Do Kyung menelp Dokternya yang sudah dianggap sebagai
kakak sambil menyetir mobil.
“Hyung, Aku tidak perduli kalau
aku mati. Tapi aku tidak akan mati dalam
penyesalan. Aku tidak akan mati dalam
penyesalan. Aku akan
ikuti kata hatiku dan melakukannya sampai akhir.” Ucap
Do Kyung lalu mengemudikan mobilnya dengan menyalip-nyalip mobilnya didepanya.
Ia juga berusaha menelp Hae Young dengan nama “Tetangga
sebelah” tapi ponsel Hae Young masih saja tak aktif. Hae Young
sedang ada dikamarnya membereskan barang pemberian Do Kyung dalam sebuah tada
dan ditarush pada kotak yang tak ingin dilihatnya lagi.
[Episode 13 - Hati Yang Aku Pahami]
Ibu Hae Young menyapa Hee Ran didepan rumah dengan
menatapnya dari bawah ke atas karena penampilanya begitu modis. Hee Ran
khawatir karena Hae Young tidak
mengangkat ponselnya. Ibu Hae Young memberitahu
anaknya sedang ada dikamar, lalu menyuruhnya untuk masuk saja. Hae Young
tiba-tiba sudah keluar rumah mengajak Hee Ran untuk segera pergi.
“Seolah kau tahu aku akan datang, Sudah siap pergi.” Kata Hee Ran,
“Kau harusnya berpakaian bagus
sebelum keluar.” Komentar ibunya melihat penampilan anaknya yang berbeda antara anaknya
dan Hee Ran berbeda sangat jauh.
Hee Ran pun pamit pergi pada Ibu Hae Young, Ibu Hae Young
pun menyuruh mereka pergi yang jauh seperti ke pantai atau
sejenisnya. Hee Ran mengoda ibu Hae Young kalau
mereka mungkin tidak akan pulang. Ibu Hae Young hanya bisa diam saja melihat penampilan
anaknya dari belakang dan Hee Ran sangat berbeda.
Dalam mobil, Hae Young hanya diam saja menatap keluar
jendela. Hee Ran pikir kalau memang Hae Young tidak mau
bicara lebih baik tidak usah, tapi ia akan memasang lagu untuk temanya.
“Aku tahu air mataku
akan sulit kau lihat. Maafkan aku. Hanya itu yang bisa kulakukan ...”
Hae Young membuka jendela mobilnya dengan menopang
kepalanya, Hee Ran merasa timingnya pas sekali menurutnya Liriknya persis dengan
perasaan Hae Young saat ini lalu membeserkan volume radionya.
“Aku yang cinta
padamu dan kehilangan
pikiranku. Aku yang memimpikan dirimu. merindukan dirimu
yang menatapku sekali lagi. Masih banyak kenangan dalam ingatanku Aku harap suatu hari angin membawa kabarku
kepadamu. Kuingin suatu hari kau tahu hatiku yang
berjingkat di dekatmu. semua harapan ini dan cinta bodoh ini dapat
menyakitimu.”
Hae Young mendengarkan lagunya mengingat saat naik mobil
dengan Do Kyung dan terlihat bahagia. Lalu mereka bertengkar di jalan menuju
rumah, tapi saat itu juga Do Kyung menciumnya untuk pertama kalinya. Setelah
mengetahui semua kebenaranya, Do Kyung memeluknya membiarkan hubungan mereka
putus dan Ia menelp Do Kyung dengan menangis. Seblum itu padahal mereka tertawa
bahagia berjalan dipantai karena sudah mengakui perasaan masing-masing.
Keduanya berjalan di taman, Hae Young mengira saat
berusia 30 tahun hidupnya akan hebat dan akan tinggal di apartemen, naik mobil sendiri, Jalan-jalan keluar negeri sekali
dua kali setahun, tapi entah kenapa hidupnya seperti
ini di usia 30 tahun
“Kau mengira akan punya
penghasilan besar. Mungkin kau kira punya penghasilan
besar itu mudah.” Komentar Hee Ran
“Aku kira akan punya percintaan
yang hebat. Tapi aku
masih tersandung pada cinta seperti orang bodoh.”
Keluh Hae Young
“Meskipun begitu, aku ... merasa iri pada orang yang
tersandung oleh cinta, Karena
aku tidak pernah mengalaminya. Apa Kau akan mengakhirinya ?” tanya Hee Ran
“Yah... Aku diputuskan.” Ucap Hae Young dengan tersenyum
“Menurutku kau tidak diputuskan.
Lagipula memang akan sulit menyelesaikan ini dengannya. Park
Do Kyung mengakhiri semuanya dengan baik denganmu. Dia
ingin hanya dirinya saja yang jadi
orang jahat dan tidak menjadikanmu wanita jahat. “
komentar Hee Ran
“Heii..... Itu artinya dia tidak cukup cinta
padaku.” Balas Hae Young
“Hei.... Itu ... bukan karena dia tidak
cinta padamu. Tapi dia tidak tahu bagaimana caranya mencintai. Laki-laki,
tidak mengerti rasa sakit yang dirasakan wanita” ucap Hee Ran
“Coba Lihat saja Tae Jin, Dia mengira kau akan menunggunya, maka dia mencampakkanmu, dan
berkata buruk agar tidak membebanimu. Laki-laki tidak paham yang mana
yang lebih menyakitkan bagi perempuan, menunggunya
yang pergi karena bangkrut atau hidup selamanya karena sakit
hati setelah mendengar omongan buruk
kekasihnya yang mana
yang paling menyakitkan bagi perempuan, laki-laki tidak mengerti. Bagi
perempuan, mereka selalu siap bertarung
sampai akhir. Benarkan?” ucap Hee Ran
Hae Young tersenyum, lalu berteriak bertanya kapan
dirinya bisa lebih dulu memutuskan seseorang. Hee Ran pikir lakukan saja kali ini, dengan menegaskan
mulai sekarang Hae Young harus lebih dulu memutuskan
hubungan. Hae Young setuju, menegaskan Mulai
sekarang akan lebih dulu mencampakkan
lelaki yang dikencaninya. Hee
Ran akan terus mengikutinya dan meminta temanya untuk memutuskan duluan.
“Aku akan mengatakan padamu " Oh
Hae Young, ini kesempatan sekali seumur hidup ! Cepat putuskan. Cepat !"” kata Hee Ran bahagia
“Jadi Putuskan saja ? Aku akan putuskan
lebih dulu ?” ucap Hae Youn tertawa
“Tentu saja! Lakukan. “ kata Hee Ran mendukung penuh.
Tiba-tiba angin meniupkan topi Hee Ran lalu jatuh dibawah
pancuran air dari bawah, Hee Ran panik karena topinya itu harganya mahal. Hae
Young langsung berlari mengambil topi untuk temanya, saat itu air pancuran air
dari bawah keluar membasahi semua tubuhnya. Hee Ran menjerit panik, akhirnya
ikut basah-basahan dibawah air mancur bersama temanya.
Hae Young bersin-bersin dikamarnya, Ibunya membawa nampan
dengan obat memarahi anaknya kalau memang bajunya basah,
harusnya langsung beli baju baru ganti pakaian dalam, menurutnya harganya tak mahal. Tapi anaknya malah
kesana kemari dengan baju basah.
“Aku lihat sudah lama kau tidak basah
kuyup begini.” Ucap ibunya mengomel, Hae Young hanya
tersenyum sambil meminum teh yang dibuatnya.
“Ibu dan ayah akan pindah, jadi kau ikutlah dengan kami. Kau
kan bilang, ingin pindah ke kota kecil. Kita
ke Chung Joo saja dan tinggal dengan nenek.” Ucap ibu
Hae Young sambil melipat baju anaknya.
“Aku harus kerja besok.” Ucap Hae Young
“Tidak perlu keras kepala, lebiha baik kau mengundurkan
diri saja. Setelah kau keluar, ikut dengan
ayah dan ibu ke Chung Joo.” Kata Ibu Hae Young
“Kalau melarikan diri lebih
memalukan. Aku ingin bangkit kembali dan tetap
tinggal disini. Putri ibu ini anak yang kuat.
Aku tidak akan runtuh karena hal seperti ini. Aku
ini wanita yang bertahan setelah dicampakkan sehari sebelum menikah. “ kata Hae Young merasa bangga
Ibunya menyuruh Hae Young tak membicarakan masalah itu
lagi, Hae Young menceritakan jika ibunya mencari
secara online dengan mengetik suara Oh Hae Young maka langsung ketemu. Ibunya kesal menurutnya itu Kehormatan
besar buat keluarga Hae young saja. Terdengar
bunyi bel dalam rumahnya.
Ayah Hae Young menatap intercom, Istrinya keluar dari
kamar dan Ayah Hae Young langsung menutupi layar intercom dengan tubuhnya lalu
berjalan keluar. Istrinya bertanya siapa yang datang. Ayah Hae Young tak
menjawab memilih untuk keluar rumah. Ibu Hae Young melihat dilayar ternyata Do
Kyung yang datang kerumah mereka.
“Kau, besok aku akan suruh Hae
Young menelponmu. Sekarang Pergi saja, ayo cepat pergi !” ucap Ayah Hae Young panik berbicara dengan Do Kyung
didepan rumah.
Ibu Hae Young keluar dari rumah, Tuan Oh langsung menarik
Do Kyung untuk segera berlari kabur. Ibu Hae Young berlari ke sisi jalan ke
sebelah kanan, Tuan Oh mengintip istrinya dengan Do Kyung dibalik dinding.
Mereka berdua pun kembali berjalan ke depan rumah, saat itu Ibu Hae Young
tiba-tiba sudah ada didepan mereka. Do Kyung sempat memberikan hormat tapi
tanganya kembali ditarik untuk berlari kabur.
Keduanya pun kembali bersembunyi disebuah gang dan meliha
ibu Hae Young berlari lurus. Saat itu Ibu Hae Young datang kembali, Ayah dan Do
Kyung pun tak bisa kabur lagi. Do Kyung pun dengan sopan membungkuk pada ibu
Hae Young.
“Tangan siapa yang sedang kau
pegang ?” sindir ibu Hae Young melihat suaminya yang memegang
tangan Do Kyung, Tuan Oh langsung melepaskanya.
“Aku mohon.... jangan buka bajumu.” Kata Tuan Oh khawatir kalau istrinya marah membuka baju
di depan orang.
“Tidak akan... Aku hanya begitu kalau aku punya
perasaan suka pada
orang itu.” Ucap Ibu Hae Young, Do Kyung hanya bisa
mengucapkan permintaan maafnya.
“Aku kira mata orang tidak akan
berbohong. Tapi ternyata aku tertipu oleh
matamu. Orang memang tidak bisa dinilai
dari wajahnya. Seorang anak perempuan yang
mengejar lelaki yang sudah merusak hidupnya, tanpa diketahuinya. Ibu yang sudah menaruh daging di
nasi orang itu. Jadi Ibu dan anak sama
bodohnya.” Kata Ibu Hae Young menyindir.
“Aku minta maafkan” ucap Hae Young dengan wajah tertunduk. Ayah Hae Young
pun memilih untuk pergi meningalkan keduanya.
Ibu Hae Young rasa harus tetap diam meskipun tahu dimana Do Kyung tinggal. Menurutnya tidak perlu mengumpat pada
orang yang ingin memutuskan hubungan sepenuhnya dengan Do Kyung. Makanya ia tidak datang menemuiny, tapi ia harus tetap mengatakanya sekarang pada Do
Kyung.
“Tidak ada yang cuma-cuma di dunia
ini. Kalau kau membuat orang lain
menderita, maka suatu hari kau akan dapat
balasannya. Kau sudah merusak hidup
pasangan yang punya masa depan cerah. Kau sudah menghancurkan hati putriku
yang berharga. Kau akan
dihukum atas semua perbuatan salahmu. Terima semua dan Kau harus menerima semuanya. Putriku
sudah seperti di neraka karena perbuatanmu.” Ucap Ibu
Hae Young
“Maafkan aku.” Kata Do Kyung yang tak bisa
berkata apa-apa lagi selain itu.
Hae Young sedang bersin-bersin dikamarnya, Tuan Oh masuk
kamarnya memberitahu kalau dia ada disini, Hae Young binggung siapa yang
dimaksud ayahnya.
Do Kyung tertunduk, Ibu Hae Young meminta maaf menurutnya
tak ada gunanya mengutuk hidup orang, lalu berteriak ke langit kalau ia ingin
membatalkan perkataannya, menurutnya cukup
memukulnya sekali saja. Hae Young datang meminta ibunya untuk masuk ke
rumah.
“Mulai sekarang, kalau bertemu
orang turunkan pandangan matamu. Mata
besarmu yang menyedihkan itu ... padahal Aku
tadinya ingin memaki-maki dirimu ...” kata Ibu
Hae Young sinis, Hae Young meminta ibunya masuk saja.
“Ayo masuk.... Kenapa kau terus-terusan
menyalahkan matanya ?” kata Tuan Oh lalu menarik
tangan istrinya untuk segera masuk.
Do Kyung menatap Hae Young, lalu mendekat ingin memegang
tanganya, tapi Hae Young berjalan mundur. Hae Young bertanya tanpa
menatapnya,alasan Do Kyung datang kerumahnya. Do Kyung mengatakan merindukanya.
“Maaf ... Karena sudah datang terlambat.” Kata Do Kyung
“Astaga.. Kau membuatku bertanya-tanya pria macam apa kau ini. Kau
bahkan tidak bergeming ketika aku memohon padamu waktu itu. Tapi karena kau sudah merasa agak
baikan, lalu kau datang menemuiku lagi.” Ucap Hae Young mengejek, Do Kyung kembali mengucapkan
permintaan maafnya.
“Kita ini memang tidak jodoh.... Timing kita sangat keluar garis. Semuanya sudah berakhir sekarang, jadi jangan datang ke sini lagi Aku sudah terima uang jaminannya dan aku tak mau berkata apa pun pada tuan pemilik rumah itu. Jadi kau bayar saja sewanya tepat
waktu. Jangan
sampai dia meneleponku.”tegas Hae Young berjalan
pergi.
“Aku yang salah.... Aku
benar-benar salah. Aku
takkan pernah lagi bertindak seperti pecundang di depanmu. Aku takkan pernah lagi begitu. Apa pun yang terjadi, maka aku takkan pernah melepaskanmu..” tegas Do Kyung menyakinkan. Hae Young pun kembali
membalikan badanya.
“Aku juga takkan pernah bimbang
dalam keputusanku ini Aku sudah memutuskan merelakanmu dan sudah melepaskanmu pergi.” Balas Hae Young
Do Kyung tahu Hae Young itu marah padanya sambil mendekat
ingin memegang tanganya, Hae Young menghempaskanya, menurutnya dalam pikiran Do
Kyung sekarang dirinya sedang jual mahal. Ia menjelaskan kalau Ketika
menyukai seseorang, maka tidak
main-main atau mungkin Do Kyung mengira dirinya gampangan
sekali sampai akan tertipu lagi setiap kali mengejarnya.
“Kau tahu bukan itu maksudku. Kau tahu aku juga sudah enggan membuatmu
pergi padahal aku menyukaimu.” Ucap Do Kyung membela
diri
“Tidak perlu lagi kau bersikap begitu. Aku takkan pernah kembali ke pelukankanmu, Jika kita tak sengaja
bertemu di jalan maka kita
tidak usah saling menyapa. Daripada
berpura-pura bersikap biasa
saja dan pura-pura bahagia, karena Aku
tidak pandai hal begituan.” Kata Hae Young
memegang hidungnya.
Ia memberitahu kalau hidunga itu bukan karena air mata,
tapi karena sedang terkena flu. Do Kyung hanya menatapnya, Hae Young menegaskan
dirinya tak sedih tapi memang
sedang demam jadi meminta Do Kyung untuk tak salah paham. Do Kyung
ingin menghentikan Hae Young, tapi Hae Young kembali berhenti dan menengok pad
Do Kyung.
“Aku berterima kasih, Karena kau membiarkanku dengan mencampakkanmu untuk
mengakhiri ini semua.” Ucap Hae Young lalu
meninggalkan Do Kyung. Sementara Do Kyung hanya bisa menatap Hae Young yang
pergi kembali ke rumah.
Malam hari
Do Kyung berdiri menatap rumah Hae Young dari depan
gerbang. Hae Young tiba-tiba keluar rumahnya dengan membawa tas yang berisi
barang-barang Do Kyung yang pernah diberikanya.
“Aku tidak membutuhkan lampu ini
lagi.” Ucap Hae Young lalu menaruhnya di aspal karena Do Kyung
tak mau menerimanya.
Ia lalu masuk ke dalam rumah, Do Kyung hanya diam melirik
isi dari tasnya itu adalah musik box dan juga lampu yang diberikanya.
Do Kyung kembali melihat lagi ibunya yang datang keruanganya
mengajaknya untuk pergi dan memohon ampun pada Ketua Jang, karena tahu pasti calon suaminya
itu akan melakukan apa pun, jadi lebih baik datang ke rumahnya untuk memohon ampun.
“Do Kyung... Biarlah kita memohon padanya.” Ucap Ibunya memohon, Do Kyung hanya bisa memejamkan
matanya.
“Ini semua akan
terjadi...”
Do Kyung kembali melihat Tae Jin yang berbicara padanya,
“Ini membutuhkan waktu yang lama,
tapi pada akhirnya kita kembali pada orang yang tepat.”ucap Tae Jin merasa menang dari Do Kyung karena Hae
Young kembali padanya.
“ sama
dengan semua yang telah kulihat”
Do Kyung sudah ada di dokter, membahas tentang seperti
yang dikatakan dokternya semua yang kulihat adalah kenangannya
sebelum mati, yaitu sebuah
Moment
penyesalan.
“Penglihatan yang tak dapat diubah dan tak ada gunanya dilihat. Aku ingin tahu kenapa aku melihat itu semua.” Ucap Do Kyung, Dokter berbicara sambil membaca bukunya,
"Kita semua melihat kembali hidup kita yang sudah
berakhir."
“Tiap kali aku merasa sudah
membuang tenagaku sia-sia, aku mengatakan kutipan ini pada diriku. "Kita semua melihat kembali hidup kita yang sudah
berakhir." Bagaimana
seandainya hidup kita akan berakhir berdasarkan skenario yang sudah selesai
ditulis dan masa kini hanyalah kenangan
dari jiwa kita ?” ucap Dokter berdiri dari
tempat duduknya.
“Kau akan merasa sia-sia, 'kan? Dan hidup hanya sesuka hatimu ‘kan? Tapi ini justru
sebaliknya. Jika kau
sungguh menerima ini semua, maka kau
merasa nyaman. Kau perlahan-lahan mulai melihat ke dalam hatimu. Dalam situasi ini... apa yang paling diinginkan oleh hatimu?” jelas Dokter.
“Hidup adalah sebuah skenario yang
menceritakan isi hatimu. Jangan
terlalu berusaha mengubah
situasinya. Dari
waktu ke waktu, perlahan-lahan dengan tenang, lebih baik bersantailah dan lihatlah apa yang kau ingin inginkan
di dalam hatimu” kata Dokter duduk, Do Kyung
hanya diam saja mendengarnya.
Do Kyung berjalan di trotoar
“Aku tidak pernah
mengungkapkan perasaanku dengan mudah. Agar tidak
terluka... aku selalu menyembunyikan perasaanku. Tak seperti kebanyakan orang lain yang mengungkapkanya, tapi aku sangat
menyembunyikannya. Patokanku selalu berdasarkan reaksi
orang lain.” lalu ia
berhenti melangkah.
Flash Back
Do Kyung masih duduk disofa depan dokter, memberitahu pada
dokter tidak pernah mengeluarkan keinginan hatinya tidak sekali pun. Lalu mengingat kata-kata ayahnya “Setelah kau menyadari bahwa semua hal bersifat sementara maka kau tidak membuang energimu untuk hal yang tak berguna.”
“Saat ini Aku tidak takut mati sama sekali. Aku tidak cukup mencintai orang yang seharusnya bisa kucintai. Aku seharusnya bisa lebih
mencintainya seperti yang kuinginkan, tapi tidak kulakukan. Pada Kenyataannya bahwa ada wanita yang menderita... karena keraguanku... Itulah yang paling
membuatku tidak nyaman.” Ucap Do
Kyung pada dokter
Do Kyung berdiri ditempat jalan saat melihat Hae Young
yang berjalan dengan gipsnya.
Hae Young masuk ke dalam lobby kantor dengan sebuket
bunga menyapa semua orang dengan wajah sumringah, semua teman satu timnya
melonggo melihat Hae Young yang datang ke kantor. Lalu Hae Young masuk lift
lebih dulu sambil menyapa semua yang sudah lama tak bertemu, semua timnya masih
diam melonggo melihat Hae Young yang kembali berkerja.
Akhirnya Hae Young bertanya apakah mereka tak akan naik,
semua pun tersadar lalu masuk ke dalam lift. Semua mencoba saling mencolek agar
mencaritahu tentang Hae Young yang kembali masuk kerja setelah kejadian yang
memalukan.
“Aku ingin ambil cuti lagi... tapi aku sudah banyak absen
tahun ini. Wajahku
sangat berbeda, 'kan? Beratku
turun dua kilogram dan Pinggangku
juga jadi lebih ramping. Aku
harusnya membuat masalah lagi biar beratku turun dua kilogram lagi!” ucap Hae Young bahagia.
Semua mengangguk mengerti, tapi beberapa temanya masih
khawatir melihat Hae Young yang tersenyum tapi hatinya sakit. Hae Young
menyakinkan kalau dirinya itu baik-baik saja jadi mereka bicara dengan santai, Sung Jin pun
memastikanya, lalu Hae Young menegaskan dirinya baik-baik saja.
Pria berdiri disampinganya bertanya bunga yang dipegang
Hae Young, Hae Young mengatakan sengaja membelinya, agar tak terlihat
menyedihan dan bisa membuatnya
lebih gembira. Semua terlihat kasihan, Hae Young
kembali menegaskan kalau ia baik-baik saja dan menyuruh tertawa saja sepuasnya.
Semua tertawa walaupun terdengar terpaksa untuk menghibur Hae Young.
Hae Young menemui Soo Kyung diruanganya, Soo Kyung
mengaku tidak
tahu, ternyata adiknya yang menghancurkan pernikahan Hae Young, lalu meminta maaf. Hae Young menyadari Semua
orang bilang mengatakan maaf padanya.
“Ini pertama kalinya aku mendengar ungkapan itu sangat sering
sekali. Tapi aku
tidak merasa senang, Rasanya
seperti aku seorang
pecundang.” Ucap Hae Young
“Maaf... Maafkan aku.” Ucap Soo Kyung, Hae Young merasa benar-benar tak
menyukainya.
“Sudahlah, lupakan... Aku tidak merasa bersalah dan tak ingin minta maaf Do Kyung sudah banyak menderita” kata Soo Kyung berdiri dari tempat duduknya.
“Suruh dia jangan menderita lagi, Semuanya sudah berakhir
sekarang. Yah.. Aku
seharusnya tak perlu menyuruhnya begitu, jadi tidak
usah dipikirkan. Aku baik-baik saja. Mulai
sekarang, aku akan hidup sepertimu. Menurut prinsipmu "Aku
tidak membutuhkan seorang pria. Siapa
yang peduli dengan cinta?" Aku
akan hidup seperti itu. Seperti
orang keren, glamor, dan mandiri.” Kata Hae Young bangga
Tapi ia melihat ada yang terjadi saat mengambil waktu cuti, karena melihat pertama
kalinya Soo Kyung tak pakai
sepatu heels. Soo Kyung melongo lalu beralasan kalau
kakinya bengkak sambil melemaskan otot kakinya dengan mengoyangkanya. Hae Young
melihat Soo Kyung yang memaka tahi lalat dimulutnya.
Soo Kyung binggung memegang wajahnya, Hae Young pun
menunjuk tahi lalat dimulut atasannya, tapi ternyata langsung lepas dan bekas
makanan. Ia heran karena Soo Kyung tak pernah makan yang manis. Soo Kyung beralasan tingkat
gula darahnya agak
rendah.
Si cantik Hae Young dan Hae Young bertemu dengan berdiri
menatap jendela. Si cantik Hae Young meminta maaf, Hae Young pikir tak perlu,
menurutnya sekarang semuanya sudah terungkap,
dirinya sekarang merasa lega, seperti sedang
telanjang pergi kelililing dunia, jadi Tak
ada yang perlu disembunyikan atau dikhawatirkan.
“Aku hanyalah... wanita yang seperti ini. Aku ingin mengundurkan diri... tapi kalau aku berhenti sekarang,
nanti aku merasa takkan pernah bisa kembali. Kau si cantik Oh Hae Young Dan aku si biasa Oh Hae Young. Aku akan tetap merasa seperti itu selamanya.” Kata Hae Young yang membuat si cantik Hae Young
menatapnya.
“Waktu aku dibandingkan denganmu saat kita SMA... kupikir aku punya persepsi bahwa
akulah seorang pecundang. Begitulah
perasaanku sekarang ini. Entah itu saat di tempat kerja atau dimana pun. Berada di sampingmu... melihatmu sekarang ini... aku ingin mengatasi rasa gundahku.” Akui Hae Young
“Kau masih sama.... Kau selalu bisa mengatasi hal
dengan mudah dan
kembali menjalani hidupmu.” Kometar Si cantik Hae
Young
Hae young merasa tak yakin, Si cantik Hae Young ingat
temanya itu waktu SMA, bisa menangis seperti bayi tapi setelah itu akan tersenyum seolah tak ada yang terjad, bahkan bisa membuatnya merasa
canggung karena
sudah khawatir pada Hae Young, lalu menawarkan
diri kembali untuk minum denganya. Hae Young pikir Lain kali
saja mereka bisa minum bersama. Si cantik Hae Young menagih
kapan mereka bisa minum bersama, Hae Young mengatakan suatu hari
nanti lalu pamit pergi.
“Park Do Kyung dan aku sudah berakhir. Kau bisa temui dia sekarang. Semoga berhasil” kata Hae
Young sebelum meninggalkan temanya. Si Cantik Hae Young melotot kaget lalu
melihat temanya yang berjalan meninggalkanya.
Hae Young memotong sayuran, mulai kubis merah, timun,
tomat ceri. Lalu mencampurnya pada mangkuk dan membuang bekas sampahnya pada
tempat cuci piring seperti alat dirumahnya bisa membuat sesuatu yang berguna.
Setelah semua selesai, Hae Young memakan saladnya sendirian.
“Oppa dan Hae Young.... Mereka tidak putus karena saling menbenci atau karena mereka tidak saling menyukai. Mereka putus meskipun mereka masih saling mencintai. Itulah yang membuatku sedih. Aku bahkan bukan lagi kekasih yang menyakitkan bagi Do Kyung Jika kita tidak bisa jatuh cinta lagi... Aku ingin setidaknya tetap dikenang sebagai
kenangan cinta yang paling menyakitkan bagi dia.” Gumam
Hae Young dengan berkaca-kaca
Park Hoon berbaring di pakuan pacarnya, Anna dengan
telaten membersihkan kuping pacarnya, setelah selesai. Park Hoon merengek ingin
Anna melakukan lagi. Beberapa saat kemudian, Anna sibuk didapur memasak nasi
goreng kimchi. Park Hoon pun tertidur lelap, tapi dibangunkan oleh telpnya yang
berdering.
Dengan mata tertutup mengangat telpnya, lalu matanya
langsung terbuka dan duduk, memberitahu kalau sedang dirumah. Anna melihat dari
dapur, Park Hoon tiba-tiba berdiri dan mengatakan akan segera kesana. Anna
bertanya siapa yang menelpnya. Park Hoon memberitahu PD Kim, Anna melotot panik
berpikir ada yang salah dengan rekamannya.
“Tidak. Tidak.... Dia ingin melihat skenarioku. Ini Aneh, kalau dia
setuju, skenarioku bisa dibuat jadi film!” ucap Park
Hoon gemetaran lalu berteriak tak percaya dan langsung pergi. Anna berteriak
memanggilnya karena pacaranya tak makan nasi goreng buatanya.
Hee Ran bertemu di cafe dengan baju yang belahan rendah,
Park Hoon melihat kulit Hee Ran yang mulut sambil meminum lemon teanya. Hee Ran
mulai berbicara kalau sudah membacanya. Park Hoon pun tersadar dari lamunanya dan mencoba
tertunduk.
“Karakternya bagus. Kita lakukan sedikit penyesuaian pada
skenarionya, lalu kita
tawarkan pada para pemainnya. Setelah
kita dapat aktor yang bagus, sponsor secara alami akan berinvestasi pada proyek
ini. Pertama... ...aku harus memberikan ini untuk
Jung Min.” Ucap Hee Ran, Park Hoon melonggo kaget
“Tidak. Mungkin aktor tampan akan lebih cocok dengan karakter
ini. Pria
tampan, yang memainkan peran pecundang, memang itulah actor yang harus memainkan.
Ah... Aku harus
menunjukkan ini ke Jung
Jae dulu.” Kata Hee Ran bersemangat, Park Hoon
makin melonggo dan senyum-senyum sendiri.
Hee Ran melihat kembali lembaran skenario, dengan sedikit
menunduk menurutnya ada bagian adegan yang kurang sesuai. Park Hoon melihat
belahan dada Hee Ran yang terlihat, Hee Ran pikir ada yang
hilang dalam
adegan laga ini, menurutnya Adegan ini harus bagus supaya aktor menyukai naskahnya. Park Hoon dengan gugup setuju, merasakan sepertinya ada bagian yang sedikit kurang. Hee Ran menopang dagunya dengan gaya mengoda, kalau
memang tidak sesuai.
Park Hoon mengerti dan akan
berusaha mengoreksinya, jadi meminta waktu satu
hari, lalu mengubah dua hari sampai tiga hari. Hee Ran memperlihatkan wajah
imutnya, Park Hoon seperti mengerti akan memperbaikinya selama
dua hari.
Dua bibi penjaga melihat Soo Kyung turun dari bus, tapi
berjalan begitu saja. Si bibi satunya berbisik tak percaya melihat Soo Kyung
yang tak pulang dalam keadaan mabuk kali ini. Si bibi lain juga melihat Soo
Kyung mengunakan sepatu flat. Soo Kyung berhenti berjalan melihat si bibi, dua
bibi langsung memalingkan wajah berpura-pura tak melihatnya.
“Permisi... Apa kalian bisa mengantarku pulang?” ucap Soo Kyung menepuk pundaknya, dua bibi itu langsung
memalingkan wajahnya.
“Aku... sedang hamil.... Tolong antar aku pulang.” Akui Soo Kyung sambil menangis. Dua bibi itu langsung
melotot kaget mendengarnya.
Keduanya pun bertemu dicafe, si bibi bertanya apakah dengan
lelaki itu. Soo Kyung mnceritakan pria itu tidak
tahu kalau ayah dari bayi yang dikandungnya dan berpikir itu adalah bayi
orang lain. Si bibi terlihat sedih, lalu bertanya
apakah Soo Kyung berencana akan melahirkan bayi ini. Soo Kyung hanya menghela nafas.
“Bukankah kau bilang dia punya banyak masalah? Katanya dia suka ganti-ganti wanita...” kata si bibi tak bisa berkata-kata lagi.
“Bukan cuma itu masalahnya. Dia pemerkosa, Pembunuh berantai. Dia pengacara kelas rendah... yang membela siapa pun yang membayarnya dengan banyak uang. Dia tidak punya hati nurani sama
sekali. Bajingan
itu tanpa malu-malunya merasa
tidak bersalah!” teriak Soo Kyung sambil
berdiri membuat semua pelanggan melihatnya, dua bibi pun kaget lalu meminta Soo
Kyung duduk kembali dan tenang.
Soo Kyung teringat dengan kandungan, lalu memegang
perutnya memastikan kalau Bayinya akan baik-baik saja. Ia menegaskan dengan gaya seksinya, Secara
obyektif pria itu memang sampah Tapi secara subyektif, dirinya menyukai bapak dari bayinya Karena
sudah tidur dengannya.
“Kalau begitu kau harus tanyakan
padanya. Siapa
yang tahu? Mungkin
dia mau menikah.” Kata si bibi
“Takkan pernah dan Takkan mungkin dia mau, Dia bisa pingsan...saat dia tahu kalau aku hamil anaknya... terlebih lagi kalau
dia tahu, kami sudah tidur bareng. Aku sudah mengenalnya sejak dia 14 tahun. Dia dulu berjalan sambil telanjang di depanku. Kalau dia tahu...kami tidur bersama...” ucap Soo Kyung terhenti karena Jin Sang
menelpnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Kereeen...ditunggu kelanjutanya dear...paling suka lee jin sang sama park soo kyung... ga sabaar 😊
BalasHapusditunggu lanjutannya ya
BalasHapusjudul lagu yang didengerin di radio dalam mobil pas pergi berdua sama Hee Ran itu apa ya? terimakasih :)
BalasHapusShin seung hun -Sorry
HapusWahh. Jadi kepo deh.. Lanjut ya. Thanks sinopnya :-D
BalasHapus