Dan Tae duduk di meja depan melihat jam di ponselnya,
3:20 PM dala hatinya bergumam pasti ersangka sudah pergi sekarang, karena Tidak mungkin hanya duduk diam
setelah melihat teks yang dikirimkanya.
Mobil Dae Chul melaju dengan kencang, lalu Lima
menit kemudian, mobil Dan Tae melalui jalan yang sama,
dan Tiga menit kemudian,
mobil Joon Soo pun melalui jalan yang sama karena tujuan mereka pun juga sama.
Nyonya Yum terlihat gelisah dalam mobil melihat tas
berisi uang, mencari-cari kakaknya yang belum juga datang. Di jalan sisi
lainnya, ternyata Dae Chul menabrak para pengendara sepeda, salah satu seperti
terluka parah. Dae Chul turun mencoba menanyakan keadaanya.
“Perhatikan kemana kau mengemudi. Kau hampir membunuh kita semua.” Ucap salah satu pengemudi sepeda.
“Aku
minta maaf... dan sangat
menyesal. Aku
mengakui bahwa itu adalah 100 persen salahku dan akan
mengurus semua biaya rumah sakitnya. Tapi
aku harus pergi ke suatu tempat sekarang,jadi bisa aku membayar semuanya nanti kan?”
ucap Dae Chul memberikan kartu namanya.
Pengemudi sepeda menelp seseorang mengatakan tempat
kejadian sekitar 3 sampai 4 km dari Blue Sky Arboretum jadi meminta agar cepat
datang memberikan bantuan, setelah itu berbicara lagi pada Dae
Chul.
“Tidak, kau tidak boleh pergi begitu
saja sekarang. Kalau kau
pergi, itu berarti tabrak lari. Dia
terluka karena tertabrak oleh mobilmu. Kau
harus ikut dengan kami ke rumah sakit.” Ucap
Pengemudi sepeda
“Ini adalah kecelakaan. Bukankah
seharusnya kita menghubungi polisi terlebih
dahulu?” ucap salah satu pengemudi lainya,
“Kita perlu untuk mengambil gambar
dari lokasinya terlebih dahulu. Mungkin
kita harus memanggil perusahaan asuransi terlebih dahulu.” Kata si pengemudi sepeda
“Baiklah, baiklah. Aku mengerti.... Biarkan aku melakukan satu
panggilan telepon. Aku
memohon padamu.” Kata Dae Chul mulai panik
dan menyingir sebentar untuk menelp.
Nyonya Yum mengangkat telp dari kakaknya bertanya kenapa
datang terlambat, Dae Chul mengatakan pada adiknya mungkin tidak
bisa pergi sekarang. Nyonya Yum binggung kenapa
lalu bagaimana dengannya sekarang
“Aku hampir sampai di sana, tapi
aku terlibat dalam sebuah tabrakan kecil. Aku terjebak di sini.” Jelas Dae Chul pada adiknya.
“Astaga. Lalu apa yang harus aku
lakukan?” tanya Nyonya Yum panik
“Karena aku tidak bisa pergi ke
sana, sebagai
gantinya kau harus pergi ke arboretum.Sekarang Sudah
hampir waktunya, jadi cepat pergi. Kalau
videonya beredar luas secara online, aku bisa mati dan Kau juga tidak akan aman. Kau tidak terlalu jauh, jadi
cepat pergi.” Ucap Dae Chul, Nyonya Yum mengerti dan
menutup telpnya.
Joon Soo masuk lebih dulu ke arboretum dalam hatinya bergumam “Orang yang muncul di sini... adalah tersangka yang menculik kakakku.” Lalu Dan Tae pun masuk setelah mengisi bensinya lebih dulu.
Joon Soo lebih dulu sampai ke tempat bangku yang terlihat dalam video.
Ia melihat sosok wanita berkacamata hitam sudah berdiri
disana, dengan membawa tas cukup besar seperti sedang mencari-cari seseorang.
Nyonya Yum membuka kacamatanya, Joon Soo kaget ternyata ibunya yang ada disana.
Nyonya Yum masih mencari-cari siapa yang datang mengambil uangnya.
Joon Soo berjalan mundur tak percaya ternyata ibunya yang
menculik Joon Pyo. Akhirnya ia keluar dengan wajah kebinggungan karena
mengetahui ternyata yang menculik saudara tirinya adalah ibunya sendiri. Dan
Tae berjalan masuk ke arboretum, sesampai di bangku taman tak ada siapapun disana.
Dan Tae melihat sudah pukul lima kurang satu menit, dalam hatinya pun bergumam “Apa yang sedang
terjadi? Apa tersangkanya belum datang?”
Nyonya Yum sudah balik arah pulang dengan mengemudikan
mobilnya.
Flash Back
Nyonya Yum masih menunggu di taman dengan wajah gelisah,
tiba-tiba seorang kakek pembersih taman datang memberitahu kalau seseorang
mengatakan padanya untuk memberikan kertas yang ada ditanganya. Nyonya Yum
membaca "Pertukaran secara langsung telah dibatalkan. Segera tinggalkan lokasi." Akhirnya pun ia keluar dari taman dengan terburu-buru
Joon Soo bertemu dengan si kakek bertanya apakah sudah menyerahkan kertasnya. Si kakek
mengatakan sudah memberikannya. Joon
Soo pun memberikan uang 50rb won sebagai imbalan dan tak lupa mengucapkan
terimakasih.
Dan tae masih menunggu ditaman, sambil bergumam “Apa yang sedang
terjadi? Apa tersangkanya tidak akan muncul?” Lalu melihat jam sudah pukul lima lewat 3 menit
“Haruskah aku
bersembunyi dan melihat?” gumam Dan
Tae lalu berjalan ke balik semak melihat dari kejauhan kursi taman menunggu
siapa yang akan datang.
Joon Soo berjalan dengan mata seperti marah, tiba-tiba
kakinya menginjak batang pohon dan melihat didepanya sudah ada Dan Tae yang
mengamati ke arah kursi taman. Ia pun
buru-buru bersembunyi, Dan Tae tiba-tiba menengok dengan mata dinginnya, tak
melihat siapapun di jalan menuju arboretum
“Tersangkanya tidak muncul... Apa yang harus aku lakukan
sekarang?” gumam Dan Tae lalu berjalan pergi
meninggalkan arboretum
Joon Soo melihat Dan Tae yang pergi meninggalkan arboretum, lalu berlari ke arah yang berlawanan agar tak bertemu.
Joon Soo sudah sampai rumahnya terlihat merenung,
teringat kembali saat melihat di kursi taman sosok ibunya yang membawa tas
besar seperti menunggu seseorang.
Akhirnya ia masuk ke kamar ibunya yang terlihat sedang
berbaring karena kelelahan, lalu menanyakan keadaanya. Nyonya Yum mengatakan sakit
kepala, dan seluruh tubuhnya sakit. Padahla ia harus pergi ke bioskop dan
makan malam bersama anaknya tapi merasa
tidak enak badan.
“Apa kau sudah minum obat?” tanya Joon Soo dengan nada khawatir, Nyonya Yum
mengatakan sudah
“Jangan mengira ini sudah selesai
hanya karena aku tidak bisa menepati
janjiku hari ini. Berjanjilah
kau akan menetapkan hari lain untuk kita bisa menghabiskan waktu
bersama-sama.” Kata Nyonya Yum merengek. Joon Soo
mengerti
Nyonya Yum melihat anaknya yang menatapnya terus, Joon
Soo mengatakan tak apa-apa lalu menyuruh ibunya untuk Istirahatlah. Nyonya Yum pun menyuruh anaknya harus
makan malam. Joon Soo mengatakan harus
pergi ke suatu tempat. Nyonya Yum mengingatkan
anaknya Jangan
melewatkan waktu makan, Joon Soo mengerti
lalu keluar kamarnya.
Joon Soo pergi ke bar minum sendirian, seperti pikiran
kacau mengetahui kalau ibunya sendiri yang menculik Joon Pyo. Sementara Dan Tae
sudah duduk dibelakang meja dalam rumahnya, matanya mendelik dengan tatapan
dingin.
“Kenapa tersangkanya
tidak muncul hari ini? Aku yakin bahwa tersangkanya akan muncul hari
ini.” gumam Dan Tae
Gong Shim melihat buku tentang lukisan art dikamarnya,
melihat ponselnya berdering dan Joon Soo yang menelp, lalu bertanya-tanya
kenapa menelpnya selarut ini lalu
mengangkatnya. Joon Soo minta maaf karena menelepon
selarut ini. Gong Shim mengatakan Tidak
masalah.
“Ini Sudah malam, kan?” kata Joon Soo, Gong Shim pikir tak perlu dipikirkan.
“Gong Shim, aku sedikit mabuk sekarang dan tidak seharusnya meneleponmu. Maaf....” kata Joon Soo
“Apa kau tidak ada di rumah? Apa kau sendirian?” tanya Gong Shim
“Aku hanya... minum sedikit” ucap Joon Soo
Gong Shim pun bertanya keadaan Joon Soo sekarang, dengan
nada panik. Joon Soo mengatakan hanya
ingin meneleponnya, lalu akan
menutup teleponnya sekarang dan meminta maaf. Gong
Shim binggung bertanya-tanya apa yang terjadi, lalu menelp kembali Joon Soo
menanyakan keberadanya sekarang.
Gong Shim pun sudah menuntun Joon Soo keluar dari bar,
meminta agar bertahan sebentar saja. Joon Soo terlihat setengah sadar berdiri.
GongShim pun memberhentikan taksi, menyuruh Joon Soo untuk masuk. Tapi Joon Soo
menyurh Gong Shim yang harus masuk karena akan mengantarnya pulang.
“Tidak apa-apa. Kau harus pulang
dan beristirahat, jadi Masuklah” ucap Gong Shim
“Sudah malam. Aku tidak bisa
membiarkanmu pulang sendirian. Kau Masuklah.” Kata Joon Soo
“Kalau begitu kita akan pergi ke
lingkunganku terlebih dahulu. Tapi
kau harus segera pulang, oke?” kata Gong Shim, Joon
Soo berjanji akan segara pulang dan menyuruhnya masuk. Keduanya pun naik mobil
bersama-sama.
Ditaman
Gong Shim berlari membawa sebotol air minum, duduk
disamping Joon Soo ingin memberikan minum lebih dulu. Tapi kepala Joon Soo
malah bersandar dibahunya, seperti mulai tertidur. Gong Shim kaget dan binggung
ketika ingn menarik bahunya, kepala Joon Soo mengikutinya. Dengan wajah
kebinggungn memikirkan yang harus dilakukan.
Dan Tae baru selesai mandi melihat ponselnya yang
berdering, Gong Shim menelp Dan Tae meminta membantunya. Dan Tae bertanya apa yang terjadi dan dimana
keberadaanya sekarang.
“Aku di taman di lingkungan tempat
tinggal kita. Direktur
Suk sedang mabuk sekarang. Jadi Aku terjebak di sini.” Ucap Gong Shim
“Apa Kau bersama Joon Soo sekarang?” tanya Dan Tae
“Iya. Tolong kemari dan bantu aku.” Ucap Gong Shim, Dan Tae pun mengatakan akan segera ke sana. Gong Shim berharap agar Dan Tae Cepat
datang.
Gong Shim berusaha menahan pundaknya yang terasa pegal
karena Joon Soo yang terus tertidur dengan bersandar, bahkan punggungnya pun
terasa pegal. Dan Tae berlari ke taman terdiam melihat Joon Soo yang bersandar
di pundak Gong Shim.
Akhirnya Gong Shim menyadari Dan Tae sudah datang lalu
menyuruhnya untuk segera membantunya. Dan Tae pun mendekat bertanya apa
sebenarnya yang terjadi. Gong Shim mengatakan tidak
tahu apa yang terjadi.
“Tapi dia minum banyak sendirian
hari ini. Dan Dia sudah
mabuk saat meneleponku. Aku
keluar karena khawatir padanya. Setelah
aku tiba, dia lebih mabuk daripada saat aku meneleponnya. Aku mencoba untuk membawanya dia pulang dengan mendapatkan taksi Tapi dia bersikeras untuk
mengantarku pulang terlebih dulu. Itulah
yang terjadi.” Cerita Gong Shim
“Kau sudah menjaganya dengan baik.” Kata Dan Tae
“Sejujur, aku sangat tidak nyaman
sekarang. Jadi Tolong
aku.” Pinta Gong Shim
Dan Tae pun menarik badan Joon Soo, Gong Shim pun akhirnya bisa berdiri dengan
melepaskan otot-otot bagian pundak dan pinggangnya. Dan Tae berusah
membangunkan Joon Soo, tapi Joon Soo terlihat tak sadarkan dirinya. Ia pikir
Joon Soo itu sudah pingsan jadi mereka harus
membawanya pulang dan meminta bantuan Gong
Shim untuk menaruh di punggungnya. Gong Shim pun membantu Dan Tae agar bisa
mengendong Joon Soo pulang. Keduanya pun
meninggalkan taman bersama-sama.
Gong Shim menarik alat tidur dari lemari, Dan Tae
menyuruh untuk membuka setengah saja, setelah itu meminta Gong Shim memastikan
kepala Joon Soo tak terbentur. Gong Shim pun sudah meniapkan bantal, Joon Soo
terlihat sudah tertidur pulas setelah minum cukup banyak.
“Dia pasti sangat tidak nyaman.” Ucap Dan Tae sambil melepaskan dasi di lehernya, Gong
Shim mengucapkan terimakasih karena sudah membantu.
“Tidak masalah... Kau pasti lebih lelah.” Ucap Dan Tae, keduanya menatap Joon Soo yang tertidur
setelah mabuk.
“Aku heran kenapa dia minum sangat
banyak.” Kata Gong Shim, Dan Tae pun juga seperti itu lalu Gong
Shim meyuruh untuk istirahat. Dan Tae
pun mengucapkan terimakasih.
Pagi hari
Dan Tae makan es krim didepan rumah, Joon Soo masih
tertidur dikamar Dan Tae, lalu terbangun seperti tak sadarkan diri dan
bertanya-tanya keberadaanya sekarang. Sambil memegang kepalanya yang terasa
sakit, berdiri melihat di kalender tanggal 25 diberi lingkaran dan tertulis (Kunjungi ayah di Hyuan
Memorial Park)
Setelah itu melihat papan nama (Pengacara Ahn Dan Tae) di sisi kamarnya, akhirnya menyadari kalau sedang berada
di tempat Dan Tae. Teringat kembali saat di arboretum, melihat Dan Tae yang pergi tanpa mengetahui siapa
pelaku penculik Joon Pyo.
Gong Shim membawa nampak berisi minuman, Dan Tae
memberitahu Joon Soo belum bangun,
lalu bertanya apa yang dibawanya, Gong Shim memberitah jus
detoks dan mencoba membuatnya. Joon Soo akhirnya keluar kamar, Gong Shim pun menyapanya
lebih dulu.
“Apa kau merasa baik-baik saja?” tanya Dan Tae melihat wajah Joon Soo seperti tak
bersemangat, Joon Soo mengatakan baik-baik
saja.
“Apa kau ingat yang terjadi
kemarin?” tanya Dan Tae
Apa
kau yang membawa aku ke sini, Gong Shim?” ucap Joon Soo, Gong Shim membenarkan
“ Presdir... kau haru coba, Ini akan
membantu meringankan mabukmu. Aku
akan membawa lebih banyak sup mabuk yang kubuatkan untukmu.” Ucap Gong Shim
“Tidak perlu, Aku
harus pergi.” Ucap Joon Soo, Dan Tae binggung karena
Seharusnya Joon Soo makan dulu sedikit sup mabuk.
“Aku harus pergi ke suatu tempat. Terima kasih untuk semalam, Goo Shim. Maaf sudah mengganggumu, Dan Tae. Kalau begitu aku akan segera
pergi.” Ucap Joon Soo buru-buru pergi.
“Aku khawatir dengan dia.” Ucap Dan Tae sambil memakan es krimnya
Nyonya Nam pergi ke ruanga keluarga, bertanya apakah
mereka sudah
membuat kunjungan hari ini. Tuan Suk mengatakan
sudah pergi lebih awal di pagi hari dan berpesan agar Hati hati
dalam perjalanan. Ibu Dae Hwang pun berpesan
hal yang sama, Nyonya Nam pun pergi meninggalkan rumah diantar oleh Nyonya Yum.
“Wanita tua itu benar-benar
malang. Pada hari
peringatan kematian anaknya, dia
mengunjunginya sendirian.Akan jauh lebih baik kalau dia memiliki cucu di
sisinya. Dengan
begitu dia tidak akan kesepian.” Ucap Ibu Dae Hwang
sedih
“Seberapa sering pun kita meminta
dia untuk pergi bersama-sama, dia
mengatakan kalau dia tidak ingin pergi bersama kami.” Ucap Dae Hwang
“Itu sebabnya aku menyebut dia
wanita tua keras kepala.” Keluh Ibu Dae Hwang kesal,
Ibu Joon Soo kembali setelah mengantar ibu mertua tirinya.
“Tapi aku tidak percaya sudah
lebih dari 20 tahun sejak... Ayah
Joon Pyo meninggal akibat kecelakaan mobil.” Kata Ibu
Dae Hwang
Joon Soo pulang kerumah, Ibunya terlihat panik karena
anaknya seharusnya tidak tidur
di luar tidak peduli berapa banyak minum
karena sangat mengkhawatir, bahkan
wajahnya terlihat pucat. Joon Soo
mengatakan baik-baik saja lalu bertanya balik keadaan ibunya. Nyonya Yum merasa
baik sekarang dan tidak
sakit lagi.
“Joon Soo.... Kau tahu hari ini adalah hari
peringatan kematian pamanmu, kan?” kata
ayahnya, Joon Soo terdiam
“Ini hari saat ayah Joon Pyo
meninggal dunia.” Kata neneknya, Joon Soo
mengatakan mengingatnya.
“Kau juga harus... pergi dan mengunjunginya. Kami sudah mengunjungi dia tadi
pagi.” Ucap Tuan Suk
“Baiklah, aku akan mengunjunginya. Ngomong-ngomong, nama dari rumah
pemakamannya adalah... Hyuan,
kan?” kata Joon Soo, Ayahnya membenarkan nama pemakamanya “Taman
Makam Hyuan.”
Mata Joon Soo melotot seperti mengingat sesuatu. Ibunya melihat
wajah anaknya berbeda bertanya apa yang terjadi. Joon Soo mengatakan tidak
apa-apa dan langsung masuk kamarnya.
Joon Soo menangis dikamarnya, mengingat saat dirumah Dan
Tae dilingkari tanggal 25 dan tertulis (Kunjungi
ayah di Taman Makam Hyuan) dan itu nama tempat
yang sama, lalu bertanya-tanya “Apa yang terjadi di sini?”
Sebelumnya saat makan bersama, Joon Soo melihat Dan Tae
tak makan sushi dalam telurnya. Dan Tae mengatakan alergi
telur. Joon Soo mengatakan kalau ia alergi telur, karena Ayah
sangat alergi terhadap telur juga.
“Ini benar-benar aneh. Apa kau tidak merasa kalau entah
bagaimana kita terhubung dengan baik?” kata Dan
Tae
Dengan tubuh bergetar dan menangis, Joon Soo berpikir dan
menduga-duga kalau Dan Tae adalah Joon Pyo yang dicari-carinya selama ini.
wajahnya mulai kebinggungan sambil memegang kepalanya.
Dan Tae berdiri di tempat penyimpanan abu ruangan VIP,
menatap foto didepanya. Joon Soo berjalan masuk ke tempat pemakaman, Dan Tae melihat nama yang ada didalam kotak (Suk
Young Jin dan Ha
Eun Jeong) dengan foto Nyonya Yum
serta suaminya. Dan Tae terus menatap foto ibunya, seperti mengingat-ingat.
Joon Soo akan sampai ke tempat makan pamanya, Nyonya Nam
datang berteriak memanggil cucunya, saat itu juga di dala terlihat Dan Tae yang
sedang melihat ayahnya. Joon Soo menemui neneknya yang terlihat merasa
kesakitan dibagian dadanya, Joon Soo panik langsung menuntun Neneknya berjalan
keluar dari pemakaman. Dan Tae keluar melihat sosok pria yang membawa seorang
nenek dari belakang.
Didepan
Joon Soo meminta sopir agar membawa neneknya langsung ke
rumah sakit dan akan mengikutinya
dari belakang. Neneknya meminta tak
perlu khawatir, menolak untuk ke dokter
“Aku sudah merasa lebih baik sekarang dan hanya merasa pusing tadi.” Ucap Nyonya Nam, Joon Soo terlihat masih khawatir
melihat keadaan neneknya.
“Aku hanya perlu beristirahat.” Ucap Nenek Na, Joon Soo meminta agar neneknya pergi ke
dokter agar bisa berjaga-jaga.
Nenek Nam mengerti dan menyuruh Joon Soo Pergi
kunjungi pamannya. Joon Soo mengerti dan meminta agar
neneknya beristirahat lalu
membantunya masuk ke dalam mobil. Akhirnya Joon Soo kembali ke tempat pamanya,
diruangan sudah tak ada siapapun dan Dan Tae sudah tak ada disana, dengan wajah
kebinggungan seperti merasa yakin Dan tae itu datang ke tempat makam pamanya.
Dan Tae masuk ke sebuah restoran yang cukup sepi, lalu
menuruni tangga setelah itu masuk ruangan dengan senyuman memanggil neneknya.
Nyonya Nam tersenyum memanggil nama Joon
Pyo pada Dan Tae. Keduanya duduk bersama, Nyonya Nam pun
memegang tangan cucunya mengatakan nyaris saja hampir
ketahuan oleh Joon Soo.
“Aku senang itu tidak terjadi. Itu semua berkat kau.” Kata Dan Tae
“Apa Kau tidak mengira Joon Soo
mengetahui tentang sesuatu ?” ucap Nyonya Nam, Dan Tae pikir tidak dan hanya
kebetulan.
“Joon Pyo.... Sampai kapan kita harus bertemu
secara sembunyi-sembunyi?” kata Nyonya Nam,
“Nenek.... Kau berjanji untuk tidak
memanggilku Joon Pyo.Sampai kau bisa menyebutku cucumu, Joon Pyo, maka tolong panggil aku Dan Tae.” Ucap Dan Tae, Nyonya Nam mengerti.
“Tidak peduli apa kau Joon Pyo... atau Dan Tae. Aku akhirnya menemukan cucuku. Sejak aku menemukanmu Aku merasa seperti hidup dalam
mimpi. Saat kau
mengatakan kepadaku bahwa kau Joon Pyo, Kupikir... aku bisa mati tanpa penyesalan.” Ungkap Nyonya Nam tersenyum bahagia.
[15 hari lalu]
Dan Tae bertemu dengan Nyonya Nam di restoran yang sama,
menanyakan hal yang sama. Nyonya Nam melihat
Dan Tae terlihat lelah
karena menghilang selama sekitar satu bulan, lalu bertanya Apa yang terjadi. Dan Tae terlihat kebinggungan mengucapkan sesuatu.
Nyonya Nam meminta agar Dan Tae mengatakan saja.
“Kurasa... aku menemukan Joon Pyo.” Kata Dan Tae, Nyonya Nam berdiri dan kaget mengetahui
cucunya akhirnya ditemukan.
“Apa katamu? Kau menemukan Joon Pyo,Benarkah? Ahn... Ahn Dan Tae, Katakan kepadaku. Apa kau benar-benar menemukan
Joon Pyo-ku? Dimana
dia sekarang?” ucap Nyonya Nam panik kebinggungan
ingin segera tahu keberadaan cucunya.
Dan Tae memberikan berkas yang dibawanya, Nyonya Nam
melihat Hasil Uji Genetik yang dimintanya, Dan Tae
membenarkan kalau Ini adalah hasil yang diterima sebelumnya, dan satunya konfirmasi hubungan darah menurut hasil tes genetik Joon
Pyo. Nyonya Nam melihat hasilnya cocok, 99,99% yang artinya
orang itu adalah cucu, lalu
bertanya keberadaan cucunya.
“Kurasa... aku Joon Pyo.” Ucap Dan Tae, Nyonya Nam melonggo lalu melihat dibagian
atasnya (Nam Soon Cheon, Ahn Dan Tae).
Dan Tae mendekat dengan mata berkaca-kaca memanggil
Nyonya Nam dengan panggilan “nenek”. Nyonya Nam langsung memeluk
cucunya,menangis bertanya kemana saja selama ini, tak percaya ternyata cucunya sangat
dekat dengannya, Dan Tae pun menangis karena
mengetahui jati dirinya, Nenek Nam bersyukur bisa bertemu dengan cucunya. Dan
Tae meminta maaf menangis.
“Joon Pyo.... Jangan pernah meninggalkanku
lagi.” Kata Nenek Nam
“Aku tidak akan meninggalkanmu dan tidak akan pergi ke mana pun.” Ucap Dan Tae sambil menangis dipelukan neneknya.
[12 Hari yang lalu]
Dan
Tae mengatakan Sampai mereka
menemukan tersangkanya, tidak
ada yang boleh tahu bahwa dirinya Joon
Pyo, selain neneknya. Mereka harus
menjaga rahasia ini bagaimanapun caranya. Nenek Nam
mengerti. Karena cucunya bersikeras
untuk menangkap tersangkanya, maka mereka harus
melakukan itu.
“Orang yang menculikku ada di Grup
Star. Dalam
rangka untuk mencari dia, Aku
butuh posisi dalam perusahaan.” Kata Dan Tae, Nenek
Nam mengerti
“Aku harus aktif dalam perusahaan
tanpa hambatan. Untuk
melakukannya, aku akan membutuhkan bantuanmu.” Ucap
Dan Tae
“Kurasa menjadi sekretaris ketua
akan sesuai. Kalau
begitu aku akan menunjuk sekretarisku yang sekarang ke posisi lain dan membuat posisi
itu kosong. Apa itu terdengar baik bagimu? ” Kata Nenek Nam, Dan Tae pun
setuju.
[10 hari yang lalu]
Tuan Nam dan Tuan Yum tertunduk ketika melihat Nyonya Nam
masuk ruangan. Nenek Nam mengomel karena keduanya memerintahkan
sekretaris untuk pergi. Tuan Suk kaget mengetahui
Dan Tae sebagai sekretaris dari Nyonya Nam.
“Aku mempekerjakannya untuk
sementara karena kita memiliki posisi
sekretaris yang kosong.” Tegas Nyonya Nam
Keduanya keluar ruaangan, Nyonya Nam tersenyum bahagia
bisa mengelabuhi keduanya. Dengan kedipan satu matanya, diberikan pada cucunya.
Dan Tae membalas dengan kedipan mata juga.
Nenek Nam menghapus air matanya, Dan Tae bertanya kenapa
neneknya terus menangis. Nyonya Nam menceritaakn Setiap
kali berpikir tentang hari saat Dan Tae mengatakan padanya
bahwa ia adalah Joon Pyo, membuatnya tidak
bisa berhenti menangis.
“Nenek.... Kupikir tersangka akan muncul di
arboretum, Tapi
tidak ada yang muncul.” Cerita Dan Tae
“Joon Pyo.... Aku tidak perlu mencari
tersangkanya lagi. Aku
bersyukur kau sudah kembali. Aku
lebih khawatir jika kau mungkin terkena bahaya, saat
mencari tersangka. Aku
hanya ingin
memberitahu semua orang bahwa
aku menemukan Joon Pyo.Aku ingin tinggal bersamamu dan pergi kemanapun bersama-sama.” Kata Nenek Nam
“Maaf, Nenek.... Tolong menunggu sedikit lebih
lama lagi. Tersangka
itu tidak hanya menculikku, tapi
dia juga membuat ibuku meninggal dalam kecelakaan mobil. Dan dia juga... orang yang sama yang membuat
ayahku menjadi koma. Aku
harus menangkap
tersangka itu bagaimanapun caranya. Jadi
tolong tunggu sedikit lebih lama, Nenek.” Ucap Dan
Tae, Nyonya Nam mengerti
“Pasti sangat berat untukmu.... Lalu Apa kau... punya kabar bagus?” tanya Nenek Nam
“Nenek.... Sesuatu... sedang aku pikirkan akhir-akhir
ini. Ada
seorang gadis yang sangat aku sukai.” Cerita Dan
Tae
Nyonya Nam tersenyum bahagia mendengarnya lalu bertanya
siapa orangnya, karena harus memperkenalkan kepada dirinya, lalu merasakan jantungnya berdebar
begitu cepat. Dan Tae tertunduk, Nyonya Nam ingin tahu
siapa wanita yang disukai oleh cucu kesayanganya.
“Aku benar-benar menyukainya. Tapi aku tidak bisa mengatakan
kepadanya bahwa aku menyukainya. Ini
menyiksaku dan sangat menyesal. Sejujurnya, aku tidak tahu apa aku Joon Pyo
atau Dan Tae lagi. Aku
berasumsi harus hidup sebagai Dan Tae sampai
menangkap tersangkanya. Dan Juga, ayah
yang membesarkanku... ada
dalam keadaan di mana dia bisa meninggal kapan saja.” Kata Dan Tae kebingungan.
“Nenek.... Aku tidak ingin gadis yang aku
suka mengetahui
tentang... semua
kekacauan yang aku alami. Aku
ingin memperlakukan dia Secara jujur. Tapi
kalau aku tidak bisa menceritakan apapun tentang diriku, bagaimana aku bisa menerima
perasaannya? Aku
menyukainya, tapi tidak
bisa mengatakannya. Ini
sangat sulit.” Ungkap Dan Tae
“Apa yang akan kau lakukan kalau
dia salah paham dan meninggalkanmu?”kata Nenek
Nam
“Itu yang paling aku takutkan karena Aku tidak ingin kehilangan dia.” Ucap Dan Tae
“Maafkan aku...kau harus melalui begitu banyak perasaan sakit
hati.” Kata Nyonya Nam sambil memegang tangan cucunya
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Waaaaahhhh akhirnya keluar juga. Ternyata nenek udah tau yaaa.
BalasHapusTau soundtrack yg gong shim sama dan tae di mobil? Nyari2 lagunya ga ketemu-katemu.
BalasHapusTau soundtrack yg gong shim sama dan tae di mobil? Nyari2 lagunya ga ketemu-katemu.
BalasHapusKakak.kenapa sebagian sinopsisnya ketika dibuka tidak ada jadi sehsedih hikz
BalasHapusWowo trimkasih ya sinopsisnya...
BalasHapus