Sang Suk dan pria muda terlihat sedang berusaha membeli
alat perekam, tiba-tiba ponsel Sang Suk berdering, wajah Sang Suk langsung
berubah jadi marah dan kaget lalu berlari keluar dari toko. Si pria muda pun
kebinggungan dari depan pintu toko.
Beberapa saat kemudian sudah ada distudio, melihat semua
barang diberi label merah tanda disita. Beberapa pegawai lain terlihat panik
melihat ada tiga pria berjas, seperti sedang mencari barang-barang yang disita.
Sang Suk masuk ruangan, melihat Park Hoon dan Ki Tae terlihat frustasi,
barang-barang mereka yang biasa dibuat berkerja pun sudah disita. Ia berteriak
marah bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
Park Hoon tak menjawab keluar dari ruangan, Ki Tae dan
Sang Suk mengikutinya. Park Hoon masuk ruangan kakaknya, Do Kyung terlihat
sedang menelp menyuruh keluar. Park Hoon berteriak memanggil kakaknya, Do Kyung
tak kalah berteriak menyuruhnya untuk keluar, Sang Suk pun menarik Park Hoon
untuk keluar.
Didepan ruangan
Sang Suk bertanya apakah Do Kyung sudah tahu dari
sebelumnya, Park Hoon tak menjawab tapi
Ki Tae yakin Do Kyung sudah mengetahuinya, Do Kyung berbicara dengan temanya untuk
mengambil pegawai berempat dan
meyakinkan semua bisa bekerja.
“Yang penting ambil mereka
berempat,Aku akan kasih semua
peralatannya. Tapi, jangan potong gaji mereka.” Ucap Do Kyung lalu mengucapkan terimakasih, lalu bertanya
apakah tak membutuhkan orang dikantornya.
Nyonya Heo masuk kantor dengan wajah panik dan terlihat
berantakan, Park Hoon melirik sinis karena tahu pasti ulah ibunya. Nyonya Heo
berjalan dengan tubuh bergetar karena semuanya berimbas pada anaknya, dengan
air mata menangis.
Nyonya Heo akhirnya masuk ke dalam rentenir berteriak
marah karena tak sesuai dengan perjanjian mereka, selama ini memang sudah
sering telat bayar,tapi selalu dilunasi, sementara sekarang malah bersikap seperti ini.
“Nunim.... Aku ditawari bayaran lebih, jadi
tidak ada pilihan selain menjualnya.” Jelas si
rentenir
“Apa Kau menjual hutangku ? Pada siapa ? Kau jual ke siapa ?” teriak Nyonya Heo murka
“Lelaki yang kesal pada putramu, membayar lebih mahal.” Kata rentenir
Nyonya Heo berteriak siapa orangnya, apakah ketua Jang.
Si rentenir mengatakan bukan Ketua Jang. Renternir menceritakan seseorang tadinya
pebisnis sukses lalu
bangkrut dan masuk penjara, dan Putranya melakukan itu karena wanita, bahkan Belum lama mendengar cerita di radio, memberitahu Namanya Oh Hae Young. Nyonya Seo berteriak marah kalau mengetahui namanya Oh
Hae Young.
Jin Sang masuk ke kantor, kaget melihat semua barang di
beri stiker barang sitaan, tak percaya Han Tae
Jin bermain kasar, tidak
seperti penampilannya. Park hoon meminta Jin Sang
untuk menemui kakaknya karena tidak melakukan apapun.
Akhirnya Jin Sang masuk ruangan, mengusulkan mereka akan
naik banding dulu menurutnya Itu
bisa mengulur waktu dan mereka bisa mengumpulkan uang. Do Kyung seperti pasrah menyuruh biarkan karena Tidak
masalah diambil semua. Jin Sang berteriak marah
“Aku melakukan hal yang sama.” Ucap Do Kyung merasa sudah pasrah menerima balasan dari
semua perbuatanya, Jin Sang pikir setidaknya berusaha dulu,
“Sepertinya Ketua Jang dan Han Tae
Jin kerjasama. Ketua Jang lebih kuat dibanding
penasihat hukummu. Jadi jangan berusaha
menolong. .”
Kata Do Kyung pasrah
“Aku layak mati, Kalau waktu itu aku tidak
menyuruhmu balas dendam pada Han Tae Jin semuanya
tidak akan begini. Aku sungguh layak mati. Maaf... Aku tidak tahu harus berkata
apa. ” ucap Jin Sang ikut merasa bersalah
“Kalau saat itu kau tidak begitu, Maka aku tidak akan ketemu Hae Young.” Kata Do Kyung merasa kebahagian dibalik semuanya.
“Terima kasih sudah berkata seperti
itu. Tapi ... kau yang melempar panah.” Kata Jin
Sang kembali tak mau disalahkan.
Hae Young meminum jusnya, Si cantik Hae Young duduk
didepanya bertanya kenapa teman SMAnya itu Mendadak
mengajak makan siang. Hae Young mengaku tak tahu
karena hanya ingin saja, seperti ingin berterimakasih sudah
menyimpan surat cintaku selama 13 tahun.
“Apa Kau tahu selama itu aku sering
pindah kesana kemari ? Aku
bahkan ke luar negeri, Selama
itu aku membawa surat milikmu” cerita Si cantik Hae
Young
“Terima kasih dan Maaf....” kata Hae Young, Si cantik Hae Young bertanya untuk
apa.
“Selama ini aku benci padamu. Setelah
kupikir, kau tidak pernah jahat padaku. Karena
nama kita sama, anak-anak cowok hanya memujimu dan merendahkan aku.” Kata Hae Young, Si Cantik Hae Young pikir Kalau nama mereka berbeda pasti akrab.
“Tidak mungkin… Anak cantik hanya main dengan
anak cantik.” Kata Hae Young dengan nada mengejek
Si cantik Hae Young menegaskan temanya itu cantik
sekali. Hae Young mengejek maka dari itu membenci Si cantik Hae
Young, lalu mengajak mereka mulai makan, Senyuman terlihat ketika mereka mulai
makan.
Keduanya pun berjalan setelah makan, Hae Young bertanya
dimana temanya membeli sepatu menurutnya
itu pasti sepatu bermerk mahal, Si canti Hae Young mengatakan harganya
murah di internet. Hae Young meminta agar
memberikan situs belanjanya, Si cantik Hae Young merasa pandai
menemukan barang bagus.
Tiba-tiba dari arah belakang, Nyonya Heo menyerang si
cantik Hae Young sambil memukul kepalanya dan mengumpatnya “wanita Jalang” Hae Young kaget melihat tiba-tiba temanya diserang,
Nyonya Heo tak terima melihat mantan pacar anaknya itu senyam
senyum padahal sudah merusak hidup putranya. Hae Young kaget lalu meminta untuk menghentikanya
dan mengancam akan
telpon polisi.
“Telpon saja ! Supaya perempuan ini masuk
penjara ! Kalau
sudah pisah harusnya selesai., tapi Kenapa
muncul lagi dan merusak hidup Do Kyung, Apa kau tahu lelaki yang nyaris kau
nikahi sudah merusak hidup Do Kyung ?” teriak
Nyonya Heo histeris
Si cantik Hae Young menyuruh temanya untuk pergi saja,
agar tak melihat kemarahan ibu Do Kyung. Nyonya Heo ingin memukulnya, Hae Young
meminta agar menghentikan karena bukan Si cantik Hae Young yang dimaksud tapi
dirinya. Nyonya Heo berteriak binggung
Nyonya Heo mencorat coret bagan yang bisa menghubungkan
semuanya, tapi akhirnya kebinggungan sendiri dan bertanya sekarang siapa
berpacaran dengan siapa. Hae Young menunjuk dirinya dan juga Do Kyung, Nyonya
Heo terlihat tak percaya lalu bertanya apa hubungan dua orang lainnya. Hae Young menjawab Tidak
ada hubungan apa-apa. Nyonya Heo pun bisa mengerti
“Aigoo… Do Kyung ini kenapa ? Kenapa seleranya makin jelek ... Sepertinya kau bukan dari
keluarga kaya. Apa kau pandai di sekolah ? Kau pasti senang,
Ada 2 laki-laki memperbutkanmu, kau jadi tersanjung. Benarkan?” ucap
Nyonya Heo mengejek
“Aku harus berbuat apa padamu ? Kau, harusnya bermain sesuai
levelmu. Kalau terlalu besar kepala, dan
melanggar batas nanti
terluka. Saat ini, levelmu berbeda. Apa Kau
paham Omonganku ?” kata Nyonya Heo
merendahkan, Hae Young pun hanya diam saja.
“Aku tidak perlu bicara panjang
lebar. Dari penampilanmu, kau bukan
orang yang sulit dilupakan. Jadi, jangan diperpanjang lagi. Kembali
saja ke lelaki yang akan kau nikahi. Maka semua ini akan selesai.” Ucap Nyonya Heo, Hae Young hanya diam saja.
Nyonya Heo bertanya kenapa Hae Young hanya diam saja, Hae
Young tetap diam tak berbicara apapun. Nyonya Heo berteriak kesal, karena
menurut Hae Young harus bicara dan
kalau memang sungguh perduli pada Do Kyung harusnya
diam-diam meninggalkan dia.
“Kau mau tetap dengannya dan
melihatnya mati ? Lelaki
jarang berkata-kata ... meskipun
dia bilang tidak masalah tetaplah di sisinya karena dia
cinta padamu tapi, perempuan harusnya lebih bijak
dan
tahu bersikap lalu segera putus lebih dulu. Apa Kau
tidak nonton film ? Itu
yang namanya cinta..” Jelas Nyonya Heo sombong,
Hae Young pun hanya tertunduk diam saja. Nyonya Heo menyuruh Hae Young menelp mantan
pacarnya lalu bilang sudah putus dengan Do Kyung dan ingin
kembali padanya. Hae Young hanya diam saja,
Nyonya Heo berteriak menyuruh Hae Young untuk menelpnya lalu meninggalkan
restoran.
Si cantik Hae Young menunggu didepan restoran, Nyonya Heo
berteriak apa yang sedang dilihat mantan calon menantunya. Hae Young pikir ini sudah
waktunya berhenti. Nyonya Heo menegasakan
bukan teman Hae Young di sini dan seorang mantan tak perlu ikut campur,
“Dimana lagi ada orang sebaik Oppa
? Kalau
anak lain, mereka pasti sudah membuang ibu
seperti kau” ucap Hae Young, Nyonya Heo mengumpat Hae
Young itu gadis gila.
“Hei... Sudah lama aku berkata ini, Darah lebih kental daripada air. Lalu,
apa kau tidak punya rasa bersalah ? Semua
ini terjadi karena kau !” teriak Nyonya Heo
“Setengahnya aku, dan setengahnya lagi karena ibu.“ tegas Hae Young, Ibu Do Kyung ingi memukul tapi
diurungkan niatnya dan membalikan badanya.
“Aku harusnya pergi ke dukun. Kenapa banyak sekali Oh Hae Young dalam hidup kami ?!” teriak Nyonya Heo lalu beranjak pergi.
Park Hoon minum bersama, mengetahui Ibu
mengambil pinjaman pribadi tanpa memberitahu kakanya
dan menjadikan sebagian penjamin. Do Kyung
mengatakan bukan salah ibunya, Park Hoon heran kenapa kakaknya kali ini membela
ibunya. Do Kyung menyakinkan Sungguh bukan salah ibu.
“Aku sudah bicara dengan orang
dari Sori Sound. Kalian tetap bekerja di proyek
kita dan bisa
kerja disana.” Kata Do Kyung, Park Hoon berteriak
marah kalau Keterlauan sekali !
“Kau kira kami begini karena tidak
bisa mendapat pekerjaan lain ? Apa Kau
kira kami disini bertahun-tahun karena suka kerja dengan atasan yang sulit ? Ini semua Karena Park Do Kyung ! meskipun awalnya sangat berat,
aku bisa belajar banyak karena Park Do Kyung ! Aku yakin akan belajar sesuatu. Selanjutnya,
karena aku menyukai sosok Park Do Kyung makanya aku tetap tinggal.” Teriak Sang Suk dengan mata berkaca-kaca
“Apa aku harus nangis ?” ucap Do Kyung dingin
“Nangis atau tidak. Sebanyak
apapun rasa perduli kami padamu, tapi kau
tidak perduli pada kami. ” Kata Ki Tae
“Kita bisa menyewa tempat baru dan
memulai kembali” ucap Park Hoon ikut sewot
“Sementara ini, aku tidak bisa
kerja.” Kata Do Kyung. Park Hoon bertanya tidak mau atau tidak
bisa, Do Kyung tak menjawab hanya meminum sojunya saja.
Di luar terlihat Tae Jin yang menatap dingin pada Do
Kyung dan anak buahnya. Ki Tae mengusulkan si pria muda untuk wajib
militer saja. Si
pria muda berteriak seniornya itu sudah gila. Ki Tae mengejek apakah pria muda
itu sudah tidur dengan perempuan. Semua pun tertawa, Do Kyung ikut tersenyum mendengar
candaanya.
“Kau masih bisa Senyum ...” ucap Tae Jin sinis lalu membuka jendelanya, Do Kyung
melihat tataan dingin Tae Jin padanya di dalam mobil.
Tae Jin pun menyapa dengan mengangkat satu tanganya, Do
Kyung kembali mengingat pengelihatan saat Tae Jin ingin menabraknya dengan
mobil. Akhirnya Tae Jin masuk ke restoran dan saling menatap dingin, setelah
itu pergi ke meja kasir bertanya berapa total tagihan Do Kyung dan anak
buahnya, kasir memberitahu totalnya 78ribu won, Tae Jin mengeluarkan kartu kreditnya
untuk membuatnya 300rb won.
“Aku ingin membayar minumanmu, Kau pasti sedang tidak punya
uang.” Kata Tae Jin sambil menuangkan minuman ke dalam gelas,
Do Kyung hanya diam saja.
Tae Jin menyuruh untuk Makan yang banyak lalu beranjak pergi, Semua anak buah Do Kyung pun
mengucapkan terimakasih. Tae Jin mengambil kembali Kartu Kreditnya lalu melirik
sinis dan pergi. Park Hoon bertanya siapa pria itu pada kakaknya. Ki Tae
mengingat Tae Jin yang pernah datang ke kantor mereka, dan merasa sekarang
perasaanya tak enak. Do Kyung masih menatap Tae Jin masuk mobil, dengan
senyuman mengejek Tae Jin pun meninggalkan restoran.
Do Kyung langsung menelp Hae Young menanyakan
keberadanya, Hae Young mengatakan masih ada dikantor, karena akan berkerja
lembur. Do Kyung meminta agar menelpnya kalau sudah selesai karena akan
menjemputnya. Hae Young mengerti, menutup telpnya lalu menatap bunga pemberian
Do Kyung dengan tatapan sedih.
Jin Sang pulang kerumah, Soo Kyung menegur karena pulang telat.
Jin Sang
mengatakans edang ada urusan dan harus
cari informasi tentang Studio Do
Kyung. Soo Kyung mengatakan sudah mengetahuinya karena adiknya
sudah menelpon lalu menyuruhnya untuk
duduk.
“Aku ... masih belum buat
keputusan. Bisakah kita bicara besok ? Besok, aku akan katakan.... Aku pasti katakan.” Ucap Jin Sang
“Apapun keputusanmu, Aku akan beritahu keputusanku
duluanm jadi Duduk.” Tegas Soo Kyung, Jin Sang pun menurut untuk duduk.
“Bisa saja jika pasangan suami
istri tidak berciuman. Tapi
tidak ada suami istri yang tidak tidur bersama. Pasangan
yang tidur bersama, pasti melakukannya lagi. Tapi
... kasus
kita, sejak malam itu tidak sekalipun kita tidur
bersama lagi. Kita hanya tidur bersama satu
kali. Itu berarti, kita tidak bersama. Kita
melakukan untuk pertama kalinya. Tapi tidak dua kali dan Tidak akan bisa.” Kata Soo Kyung, Jin Sang mendengarnya dengan
mengepalakan tanganya.
“Kali ini, pulanglah kerumahmu.” Ucap Soo Kyung dengan mata berkaca-kaca lalu menyuruh
Jin Sang segera bangun, Jin Sang terlihat sedih dan hanya bisa diam saja.
Soo Kyung pun mengantar Jin Sang pulang dengan kopernya
menceritakan Seumur hidupku, baru
dua kali melihatnya merokok, pertama saat dipanggil
wajib militer Lalu, kemarin, menurutnya hal seperti
ini bukan
masalah yang bisa dipaksakan, jadi jangan dipaksakan
karena ia baik-baik saja.
“Awalnya aku ingin membesarkan
anak ini tanpa kau tahu. Tapi, kau sudah tahu duluan. Jadi,
kau tidak perlu merasa terbebani.” Ucap Soo
Kyung, Jin Sang seperti masih tak tega
“Kau dan aku, sudah hidup seperti
keluarga. Dalam semalam mana mungkin
berubah jadi suami istri. Mulai
sekarang... Aku melepasmu dari tanggung jawabmu.
Jadi,
jangan melihat ke belakang, dan pergi Kalau melihat ke belakang, maka aku bunuh, Kau sudah berusaha, begitu juga aku, Ini sudah
cukup.” Kata Soo Kyung menyuruh Jin Sang untuk segera pergi.
Jin Sang masih terlihat tak bisa pergi, Soo Kyung
menyuruhnya untuk pergi dan Jangan melihat ke belakang sambil mendorongnya. Jin Sang sempat menahan kakinya
untuk tak pergi. Soo Kyung mengancam akan membunuhnya kalau lihat
ke belakang agar maju lihat ke
depan, Jin Sang tetap diam tak bergerak.
Soo Kyung menyakinkan kalau ia baik-baik saja,
menyuruhnya untuk jalan. Jin Sang menangis mengucapkan permintaan maafnya lalu
berjalan pergi. Soo Kyung berteriak kalau Jin Sang tak boleh berjalan
tertunduk, harus jalan seperti laki-laki. Jin Sang pun berjalan layaknya seorang tentara dengan
menarik kopernya.
Soo Kyung terus berteriak agar Jin Sang melangkah seperti
tentara. Jin Sang sudah berbelok, akhirnya berjongkok sambil menangis seperti
merasa menyesal. Soo Kyung masih berdiri sambil berjalan dengan membentangkan
tanganya.
Tae Jin baru pulang melihat Hae Young sudah ada didepan
rumahnya, keduanya saling menatap. Tae Jin pun lewat didepanya, Hae Young
mengatakan ingin bicara, Tae Jin mengajak untuk masuk, Hae Young menolak ingin
diluar saja.
“Kau kira aku akan melakukan sesuatu padamu ?” ucap Tae Jin marah, Hae Young tetap ingin bicara
diluar, Tae Jin pun tetap memilih untuk masuk.
Hae Young tetap diam ketika pintu ditutup, Tae Jin
akhirnya membuka lebar-lebar pintu rumahnya, lalu menyuruh masuk. Hae Young pun
masuk dengan pintu yang terbuka, Tae Jin memberikan sebotol air mineral karena
hanya ada itu dirumahnya, lalu berdiri menatap ke luar jendela.
“Sehari sebelum kita menikah ... kau berkata tidak bisa menikahiku
karena tidak suka dengan cara makanku. Hari
itu ... Tae Jin,
kau memberiku hukuman mati. Itu sama dengan, kau menyuruhku
untuk pergi mati. Aku tidak ingin membuka mata di
saat pagi. Aku ingin mati.” Ucap Hae Young
“Bagaimana aku harus bunuh diri ? Aku harus membuatnya seperti
kecelakaan. Tidak ada yang boleh tahu alasan
aku mati. Tapi, aku pikir Tae Jin akan
memberitahu semua orang di pemakamanku. Maka
meskipun aku mati, aku tetap
akan merasa malu. Aku berusaha melakukan apapun
agar bisa hidup. Hatiku sudah hancur
berkeping-keping.” Ucap Hae Young
“Apa Kau tahu betapa sulitnya
mengatasi takut kalau orang lain tahu tentang dirimu ? Rasanya jantungku meleleh dan mendadak
menghilang. Aku tidak bisa bernapas, tapi Aku memaksa diriku untuk
bernapas. Tapi kau bilang, semua ini demi
aku ?” ucap Hae Young dengan mata berkaca-kaca
“Aku yakin kau akan berkata ingin
menunggu.” Kata Tae Jin membalikan badanya. Hae
Youn menegaskan kalau dirinya akan seperti itu.
“Kau akan lelah menungguku.” Ucap Tae Jin
“Kenapa kau tidak membiarkan aku
lelah menunggu Tapi kau memilih membuatku ingin mati ?” ucap Hae Young
“Aku tidak ingin membuatmu merasa
tertekan karena diriku.” Tegas Tae Jin, suasana hening sejenak.
“Jadi Kau tidak ingin membebani aku, tapi
kau menyakiti aku seberat itu? Apa
itu namanya cinta ?? Kau lebih memilih menyakiti aku, daripada memberiku beban. Apa
itu cinta ? Apa Bagi
laki-laki itu cinta ? Dimana
kau belajar mencintai seperti itu ?” ucap Hae
Young marah
“Mendengar hal memalukan dari
lelaki yang akan dinikahinya dan diputuskan sebelum menikah Atau menunggu lelaki yang
bangkrut ? Menurutmu,
mana yang lebih berat bagi wanita, Apa
kau pernah berpikir seperti itu? Setelah
mendengar kau ada di penjara ... aku
rasanya lega sekali. Itu
membuatku tidak terlihat menyedihkan lagi. Rasanya
aku dibebaskan.” cerita Hae Young mencoba
menahan tangisnya.
Tae Jin hanya diam saja, Hae Young memperingatakan agar
Tae Jin jangan mengatakan balas dendam pada Do Kyung karena mengambil wanita yang dicintai, menurutnya Tae Jin tidak
pernah cintanya. Ia menceritakan saat dirinya terluka
parah, maka Do Kyung merawatnya, bahkan bisa bertahan karenanya dan . masih hidup sekarang, karena Do Kyung .
“Sadarkan dirimu, Pikir yang mana awal dan akhir. Dia
merawatmu karena perbuatannya. Apa dia begitu karena suka padamu
?” kata Tae Jin dengan nada tingi
“Meskipun begitu, aku bisa
bertahan karena dia. Aku yang lebih dulu cinta padanya
dan memohon agar dia suka padaku. Setelah tahu dia merusak
bisnismu, aku yang berkata padanya tidak
apa-apa.” Teriak Hae Young
Tae Jin menatap Hae Young dengan mata berkaca-kaca
berkata kalau mantan pacarnya itu sudah gila, lalu bertanya alasan datang
setelah itu menyuruhnya untuk pergi. Hae Young mengatakan kalau Tae Jin bisa
membuatnya bangkrut bahkan menjadi tuna wisma
sekalipun, menurutnya Semua
itu tidak masalah. Tapi ia memohon jangan
memukul Do Kyung karena Hatinya terasa sakit sekali.
“Kau membuatku seperti pecundang.” Ucap Tae Jin seperti tak bisa menaan tangisnya, Hae
Young meminta maaf dan memohon
lalu keluar dari rumah.
“Kau ... harusnya tidak kemari
hari ini.” kata Tae Jin sambil berjongkok terlihat shoc
Park Hoon dkk sudah mulai mabuk, Ki Tae sambil menangis mengatakan sudah
terbiasa diomeli Park Do Kyung tiap hari tapi
sekarang bosnya itu mengatakan harus berpisah, bahkan menyuruhnya pergi. Do
Kyung hanya tersenyum mendengarnya.
“Kau tidak boleh begini pada kami.
Aku
sungguh terluka
sekali” teriak Sang Suk
“Apa Kalian semua memberi salam
perpisahan ke Park Do Kyung ? Kenapa
cengeng sekali ?” ejek Park Hoon, semua
menangis histeris, Do Kyung pun memilih untuk pamit pergi.
Di luar hujan deras, tapi Do Kyung tetap berlari keluar
dari restoran. Beberapa saat kemudian sudah ada didepan kantor Hae Young dengan
membawa dua buah payung. Hae Young sedang menyandarkan kepala ditaksi ditengah
hujan yang turun dengan deras,
Ponselnya bergetar, pesan dari Do Kyung masuk “Kapan selesai ? Apa Masih lama ? Cepat Bereskan sekarang. Aku di depan kantormu.” Hae Young pun meminta sopir taksi untuk menurunkan di
pintu belakang. Do Kyung masih menunggu di depan, Hae Young melotot kaget
ditaksi karena Do Kyung benar-benar sudah menunggunya.
Sesampai di pintu belakang ternyata pintunya sudah
terkunci, Hae Young berusaha memanggil penjaga agar membuka pintu, tapi penjaga
menyuruhnya untuk lewat depan, Hae Young memohon untuk membukanya. Akhirnya pintu
pun terbuka dan Hae Young merapihkan bajunya dan menenangkan dirinya.
Ia berjalan dengan senyuman ke arah pintu depan, Do Kyung
melihat senyuman Hae Young yang ada dibalik pintu dan keduanya sama-sama
melambaikan tanganya. Hae Young akhirnya keluar sedikit mengeluh karena Do
Kyung tak menelp karena pasti akan datang lebih cepat. Do Kyung memberikan satu
payung untuk pacarnya, lalu berjalan dengan payungnya sendiri. Hae Young hanya
bisa tersenyum melihat tingkah pacarnya.
Keduanya berjalan pulang dengan payung terpisah, Hae
Young cemberut menyindir Do Kyung Masih belum mengerti juga, dengan membawa 2 payung, menceritakan hari ini kerja
lembur dan lelah sekali tapi ingin
memukulnya. Do Kyung hanya diam saja
“Yah.... memang enak punya
payung sendiri. Tidak kehujanan, bahkan Bahuku
kering.” Ucap Hae Young kesal,
Do Kyung berlari lalu memberikan payungnya pada seorang
kakek yang sedang berteduh. Lalu berlari kembali pada payung yang dipakai
pacarnya, Hae Young pun berjalan dengan merangkul lengan Do Kyung
“Bagaimana Kalau kakek itu tidak
ada ? Apa Kita akan terus jalan dengan
payung masing-masing ? Kalau
begitu, kau akan dipukuli dengan payung malam ini.” sindir Hae Young, Do Kyung menyuruh Hae Young tak perlu
membahasnya lagi.
“Kenapa kau malah bawa bawa payung ? Yah, aku tahu ini sejak kau
memanggil supir panggilan di tengah malam di pantai.” Kata Hae Young kesal,
Do Kyung meminta agar diberi kesempatan
bicara. Hae Young menyuruh Do Kyung katakan saja. Do Kyung
berjalan dan hanya diam saja, Hae Young kesal karena Do Kyung malah tak bicara.
“Aku cinta padamu.” Ucap Do Kyung, Hae Young terdiam dan berhenti
melangkah, jantungnya berdegup sangat kencang.
Keduanya saling menatap, lalu sama-sama tersenyum. Do
Kyung merangkul tangan pada pundak Hae Young, sementara Hae Young memeluk
pinggang Do Kyung mengaku seperti merasa melayang diawan setelah mendengarnya.
“Akhir kami, adalah Happy Ending..... Ijinkan aku bahagia lebih lama.... Lebih lama lagi....” gumam Hae Young dengan senyuman bahagia, tapi Do
Kyung terlihat sedikit tegang
bersambung ke episode 17
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Sinopsis 17 minn
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusUdah seminggu ep 17 nya kok blom juga ada mbak??
BalasHapusUdah seminggu ep 17 nya kok blom juga ada mbak??
BalasHapusNunggu ep 17 koq lama yah???
BalasHapusYa ne mba ibu hamil jg lg ngidam baca yg epi 17 & 18 ne
BalasHapusTerima kasih sinopsis y . D tunggu kelanjutan y.
BalasHapus