Soo Ho mencium Bo Nui, lalu bertanya apa harus seperti
ini yang dilakukanya, lalu kembali mencium Bo Nui untuk menyakinkan rasa
cintanya. Bo Nui sempat memejamkan matanya, lalu tiba-tiba mendorongnya,
menurutnya tak bisa seperti ini. Soo Ho pikir tak jadi masalah. Bo Nui
mengatakan menolaknya.
“Bohong.... Pertama, Shim Bo Nui bilang
tidak. Kedua,
aku harus pergi tanpa
menoleh ke belakang. Ketiga,
tapi dia nangis. Jadi,
kesimpulannya dia bohong seperti
orang bodoh. Benar,
kan?” ucap Soo Ho
“Hatiku... menyuruhku datang tanpa kusadari. Meski berusaha kuhentikan, hatiku tak mau mendengarkanku. .”
Ungkap Bo Nui, Soo Ho ingin memelukanya, tapi Bo Nui menolak menurutnya Cukup
sampai di sini saja
“Kenapa? Kau tak bisa
menyembunyikan persaaanmu, mundur
dan bahkan menangis, lalu kenapa? Kata Soo Ho dengan nada tinggi
“Aku akan menyukaimu dengan caraku
sendiri. Aku hanya
akan menyukaimu lalu
mengakhiri perasaanku.Aku bisa melakukanya.” Tegas Bo
Nui
“Kenapa Belum mulai sudah mau diakhiri?” keluh Soo Ho, Bo Nui mengucapkan terimakasih karena
sudah menyukainya. Soo Ho melonggo binggung.
“Menurutmu, aku harus bagaimana? Kalau kau ingin aku membuktikan
perasaanku, maka aku rela
melakukan apapun. Kalau
karena kau percaya takhyul,kita bisa ke peramal saja” ucap Soo Ho mencoba menyakinkan
Bo Nui merasa tak percaya Soo Ho mau melakukanya, Soo Ho
menantang menyuruh Bo Nui mengatakan apa yang diinginkanya. Bo Nui meminta lupakan
semua kejadian hari ini, tentang Pernyataan perasaannya, ciuman mereka dan semuanya, lalu pamit untuk bertemu besok di
kantor. Soo Ho melotot kaget dan membiarkan Bo Nui pergi meninggalkanya.
Soo Ho kembali ke rumah dengan wajah lesu lalu duduk di
sofa bertanya-tanya Apa
susahnya, lalu menegakan duduknya berpikir mungkin memang susah
untuk melakukanya.
Bo Nui berlari ke pinggir sungai Han, Soo Ho membawa
sebuket bunga ditanganya, “Di sana, ada kebahagiaan”
Lalu Bo Nui pun berlari dan Soo Ho membentangkan tanganya
lebar-lebar. Keduanya pun berpelukan, Soo Ho pun berputar-putar, terlihat wajah
keduanya sangat bahagia.
“Pernahkah kulari menuju kebahagiaanku sendiri? Begitu hangat, menenangkan, aku merasa tenang dan bahagia.”
Terdengar teriakan Tuan Goo, “Bukan milikmu!” Bo Nui pun
terbangun dari tidurnya. Saat itu terdengar suara Tuan Goo “Kebahagiaan itu bukan milikmu!” dalam ruangan kamarnya. Bo Nui pun hanya bisa tertunduk
diam dengan helaan nafasnya.
Tuan Je sedang berbarin di bale ruang, karena merasa haus
meminum langsung dari ceret. Tapi yang terjadi malah langsung memutahkanya,
Nyonya Yang datang melihat suaminya, Tuan Je berteriak apa yang ada dalam ceret
itu. Nyonya Yang menegaskan kalau itu Air garam.
“Kau bahkan tak berhak minum air.” Ucap Nyonya Yang dengan sinis lalu berjalan pergi, Tuan
Je terlihat binggung.
Tuan Je akan pergi, terdengar teriakan Nyonya Yang “Jangan
lewati garis!” dibawah kakinya terlihat garis merah
melintang. Tuan Je pun bertanya apa lagi yang dibuat oleh istrinya. Nyonya Yang
dengan membawa gayung menegaskan bahwa suaminya bahkan
tak berhak hidup dengannya dan memperingatkan untuk
tak melewati garis.
Beberapa saat kemudian, Tuan Je sudah berganti pakaian
lalu bertanya kemana sepatunya. Nyonya Yang sedang mencuci mengatakan suaminya tak
berhak pakai sepatu. Tuan Je menyuruh istrinya
itu hentikan saja, Nyonya Yang langsung melempar suaminya dengan sepatu.
“Je Mul Po-ssi! Belum puas cari
gara-gara dengan petugas kemanan dipagi hari buta? Lalu Kau bikin keributan di kedai
langanan pegawaiuntuk mempermalukan Soo Ho?” teriak
Nyonya Yang marah,
Tuan Je mengingat saat mengamuk di kedai Tuan Ahn
berteriak “Aku ayahnya Je Soo Ho. Bukan kau!” Nyonya Yang
berteriak pada suaminya Hari ini bahkan tak berhak
bernafas. Tuan Je berteriak istrinya juga bikin
gosip apa mengenai dirinya dan
pria si pemilik kedai itu.
“Aku sudah muak dengan semua ini. Apa Kau tak punya batas?Tiap musim
panas dia ke tempatku! Aku
bernostalgia saat melihat Oppa saat
masih 20 tahun, dan
ingin tahu di usiaku saat ini.” ucap Nyonya Yang
“Wow, pintar berdalih rupanya, Meskipun sudah berumur, kalian pria dan wanita, Antara kalian berdua bisa jadi
ada apa-apa. Apa!
Sekarang kau mau kabur dengan dia naik
kereta?” teriak Tuan Je
menyindirnya. Nyonya Yang melotot bertanya sudah
selesai
“Benar, kan? Kau dan aku tak punya
hak jadi
orang tuanya Soo Ho. Kau
bahkan tak tahu bocah itu kelelahan! Tapi Kau
girang sekali bahkan Tak
peduli, kau malah keluyuran kesana-kemari! Jangan pura-pura tak tahu.” Teriak Tuan Je lalu melangkah pergi, Nyonya Je pun
hanya bisa berteriak memanggil suaminya dan melemparnya dengan gayung.
[Rs. Universitas Seoul]
Perawat Lee membuat jendela kamar melihat kalau cuacanya
cerah sekali, dengan matahari yang masuk menerangi
ruangan. Lalu mengajak bicara Bo Ra apakh tidurnya nyenyak. Saat melihat Bo Ra
matanya melotot kaget, melihat Bo Ra yang membuka matanya, terlihat seperti
terus berkedip-kedip.
Soo Ho masuk kantor dengan wajah melas, Ryang Ha
berteriak memberikan selamat seperti seorang yang menang undian, lalu bertanya Tempatnya
bagaimana, apakah Suasana
dan steaknya enak. Soo Ho hanya diam saja
dengan wajah melas. Ryang Ha yakin 100% di tempat
seperti itu seorang wanita tak akan menolak. Soo
Ho berhenti melangkah dengan tatapan kosong.
“Kau mengacau kan? Benarkan?” ucap Ryang Ha melihat wajah temanya yang
tak bergairah.
“Kami tak ke sana.” Kata Soo Ho, Ryang Ha pikir temanya itu masih tertidur.
“Tidak! Kami tak ke sana, Aku belum menyatakan secara
resmi. Dan juga belum ditolak secara resmi. Mengerti?”
tegas Soo Ho lalu menyuruh Ryang Ha untuk membereskan taburan di lantainya.
“Dia ditolak bahkan ditolak mentah-mentah.” Ungkap Ryang Ha melihat temanya yang marah-marah.
Soo Ho masuk ke dalam ruanganya, Bo Nui datang dengan
wajah terengah-engah, mengatakan Ada yang ingin diberitahu. Soo Ho bertanya Bagaimana
setelah memikirkannya semalaman, menurutnya
Bo Nui itu bisa sadar kalau salah, dan memutuskan Tak akan mempermasalahnya karena ingin membiarkan saja.
“Maafkan aku, aku tahu tak bisa
begini, tapi...” kata Bo Nui, Soo Ho
bertanya ada apa
“Bisakah kau jadi jimatku lagi?” ucap Bo Nui, Soo Ho melotot kaget lalu bertanya apakah
Bo Nui mendapatkan telepon dari rumah sakit?
“Dia membuka matanya.... Bo Ra.” Kata Bo Nui, Soo Ho tersenyum mendengarnya.
Keduanya akhirnya sudah sampai dirumah sakit. Bo Nui
mengatakan Keserakahan seseorang sangat berbahaya dan pernah bilang sekali saja
cukup,tapi sekarang adikny membuka
mata jadi ingin melihatnya. Setelah mendapatkan telp sadar kalau tak adil karena
langsug memikirkan Soo Ho .
“Sebelumnya pernah kukatakan, kapanpun kau ingin menemuinya,
aku akan menemanimu.” Kata Soo Ho lalu
mengulurkan tangan agar Bo Nui memegangnya. Bo Nui hanya diam menatapnya.
“Apa kau tak ingin masuk?” ucap Soo Ho, Bo Nui
mengeluarkan segulung benang mengatakan lebih baik Hari ini mengunakan benang itu saja.
“Merah adalah warna pengusir hantu dan kesialan. Kurasa akan bagus untuk kau dan Bo Ra.” Kata Bo Nui, Soo Ho tersenyum mendengar.
“Berikan padaku, Cukup diikatkan di
kelingking, kan?” ucap Soo Ho
Akhirnya kelingking Soo Ho di ikat dengan benang, begitu
juga kelingking Bo Nui, seperti kekuatan yang tersalurkan dari benang. Bo Nui
berbicara pada adiknya kalau kakaknya sudah datang, Bo Ra menjawab dengan
kedipan mata.
Bo Nui pun memuji adiknya yang sudah berkembang dengan
baik dan mengucapkan terimakasih. Soo Ho yang hanya berdiri tiba-tiba berdeham,
Bo Nui pun memperkenalkan Soo Ho sebagai Presdir ditempatnya berkerja. Soo Ho
melirik sinis karena hanya dianggap Presdir.
“Kalau bukan karena beliau,aku tak akan bisa melihatmu. Aku sangat berterima kasih padanya. Kau harus Cepat sembuh , supaya bisa menyapanya.” Kata Bo Nui,
“Tunggu Sebentar,Kau salah memperkenalkanku.” Ucap Soo Ho lalu membungkukan badanya.
“Halo.... Aku pria yang disukai kakakmu. Aku penasaran sekali. Apa kakakmu selalu frustasi Atau hanya beberapa hari ini saja frustasinya....”kata Soo Ho, Soo Ho meminta agar hentikan
“Tidak... aku lagi bicara
dengannya” kata Soo Ho lalu berjongkok didepan
adik Bo Nui, mengeser kursi Bo Nui.
“Demi menyelamatkanmu, kakakmu banyak menderita. Semua upaya yang tak terbayangkan oleh orang
normal.... Tidak masuk akal. Jadi... segeralah bangun dari sini. Jadi kau bisa katakan pada kakakmu menggantikanku. "Berbahagialah. Kalau ada pria yang
kau suka, sayangi dia setulus hati, kalau ingin memegang tangannya, cepatlah
pegang." Kau harus Katakan
begitu... demi aku. Yang
pasti, jangan bosan ketemu denganku!” ucap Soo
Ho, Bo Nui hanya melirik mendengar ucapan Soo Ho
Soo Ho keluar dengan benang yang masih melingkar di jari
kelingkingnya, Bo Nui ingin melepaskanya, Soo Ho meminta Bo Nui menyudahi saja,
Jangan bersikeras, menyerahlah dan datanglah padanya. Bo Nui ingin bicara tapi Soo Ho lebih dulu
menyelanya.
“Pikirkan lagi. Setelah kita
berciuman, Bo Ra
membuka matanya. Bukankah itu sinyal baik? Bo Nui, kau suka sekali takhyul.” Kata Soo Ho, Bo Nui membalas Soo Ho tak mempercayainya.
“Memang.... Tapi aku mengerti. Meskipun tak
masuk akal jadi aku
mengerti kau butuh sesuatu untuk bisa diandalkan. Aku... perlahan mulai seperti
itu.” Kata Soo Ho lalu mengeluarkan sesuatu dari saku
celanaya.
“Saat masih muda, pelajaran Matematika begitu
membosankan Aku sudah
tahu jawabannya, tapi
harus menunggu anak lain menyelesaikannya. Bo Nui, kau juga butuh waktu,
kan?” kata Soo Ho dengan memegang kembali kalun berbandul
macan, lalu mendekati Bo Nui menaruh ditangannya.
“Apa Kau tahu? Tak peduli berapa lama,
jawabannya sudah dipilih. Bo
Nui, kalau jawaban hatimu sudah kau temukan. Maka Datanglah
padaku... sendiri atas
keinginanmu sendiri.” Ucap Soo Ho lalu
mengajaknya pergi, Bo Nui pun membiarkan jarinya di tarik kembali oleh Soo Ho
yang berjalan didepanya.
Sul Hee datang ke salon, si pegawai bertanya apakah Sul
Hee tak menyesal dan mau
dipotong. Sul Hee terdiam sejenak mengingat saat Soo Ho mengakui
menyukai Bo Nui, lalu saat naik MPV, Soo Ho terlihat bahagia berboncengan
dengan Bo Nui.
“Kalau dipotong, aku masih cantik, kan?” ucap Sul Hee memastikan
“Wajah kau tirus, jadi potongan model apa saja pasti
cocok.” Ucap pegawai salon.
Sul Hee pun memutuskan untuk memotongnya, Ponselnya
berdering Gary menelp. Gary bertanya pilih berlian atau zambrud. Sul Hee
binggung.
Akhirnya Sul Hee datang ke toko perhiasan lalu bertanya
apakah Gary sedang memilih cincin. Gun Wook pikir Berlian
mungkin berlebihan tapi Zamrud
terlalu biasa meskipun
itu batu itu tanda kelahiran Bo Nui. Sul Hee panik tak menyangka Gun Wook itu ingin
melamarnya.
“Selama ini, banyak yang
menyatakan perasaannya padaku,
tapi tak kutanggapi. Kalau
dipikir-pikir, pernyataan perasaanku terlalu
tergesa-gesa. Harusnya
kulakukan dengan baik. Benar,
kan?” kata Gun Wook, Sul Hee pun mengajak Gun Wook untuk
keluar sebentar.
Sul Hee mengingatkan 3 minggu
lagi akan pergi dan bertanya apa sebenarnya
yang akan dilakukan Gun Wook sekarang. Gun Wook membalas kalau Sul Hee juga
melakukan hal yang sama, lalu bertanya dengan Sul Hee apakah berjalan dengan
lancar.
“Saat ini dia menoleh ke arah lain Tapi secepatnya akan kembali
padaku.” Kata Sul Hee yakin
“Kau sangat percaya diri, Amy.” Komentar Gun Wook
“Selain percaya diri, aku tak punya hal lain. Lalu Kau serius dengan Bo Nui, kan?” ucap Sul Hee
“Pasti. Ini pertama kali nya aku beli cincin.”kata Gun Wook
“Semoga berhasil. Aku tak suka kalah, kau tahu itu, kan? Kau mau pake strategi atau taktik
apapun, maka aku akan mendukungmu. Jadi, kau harus menang, oke?” kata Sul Hee.
“Sudah kuduga Amy, apapun yang
terjadi kau akan
dipihakku. Jadi Lebih
bagus mana? Apa menurutmu Berlian
terlalu berlebihkan ?” ucap Gun Wook, Sul Hee pikir tak ada
wanita yang tak suka berlian dan akan membantu
memilihnya.
Tuan Ahn membawakan pesanan ayam goreng ke kantor Zeze.
Ji Hoon langsung mengencatnya dan memastikan kalau Tuan Ahn sebagai Pembeli
pertama smartwatch yang
dilaunching minggu lalu, dan saat Saat itu, Presdir dari Coconut memberi salam padanya. Semua menjerit kaget mengetahui, Tuan Ahn yang
bersalaman dengan Presdir Coconut. Tuan Ahn hanya tersenyum saja.
“#1 (Young Il) Chicken... Kupikir Anda sengaja menamainya
begitu karena
dekat dengan perusahaan IT, ternyata aku salah! "Programmer game Genius
generasi pertama, Ahn
Young Il." Ini...
ini, Anda, kan?” ucap Ji Hoon memperlihatkan
berita yang tentan tuan Ahn.
Bo Nui dan Soo Ho baru saja datang ikut mendengar dari
depan pintu, Dae Kwon melihat tak percaya ternyata Tuan Ahn adalah orang yang
jenius. Tuan Ahn merendah kalau itu foto lama... 20 tahun lalu,jadi tak perlu dibesar-besarkan. Tuan Ahn baru menyadari kalau Soo Ho dan Bo Nui baru
datang.
Soo Ho mengatakan mau menemuinya, Tuan Ahn pikir tak perlu dan langsung memberikan
sekotak ayam memilih untuk pergi. Hyun Bin menahanya dan meminta waktunya
sebentar.
Program komputer diperlihatkan, Hyun Bin menceritakan tak
bisa menemukannya. Tuan Ahn mencoba mengetik
pada keyboard, Dae Kwon dkk melihatnya sambi makan ayam goreng, Bo Nui dan Soo
Ho terlihat serius melihat Tuan Ahn yang mengutak ngatik komputer.
“Parameter Interface-nya agak
aneh... Coba
periksa parameter XML-nya. Presdir pasti
lebih tahu.” Ucap Tuan Ahn, Soo Ho tersenyum
melihatnya. Hyun Bin tak percaya melihatnya.
Di cafe kopi
Ryang Ha sengaja menguping dari balik bantal kucing, Soo Ho memberikan amplop berisi uang berharap
cukup untuk biaya kerusakan. Tuan Ahn menolak
menurutnya tak perlu karena tak membeli
barang baru dengan tim Zeze sering
datang ke kedai, itu
sudah cukup.
“Mmm.... bagaimana Anda bisa kenal Ibuku?” tanya Soo Ho penasaran
“Saat masih kuliah, tiap tahun aku jadi sukarelawan. Aku memberi les komputer dan memperbaiki apapun, Saat
itulah aku bertemu dengannya. Tapi
kami bertemu lagi di sini. Hee
Ae selalu menyukai... Oh...
maksudku Ibumu...” kata cerita Tuan Ahn
sedikit gugup.
“Terus kenapa Ayahku memperlakukanmu seperti itu ?” kata Soo Ho. Tuan Ahn juga tak tahu, Soo Ho akhirnya
kembali meminta maaf.
“Kalau kau terus minta maaf, maka aku yang tak nyaman, tak berani menatap wajahmu! Mungkin kau tak tahu, tapi sudah lama aku jadi
penggemarmu. Saat
melihatnya merilis game 7 tahun lalu, aku
tersentuh sekali! Sejak
saat itu, setiap kau
demo game baru, aku
pasti lihat. Seperti
fangirl!” cerita Tuan Ahn penuh semangat.
“Dari yang kulihat, kau masih hebat! Kenapa kau buka kedai ayam?” tanya Soo Ho heran
“Saat seusiamu, itu puncak
karirku. apapun
yang kusentuh, sukses besar dan
orang yang mau mendanaiku pada antri. Game
yang kukembangkan selalu
dapat respon yang bagus, aku
hanya kerja, seperti orang gila! Saat
aku menyadarinya, ternyata aku
merasa kesepian.” Ungkap Tuan Ahn, Ryang Ha
terus mendengar dari balik bantal.
“Yah memang apa lagi yang kuharapkan? Mana ada istri yang tahan hanya
melihat punggung
suaminya? Dulu tak
semestinya kurelakan dia. Presdir Je,
kau jangan sepertiku. Sebelum
kau kehilangan yang
paling berharga, kau harus
Genggam erat-erat!!” pesan Tuan Ahn
Soo Ho hanya menatap datar, Tuan Ahn sadar kalau ia ngelantur
menurutnya Soo Ho pasti jauh lebih
baik darinya.
Soo Ho mengatakan Tuan Ahn adalah yang
pertama, yaitu Orang dewasa pertama yang cerita hal seperti itu padanya.
Tuan Ahn pikir karena Soo Ho adalah anak dari temnya jadi
terlihat berlebihan meminta
untuk melupakan yang dikatakan tadi lalu berdiri. Soo Ho pun berjanji akan
mengunjunginya nanti. Dengan Bo
Nui, akan mampir makan ayam. Tuan Ahn pun menyuruh
untuk Makanlah sepuasnya
nanti dan mengucapkan terimakasih atas minumnya setelah itu pergi.
Ryang Ha mengoda kalau Soo Ho mau makan
ayam sama Bo Nui, lalu menurunkan bonekanya
lalu tertawa mengejek. Ponsel Soo Ho berdering melihat dari ibunya, memilih
untuk merejectnya. Soo Ho bertanya apa
yag dilakukan temanya itu.
“Ditolak pertama kali memang wajar kalau belum sadar.” Ejek Ryang Ha, Soo Ho akhirnya memukul boneka, suara
Ryang Ha berbicara "Shim Bo Nui, I love you!" Soo Ho kembali memukul kembali berbicara "I
love you Shim Bo Nui! I love you!” akhirnya
Soo Ho memilih untuk melempar bonekanya.
Nyonya Yang melihat foto Soo Ho saat masih kecil lalu
berbicara kalau anaknya itu pasti merasa lelah, lalu meminta Yang perlu dilakukan adalah menjawab semua pertanyaan
yang diketahui anaknya, lalu dengan helaan nafas meminta anaknya
tersenyum karena orang bilang senyum membawa keberuntungan.
Bo Nui berada di
toilet melihat kalung macan yang diberikan Soo Ho dengan mengingat perkataanya,
“Apa Kau tahu? Mau
berapa lama jawabannya sudah dipilih. Bo Nui, kalau jawaban hatimu sudah kau temukan. Datanglah padaku... sendiri atas keinginanmu sendiri.” Lalu
mencoba memakai pada lehernya.
Sul Hee masuk toilet, Bo Nui buru-buru menyembunyikan
kalungnya, lalu melihat model rambut Sul Hee yang berbeda dan memujinya cantik. Sul Hee tak percaya dan mengungkapkan penasaran apakah
Soo Ho akan menyukainya, Bo Nui binggung medengarnya
“Astaga.... aku keceplosan... belakangan
ini yang kupikirkan hanya
Soo Ho, makanya nyerocos begini. Banyak orang bilang kau tak bisa menyembunyikan
perasaanmu. Dan Soo Ho di
kantornya, kan?” kata Sul Hee sengaja
membuat Bo Nui cemburu lalu keluar dari toilet. Bo Nui pun hanya diam dengan
menghela nafas panjang.
Sul Hee melihat games yang terlihat nyata dari
kacamatanya, terlihat sedang berada di club, setelah itu melepaskan dan
berkomentar sangta Mengesankan,
menurutnya Zeze Factory memang handal. Bo Nui pun akan
siapkan versi beta untuk ini.
“Di scene pesta tambahkan beberapa wanita. Gary Choi sepertinya playboy. Aku tahu kalau dia sering jatuh
di lapangan. Kakinya
Gary memang cepat dan
jangan sampai lututnya
menyentuh lapangan. Aku mengharapkan
skenarionya lebih baik dari ini. Tapi aku
bertanya-tanya kenapa bisa ternyata kau cuman tahu
sedikit tentang Gary? Coba
cari tahu lebih banyak lagi.” Ucap Sul Hee menyindir
“Atletmu itu bilang oke dengan skenario
ini.” komentar Dal Nim membela
“Apa pun yang dikatakan Bo Nui, maka dia akan bilang iya.” Ucap Sul Hee
“Tolong katakan, bagian mana yang
perlu kutambahkan.” Kata Bo Nui, Sul Hee
mengatakan Akan dilihat dulu dari awal. Dal Nim terlihat sinis melihat Sul Hee.
Dal Nim menarik Bo Nui keluar lalu bertanya apa yang
dilakukan pada Sul Hee. Bo Nui
binggung menurutnya mereka selalu dapat feedback dari klien. Dal Nim melihat Sul Hee itu pilih-pilih
pada hal kecil sekalipun, dan merasa lagi
mengerjainya.
“Kalau Gary kau tolak, bagimana jika dia yang balas dendam?” ucap Dal Nim, Soo Ho yang sedang lewat mendengarnya
terlihat tersenyum mendengarnya.
“Tidak mungkin, Kau ini kenapa berpikir seperti itu, Tempo
hari juga begitu. Dia
orangnya teliti, itu saja! Nanti takutnya
bisa jadi bumerang bagimu” kata Bo Nui,
“Apa ada Banyak yang perlu ditambahkan?” tanya Soo Ho yang tiba-tiba datang, Bo Nui mengatakan
tak ada adan akan menyelesaikan hari ini.
“Akan kami selesaikan dengan baik jadi Tak perlu khawatir.” Ucap Bo Nui dengan gaya seorang wanita sinis lalu
mengajak Bo Nui untuk pergi.
Bo Nui pun berjalan tapi Soo Ho malah berjalan mundur
dengan menatapnya, Bo Nui tertunduk kebinggungan menyuruhnya Berbalik karena kalau
jalan harus lihat depan. Soo Ho pun berbalik, tapi
tiba-tiba berada disamping Bo Nui berbisik memuji bangga padanya lalu berjalan
pergi. Bo Nui menatapnya dengan wajah melonggo kebinggungan.
Gun Wook pulang belanja mengeluarkan 3 jenis wine diatas
meja, lalu menyalakan musik dari speaker di depan kamarnya, dan memilih lagu
Bruno Marz –lazy time. Setelah itu melihat kotak cincin yang sudah dipilih oleh
Sul Hee untuk diberikan pada Bo Nui.
Bo Nui sedang berkerja, Pesan Gun Wook masuk “ Kau Makan malam di
rumahku yah, Aku akan masak yang enak.” Bo Nui membalas “tak bisa. aku harus kerja.” Lalu kembali
berkerja.
Gun Wook akhirnya menelp memberitahu kalau tak akan menggigit jadi meminta agar tak menghindar. Bo Nui menjelaskan
bukan itu maksudnya,Gun Wook mengatakan akan tetap menunggu dan
tak makan sampai Bo Nui datang.
Bo Nui menegaskan tak bisa datang jadi meminta agar Gun Wook makan saja sendiri lalu buru-buru menutup telp karena Soo Ho keluar
ruangan.
Bo Nui menyapa Soo Ho apakah sudah mau pulang, Soo Ho
malah balik bertanya apakah Jawabannya masih belum. Bo Nui hanya diam, Soo Ho mengungkit merasa tak
mengerti padahal jawabnya mudah tapi Bo Nui malah lama sekali menjawabnya.
“Yes atau no, yes, Jawaban kau menyuakaiku, adalah yes. "0 atau 1", iya.
"Semua atau tidak", yes! Harusnya
selalu yes...” kata Soo Ho yakin
“Aku sudah katakan padamu sebelumnya, Jawabannya
no...” kata Bo Nui
“Deng! Kau salah... Baiklah... akan kutunggu.” Ucap Soo Ho bisa mengerti lalu keluar dari ruangan.
Soo Ho pergi ke parkiran dikagetkan dengan Sul Hee yang
mengeluh karena melihatnya mendesah, lalu memberitahu itu sepeda miliknya. Sul
Hee pikir sudah tahu karena tak mungkin bisa lupa. Dengan gaya mengoda
memberitahu sengaja menunggunya Karena ingin bertemu dengannya.
“Hari ini kenapa kau tak ikut
meeting? Padahal aku Sudah dandan cantik
begini, kupikir akan bertemu denganmu” kata
Sul Hee
“Yang bertanggung jawab atas
proyek itu sudah ada. Lalu apa ada hal lain yang perlu kuketahui?” ucap Soo Ho sinis
Sul Hee mengatakan ada bahkan Sangat
serius. Soo Ho bertanya apa itu. Sul Hee mengaku sangat lapar
jadi minta ditraktir. Soo Ho hanya bisa menghela nafas mendengarnya.
Akhirnya keduanya makan di restoran Sushi, Soo Ho memakan
dengan lahap lalu mengingat kembali saat makan dengan Bo Nui mengatakan ada yang bisa dimakan, lalu mengoda Bo Nui pasti senang kalau baik-baik saja,
Bo Nui pun menyangkalnya. Soo Ho tersenyum mengingatnya. Sul Hee melihat Soo Ho
tersenyum jadi ikut tersenyum.
“Kau pasti ingat, kan? Di ultah ke-18 mu, kau memaksakan
diri makan sushi yang kubawa, sampai akhirnya kau
muntahkan semua.” Cerita Sul Hee, Soo Ho
seperti tak mengingatnya.
“Saat itu pertama kalinya kau
cerita mengenai
Ayahmu.” Kata Sul Hee mengingatnya, Soo Ho pun mengingat hari
itu lalu memanggil pelayan untuk memesan sushi untuk dibawa
pulang.
“Je Soo Ho! Apa Kau lupa? Kenapa? Selama ini kau yang
selalu ingat. Hari
itu... pertama kalinya kau
tunjukkan siapa dirimu sebenarnya. Hari
itu aku jadi orang spesial bagimu, untuk
pertama kalinya! Aku...
aku cerita hari itu, tapi kau....” ucap Sul Hee
menatapnya lalu Soo Ho memegang tanganya dan memanggilnya Amy, tapi ternyata
semua hanya khayalan Sul Hee saja.
Sul Hee bertanya Kenapa
dibawa pulang, Apa mau
dikasih ke Ryang Ha. Soo Ho menjawab itu untuk Bo
Nui karena lembur sampai malam jadi harus makan. Sul Hee berkomentar kalau Soo Ho, banyak
berubah karena bisa mengingat
makan untuk stafnya. Soo Ho pikir sudah mengatakan kalau menyukai Bo Nui bukan
sebagai staf.
“Pasti karena penasaran. Dia aneh dan Kau tertarik padanya karena dia
unik. Memangnya
aku tak tahu kau? Kau pernah tak tidur 3 hari 4 malam karena tak bisa menyelesaikan
soal, itu sama saja.” Ucap Sul Hee
“Kenapa kau mau jadi temanku? Meskipun aku sudah bilang tak mau, kau terus saja datang.” Kata Soo Ho
Sul Hee pikir sudah bilang semuanya kalau ia merasa penasaran. ingin tahu siapa anak jenius itu Dan seperti anak itik di tempat
asing, meringkuk
ketakutan jadi Mana
mungkin meninggalkanya
sendirian. Soo Ho bertanya apakah itu cinta. Sul
Hee malah bertanya balik Soo Ho itu ingin memastikan atau bertanya
“Tidak... kupikir kau tahu, Shim Bo Nui suka padaku. Aku tak bisa meninggalkannya
sendiri, Berharap dia tak menanngis. Berharap dia tak sakit dan tak ingin dia tak bahagia. Aku... ingin membuat semua
mungkin baginya.” Ungkap Soo Ho, Sul Hee
menatapnya dengan mata berkaca-kaca
Akhirnya keduanya selesai makan, Soo Ho pun pamit pergi
dengan membawa makanan, Sul Hee hanya bisa menatapnya karena usahanya ternyata
tak berhasil menjauhkan Soo Ho dari Bo Nui.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar