Di dalam mobil
Geu Rin melihat Ha Nul menatap keluar jendela, lalu
bertanya haruskan mereka pulang atau ingin membeli sesuatu
untuk makan. Ha Nul mengatakan harus
pergi menemui Lee Joon
Suk.
“Apa kau mengatakan kau ingin
pergi ke KTOP sekarang? Ha
Nul kita harus menunggu...” ucap Geu Rin berusaha
menahanya.
“Aku harus menemuinya.” Tegas Ha Nul yan membuat Geu Rin terdiam.
Sesampai di depan KTOP, Geu Rin ikut turun. Hae Nul
memberitahu akan segera kembali dan tak akan lama. Geu Rin mengajak untuk pergi
bersama. Ha Nul berjanji tidak
akan bertemu Joon Suk lama jadi akan segera kembali. Geu Rin pun memberiakan Ha
Nul pergi sendirian masuk KTOP.
Dalam Ruangan Joon Suk.
Dengan wajah percaya diri, Joon Suk merasa Yakin, kalau orang yang akan ditemuinya itu harus
menggonggong setidaknya sekali. Ha Nul pun masuk ruangan
disambut dengan Joon Suk yang sudah duduk disofanya. Joon Suk pikir mereka baru
bertemu pertama kalinya.
“Bagaimana aku harus menyapamu? Apapun yang aku katakan akan membuatmu tidak
nyaman.?” ucap Joon Suk dengan nada mengejek. Joon Suk hanya bisa
diam.
“Aku tidak ingin mendengar apapun. Aku tidak ingin mendengar suara
apapun yang keluar dari mulut kotormu.” Tegas Ha
Nul penuh amarah
“Setelah kakakku, Jo Sung Hyun, meninggal karena kau, keluargaku sedih selama
bertahun-tahun. Maka Kau
tidak pantas mengetahui kesedihan itu. Hanya
ada satu hal yang ingin aku katakan. Sepertinya
Suk Ho melakukan itu ke wajahmu. Aku
akan membunuhmu perlahan.... Tidak, Aku akan membuatmu mati... seperti yang kau... lakukan kepada kakakku.” Tegas Ha Nul lalu keluar dari ruangan, wajah Joon Suk
nampak tegang melihatnya.
Dirumah
Jae Hoon mengungkapkan khawatir
Ha Neul mungkin tidak bisa bernyanyi "Go
Ahead, Cry" atau lagu lain sama sekali akhirnya tahu bagaimana kakaknya
meninggal, menurutnya merasa tak yakin Ha Nul bisa melewati semuanya.
“Ha Nul pasti memiliki waktu yang
sangat sulit.” Komentar Yun Soo, Ha Nul tiba-tiba
langsung merobek kertas aransemena.
“Kayle,
apa yang kau lakukan? Kenapa kau merobek musiknya?” jerit Jae Hoon
“Kita tidak membutuhkan ini. Bagaimana mungkin Ha Nul bisa
menyanyikan lagu ini? Apa
kau bisa melihat dia menyanyikan lagu ini? Tuan Shin benar.... Kita jangan tampil di "Legend
Again".” Ucap Kayle
“Kau benar.... Hati Ha Neul pasti hancur. Kita tidak perlu melakukan
pertunjukan itu dan akan
mendapatkan kesempatan lain.”kata Jae Hoon berdiri
dari tempat duduknya.
“Aku akan menyanyikannya.” Kata Ha Nul masuk ke dalam rumah bersama Geu Rin
“Jangan lakukan itu. Bagaimana kau akan menyanyikan
lagu ini? Kalau dia
adalah kakakmu, maka dia juga kakak
kami. Apa kau
pikir kami gila? Beberapa
orang mengambil
lagu kakakmu, menjadikannya terkenal dan
membuat banyak uang. Kita
pasti gila jika berani menyanyikan lagu ini. Aku tidak akan melakukannya dan tidak akan memainkannya.” Tegas Kayle
Ha Nul tetap ingin menyanyikannya. Geu Rin mencoba berbicara, Ha Nul berteriak agar Jangan
mengatakan tidak boleh atau
menunggu. Geu Rin mengatakan kalau Ha Nul itu harus menyanyikannya jika memang menginginkan. Yun Soo ingin protes. Geu Rin
merasa keputusan
tuan Shin tidak penting saat ini dan Keputusan
Ha Neul yang lebih penting, lalu memberitahu Ha
Nul akan mengatur acara itu, bukan tuan Shin.
“Kita nyanyikan lagu itu dengan
baik. Jika kau
ingin menyanyikan lagu Sung Hyun, lakukan. Kau harus menyanyikannya tidak peduli
apapun alasannya, karena
itu lagu miliknya.” Jelas Geu Rin
“Aku akan berbicara dengan tuan
Shin.” Ucap Ha Nul, Geu Rin pun akan mengantarnya. Ha Nul
mengatakan ingin pergi sendiri saja lalu keluar dari rumah. Yun Soo menarik
tangan Geu Rin ketika ingin mengikutinya, agar membiarkan Ha Nul pergi sendiri
saja.
Ha Nul masuk ruang rawat melihat Min Joo, Man Shik dan Tuan
Byun terlihat kebinggungan. Di tempat tidur hanya ada baju rumah sakit dan Suk
Ho tak ada disana. Ha Nul bertanya kemana perginya Suk Ho, Man Shik
menceritakan hanya keluar untuk membelikan beberapa permen caramel lalu saat kembali Suk Ho
sudah menghilang.
“Sekarang di luar sudah gelap , Ponselnya juga tidak aktif.
Kemana dia pergi?” kata Man Shik khawatir
“Aku hanya keluar sebentar saja.
Bagaimana bisa kau kehilangan dia?” keluh Min
Joo kesal
“Tuan Byun.... Kakakku... Di jembatan kakakku saat itu?” kata Ha Nul panik
Suk Ho sedang berdiri di jembatan tempat Sung Hyun
melompat, lalu melihat kebawah jarak dari jembatan ke air, tanganya menopang
kepalanya dengan menatap ke sungai.
Flash Back
Keduanya makan bersama di restoran sup daging, Suk Ho
mengajak mereka merekam lagunya setelah ia kembali. Sung Hyu mengatakan orang-orang itu akan
berpikir dirinya akan
merilis album jika merekam lagunya. Suk Ho menyakinkan Tuan
Byun dan tuan Lee adalah orang-orang yang sangat baik.
“Jangan gugup dan lakukan saja apa
yang kau lakukan. Mereka
akan menyukaimu bahkan jika kau hanya menunjukkan setengah dari kemampuanmu.” Kata Suk Ho menyakinkan
“Apa manajer memang biasa
menggertak sepertimu? Yah,
kurasa manajer memang harus bicara manis.” Ejek Sung
Hyun lalu keduanya bersulang minum soju bersama.
Air mata Suk Ho mengalir menatap ke sungai merasa Sung
Hyun itu pasti
sangat kedinginan dan pasti
sangat kesepian karena sendirian, lalu
meminta maaf karena datang terlambat.
“Apa yang akan kau lakukan?” teriak Ha Nul berjalan mendekati Suk Ho yang sudah
menangis.
“Kau akan mati jika kau jatuh... Apa kau akan bunuh diri? Apa kau akan menyusul Sung Hyun? Apa kau akan meninggalkanku
sendirian?” kata Ha Nul sambil menangis
“Ini menyakitkan... Hatiku terasa sakit... hanya untuk bernapas.” Ucap Suk Ho menangis
Keduanya menangis di tempat meninggalkan Sung Hyun, Suk
Ho berteriak memanggil Sung Hyun dan Ha Nul berteriak memanggil kakaknya sambil
menangis. Tuan Byun berjalan dibelakang mereka, tangisnya pun tak bisa ditahan
air matanya mengalir di pipinya.
Suk
Ho kembali kerumah sakit dengan Tuan Byun dan Ha Nul, Min
Joo mendekatinya dengan wajah kesal kemana saja temanya itu. Suk Ho kembali
duduk di tempat tidurnya mengaku hanya pergi
berjalan-jalan. Man Shik memberitahu kalau
mereka mengira terjadi sesuatu pada temanya dan sangat mengkhawatirnya. Ha Nul
pun duduk disamping tempat tidur.
“Aku ingat semuanya. Kakakku... bahkan tidak mau pergi keluar
bersama orang tuaku. Keluargaku
tidak pernah makan keluar sama sekali. Sung
Hyun merasa tidak nyaman jika banyak orang di sekitarnya. Tapi... dia berubah setelah dia berteman
dengan seorang pria bernama Suk Ho.” Cerita Ha
Nul
Ha Nul mengingat saat masih kecil bermain bola bersama
dengan Suk Ho di pinggir sungai Han, sementara kakaknya duduk sambil memainkan
gitar dan tampat tersenyum bahagia.
“Pada hari-hari
disaat mereka libur, manajer lain akan tinggal di rumah, tapi temannya, Suk Ho... selalu datang ke
rumah kami dan membawanya keluar.”
Setelah selesai bermain ketiganya bersulang dengan
minuman kaleng yang dibawanya. Suk Ho bahkan menyuapi Ha Nul dengan kimbap yang
dibelinya. Ha Nul menatap kakaknya yang memainkan gitar, Suk Ho menatap
keduanya.
“Kupikir aku tidak akan bisa
melihatnya lagi. Tapi
dia datang kepadaku setelah kakakku pergi. Itu Suk Ho, satu-satunya teman
kakakku. Lalu... dia bersamaku dan membiarkan aku bernyanyi. Dia membersihkan... namaku.” Cerita Ha Nul, Suk Ho mendengarnya menahan tangisnya.
Ha Nul pikir tidak perlu mencoba untuk
saling menghibur satu sama lain dan berhenti bersedih. Menurutnya Geu Rin benar Jika Suk Ho tidak bertemu dengan kakaknya maka ia tidak
tahu apa yang akan terjadi. Tapi menurutnya jika
Suk Ho tidak muncul lagi setelah sekian lama, tak tahu apa yang akan terjadi.
“Ini akan memakan waktu, tapi jangan bicara tentang
"bagaimana jika". Aku
akan melakukan hal yang sama.” Kata Ha Nul
“Dia benar, Suk Ho. Ayo kita
kembali berdiri dengan tegak.” Ucap Tuan Byun yang
sudah bisa sedikit tersenyum.
“Aku membahasnya dengan semua anggota band. Kami... akan tampil di acara "Legend
Again".” Kata Ha Nul yang membuat semua kaget.
Ha Nul mengeluarkan selembar kertas dari saku celananya, Suk
Ho melihat kertas not balok yang dituliskan Sung Hyun. Ha Nul memberitahu akan menyanyikan lagu milik kakaknya dan itu sudah mereka putuskan, jadi mereka meminta
Suk Ho untuk
bangkit kembali.
“Bertahanlah dan kembalikan... lagu kakakku.”kata Ha Nul, Suk Ho kembali meneteskan air matanya
dengan memegang kertas not milik Sung Hyun.
“Suatu hari aku juga akan mati, kan? Jika ada sesuatu yang harus aku
lakukan sebelum mati, Aku harus... mendapatkan kembali lagu milik
Sung Hyun.” Kata Suk Ho sudah duduk kembali di
kantornya.
“Aku akan membantu dengan cara
apapun. Pernahkah
kau berpikir tentang bagaimana kau akan melanjutkannya?” ucap Min Joo
Suk Ho pikir hanya ada satu cara, yaitu Choi
Joon Ha. Ia harus menemukannya sebelum
pertunjukan dan
membuatnya mengaku. Geu Rin merasa tak yakin
merekabisa menemukannya,
karena ia ada di stasiun TV untuk pertemuan hari ini dan Kru TV sudah mencoba mencarinya karena ingin Joon Ha ada di atas
panggung, tapi dia sudah bersembunyi sejak saat itu.
“Siapa yang paling dekat... dengan Choi Joon Ha saat itu?” tanya Suk Ho, Min Joo berpikir
“Yun
Kyung biasanya banyak berbicara tentang dia. Mereka mungkin terus berhubungan.” Kata Min Joo
Yun Kyung menceritakan Ada
banyak orang yang bertanya tentang Joon Ha akhir-akhir
ini, bahkan Beberapa orang dari stasiun TV
datang. Tapi ia Sudah lama sejak tak melihat Joon Ha menurutnya temanya itu sudah tak ada di Korea.
“Sekitar lima tahun yang lalu,
kami bertemu untuk minum kopi. Dia
mengatakan kepadaku ayahnya sedang tidak baik dan tinggal di sebuah panti
jompo. Aku tidak
tahu bagaimana keadaannya sekarang. Kupikir
dia datang kembali setahun sekali untuk mengunjungi ayahnya.” Cerita Yun Kyung
“Apa kau tahu di mana rumah jompo
itu?” tanya Suk Ho
“Aku
tidak tahu di mana itu. Meskipun dia memang berkata datang setelah
mengunjungi ayahnya. Kupikir dia datang dari Yeongwol.” Kata
Yun Kyung
Suk Ho pergi ke Panti Jompo Yeongwol Sol menemui receptionist, memberitahu sedang mencari
seorang pasien dengan nama depan Choi, dengan menceritakan teman ayahnya dan berhutang
banyak kepadanya tapi tak tahu nama belakanganya.
Si receptionist pun mencarinya di arsip rumah sakit.
“Apa mungkin Choi Jin Goo?” ucap perawat, Suk Ho bertanya apakah nama anaknya itu Choi
Joon Ha. Si perawat terlihat curiga dan tak ingin
memberitahunya.
“Aku benar-benar harus menemuinya.
Tolong bantu aku.” Kata Suk Ho menyakinkan.
“Kurasa kau tidak akan bisa
berbicara dengannya. Dia
menderita Alzheimer yang parah, bahkan
dia tidak mengenali anaknya saat berkunjung dari Australia.” Jelas perawat
“Apa kau mengatakan Australia?” ucap Suk Ho menemukan sebuah petunjuk, Joon Ha ada di
Australia.
Ha Nul dkk sedang berlatih, tiba-tiba Ha Nul tak bisa
menyanyi lalu berbicara pada Kayle minta maaf karena mengatakannya, lalu meminta izin agar mencoba
aransemen lain. Kayle berpikir aransementnya itu buruk.
Ha Nul menjelaskan bukan itu maksudnya lalu memberikan lembaran kertas milik
kakaknya
berjudul "Go Ahead, Cry" Kayle terkejut melihatnya dan terlihat tak bisa
berkata-kata.
“Ini adalah versi asli kakakku.” Jelas Ha Nul, semua melonggo melihat lembaran not balok
yang dituliskan Sung Hyun.
“Ini adalah sebuah karya seni yang
murni. Kau tidak
bisa mengatakan bahwa itu hanya aransemen yang berbeda. Kita lakukan saja dengan yang
asli.”kata Kayle penuh semangat, Ha Nul pun mengucapkan
terimakasih.
“Aku minta maaf, teman-teman. Kita
harus memulai dari awal.” Ucap Ha Nul. Yun Soo pikir
mereka tak masalah.
“Aku sangat tersanjung. Kita akan memain versi yang
dibuat oleh komposer aslinya. Apa
yang harus aku lakukan? Aku mulai merasa
gugup.” Kata Jae Hoon memegang dadanya, Kayle pun menepuk
pundak Jae Hoon dengan senyuman mengajak mereka mulai berlatih.
Suk Ho keluar dari panti jompo, ponselnya berbunyi dengan
nada sinis mengangatkanya berkata “Kenapa kau meneleponku?”. Joo Han sudah duduk didepan Suk Ho disebuah cafe, Suk
Ho pun mulai menyapa kabarnya. Joon Han pikir harusnya ia yang lebih dulu
menyapanya.
“Apa kau bekerja untuk Joon Suk
lagi?” tanya Suk Ho, Joo Han membenarkan.
“Joo Han.... Dia menyalahgunakanmu dan...” kata Suk Ho yang ingin menyadarkan tapi disela oleh Joo
Han
“Aku... akan menghukum dia sebelum aku
berhenti. Kau
sedang mencari Choi Joon Ha, kan?” ucap Joo
Han
“Apa Joon Suk memintamu untuk
menemukan dia?” tanya Suk Ho, Joo Han mengakui Joon Suk
memang memintanya lalu bertanya apakah Suk Ho ingin terbang ke Australia.
Suk Ho berkomentar Joo Han itu cepat sekali bergerak, Joo
Han tersenyum karena ia lebih cepat dari yang dikira, lalu memberitahu kalau Joon Ha sedang
tidak ada di Australia sekarang, karena ia sudah kesana
mencari dan bertemu keluarganya dan
mendapat kabar Joon Ha kembali
di Korea. Suk Ho menanyakan alasan Joo Han mengatakan hal ini
padanya.
“Biarkan aku mengambil beberapa
pukulan dan menyebutnya impas. Aku
tahu sudah mengkhianati dan
menyakitimu. Aku
dibutakan oleh ambisi dan membuang kesetiaan dan kehormatan jadi pukulah aku, Aku akan
menerimanya. ” ucap Joo Han
“Aku tidak punya hak, karena Aku juga tidak ada bedanya.” Balas Suk Ho
“Aku katakan kepadamu sebelum Lee Joon Suk mencoba untuk membalas.. atas apa yang sudah aku lakukan
kepada Jo Ha Nul, meskipun
aku tahu itu tidak akan pernah cukup.” Jelas Joo
Han, Suk Ho hanya bisa diam menatap mantan asistennya.
Man Shik menjerit kaget mengetahui Joon Ha ada di Korea,
Suk Ho memberikan lembaran kertas meminta mereka semua untuk memeriksa semua
hotel dan daftar hotel di mana Choi Joon Ha mungkin menginap, dengan mereka membagi tugas dan mengintai di lobby.
“Dia
pasti pergi setidaknya satu kali dalam sehari, kan? Aku akan berada di panti jompo karea Dia belum mengunjungi ayahnya.” Jelas Suk Ho dengan wajah serius.
“Mungkin butuh beberapa hari. Apa Kau ingin kami berjaga di lobi?” kata Tuan Byun
“Kita tidak punya pilihan lain.” Ucap Suk Ho
“Yang pasti Hotel sangat menjaga rahasia. Mereka tidak akan memberikan kita
informasi tentang konsumen mereka.” Kata Man
Shik sedikit tak yakin
Geu Rin dengan penuh semangat bertanya hotel mana saja
yang didatanginya dan akan mengumpulkan foto-foto Joon Ha terlebih dahulu karena tidak bisa membiarkan lewat begitu saja. Min Joo hanya diam saja melirik Suk Ho yang
sudah kembali bersemangat untuk mencari Joon Ha.
Joon Ha berada ditempat abu Sung Hyun dengan membawa
sebuket bunga.
“Peringatan kematian mu akan datang lagi. Aku selalu kembali untuk itu, mengatakan kepada diriku sendiri,
"ini adalah terakhir kalinya." Tapi... setiap tahun, aku berdiri di sini. Bukankah udaranya mencekik di
sana? Australia
sangat luas dan udaranya bagus, tapi... Aku tidak bisa bernapas. Tidak peduli ke mana aku pergi, Aku seperti tinggal di penjara.” Ucap Joon Ha pada Sung Hyun
Suk Ho menunggu di panti jompo dengan banyak manula yang
duduk di kursi roda dan berjalan ditaman, ketika malam hari ia pindah ke lobby
dan sempat dilirik oleh perawat karena melihat Suk Ho yang terus menunggu. Suk
Ho sempat berdiri menyapanya lalu duduk kembali dengan wajah kebinggungan.
Di kantor
Tuan Byun dan Man Shik terlihat kelelahan memegang
pungung mereka, Geu Rin belum juga menemukan hotel yang di datangi Joon Ha
padahal sudah bangun sepanjang malam bahkan berjaga juga di dekat lift menuju
parkiran, tapi pihak hotel malah menganggapny sebagai orang yang mencurigakan dan menendangnya keluar.
“Aku benar-benar merasakan usiaku
sekarang, merasa pegal di seluruh tubuhku.” Kata Man Shik memukul pahanya.
“Kita tidak bisa melakukan apapun
dengan berpencar. Ada
begitu banyak jalan masuk dan keluar.” Ucap Tuan Byun
“Aku akan menuju ke panti jompo, karena Aku yakin tuan Shin belum tidur
atau mandi berhari-hari.” Ucap Geu Rin khawatir
“Kau bahkan sedang tidak sehat, jadi kau tidak boleh pergi kesana
selarut ini.” kata Tuan Byun melarang.
“Coba Lihat... Semua
orang di sini khawatir tentang Suk Ho. Kita
sudah bersamanya selama bertahun-tahun dan sangat peduli kepadanya. Kurasa itu salah, pergi ke
Yeongwol selarut
ini untuk menemui Suk Ho.” Tegas Min Joo
Tuan Yeo menyindir anaknya yang terakhir kali meminta
uang Lalu ia harus mempublikasikan sebuah
penjelasan karena anaknya memiliki beberapa foto yang aneh.Akhirnya mendengar Min Joo yang meminta untuk Pergi
bermain golf dengan beberapa ketua hotel. Tuan Yeo
menolak tidak bisa golf karena punggung sakit.
“Kalau begitu kumpulkan mereka
semua dan belikan beberapa minuman.” Kata Min
Joo
“Kenapa aku harus melakukan itu?” ucap Tuan Yeo
“Bantulah aku... Aku akan mendengarkan sedikit.” Kata Min Joo berjanji
“Bahkan bukan, "aku akan
mendengarkan", tapi "aku akan mendengarkan sedikit"? Apa kau menyebut itu tawaran? Lupakan.” keluh Tuan Yeo lalu berdiri dari tempat duduknya.
“Aku akan mendengarkan.... Aku akan datang berkunjung dua
kali sebulan. Apa yang kau katakan? Ini Kedengarannya bagus ‘kan?” kata Min Joo menyakinkan ayahnya sambil berdiri.
Tuan Yeo meminta Min Joo untuk melakukan satu
kencan buta. Min Joo langsung menolaknya. Tuan Yeo
pikir tak masalah, Min Joo pun setuju hanya satu kali saja. Tuan Yeo tertawa
mendengarnya, lalu bertanya siapa yang sedang dicari anaknya. Min Joo
memberitahu namanya Choi Joon Ha, seorang
penyanyi terkenal, menurutnya semua
pekerja hotel mengenalnya.
Joon Suk sudah duduk didepan Joon Ha disebuah lobby
hotel, menyapanya dengan senyuman karena sudah lama tak bertemu. Joon Ha hanya
menatap Joon Suk terlihat kurang bersahabat.
Suk Ho sudah ada didalam mobil dengan mendapatkan berita
dari Min Joo.
“Aku menemukan Choi Joon Ha, Hotel Kyung, kamar 2004. Tapi teman dari ayahku berkata Lee Joon Suk juga menggunakan semua kontaknya di hotel untuk menemukannya.”
“Aku menemukan Choi Joon Ha, Hotel Kyung, kamar 2004. Tapi teman dari ayahku berkata Lee Joon Suk juga menggunakan semua kontaknya di hotel untuk menemukannya.”
Suk Ho pun langsung menginjak gas mobilnya lebih dalam
lagi, agar bisa lebih cepat sampai tujuan.
Joon Ha terlihat kaget mengetahui Adik
dari Jo Sung Hyun. Joon Suk pikir pihak stasiun
TV sudah menghubungnya, lalu menceritakan mereka memiliki penyanyi muda yang menyanyikan aransemen ulang dari
lagu "Go Ahead, Cry".
“Mereka memberikan lagu itu kepada
adiknya Jo Sung Hyun. Ini Ironis
sekali. Karena
itu, dia mengetahui semua yang terjadi di antara kami. Apa kau ingat Shin Suk Ho? Dia adalah seorang manajer pemula itu. Dan Juga,
teman dari Jo Sung Hyun. Anak
yang memperkenalkan Jo Sung Hyun kepadaku.” Cerita Joon Suk
“Kau belum pernah bertemu, jadi
kau mungkin tidak tahu seperti apa dia. Dia adalah CEO dari agensi yang
menaungi grup band Jo Ha Nul dan sedang mencarimu
seperti orang gila.” Jelas Joon Suk, Joon Ha
terlihat panik dengan memegang kursinya erat-erat.
“Aku mencarimu.. untuk mengatakan mari kita jaga
semuanya agar tetap seperti ini. Anak-anakmu
pasti sudah dewasa. Kau
tidak seharunsnya menjadi seorang ayah yang tidak baik, yang mengeluh tentang rasa
bersalah atau hati nuranimu. Itu
akan menjadi sangat tidak bagus.” Kata Joon
Suk menyakinkan kalau Joon Ha tak perlu melakukan apapun.
“Jika Suk Ho mencari tahu
semuanya, kau akan
menanggung semua beban itu Apa
kau tidak takut? Seluruh
bangsa akan menunjuk jarinya kepadamu, terutama
karena kau mencuri lagu dari seseorang yang cacat. Kau akan dipermalukan. Jangan biarkan dirimu terjebak, dan kembalilah hari ini.”tegas Joon Suk, Joon Ha terdiam terlihat ketakutan.
Suk Ho berlari ke lobby hotel pergi ke receptionist untuk
untuk menemui Choi Joon Ha di kamar 2004, jadi meminta agar menelpnya kalau ia sudah menunggu di
lobby. Pegawa hotel memberitahu Tamu dari kamar 2004 sudah
keluar. Suk Ho melotot kaget, bertanya kapan keluarnya. Saat itu Joon Ha berjalan dibelakangnya dengan menarik kopernya.
“Dia keluar dan pergi belum lama
ini. Coba aku periksa.” Kata pegawai hotel mencoba
mencari informasih dari kamar.
“Mereka sedang membersihkan
kamarnya sekarang. Dia sudah pergi.”ucap
Pegawai
“Bisakah kau... memberikan nomornya? Tolong....” ucap Suk Ho memohon
“Aku tidak bisa memberikan
informasi tamu kami. Jika
kau memberikan nomormu, aku akan meninggalkan catatan. Karena Dia
meninggalkan sesuatu di kotak brankas. Jika
dia menghubungi mengenai brangkas itu, maka
aku akan menyampaikan pesan.” Jelas pegawai, Suk Ho
pun meminta kertas untuk menuliskan pesanya.
Disebuah restoran Kulit Babi
Suk Ho duduk sendirian dengan semua orang duduk bersama
sambil meminum soju, lalu ia menatap sendok dan sumpit didepanya yang masih
kosong.
Flash Back
Suk Ho dan Sung Hyun bersulang di tempat yang sama, Sung
Hyun mendengar banyak orang yang mengatakan Moskow benar-benar
dingin jadi memintanya agar tetap
waspada dan jangan sampai mati beku.
Suk Ho seperti mengingat kenangan akhirnya dengan Sung
Hyun sebelum pergi ke moskow, tatapan kosong mengingat juga tulisan surat pada
Joon Ha.
“Halo, aku teman dari Jo Sung Hyun, Shin Suk Ho. Aku meninggalkan pesan ini karena aku benar-benar ingin bertemu
denganmu. Aku mengerti kenapa kau tidak bisa menyanyikan
lagu favoritmu dan hidup bersembunyi selama bertahun-tahun ini.”
“Aku tidak
membencimu dan tidak punya hak untuk membencimu. Aku juga bersalah atas hal yang sama. Aku mengambil lagu dari pencipta lagu yang tidak diketahui menggunakan uang dan kekuasaan dan memberikannya
kepada kelompok yang terkenal. Dan pada saat album itu dirilis, penulis lagu yang malang dan tidak diketahui itu meninggalkan
dunia ini... karena aku.”
Suk Ho menatap keluar jendela, bibi pelayan menukar sup
diatas meja dengan sup yang panas dan melihat Suk Ho sudah lama datang tapi
belum juga minum, Suk Ho memberitahu sedang menunggu seseorang. Bibi itu mengerti dan mulai membereskan meja yang kotor.
“Jadi bagaimana aku
bisa membencimu? Aku ingin bertemu denganmu, hanya satu kali. Peringatan kematian Sung Hyun adalah dua hari lagi. Aku akan menunggu di restoran yang dia sukai. Itu adalah tempat barbeque di gang di Pasar Jinheung. Mari kita minum Soju bersama pada hari peringatan kematiannya. Aku akan menunggu sampai kau datang. Tolong... Kumohon padamu.”
Semua pengunjung sudah pergi, Bibi yang sedang
membereskan meja melihat Suk Ho masih duduk sendirian lalu menyuruhnya untuk
kembali nanti dan berjanji akan membuatkan sesuatu yang
lezat di rumah, karena ia harus pulang. Suk Ho pun
menyadari sudah terlalu lama di tempat itu, lalu meminta maaf dan pergi ke meja
kasir. Saat itu juga seseorang datang, Joon Ha masuk, keduanya saling menatap
didepan pintu.
bersambung ke episode 16
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Bgs bgt cerita nya.. suka dg drama ini. Makasi atas tulisannya y mbk dee..
BalasHapus