung Bo Nui yang berpikir Takut
menulari kesialannya. Ryang Ha pikir semua itu
bisa saja benar karena Ibuny komat kamit di mangkok air... Semoga anaknyajadi dewasa.
“Tidak mungkin, Aku
yakin Lebih buruk dari itu, kau tidak tahu apa yang dia
lakukan.” Ucap Soo Ho yakin
“Apa Kau khawatir pada Bo Nui?” kata Ryang Ha, Soo Ho menatapnya seperti baru menyadari
sikapnya yang berbeda.
“Untuk pertama kalinya kau khawatir pada orang lain. Ah... Aku Jadi merinding” kata Ryang Ha memegang sekujur tubuhnya, lalu
mengartia kalau Soo Ho sudah dewasa dan kembali
merasa bulu kudunya merinding. Soo Ho tertawa mendengarnya.
“Aku hanya berpikir logis... Aku khawatir dia mendapat masalah Dan akhirnya mengacaukan demonya. Kau Tahu, kan betapa pentingnya demo
itu?” ucap Soo Ho,
“Tentu saja... Tutup mata saja padanya. Dia sudah memberikan IF dan Gary
Choi. Jadi Dia itu jimat keberuntungan kita.” Kata Ryang Ha, Soo Ho pun tak mau membahasnya lagi
mengajak mereka bermain saja.
Bo Nui berlutut diatap dengan menatap ke langit, memohon
agar memberikan pria yang bershio harimau. Gun Wook naik keatap melihat Bo Nui
dan menghampirinya bertanya apa yang dilakukan Bo Nui. Bo Nui melihat Gun Wook
yang datang, Gun Wook mengangkat plastiknya mengajak untuk minum bir.
“Jadi harus sebelum bulan purnama? Apa kau yakin peramal itu bisa dipercaya? Ini keterlaluan.” Ucap Gun Wook melihat bulan masih setengah.
“Apa Kau tahu yang paling kutakutkan? Banyak orang menghubungiku... melalui situs internet sampai
kemarin.Tapi sekarang tidak
ada lagi. Seperti
ada yang menghalangi mereka.” Cerita Bo Nui, Gun
Wook pikir itu tak mungkin.
“Seperti itulah aku, Gun Wook. Memiliki kesialan dalam diriku” ucap Bo Nui
sambil mengeluh.
“Tidak tahu harus berharap untuk
berhasil atau
tidak.” Komentar Gun Wook
“Apakah Amy punya teman pria di Korea?” kata Bo Nui, Gun Wook berteriak menyadarkanya karena
terlalu berlebihan. Bo Nui meminta maaf dan Gun Wook pun terlihat bersedih lalu
berlutut didepan Bo Nui.
“Noona dulu pernah bilang, kan? Dengan mengharapkan sesuatu dengan sepenuh hati. Kita akan mendapatkannya. Jujur, aku tidak mengerti... tentang tidur dengan orang yang lahir di tahun macan. Tapi, satu hal yang kutahu. Perhatian noona pada Bo Ra... Noona akan tetap kuat, karena kasih sayangmu pada Bo Ra.” Ucap Gun Wook terdengar tulus
“Gun Wook.... Kau sudah dewasa” komentar Bo Nui. Gun Wook mengodanya kalau Bo Nui jadi
tertarik padanya lalu berdiri memegang kepala Bo Nui dengan mengejeknya Bo Nui
itu wanita yang masih kecil. Bo Nui hanya bisa tersenyum lalu melihat ke arah
bulan yang belum penuh.
Bo Nui masuk ruangan, terlihat binggung melihat semua
pegawai dengan bantal penyanggal leher bahkan Dal Nim membawa boneka berhenti
bantal guli. Ji Hoon yakin Bo Nui itu Pasti pertama merlihatnya, lalu memberitahu kalau ia tak bisa lembur
dengan pakaian seperti itu. Hyun Bin meminta Ji Hoon tak perlu menakutinya, Ji
Hoon pikir seharusnya Hyun Bin memberitahunya.
Soo Ho keluar dari ruangan, Dae Kwon menyapanya karena
tahu semalam lembur dan memberikan minuman energi. Soo Ho berterimakasih lalu
menatap Bo Nui yang sudah datang.
“Presdir.... Karyawan kontrak seperti
Bo Nui, apakah harus lembur? Dia tidak dapat bayaran untuk
itu.” Kata Seung Hyun bertanya, Soo Ho menatap Bo Nui.
“Apa sekarang waktunya memikirkan
itu? Karyawan
kontrak pun harus kerja 24 jam.” Kata Soo Ho lalu
keluar ruangan.
Hyun Bin meminta Bo Nui tak perlu khawatir untuk tidur
saja dirumah, Bo Nui mengangguk mengerti.
Ryang Ha tersenyum mengerti Sul Hee itu mengatur
pertemuan dengan
Soo Ho. Sul Hee menceritakan Soo Ho yang tidak
menghiraukannya, padahal ia ingin
menyelesaikan suatu kesalahpahaman. Ryang Ha
tahu temanya itu sebenarnya sangat lembut dan
Kejadian itu sudah lama.
“Hubungan kami sangat spesial.” Kata Sul Hee bangga.
“memang Benar, Seharusnya
anggap saja kau wanita gila dan
berusaha untuk pindah ke lain hati.” Ucap Ryang Ha, Sul
Hee merasa Ryang Ha sedang menyindirnya.
“Tidak... aku tidak bilang wanita gila… tapi aku bilang orang gila.” Ucap Ryang Ha.
“Ini Aneh sekali... Kenapa dia punya teman sepertimu? Dia Soo Ho-ku” kata Sul Hee.
“Kau bilang "Soo Ho-ku"? Ini Gila sekali. Dia bahkan tidak bisa beli tiket
ke Korea jadi Akulah yang memulangkannya.” Ucap Ryang Ha.
Sul Hee merasa Soo Ho itu sedikit
kikuk, Ryang Ha menyindir Sul Hee itu. hanya
mengajarinya naik sepeda dan ia mengajarinya
minum, merokok, perempuan, tapi tidak main perempuan. Sul Hee langsung bersemangat Ryang Ha tak mengajari Sul
Hee bermain perempuan. Ryang Ha menegaskan untuk menunggu sampai
demonya selesai.
“Kalau dia sudah fokus pada
sesuatu...” ucap Ryang Ha langsung disela oleh Bo
Nui
“Dia tidak menghiraukan hal
lainnya. Benarkan ?” kata Sul Hee dengan gaya mengoda. Ryang Ha
seperti terpana lalu memujinya cantik
Tiba-tiba teriakan terdengar teriakan Dal Nim, Ryang Ha
mengeluh suaranya itu bikin kaget saja. Dal Nim ingin memesan kopi 8 gelas. Ryang Hae melihat
wajah Dal Nim itu tidak bersahabat jadi memintanya agar suaranya itu lebih
bersahabat, serta bicaralah dengan sopan.
“Totalnya 80 juta.” Kata Ryang Ha bercanda, Dal Nim mengeluh kalau Ryang Ha
itu tak lucu.
“Kenapa? Padahal yang lain menyukainya.” Ucap Ryang Ha, Dal Nim tak peduli.
Sul Hee menyapa Dal Nim, memberitahu kalau Soo
Ho akan memberikan free
pass, lalu bertanya dibagian mana harus mengurusnya. Dal Nim dengan sinis mengatakan Orang
asing dilarang masuk sampai
demonya selesai. Sul Hee mengeluh sangat
kejam dianggap sebagai Orang asing
“Keamanan dibagian pengembangan, diperketat sampai hari H. Mohon pengertian dan
kerjasamanya.” Kata Dal Nim sinis
“Lupakan, aku tanya Soo Ho saja... Ah, mulai hari ini kalian lembur, kan... Cherrs up!!!” ucap Sul Hee dengan menada mengejek
lalu meninggalkan cafe.
Dal Nim sangat dongkol, menurutnya Sul Hee menjengkelkan. Ryang Ha mengatakan Sul Hee itu
sangat menarik, menurutnya Harusnya
penampilan Dal Nim itu seperti
dia. Lalu mengejek Dal Nim pasti tak akan bisa. Dal Nim
sengaja mengikuti gaya Sul Hee mengatakan “Cheers up” Ryang Ha pun mencoba
mencontohkan yang benar. Dal Nim pun mencoba mengatakan “Free
pass.” Ryang Ha merasa Sul Hee tak pernah mengatakan itu.
Dilayar tertulis sangat besar D-3 Hyun Bin masih
mengunakan jepitan rambutnya menuliskan pada papan. Ji Hoon juga melakukanya,
Dal Nim memberikan semangat pada semua tim. Semua silih berganti melakuan
perkerjaan. Bo Nui ikut menuliskan, saat itu Soo Ho lewat dan sengaja
memiringkan wajahnya. Bo Nui melihat Soo Ho seperti menghindarinya.
D-2 ... Yoon Byun yang bosan
mulai mencoba main dengan kacamtanya, Soo Ho melepaskan agar anak buahnya
kembali berkerja. Dal Nim menuliskan dipapan, Soo Ho mendekat memperbaikinya
dan ternyata spidolnya habis.
D-1 .. Bo Nui membawa berkas
untuk membuat salinan di mesin foto copy, sambil menunggu menatap sedih pada
tulisan D-1 karena waktu untuk bertemu dengan pria macan sudah tak banyak waktu
lagi. Soo Ho keluar ruangan melihat Bo Nui lalu kembali lagi masuk ke dalam
ruanganya.
“Bagaimana? Kau senang ada di
Zeze, kan? Apa di
Daebak soft ada kursi seperti ini?” kata Dal
Nim
“Atasanku memberiku bantal. Dia juga memperbaiki kursiku yang
rusak.” Ucap Bo Nui.
“Oh, kau itu terlalu pengertian, Pintarlah sedikit.” Keluh Dal Nim
Seung Hyun datang memberitahu Bo Nui ada tamu yang
datang, Bo Nui binggung siapa yang datang menemuinya. Seung Hyun mengatakan
tamunya menunggu di lobby.
Bo Nui keluar ruangan dan dikagetkan dengan teriakan Tuan
Won yang memanggilny didekat tangga. Tuan Won menyapanya melihat Bo Nui yang
kelihatan sibuk tapi menurutnya itu bagus. Bo Nui melihat tumpukan di Alkaline
water, bertanya apa yang dibawanya. Tuan Won bertanya apakah Bo Nui pernah
mendengar Alkaline water
“Air mineral yang mengandung
alkali. Air ini
mencegah dehidrasi, memberi energi,menjaga kesehatan, baik untuk liver dan diabetes. Memperkuat rahim, ini ajaib sekali!” kata Tuan Won membanggakan
“Presdir.... ini barang bagus yang kau bilang hari itu?” ucap Bo Nui mengingat saat Tuan Won meminjam uang
padanya.
“Bukan, itu bantal pemanas.” Kata Tuan Won
Bo Nui meminta Tuan Won tak lagi membahasnya karena pasti
sudah tahu kalau ia itu tak punya uang, Tuan Won berteriak kesal mengingatkan
kalau mereka itu sangat dekat, lalu
menceritakan kutu air yang dimilikinya, seakrang sudah sembuh karena mengunakan
air itu dan ingin membuka kaos kaki agar bisa memperlihatkanya. Bo Nui
menahanya merasa heran untuk apa Tuan Won melakukannya.
Tuan Won menyuruh Bo Nui menaruh di kantornya, lalu
minumlah kapanpun saat mereka haus dan menyakinkan kalau air itu sangat bagus,
menurutnya tak masalah jika membayarnya belakangan dan langsung kabur. Bo Nui
berteriak memanggilnya lalu tumpukan dus yang ditinggalkan Tuan Won.
Bo Nui mendorong kardus sampai ke pantry sambil menghela
nafas, ponsel berbunyi melihat pesannya berkomentar orang itu tak mau menyerah
padanya. Lalu memberitahu kalau ia mencari pria yang lahir ditahun Harimau.
Ia melihat ID Card yang dikirimkan bertuliskan “Cha
Do Hyun, 14 September, 1986” lalu ia menelp dengan
mengaku sebagai nama samaranya “Simsim.”dan bertanya apakah ia “Chacha
jaring merah”. Pria itu seperti membenarkan. Bo Nui
memastikan kalau itu bukan ID Card palsu, setelah itu mengatakan kalau besok
malam.
Di sebuah gedung, terlihat spanduk bertuliskan [Demonstrasi game baru,
"IF" oleh Zeze Factory] banyak
wartawan yang masuk gedung lengkap dengan peralatanya, Spanduk IF juga berdiri
didepan ruangan. Bo Nui dan Soo Hoo duduk bersebelahan dengan wajah serius, Dae
Kwon meminta semuanya memeriksa kembali dengan benar.
Dal Nim membawa Sul Hee dan Gun Wook masuk ruangan, Dae
Kwon memastikan tak ada yang tahu kalau mereka datang. Gun Wook melihat Bo Nui
dan Soo Ho duduk bersebelahan, Sul Hee memanggil Soo Ho, keduanya langsung
menengok bersamaan seperti pasangan yang serasi. Bo Nui tersenyum melihat Gun
Wook, Soo Ho seperti tak suka melihatnya tapi pura-pura tak peduli. Sul Hee
keluar ruangan karena harus menerima telp.
Gun Wook mendekati Bo Nui bertanya apakah semuanya sudah
siap, Bo Nui mengatakan hampir selesai. Soo Ho ikut berdiri melihat keduanya.
Gun Wook memastikan tak ada masalah, Soo Ho mengatakan tak ada dan Gun Wook hanya
perlu keluar seperti bintang. Gun Wook pun tak sbara menantikannya.
Lalu ia melihat Bo Nui yang tak tidur semalam, dan
mengkhawatirnya. Bo Nui mengatakan kalau ia baik-baik saja. Soo Ho pun kembali
duduk seolah-olah tak peduli dengan hubungan keduanya, Bo Nu memuji Gun Wook
yang keren dengan pakaianya. Gun Wook pun mengajak Bo Nui makan
Tteokbokki setelah acara demo. Bo Nui mengatakan harus
tetap berada di gedung setelah
acara jadi mengajaknya untuk makan besok saja. Gun Wook
mengingat besok adalah.. lalu terhenti melihat Soo Ho yang ada dekat mereka.
Di ruang tunggu
Soo Ho meminum obat penenang, Dal Nim masuk ke dalam
ruangan dan ia buru-buru menyembunyikan obatnya. Dal Nim memberitahu waktunya
tinggal 5 menit lagi, Soo Ho mengangguk mengerti. Dal Nim menegaskan Sudah
memastikan tidak ada yang merekam jadi tak perlu khawatir. Soo Ho mengerti dan mengucapkan
terimakasih.
“Presdir.... Bo Nui menitipkan Jimat
untuk mengurangi rasa gugup. Aku
lupa nama jimatnya apa.” Ucap Bo Nui memberikan
selembar kertas
“Dal Nim, sudah berapa lama kita bekerja bersama? Apa 2 tahun atau 2 tahun setengah?” kata Soo Ho
“2 tahun, 8 bulan, 7 hari... Besok adalah hari ke 1000.” Jawab Bo Nui bangga
“Ahh jadi Besok
yang ke 1000?! Aku suka
ketelitianmu. Kau tahu
apa yang akan kulakukan
dengan hal seperti itu” kata Soo Ho, Bo Nui pun meminta maaf
lalu keluar ruangan, Soo Ho pun memasang earphonenya.
Lampu menyala mulai menyorot ke ara Soo Ho yang berdiri
diatas panggung dengan tulisan IF yang sangat besar dibelakang layar.
“Kita hanya hidup sekali Dan tidak bisa mengulangnya. Tapi aku penasaran. Jika... Aku adalah kau, kehidupan seperti apa yang akan kujalani” kata Soo Ho dengan semua pegawai dibelakang panggung
tegangg menontonya.
Layar pun berubah dengan grafik bumi berputar lalu menaiki
pesawat dengan pramugari memberikan secangkir kopi.
“Aku bisa menikmati pemandangan
indah lewat
matamu. Aku bisa
berjalan... dijalan
kemenangan dengan kakimu. Aku
juga bisa memainkan permainanmu
dengan tanganmu. Dengan
Virtual Reality Game, IF. kalian
akan mengalami kehidupan luar biasa. Kehidupan
pertama yang akan kalian nikmati, adalah
pemain tenis kelas dunia, Gary
Choi.” Kata Soo Ho dengan grafik Gun Wook berubah dengan Gun
Wook yang keluar dari belakang layar.
Semua yang ada diruangan langsung memberikan tepuk tangan
yang meriah seperti menyambut Gun Wook dengan senang hati. Ryang Ha dan Sul Hee
duduk bersebelahan pun terlihat sangat bahagia. Semua pegawai pun tak kalah
bahagia, Bo Nui ikut tersenyum berada dibelakang panggung.
Ji Hoon mengajak semua pegawai untuk selfie setelah acara
selesai, Seung Hyun bertanya dimana mereka akan makan malam hari ini,
memastikan mereka tak makan ayam goreng lagi. Yoon Byun yakin itu tak mungkin
menurutnya harus makan daging sapi.
“Dengar semuanya.... Kalian sudah bergadang 3 hari
ini. Apa yang
kalian bicarakan?” jerit Dae Kwon yang
membuatnya terlihat kecewa
“Presdir... menitip pesan kepadaku. Katanya kita harus cepat
pulang... Mandi,
lalu tidur. Itu
setelah... Kita
semua pergi makan daging!!!” jerit Dae Kwon
memperlihatkan kartu kredit ditanganya, semua menjerit bahagia tak percaya Soo
Ho memberikan kartu kreditnya.
Dal Nim menelp Bo Nui, sementara Bo Nui sudah berganti
baju di toilet dengan mengunkan dress dan high heelsnya mengangkat telp temanya
sambi berdandan. Dal Nim bertanya keberadaan Bo Nui karena mereka mau makan malam, kalau mereka akan makan ayam goreng, lalu tersadar salah menyebutkan karena mereka akan makan
daging.
Bo Nui mengatakan tak akan ikut. Soo Ho masuk ke toilet
membuka penyumbat telinganya dan menghela nafas panjang untuk menenangkan
dirinya, lalu mendengar suara Bo Nui yang sedang berbicara.
“Aku Tidak bisa ikut... Maaf, bilang pada mereka mereka sudah bekerja keras.” Kata Bo Nui sambil berjalan keluar toilet
Soo Ho melihat Bo Nui yang berlari cepat keluar lobby dan
hampir jatuh karena sepatu high heelsnya. Ia pun terus mengikuti Bo Nui yang
terus keluar, Sul Hee tiba-tiba
memanggilnya memuji Soo Ho yang hebat
sekali hari ini. Tatapan Soo Ho terus tertuju pada Bo Nui yang keluar dari
gedung.
“Aku punya waktu, apa mau minum teh denganku?” tanya Sul Hee, Soo Ho menjawab lain kali saja. Sul Hee
bertanya kapan, apakah besok. Soo Ho langsung setuju saja dan keluar dari
gedung.
“Soo Ho...ah.. dia mengunakan bahasa banmal denganku”kata Sul Hee
bahagia.
Soo Ho dengan wajah wajah serius mengikuti Bo Nui yang
berada didalam taksi, Bo Nui menatap keluar jendela. Soo Ho terlihat kesal Bo
Nui itu benar-benar aneh. Akhirnya Bo Nui turun dari taksi, Soo Ho pu
menghentikan dengan jarak yang jauh, melihat Bo Nui bertemu dengan seseorang
didepan motel.
Pria itu langsung memberikan ID Cardnya kalau ia memang
lahir di tahun Harimau, dengan melihat dari atas ke bawah dengan tatapan nakal.
Bo Nui pun memastikan kalau memang benar ID Card bukan palsu. Pria itu langsung
mengambil ID Cardnya dan mengajaknya untuk masuk.
Soo Ho melihat kemana Bo Nui diajak masuk, lalu mengingat
kata-kata Bo Nui “Lalu kau mau tidur
denganku? Kalau tidak jangan mengganggu.”
Ia pun memilih untuk menyalakan mobilnya, tiba-tiba
datang dua orang pria yang terlihat mencurigakan keluar dari persembunyian.
Akhirnya Soo Ho berlari masuk kedalam motel lalu bertanya pada meja
receptionist tinggal di kamar mana, dua orang tadi.
Akhirnya ia sampai di sebuah lorong kamar dan menemukan
kamar yang dituju, tapi ia hanya diam menatapnya pintu kebinggungan. Terdengar bunyi
pintu terbuka, Soo Ho langsung bersembunyi. Si pria yang mengajak Bo Nui masuk
kamar keluar mengetuk pintu kamar didepanya.
Dua pria keluar dan langsung memberikan tas yang mereka
bawa, Pria itu bertanya apakah sudah disetting. Dua pria itu mengangguk. Pria
itu berpesan pada temanya agar tak berisik. Soo Ho melihat dengan jelas pria
itu membawa dua tas kembali ke kamarnya.
Gun Wook sedang melakukan acara konferesi pers, Seorang
wartawa tahu Gun Wook bersembunyi dari pubik dan membuatnya benar-benar mengejutkan, lalu bertanya apakah ia punya
alasan khusus melakukan ini.
“Anggap saja hadiah kejutan
dariku, pasti
menyenangkan.” Kata Gun Wook
“Lalu, apa ada rencana bertanding di Korea? Posisimu di peringkat dunia mulai
turun.” Kata Wartawan
“Itu agenku saja yang menjelaskan.” Kata Gun Wook memanggil Sul Hee untuk naik, Sul Hee pun
datang mendekatinya.
“Selesaikan dalam 5 menit, Kalau tidak, kubatalkan
kontraknya.” Bisik Gun Wook mengancam.
Bo Nui sudah mengunakan jubah mandinya, menunggu Tuan Cha
sedang mandi. Ponselnya berdering buru-buru ia mereject telp dari Gun Wook dan
mematikan ponselnya, lalu ia menaruh jimat dibawah bantal untuk menghilangkan
kesiaalan.
Tuan Cha keluar dengan bertelanjang dada, lalu tertawa
mengejek karena dugaanya itu benar, Bo Nui yag mencari
pria yang lahir di tahun macan, ternyata menyukai hal-hal
yang berhubungan dengan peramal. Lalu melihat kertas jimat mengaku sangat
menyukainya dan siap mendekat, Bo Nui menahanya seperti ragu, Tuan Cha heran
menyakinkan kalau ia lahir ditahun macan.
Bo Nui berusaha melepaskan tangan Tuan Cha yang ingin
memeluknya, Tuan Chan mendorong Bo Nui ke atas tempat tidur. Terdengar getoran
pintu memberitahu polisi yang datang Tuan Cha langsung bersembunyi dan berusaha
kabur saat polisi masuk ke dalam kamar tapi segera ditangkap.
“Katanya dia memasang kamera
tersembunyi, jadi akan ku cari sekarang” ucap
Polisi, Bo Nui melonggo kebinggungan.
Polisi menemukan di atas TV, lalu dekat lampu dan sebuah
tas disamping tempat tidur diatas meja ada tas yang berisi handycam, Bo Nui
hanya bisa diam melihatnya. Polisi pun memberitahu Bo Nui akan mendapatkan
masalah karena hal ini.
Tuan Cha pun dibawa keluar dari motel, dimasukan ke mobil
polisi. Soo Ho melihat dari kejauhan si pelaku yang sudah dibawa polisi, lalu
memilih untuk pergi meninggalkan motel dengan mobilnya.
Di dalam motel Bo Nui duduk dengan tatapan kosong, polisi
melapor pada atasannya kalau sudah menemukan bukti dan akan segera kembali.
Setelah itu menanyakan keadaan Bo Nui, lalu memintanya agar ke
kantor untuk membuat laporan. Bo Nui bertanya jam
berapa sekarang.
Gun Wook dan Sul Hee datang ke restoran tempat pegawai
Zeze pesta, Gun Wook terlihat bingung lalu bertanya pada Dal Nim dimana
keberadan Bo Nui. Dal Nim memberitahu Bo Nui tak datang ke acara pesta, harus
pulang karena ada urusan penting. Gun Wook terlihat panik dan langsung berlari
keluar, Sul Hee bingung berteriak memanggilnya. Dae Kwon menahan Sul Hee pergi
untuk ikut minum bersama mereka.
Beberapa saat kemudian,Gun Wook sudah sampai di rumah dan
mengendor-gedor pintu rumah Bo Nui tapi tak ada sahutan. Lalu menelp Sul Hee
dengan nafas terengah-engah bertanya keberadaan Soo Ho sekarang. Sul Hee hanya
tahu Soo Ho langsung pergi setelah acara selesai, dan biasanya hanya meninggalkan
kartu kredit tanpa ikut pesta. Gun Wook mengerti dan berharap agar Bo Nui tak
melakukan yang dipikirkanya.
Gun Wook melihat sudah bulan purnama, tepat jam setengah
12 malam. Bo Nui berjalan dengan tatapan kosong. Gun Wook keluar rumah dengan
mencoba menelp Bo Nui tapi tetap tak aktif. Soo Ho berdiri disebuah jendela
dengan memikirkan sesuatu seperti cukup rumit.
Bo Nui datang ke rumah sakit dengan langkah lemah, lalu
berjalan di lorong rumah sakit yang nampak sepi. Langkahnya terhenti melihat
sosok orang didepanya. Soo Ho sudah berdiri didepan jendela dan menengok kearah
Bo Nui yang baru datang. Keduanya saling menatap di lorong yang gelap.
[Pengakuan Bo Nui]
Soo Ho memarkirkan sepedanya didalam ruangan dengan
mengantungnya, diluar Bo Nui terlihat mondar mandir menunggu Soo Ho yang selalu
memarkirkan sepedanya, akhirya ia berlatih bicara di dinding.
“Sudah 2 tahun adikku sakit. Untuk menyelamatkannya, Akan kulakukan apapun. Ada... Cenayang yang benar-benar hebat. Dia bilang, kalau tidur dengan pria macan, adikku akan bangun. Tapi aku tidak merendahkanmu dan Juga tidak menjadikanmu tumbal. Aku bersungguh-sungguh.” Kata Bo Nui dan ternyata dibalik dinding Soo Ho
mendengarkan pengakuan dari Bo Nui.
Beberapa saat kemudian, Soo Ho pergi ke sebuah rumah sakit
dan meminta agar perawat untuk memperlihatkan pasien yang bernama Shim Bo Ra
yang lahir tahun 1998 dengan Walinya Shin Bo Nui.
bersambung ke episode 7
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
kyaaa akhirnya part 2 nya hdir jugaa... fiuuh gx sabar nunggu ep 7 nya... semangaaat terus ka dee...
BalasHapusKemarin baru liat dramanya mba asli langsung jatuh cinta maksih mba udah bikin in sinopsisnya semangat mba gumawo
BalasHapusKyaaaaaaa......
BalasHapusUd deg2aaaannn... kirain bakal liat ahjussi ji sung jadi cameo. Gegara nama Cha Do Hyun. Aahhh....
Gomawo mba Dee... moga lekas sehat yaa... <3
dilanjut mbak...semangat
BalasHapusGumawo sinopnya mba dee...semangat terus ya buat nulis updateanya...fighting!!!
BalasHapusterimakasih
BalasHapus