Joon Soo terlihat sibuk di ruanganya membereskan berkas
dan buru-buru memasukan ke dalam tas. Ibunya masuk ke dalam ruangan bersama
dengan Dae Chul. Joon Soo memberitahu harus pergi sekarang untuk
seminar serikat lingkungan. Ibunya mengeluh anaknya
itu sibuk lagi.
“Kenapa begitu sulit untuk makan
siang bersamamu?” keluh Nyonya Yum.
“Maafkan aku, mungkin akan semakin baik setelah hari
ini.” ucap Joon Soo. Lalu mengambil jaket dan menyelipkan
pada tasnya, Dae Chul melirik Pin milik Joon Soo tertempel disana.
“Kenapa kau tidak pernah memakai
jaket mahal itu? Semua
menjadi lecek sekarang. Kau tidak pernah memakai apapun
yang aku belikan untukmu.” Keluh ibunya melihat
anaknya tak memakai jaketnya
“Aku menyimpannya untuk
acara-acara penting.” Ucap Joon Soo, Ibunya
mengumpat anaknya itu menjadi sedikit licik akhir-akhir
ini.
Nyonya Yum melihat seorang yang datang, Joon Soo binggung
bertanya apakah ibunya bertemu seseorang diruanganya, Gong Mi masuk ruangan
menyapa semuanya. Joon Soo kaget melihat Gong Mi yang datang.
“Aku ingin kita bertiga makan
siang bersama.” Ucap Nyonya Yum.
“Maaf, aku harus pergi untuk
seminar di hotel.” Kata Joon Soo, Gong Mi
dengan ramahnya mengatakan tak apa-apa.
“Hanya kita berdua lagi.” Ucap Nyonya Yum sedih menatap Gong Mi
Dae Chul bertanya pada keponakanya apakah membawa
mobil perusahaan. Joon Soo mengatakan akan memakai mobilnya sendiri. Dae Chul pun berpesan pada Gong Mi agar menjaga Nyonya
Yum dengan
baik kareena akan segera menjadi orang paling
kuat di perusahaan. Nyonya Yum mengeluh kakaknya
itu mengikutinya hanya untuk bicara omong kosong. Joon Soo bertanya apakah mereka akan pergi sekarang,
karena harus buru-buru pergi. Semuanya pun keluar dari ruangan bersama-sama.
Joon Soo menaruh berkasnya dibelakang mobilnya, tiba-tiba
ponselnya berdering dari pamanya. Dae Chul bertanya apakah Joon Soo sudah
pergi. Joon Soo mengatakan masih diparkiran. Dae Chul seperti membutuhkan
sebuah berkas. Joon Soo pikir dokumenya itu ada diruangannya dan akan
mengambilnya sebelum pergi, lalu pergi begitu saja tanpa mengunci pintunya.
Baru saja Joon Soo keluar dari lift, Dae Chul kembali
menelpnya mengatakn sudah menemukan berkasnya, Joon Soo pun kembali masuk ke
dalam lift untuk kembali ke mobilnya.
Dan Tae sibuk melihat profile dari Direktur Gwak di meja
kerjanya sambil bergumam “Jika kita mengecualikan Direktur Suk, maka Direktur Gwak
adalah satu-satunya yang tersisa.” Dengan
melihat bagian Usia dan kota asal. Dan kembali
bergumam “Sepertinya dia
tidak memiliki hubungan dengan ayahku.”
Dan Tae akhirnya bertemu dengan Direktur Gwak mengetahui
kalau Direktur Yum meminjam
lencananya. Direktur Gwak menceritakan Dae Chul datang
menemuinya dua hari lalu sebelum pergi untuk perjalanan bisnis jadi meminjamkan
kepada.
“Apa Kau tidak pernah mendapatkannya
kembali dari dia?” tanya Dan Tae, Direktur
Gwak mengatakan tidak.
Dae Chul datang dan Direktur Gwak menyapanya lebih dulu,
terlihat Pin yang dipakai oleh Dae Chul menempel dijasnya. Dan Tae bertanya apakah Dae Chul meminjam
lencana dari Direktur Gwak. Dae Chul mengembalikan
Pin milik Direktur Gwak mengucapkan terimakasih sudah meminjamkan kepadanya.
“Aku meninggalkan lencana di rumah
pada hari aku harus menghadiri
pertemuan. Jangan
katakan pada ketua bahwa aku meminjam lencana sebelum masuk ke pertemuan.” Ucap Dae Chul pada Dan Tae lalu meninggalkanya.
Dan Tae hanya bisa diam karena Dae Chul memiliki dua Pin
yang sama, Dae Chul berjalan pergi dengan senyuman liciknya.
Flash Back
Joon Soo baru saja memasukan tasnya ke dalam mobil. Dae
Chul menelpnya menanyakan tentang berkas, Joon Soo mengingat berkas itu ada di
ruanganya dan akan mengambilnya sebelum pergi. Dae Chul sedang ada didalam mobil mengucapkan
terimakasih.
Setelah Joon Soo pergi, Dae Chul keluar dari mobil yang diparkir tak jauh
dari mobil Joon Soo, dengan merapihkan jasnya merasa aman karena sudah
menangani kamera CCTV. Lalu
berjalan ke mobil Joon Soo dan dengan mudahnya mengambil dari kursi belakang.
Joon Soo mengendarai mobilnya tanpa sadar kalau tasnya
sudah tak ada di jok belakang. Karena merasa udara sangat panas ia membuka
semua jendela mobil lebar-lebar, Ia sempat mampir dulu cafe untuk membeli
minuman, saat kembali baru menyadari tas dan jaketnya sudah tak ada didalam
mobil.
Ia mencoba memeriksa bagian depan mobil, kemungkinan lupa
menaruh tasnya tapi tak juga menemukanya. Akhirnya ia menyadari kesalahan yang
tak menutup jendela ketika masuk ke cafe yang
membuat barang-barangnya hilang.
Gong Shim mulai mengambar dikamarnya, terlihat bentuk cumi-cumi yang lucu dengan
kacamata hitam dalam sebuah mangkuk yang besar. Wajah Gong Shim kembali
tersenyum bahagia melihatnya, mengingat kata-kata Dan Tae saat membelikan
perlengkapan gambarnya.
“Gambar yang kau
berikan kepadaku... benar-benar membuatku gembira. Aku ingin kau untuk terus menggambar. Aku ini penggemarmu. Bahkan artis yang
paling terkenal pasti memulai dengan satu orang penggemar.” Kata Dan Tae
Dengan senyumannya, Gong Shim memasukan gambarnya ke
dalam amplop atas nama dirinya.
Ponselnya berdering itu dari Joon Soo, Gong Shim
mengangkatnya memberitahu kalau sedang ada dirumah. Lalu menjerit panik karena
mengetahhui Joon Soo kehilangan semua dokumen, sepertinya Joon Soo memintanya untuk datang, karena tak
enak hati Gong Shim pun menurutinya akan segera ke sana. Sebelum pergi ia menatap amplopnya seperti masih
bimbang.
Joon Soo sedang ada di cafe internet dengan wajah serius,
Gong Shim pun datang dengan wajah terengah-engah. Joon Soo meminta maaf karena tiba-tiba
meneleponnya. Gong Shim bertanya apa sebenarnya
yang terjadi dan kenapa Joon Soo tidak menelepon rekan kerjanya.
“Sebenarnya, aku mencoba untuk
menjadi tidak terikat dengan perusahaan.” Akui Joon
Soo, Gong Shim binggung maksudnya menjadi tidak terikat dan menanyakan alasanya.
“Aku tidak suka mendengar bahwa
aku mendapatkan segalanya dari
keluargaku. Jadi Aku
sedang mempersiapkan bisnisku sendiri tanpa memberitahu keluargaku. Aku dijadwalkan untuk melakukan
presentasi kepada calon investorku, tapi
aku kehilangan semua dokumenku bersama dengan tasnya. Aku sudah menunda pertemuan
selama dua jam untuk sekarang.” Jelas Joon Soo
“Dua jam? Apa yang harus aku
lakukan?” Tanya Gong Shim
“Aku mengatakan kepada kantor
bahwa aku harus menghadiri sebuah
seminar untuk
pergi ke pertemuan ini. Aku
tidak bisa memanggil rekan-rekanku karena melakukan hal ini secara rahasia. Jadi Yang bisa aku ingat hanya dirimu. Bisakah kau membantuku?” kata Joon Soo terlihat khawarti
Gong Shim pikir sekarang bukan waktunya
untuk berbicara tentang itu, jadi meminta Joon Soo
mengatakan saja apa yang harus dilakukanya.
Joon Soo menjelaskan memiliki semua sumbernya di account Cloud miliknya, jadi meminta Gong Shim untuk
memperbaiki materi presentasi. Gong Shim mengerti.
Keduanya mulai berkerja sama, Gong Shim mengprint
materi, dengan slide (Mengembangkan produk dengen
merk pribadi,) Joon Soo pun mulai
mengetiknya dengan membandingkan dengan toko-toko
waralaba dan menambahkan jurus luar biasa Joon
Soo.
Gong Shim terlihat sangat serius membantu, diam-diam Joon
Soo menatap Gong Shim yang duduk disampingnya. Gong Shim pun hanya tersenyum,
lalu Joon Soo kembali mengetik. Beberapa saat kemudian Gong Shim membawakan map plastik, dan
memberikan stapler pada tiap berkas dan memasukan pada map satu persatu.
Setelah semua selesai Gong Shim memberikan berkasnya pada
Joon Soo, Joon Soo dengan senyuman mengatakan Gong Shim itu sudah menyelamatkannya dan mengucapkan terimakasih. Gong Shim pikir tak
perlu seperti itu.
“Aku tidak punya waktu sekarang,
jadi aku akan meneleponmu nanti.” Kata Joon
Soo, Gong Shim pun mempersilahkan untuk pergi. Joon Soo kembali mengucapkan
terimakasih dan pergi.
Gong Shim bisa bernafas lega merasakan hanya dalam
beberapa jam sangat sibuk sekali, lalu berteriak panik “nakji
milikku!” dan berlari keluar dari cafe.
Gong Shim berlari sampai ke restoran cumi bertemu dengan
Tuan pemilik memastikan kalau Kontes belum ditutup. Tuan pemilik pikir itu Kontes karakter lalu menyuruhnya untuk menempatkannya
di atas meja didepan restoranya. Gong Shim mengerti
lau berjalan kedepan meja.
Ia melihat dalam sebuah kotak besar ada banyak tumpukan
buku dan kertas serta amplop yang ikut dalam kontes, tapi akhirnya ia tetap
menaruhnya di paling atas. Setelah itu kembali bertanya pada Tuan pemilik berapa
banyak orang yang mendaftarkan. Tuan pemilik pikir sekitar
100 orang.
Gong Shim menjerit sainganya ada 100 orang, Tuan pemilik
menjelaskan Banyak
mahasiswa dari seni dan desain yang ikut mendaftar padahal ia tidak
bermaksud untuk menjadikannya sampai sebesar ini. Gong Shim mengerti lalu pamit
pergi, sambil menghela nafas panjang menurutnya kontes itu tak mudah.
Gong Mi dan Nyonya Yum baru keluar dari restoran, dengan
gaya anggunya, Nyonya Yum merasa tak tahu hubungan yang mereka artikan sekarang
tapi ia selalu menikmati saat makan bersamanya dan
juga menyenangkan saat pergi berbelanja dengan Gong
Mi, Gong Mi pikir karena Nyonya Yum itu sangat baik padanya.
“Rasanya seperti aku punya teman
baru. Aku bisa
bersenang-senang.” Kata Nyonya Yum, Gong Mi
ikut senang kalau memang Nyonya Yum berpikiran seperti itu. Nyonya Yum pun
melihat mobilnya sudah datang dan mengajaknya untuk segera pergi.
Mobil Nyonya Yum melewati sebuah jalan, tiba-tiba seorang
pria jatuh tertabrak dan mengaduh merasakan punggungnya sambil memegang
tanganya. Nyonya Yum panik keluar dari mobil meminta pria itu untuk bangun.
“Termasuk pergelangan tanganku dan
punggungku, sekarang aku
sangat kesakitan jadi Aku
harus pergi ke rumah sakit. Beri
aku 50000 won sekarang untuk biaya dokter.” Ucap Si pria sambil menahan rasa sakit. Nyonya Yum
langsung mengambil tasnya dan ingin memberikan uang, Gong Mi langsung
menahanya.
“Jangan berikan dia apapun.” Ucap Gong Mi, si pria marah bertanya siapa yang berani
bicara padanya.
“Pertama-tama, kotak hitam di
mobil merekam, kau
melompat menuju mobil itu. Aku
yakin mobil di sana juga merekamnya. Semua
akan jelas setelah kita melihat videonya.”kata Gong
Mi layaknya seorang pengacara,
“Siapa kau? Haruskah aku menelepon polisi?” teriak Si pria menantang, Gong Mi pun mempersilahkan
lalu memberikan kartu namanya, Si pria panik melihat nama yang tertera disana “Pengacara
Gong Mi”
“Kami berkendara pada kecepatan
rendah saat kau dengan sengaja melompat
untuk menabraknya dengan pergelangan tanganmu Menurut Undang-Undang 39 Pasal
347, Kau akan
langsung mendapatkan 10 tahun penjara atau
hukuman di bawah 200.000 won. Di atas semua itu, kau bisa
dihukum hingga 15 tahun jika
kau seorang mantan narapidana. Apa
yang ingin kau lakukan? Apa kau ingin pergi ke kantor polisi?” tegas Gong Mi
Nyonya Yum melonggo mendengar Gong Mi bicara membelanya,
si pria pun ketakutan mengatakan ia baik-baik saja dan kabur. Nyonya Yum
binggung melihat pria itu kabur, berpikir pria itu orang yang sengaja
menabrakan diri untuk meminta ganti rugi, Gong Mi melihat Nyonya Yum merasa
kalau pasti terkejut.
Ibu Dae Hwang melihat Gong Mi memujinya wajahnya seperti
boneka, menurutnya ia sudah tahu saat membantu Joon Soo
sebelumnya. Nyonya Yum bertanya apakah ibu mertuanya
menyukai Gong Mi. Ibu Dae Hwag melihat
Gong Mi itu wanita yang sempurna.
“Pengacara Gong, apa kau punya
pacar?” tanya Nyonya Yum,
Gong Mi dengan malu-malu mengatakan belum memiliki pacar.
“Wah... Ada apa dengan semua pria di
dunia ini? Bagaimana
bisa seseorang seperti dia tidak punya pacar?”
komentar Ibu Dae Hwang
“Apa pendapatmu tentang anakku,
Joon Soo?” kata Nyonya Yum, Gong Mi pura-pura
terkejut
“Kalian berdua harus berkencan.”ucap Nyonya Yum, Ibu mertuanya setuju kalau mereka
berdua itu serasi. Menurutnya mereka berdua
akan terlihat hebat bersama-sama.
“Apa yang kau pikirkan? Aku akan membantumu.” Kata Nyonya Yum, Gong Mi hanya menjawab dengan
malu-malu terserah pada Nyonya Yum saja. Nyonya Yum mengartikan Gong Mi tertarik selama Joon Soo setuju. Ibu Dae Hwang memuji menantu dan calon cucunya itu akan
akrab dan sangat menggemaskan sekali.
Joon Soo menelp Gong Shim dari ruanganya bertanya apakah
pulang dengan selamat. Gong Shim mengatakan pulang sampai rumah dengan selamat,
lalu bertanya Bagaimana presentasinya. Joon Soo dengan sedikit berbisik memberitahu Para investor setuju untuk
berinvestasi dengan idenya.
“Ahh... Benarkah? Aku sangat senang mendengarnya.... Selamat....” kata Gong Shim ikut senang.
“Ini semua berkat dirimu... Terima kasih banyak.” Ucap Joon Soo, Gong Shim pikir ia tidak
melakukan apapun.
“Aku ragu-ragu untuk bertanya, tetapi apa kau sudah mendapatkan
pekerjaan?” tanya Joon Soo
“Belum. Aku
hanya melakukan pekerjaan paruh waktu untuk saat ini.” kata Gong Shim
Joon Soo mengaku ingin membantunya, Gong Shim sudah
merasa senang kalau memang di dukung dengan secara mental, Joon Soo bertanya Jika
memperkenalkannya pada
suatu pekerjaan, apa
itu akan menyakiti harga diriya. Gong Shim mengatakan
ingin menjadi seperti Joon Soo dengan mencoba
untuk menemukan
sesuatu dengan
sendirinya. Joon Soo bisa mengerti dan akan
menantikannya. Lalu keduanya pun menyudahi telpnya.
Tuan Ahn seperti masih dalam ruang ICU dengan alat detak
jantung yang terus berbunyi, lalu alat bantu oksigen dimulutnya. Dan Tae dan Ji
Won berdiri diluar menatapnya dari kaca jendela. Ji Won menyuruh Dan Tae pergi
sekarang karena pasti sangat lelah setelah berkerja seharian.
“Aku yakin kau lebih lelah
daripada aku.” Kata Dan Tae
“Aku bisa melakukan pekerjaanku
sendiri selain pada jam berkunjung, jadi Tidak
masalah.” Ucap Ji Won
“Bibi Ji Won.... Ayah akan bangun, kan? Bahkan jika untuk sebentar, dia
akan bangun, kan? Aku
masih ingin bertanya banyak hal kepadanya.” Kata Dan
Tae menyakinkan. Ji Won yakin Tuan Ahn pasti akan bangun.
Dan Tae masuk ke dalam minimarket, Goo Nam menyapanya dan
melihat Dae Tae itu benar-benar lelah. Dan Tae pikir Goo Nam tahu kalau ia tidak
akan terlalu lelah jika memiliki sesuatu dan
bisa menebaknya. Goo Nam meminta maaf karena tak bisa menyimpan “King
lunch boxes.” Kesukaan Dan tae.
“Goo Nam.... Bukankah aku memberitahumu untuk
menyimpan satu untukku?” kata Dan Tae
“Maafkan aku.... Orang-orang tahu bahwa aku
bersembunyi dan
memintanya. Jadi Aku tidak
punya pilihan lain.” Kata Goo Nam
“Aku kecewa padamu. Kenapa kau berikan King Lunchbox milikku kepada
mereka? Apa Kau tidak mengkhianatiku, kan?” ucap Dan Tae curiga, Goo Nam mengatakan tak mungkin
Dan Tae pulang ke rumah dengan wajah cemberut, saat akan
masuk rumah melihat Gong Shim yang sudah menunggu dengan menu lunchbox diatas
meja. Gong Shim langsung berdiri dengan wajah bahagia melihat Dan Tae yang
pulang. Dan Tae bertanya apakah Gong
Shim menunggunya diluar.
Gong Shim pikir Rasanya nyaman dan dingin berada diatap.
“Kau meminta King Lunchbox kepada
Goo Nam, kan? Aku
membelinya sebelum kau.” Kata Gong Shim mengajaknya
untuk duduk. Dan Tae melihat menu kesukaan ada diatas meja.
“Kurasa aku punya musuh baru, tapi ternyata itu kau.” Ucap Dan Tae, Gong Shim pun menyuruh Dan Tae untuk
mulai makan dengan membuka kotak lunch box dan memberikan sumpitnya. Dan Tae
terdiam karena melihat Gong Shim yang melayaninya.
Keduanya mulai makan, tapi terlihat Dan Tae tak seperti
biasanya saat melihat makannya. Gong Shim mengungkapkan rasa makananya sangat
enak, lalu mulai bertanya Sejak kapan menyukai King lunchboxes. Dan Tae mengatakan sejak Minimarket menjualnya. Gong
Shim bertanya apa lagi yang disukai Dan Tae.
“Susu pisang, sosis, dan es krim... Tapi... kenapa kau menanyakan itu?” tanya Dan Tae penasaran, Gong Shim mengaku hanya
ingin tahu saja.
“Kau tidak memakai sandal jepit
saat ini. Sepertinya
kau juga sering memakai kemeja putih dan jas. Apa kau memakainya karena kau
tahu gadis-gadis menyukainya?” kata Gong Shim, Dan
Tae mengatakan tidak sama sekali.
“Apa kau sering menghubungi
ayahmu? Bagaimana
dengan bibimu? Kalau
dipikir-pikir, cukup lama aku belum berbicara
dengan bibimu. Apa kau mirip dengan ibu atau ayahmu? Kau tidak terlihat seperti ayahmu
saat aku melihatnya terakhir kali.” Ucap Gong
Shim terus nyerocos tanpa melihat mimik wajah Dan Tae yang berubah.
Dan Tae terlihat terdiam mendengar omongan Gong Shim,
dengan wajah bingung Gong Shim berpikir ada yang salah dengan ucapanya, lalu
ngubah kalimatnya kalau Dan Tae mirip dengan ayahnya dalam
beberapa hal dan ibunya juga pasti
sangat cantik. Dan Tae akhirnya meminta maaf karena ingin
masuk ke dalam rumahnya.
Gong Shim binggung karena Dan Tae tidak menghabiskan makannya, berpikir tetangganya itu sedang sakit. Dan Tae
mengeleng mengaku kalau hanya merasa lelah.
Dan Tae duduk di rumahnya mengingat gambar Gong Shim
dengan bertuliskan (Haruskah aku katakan
kepadanya kalau aku menyukainya?) lalu
perkataan Gong Shim saat makan malam bersama “ Apa kau
mirip dengan ibu atau ayahmu?”
Sebelumnya ia sangat marah pada bibinya karena mengetahui
Ahn Dan Tae sudah meninggal.
“Kenapa aku hidup sebagai Ahn Dan
Tae? Kalau aku
bukan Ahn Dan Tae, lalu kenapa aku Dan Tae?” teriak Dan
Tae pada sang bibi. Lalu menemukan
ayahnya yang tak sadarkan diri ditaman, padahal sebelumnya sempat berbicara
ditelp siapa sebenarnya dirinya.
Dan Tae terdiam memikirkan semuanya, seperti campur aduk
dalam pikiranya sekarang.
Di ruang rapat
Dan Tae melaporkan Tidak ada
yang meminta lencana baru. Selain
satu orang, orang lain membuktikan bahwa mereka memilikinya. Nyonya Nam bertanya siapa orang itu, Dan Tae menjawab Direktur Suk Joon Soo. Nyonya Yum terlihat binggung.
“Iya. Aku tidak sempat memeriksanya
kemarin... karena
dia sudah pergi ke seminar. Saat
aku menghubunginya, dia berkata kalau dia sendiri yang datang ke sini.” Jelas Dan Tae, Joon Soo akhirnya datang menemui
neneknya.
“Joon Soo, di mana lencanamu? Apa kau
memilikinya?” tanya Nyonya Nam bertana langsung, Joon
Soo terlihat gugup meminta maaf.
“Aku kehilangan lencanaku saat pergi
ke sebuah seminar di hotel. Aku
membawa jas yang terdapat lencanaku, tapi dicuri” jelas Dan Tae, Nyonya Yum kaget, Dan Tae
diam-diam mendengarkanya.
Nyonya Nam kaget mengetahui jas cucunya dicuri, Dan Tae
pun mulai bertanya apakah Joon So bener-benar kehilangan jasnya, Joon Soo memberitahu jasnya dicuri bersama
dengan tasnya, menurutnya orang yang mencurinya mengingikan dompet
dan laptopnya, tapi jaket dan tasnya ada didalamnya
jadi kehilangan lencananya.
“Kedengarannya seperti tas yang
besar. Bagaimana bisa kau kehilangan itu? Apa kau sudah mencoba mencarinya?” tanya Nyonya Nam, Joon Soo mengangguk.
Dan Tae mondar mandir di pantry dengan wajah serius,
sambil bergumam “Seorang pencuri
tas? Apa orang tersebut mengikuti Joon Soo untuk
mendapatkan tasnya? Dia menyebutkan seminar itu di Hotel Shindeahan.”
Akhirnya Dan Tae menelp Hotel
Shindeahan, memastikan Ada
sebuah seminar di sana kemarin yang diselenggarakan oleh Grup Star, jadi ia ingin memeriksa rekaman CCTVnya. Pegawai hotel mengatakan mereka tidak ada seminar apapun kemarin
dari Grup Star.
“Kalau begitu... kau bisa memeriksa apa ada
seseorang dengan nama Suk Joon
Soo pernah
memesan ruang seminarmu?” tanya Dan Tae, Pegawai
hotel pun mengecek dar komputernya kalau tak ada nama Suk Joon Soo. Dan Tae
memastikan lagi, Pegawai hotel menyakinkan tak ada nama Joon Soo.
“Apa sebenarnya yang sedang terjadi?” kata Dan Tae dengan wajah penasaran
Di restoran cumi
Gong Shim berusaha melompat dikerumunan orang banyak,
sampai akhirnya berusaha menerobos dengan menutup matanya. Semua orang
bertanya-tanya siapa Gong Shim karena merasa sangat iri. Akhirnya Gong Shim
mengintip dan langsun melotot kaget, melihat namanya di spanduk besar.
(Pemenang
Pertama: Gong Shim) dengan gambar buatanya. Gong
Shim tak percaya kalau memang benar-benar menang. Lalu berlari kedepan
memberitahu kalau ia adalah Gong Shim pemenang kontes dengan sangat bangga.
Semua memberikan tepuk tangan yang meriah.
Joon Soo mendengar ada orang yang masuk, dengan berkas
rahasia buru-buru menyimpan dibawah meja dan menutup laptopnya. Dan Tae masuk
ruangan,meminta Maaf kalau mengejutkan dengan kedatanganya. Joon Soo mengatakan tak masalah
hanya merasa benar-benar sibuk akhir-akhir ini.
“Bagaimana dengan seminarmu?” tanya Dan Tae sengaja menyinggungnya. Joon Soo sempat
sedikit gugup dan mengatakan kalau bagus.
“Apa Kau tidak mengalami kesulitan
karena tasmu hilang? Padala ada laptopmu
di tas itu. Bagaimana
mungkin kau bisa pergi ke seminar itu tanpa bahan apapun?” ucap Dan Tae kembal memancingnya.
“Semua baik-baik saja. Aku tidak
membutuhkan bahan apapun. Karena aku lebih
banyak mendengarkan presentasi, jadi semua baik-baik saja.” Kata Joon Soo
“Apa seminar itu diselenggarakan
oleh perusahaan kita?” tanya Dan Tae kembali
mengali informasi, Joon Soo berusaha mengalihkan kalau harus
mengerjakan sesuatu sekarang.
“Lalu bagaimana jika minum bir
setelah bekerja?” tanya Dan tae, Joon Soo
pikir itu bagus. Dan Tae menyarankan untuk pergi bar dekat kantor. Joon Soo
pikir pergi ke
tempat Dan Tae saja karena suka suasana disana. Dan Tae setuju
akan membawa bir dan makanan ringan. Joon Soo pun berkata akan datang tanpa
membeli apapun. Dan Tae pun keluar dari
ruangan Joon Soo
“Kenapa dia
berbohong kepadaku? Apa dia benar-benar kehilangan lencananya atau
itu juga suatu bohong?” gumam Dan
Tae penuh curiga.
Ponsel Dan Tae berdering, Gong Shim menelp didepan
restoran bertanya .
Kapan akan pulang malam ini. Dan Tae mengaku sangat
sibuk malam ini. Gong Shim bertanya lagi Apa
Dan Tae benar-benar akan
pulang terlambat, karena ingin
menunjukan sesuatu kepadanya.
“Maaf, aku takut tidak bisa bertemu dengan kau malam ini karena
sedang ada janji.” Kata Dan Tae seperti
sengaja menghindar, Gong Shim pun bisa mengerti.
“Apa kau tidak akan bertanya
apapun?” ucap Gong Shim mencoba memancingnya, Dan Tae meminta
maaf karnea sedang tidak
bisa bicara lama. Gong Shim pun meminta maaf
juga tapi meminta agar menghubunginya jika pulang terlambat, Dan Tae mengerti lalu keduanya menutup telpnya.
“Kenapa dia berbicara begitu
serius?” ucap Gong Shim heran setelah menutup telpnya.
Gong Shim mondar mandir dikamarnya, Dan Tae berjalan
menaiki tangga kerumahnya. Gong Shim bisa mendengar langkah Dan Tae naik ke
atap rumah lalu berlari keluar dari rumahnya. Dan Tae sedang melamun di depan
rumah membalikan badanya ketika Gong Shim memanggilnya.
Gong Shim membentangkan spanduk kemenanganya. Dan Tae
melihat tulisan (Pemenang Pertama: Gong Shim Hadiah: Voucher senilai 50
Nakjis)dengan senyuman bertanya ada ini.
“Sebuah restoran di jalan mengadakan
lomba menggambar karakter, jadi aku mengikutinya Dan
aku memenangkan hadiah pertama.” Cerita Gong Shim, Dan
Tae tersenyum bahagia memuji Gong Shim luar biasa
“Kapan kau berpartisipasi? Kau
bahkan tidak mengatakan apa-apa.” Ucap Dan
Tae tak percaya
“Aku benar-benar ingin
memberitahumu, tapi aku
takut akan gagal. Jadi
aku akan memberitahumu jika aku menang. Dan aku benar-benar menang!” kata Gong Shim dengan penuh semangat.
“Aku ikut senang mendengarnya, Selamat,
Shim. Kau
benar-benar menakjubkan” kata Dan Tae mengangkat dua
jempolnya.
“Aku benar-benar bahagia. Aku belum pernah menjadi juara
dalam hal apapun... seumur
hidupku. Aku... sangat senang.” Ucap Gong Shim terharu, Dan Tae binggung kenapa Gong
Shim terlihat menangis padahal itu hal yang baik.
“Terima kasih. Ini semua berkat kau, Dan Tae.” Ucap Gong Shim, Dan Tae binggung karena tak melakukan
apapun, menurutnya semua karena Gong Shim
melakukannya dengan baik. Gong Shim mengelengkan
kepalanya.
“Aku mencobanya karena kau
menghiburku dan mendukungku. Saat
aku berpikir tentang hal itu, Kau
selalu menjadi seseorang yang bersorak untukku.” Ucap
Gong Shim, saat itu Joon Soo mendengar dan melihat Gong Shim sedang bicara
dengan Dan Tae didepan tangga.
“Kaulah yang mengatakan aku
cantik. Kaulah
yang melihat gambarku... dan
menghiburku dengan mengatakan bahwa kau penggemarku. Setiap kali aku melalui masa yang
sulit, Kau yang
selalu ada di sisiku dan menemaniku.....Selalu
kau, Dan Tae.” Ucap Gong Shim, Dan Tae terlihat
binggung
“Aku ingin menjadi orang yang
seperti itu juga untukmu, Dan Tae.” Kata Gong
Shim, Dan Tae pikir hanya
karena Gong Shim ingin berterima kasih, tidak berarti kau harus melakukan hal ini.
“Apa kau Ingat
dengan yang kau katakan? Kau berkata kalau kau senang karena bisa melihatku di mana saja dan kapan saja. Aku merasakan hal yang sama. Aku terus berpikir tentang kau. Dari pagi saat aku membuka mataku sampai larut malam sebelum aku
tertidur,” kata Gong Shim, Joon Soo yang
mendengarnya memalingkan wajahnya seperti berusaha menahan tangisnya.
“Aku terus memikirkan tentang kau. Aku juga sering melihatmu dalam
mimpiku. Aku... Aku menyukaimu, Dan Tae.” Ungkap Gong Shim meluapkan semua isi hatinya. Dan Tae
terdiam mendengarnya, Joon Soo terlihat sedih karena cintanya bertepuk sebelah
tanganya.
“Gong Shim... Maafkan aku. .. Aku.. Aku... Aku tidak bisa menerima hatimu,
Shim. Jadi jangan
menyukaiku lagi. Aku bener-benar meminta maaf”
kata Dan Tae seperti menolak Gong Shim dengan terpaksa.
Gong Shim binggung, bertanya bagaimana
dengan segala
sesuatu yang dikatakan Dan Tae sat itu. Dan Tae menjelaskan kalau saat itu semuanya
berbeda dan berusaha menjelaskan kalau sekarang..... tapi Gong
Shim terlihat sudah mulai menangis karena perasaan ditolak oleh Dan Tae.
Akhirnya Gong Shim memilih untuk turun dan kembali
kerumahnya dengan air mata yang mengalir. Dan Tae terlihat kebinggungan. Joon
Soo sudah berada didepan mobilnya menatap ke atap seperti ikut merasakan sesak
didadanya. Gong Shim masuk kamar dan kembali menangis, Dan Tae masih terlihat
kebinggungan. Joon Soo naik ke lantai atas memanggil Dan Tae dan menatapnya
terlihat penuh amarah.
bersambung ke episode 12
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Halo mba dee.... ah, senangnya episode 11 dah hadir :). Saking g sabarnya, hampir tiap jam aq cek.sebelum tidur, bahkan sebelum sahur. Bukannya makan sahur, malah lgsg ngecek gong shim ah..he3...
BalasHapusMakasih bnyk buat sinopsisnya.
Halo mba dee.... ah, senangnya episode 11 dah hadir :). Saking g sabarnya, hampir tiap jam aq cek.sebelum tidur, bahkan sebelum sahur. Bukannya makan sahur, malah lgsg ngecek gong shim ah..he3...
BalasHapusMakasih bnyk buat sinopsisnya.
Keren... udah gak sabar buat baca episode selanjutnya.
BalasHapusnunggu kelanjutannya, bener2 gak sabar, cek bolak balik, akhirnya muncul jg 11 nya. nunggu 12 dst. trims sinopnya yaaa mba...
BalasHapusAkhrnya kluar ep 11 nya...
BalasHapusGk sbar bwt ep slnjtnya..mksh mbk bwt sinopsisnya
Keren dah, ditunggu kelanjutannya ya ^^
BalasHapusEpisode 12 lama banget .. .makasih buat sinopsis ep 11
BalasHapusEpisode 12 lama banget .. .makasih buat sinopsis ep 11
BalasHapusNoooo...jangan sampei joon ama Dantei musuhan krna slah paham giniii
BalasHapusHadeuhhh 😞
2018, nice
BalasHapus