Gun Wook mengejar Soo Ho sampai ke luar rumah sakit,
bertanya mau kemana sekarang. Soo Ho mengatakn ingin mencarinya. Gun Wook pikir
mungkin Bo Nui sudah berada
di rumah dan tidak akan membuat keputusan
bodoh seperti itu, karena sangat
mempercayainya.
“Apakah aku benar-benar percaya padanya,
atau itu hanya apa yang kau inginkan? Mengatakan hal seperti tidak akan mengubah apa
pun. Apakah kau akan hanya duduk dan menunggu saja? Itu hanya membuatmu pengecut.” Ucap Soo Ho sinis
“Perhatikan apa yang kau katakan. Apa Kau tahu
Bo Nui bersedia lakukan untuk menyelamatkan Bo Ra.” Kata Gun Wook dengan nada tinggi
“Ini semua karena ia percaya bahwa
takhayul bodoh.” Balas Soo Ho,
Gun Wook pun menyuruh Soo Ho pergi saja kalau memang
berpikir dirinya bodoh, menurutnya sudah cukup Soo Ho menjadi bosnya. Soo Ho
membalasa kalau Gun Wook silahkan menjadi bodoh dan terus menunggu sebagai
teman dekat. Gun Wook dan Soo Ho akhirnya pergi
berbeda arah.
Bo Nui berjalan ke tepi sungai Han, Soo Ho sampai ke
taman dekat sungai Han, melihat wanita yang berambut pendek langsung menepuknya
berpikir itu Bo Nui, tapi ternyata salah orang. Bo Nui siap melangkah ke dalam
sungai. Gun Wook berdiri diatap melihat ke bawah, berharap Bo Nui segera pulang
karena percaya tak mungkin melakukan hal yang bodoh, lalu berusaha menelp tapi
ponselnya belum juga aktif.
Soo Ho menelp seseorang minta
maaf untuk mengganggu pada larut malam, bertanya
apakah ada seorang pasien baru bernama Shim Bo Ra. Seperti rumah sakit yang ditelpnya tak menerima pasien
bernama Bo Ra. Ia mencoba membaca lagi surat yang ditulis Bo Ra “Aku
minta maaf. Aku berharap
yang terbaik untukmu.” Saat itu juga Bo Ra
menjatuhkan tas dan berjalan ke dalam sungai.
“Dia mengatakan tidak bisa
menyerah. Dia
bilang akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan adiknya.” Ucap Soo Ho yakin memegang erat surat yang dituliskan
Bo Nui untuknya.
Pagi Hari
Bo Nui hanya duduk berlutut didepan sungai Han, lalu
menuliskan nam adiknyanya diatas kertas “Shim Bo
Ra” dan membuatkan bentuk kapal, lalu menaruhnya agar
berada diatas air
“Ibu.... Ayah.... Aku mohon melindungi Bo Ra sehingga
dia tidak akan kesakitan sampai akhir. Aku akan
merawat dia sampai akhir, dan
akan mengikutinya.” Gumam Bo Nui lalu melihat
kapal buatanya semakin menjauh.
Gun Wook masih terlihat kebinggungan keluar dari rumah, saat
melewati parkiran melihat mobil Soo Ho ada disana. Soo Ho keluar dari mobil,
merasa kalau Bo Nui belum juga kembali. Gun Wook juga melihat Soo Ho yang belum
menemukan Bo Nui. Soo Ho hanya bisa menghela nafas, tiba-tiba melihat sosok
yang dikenalnya.
Bo Nui berjalan pulang ke rumahnya, Gun Wook melihat arah
mata Soo Ho seperti mengikuti arah jalan seseorang. Gun Wook akhirnya bisa
melihat Bo Nui pulang. Soo Ho menarik tangan Gun Wook saat akan menghampiri Bo
Nui meminta agar membiarkan Bo Nui sendirian, karena yang terpenting adalah kalau Bo Nui sudah
kembali.
Soo Ho menatap Bo Nui yang akan masuk apartement,
menurutnya lebih baik membiarkan agar Bo Nui bisa beristirahat, lalu masuk ke
dalam mobilnya dan meninggalkan rumah. Gun Wook pun hanya bisa diam saja.
Bo Nui sudah berganti pakaian duduk diruang tengah, lalu
membuka tas dan mengambil ponselnya terlihat [Panggilan tak terjawab dari Puku, Perawat Lee, Dal Nim dan Mr
Je] Akhirnya ia menelp Perawat Lee dengan wajah sedih
berbicara sendiri kalau ini belum waktunya jadi tidak
bisa membiarkan adiknya
pergi dulu.
Perawat Lee mengangkat telpnya. Bo Nui pun langsung
menyapanya. Perawat Lee terlihat tak percaya Bo Nui akhirnya menelp dan
mengeluh telpnya itu tak aktif, lalu memberitahu tentang ambulance kemarin.
Tapi akhirnya menyuruh Bo Nui segera kerumah sakit saja.
“Apakah ada yang masalah dengan Bo Ra?” ucap Bo Nui panik
“Bo Ra mengerakan jarinya!” ucap Perawat Lee penuh semangat, Bo Nui kaget menndengarnya.
Akhirnya ia berganti pakaian dan berlari keluar rumah dengan wajah bahagia.
Bo Ra dikembalikan keruang rawat. Didepan ruangan, Bo Nui
menanyakan pada dokter apakah adiknya itu
benar-benar mengerakan
jari-jarinya, dengan memperagakan tanganya seperti
sedang menari, Dokter membenarkan. Bo Nui memastikan kalau Dokter tak
berbohong, kalau adiknya akan bangun.
“Aku mengatakan yang sebenarnya. Kami menemukan itu dalam van,
jadi i kembali segera. Dengan segera, ia akan mulai pulih indranya
demi sedikit. Dia akan
mulai menampilkan reaksi juga. Aku ucapakan
Selamat.” Kata Dokter yang juga ikut senang, Bo Nui pun
mengucapkan terimakasih.
“Terima kasih, Bo Ra.” Teriak Bo Nui dari depan kamar pada adiknya
Setelah itu Bo Ra pergi ke meja receptionist menyapa
semua perawat dengan mengucapkan terimakasih. Perawat Lee pun memberikan
selamat, Bo Nui mengucapkan terimakasih atas
kerja kerasnya. Perawat Lee juga merasa kalau Bo Nui
juga melakukan sesuatu yang terbaik. Keduanya tertawa bahagia.
Bo Nui terus terus senyuma bahagia berjalan ditrotoar,
melihat bunga-bunga yang bermekaran, ia langsung berjongkok dan mengajaknya
bicara karena hatinya sangat bahagia.
“Coba Lihatlah bagaimana kau mekar ! Aku sangat bangga padamu. Tumbuh hanya sedikit lebih. Fighting!”
kata Bo Nui dengan wajah bahagia lalu kembali berlari.
Gun Wook sedang ada ditempat fitness, sambil menatap
ponselnya berpikir kalau Bo Nui itu pasti sedang tidur, atau ketiduran, jadi itu sebabnya tidak bisa menjawab
panggilannya. Menurutnya Bo Nui itu tak akan
mengabaikan telpnya jika sudah melihat ponselnya, lalu menambah kecepatan
larinya.
“Bo Nui ... Dia harus mempersiapkan diri. Aku tidak akan membiarkan kesempatan ini” kata Gun Wook sambil berlari, tiba-tiba
ponselnya bergetar dan nama Bo Nui terlihat dilayar.
Gun Wook buru-buru mencoba turun dari treadmill
mengangkat telp dari Bo Nui, dengan nada panik bertanya keberadanya, apakah ada
dirumah, lalu berusaha untuk tenang menanyakan lebih dulu keadaanya apakah baik-baik
saja. Bo Nui yang bahagia, meminta agar Gun Wook jangan
kaget.
“Katakan saja, Aku akan mendengarkan.” Ucap Gun Wook sudah siap mendengar berita buru.
“Bo Ra terbangun..... Puku, Bo Ra sudah bangun!” kata Bo Nui dengan wajah bahagia, Gun Wook bertanya
kapan adik Bo Nui itu bangun.
“Mereka menemukan semalam. Aku akan memberitahu rincian saat
pulang nanti.” Kata Bo Nui, Gun Wook bertanya dimana
Bo Nui sekarang, Bo Nui mengatakan harus mampir di suatu
tempat lalu mengucapkan salam perpisahan dan menutup telpnya. Gun
Wook ingin menemaninya tapi Bo Nui sudah lebih dulu menutup telpnya.
Soo Ho gelisah diruanganya, melihat jam yang sudah lewat
dan keadaan seperti ini sangat menjengkelkan. Lalu ia mengintip dari jendela sosok Bo Nui belum duduk
dimeja kerjanya. Soo Ho bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi dengan Bo
Nui sekarang.
“Dia harus datang untuk bekerja
jika pulang ke rumah, padahal Dia
biasa sudah datang ke tempat kerja.” Kata Soo Ho uring-uringan.
“Tapi Tak bisakah seorang presiden memanggil
karyawannya yang tidak masuk kerja? Ah... Tidak.... Mengapa? Mengapa aku harus mendekatinya? Sudahlah... Lupakan” ucap Soo Ho melempar ponselnya ke sofa.
Tanpa disadari ponselnya menelp Bo Nui, Ketika
menyadarinya Soo Ho langsung melompat ke atas sofa berusaha mematikan telpnya,
tapi yang terjadi telpnya sempat diangkat walaupun hanya 3 detik. Akhirnya ia
kesal sendiri dengan berguling dan melempar bantalnya.
Soo Ho duduk mencoba untuk tetap tenang, terdengar suara
pegawainya menyapa seseorang yang baru datang. Soo Ho langsung keluar dengan
melompati Meja dan sofanya, berpikir Bo Nui yang datang lalu langsung berteriak
marah “Kenapa kau sangat telat?” Ji Hoon dan seorang kurir binggung.
“Aku minta maaf, karena lalu lintas yang padat.” Kata kurir membungkuk meminta maaf. Semua pegawainya
terlihat ikut kaget.
“Apakah ini paket kiriman milikmu, Presdir?” tanya Dae
Kwon, Soo Ho pikir memang itu barang pesanan miliknya.
“Dia datang untuk membawa keyboard baruku, jadi paket ini miliku” kata Ji Hoon. Semua menatap
Soo Ho dengan tatapan heran.
“Lalu kapan paket aku akan tiba? Mengapa
mereka begitu lambat?” teriak Soo Ho marah,
“Dan dia tidak seharusnya masuk ke
sini Kalian semua tak punya pikiran, Perusahaan teknologi informasi
adalah berhubungan semua tentang keamanan. Bagaimana kau bisa begitu membiarkanya karena demonstrasi berakhir? Kalian harus memberikan perhatian” teriak Soo Ho dengan
mulut berbelit, bertolang pinggang.
Semua pegawai binggung tiba-tiba Soo Ho langsung
marah-marah lalu masuk ruangan. Dae Kwon langsung menarik Dal Nim,
bertanya-tanya Apakah hal-hal yang
tidak berjalan dengan
baik dengan Bo Nui. Yoon Bal pikir seperti itu,
tapi menurutnya kenapa Soo Ho melampiaskan kemarahanya pada mereka, yang
membuatnya sakit kepala. Dae Kwon yakin Soo Ho itu memang pria
yang aneh. Dal Nim hanya bisa menghela nafas
panjang.
Bo Nui datang kembali ke tempat Tuan Goo, mengetuk pintu
sambil berteriak apakah tidak di dalam. Tiba-tiba terdengar dari belakang menyuruh Bo Nui untuk
minggir. Bo Nui langsung menghampiri Tuan Goo dengan wajah bahagia, bertanya
kemana saja beliau karena sudah mencarinya kemana-mana.
“Aku meninggalkan catatan di depan rumah, Aku pergi untuk menawarkan
layananku pada yang lain. Melihat
bagaimana semangatmu, aku menduga kau berada dalam kesulitan lagi.” kata Tuan Goo mengeluakan kunci rumahnya.
“Tuan Goo... Terima
kasih.” Ucap Bo Nui sambil memeluk Tuan Goo, lalu memberitahu
Bo Ra akhirnya bangun. Tuan Goo terlihat binggung.
Bo Nui menceritakan sangat tak percaya
dan bersyukur, karena gagal
menangkap harimau. Tuan Goo mengatakan itu tak
mungkin, Bo Nui terlihat binggung. Tuan Goo meminta Bo Nui untuk memikirkan
lagi, apakah tak ada yang benar-benar terjadi malam
itu.
“Aku minum cukup banyak karena takut sesuatu yang buruk akan terjadi
pada Bo Ra. Lalu turun hujan yang cukup deras dan
aku minum cukup banyak Lalu aku pulang.” Cerita Bo Nui
Bo Nui mengingat saat hujan turun deras, Soo Ho
menariknya karena matahari belum terbit jadi akan
mengabulkan keinginannya, lalu menegaskan kembali
kalau ia pria yang lahir ditahun Harimau. Ke esokan paginya, Bo Nui menyadari
terbangun bukan dirumahnya, dan disampingnya ada Soo Ho yang juga berbaring
dilantai.
“Jadi Harimau... Menghabiskan malam dengan dia?” ucap Bo Nui tak percaya ternyata sudah melakukanya.
“Itu mungkin tidak mudah ...jika kau mabuk.” Komentar Tuan Goo
“Tuan Goo, jadi Aku
melakukannya! Aku menghabiskan malam dengan seorang pria yang lahir pada tahun
harimau!” jerit Bo Nui tak percaya
“Aku tidak percaya kau akan bisa melakukannya.” Ucap Tuan Goo
Bo Nui tersenyum ternyata hanya itu saja yang membuat
adiknya terbangun, lalu memuji Tuan Goo seharusnya menjadi
peramal yang terbaik di Korea, lalu mengubah
pernyatanya harusnya diseluruh dunia bahkan di
seluruh alam semesta. Tuan Go menyuruh Bo Nui
menyudahi ucapanya,
“Sekarang Seberapa jauh kau akan pergi? Jika kau bangkit di seluruh tempat
seperti itu, maka mungkin
jatuh dan melukai diri sendiri. Berhenti
menjadi berlebihan dan memantul ke sana kemari pada dinding
seperti itu. Kau harus selalu
berhati-hati.” Ucap Tuan Goo
“Mr Koo, Aku sudah melakukan seperti yang kau katakan selama dua tahun
terakhir. Aku akan
pastikan untuk menyalakan lilin di pagi hari dan melakukan ritual malam setiap
hari.” Kata Bo Nui
“Aku masih merasa ... ada energi tak beruntung
darimu, jadi ingat itu dan segera keluar dari sini” kata
Tuan Goo sinis
Bo Nui mengerti tapi sebelum pergi memegang tangan Tuan
Goo mengucapkan terimakasih menurutnya
ia tidak akan mungkin sampai sejauh
ini kalau bukan berkat Tuan Goo. Tuan Goo melepaskan tangan Bo Nui, menurutnya
hanya omong kosong karena semua ini sudah jadi takdirnya. Bo Nui membalas kalau sudah ditakdirkan
untuk bertemu dengan Tuan Go
juga.
“Aku akan datang untuk mengucapkan
terima kasih dengan Bo Ra saat dia benar-benar bangun.” Kata Bo Nui
“Sudalah, Lupakan. Aku tidak ingin kau untuk membawa nasib buruk di
sini. Keluar
dari sini dan bawa nasib
burukmu keluar.” Ucap Tuan Goo sinis
“Baiklah ! Aku tidak tahu mengapa, tapi
suaramu terdengar seperti ... musik ke telingaku hari ini.” kata Bo Nui berdiri dengan senyum bahagia, lalu keluar
dari ruangan.
Tuan Goo sempat tersenyum saat Bo Nu keluar, lalu ia
menyalakan lilin menurutnya ini semua konyol dan juga gadis yang bernasib tak
beruntung. Tapi ia terus berdoa agar Tuhan bisa terus menjaganya.
Dal Nim datang ke cafe bertanya pada Ryang Ha, apakah
melihat Soo Ho. Ryang Ha mengodanya, Apakah Dal Nim merindukannya setiap detik dan tak tertahankan lagi. Dal Nim meminta agar Ryang Ha
menyudahi ejekannya.
“Aku sedang tidak ingin sbermain bersama dengan leluconmu sekarang.” Kata Dal Nim marah
“Baiklah.. "Yang
bisa saya lakukan adalah tersenyum di sisinya. Mungkinkah dia tahu? Bahwa aku selalu ...” ucap Ryang Ha mengingat kalimat yang tulis diary Dal
Nim
“.... Menyaksikan dia."” Kata Dal Nim menlanjutkan dengan wajah sumringah, Ryang
Ha tersenyum karena memang benar Dal Nim pemiliknya.
Dal Nim terus menyangkal bukan dia yang menuliskanya,
Ryang Ha membela kalau ia tak mengatakan apapun dan tak mendengarnya, Dal Nim
panik dengan menutup wajahnya. Ryang Ha pun memberikan minuman sambil berbicara
tentang siapa yang sedang lihatnya, apakah ibu,
ayah atau Soo Ho.
“Aku benar-benar tidak ingin
mengatakan ini, tapi
kau sangat menyebalkan,
menjengkelkan dan mengganggu! Kau adalah
tipe orang yang membuatku tidak
tahan!” teriak Dal Nim lalu meninggalkan cafe.
“Me Too ! Aku
juga merasakan hal yang sama! Kau menyebalkan, menjengkelkan dan
mengganggu ...” teriak Ryang Ha.
Dal Nim akhirnya menemukan Soo Ho yang sedang duduk
dibangku taman, membaca berkas. Ia pun menghampirinya mengaku sudah mencarinya
kesana kemari, Soo Ho pun melihat Dal Nim ada didekatnya. Dal Nim mengaku ingin
meminta sesuatu. Soo Ho bertanya apa itu.
“Apakah kau pikir bisa membujuk Bo Nui? Aku mohon agar memintanya
untuk kembali ke Zeze.” Kata Dal Nim duduk dibangku sampingnya, Soo ho pun
mengangkat kepalanya menatap Dal Nim.
“Sejujurnya, Bo Nui memiliki seorang adik perempuan. Dia
mengalami kecelakaan besar dua tahun lalu dan berada di rumah sakit sekarang. Bo
Nui pergi melalui begitu banyak kesulitan membayar tagihan rumah sakit. Aku berharap
dia mengakhiri pikiran tentang kutukan
Zeze” cerita Dal Nim, Soo Ho bertanya apa maksud kutukanya.
“Di Hari adiknya kecelakaan adalah hari wawancara akhir
Zeze dua tahun lalu. Bo Nui berubah setelah itu. Dia mengatakan seorang peramal
menyelamatkan Bo Ra. Dia berbicara tentang nasib buruk, jimat ...” ucap Dal Nim
dan Soo Ho bisa melanjutkan “Garam dan kacang merah.”
“Dia akhirnya bekerja dan hidup seperti orang normal setelah
mendapatkan pekerjaan di Zeze. Jadi sudah jelas apa yang akan terjadi padanya
sekarang bahwa dia berhenti dari pekerjaannya.” Kata Dal Nim khawatir.
Dal Nim memanggil Bo Nui saat kembali ke ruangan, Soo Ho
yang berjalan didepan Dal Nim langsung menyuruh Bo Nui untuk segera menemuinya
diruanganya. Dal Nim memukul temanya lebih dulu, bertanya kemana saja karena
tak mengangkat telp darinya. Bo Nui berbisik memberitahu kalau adiknya sudah
bangu, Dal Nim menjerit kaget. Bo Nui pun akan menemui Dal Nim nanti setelah
bertemu dengan Soo Hoo.
“Di mana kau tadi malam?” tanya Soo Ho menatap ke arah
jendela ketika mendengar Bo Nui yang masuk ruanganya, Bo Nui menjawab dari
Sungai Han.
“Seberapa jauh... Kau akan seperti ini? Apakah kau akan tetap
melakukan tindakan bodoh? Apa yang kau ingin untuk aku lakukan? Apakah kau
mendapatkan keberuntungan yang baru diberitahu lagi? Apa yang harus aku lakukan
untuk ?” teriak Soo Ho berjalan sampai ke depan Bo Nui
“Kau tidak perlu melakukan apa-apa.” Ucap Bo Nui dengan
wajah binggung
“Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan selanjutnya.
Aku merasa terganggu. Aku sangat terganggu karena kau itu membuatku gila.”
Teriak So Hoo
“Aku yakin karena aku menempatkanmu melalui banyak
situasi yang aneh. Tapi Kau tidak perlu khawatir lagi. Bo Ra ... sudah sadar
sekarang... Bo Ra ... telah memiliki kesadaran kembali.” Kata Bo Nui. Soo Ho
terpaku mendengarnya, Bo Nui mengatakan semua ini karena Soo Ho jadi
mengucapkan terimakasih.
Di luar ruangan
Dal Nim membuat kopi untuknya, sementara Dae Kwon dkk
berkumpul disamping perosotan. Yoon Bal merasakan ketegangan di udara saat ini
karena Bo Nui telah datang, bertanya-tanya apakah Bo Nui akan berakhir berkerja
hari ini.
Ji Hoon berharap
Bo Nui memiliki cukup keberanian
untuk menampar wajahnya. Dae Kwon setuju, Seung Hyun mengajak mereka bertaruh
kalau Bo Nui akan kembali bekerja. Tiga pria lain merasa tak mungkin, Ji Hoon
melihat Bo Nui berhenti kemarin jadi tidak
akan masuk akal baginya untuk kembali. Tiga pria yakin Bo Nui tak mungkin
kembali tapi Seung Hyun dan Hyun bertaruh Bo Nui akan kembali berkerja.
Soo Ho masih terdiam lalu bertanya apa maksud ucapan Bo
Nui tadi, Bo Nui mengingatkan tentang Malam bulan purnama. Soo Ho pikir tidak
ada yang terjadi malam itu. Bo Nui menceritakan Peramal mengatakan kepadanya untuk menghabiskan malam dengan seorang pria
yang lahir pada tahun harimau.
“Aku punya pikir, diriku yang salah. Aku berpikir mesum
dengan memikirkan kalau artinya harus aku harus tidur dan melakukan sesuatu
dengan pria harimau.” Jelas Bo Nui.
“Tunggu sebentar.... Malam itu, Kau tidur di tempatku,
itu Yang membantu adikmu terbangun?”
kata Soo Ho masih tak percaya, Bo Nui mengangguk membenarkan.
“Dia akan mengerakan jari-jari kakinya, membuka matanya
dan bahkan berbicara. Mereka mengatakan adikku akan lebih baik.” Cerita Bo Nui
bersemangat.
“Yah... aku bisa mengerti.... Itu kabar baik.” Ucap Soo Ho terlihat masih
tak percaya
“Aku ucapkan Terima kasih. Sekarang,aku tidak akan
mengganggumu dengan cara apapun. Aku akan menghilang dari kehidupan mu, Seperti
yang aku janjikan....” ucap Bo Nui
langsung dipotong oleh Soo Ho
“Tidak, kau tidak
bisa melakukan itu. Jika dia hanya mengerakan jari, dia mungkin pada masa semicoma. Dia akan berada pada keadaan dari setengah sadar lalu lemas kemudian sepenuhnya
terjaga. Dengan keadaan ini akan membutuhkan banyak waktu untuk melalui semua
itu. Dia juga harus melakukan rehabilitasi setelah dua tahun di rumah sakit, tagihan
medisnya akan terus bertambah bahkan bisa lebih dari sekarang.” Ucap Soo Ho
terus menyecoros lalu memalingkan wajahnya.
Bo Nui binggung Soo Ho bisa tahu. Soo Ho meminta Bo Nui
untuk mendengarkan lalu mengeluarkan amplop surat pengunduran diri, meminta Bo
Nui tidak bermain denganpikiran dengan hal-hal seperti ini, menurutnya Bo Nui tidak
harus menyerahkan pengunduran diri secara begitu mudah, sepertinya hanya biasa
saja dan membuang suratnya ke tempat sampah.
Soo Ho menghela nafas menurutnya keadaan ini sangat tak
bisa dipercaya, Bo Nui inginta Soo Ho mengatakan
dirinya membuat khawatir. Soo Ho menegaskan karena itu membutuhkan Bo Nui untuk
tetap bisa melihatnya, tapi dirinya itu memiliki imajinasi jadi jika Bo Nui
pergi melakukan hal-hal anehdi mana ia tidak bisa melihatnya, jadi terlalu banyak
membuang waktu mengkhawatirkan keberadaanya, jadi ia meminta Bo Nui tetap ada
ditempat yang bisa dilihatnya.
Bo Nui tetep diam dan terus menatap Soo Ho yang meminta
agar tak pergi. Soo Ho menunjuk surat pengunduran dirinya memperingatakan agar tak menyerahkan
pengunduran dirinya lagi, jangan bolos bekerja, Jangan mengabaikan panggilan
saya atau pesanya, menurutnya ini bisa dimengerti, Bo Nui hanya diam, Soo Ho
meminta Bo Nui menjawab kalau memang mendengarkan ucapanya. Bo Nui mengatakan
mengerti.
“Untuk hari ini, Kau pulang dan tidur. Itu adalah tugasmu
untuk hari.” Kata Soo Ho, Bo Nui ingin berkata tapi Soo Ho lebih dulu menyela
“Cepat.... Pulang ke rumah. Ini pekerjaanku sebagai atasanmu
untuk memastikan kau dalam kondisi baik ketika bekerja.” Kata Soo Ho, Bo Nui
menganguk mengerti lalu keluar ruangan dengan senyuman.
“ Presdir Je...” kata Bo Nu memanggil sebelum keluar, Soo
Ho menyuruhnya untuk cepat pergi saja.
“Kau harimau sangat bagus. Aku akan bekerja keras dan
memastikanmu tidak menyebabkan kesulitan apapun.” Kata Bo Nui dengan senyuman
bahagia lalu membungkuk dan keluar ruangan.
Soo Ho mengeluh Bo Nui itu terlalu banyak bicara, setelah
itu langsung berjongkok lemas mengucap syukur karena akhirnya adik Bo Nui bisa
sadarkan diri.
Nyonya Yang berjalan keluar rumah dengan baju rapih dan
terlihat sangat modis, langkahnya terhenti melihat sesuatu disampingnya. Beberapa
kotak minuman herbal berjejer di depan rumahnya.
Di depan cafe
Dal Nim merasa luar biasa tapi tak percaya, Bo Nui yakin
itu adalah keajaiban. Dal Nim pun
memastikan kalau tak ada yang terjadi
antara Bo Nui dan Soo Ho. Bo Nui menceritakan hanya tidur karena terlalu mabuk
jadi tak melakukan apapun.
“Kalian berdua bertindak begitu aneh, jadi aku pikir kau
berkencan diam-diam. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi” Kata Dal Nim
“Itu tidak mungkin, Ini semua karena apa yang dikatakan
si peramal, ad hanya itu saja. Aku minta maaf karena tidak bisa memberitahumu
dari awal” ucap Bo Nui,
Dal Nim tak mempermasalahkan, lalu memeluk temanya
mengucapkan selamat. Bo Nui tak ingin temanya mendekat, Dal Nim tak peduli,
menurutnya Tidak masalah menjadi tak beruntung hanya untuk satu hari. Ia
mengetahui temanya banyak melalui cobaan dan menepuk punggungnya dengan
mengatakan sangat bangga dengan temanya itu. Bo Nui pun mengucapkan
terimakasih.
Dibelakang mereka terlihat kotak minuman Tuan Won yang
terbuka dan beberapa botol sudah menghilang. Seung Hyun menuangkan botol air
Tuan Won pada botol air minumnya, Yoon Bal melihat itu air ajaib dan merasa
rasanya aneh.
Seung Hyun tahu rasa pahit tapi sesuai dengan seleranya,
Yoon Bal mulai mengejeknhya. Seung Hyun memanggil Hyun Bin, memastikan kalau
itu air alkalescent, Yoon Bal membenarkan karena itu yang tertulis di paket.
Seun Hyun mengatakan kalau rasa airnya sangat lezat, Yoon Bal menawarkan diri
untuk mengambilnya lagi.
Dal Nim masuk ruangan, Dae Kwon dkk langsung mengerubunginya,
bertanya apa yang terjadi apakah Bo Nui pergi meninggalkan Zeze atau tidak. Dal
Nim memberitahu Mulai besok, Bo Nui akan datang untuk bekerja lagi, lalu
menari-nari dengan wajah bahagia. Dae Kwon, Ji Hoon dan Yoon Bal pun mengeluh
karena mereka kalah taruhan.
Seung Hyun dan Hyun Bin, saling High Five dengan wajah
bahagia. Ji Hoon pikir baru kali ini Soo Ho menghentikan seseorang yang akan
keluar dari Zeze. Yoon Bal merasa Soo Ho itu banyak berubah. Dae Kwon merasa
keadaan ini mengerikan. Seung Hyun pun meminta agar mereka membayar uang
taruhan. Dal Nim dengan wajah bahagia kembali menuliskan dalam diarynya,”pesona nya
tidak terbatas.”
Soo Ho dengan kacamatanya membaca berkas diatas mejanya,
lalu terdiam sejenak mengingat ucapan Bo Nui sebelum meninggalkan ruanganya “Presdir Je... Kau harimau sangat bagus.” Senyumanya
terlihat, tapi kembali menyadarkan dirinya berusaha untuk konsetrasi dengan
pekerjaanya. Senyum bahagia tak bisa ditahan mendapat pujian dari Bo Nui.
Ryang Ha memberikan minuman untuk temanya, tapi Soo Ho
tak henti-hentinya senyum dengan gigi yang terlihat, Ryang Ha pikir temanya itu
sakit. Soo Ho terus tersenyum sambil meminum kopinya. Ryang Ha binggung karena tetap
tersenyum, Soo Ho tetap tersenyum mengingat Bo Nui yang memujinya. Ryang Ha
binggung melihat Soo Ho juga mendengus. Soo Ho akhirnya tertawa dengan
membungkukan badan dimeja.
“Kau menertawakan leluconku juga. Kau pasti sudah gila,
Akuharus menelepon rumah sakit.” Ucap Ryang Ha panik
Sul Hee datang menyapa Soo Ho, dengan santai Soo Ho
bertanya apakah Sul Hee akan pulang sekarang. Sul Hee membenarkan, Ryang Ha
binggung kenapa keduanya tiba-tiba begitu baik satu sama lain. Sul Hee tersipu
malu berpikir rayuan kemarin membuat Soo Ho bersikap baik padanya. Soo Ho
dengan senyuman langsung pamit pergi. Sul Hee pun mengekor dibelakanganya.
“Apa yang sedang terjadi? Aku merasa ditinggalkan.” Ucap Ryang
Ha binggung
Soo Ho membuka
kunci sepedanya, Sul Hee datang mengatakan akan ikut denganya, mengajaknya
untuk mengendarai sepeda bersama-sama karena Sudah lama tak melakukanya. Soo Ho
melirik Sul Hee yang mengunakan sepatu Heels.
“Tentu saja tidak, aku membawa sepasang sepatu kets.” Ucap
Sul Hee mencari dalam tasnya tapi tak menemukanya.
“Kemana sepatuku? Aku menempatkanny di sini beberapa
waktu lalu saat masih diruangan” kata Sul Hee binggung
Seperti disengaja Sul Hee pun meminta Soo Ho agar
memboncengnya. So Ho menyuruh Sul Hee mengambil sepatunya kembali lalu naik
sepedanya, setelah itu pergi meninggalkanya seolah tak peduli. Sul Hee
memanggilnya tapi Soo Ho tetap meninggalkanya.
Soo Ho mengendarai sepedanya melalui taman, tiba-tiba
dari arah belakang Sul Hee datang mengayuh sepeda dengan sepatu heelsnya
meminta untuk menunggunya. Soo Ho memberitahu kalau itu berbahaya. Sul Hee
mengatakan kalau ia baik-baik saja.
“Apakah kau tidak ingat? Kita memiliki taruhan di Madison
Park. Kalau kau kalah maka kau harus memberikan aku es krim, Saat itu musim
semi, dan bunga-bunga yang sangat cantik.” ucap Sul Hee
“Kau bilang Musim semi? Itu 14.September” kata Soo Ho,
Sul Hee demha ucapanya.
Soo Ho ingat Sul Hee makan es krim dan punya masalah
perut akhirnya terjebak dalam toilet, Sul Hee menjerit kalau tak pernah seperti
itu, mengeluh Soo Ho itu gila membahas hal itu. Soo Ho pikir itu baik untuk
kesehatan mental Sul Hee untuk melupakan memori memalukan lalu mengayuh sepeda
lebih cepat.
Sul Hee tak mau kalah meminta Soo Ho menunggunya, tapi
yang terjadi adalah keseimbangnya hilang dan akhirnya terjatuh. Soo Ho pun
menghentikan sepedanya, terpaksa mendekatinya. Sul Hee memperlihatkan wajah
lemahnya seorang wanita memperlihatkan luka ditanganya. Soo Ho hanya bisa
menghela nafas panjang.
Ditaman
Soo Ho datang membawakan bungkus obat untuk Sul Hee dan
diberikan begitu saja. Sul Hee merengek meminta agar Soo Ho melakukan untuknya,
karena yang terluka tangan kanan jadi tak mungkin bisa menempelkan plester bahkan
tidak bisa menggerakkan jari kiri dengan baik. Soo Ho pun menghela nafasnya.
“Lalu, mengapa kau memakai sepatu seperti itu? Kau belum
berubah sama sekali, selalu melakukan apapun yang kau inginkan dan out of
control” ucap Soo Ho sambil mengoleskan salep
“Itu sebabnya kau menyukaiku.” Goda Sul Hee yang membuat
Soo Ho terdiam.
Sul He ingat Soo Ho selalu berpesan agar "Jangan
main puku orang, kalau belajar jangan lupa istirahat sebentar, Jangan menjambaki rambut kalau
kesal". Soo Ho ingin menjelaskan kalau semua
itu, Sul Hee menegaskan jika Soo Ho mengkhawatirkan
seseorang, terus memikirkannya, berarti
menyukainya. Soo Ho hanya diam saja, Sul Hee mengaku
merindukan omelan seorang Je Soo Ho.
Soo Ho buru-buru menempelkan plester, menyuruh Sul Hee
untuk menuntun sepedanya jangan menaikinya, lalu pergi mengayuh sepedanya
kembali. Sul He mangatakan akan menurutinya, lalu memuji dirinya yang sangat
penurut, lalu melihat plester ditangan dengan senyuman.
Soo Ho mengayuh sepeda menyusuri taman, pikiranya kembali
saat Ryang Ha tak percaya dirinya itu mengkhawatirkan Bo Nui. Soo Ho pun
mengakui kalau terus
memikirkan Bo Nui yang membuatnya Hampir gila, lalu
perkataan terakhir Sul Hee.
“Jika kau mengkhawatirkan
seseorang, terus memikirkannya, berarti kau suka padanya.”
Soo Ho terus mengemudikan sepedanya melalui taman
bermain, lalu menyusuri jalan menanjak setelah itu turun dari sepedanya.
Tiba-tiba ia terkejut karena melihat berada di depan rumah Bo Nui bukan
rumahnya, sepedanya pun sampai jatuh.
“Kenapa, kenapa aku kemari?” ucap Soo Ho binggung, lalu memukul kakinya agar sadar
dan buru-buru membalikan sepedanya.
Tapi sebelum pergi menatap kerumah Bo Nui, bertanya-tanya
apakah bawahnya itu sudah makan. Akhirnya Ia duduk disebuah restoran, Bo Nui
lewat didepan restoran dengan senyuman. Soo Ho langsung berdiri bertanya apakah
pesanan masih lama.
Bo Nui berjalan dengan berlenggak-lenggok, pinggulnya tak
bisa henti bergoyang karena sangat bahagia. Soo Ho mengikutinya dari belakang
dengan menuntun sepedanya, ketika akan mendekat tiba-tiba Gun Wook keluar rumah
dan langsung memeluk Bo Nui. Gun Wook berbisik sangat senang karena Bo Nui dan
Bo Ra baik-baik saja, Bo Nui pun memeluk erat Gun Wook dengan senyuman.
Soo Ho yang melihatnya terlihat ada perasaan sakit hati
dan cemburu, melihat bubur yang dibawanya sia-sia, akhirnya memutar kembali
sepedanya. Bo Nui dan Gun Wook saling berpandangan dengan wajah bahagia.
Gun Wook membawakan sebuah cake lengkap dengan lilin ke
atap rumah, Bo Nui melihat kuenya sangat cantik. Gun Wook meminta Bo Nui untuk
memberikan pengharapan dan meniup lilinya. Bo Nui langsung berdoa sangat
bersyukur karena Bo Ra sadar.
“Sekarang, untuk Ayah Gun
Wook. Tolong, bantu
kami menemukannya. Ayo Kita tiup
sama-sama ya?” ucap Bo Nui, Gun Wook setuju lalu
sama-sama meniup lilin.
“Apa Sekarang kau bisa lihat Bo Ra? Kau Besok mau besuk bersama-sama?” kata Gun Wook
“Tidak, peramal bilang aku harus berhati-hati. Nanti kuberi setoples garam dan Taruh di rumahmu.” Ucap Bo Nui mulai mencoba kuenya.
“Tapi, urusan dengan harimau-harimau itu
sudah selesai, kan? Nuna tak punya alasan berhubungan
dengannya lagi, kan?” kata Gun Wook memastikan
“Tentu saja! Aku tak seharusnya membuat masalah untuk Presdir” ucap Bo Nui. Gun Wook bisa tersenyum
mendengarnya.
Bo Nui membagi-bagikan setoples garam untuk Seung Hyun,
Hyun Bin lalu berjanji Mulai
sekarang akan
lebih giat bekerja. Soo Ho masuk ruangan
seolah-olah tak peduli. Ji Hoon melihat Bo Nui yang sedari tadi terus tersenyum
bahagia menduga kalau pasti sedang berkencan. Soo Hoo mendengarnya dengan
tatapan sinis. Bo Nui menyangkalnya,
“Kami punya alat tes kebohongan.” Ucap Ji Hoon, Bo Nui mengatakan memang benar sedang tak
berkencan.
“Hei! Siang ini siapa yang akan
melakukan motion capture Gary Choi?” tanya Soo Ho dengan nada tinggi
“Oh ya, sudah diputuskan. Sekarang tugasnya Bo Nui.” Ucap Ji Hoon, Soo Ho bertanya apakah hanya sendirian.
“Iya! Gary yang menginginkannya, lagipula mereka berteman baik.” Ucap Dal Nim.
Soo Ho menghela nafas, Bo Nui mendekat dengan wajah
tersenyum memberitkan sebotol garam, Soo
Ho mengeluh Bo Nui memberikan jimat lagi. Bo Nui terus menyodorkan garamnya,
Soo Ho mengomel sambil mengambil garamnya memperingatkan untuk Jangan
coba-coba menyogoknya dengan barang seperti ini
dan menyuruhnya untuk kerja dengan baik lalu masuk membawa garamnya.
Bo Nui tersenyum melihatnya, Yoon Bal berbisik Bo Nui
babak pertama kalah, berpikir lawannya itu terlalu kuat. Bo Nui tetap saja
terus tersenyum.
Soo Ho menaruh sebotol garam diatas meja dengan
bersebelahan dengan tanaman kaktusnya, sambil mengeluh Bo Nui yang tersenyum
pada siapa saja dan sama sekali tak
mengerti, apakah harus sebahagiakan itu dan membuatnya kesal saja.
Akhirnya ia memilih untuk melihat layar komputer untuk
kembali berkerja, terlihat layar iklan yang keluar “"Bukti
kalau Pria Jatuh cinta pada wanita..." menurutnya
itu percuma dengan menutupnya tapi semakin di klik tak bisa hilang juga. Soo Ho
heran menurutnya tak masuk akal.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Bo nui gak sadar dia lagi di tembak sama soo ho pas ngomel2 tadi di kira soo ho merasa tergangu padahal kan bisa jadi itu ungkapan cinta tambah greget mba dramanya gumawo mba udah cepat bikin sinopsisnya
BalasHapusApa lagi pas Dal Nim di godain Ryang Ha asli ngakak lucu bgt mereka berdua mba
Shipperin dal nim dan ryang ha aaah...couple ini lucu banget deh
BalasHapus