Ibu Seo Woo memotong buah untuk anaknya, sambil
memberitahu Hye Jung atau siapapun itu namanya sudah dikeluarkan. Seo Woo bertanya dengan nasib wali kelasnya. Ibunya meminta anaknya tak perlu Jangan
sekolah itu lagi.
“Kau harus pindah, Tempat itu tidak selevel
denganmu. Sekarang Kau sekolah
di dekat rumah kakek saja.” Ucap Ibu Seo Woo lalu
memberikan buah untuk anaknya.
“Disini sesak.. Aku mau keluar.” Kata Seo Woo, Ibunya bertanya mau kemana malam-malam
begini. Seo Woo juga tak tahu lalu turun dari mobilnya.
RUMAH SAKIT NAMYANGJU KOOKIL
Hye Jung berjalan sambil mengingat perkataan polisi “Kalau kau bukan
pelakunya, bawakan bukti apa yang terjadi saat kalian berkelahi. Maka ini semua akan selesai. Seo Woo bilang dia
tidak tahu apa-apa. Itu masalahnya.” Lalu menaiki tangga ke lantai atas,
Seo Woo menuruni jalan rumah sakit untuk mencari udara
segar, saat itu langkahnya terhenti melihat sosok wanita yang berada
disampingnya. Hye Jung berjalan naik, keduanya saling menatap karena tak
sengaja bertemu.
Flash Back
Soon Hee berusaha membangunkan Seo Woo yang tak sadarkan
diri setelah kepala terbentur batu. Hye Jung pun meminta Soon Hee membantu
untuk mengangkat di punggungnya. Dengan api yang semakin berkobar dan sekali
meledak, Hye Jung dengan mengendong Seo Woo berusaha keluar.
Tiba-tiba sebuah kayu yang terbakar akan menimpa mereka,
tangan Hye Jung berusaha untuk menahanya, akhirnya baju yang terkena api dan
juga kakinya. Soon Hee panik melihat Hye Jung yang terjatuh, tapi Hye Jung
tetap menyuruh mereka segera keluar. Saat itu Seo Woo sedikit membuka matanya seperti
tersadar kalau ia keluar digendong oleh Hye Jung, bahkan memegang erat lenganya
agar tak terjatuh.
Seo Woo dengan sinis yakin pasti Hye Jung lari
dari kantor polisi. Hye Jung yakin Seo Woo itu
tahu apinya terjadi tanpa sengaja dan semua itu hanya kecelakaan, menurutnya Kalau Seo Woo bicara yang sebenarnya, maka semua ini bisa berakhir tanpa ada yang terluka.
“Yang terpenting adalah kau
memanggilku ke tempat itu. Dan Kau memanggilku kesana
karena kau ingin mengancamku. Itu sama dengan menyalakan api.” Kata Seo Woo sinis
“Soon Hee ke kantor polisi, dia
bilang sebagai pelakunya.” Kata Hye Jung, Seo Woo melotot kaget lalu mengumpat
temanya sungguh tidak bisa dihentikan dan sudah gila.
“Kenapa kau begini ? Kita tadinya akrab, bahkan Kau membantuku belajar “ ucap Hye Jung heran ...
“Aku marah ... setiap melihatmu. Aku
juga tidak tahu kenapa. Aku merasa marah.” Kata Seo Woo
“Lalu aku harus bagaimana ? Apa kau mau aku berlutut memohon ? Meskipun tidak ada gunanya ?” kata Hye Jung
“Harus dicoba dulu agar tahu.” Ucap Seo Woo
Hye Jung akhirnya berlutut memohon meminta ampun, Seo Woo
pikir akhirnya bisa tahu kalau Tidak ada gunanya, lalu meinggalkan Hye Jung tak peduli. Hye Jung hanya
bisa menangis.
Hye Jung pulang kerumah memindahka anak anjing yang
dipeluk neneknya, lalu tidur menatap neneknya mengaku cemas
kalau tidak ada saat nenek di operasi. Lalu memeluk
erat neneknya yang sangat disayanginya sambil tertidur. Anak anjingnya pun ikut
tidur di kepala Hye Jung.
Pagi harinya
Nenek Kang kaget melihat sudah tertidur dengan dipeluk
neneknya, Hye Jung mengeluh karena masih mengantuk dan memiringkan tidurnya
agar terlelap. Nenek Kang bertanya kapan cucunya untuk keluar dari penjara, dan
Bagaimana bisa keluar. Hye Jung
kembali ingin tertidur. Nenek Kang pikir tidak
bisa duduk diam saja.
Ia pergi ke dapur mengambil sekotak tahu dari kulkas,
tapi menurutnya harus makan tahu yang hangat. Akhirnya ia datang dengan membawa
tahu yang sudah dihangatkan menyuruhnya untuk segera bangun, Hye Jung meminta Nanti
saja. Nenek Kang menariknya mengatakan Harus
sekarang dan langsung menyuapinya.
“Hari ini nenek masuk rumah sakit.” Kata Hye Jung, Nenek Kang memuji Ingatan cucunya itu bagus lalu memeluk cucunya dengan tangis bahagia.
Seorang pengacara akhirnya berhasil mengeluarkan Soon Hee
dari penjara lalu pamit pergi pada Soon Hee dan juga ayahnya didepan kantor
polisi. Soon Hee memanggil ayahnya yang akan pergi mengucapkan terimakasih,
dengan senyumanya mengaku Sehari masuk penjara, ketakutan
sekali.
“Apa Kau kira aku begini karenamu ? Kau membuat malu keluarga !” kata Tuan Chun marah
“Tetap saja, Terimakasih sudah mengeluarkan aku.” Kata Soon Hee
“Kalau ini selesai, maka aku akan kirim kau ke Kanada.” Ucap Tuan Chun
“Aku sudah siap.... Ayah pasti malu sekali karena
punya putri sepertiku.” Kata Soon Hee, Tuan Chun
hanya bisa menghela nafas dan pergi. Soon Hee pun mengejar ayahnya untuk pergi
bersama.
Ji Hong berdiri di depan kelas, mengatakan kalau tidak
punya alasan. Tapi minta maaf karena tidak bisa bersama murid-muridnya sampai akhir semester. Seo Woo masih
duduk dimeja dengan wajah tertunduk, sementara bangku Hye Jung masih kosong.
“Aku percaya kalian bisa membuat
keputusan sendiri. Saat waktu berlalu, mari kita bertemu lagi.” Kata Ji Hong lalu memanggil ketua kelas. Seo Woo
berdiri untuk memberikan hormat, Ji Hong pun kembali berbicara.
“Dimanapun gurumu ini berada, maka aku akan selalu mengingat kalian.
Terima
kasih.” Kata Ji Hong, Mi Ra dkk terlihat sedih karena walaupun
mereka bandel tetap masih diperhatikan.
Seo Woo pun memerintahkan mereka untuk memberikan hormat,
Ji Hong pun membalas dengan anggukan kepalanya.
Hye Jung memegang tangan neneknya yang sudah terbaring
diruang rawat, Nenek Kang mengejek apa yang sdang dilakukan cucunya, Sepertinya
cemas padanya. Hye Jung mengelak, menyakinkan
kalau Nenek bisa selamat selama ini jadi Mana bisa kanker membunuhnya bahkan Dokter juga bilang tidak ada
masalah.
“Kau dikeluarkan dari sekolah. Apa
yang akan kau lakukan ?” kata Nenek Kang
“Aku akan menceritakan kalau sudah selesai
operasi.” Kata Hye Jung
“Apa Kau mau bikin masalah lagi ?” ucap Nenek Kang, Hye Jung kesal karena seperti neneknya
Sekarang tidak percaya lagi padanya.
“Kau harus bisa menyakinkan agar dipercaya. Meskipun
aku mau mati, tapi tidak bisa karena kau.” Ucap Nenek Kang
“Harusnya aku bikin masalah terus,
agar nenek panjang umur.” Goda Hye Jung, Nenek Kang
meminta anaknya agar jangan asal bicara. Hye Jung semakin mengoda neneknya
sambil memeluknya dan berbaridng diatas ranjang. Nenek Kang pun memeluk erat
cucu yang paling disayanginya.
Hye Jung mengantar neneknya sampai ke depan pintu ruang
operasi, tanganya terus memengang tangan neneknya. Nenek Kang menyakinkan akan keluar tidak lama
lagi jadi Jangan cuma duduk dan nangis lebih baik pergi makan saja.
“Jangan ikut campur urusan orang dan
lekas sembuh.” Kata Hye Jung
“Dokter-ku sangat pandai dalam pekerjaan bahkan terlihat tampan. Aku
percaya pada dokter.” Ucap Nenek Kang
menyakinkan.
“Sejak kapan dia jadi
"dokterku" ?” ejek Hye Jung
“Dia adalah ayah Seo Woo, jadi Kau
akan berhutang budi padanya seumur hidup.” Ucap Nenek
Kang, Hye Jung hanya bisa terdiam perawat pun memberitahu sudah saatnya Nenek
Kang masuk.
Hye Jung seperti berat melepaskan tangan Neneknya untuk
masuk ruang operasi. Keduanya pun melambaikan tanganya. Nenek Kang menyuruhnya
untuk pergi dan tak perlu menunggunya. Setelah pintu tertutup, terlihat wajah
khawatir Hye Jung yang disembunyikan.
Dalam ruang operasi, Nenek Hye Jung sudah dibius dengan
alat bantu nafas, Dokter Jin berkonsterasi untuk mengoperasi, Assitenya datang
memperlihatkan ponselnya kalau ayahnya yang menelp. Akhirnya Dokter Jin pun
mengangkat telp dari ayahnya, memberitahu akan datang pukul 5 sore.
“Aku sedang operasi, sebentar lagi
selesai.” Kata Dokter Jin sambil membedah tubuh nenek Kang
Saat itu terlihat dilayar monitor, Dokter Jin tak
menyangka kalau bagian kankernya lebih besar dari perkiraannya. Saat itu juga terlihat darah yang muncrat.
Hye Jung duduk dengan gelisah didepan ruang operasi,
tiba-tiba seorang perawat keluar dari ruang operasi dengan terburu-buru. Di
dalam ruangan sudah banyak kain kasa yang berlumuran darah, Dokter Jin
memerintahkan agar terus menghisapnya. Dokter lain memberitahu tekanan
darahnya menurun. Dokter Jin menyuruh agar
memberikan darah dengan cepat.
Mereka pun menekan kantung darah agar bisa segera keluar,
lalu memberitau Jantung Nenek Kang
sudah berhenti. Dokter Jin
melihat dilayar sudah terlihat garis lurus dan tubuh Nenek Kang seperti tak
bisa diselamatkan.
Hye Jung berdiri melihat Dokter yang keluar dari ruang
operasi, Dokter Jin dengan santai mengatakan sudah berusaha tapi tidak berjalan lancar. Hye Jung bertanya Apa maksudnya
tidak berjalan lancar. Dokter Jin mengatakan kalau "tidak
berjalan lancar" jadi menyuruh untuk Panggil
orang tuanya untuk
menyiapkan pemakaman.
“Ini Mustahil ...Nenekku adalah Kang Mal Soon.... Kang Mal Soon, tidak akan mati.” tegas Hye Jung memastikan
“Aku akan bicara dengan orang
dewasa soal ini.” kata Dokter Jin
“Kenapa tidak bicara denganku Tapi
mau bicara dengan orang dewasa ? Nenekku
paling dekat denganku. SeHarusnya
bicara dengan orang yang dekat padanya, kenapa malah ke orang lain ?!” ucap Hye Jung dengan menahan tangisnya
“Orang dewasa punya akal sehat.” Tegas Dokter Jin merendahkanya lalu meninggalkanya. Hye
Jung pun hanya bisa menangis sesunggukan mengetahui neneknya yang meninggal.
Sebotol wine dituang pada gelas, Tuan Jin senang karena Keluarga
mereka akhirnya berkumpul dan Hari ini adalah titik balik
keluarga mereka semua, Nyonya Yoon yang ikut makan
malam bersama ikut tersenyum. Tuan Jin mengajak semuanya untuk minum, semua pun
bersulang dan Seo Woo juga ikut dengan segelas orange jus.
Dokte Jin terlihat bahagia karena bisa makan dengan
ayahnya, Nyonya Yoon berkomentar wine yang diminumnya aromanya
enak. Seo Woo seperti tersenyum tapi menahan sesuatu dalam
hatinya.
Hye Jung duduk sambil menangis memegang foto neneknya,
lalu melihat sebuah surat yang dituliskan neneknya.
“Hye Jung tersayang... Aku menulis ini,
seandainya terjadi sesuatu padaku. Aku bisa saja jadi cacat atau mati saat di operasi. Binatang saja tidak membuang anak mereka. Kenapa orang tuamu begitu ? Tapi itu sudah suratan takdirmu. Setidaknya kau beruntung punya nenek.”
Nenek Kang menuliskan surat untuk cucunya, dengan buku
tabungan yang dimiliki sudah dibuat atas nama cucunya dan menyimpanya didalam
bantal.
“Ini tidak
seharusnya terjadi, tapi kalau aku mati, semua tabunganku untukmu dan sudah kuganti atas
namamu. Belajar dengan uang
itu. Nenek, paling iri dengan wanita yang
berpendidikan. Punggungku sakit
jadi tidak bisa menulis lagi. -Dari Nenek.-
Hye Jung menangis menatap foto neneknya yang sudah
meninggal, teringat kembali perkataan neneknya saat akan pergi belajar “Kau bahkan tidak
bermimpi besar. Kau lahir ke dunia
ini, harusnya kau
menjalani hidup yang baik. Sebelum nenek mati,
harusnya kau tunjukan itu dulu pada nenek.” Ia pun memeluk foto neneknya dan terus
menangis.
Ibu tirinya masuk rumah, dengan sinis menyalahkan Hye
Jung dan menyindirya Kenapa malah menangis, menurutnya seharusnya Hye Jung tidak ditinggal dengan neneknya dan meminta pembelaan pada suaminya. Tuan Yoo hanya
diam saja.
“Akhirnya, kau mengambil nyawa
nenekmu juga. Sekarang kau dikeluarkan dari
sekolah juga. Apa yang akan kau lakukan ?” ejek ibu
tirinya.
“Kau menerima uang dari rumah
sakit, kan ?” kata Hye Jung menuduh
“Uang apa ? Maksudmu, uang pemakaman ? Untuk apa kau perduli soal itu ?” kata Ibu tirinya sinis
“Ada yang salah dengan operasinya.
Mana
mungkin orang yang bisa tertawa sebelum di operasi,
lalu keluar dalam keadaan mati ? Mereka melakukan kesalahan !” teriak Hye Jung tak terima
“Jangan bikin keributan. Sejak
kapan kau perduli sekali pada nenekmu ? Dia sudah tua. Bahkan Operasi
saja berat buat orang muda, apalagi sudah tua ? Pasti ada komplikasi saat
operasi, Jadi bisa saja dia mati.” Kata Ibu tirinya dingin
“Kau bilang "Bisa saja dia mati"!!! Teganya berkata begitu? Apa kau akan bilang begitu kalau
anakmu yang mati ?!” teriak Hye Jung marah, Ibu Tirinya
berteriak marah karena Hye Jung membawa
Yo Na anaknya.
“Lalu Ayah bagaimana ? Apa Ayah tidak mau berkata apapun ?” tanya Hye Jung pada ayahnya.
Tuan
Yoo seperti merasa bersalah karena sebelumnya diminta datang tapi dianggap
hanya omong kosong belaka, lalu mengajak untuk kita pergi diam-diam saja. Hye Jung
menghempaskan tangan ayahnya, karena tak mau pergi begitu saja lalu keluar
dari rumah.
Hye Jung pergi ke rumah sakit tempat neneknya yang
dioperasi, lalu langsung bertemu denga Dokter Jin dilorong. Dengan
keberanianya, yakin kalau Dokter Jin itu yang membunuh neneknya. Dokter Jin
hanya diam menatap Hye Jung.
“Kau bilang dia bisa hidup kalau
kankernya diambil.” Kata Hye Jung tak terima,
Dokter lain pun akhirnya mengambil tindakn dengan menarik Hye Jung pergi.
“Apa Kau kira rumah sakit ini akan
baik-baik saja ? Aku
tidak akan tinggal diam !” teriak Hye Jung, Dokter Jin
pun meminta agar melepaskan tangan Hye Jung.
“Katakan apa yang bisa kau lakukan
? Aku sudah
bicara dengan orang tuamu. Kami sudah sepakat dan mereka
terima uang. Meskipun ini disayangkan ... Aku tidak merasa bersalah karena
sudah berusaha. Aku mengatasi semuanya dengan baik.” Jelas Dokter Jin santai
“Kalau kau sudah berusaha tapi ada
yang mati, harusnya kau malu. Apa Kau memaafkan dirimu
karena sudah berusaha ?” kata Hye Jung dengan nada
menyindir
“Kalau kau menemukan sesuatu yang
membuatku terlihat tidak berusaha, maka aku akan dihukum sesukamu. Tapi,
aku tidak akan toleransi sikap ceroboh seperti ini. Kalau kau membuat keributan di
rumah sakit maka Aku tidak akan biarkan.” Tegas Dokter Jin sombong lalu
pergi meninggalkanya.
Hye Jung berusaha untuk menahan tangisnya, tapi akhirnya
tumpah juga. Ji Hong berlari ke rumah sakit NAMYANGJU
KOOKIL dengan wajah panik. Saat itu juga Hye Jung baru keluar
dari rumah sakit.Ji Hong menaiki eskalator sambil menelpnya, ponsel Hye Jung
bergetar dan melihat itu telp dari gurunya.
Flash Back
In Joo menemui Hye Jung memberitahu guru Hong mencemaskan
dirinya dan itu sudah pasti murni
sebagai muridnya, Karena sejak dulu membantu Ji Hong
jadi setuju untuk membantu Hye Jung juga. Hye Jung mengatakn bisa
menjaga diri sendiri.
“Kau bisa sekolah di tempat ini, Lokasinya di Gangwon-do, Disana ada asrama juga.” Kata In Joo memberikan brosurnya.
“Aku mau ikut ujian persamaan
(GED) dan tidak mau berpisah dengan nenek.” Kata Hye Jung
“Kau menyukai Ji Hong, kan ? Orang yang sama, maka berkumpul
bersama. Kau dan
Ji Hong hidup di dunia berbeda. Sementara Ji
Hong dan aku, ada di lingkaran yang sama. Saat
kami bersama, maka situasinya akan win-win. Kalau
mau terus terang, kau
adalah halangan buat Ji Hong.” Ucap In Joo seperti
segaja menjauhkan Hye Jung dan Ji Hong
Hye Jung pun memilih untuk tak mengangkat telp dari Ji
Hong, lalu berjalan disepanjang trotoar. Saat itu Ji Hong berlari dan melihat
Hye Jung berjalan didepanya dan langsung memanggilnya. Hye Jung berusaha
menahan tangisnya saat membalikan badan. Ji Hong memarahi karena tak menelpnya.
“Kenapa aku harus dengar soal
operasi nenek dari orang lain ?” ucap Ji Hong marah
“Buat apa aku cerita soal operasi
nenek ke pak guru ?” ucap Hye Jung dingin
“Tentu saja kau harus memberitahu. Lalu Mulai
sekarang apa rencanamu ?” kata Ji Hong khawatir
“Apa rencanaku, buat apa memberitahumu ?”
ucap Hye Jung, Ji Hong menegaskan tentu saja harus peduli karena Hye Jung adalah
muridnya.
“Apa kau selalu perduli seperti ini pada semua murid ?” kata Hye Jung menyindir
Ji Hong terdiam lalu meminta maaf menurutnya Sepertinya
saat ini tidak tepat buat
mereka bicara. Hye Jung pun langsung pamit pergi, Ji Hong bertanya
haruskan Hye Jung pergi. Hye Jung
membenarkan karena tidak
ingin bertemu guru Hong lagi. Ji Hong mengatakan bisa membantunya. Hye Jung menolak menyuruh
Ji Hong kembali saja ketempatnya berada dan ia akan kembali ketempatnya juga lalu berjalan pergi.
Ji Hong membalikan badanya membiarkan Hye Jung pergi,
tiba-tiba matanya terlihat sangat serius lalu berlari mengejar Hye Jung yang
sudah cukup jauh berjalan, seperti tak ingin kehilangan cintanya. Sebuah motor
sport berhenti di samping Hye Jung.
Soo Chul memberikan helmnya bertanya, apakah Hye Jung
ingin mendapatkan angin. Hye Jun menerima helm dan menaik ke motor, Ji Hong
berhenti berlari dengan nafas terengah-engah melihat Hye Jung yang pergi dengan
pria lain didepan matanya.
“Tergila-gila karena
cinta ... adalah bukti stimulasi sel otak Jika cinta tidak gila, maka tidak normal. Aku berusaha melindungi diriku agar tidak gila karena cinta. Tapi ... Aku kena batunya.” Gumam Ji Hong
Hye Jung hanya diam saja dibelakang motor yang dibawa Soo
Chul dengan kecepatan tinggi, tapi kali ini tanganya merangkul pinggang Soo
Chul melalui jalan yang menyusuri danau dan gunung.
[13 Tahun Kemudian]
Tepat jam dua belas malam, Hye Jung mengikat rambut dan
menganti sepatu kets. Terlihat kesibukan didalam ruang UGD. Kawanan Gangster
masuk dengan membawa pasien yang terluka parah dan berteriak menanyakan
keberadan dokternya. Semua yang ada diruangan langsung kabur karena ketakutan,
Seorang Gangster berteriak marah karena semua orang hanya diam saja.
Dua dokter terlihat saling menyuruh untuk memeriksa, tapi
keduanya terlihat ketakutan. Si pria berkacamata tahu temnya itu
ahli syaraf paling penting di IGD jadi harus
periksa pasien lebih dulu. Akhirnya si Dokter
berambut coklat pun bertanya apa masalahnya. Wakil gangster memberitahu
ketuanya itu terluka, Si dokter rambut coklat ketakutan, Si wakil gangster pun
memegang pundaknya menyuruh Jangan takut karena mereka juga manusia.
Si dokter melihat ketua Gangster itu berdarah dan ingin
memegangnya, tapi yang terjadi malah di dorong, Si dokter mengaku kalau cuma
gugup. Akhirnya Dokter bertubuh tambun, Dokter Kang Kyung Joon
datang, si pria pun langsung menyerahkan tugas pada seniornya. Dokter Kang maju
sebagai penanggung jawab. Wakil
Gangster menyuruh untuk memeriksa ketua Gangster.
Dokter Kang memeriksa mata dengan senternya, memberitahu Pertama,
mereka harus lakukan AGAB dan pemeriksaan
rutin, setelah itu CT dan MRI. Dokter muda pun berlari mengambil barang-barang, Si
ketua Gangster merasa Dokter Kang itu menganggap dirinya bodoh.
“Kau kira aku tidak tahu, kalau kau mau cari uang dengan
memintaku melakukan macam-macam tes ?” kata si
ketua Gangster. Si dokter muda yang gugup tak sengaja mendorong meja sampai
tersandung.
“ Dasar Bocah ! Begitu saja tidak bisa !” teriak Dokter Kang memarahi juniornya
“Hei.... Hyungnim ini sedang bicara. Kenapa kau malah teriak-teriak ? Apa Kau mau aku lipat-lipat mirip
akordion ?” kata Si wakil Gangster denga memegang
wajah Dokter Kang, Dokter Kang menjawab kalau tak mau
“Kau pasti sedang menahan marah kan ?”
ucap Wakil gangster, Dokter mengatakan tidak, Si wakil yakin dokter Kang ingin
mengertakan giginya. Dokter Kang menjawab tidak. Tangan si Gangster ingin memukulnya.
Saat itu Hye Jung datang menahanya, si wakil gangster
sinis melihat berpikir Hye Jung itu hanya Petugas
medis. Hye Jung pikir pria itu tak bisa melihat jasnya kalau
ia adalah seorang dokter, lalu
langsung mendorongnya.
“Disini tempat pasien dirawat. Kalau
bukan pasien, silahkan keluar.” Tegas Hye Jung.
“Kau kira siapa bicara begitu pada
hyungnim ?” ucap si gangster
“Aku orang yang akan merawat
pasien ini dan Pekerjaanku
memberi suasana optimal untuk merawat pasien.” Kata
Hye Jung
“Aku tidak mau dirawat oleh perempuan jadi Panggil laki-laki dan bawa dia keluar.” Kata si ketua gangster
Gangster lain pun menarik Hye Jung keluar, saat itu pun Hye
Jung yang pandai berkelahi melawan semua gangster, memelintir, menendang dan
mendorongnya dan akhirnya si ketua Gangster pun tak sadarkan diri.
Seo Woo memoles
bibirnya dengan lipstik pada kaca, lalu mulai berlatih bicara “Sunbae,
aku suka padamu sejak dulu.” Tapi menurutnya
kalimatnya itu salah dan berpikir apakah
ada yang lebih bagus karena harus
membuatnya tergerak agar punya perasaan.
“Oppa ... aku sudah memperhatikanmu
sejak masa pelatihan.” Kaa Seo Woo kembali berlati
tapi menurutnya kata Memperhatikan seperti penguntit jadi lebih baik yang
simpel saja, karena Tidak akan
berhasil kalau terlalu berusaha.
“Jung Yoon Do, kau milikku.” Kata Seo Woo penuh percaya diri saat mengebrakan
tanganya, malah membuat wastafelnya hancur.
Seorang pria tampan bernama, Jung Yoon
Do sudah menghabiskan semangkuk sup. Seo Woo baru datang
mengeluh Yoon Do yang tidak bisa menunggu dan sudah makan duluan. Yoon Do malah mengejek Seo Woo berlagak
jadi perempuan, menurutnya suruh saja pacarnya yang
bersikap seperti itu. Seo Woo cemberut menolak tidak mau
makan.
“Kenapa mentraktirku di tempat
seperti ini ? Ada
banyak tempat yang bagus.” Kata Seo Woo
“Ada banyak tempat bagus dan lebih
mahal tapi
makanannya tidak enak. Kau tahu seberapa terkenal
makanan di kantin ini ?” balas Yoon Do
“Kau pakai kaos kaki seharga
20,000 won tapi pelit sekali.” Keluh Seo Woo
“Sudah kubilang, Kelengkapan interior luar
melengkapi materinya. Dan Kelengkapan
pakaian adalah kaos kaki.” Tegas Yoon Do lalu menyuruh
Seo Woo untuk cepat makan.
Seo Woo ngambek tak mau makan. Yoon Do pikir lebih baik pergi karena harus ke rumah sakit. Seo Woo mengatakan
ada yang ingin dibicarakan. Yoon Do pun kembali duduk meminta Seo Woo
untuk mengatakan. Seo Woo tahu kata manis tidak ada gunanya buat
Yoon Do Jadi akan bilang
terus terang.
Tiba-tiba pemilik
kedai menaruh pecahan wastafel diatas meja, dengan memanggil Seo Woo dengan
panggilan ahjuma. Seo
Woo tak terima kalau ia bukan ahjuma dan menurutnya Ada yang salah dengan matanya. Bibi pemilik
meminta maaf karena mengira keduanya
pasangan suami istri, Yoon Do melotot kaget, Seo Woo tersenyum bahagia
mengatakan pada Yoon Do kalau pasti orang pikir kita serasi.
“Bukannya serasi. Itu karena si
lelaki terlihat tidak tertarik padamu, kalau
memang Pacar tidak mungkin begitu.” Kata si bibi, kali ini gantian Yoon Do yang tersenyum.
“Ahjuma ini, pandai memainkan
emosi orang.” Keluh Seo Woo
Bibi itu menyindir tenaga Seo Woo itu kuat karena bisa
memecahkan wastafel, Seo Woo melirik mengatakan akan mengantinya, lalu
mengeluarkan uang. Yoon Do yang duduk didepanya terlihat malu. Bibi itu pun
berteriak marah karena Seo Woo bukan meminta maaf malah membahas tentang uang.
“Maaf.... aku minta maaf. Tapi Ahjuma
juga salah, Itu
memang sudah mau jatuh. Bagaimana
kalau ada yang terluka” Kata Seo Woo tak mau
disalahkan. Yoon Do memilih untuk bangun dari bangkunya.
“Sunbae ... apa kau mau pergi ? Apa kau Tidak pernah nonton drama ? Lelaki harusnya menolong
perempuan, dengan bicara
dan beri dia uang.” Bisik Seo Woo meminta
pertolongan, Yoon Do mengatakan itu kesalahanya jadi lebih baik bereskan
sendiri lalu beranjak pergi.
Seo Woo pun berteriak memanggilnya, si bibi menariknya
bertanya mau kemana, Seo Woo kesal ingin membayar berapa saja yang diinginkanya,
saat itu tiba-tiba si bibi jatuh lemas dengan memegang kepalanya. Seo Woo kaget
melihat si bibi yang tiba-tiba tak sadarka diri.
Yoon Do belum keluar langsung berlari langsung
memeriksanya, lalu berteriak marah pada Seo Woo hanya diam saja bukan menelp
911. Seo Woo panik mengeluarkan ponselnya untuk menelp ambulance.
Mobil ambulance pun membawa ke bagian Trauma Centre. Si bibi
pemilik dibawa langsung dengan bantuan tabung oksigen. Dokter Kang menyapa Yoon
Do yang datang dengan Seo Woo. Yoon Do bertanya apakah Ruang
operasinya sudah siap. Dokter Kang mengatakan suda
siap di ruang 1.
“Kenapa ruang 1 , Bukan ruang 2 ?” kata Yoon Do
“Ruang 2 sedang digunakan dokter
fellow baru. Epidural perdarahan darurat.” Jelas Dokter Kang
“Kenapa aku tidak tahu soal
operasi itu ? Aku sedang bertugas sekarang. Aku
bertanggung jawab pada semua
operasi hari ini. “ kata Yoon Do, Dokter Kang
sudah mengatakanya tapi memaksa.
“Harusnya kau menelponku. Apa
yang kau lakukan ?! Aku sudah memberikan kebebasan, tapi begini
hasilnya ?” teriak Yoon Do marah, Dokter kang pun
meminta maaf, Yoon Do tak mau mempermasalahkan lagi, karena dokter Kang akan bertanggung
jawab pada perbuatannya.
Hye Jung diruangan 1 sedang mengoperasi si ketua Gangster
dengan sangat serius, Yoon Do sudah menganti baju operasinya berjalan masuk da
melewati ruangan Hye Jung yang sedang mengoperasi pasien. Hye Jung seperti
menghela nafas panjang saat sedang mengoperasi pasien.
bersambung ke episode 4
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Daebak..mba dee update ptm..
BalasHapusDttgu ep 4..
Fighting..
Keep up the good work
Episode ini sedih bgt😭
BalasHapusPenasaran sama eps 4nya. Saya sudah menonton eps 4nya tapi belum ada subtitlenya jadi saya selalu bolak balik kesini buat ngeliat lanjutannya. Semangat kak dee buat ngelanjutinnya
BalasHapusSemangat ditunggu bangat updatenyaaa
BalasHapusSaya lebih suka membaca disini daripada nonton. Karena kalo nonton punya telinga seperti tidak mendengar.
BalasHapusSemanagat mbak deedee. makasih ya bwt recapnya yang keren. Ni drama emang daebak. Aq udh kesengsem dari awal sih ya hehe. Suka chems antara Kim rae won n park shinye
BalasHapusIkutan baper pas neneknya Hye Jung meninggal.. ikutan mewek haha
BalasHapusKasian banget idipnya hyejung... Hiks hiks
BalasHapuskasian banget ya
BalasHapus