Jin
Sang menelp sedang berada di bar dengan dua wanita disamping,
sambil berbicara pada Soo Kyung kalau bertanya pada enam pria.
“Jika seorang wanita jadi hamil
setelah bercinta satu malam dan minta pertanggungjawaban si pria, maka si pria takkan pernah
menikahinya. Dia akan
menyuruhnya jangan melahirkan bayi itu.” Ucap Jin
Sang, Soo Kyung bertanya bagaiaman jika
itu Jin Sang.
“Aku akan segera pergi keluar negeri. Siapa peduli dia melahirkan anak
itu atau tidak? Aku bakal kabur. Apa pun yang terjadi Aku akan pergi ke pedesaan
di Inggris mengubah
namaku jadi William Sutherland, dan
tinggal di sana.” Ucap Jin Sang dengan
berbisik. Soo Kyung tertunduk mendengarnya, lalu seperti meminta tolong
sesuatu.
Jin Sang memanggil semua temanya memberitahu, teman
kakannya mau melahirkan bayinya, sudah berusia 44 tahun, karena Ini bisa jadi kehamilan terakhir
dalam hidupnya. Makanya Soo Kyung mau
melahirkan bayinya. Yang menjadi masalah, haruskah
menanggung hidup bayi sendiri
setelah memberitahukan pada ayah si bayi
atau haruskah membesarkan bayi itu diam-diam.
“Jadi beginilah pertanyaannya, Apakah
lebih baik kau menjalani hidup tanpa mengetahui keberadaan
anakmu Atau lebih baik kau menjalani hidup kau dengan kau tahu ayah dari anak itu? Angkat tanganmu jika kau lebih suka tidak mau tahu.” Ucap Jin Sang,
Hasilnya hanya dua orang saja lalu yang ingin tahu ada
empat orang. Jin Sang pun memberitahu hasilnya 2 banding
4, kalau teman-temanya lebih baik mengetahuinya dan ia pun
seperti itu menurutnya Soo Kyung ayah dari bayi itu harus tahu, dengan menjalani hidup tanpa tahu ternyata punya anak Sepertinya agak..., Jin Sang terlihat kebinggungan menjelaskanya.
“Seolah-olah ada bom di rumah... tapi aku sendiri orang yang tidak tahu kalau ada bom di
rumahku.” Kata Jin Sang
“Nunnim... Pastikan kau bilang begitu
padanya! Oke?” teriak teman Jin Sang
“Alangkah lebih baik kau bilang padanya yang sebenarnya. Bila kau mau membesarkan bayi itu sendirian... apa yang akan dia katakan lagi? Cepatlah katakan padanya. Hubungi dia dan katakan padanya
sekarang.” Kata Jin Sang penuh semangat,
Soo Kyung mengerti karena Jin Sang tak perlu
mengkhawatirkanya, karena akan memberitahunya lalu menutup telpnya. Si Bibi pun
dengan penuh semangat agar Soo Kyung melakukan segera. Soo Kyung tersenyum lalu
mengajak si bibi untuk makan bersama.
Do Kyung berlari pulang kerumah dan terdiam melihat Hae
Young sudah ad di depan rumahnya, Hae Young melirik sinis pada kedatangan Do
Kyung. Si pria mengomel kepada kduanya karena membuat
kesepakatan tentang rumahnya Ia juga memarahi Do Kyung
yang seolah-olah menjadi pemilik rumah, denga mengusirnya
keluar penghuni wanita dengan membayar uang jaminannya.
“Kau sangat ingin dia keluar dari sini. Jadi kau akhirnya menendang
keluar? Dasar kau Kejamnya!!! Aku kebetulan datang ke sini dan melihat rumahnya kosong. Jika aku tidak kesini... maka kau pasti sudah membuatnya seolah dia masih tinggal di sini, ya
'kan? Dasar Liciknya dirimu! Bukankah sudah kuberitahu aku
tidak akan memberikan rumah itu padamu?” ucap Si
pria pemilik terus nyerocos mengomel
“Agasshi, dengar baik-baik. Menurut kontrak, aku akan mengembalikan
uang jaminanmu dalam satu tahun. Sampai
saat itu, kau harus bayar sewanya. Jika
tidak, maka aku akan mulai mengambilnya dari uang jaminanmu.” Kata Si pemilik rumah
“Dia akan memberikan uang sewanya pada tuan tepat waktu.” Kata Hae Young tertuju pada Do Kyung
“Memangnya aku menyewa tempat
ini pada orang ini? Aku
menyewakannya padamu.” Kata Si pria
“Aku dapat uang jaminannya dari
dia, jadi tak perlu aku yang bayar sewanya.” Tegas Hae
Young
Si Pria heran Hae Young bisa datang uang jaminan dari Do
Kyung karena ia adalah pemilik
rumah ini, menurutnya jika seperti ini cara Hae
Young menanganinya untuk apa tanda tanga kontrak, ditambah lagi kesepakatan
tidak berlaku jadi mereka akan bertemu satu tahun lagi. Ia juga memperingatakan Do Kyung tak
bisa menggunakan tempat ini.
“Aku tak mau kembali ke tempat ini setelah satu tahun.
Aku ingin mengakhiri semuanya
sekarang.” Tegas Hae Young, Do Kyung terdiam dan
kembali melihat dalam pengelihatanya.
Ia berbicara “Aku akan memberikanmu berapa pun jumlah uang yang kau minta. Apa gunanya berusaha melarang dia pindah?” terkesan
tak peduli lagi dengan Hae Young. Do Kyung terdiam mengingat semua
kata-katanya.
“Bisakah kau... pindah lagi kesini? Aku senang kalau kau pindah
kembali kerumah ini.” ucap Do Kyung mengungkapkan seluruh isi
hatinya. Hae Young menatap tak percaya.
Hae Young langsung keluar dari rumah, Do Kyung
mengejarnya ingin mengantarnya, Hae Young menolaknya dan berjalan begitu saja,
di tasnya terdengar bunyi getaran ponsel. Do Kyung kembali memejamkan matanya, dalam
pengelihatanya Hae Young yang mengangkat telp dari Tae Jin dan mengatakan akan
segera datang kesana. Do Kyung memilih untuk membalikan badan dan kembali ke
rumah, sementara Hae Young terus berjalan membiarkan ponselnya tanpa
diangkatnya.
Hae Young dan Tae Jin bertemu disebuah restoran dengan
makan steak. Tae Jin melihat wajah Hae Young, bertanya ada apa dengan
wajahnya. Hae Young mengaku sedang
terserang demam. Tae Jin
bertanya apakah sudah minum obat. Hae
Young mengatakan sudah minum obat.
“Maaf sudah salah paham pada kalian berdua. Kupikir kalian berkencan dam dia melakukan itu untuk membuatmu jauh dariku. Aku minta maaf.” Kata Tae Jin, Hae Young mencoba mengalihkan dengan
mengajak mereka untuk makan saja karena makananya sangat enak.
“Aku berencana ingin balas dendam
padanya. Tapi itu
buang-buang waktu saja. Aku
tidak percaya ternyata ini kesalahpahaman...” ucap Tae
Jin
“Bisakah kita tidak usah
membicarakan tentang dia? Aku
tidak ingin membahasnya.”kata Hae Young
Tae Jin terdiam seperti tak menyangka Hae Young bisa
mengataka itu, Hae Young meminta maaf karena mungkin efek dari tidak
enak badan jadi memintanya untuk mulai makan saja.
Tae Jin hanya tertunduk, Hae Young mengelap hidungnya memberitahu karena
kedinginan jadi hidungnya meler.
“Kita tak perlu bertemu lagi .... Lebih baik kita putus.” Kata Hae Young dengan wajah serius
“Kita... cukup saling
menyapa ketika bertemu, Aku
tak mau kau menghapusku dari hidupmu. Biarlah
waktu yang menjawab dan jika masih tidak bisa,barulah kita putus. Karena aku merasa
menyesal dan
bersalah” ungkap Tae Jin. Hae Young hanya menatapnya.
Hae Young pulang kerumah, Ibunya langsung menghampiri
bertanya apakah sudah makan, Hae Young mengatakan sudah. Ibunya kembali
bertanya apakah sudah minum obat, Hae Young mengatakan sudah. Ibunya heran
melihat wajah Hae Young semakin pucat, berpikir demamnya belum turun. Hae Young
memegang kepalanya, merasa Sudah baikan
Ibunya mendengar suaranya lebih serak dari kemarin. Hae Young pikir kalau suaranya itu lebih
seksi dengan suara seperti itu, memberikan kecupan jauh bibirnya lalu masuk ke
kamarnya. Ibunya hanya bisa mengumpat anaknya itu memang gila. Hae Young duduk
dikamarnya, lalu menatap kearah kiri lalu tersenyum dan tertunduk.
Pagi hari
Hae Young akan pergi ke kantor membuka tempat sepatu dan
melihat sepatu milik Do Kyung tersimpan, teringat kembali saat Do Kyung menaruh
di depan rumah sambil mengomel Hae Young sedang
mengumbar-umbar kalau hidup sendiri, padahal kurir tadi memiliki uang kembalian.
Akhirnya Hae Young memilih sepatu yang warna ungu, Ibunya
melihat mengetahui kalau sepatu itu kekecilan dan membuatnya kakinya sakit. Hae
Young pikir sudah sedikit melar jadi bisa dipakai lalu pamit pergi lalu pamit
pergi. Ibu Hae Young terdiam dengan helaan nafas melihat tingkah anaknya. Hae
Young menyandarkan kepalanya di jendela bus, terlihat tak bergairah.
Do Kyung baru saja akan masuk, pegawainya memberitahu
kalau ada tamu untuknya. Do Kyung binggung siapa yang akan datang. Pegawainya
pun menunjuk ke tempat si tamu yang sudah menunggu atasanya. Do Kyung mendekat
seperti tak kaget melihat Tae Jin yang datang ke kantornya.
“Wow, kantormu keren, Bukannya
harusnya kau yang menemuiku duluan?” ucap Tae Jin menyindir.
Lalu keduanya bertemu di ruangan, Do Kyung duduk di sofa.
Tae Jin duduk didepan papan nama yang bertuliskan “CEO Park
Do Kyung” lalu ia mengungkapkan dulu juga
pernah jadi CEO sekali tapi jabatan itu melayang karena seseorang, dengan nada menyindir.
“Berhati-hatilah kau. Kau bisa
jadi kehilangan pekerjaanmu secepat mungkin. Jika seseorang sudah mengumpulkan
niat...” kata Tae Jin
memperingati
“Aku takkan menghindarinya, Lakukan saja sesukamu.” Balas Do Kyung tak peduli lagi
“Kau mengatakan ini saat kau menabrak mobilku, kan? “Itu
hanyalah kesalahan kalau kau
menghancurkan perusahaanku.” Kata Tae Jin
Flash back
“Itu adalah kesalahanku karena
membuat perusahaanmu
bangkrut. Tapi
kalau yang ini, aku sengaja melakukannya.” Ucap Do Kyung saat menabrak mobil Tae Jin
Tae Jin tahu Do Kyung itu sengaja
menabrak mobilnya karena sudah
jatuh cinta pada Hae Young, Do Kyung hanya
diam saja, Tae Ji tahu Do Kyung marah karena wanita yang disukai terluka karena perkataannya. Menurutnya seharusnya Do Kyung berhenti menemui Hae Young setelah
mengetahuinya, tapi malah mendekatinya bahkan sampai sekarang masih menemuinya.
“Sekarang semua orang tahu
ceritanya. Apa yang
akan kau lakukan? Jadi tidak
ada cara lain. Kita
semua harus kembali ke
tempat awal kita masing-masing. Itulah yang harus terjadi. Jika semua orang tahu kau yang mencuri pacarku... maka Aku takkan mampu bertahan hidup di negeri ini lagi. Bergantung pada apa yang kau
lakukan... Aku bisa
menghancurkanmu atau membiarkanmu.” Kata Tae Jin berdiri menghadap ke arah Do Kyung
“Jadi... biarlah kita kembali ke titik awal kita. Kau juga punya wanita yang kau sukai, Semua ini
terjadi karena
dia, 'kan. Aku
anggap, kau akan melakukan apa
yang kukatakan.” Kata Tae Jin sambil
memegang pundak Do Kyung seperti tanda memperingatinya, lalu pamit pergi.
“Ini membutuhkan waktu yang lama,
tapi... entah
bagaimana kita semua akhirnya kembali bersama dengan orang yang semestinya.” Ucap Tae Jin sama persis dengan yang dilihat oleh Do
Kyung.
Do Kyung hanya menatapnya seperti tak bisa membedaka
kenyataan dan pengelihatnya. Tae Jin berjalan keluar ruangan, melihat poster
film ["Contender"] tak percaya ternyata Do Kyung mengerjakan
film itu juga dan ternyata banyak berkontribusi di film terkenal.
Dua pegawai Do Kyung, mengeluh karena lelah berkerja lalu
melihat Tae Jin yang berjalan didepanya menyapa mengucapakan selamat jalan.
Pria berkumis bertanya siapa pria itu, Si pria tambun juga tak tahu. Si pria
berkumis melihat pria yang menemui atasanya itu sangat berkharisma. Do Kyung
masih tertunduk kebinggungan.
Hee Ran dan Park Hoon kembali bertemu di cafe, Park Hoon
terlihat gugup dengan mengigit kukunya. Hee Ran menopang wajahnya dengan dua
tanganya, lalu berkomentar Park Hoon itu tak bisa, Park Hoon mengaku memang tak bisa padahal sudah
berusaha. Hee Ran pikir Sepertinya
sulit sendirian memperbaikinya.
“Kalau kau memberiku satu hari
lagi...” kata Park Hoon
“Kita......perbaiki saja bersamaku hari ini.” ucap Hee Ran yang membuat Park Hoon melonggo, Hee Ran
pun menyuruh Park Hoon untuk segera berdiri.
Beberapa botol bir dan soju sudah habis diatas meja
dengan beberapa kotak makanan. Park Hoon konsertrasi menuliskan naskahnya
kembali, tapi sepertinya tak bisa menemukan idenya, tiba-tiba matanya melihat
paha Hee Ran yang mulut duduk disofa. Hee Ran mengeluh kalau ia idenya buntu di bagian ini.
“Aku menonton ratusan film laga, biar aku bisa memperbaiki naskah
ini. Tetap
saja tidak berhasil.” Kata Park Hoon,
“Ahh, aku tidak bisa melakukan ini
lagi. Aku
sangat lelah dan mau
tidur dulu.” Ucap Hee Ran membaringkan tubuhnya
disofa.
“Tentu, kalau begitu aku pergi dulu...” ucap Park Hoon gugup.
“Tidak, lanjutkan saja. Kau harus menyelesaikannya hari
ini. Aku akan
tidur sebentar dan bangun lagi.” Kata Hee Ran
Park Hoon mengerti, tanganya diatas keyboard tapi matanya
menatap ke paha Hee Ran yang gerak-gerak sambil tertidur. Tiba-tiba Hee Ra
terbangun dari tidurnya, merasakan Panas sekali jadi ingin ganti baju berjalan ke kamarnya.
“Ya ampun. kenapa dia ganti
baju sekarang? Apa Dia
sedang menggodaku?!! Haruskah
aku pergi? Apa yang
harus kulakukan sekarang?” ucap Park Hoon panik
Langkah Hee Ran terlihat keluar dari kamar, melemaskan
otot lenganya dengan mengangkat tanganya. Park Hoon buru-buru berkonsertrasi mengetik,
Hee Ran menawarkan minuman. Park Hoon menolaknya tanpa mau melihat kearah Hee
Ran. Tapi ketika Hee Ran berjalan ke dapur tatapanya tertuju pada Hee Ran yang
mengunakan pakain tidurnya.
Hee Ran melangkah mendekat, Park Hoon panik kebinggungan
apa yang harus dilakukanya. Tanganya terus mengetik tanpa berpikir, Hee Ran
semakin mendekat, tulisan di layar “ada masalah” dengan berderet banyak. Hee
Ran memberikan segelas minuman agar Park Hoon beristirahat. Park Hoon panik
langsung berpura-pura mengangkat telpnya dan berjalan pergi.
Tiba-tiba kakinya tersandung bangku, Hee Ran panik
mendekatinya. Park Hoon langsung berdiri dan berusaha kabur. Hee Ran melonggo
kaget melihatnya, Park Hoon jatuh berguling dari tangga. Hee Ran berlari
menanyakan keadaanya. Park Hoon dengan kepala dan hidungnya berdarah mengatakan
kalau ia baik-baik saja, lalu merayap keluar rumah.
Hee Ran menduga kalau Park Hoon itu berpikir dirinya itu mau
menggodanya, lalu ia mengeluarkan sepatu, jaket, tas dan skenario
lalu melemparnya, sambil mengumpat Park Hoon itu sudah gila. Park Hoon terlihat
masih bergetar mengambil skenario yang berjudul [Pembuka Botol yang Bergairah] lalu menjerit melihat darahnya.
Di sebuah bioskop
Seorang Produser memuji Suara
film ini mengagumkan, menurutnya Do Kyung bisa
mendengarkan suara yang dibuatnya itu sangat menakjubkan. Do Kyung mengangguk. Produser itu pun mengajak Do Kyung
untuk makan setelah itu.
Do Kyung menonton di bioskop sendirian, walaupun yang
lain terlihat berpasangan, dalam adegan perkelahian ia seperti melihat layar
berubah menjadi pertengkaran dirinya dengan Hae Young yang akhirnya mereka
berciuman.
Kenangan dengan Hae Young seperti kembali terputar, saat
Hae Young memeluknya lalu menjerit bahagia karena mengetahui ia mengakui
perasaanya yang sangat menyukainya. Setelah semua terbongkar, Hae Young meminta
agar sembunyi-sembunyi menjalin
hubungan lalu baru putus.
“Tanpa ada yang tahu, biarlah kita
saling bertemu
baru kita putus. Jika aku putus denganmu karena rasa marahku sekarang...Aku
bisa menderita untuk waktu yang lama.” Ucap Hae
Young
Tapi Do Kyung memilih untuk meninggalkan dan membiarkan
Hae Young menangis sendirian.
Do Kyung berjalan pulang dari bioskop, langkahnya
terhenti melihat sosok Hae Young yang berjalan berlawan arah, mengingatkan saat
melihat Hae Young saat tanganya di gips. Hae Young terus berjalan seperti tak
menyadari kalau Do Kyung ada didepanya, ketika semakin mendekat ia baru
menyadari Do Kyung berdiri di depannya.
Keduanya saling menatap tapi Hae Young memilih terus
melangkah tanpa memikirkanya, ketika saling berpapasan Do Kyung bertanya mau
kemana Hae Young. Langkah Hae Young terhenti mengingatkan tak
usah saling
menyapa kalau berpapasan
di jalan.
Saat itu Do Kyung mengingat kembali pengelihatanya
berkata “Maaf karena aku sudah menyapamu.” Dengan nada sinis. Ia berkata pada Hae Young sesuai
dengan hatinya, menyuruh Hae Young untuk menganti sepatunya. Langkah Hae Young
pun kembali terhenti, Do Kyung mengatakan suara ketukan sepatunya tidak
nyaman dipakai.
Hae Young kembali berjalan seolah tak peduli, Do Kyung
kembali melihat Tae Jin yang menghampiri Hae Young lalu sebuah balon meledak,
dan membuatnya tersenyum bahagia lalu bergandengan jalan bersama. Do Kyung melihat Tae Jin yang menghampiri Hae
Young dengan senyuman lalu sebuah balon meledak, akhirnya ia memilih untuk
pergi tak ingin melihat sesuatu yang menyakitkan hatinya.
Tae Jin mengulurkan tangan ingin mengandeng tangan Hae
Young, tapi Hae Young memilih untuk menyelempangkan tasnya dan melipat tanganya
didada. Tae Jin hanya bisa diam saja melihat sikap dingin Hae Young, Do Kyung
berjalan diarah berlawanan dengan penuh amarah.
Do Kyung duduk termenung dirumahnya, Jin Sang melihatnya
memberitahu kalau ada berita mengejutkan yang akan membuat Do Kyung melupakan
penderitaannya,Tapi akhirnya mengubah niatnya tidak
bisa memberitahunya walaupun sebenarnya sangat
ingin memberitahunya.
“Aku bisa kena pukul kalau aku memberitahumu. Tapi dengan berita ini, kau bisa melupakan semuanya.” Kata Jin Sang berdiri dari tempat duduknya.
“Aku punya kartu tersembunyi yang akan membuatmu tutup mulut” kata Soo Kyung keluar dari kamarnya.
Jin Sang memberikan kode mengerti tak akan
memberitahunya, lalu menyuruhnya untuk segara pergi. Soo Kyung pun pergi
meninggalkan keduanya. Jin Sang pikir kalau mereka punya hobi yang sama maka
mereka bisa bersenang-senang, lalu mengajaknya untuk pergi ke klub,
bar, atau kemana pun malam ini.
Do Kyung hanya berbaring di atas karpet, Jin Sang
binggung kenapa Do Kyung berbaring di sana. Do Kyung mengatakan sangat lelah, Jin Sang menyuruh Do Kyung
untuk pergi ke kamarnya kalau
memang mau tidur. Do Kyung mengatakan terlalu lelah untuk pergi ke kamarnya, seperti ia merasakan tubuhnya
itu baru ditabrak oleh mobil dengan kecepatan tinggi dan terbaring di aspal
dengan semua luka di sekujur kepalanya. Air matanya mengalir mengingat senyuman
bahagia Hae Young yang terakhir dilihatnya
Ibunya membersihkan meja, sementara ayahnya sedang
menonton TV. Hae Young masuk rumah dengan berjinjit. Ibunya bertanya apakah Hae
Young sudah makan, Hae Young mengatakan sudah. Ibunya bertanya ada apa dengan
anaknya, Hae Young mengaku kakinya sakit.
Dibagian tumitnya terlihat luka lecet akibat sepatu yang
dipakai kekecilan. Hae Young menuangkan air minum ke gelas, memberitahu mau
tidur seharian besok,jadi jangan meminta agar
tak membangunkannya. Ibu Do
Kyung bertanya apakah demam Do Kyung belum sembuh juga. Hae Young hanya minum
air saja.
“Kenapa obatnya tidak ampuh? Apa kau mau pergi ke rumah sakit esok?” kata Ibunya
khawatir
“Aku baik-baik saja dan Sudah baikan” kata Hae Young berjalan masuk ke kamarnya.
Hae Young berbaring di kamar, dengan wajah memerah dan
juga kakinya penuh obat merah karena lecet. Ia memiringkan tubuhnya dengan mata
sedikit terbuka.
Flash Back
Hae Young berjalan di kantor dengan sepatu kekecilan lalu
berjalan kesana kemari menemui timnya.
“Jika aku berjalan
seharian memakai sepatu kekecilan...
aku bisa mengurangi rasa rinduku padanya. Karena yang
kupikirkan adalah kakiku. Lalu pulang, aku melepas sepatuku. Aku jadi senang dan lega meski sesaat.”
Ketiga pagi hari melihat sepatu Do Kyung membuatnya
memilih mengunakan sepatu yang ukurannya kecil, lalu ia melihat gel branya yang
mengingatkan saat berlari ke pelukan Do Kyung dan membuat gel branya terlepas.
“Karena kenangan
akan dirimu terus bermunculan... Dimana pun dan kapan pun...Aku sedih bila memikirkanmu makanya aku ingin kakiku jadi lebih sakit dan sakit lagi.”
Di malam hari, Hae Young selalu mengecek ponselnya dan
mengingat saat berjalan meninggalkan Do Kyung tak memperdulikanya, tapi
sebenarnya ia menahan tangisnya.
“Setiap kali aku cek
ponselku waktu tengah malam... Aku berusaha melangkah ke depan. Tapi pikiranku
ingin berjalan ke arahmu. Sakit.... Ini sangat menyakitkan. Jika aku kesakitan sampai tak bisa mengangkat jariku... atau aku tak bisa
sadar lagi.Aku bisa berhenti memikirkan dia. Semakin tinggi
demam yang kualami.. maka semakin sedikit aku memikirkannya, Meski pun aku merasa sakit, tapi aku merasa baikan.”
Hae Young tertidur dengan setengah sadar dengan demam
semakin tinggi membuat wajahnya sangat merah.
Ibu Hae Young ingin membuang sampah menemukan bungkus obat milik anaknya, yang harus diminum tiga kali sehari, tapi obatnya masih utuh. Dengan wajah panik masuk kamar anaknya berusah membangunkanya, tapi Hae Young seperti setengah sadar dan melihat wajah ibunya berbayang. Hae Young akhirnya jatuh lemas ditempat tidurnya.
Hae Young dilarikan ke UGD, ibu dan ayahnya terlihat
panik terus membangunkan Hae Young agar tetap bisa membuka matanya. Hae Young
sedikit membuka matanya, seperti melihat Do Kyung yang duduk diruang tunggu,
dalam hatinya bergumam kalau ia pasti berkhayal.
“Hanya karena aku sedikit lebih
baikan sekarang... bagaimana
bisa aku langsung memikirkan
dirinya? Aku
marah.” Gumam Hae Young
menatap jarum infus yang menempel ditubuhnya.
Hae Young akhirnya duduk di atas tempat tidurnya, Perawat
datang melihatnya. Hae Young meminta
untuk melepaska saja, Perawat itu heran karena Hae Young harus
diinfus, Hae Young mengatakan kalau ia tak mau di infus.
Do Kyung seperti baru selesai di infus dan perawat
meminta agar terus menekan plesternya. Lalu dua perawat pun membuka tirai yang
menutupi dua tempat tidur. Do Kyung melihat lebih dulu Hae Young yang masih
meminum air putih. Hae Young terdiam ketika melihat Do Kyung ada didepanya,
keduanya saling menatap tapi setelah itu Hae Young buru-buru menarik tirai agar
tak melihat Do Kyung.
Akhirnya Do Kyung melangkah pergi, tapi ia kembali
membalikan badanya dalam pengelihatanya ia berkata “Jangan sampai sakit.” Dengan tatapan dingin dan terlihat lemparan gelas yang
hampir mengenai kepalanya.
“Aku senang melihatmu! Tidak adil kalau Cuma aku saja yang sakit. Aku senang sekali kau sakit juga!” teriak Do Kyung mengeluarkan semua isi hatinya.
“Jika kita bisa memutar kembali
waktu... aku juga
akan merusak pernikahanmu dengan cara yang sama. Aku akan membuatmu pindah
bertetanggaan denganku
lagi dan bertemu denganmu lagi. Maafkan
aku. Aku bener-benar meminta maaf. Tapi aku tidak menyesal
menghancurkan pernikahanmu!” tegas Do Kyung dengan nada tinggi lalu kembali membalikan
badannya.
“ Maafkan aku. Tapi beginilah perasaanku. Aku sakit karena aku tidak
bisa memelukmu.” Akui Do Kyung hanya melihat
bagian pipi Hae Young lalu berjalan meninggalkan IGD.
Hae Young masih tetap duduk dengan memegang gelasnya
erat-erat, Do Kyung terus berjalan melewati pintu lobby seperti tak menyangkan
dirinya bisa meluapkan perasaan yang sejujurnya. Ia pun berjalan di taman rumah
sakit, dari belakang terlihat orang yang berlari kearahnya. Hae Young berlari
sambil menangis, ketika Do Kyung membalikan badanya langsung mendapatkan
pelukan dari Hae Young.
Keduanya berpelukan sangat erat melampiaskan rasa
rindunya selama ini, keduanya lalu saling menatap dan tersenyum bahagia, Hae
Young pun mencium Do Kyung lebih dulu,
keduanya pun berciuman ditaman rumah sakit.
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Adegan dorumah sakit,,,juga bikin efek sakit di hati adek bang... ahk bikin baper deh ne drma di tggu eps 14s min ,, jngn lama2 yah , trimakasihnudah mau nulismsinopsisnya
BalasHapusAduuuuuhhh episode bikin baper...😁😁
BalasHapusHappy ending ga ya
BalasHapusHappy ending ga ya
BalasHapusEpisode 14 kpn mb dee..
BalasHapusNontn ep.14 Ga isa berhnti ktwa liat do kyung ketangkp polisi d padang ilalang..😂😂😂😂
Tp kurang puas kl blm baca sinopsisnya mb dee..di tunggu pokoknya.jgn lama2..