Pagi hari
Seung Hyun terbangun dari tidurnya, melihat Dal Nim tak
ada disampingnya, lalu bertanya-tanya keberadaan temanya. Ryang Ha seperti
memeluk guling, saat itu Dal Nim keluar dari dalam selimut meminta supaya
geser.Wajah keduanya bersentuhan, Ryang Ha dan Dal Nim menatap lalu bergeser
seperti belum sadar.
Dal Nim akhirnya tersadar dan ingin berteriak, Ryang Ha
langsung menutup mulutnya, berpikir kalau hanya mimpi buruk saja. Dal Nim
memelintir jari Ryang Ha dan ingin bangun saat itu Hyun Bin bangun dari
tidurnya. Ia langsung bersembunyi dibalik selimut, begitu juga Ryang Ha
pura-pura tidur.
Hyun Bin kembali tidur, seperti hanya menginggau. Dal Nim
bertanya apa yang sedang dilakukan Ryang Ha, tapi Ryang Ha pikir seharusnya ia
yang bertanya karena Dal Nim yang masuk ke kamar pria dan menyuruh pergi kalau ketahuan maka hidupnya akan
berakhir.
Dal Nim akan pergi, saat itu pintu diketuk Seung Hyun
masuk kamar, Dal Nim kembali bersembunyi dalam selimut dan Ryang ha pura-pura
sedang memeluk guling. Seung Hyun bertanya apakah melihat
Dal Nim. Ryang Ha pura-pura bingung kenapa harus bertanya
padanya, karena ini kamar pria.
Seung Hyun pikir Dal Nim ada di kamar Pria karena semalam mabuk berat lalu
bertanya-tanya keberadaan temanya sambil berjalan ke arah jendela.
“Kakiku
kelihatan sangat panjang.” Ungkap Ryang Ha mengeluh
sendiri karena kaki Dal Nim yang keluar dari selimut
“Oh iya, mungkin dia jalan-jalan
dengan Bo Nui.” Kata Ryang Ha
“Dia pergi tadi malam dengan Presdir Je” kata Seung Hyun, Dal Nim bergerak karena
panik, Ryang Ha berusaha agar tak curiga berpura-pura merasak Punggungnya sakit.
“Mereka melempar Presdir ke air, lalu Bo Nui kelihatan sangat kesal, jdi Tidak heran dia langsung pergi
saat itu.” Cerita Seung Hyun, Ryang Ha kaget
mengetahui Soo Ho masuk ke dalam air karena mengetahui tentang trauma temanya.
Seung Hyun memutuskan akan
mencari Dal Nim lalu keluar dari kamar. Dal
Nim langsung membuka selimut tak percaya kalau Soo Ho sudah kembali ke Seoul,
lalu melihat wajah Ryang Ha terlihat panik. Ryang Ha hanya diam saja memikirkan
temanya.
Di ruang studio
Sul Hee melihat lembaran berkas ditanganya, seperti
mengecek semua pertanyaan dan mengajak mereka agar melakukan
dengan baik. Setelah itu mengingatkan pihak TV tidak meliputi kehidupan
cinta, gosip atau rumor.
“Kalau kau bertanya pertanyaan
acak di acara langsung, maka aku
sendiri akan menariknya.” Tegas Sul Hee
“Bahkan tentang cinta pertamanya? Kami akan membuatnya kedengaran
bagus. ” ucap PD menyakinkan.
“Buat kedengaran bagus dan Harus terlihat baik tidak peduli apapun.” Perintah Sul Hee. PD Pun mengerti membawa berkasnya.
Sul Hee mengingat-ingat tentang “cinta pertama”
Flash Back
Sul Hee bertanya pada Soo Ho bagiamana dengan
dirinya, menurutnya saat
itu.masih sangat muda, tapi setelah melihat Soo Ho
kembali menjadi mengetahuinya.
“Kenangan yang kita miliki... sangat spesial.” Kata Sul Hee percaya diri
“Kau benar.... Kenangan itu spesial.” Kata Soo Ho, Sul Hee tersenyum mendengarnya karena Soo
Ho setuju denganya.
“Apakah itu musim semi atau musim
gugur di tahun 2004 atau 2005... Kau
ingat setiap detailnya. Itulah
yang disebut cinta pertama.” Ucap Sul Hee mengoda
dengan menunjuk ke arah dada Soo Ho
“Sejujur aku tidak yakin apa itu
cinta.. Aku tidak tahu apa itu namanya cinta. Kau memang pernah jadi segalanya
bagiku. Tapi pada saat
itu.” Kata Soo Ho, Sul Hee bertanya bagaimana dengan
sekarang.
Soo Ho menatapnya, Sul Hee terlihat sangat berharap
dengan jawabanya. Soo Ho mengatakan
kalau semua sudah mungkin mencari mereka jadi lebih baik masuk saja.
Di lorong Sul Hee memikirkan kata-kata Soo Ho, kalau ia
itu segalanya tapi itu masa lalu. PD berteriak dari lorong memberitahu 10
menit lagi acara akan mulai jadi meminta tolong bilang pada Gun Wook untuk siap-siap. Sul He mengerti dan langsung pergi.
Gun Wook duduk diruang make up dengan stylist yang
merapihkan rambutnya, ketika ada orang yang masuk langsun menengok seperti
berharap Bo Nui yang datang. Stylist meminta Gun Wook untuk tak bergerak,
akhirnya Gun Wook mencoba nelp Dal Nim.
Terdengar suara Dal Nim yang lemas mengangkat
telpnya, Gun Wook bertanya apakah Bo Nui
sudah pergi. Dal Nim memberitahu Bo
Nui sudah kembali ke Seoul tadi malam dengan Presdir. Gun Wook kaget bertanya apakah Mereka
pergi bersama. Dal Nim mengatakan mereka pergi bersama-sama.
Bo Nui hampir saja membenturkan kepalanya ke sofa karena
ketiduran dengan tangan yang dipegang oleh Soo Ho, lalu melihat jamnya sudah hampir
pukul 9 dan mengingat janjinya dengan Gun Wook. Ketika akan berdiri tangan Soo
Ho terus memegangnya, akhirnya ia berjongkok kembali melihat Soo Ho yang
tertidur didepanya.
“Dia tidur nyenyak..... Syukurlah.” Ucap Bo Nui bisa tersenyum bahagia, lalu mencoba
melepaskan tangan Soo Ho yang masih bertuliskan [Katak,
Ular] tapi Soo Ho malah semakin menariknya dan Bo Nui berada
tepat diatas dada atasanya.
Mata Bo Nui melotot kaget karena jaraknya sangat dekat
dengan Soo Ho, sementara Soo Ho terlihat tertidur pulas dengan tangan yang
memegang Bo Nui. Ponsel Bo Nui bergetar, dengan satu tangan kanannya mencoba
mengambil ponselnya tapi dua tangan Soo Ho memegang erat tangan Bo Nui agar tak
pergi darinya.
Gun Wook mondar mandir di ruangan make ups sambil menelp
Bo Nui, tapi tak juga diangkat. Soo Ho terus memegang tangan Bo Nui agar tak
pergi darinya, Bo Nui berusaha mengambil ponselnya tapi tanganya tak bisa
meraihnya, sampai akhirnya Ponselnya berhenti bergetar. Gun Wook terlihat kesal
akhirnya menaruh ponselnya diatas meja.
Acara dimulai, Sul Hee melihat dari belakang kamera untuk
memastikan. Pembaca acara memberitahu
tamunya adalah Pemenang Kejuaran Tenis Terbuka Australia
2016, Gary Choi. Gun Wook pun memperkenalka diri sebagai Gary Choi dengan
nama lengkapnya Choi Gun
Wook. Pembaca acara membahas Gary Choi baru pertama
kalinya mengungkapkan nama koreanya.
“Sejak kecil, aku dipanggil Gary.” Ucap Gun Wook singkat
“Latar belakang keluargamu atau
sejarahmu tidak pernah diungkap. Banyak
orang yang penasaran... “ kata pembawa acara
terhenti karena melihat Gun Wook berdiri.
Gun Wook yang gugup melihat sosok wanita berambut pendek
masuk studio, berpikir kalau Bo Nui yang datang, tapi ternyata Kru TV dengan
potongan rambut yang sama. Sul Hee panik melihatnya lalu menyuruh Gun Wook
untuk kembali duduk.
“Itu mungkin kenapa... Gary gugup sekarang. Karena Untuk pertama kalinya, kami akan
menunjukkan pada kalian... video
masa kecil Gary yang kami dapatkan secara eksklusif. Mari kita lihat bersama” ucap Pembaca acara, Gun Wook
pun kembali duduk.
Foto-foto saat Gun Wook kecil di lihatkan, lalu foto
keluarganya dengan ayahnya Tuan Choi. Terlihat pria di dalam minimarket membeli
mie instant lalu pergi ke kasir. Gun Wook distudio pun mulai berbicara
“Foto-foto ini sudah lama, tapi tolong diperhatikan Kalau kalian mengenalnya atau
pernah melihatnya, tolong
hubungi aku.” Ucap Gun Wook
Tuan Choi melihat siaran di Tv kalau anaknya yang
mencarinya. Kasir toko yang menonton, mengeluh Gun Wook itu tak gunanya menghasilkan
jutaan dolar setahun, karena tidak
tahu dimana ayahnya. Tuan Choi terus menontonya.
Pembaca acara bertanya apakah Gun Wook pernah
membencinya, Gun Wook mengaku sangat
membencinya. Tuan Choi yang mendengarnya memilih
untuk keluar dari minimarket.
Gun Wook keluar dari studio dengan wajah marah, Bo Nui
akhirnya datang melihat Gun Wook dan langsung berlari menghampirinya meminta Maaf karena terlambat, lalu dengan wajah panik bertanya Bagaimana
acaranya, apakah Sudah selesai. Gun Wook dengan nada sinis bertanya darimana Bo Nui.
“Aku menonton acaranya di bus.” Ucap Bo Nui sengaja mengalihkan jawabanya.
“Jadi kau dari mana saja?” tanya Gun Wook kembali, Bo Nui terlihat binggung. Gun
Wook pun mengajak Bo Nui untuk bicara diluar saja
Sesampai diatap, Bo Nui langsung meminta maaf karena ada
sesuatu terjadi. Gun Wook
bertanya apa yang terjadi. Bo Nui memberitahu Presdir Je kurang
sehat jadi harus berada di sampingnya. Gun Wook bertanya apaka Soo Ho kecelakaan atau dioperasi?
“Dia hampir mati, kan? Makanya kau tidak menjawab
teleponku dan baru sampai di sini sekarang. benarkan” Ucap Gun Wook dingin
“Kenapa kau bilang begitu? Kalau dia beristirahat...” kata Bo Nui ingin mejelaskan tapi teriakan Gun Wook
lebih dulu didengar
“Kalau bukan begitu, kenapa kau...” teriak Gun Wook terhenti melihat Bo Nui kebinggungan.
“Kalau bukan begitu, kenapa kau bermalam
dengannya?” ucap Gun Wook merendahkan suaranya.
“Maafkan aku datang terlambat, karena ada orang sakit. Kau harus
mengerti.” Jelas Bo Nui
Gun Wook mengatakan tidak, kalau tidak
bisa mengerti bahkan tak mau mengerti, lalu dengan
nada tinggi dan marah, bertanya Soo Ho itu siapa
baginya, sampai-sampai Bo Nui bisa mengabaikannya. Ia menegaskan kalau lebih mengenal
Bo Ra jauh lebih baik daripada Soo Ho, bahkan Bo
Nui terus membawa Soo Ho
mengunjungi Bo Ra.
“Kenapa kau sangat kesal? Kau membuatku takut.” Ucap Bo Nui binggung
“Karena aku menyukaimu... Yah.. memang benar.. Aku
menyukaimu. Aku
merasa yakin sekarang makanya mengatakannya.” akui Gun
Wook, Bo Nui terdiam mendengarnya.
“Aku mohon Hentikan. Aku pikir kemarahanmu yang sedang
bicara. Kalau kau
lanjutkan, maka kau akan
menyesalinya nanti.” Ucap Bo Nui, Gun Wook tak
menginginkan.
“Aku tahu itu... Kau dan aku... kita tidak seperti itu, Gun Wook” kata Bo Nui Gun Wook melihat mata Bo Nui dengan
mata melotot.
Sul Hee datang memanggil Gary, Bo Nui pun membungkuk
memberikan salam. Sul Hee memberitahu Direktur mau bertemu
dengannya, jadi mereka harus
menyelesaikannya. Bo Nui menyuruh Gary segera
pergi dan akan bertemu nanti malam, tapi akhirnya mengubah akan bertemu lagi nanti lalu
buru-buru pergi. Gun Wook terlihat hanya bisa diam karena perasaanya seperti di
tolak.
Ryang Ha masuk ke dalam rumah sambil menjerit histeris
dan menangis, memberitahu kalau sudah datang dan tak menemukan diruang TV, lalu
berteriak Apa yang terjadi pada temanya dan mencarinya. Soo Ho menuruni tangga mengomel
kalau temanya harus menelp sebelum datang.
“Kau masih hidup! Astaga, sayangku Soo Ho.... “Ucap Ryang Ha memeluk temanya, Soo Ho langsung
mengelitikinya agar menjauh
“Aku dengar kau jatuh ke air. Hatiku berdenyut sampai aku
hampir mati saat menuju ke sini. Ngomong-ngomong,
kenapa kau baik-baik saja?” kata Ryang Ha binggung
mengikuti Soo Ho membuka kulkas.
Ryang Ha melihat ada mangkuk bekas makan, dengan
terbata-bata melihat temanya bahkan bisa makan. Lalu membuka kulkas melihat ada
garam dan juga kacang merah dalam botol. Soo Ho meminum air minumnya, Ryang Ha
menduga kalau temanya itu semalaman dengan Bo Nui. Soo Ho tak menjawab hanya terus meminum air sambil
melirik temanya.
Bo Nui berjalan keluar dari gedung mengingat perkataan
Gun Wook “Karena aku
menyukaimu.” Lalu
mengelengkan kepalanya kalau itu tak benar, lalu kembali mengingat perkataan
Gun Wook yang marah “Dia itu siapa bagimu? Dia itu siapa
bagimu sampai kau mengabaikanku?” Akhirnya Bo
Nui mencoba menenangkan diri dengan menarik nafas panjang lalu pergi.
Di rumah
Ryang Ha yakin temanya itu sedang jatuh
cinta, yaitu merindukannya saat Bo Nui tidak ada dan
mengandalkannya saat sakit. Bahkan Soo Ho mau bersamanya lebih lam jadi terus mencarinya. Soo Ho hanya senyum saja mendengar ucapan temanya
dibangku dengan tangan sebagai bantalnya.
“Coba lihat dirimu... Kau tidak menyangkalnya.. Wah.. Ini tidak bisa dipercaya... Aku memelihara macan.” Ucap Ryang Ha tertawa mengejeknya, Soo Ho hanya diam saja.
“Ngomong-ngomong, Apa kau sudah mengirimkan pesan padanya?” tanya Ryang Ha, Soo Ho terdiam mendengarnya.
“Ini tentang kencan selanjutnya? Apa Kau belum mengirimkan pesan atau
meneleponnya sama sekali?”jerit Ryang Ha, Soo Ho tetap
saja diam dengan wajah polosnya.
“Hei! Kau harus menggerakkan
kapalmu saat air pasang naik!” teriak Ryang Ha kesal,
Soo Ho terlihat wajahnya mulai serius.
Bo Nui sampai dirumah menatap gambar keluargnya, lalu
bertanya pada adiknya, apa yang harus dilakukanya. Pesan dari Soo Ho masuk ke
dalam ponselnya [Apa yang kau lakukan hari ini?] Bo
Nui terlihat binggung membalasnya, tapi langsung mengetik [Bagaimana keadaanmu?] Soo Ho membalas dengan emoticon tangan, seperti orang sakit, mata dan seperti gambar
pria dan wanita berjalan dan juga jam, Bo Nui binggung membacanya.
Soo Ho memperlihatkan ponselnya dengan wajah bangga,
Ryang Ha mengumpat temannya itu sangat bodoh, karena tak seharusnya
mengirim gambar seperti itu. Soo Ho menjerit kalau
temanya menyuruh untuk mengirimnya emoticon.
“Bukan ini, gambarnya Harus lebih mempesona.
Kirim emotikon hati Apa Kau tidak
tahu tentang karakter menari hula-hula?” jerit Ryang Ha sambil memperagakanya.
Ryang Ha bertanya apa artinya tangan, Soo Ho menjawab
“hai”, Ryang Ha bertanya gambar selanjutnya, Soo Ho mengatakan artinya “senyum.”. Ryang Ha meminta Soo Ho untuk memberitahu dengan
jujur, menurutnya Soo Ho itu bohong tentang IQ nya. Soo Ho terlihat mulai panik karena Ryang Ha melihat
Tidak ada balasan.
“Setelah tiga menit, saatnya untuk
mengirim pesan baru. Tapi
ini sudah lima menit, dan dia tidak membalas. Jadi
Dia mengabaikannya. Apa yang harus kau lakukan? Sekarang Aku akan mengirimnya pesan padanya.” Kata Ryang Ha tertawa mengejek, Soo Ho
melihat temanya sambil menopang tanganya.
“Untuk beberapa alasan, kau seperti kelihatan sangat gembira.” Kata Soo Ho, Ryang Ha berhenti tertawa.
“Kau harus pergi kencan dengan
kecerdasan itu. Jangan
naik sepeda tiap hari. Pasti Pantatmu
tidak sakit ‘kan?” ucap Ryang Ha kembali mengejeknya.
Soo Ho mengambil ponsel dari tangan temanya lalu menyuruh
untuk segera pergi, Ryang Ha meminta maaf. Soo Ho mendorong temanya untuk
keluar dari rumahnya, Ryang Ha mengajak untuk menunggu
sebentar lagi. Soo Ho menegaskan Ryang Ha seharusnya
tidak bilang begitu. Ryang Ha mengatakan bisa
membantunya, tapi Soo Ho terus menyuruh temanya untuk segera pergi saja.
Terdengar suara pesan masuk, Ryang Ha langsung berlari
mengambil ponsel temanya sampai Soo Ho
terjatuh di kursinya. Soo Ho berteriak menyuruh temanya segera mengembalikanya.
Ryang Ha berlari sambil tertawa membaca pesan dari ponsel temanya, lalu
melemparnya sambil mengatakan Soo Ho itu menyedihkan. Soo Ho membaca pesan dari Bo Nui [Apa Kau merasa lebih baik? Sampai jumpa di kantor hari senin.]
“Tampaknya Bo Nui menjaga jarak
denganmu. Dia
karyawan yang sangat baik. Kau
mungkin ingin segera minum bir jadi Telepon
aku.” Ucap Ryang Ha lalu mengejeknya dengan berkata sampai
jumpa hari senin. Soo Ho terlihat melas karena
balasan pesan Bo Nui tak sesuai dengan harapanya.
Di rumah
Sul Hee memberitahu pihak radio
akan memberi mereka daftar
semua telepon yang mereka terima, jadi tak
perlu mengkhawatir. Gun Wook
mengucapkan terima kasih lalu
melihat boneka burung hantu yang dibawanya. Sul Hee bertanya apakah Boneka itu Bo
Nui yang memberikannya, Gun Wook hanya terdiam dengan senyuman.
“Aku curiga.... Jadi Sejak kapan?” kata Sul Hee sudah bisa menebak Gun Wook menyukai Bo
Nui.
“Aku tidak tahu...Apa pada hari aku melihatnya lagi atau pada hari aku menunggunya
sepanjang malam. Pasti
malu saat kau menyadarinya.” Kata Gun Wook
“Apa kau berpikir untuk berkencan dengannya?” tanya Sul Hee
“Kau bilang berkencan? Kedengarannya
bagus. Haruskah aku coba?” ucap Gun Wook dengan
menyandarkan dirinya.
Sul Hee pun menyuruh Gun Wook mencobanya. Gun Wook tak
menyangka karena biasanya Sul Hee pasti melarangnya. Sul Hee mengatakan kalau
Gun Wook bisa putus dengan Bo
Nui setelah berkencan selama
sebulan, maka ia akan setuju sekali, lalu mengingatkan Gun Wook kalau ia adalah Gary Choi jadi harus kembali dan hanya punya sisa 1 bulan untuk kembali
kekenangan masa lalunya. Gun Wook pun hanya bisa diam saja.
Bo Nui bertemu dengan Sul Hee yang baru keluar dari
apartement, lalu bertanya apakah Gun Wook ada dirumah. Sul Hee melihat makanan
yang dibawakan Bo Nui bertanya Apa makanan itu untuk Gary, Bo Nui membenarkan karena merasa
tidak enak sudah terlambat.
“Apa kau juga merasa tidak enak
setelah mendengar bagaimana perasaannya?” ucap Sul Hee blak-blakan, Bo Nui tak percaya ternyata
Sul Hee mengetahuinya
“Ada saatnya dimana aku lebih dekat dengan Gun Wook daripada teman atau keluarganya.” Jelas Sul Hee kalau pasti mengetahuinya.
“Aku rasa dia bingung. Kami saling mengandalkan dan
mendukung Makanya
dia bingung.” Ucap Bo Nui
“Kadang-kadang, orang tidak tahu
apa yang mereka rasa. Lalu Bagaimana
denganmu? Apa kau
yakin dengan perasaanmu?” tanya Sul Hee, Bo Nui
bertanya maksudnya itu perasaan pada Gun Wook. Sul Hee mengangguk, Bo Nui
mengatakan tidak punya perasaan apa-apa padanya.
“Kau seharusnya datang lebih awal. Kenapa kau datang terlambat dan
membuatnya kesal?” tanya Sul Hee
“Ada Sesuatu terjadi, Presdir kurang sehat.” Kata Bo Nui
“Maksudmu Soo Ho? Apa yang terjadi? Dimana? Apa dia kecelakaan?” ucap Sul Hee panik
Bo Nui memberitahu Karyawan
bercanda dengan Soo Ho dan melemparnya ke kolam, tapi keadaanya sekarang tidak
terlalu buruk. Sul Hee bertanya apakah Soo Ho sudah
pergi ke rumah sakit. Bo Nui
mengatakan kalau Soo Ho hanya ingin pulang.
“Kau seharusnya lebih tahu! Kau harusnya membawa Soo Ho ke rumah sakit. Setidaknya kau bisa meneleponku Situasinya bukan seperti itu. Apa Kau tahu itu?” teriak Sul Hee mengomel lalu mengeluarkan ponselnya.
“Kenapa kau teriak padaku? Presdir Je baik-baik saja sekarang. Aku
menjaganya sepanjang malam. Aku
terlambat karena harus memastikan dia sudah tidur.” Jelas Bo Nui
“Ada sesuatu yang tidak kau
ketahui.” Ucap Sul Hee merasa tahu segalanya
“Aku juga tahu, Kecelakaan saat dia kecil.” ucap Bo Nui dengan penuh penekanan
“Bagaimana... kau tahu tentang itu? Apa... Soo Ho memberitahumu?” kata Sul Hee tak percaya, Bo Nui membenarkan. Sul Hee
terdiam seperti mulutnya kaku. Bo Nui pun pamit pergi pada masuk ke rumahnya. Sul
Hee melirik sinis
“Kenapa aku bertengkar dengannya? Aku tidak punya hak.” Ucap Bo Nui sambil menaiki tangga lalu sengaja
mengantukan toppoki pada gagang pintu Gun Wook.
Soo Ho berbaring di sofanya, mengingat kejadian semalam
saat menarik tangan Bo Nui meminta agar tak pergi. Lalu Bo Nui juga memegang tanganya mengatakan “Aku tidak akan
pergi kemana-mana dan akan tetap di sini denganmu." Soo Ho pun bisa mengulangi kata-kata Bo Nui lalu tertawa
bahagia seperti orang gila sambil membanting kepala dan memukul bantal.
Lalu ia duduk disofa ingin mengirimkan pesan pada Bo Nui “Haruskan kita
makan malam besok” lalu mengelengkan kepala seperti tak cocok, lalu
memikirkan kalimat "Apa kau ada
waktu luang besok?" menurutnya kedengarannya
lebih baik.
[Apa kau ada waktu luang besok?] pesan
pun terkirim pada Bo Nui. Soo Ho langsung berdiri dengan menyandarkan kepala di
dinding dan pindah-pindah gelisah menunggu balasan. Ketika ada mendengar ada
suara pesan masuk, Soo Ho langsung berlari ke sofanya [Kenapa kau
bertanya?]
Soo Ho kembali berpikir membalasnya "Kalau
kau tidak ada rencana, haruskah
kita makan malam?" lalu mengangguk menurutnya
sudah baik dan mengetik pesannya [Ayo makan malam kalau kau ada waktu luang.] Bo Nui langsung membalas [Aku ada rencana.] Soo Ho menendang kursinya dengan kesal karean Bo Nui
itu selalu sibuk lalu
berpikir harus pergi menemuinya
“Tapi Apa yang harus aku katakan
padanya? Aku tidak bisa bilang aku
merindukannya.” Kata Soo Ho kebinggungan dengan
mengucek wajahnya lal melihat camera yang merekam Bo Nui lalu senyuman pun
terlihat.
Sul Hee mengemudikan mobilnya sambil menelp Ryang Ha,
Ryang Ha menjawab sedang tidak bisa bicara sekarang lalu terdengar suara menangis. Sul Hee mendengar dan
bertanya apakah ada orang yang menangis. Ryang Ha melihat Dal Nim menangis
didepanya, lalu menyangkal suara kambing dan mengajak bicara nanti saja kecuali
mendesak. Sul Hee mengatakan Ini
tentang Soo Ho. Ryang ha Ha mengeluh semua
orang sangat khawatir pada temanya. Sul Hee binggung mendengarnya.
“Dia baik-baik saja. Jangan
khawatir.... Aku akan
bicara padamu nanti.” Ucap Ryang Ha langsung
menutup ponselnya.
“Aku menjaga diriku selama 26 tahun terakhir. Bagaimana pria menyebalkan
sepertimu... menjadi
pria yang pertama kali menghabiskan malam denganku?” ucap Dal Nim sambil menangis histeris, Ryang Ha panik
karena banyak pengunjung cafe melihat kearah mereka.
“Berhenti menangis. Aku tidak
melakukan apa-apa padamu. Sekarang Dengar,
Dal Nim. Ayo kita perjelas... Kau
yang datang ke kamarku.” Tegas Ryang Ha, Dal Nim
makin menangis dengan nyaring.
“Hapus semuanya tentang tadi malam
dari ingatanmu. Aku
bilang padamu kalau kita tidak bisa bersama. Ini kesempatan hidupku.” Ucap Dal Nim kembali menangis histeris
“Apa kau sedang syuting drama? Apa
ada kamera tersembunyi?” kata Ryang Ha melihat
kebelakang takut tiba-tiba ada kamera yang keluar.
Dal Nim memikirkan Bo Nui yang Kembali
ke Seoul dengan Soo Ho dan hanya mereka
berdua, menurutnya ia seharusnya pergi dengan presdir . Ryang Ha tertawa mengejek akhirnya bisa
mendengar Dal Nim yang menyukai Soo Ho. Dal Nim meminta agar mereka tidak saling bicara mulai
sekarang lalu beranjak pergi.
Ryang Ha pikir haruskan memberitahu
sesuatu tentang Soo Ho. Dal Nim langsung kembali
membuka buku diary ingin langsung mencatat dan segera memberitahunya. Ryang Ha
mengumpat Dal Nim itu menjengkelkan. Dal Nim meminta Ryang Ha segera memberitahunya.
“Sebelum aku mengatakan sesuatu, beritahu semua orang di sini
bahwa tidak ada yang terjadi antara
kita. Kalian bisa lihat kan...”
ucap Ryang Ha pada semua pengunjung.
“Aku menghabiskan malam pertamaku... dengan pria yang duduk di sini.” Jerit Dal Nim sambil menangis kembali, Ryang Ha pun
hanya bisa menghela nafas
Bo Nui naik ke atap membawa lilin, lalu melihat Gun Wook
sedang ada disana dan memilih untuk menghindar. Tapi belum sempat turun Gun Wook
sudah memanggilnya, mengatakan Bo Nui yang melarikan
diri lagi. Bo Nui dengan senyuman, berpura-pura
kalau Gun Wook ternyata melihatnya.
“Haruskah aku pergi kalau membuatmu
tidak nyaman?” ucap Gun Wook Bo Nui pikir tak perlu
lebih baik Gun Wook tetap saja di atap.
Gun Wook ingin pergi, Bo Nui terlihat gugup saat
menyalakan lilin. Gun Wook terlihat salah tingkah dengan mengaruk-garuk
lehernya. Di depan rumah, Soo Ho datang dengan sepedanya, lalu menatap ke kamar
Bo Nui yang gelap berpikir belum pulang. Ia pun menelp Bo Nui tapi ponsel Bo
Nui tertinggal di rumahnya.
Bo Nui sedang berdoa dan Gun Wook dengan sengaja
mengambil gambarnya, Bo Nui membuka matanya bertanya apa yang dilakukannya. Gun Wook mengatakan kalau foto itu Untuk
kenang-kenangan, karena pasti selalu
rindu pada orang yang disukai. Bo
Nui tak enak hati mendengarnya.
“Maafkan aku karena meneriakimu. Tadi Tidak keren, kan?” ucap Gun Wook menyela, Bo Nui ingin mengatakan sesuatu
tapi Gun Wook lebih dulu menyela.
“Jangan bilang apa-apa... Aku belum mencoba apapun. Jadi Aku akan melakukan yang terbaik
untuk membuatmu terkesan dan membuka
hatimu. Aku mau
kau menjawab setelah aku mencoba semuanya. Maka dari itu, kalau kau ada waktu luang besok, ayo kita pergi kencan.” Ucap Gun Wook mengodanya.
Bo Nui tersenyum karena Gun Wook pasti mengajaknya
bercanda, Gun Wook ikut senang karena melihat Bo Nui yang tersenyum karena itu
yang dibutuhkan lalu pamit
pergi. Bo Nui binggung melihat tingkah Gun Wook, sementara Gun Wook langsung
membuka kulkas saat sampai rumah lalu jatuh lemas karena jantungnya berdegup
dengan kencang.
Soo Ho duduk ditaman melihat foto Bo Nui yang sudah
dicetak, wajahnya terus tersenyum, lalu tersadar karena Bo Nui tidak
dating padahal akan pergi setelah memberi foto-foto ini, lalu ia kembali tertawa bahagia melihat foto Bo Nui.
Bo Nui sedang menjahit tak bisa mendengar bunyi suara
ponselnya, Soo Ho pun mulai naik semua permainan ditaman untuk menghilangkan
rasa bosan menunggu sampai akhirnya kelelahan dan berbaring dikursi. Bo Nui
baru selesai menjahit, membaca pesan yang dikirimkan Soo Ho
[Aku di taman. Ada sesuatu yang ingin aku beri untukmu. Jawab
teleponnya.] dengan akhirnya
emoticon marah.
Bo Nui akhirnya keluar dari rumah menunju taman tapi tak
melihat sosok Soo Ho. Akhirnya ia kembali pulang membaca kembali pesan yang
dikirimkan Soo Ho lalu menyakinkan kalau semua itu lebih baik seperti sekarang,
dan berusaha untuk tidur.
Jam empat pagi, terdengar bunyi bel dan ketukan pintu di
rumah Bo Nui. Akhirnya Bo Nui setengah sadar pergi ke pintu bertanya siapa yang
datang, mata Bo Nui langsung terbuka lebar mendengar suara yang datang dan
langsung buru-buru membuka pintu. Matanya melotot kaget meliat Soo Ho yang
datang di pagi hari.
“Apa yang kau lakukan di sini di
jam segini?” tanya Bo Nui binggung
“Aku tidak bisa tidur sepanjang
malam, Kepalaku rasanya mau pecah.” Kata Soo Ho, Bo Nui kaget.
“Dan aku tidak bisa menghapusnya. Kalau aku menghapus, maka kenangan dari malam bersamamu...akan
terhapus juga. Jadi aku
tidak bisa menghapusnya.” Ucap Soo Ho memperlihatkan
tanganya, Bo Nui tertunduk
“Aku tahu itu tidak mungkin. Aku tahu huruf-huruf ini ada
secara fisik dan tidak
ada hubungan dengan waktu yang berjalan. Aku tahu itu. Tapi inilah perasaanku. Lalu Apa ini?” kata Soo Ho, Bo Nui menatap dengan wajah kebinggungan.
“Kau tidak masuk akal... tidak peduli berapa kali aku
mengulang perhitungannya. Maka Tidak
ada fungsi yang bisa menyelesaikanmu. Jadi kau benar-benar bug. Kau mengacaukan pikiranku,
hidupku dan semuanya. Tapi
aku... tidak mau
membunuh bug itu. Aku
mau bug itu... tetap
dalam kepalaku.” Kata Soo Ho, Bo Nu menatap
melotot kaget
Soo Ho bertanya apa yang harus dilakukan, apa harus membunuhnya Atau tidak. Bo Nui tak mengerti dengan yang dikatakan Soo Ho bahkan
datang
pagi-pagi sekali lalu menutup pintu menyuruh
Soo Ho untuk segera pergi saja.
Dibelakang pintu, Bo Nui terlihat kebingungan karena tiba-tiba
Soo Ho menyatakan perasaan cinta untuknya. Soo Ho pun menuruni tangga keluar
dari rumah Bo Nui dengan wajah lesu, lalu menatap ke atap berharap Bo Nui
melihatnya pergi, tapi Bo Nui tak ada diatap akhirnya ia pun pergi dengan wajah
melas.
Bo Nui berlari ke atap dengan membawa ponselnya melihat
Soo Ho yang meninggalkan rumahnya, terlihat wajah Bo Nui khawatir karena terus
berusaha melihat Soo Ho yang pergi meninggalkanya sampai tak terlihat.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar