Dan Tae menghalangi Gong Shim lewat untuk mengajaknya
bicara, Gong Shim memilih untuk mengacuhkanya, Dan Tae langsung menarik tangan
dan membawanya, Gong Shim berusaha menahanya sambil bertanya apa yang sedang
dilakukanya. Dan Tae membawa ke tangga darurat, Gong Shim merasa tak perlu ada
yang dibicarakan. Dan Tae langsung menarik Gong Shim agar lebih dekat dan
menatap matanya.
“Ada banyak yang perlu
kubicarakan.” Ucap Dan Tae, Gong Shim pun terdiam dan
berusaha melepaskan tanganya.
“Maafkan aku.” Kata Dan Tae, Gong Shim pikir maaf untuk apa dan kenapa
harus meminta maaf padanya.
“Aku minta maaf atas
kesalahpahamanmu. Kupikir
kau ada di rumah, Aku
bekerja sepanjang malam dan menyadari kesalahanku pagi ini. Aku minta maaf.” Jelas Dan Tae
“Anggaplah aku berbohong kepadamu.
mengerti? Walaupun begitu apakah itu harus
membuatmu marah?” balas Gong Shim
“Aku tidak marah, tapi Aku tidak bisa berhenti
memikirkanmu.” Kata Dan Tae
“Kalau begitu berhenti peduli
memikirkanku.” Ucap Gong Shim
“Bantu aku agar tidak terlalu
peduli tentangmu. Bisakah?” kata Dan Tae
dengan terus menatap Gong Shim dengan mata serius
Gong Shim terlihat gugup lalu menanyakan alasan harus
melakukan itu, Dan Tae juga tak tahu tapi ia hanya ingin Gong Shim bisa
menyetujuinya. Gong Shim terdiam dan sedikit mengejek dengen helaan nafasnya,
menurutnya ia tak harus melakukan apapun yang diminta oleh Dan Tae dan pasti dianggap bodoh.
“Tidak, aku akan melakukan apa pun
yang ingin aku lakukan.” Tegas Gong Shim
“Gong Shim.... Kau salah paham kepadaku.” Ucap Dan Tae lalu terdengar bunyi pintu terbuka
dilantai bawah.
Dua senior Gong Shim sedang membahas tentang gossip Gong
Shim kalau Direktur
Eksekutif Yum yang
secara pribadi mempekerjakannya. Dan Tae langsung
mendorong Gong Shim keluar dari tangga darurat.
Wanita berambut panjang merasa tak percaya, tapi
menurutnya keduanya itu tidak saling ada kaitanya. Si pria rambut pendek juga
tak tahu menurutnya Mungkin Gong Shim adalah anak haramnya. Keduanya tertawa, Si rambut pendek pikir Semuanya
jadi masuk akal, karena kenapa
gadis seperti Gong Shim bisa
bekerja sebagai
sekretaris di Star Grup. Si rambut panjang merasa muak karena melihat
Gong Shim.
Dan Tae terus mendengarkan dari atas, Si rambut pendek
meminta temanya itu melihat wajah Gong Shim yang terlihat
sangat tidak bersalah. Si wanita rambut panjang
mulai bergossip kalau Gong Shim berkencan dengan beberapa karyawan pria. Si rambut pendek tak percaya dengan wajah yang jelek
bisa menarik perhatian pria-pria.
Dan Tae menuruni tangga, keduanya langsung diam karena
melihat orang yang datang dan terlihat gugup. Dan Tae sengaja berhenti lalu
bertanya, apa mereka
senang berbicara di belakang seseorang. Si wanita
rambut pendek, dengan melipat tanganya bertanya siapa Dan Tae yang berani
bertanya. Si rambut panjang ikut mengoceh kalau selain
karyawan tidak diperbolehkan masuk ke kantor dan
bertanya siapa pria yang didepanya.
“Biarkan aku memperkenalkan diriku. Aku pengacara pribadi ketua. Kau harus lebih waspada dengan
perbuatanmu di tempat ini. Meskipun itu mungkin
percakapan pribadi antara kalian berdua, Tindakan itu bisa dituntut atas
tindakan fitnah..” Ucap Dan Tae, keduanya
langsung tertunduk ketakutan. Gong Shim menuruni tangga melihat dan mendengar
apa yang dilakukan Dan Tae.
“Jika kau terus membuat rumor yang
tidak benar, Kau bisa
menghadapi tindakan hukum Berdasarkan apa yang kudengar dari kalian berdua, sangat mungkin bagi kalian untuk
pergi ke pengadilan.” Kata dan Dan Tae
Keduanya langsung meminta maaf dan menyesal atas
tindakanya, Dan Tae mengatkan tak perlu meminta
maaf kepadanya, tapi
harus meminta maaf kepada Gong Shim, serta menyuruhnya melakukan
permintaan maaf yang tulus dan dengan
segenap hatimu agar Gong Shim
dapat menerimanya. Keduanya terlihat menghela
nafas panjang.
“Aku akan memeriksanya nanti
apakah kalian sudah
melakukan itu, mengerti?” tegas Dan Tae, keduanya mengangguk mengerti
“Jika kau sudah selesai, biarkan
aku mengambil kembali kartu namaku” kata Dan Tae lalu melihat
keduanya masih berdiri .
“Kenapa kau masih berdiri di sana? Kalian
masih harus melakukan permintaan maaf.” Ucap Dan
Tae yang membuat keduanya buru-buru keluar, Gong Shim yang mendengarnya
tersenyum bahagia karena Dan Tae bisa membelanya.
Gong Mi terus tersenyum melihat Joon Soo yang ada duduk
didepanya, Joon Soo yang ramah pun bisa tersenyum lalu berdiri ketika melihat
ibunya yang datang. Nyonya Yum pun menyapa anaknya lalu melihat Gong Mi yang
terlihat cantik.
“Apakah dia yang kau bicarakan? Apakah dia orang yang
menyelamatkanmu?” kata Ibunya tak percaya,
Joon Soo membenarkan.
“Suatu kehormatan bagiku untuk
bertemu denganmu.” Kata Gong Mi memberikan
hormat pada Nyonya Yum seolah-olah baru pertama kali melihatnya.
“Aku menghargai apa yang telah kau
lakukan untuk anakku. Aku
pikir tidak bisa cukup berterima kasih.” Kata Nyonya Yum, Gong Mi pikir merendahkan diri merasa
tak perlu seperti itu.
Nyonya Yum pun memuji Gong Mi yang terlihat cantik, lalu
mengajak mereka untuk duduk bersama. Joon Soo pun menyuruh ibunya untuk duduk
lebih dulu karena ia akan mengambil kursi lainnya.
Nyonya Yum mengatakan sudah mendengar
tentang bagaimana Gong Mi menyelamatkan
anaknya, menurutnya kalau bukan karena Gong Mi maka ia tidak
tahu apa yang akan terjadi pada anaknya. Joon Soo
kembali dengan membawa kursi memberitahu kalau mereka sama-sama pergi ke tempat
kursus furniture yang sama dan
juga Gong Mi adalah seorang pengacara.
“Ah... Benarkah? Jadi Dia adalah seorang pengacara?” ucap Nyonya Yum seperti terkesima, Gong Mi membenarkan.
“Ayahmu ingin menemuinya dan Kami akan pergi ke kantornya
sekarang?” kata Nyonya Yum, Gong Mi berpura-pura
kaget kalau mereka akan pergi ke kantornya.
“Apa Kau belum mengatakan kepadanya?” tanya Nyonya Yum pada anaknya, Joon Soo mengelengkan
kepalanya.
“Kami adalah keluarga dari Grup
Star.” Ucap Nyonya Yum bangga, Gong Mi kembali berpura-pura
melonggo kaget dan gugup mencoba mengartikanya.
Nyonya Yum mengatakan kalau memang itu perusahaan mereka
dan anaknya sebagai direkturnya, Gong Mi tak percaya karena menurutnya selama ini
hanya mengira Joon Soo adalah
seorang pemilik restoran. Nyonya Yum merasa Gong Mi
itu berpikir tentang sebuah restoran kecil. Gong Mi tetap masih bisa berakting seperti terkejut,
Joon So pun melihatnya seperti percaya dengan akting Gong Mi yang baru
mengetahuinya.
Gong Mi sedang memberhentikan taksi didepan restoran,
Joon Soo tiba-tiba datang memanggilnya memberika sebungkus obat. Gong Mi
bertanya apa itu, Joon Soo mengatakan obata untuk
luka di lengannya, yaitu Ini desinfektan, salep,
dan beberapa plester dan berpesan agar jangan
sampai terinfeksi. Gong Mi pun mengucapkan
terimakasih.
Dan Tae menunggu seseorang yang datang ditaman, matanya
berbinar-binar melihat sosok orang yang akhirnya datang. Gong Shim baru pulang
kerja melewati taman, berjalan tertunduk ketika mengangkat wajahnya melihat
mata Dan Tae yang tak seperti biasa menantapnya.
“Kenapa aku berhenti
berjalan? Kenapa aku merasa tidak nyaman?” gumam Gong Shim binggung, Dan Tae berteriak memanggil
Gong Shim dan berlari kearahnya dengan senyuman bahagia.
“Apakah kau tahu, apa yang aku miliki untukmu di
sini?”ucap Dan Tae.
“Apakah aku harus tahu?” balas Gong Shim dingin,
“Ya kau
harus tahu karena ini semua untukmu.” Kata Dan Tae. Gong Shim bertanya kembali alasan barang
ini untuknya.
“Berhenti bersikap nakal.... Apakah kau tidak penasaran? Kau akan menyukai ini.” ucap Dan Tae
Gong Shim pikir Dan Tae tidak
perlu memberikan apapun. Dan Tae yakin Gong Shim akan
menyukainya. Gong Shim tertawa melihat cara Dan Tae
berbicara dan ingin tahu apa isi didalamnya. Dan Tae mengodanya kalau Gong Shim
pasti sangat menginginkannya.
Dan Tae mengeluarkan semua isi dalam tasnya, Gong Shim
kaget melihatnya isinya. Dan Tae memberitahu mendapatkan
beberapa rambut palsu dari pabrik wig, karena
ia mengerjakan kasus. gugatan
mengenai pembayaran tunggakan. Gong Shim melihat Kualitas
rambut palsu mengesankan dan bagus.
“Rambut palsu ini sangat cantik, kan? Dan style rambutnya juga bagus.” Ucap Dan Tae, Gong Shim mengaku sangat menyukainya.
“Aku tahu kau akan menyukainya! Ayo Cobalah ini.” ucap Dan Tae memilih wig yang berambut pendek. Gong
Shim mencobanya dan merasakan sangat nyaman.
“Bagaimana penampilanku?” tanya Gong Shim, Dan Tae terpana memuji Gong Shim yang terlihat
sangat cantik memakai rambut palsu itu dan
menurutnya Gong Shim itu benar-benar tipenya.
“Obat untuk rambut rontokku tidak
bekerja. Rambutku
tidak tumbuh kembali.” Ucap Gong Shim sambil
melepaskan wig dari kepalanya.
“Itu semua karena... stres.” Kata Dan Tae dengan mencoba memakai wig berambut
blonde.
“Walaupun aku memiliki pekerjaan atau
tidak, masih ada banyak hal yang bisa
menyebabkan stres. Bagaimana
aku bisa menyingkirkan semua stres ini?” keluh Gong
Shim mencoba wig rambut panjang.
“Kau tidak bisa melakukanya tapi Kau harus
menghadapinya dan membiarkannya pergi.” Kata Dan
Tae,
Gong Shim melihat semua wig itu pasti cukup mahal, Dan
Tae pikir dirinya itu sudah menyelamatkan uang Gong Shim, karena tak membutuhnya jadi memberikan
semuanya. Gong Shim tidak yakin apakah harus menerima semuanya, tapi ia ingin mengucapkan terimakasih sambil mencoba
memakai wig berambut biru.
Dan Tae mencari wig yang pertama kali Gong Shim pakai dan
mengungkapkan sangat menyukainya jadi menyuruhnya untuk memakainya besok
untuk berkerja. Gong Shim menolak karena ingin mengunakan wig yang rambut
panjang. Dan Tae kesal menyuruh Gong Shim memakai wig panjang di
akhir pekan untuk menyegarkan suasana hatinya.
“Kenapa kau terus menyuruhku untuk melakukan sesuatu yang kau inginkan? Hentikan
itu... Aku akan mengurus diriku sendiri... Terima kasih untuk rambut
palsunya.” Kata Gong Shim memasukan semua wignya
ke dalam tas dan akan pergi.
“Oh yah.... Aku
mendapat permintaan maaf dari sekretaris seniorku. Terima kasih.” Kata Gong Shim sebelum pergi, Dan Tae hanya terdiam
seperti ingin berpura-pura tak melakukan apapun. Gong Shim mengambil wig dari
kepala Dan Tae lalu keluar dari kamar. Dan tae pun tersenyum sendirian.
Dan Tae membuat Permainan Kompatibilitas Cinta,
Ahn Dan Tae dan Gong Shim, untuk mengetahui berapa
persen kecocokanya. Goo Nam meliatnya bertanya apa yang sedang dilakukan Dan
Tae, dengan cepat Dan Tae langsung membalikan kertasnya.
“Apakah kau melakukan
kompatibilitas cinta? Coba aku lihat” kata Goo Nam
bersemangat
“Aku orang dewasa dan sudah melakukan semua permainan takhayul masa kanak-kanak.” Kata Dan Tae menyangkal.
“Maaf, itu terlihat tidak asing.” Kata Goo Nam
“Karena kau menyebutkannya, Apa Kau bahkan percaya ini? Ini hanya
lelucon, kan?” ucap Dan Tae
“Apa yang kau bicarakan? Ini bukan lelucon tapi ini benar-benar berhasil.” Kata Goo Nam. Dan Tae seperti percaya lalu menyuruh Goo
Nam untuk cepat pergi. Goo Nam mengerti sambil membungkuk lalu pamit pergi.
Dan Tae pun tertawa bahagia karena hasilnya 84%,
tiba-tiba tubuhnya terdiam dan matanya terpana melihat sesuatu didepanya. Gong
Shim akan pergi kerja dengan mengunakan wig yang dipilihnya. Hatinya sepert
berdegup kencang dan pipinya merona merah.
“Aku mencoba rambut palsu yang kau
berikan kepadaku. Apakah
aku terlihat cantik?” ucap Gong Shim, Dan Tae
terus menatapnya lalu berjalan mendekati Gong Shim.
“Kau terlihat cantik.” Kata Dan Tae dengan mengangkat jempolnya.
“Aku harus pergi bekerja sekarang.” Ucap Gong Shim pamit, Dan Tae pun berharap semoga
harinya menyenangkan.
Nyonya Yum berbicara pada anaknya kalau ia tidak
tahan dengan Gong Shim lagi, padahal ia mempekerjakannya untuk
mengawasi ayah Joon Soo, tapi dengan beraninya
mendekati anak laki-laki satu-satunya. Joon Soo menatap ibunya, Nyonya Yum pikir anaknya itu
mengerti apa yang dikatakanya.
“Itu hanya salah paham. Kenapa dia yang mendekatiku? Dia bukan orang
semacam itu. Tidak ada apa-apa di antara kami. ”
Ucap Joon Soo berusaha menyakinkan ibunya.
“Bahkan setelah melihat semua ini ?? kalian
berdua terlihat di sebuah taman, di jalan dan bahkan di bioskop.” Ucap Nyonya Yum memperlihatkan foto anaknya dengan Gong
Shim
“Itu terlalu berlebihan. Kenapa kau melakukan ini
kepadaku? Kenapa
kau mengambil foto kami?” ucap Joon Soo
“Jika aku tidak melakukannya, maka kau akan terus berbohong
kepadaku.” Tegas Nyonya Yum dengan nada tinggi.
“Aku sangat kecewa kepadamu. Apa Kau menyewa paparazi untuk
melakukan ini?” kata Joon Soo marah
Nyonya Yum mengatakan akan
memecatnya. Joon Soo meminta ibunya tak melakukan
itu, Nyonya Yum tetap pada pendirianya akan
segera memecatnya. Joon Soo meminta ibunya
untuk meninggalkan Gong Shim saja karena tidak
melakukan kesalahan apapun, jadi memohon agar tak
melakukan sesuatu dan meninggalkanya saja lalu keluar dari kamarnya, ibunya
hanya bisa berteriak-teriak memanggil anaknya.
Gong Shim menemui Joon Soo yang sudah menunggunya diatap,
dengan memegang ujung rambutnya yang baru. Joon Soo hanya tersenyum melihatnya
lalu mengatakan tidak meminta menemuinya karena sesuatu yang khusus tapi hanya ingin melihatnya.
“Apakah itu semua baik-baik saja?” tanya Joon Soo khawatir
“Presiden sedang dalam perjalanan
bisnis, jadi semua baik-baik saja. Apakah
ada sesuatu yang terjadi? Apakah
semuanya baik-baik saja?” tanya Gong Shim yang
melihat wajah Joon Soo sangat khawatr
“Aku dimarahi oleh ibuku.” Kata Joon Soo, Gong Shim langsung tertawa mendengarnya.
Joon Soo heran kenapa Gong Shim malah tertawa karena menurutnya bukan
sesuatu untuk ditertawakan.
“Itu membuatku tak bisa menahan tawa,
Aku sangat khawatir jika itu adalah sesuatu yang
benar-benar buruk, tapi Aku
senang karena hanya masalah ibumu memarahimu.”
Ucap Gong Shim, Joon Soo tertunduk sedih karena ibunya mengomel tentang
kedekatanya dengan Gong Shim.
“Hei.. Ayolah.... Aku dimarahi oleh ibuku sepanjang
waktu dan diteriaki seumur hidupku. Haruskah aku katakan kalau aku
seorang profesional sekarang? Kau
harus memberontak saat kau dimarahi.” Ucap Gong
Shim, Joon Soo mengartikan Gong Shim itu menyuruhnya untuk
membantah
“Tidak, aku memberitahumu untuk
tidak terlalu memikirkannya. Orang
yang berteriak selalu adalah pihak yang lebih menderita. Itulah yang kusebut
pemberontakan.” Jelas Gong Shim
Joon Soo melihat ponselnya dan itu telp dari ibunya, Gong
Shim menyuruh tak perlu diangkat, karena pasti akan
berteriak lagi kepadanya. Joon Soo pun memilih
untuk tak mengangkatnya. Gong Shim bisa bernafas lega, memberitahu jika
dimarahi satu kali, maka selanjutnya akan
dimarahi lagi. Jadi
lebih baik jangan terlalu memikirkannya sampai nanti dan menurutnya Orang-orang yang tersiksa dengan masalah itu hanya
tidak tahu harus bagaimana. Joon Soo mengangguk
mengerti.
“Kenapa kau dimarahi? Sepertinya
kau anak yang baik.” Kata Gong Shim
“Sudahlah, lupakan... Bisakah
kau mengajariku bagaimana menjadi pemberani?” kata Joon
Soo
“Itu mudah. Kenapa
kau perlu mempelajarinya? Ini
benar-benar sangat mudah, Orang-orang hanya tidak
menyadarinya.” Kata Gong Shim
Keduanya naik taksi kesebuah tempat yang cukup ramai,
Gong Shim pun dengan ramah mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal pada
sopir taksinya. Supir taksinya pun terlihat membalas dengan ramah lalu
meninggalkan keduanya.
Joon Soo terlihat kebinggungan dalam kerumunan banyak
orang dengan pakaian jaman Josen, Gong Shim pun meminta Joon Soo tidak
perlu menjadi begitu canggung karena menurutnya Hal
itu normal di tempat ini, dan mengajak Joon Soo untuk
segera pergi.
Di tempat peyewaan kostum, banyak orang yang mengantri
dan silih berganti dengan orang yang mengembalikan pakaian. Gong Shim
memberitahu Joon Soo bisa membuang waktu di tempat ini dan Jangan berpikir tentang
apa yang terjadi, karena mungkin
akan melupakannya nanti. Joon Soo mengerti apa yang
dikatakan Gong Shim.
“Tapi apakah kita juga harus
memakainya?” kata Joon Soo tampak ragu
“Tentu saja.... Kau harus memakai sini, jadi tak perlu khawatir.” Ucap Gong Shim menyakinkan.
Keduanya keluar dengan mengunakan jaman Josen, Joon Soo
terlihat tak percaya diri dan ingin kembali lagi masuk. Gong Shim menariknya
menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja dan akan
segera terbiasa. Joon Soo mengaku menyesal
setuju untuk melakukan hal seperti ini.
“Semua akan baik-baik saja, Tidak ada
yang peduli tentang kau di sini.” Kata Gong
Shim
“Bisakah kita melakukan dengan
cepat dan kemudian pergi?” ucap Joon Soo khawatir,
Gong Shim mengerti lalu mengajaknya untuk segera pergi.
Keduanya berjalan menyusuri tempat belanja yang banyak
lalu lalang, Joon Soo ingin menutupi wajahnya dengan berjalan miring bahkan
membalikan badanya. Gong Shim hanya tersenyum melihatnya, lalu menariknya
kembali saat Joon Soo ingin kabur.
Beberapa saat kemudian, Gong Shim meminta Joon Soo untuk
berjalan mengangkat kepalanya, menurutnya karena Joon Soo itu seorang sarjana
harusnya bisa lebih bangga. Tiba-tiba datang turis melihat keduanya yang tampak
terlihat cantik lalu meminta foto denganya.
Gong Shim yang tak bisa bahasa inggris, menyilangkan
tanganya untuk memberitahu tak bisa bahasa inggris dan tak mengerti yang
dikatakan dengan bahasa korea. Joon Soo hanya terdiam saja, si pria bule
mengartikan Gong Shim yang menolaknya lalu mohon agar mereka bisa foto hanya
sekali saja karena melihat baju yang dipakainya sangat bagus. , Gong Shim
meminta maaf memberitahu bahasa inggrisnya hanya sampai tingkat delapan.
Dua turis bule makin tak mengerti, Joon Soo memberitahu
Gong Shim kalau keduanya itu ingin meminta foto bersama mereka. Gong Shim pun
berteriak “picture” lalu memperbolehkanya. Keduanya pun foto bersama dengan dua
bule, walaupun Joon Soo terlihat kaku.
Joon Soo meraba celana tiba-tiba merasakan ponselnya tak
ada disaku celananya, Gong Shim pikir tadi Joon Soo meninggalkannya
di loker saat berganti pakaian. Joon Soo pikir tidak,
wajahnya langsung panik harus mendapatkan telepon penting
dari klien. Gong Shim pun membantu akan
mencoba menghubunginya.
Sopir taksi yang sedang berhenti menerima telp dari
ponselnya yang ada disaku bajunya, Gong Shim menelp Sopir taksi memberitahu
mereka meninggalkan telepon di dalam mobil, Sopir taksi membenarkan kalau ponselnya sudah tertinggal
dan sudah menyimpannya, jadi bisa
datang mengambilnya lalu memberitahu harus
datang sekarang karena jam kerjanya sudah
selesai. Gong Shim pun mengucapkan terimakasih dan mereka harus
pergi kesana segera.
Joon Soo bertanya apa Supir taksi menyimpan ponselnya,
Gong Shim mengangguk dan mereka harus segera pergi. Joon Soo binggung mereka
harus pergi dengan pakaian seperti itu. Gong Shim mengatakan mereka tidak
punya waktu bagaimana nanti kalau klienya sudah
menghubunginya lebih dulu dan juga supir taksinya akan segera pergi. Joon Soo
pun setuju mereka harus segera pergi sekarang.
Keduanya berlari disepanjang trotoar dengan orang-orang
yang menatap aneh, Gong Shim sempat terlepas sepatunya dan Joon Soo membantu
memasangkanya. Keduanya terus berlari sampai ditempat sopir taksi yang sudah
menunggunya. Sopir taksi tertawa merasa tak mengenali keduanya.
“Ahh... Kau datang dari Insa-dong, kan?” ucap si sopir mengingatnya lalu mengembalikan
ponselnya. Keduanya pun mengucapkan terimakasih.
“Dia gadis yang sangat manis... Semoga harimu menyenangkan.” Ucap Sopir taks lalu pamit pergi, keduanya kembali
mengucapkan terimakasih.
“Aku menemukannya berkat kau.” Kata Joon Soo, Gong Shim merendahkan hati kalau tak
melakukan apapun.
“Bukankah seharusnya kita cepat
kembali ke Insa-dong?” ucap Joon Soo tersenyum
melihat mereka yang masih mengunakan kostum. Gong Shim membenarkan.
Ponsel Joon Soo berdering, Joon Soo menerima telp dari
Tuan Kim yang memintanya untuk membuat persetujuannya sekarang untuk rilis, dan ia pun akan mengirimnya melalui email. Gong Shim
teringat ada tempat yang bisa memakai laptop, keduanya pun kembali berlari
melalui trotoar jalan.
Joon Soo sibuk mengirimkan email sementara Gong Shim
memesan minuman dengan tatapan penjaga kasir yang menahan tawanya, lalu
membawakan ke meja yang diduduki oleh Joon Soo. Ia bertanya apakah Joon Soo
sudah melakukan tugasnya. Joon Soo mengangguk dan mengatakan ini semua berkat
Gong Shim.
“Haruskah kita pergi kalau ini
membuatmu tidak nyaman?” kata Gong Shim menyadari
semua orang mengambil foto mereka dengan ponselnya.
“Kurasa aku belum pernah membuat
orang lain tertawa. Kau sudah terbiasa dengan itu, kan?.” Ucap Joon Soo terlihat santai
“Aku
yakin mereka menertawakanku karena aku terlihat
konyol dan bodoh.” Kata Gong Shim
“Tidak mungkin.. Kau memiliki bakat untuk membuat
orang lain merasa lebih baik. Aku
bisa merasakannya melalui dirimu, Terima
kasih.” Kata Joon Soo, Gong Shim kembali merendahkan hati
karena merasa tak melakukan apapun.
Joon Soo pun mengajak Gong Shim untuk segera pergi, Gong
Shim mengangguk setuju. Joon Soo melayani Gong Shim seperti seorang putri jaman
Josen lalu ia berjalan seperti seorang saudagar kaya, Gong Shim menahan tawa
lalu berjalan dibelakanganya seperti seorang putri.
(Firma
Hukum Guleum)
Dan Tae mengangkat telp yang ada dimeja Ji Won, seorang
pria menanyakan keberadan Chun Ji Won. Dan Tae memberitahu kalau Ji Won sedang tidak ada sekarang. Si Pria terlihat binggung karena tidak
bisa menghubungi Soo Yong
“Apakah kau bicara tentang Ahn Soo
Yong?” tanya Dan Tae, Pria itu membenarkan. Dan Tae pun
memberitahu kalau ia adalah anaknya.
“Apakah kau Dan Tae?” tanya si pria, Dan Tae membenarkan, Pria itu pun
memberitahu kalau ia adalah teman dari ayahnya.
Ji Won baru pulang dari membeli barang belanjaanya, Dan
Tae berbicara di telp mengatakan mengerti. Ji Won bertanya dengan Dengan
siapa ia berbicara. Dan Tae memberitahu kalau pria itu sebenarnya
mencarinya, karena mengaku sebagai teman dari ayah. Ji Won binggung.
“Ngomong-ngomong, ada apa dengan pohon besar di
Yangpyeong? Dia
menelepon untuk memberitahu bahwa mereka akan mencabut pohonnya.” Kata Dan Tae sambil mengeluarkan barang belanjaan.
Ji Won terlihat kaget sampai menjatuhkan gelasnya sampai
pecah, Dan Tae binggung melihat bibinya yang terlihat kaget. Ji Won beralasan
hanya tergelincir dan akan membersihkannya.
Dan Tae berjalan keluar dari kantor, melihat seorang
paman yang sedang menyiram bunga, pikiran teringat pada kebiasan Gong Shim yang
selalu menyiram bunganya diatap rumah. Ia pun mendekati paman dan menyapanya
sambil melihat tanaman bunga yang ada didepanya.
“Mereka tidak memiliki pohon yang
aku cabut.” Ucap Dan Tae
“Apakah kau mencari tanaman
tertentu?” tanya si paman
“Oh, yang itu terlihat cantik. Apakah kau juga memiliki
bibitnya?” kata Dan Tae menunjuk ke arah bunga
matahari
Paman itu mengatakan memilikinya, lalu mengambilnya dan
memberikan pada Dan Tae. Dan Tae bertanya berapa harganya. Paman merasa tak
perlu membayarnya karena Hampir tidak ada harganya. Dan Tae pun
mengucapkan terimakasih lalu pamit pergi.
Teman ayah Dan Tae berjalan menuju pinggir danau, lalu
Dan Tae bertanya apakah pohon yang berada di paling pinggir yang dimaksudnya.
Paman itu membenarkan dan bertanya Apa ayahnya tidak menceritakan tentang pohon
itu. Dan Tae mengatakan tidak bahkan belum pernah mendengar tentang
pohon itu.
“Sekitar 25 tahun yang lalu, Ayahmu memintaku untuk menjual
pohon itu kepada seorang pria. Tentu saja, saat itu belum
sebesar itu. Aku
menjual kepada pria itu karena ayahmu yang memintanya. Sejak saat itu, pria memberi pupuk pohon dan memangkas cabangnya. Dia membesarkan pohon itu seperti
bayinya.” Cerita teman Ayah Dan Tae
“Tapi kau menjual tanah ini, dan pemilik baru ingin membangun
penginapan di sini? Mereka
ingin mencabut pohon itu, kan?” ucap Dan Tae
menyimpulkan
“Iya. Ayahmu benar-benar mencintai
pohon itu. Aku tidak
yakin apakah dia ingin mengambilnya. Itu
sebabnya aku menelepon.” Jelas si paman
Dan Tae mengangguk mengerti, si paman meminta Dan Tae
agar memberitahunya kalau sudah memiliki keputusan, lalu pun pamit pergi
meninggalkan Dan Tae sendirian.
Dan Tae mendekati pohon dan melihat kesekeliling,
terlihat sudah berumur tua. Tuan Ahn berjalan
ingin ke tepi danau dan melihat ada seorang pria yang mendekati pohon
kesayanganya, matanya langsung melotot ternyata Dan Tae yang ada dibawah pohon.
Dan Tae melihat seperti ayahnya yang berlari tak jauh darinya.
Tuan Ahn terus berlari tak ingin ketahuan oleh anaknya,
Dan Tae mengejar ayahnya sampai ke jalan. Tapi ayahnya sudah lebih dulu pergi
dengan naik taksi. Lalu pikiranya merasa tak mungkin melihat ayahnya, karena
yang ia tahu ayahnya itu sedang ada di Filipina.
Gong Shim dan Joon Soo main mesin boneka, Joon Soo
berusaha untuk mengambil boneka kecil dengan pakaian wanita tapi beberapa kali
mencoba tak bisa juga mendapatkanya. Ia mengeluh karena merasa susah sekali
untuk mengambilnya dan ingin mengeluarkan dompetnya, Gong Shim menahanya merasa
tak perlu melakukanya.
“Daripada membuang-buang begitu
banyak uang, seharusnya
kita beli saja mesinnya.” Kata Gong Shim
“Kurasa aku bisa melakukannya kali
ini. Aku ingin
mendapatkan boneka yang lucu untukmu.” Ucap Joon
Soo
“Aku bisa mendapatkan bonekaku
sendiri, Coba Lihat aku.” Ucap Gong Shim memaikan mesin boneka dengan satu koin.
Gong Shim bisa mendapatkan sebuah boneka anjing berwarna
coklat, Joon Soo tak percaya Gong Shim bisa melakukannya. Gong Shim ingin memberikannya
kepada Joon Soo karena sudah menjadi pemberontak hari ini. Joon Soo pun mengucapkan terimakasih lalu bertanya
bagaimana bisa mendapatkannya dalam satu kali percobaan. Gong Shim menceritakan dulu bekerja di sebuah pusat
permainan setelah gagal dalam
ujian masuk jadi bisa berlatih secara gratis, lalu berjanji akan mengajarkan tekniknya nanti.Joon Soo akan menangih janji Gong Shim nanti.
Di rumah
Dan Tae menjerit histeris bertanya-tanya dari mana
datangnya air yang membasahi semua barang-barangnya, lalu menyingkirkan alas
tidurnya karena semua kamarnya kebanjiran,bahkan buku-bukunya juga basah.
Ia pun masuk kedalam kamar mandi dan melihat air sudah
setinggi mata kakinya, lalu menjerit histeris karena begitu
banyak air dan melihat dibawah wastafel pipanya itu
bocor.
Joon Soo berjalan sambil membahas kalau ia belajar
bagaimana bisa memberontak berkat Gong Shim
bahkan sekarang hampir lupa kalau ibunya tadi memarahinya. Gong Shim
mengelengkan kepala menurutnya Joon Soo belum melupakan karena masih mengungkitnya,
jadi menurutnya Joon Soo masih
harus belajar melupakannya.
“Kalau begitu apakah kita harus
pergi makan sesuatu yang lezat... yang
akan membuat kita lupa tentang segala sesuatu?”
ucap Joon Soo berjalan mundur
“Apa makanan yang bisa jadi selezat itu?” tanya Gong Shim lalu melihat ponselnya berbunyi
Joon Soo melihat nama dilayar ponsel “Pengacara Mesum” Gong Shim memberitahu kalau itu Dan
Tae. Joon Soo pikir Gong Shim harus mengangkatnya. Gong Shim
pun meminta waktu sebentar.
Dan Tae menjerit panik bertanya keberadan Gong Shim
sekarang, Gong Shim balik malah balik bertanya, apa yang dinginkanya. Dan Tae
memberitahu tempatnya kebanjian jari meminta Gong Shim datang untuk menyelesaikan
masalah ini.
“Apa maksudmu banjir?” kata Gong Shim binggung
“Kran di kamar kecil bocor, Airnya mengalir keluar. Seluruh tempatku jadi basah. Aku tidak bisa mengatasinya
sendirian, jadi Kau harus
datang dan membantuku.” Ucap Dan Tae
“Bagaimana aku bisa membantumu? Panggil seorang yang memperbaiki
keran.
“Apakah kau tidak tahu hal-hal
semacam ini menjadi tanggung jawab dari yang
memberikan sewa kecuali jika itu karena kelalaian penyewa?” kata Dan Tae berbicara seperti pengacara.
“Aku tidak bisa pergi sekarang,
jadi atasi sendiri. Aku
akan mengunjungimu besok di pagi hari.” Kata Dan
Tae lalu menutup ponselnya
Gong Shim pun memperlihatkan pada Joon Soo kalau seperti
itu caranya menjadi pemberontak. Joon Soo pikir Gong Shim melakukan untuk
ditunjukan kepadanya, lalu bertanya apakah Gong Shim benar-benar tak perlu
pergi. Gong Shim pikir tak masalah karena Dan Tae bisa memanggil seorang teknisi pipa. Dan Tae pun mengajak Gong Shim untuk segera
pergi dan memberhentikan taksi.
Didalam taksi
Joon Soo dengan penuh semangat menceritakan Tempat
yang akan mereka kunjungi
sekarang terkenal
dengan steaknya menurutnya setelah
memakannya maka Gong Shim akan menyadari bahwa mengajarinya sepadan
dengan waktu yang dibuangnya. Gong Shim seperti tak
fokus mendengarkanya.
“Direktur Suk.... Maafkan
aku, tapi
kurasa aku harus pergi Aku
adalah orang yang memberikan Dan Tae tempat untuk menyewakanya. Aku harus mengatasi setiap
masalah dari penyewaku, Itu
tugasku.” Kata Gong Shim, Joon Soo binggung karena Gong Shim mengatakan
itu sebagai tugasnya.
“Iya. Meskipun aku menyewakan
tempat yang kusewa, Aku
tetap saja menjadi orang yang menyewakan.a
“Apa Kau harus benar-benar pergi sekarang ?”
tanya Joon Soo, Gong Shim membenarkan dengan meminta maaf. Joon Soo bisa
mengerti, Gong Shim pun meminta sopir taksi untuk memberhentikan di pinggir
jalan.
“Direktur Suk... Setelah
kau memberontak, kau harus terus melakukannya. Akan semakin mudah jika kau
semakin sering melakukannya.” Pesan Gong Shim
sebelum turun, Joon Soo mengangguk mengerti. Gong Shim pamit pergi dengan
memberikan semangat pada Joon Soo. Joon Soo menatap kepergiaan Gong Shim dengan
tatapan sedih.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Gasabar episode 9 nyaaaa
BalasHapus