Bo Nui melihat perlahan lembaran surat kontrak kerjanya
dengan Zeze. Seung Hyun, si pria tambun dan Dae Kwon berkumpul melihat dari
kejauhan. Aku dengar aku bagian penting dari kontrak untuk
IF. Akhirnya Bo Nui menandantangi surat kontraknya, Dae Kwon
menjerit kesal tanpa bersuara, Seung Hyun pun meminta uang taruhan.
Ps: ternyata mereka
taruhan Bo Nui akan tetap di Zeze atau tidak
“Aku mendengar bahwa aku merupakan
bagian penting dari kontrak IF.” Ucap Bo Nui
mengeluarkan suara kontraknya.
Ia membaca yang sudah diberi stabilo "Kontrak ini
hanya akan berlaku ... Jika Zeze Factory akan mempekerjakan karyawan
Daebak Soft, Shim Bo Nui, Sebagai pengembang untuk perangkat lunak. Jika kontrak kerja Nona Shim tidak dilaksanakan atau dibatalkan, Kontrak ini juga akan dibatalkan." Soo
Ho menjelaskan itu adalah kontrak antara Zeze dan Daebak Soft.
Bo Nui mengartikan dirinya itu memiliki
kekuatan untuk membatalkan kontrak ini, yaitu Zeze
tidak akan mampu mengembangkan IF jika ia tidak mengirimkan surat kontrak, Soo
Ho tak mau bertele-tele bertanya apa yang kelanjutan. Bo Nu menjelaskan akan
bekerja di Zeze dan sudah
menandatangani kontrak.
“Tapi kau harus memberikanku
sebuah keinginan.” Kata Bo Nui
“Keinginan apa? Langsung saja ke intinya. Sudah 6
menit dan 30 detik.” Ucap Soo Ho semakin kesal
“Pergilah denganku. Mari berkencan selama tiga minggu
sementara kita mengembangkan IF. Itu
keinginanku...” tegas Bo Nui, Soo Ho terdiam
mendengar pemintaan Bo Nui, ponsel Soo Ho kembali bergetar dari itu dari
ibunya.
Di pinggir sebuah danau
Nyonya Yang tak bisa berbicara pada anaknya karena
telpnya terus saja sibuk, diatas meja sudah ada kue dan banyaknya makanan, Tuan
Je pun duduk didepanya. Nyonya Yang kesal sendiri karena seharusnya anaknya
memberitahu kalau tidak menjawab telepon, dan mengabaikan SMSnya, padahal sudah membuat semua
makanan untuknya. Tuan Je meminta istrinya untuk menyudahi saja.
“Jadi kenapa kau harus masuk ke
sana dan membuatnya kesal? Kau
keluar kendali saat kau mabuk.” Keluh Nyonya Yang lalu
ingin memasangkan topi ulang tahun pada suaminya, Tuan Je mengeluh istrinya tak
perlu melakukan.
“Sudah bertahun-tahun sejak dia
berhenti bersikap seperti putra kita. Mari
kita hidup seperti orang asing mulai sekarang. Jangan mengunjunginya lagi.” Kata Tuan Je
“Kalau kita punya menantu, dia pasti akan membantu kita. Dia belum punya pacar sampai hari
ini, dan ini
membuatnya tidak berperasaan. Dia
pingsan saat acara karena dia tidak punya pacar.
Padahal Dia punya banyak energi dalam dirinya Makanya dia pintar.” Kata Nyonya Yang membanggakan anaknya.
“Aissh.. Kau mulai lagi... Apa kau pergi ke cenayang lagi? Aku sudah bilang berhenti percaya
pada omong kosong itu.” Teriak Tuan Je.
“Suamiku duduk sepanjang hari
memancing, dan
putraku duduk sepanjang hari bekerja. Jadi
siapa yang ada untukku?” jerit Nyonya Yang kesal
lalu mengembalikan sup rumput laut ke dalam pancii
Soo Ho yang terlihat datar bertanya apa tadi yang
dikatakan Bo Nui, Bo Nui mengatakan syaratnya untuk mulai berkencan denganya. Soo Ho mengartikan kalau
Bo Nui itu menyukainya. Bo Nui
meyangkal bukan seperti itu maksudnya. Soo Ho menghela nafas seperti tak habis
pikir perkataan Bo Nui dengan menyandarkan badannya dikursi.
“Aku tidak memintamu terlibat
denganku secara romantic, tapi Aku
memintamu melakukan hal normal yang dilakukan pasangan. Kita bisa menonton film dan minum
teh bersama, atau Kita bisa
masak ramyeon bersama. Seperti
kontrak berkencan Ya. Kau bisa menganggapnya
seperti versi beta dari game. Kau
hanya perlu menyediakan waktu. Bukankah sangat sederhana?”” jelas Bo Nui bersemangat
“Aku akan memberi jawaban
sederhana. Tidak.” Kata Soo Ho dengan cepat.
“Apa Kau mau menyerah pada IF?”tanya Bo Nui
“Bukankah kau mengembangkan game
itu? Kau
berusaha membuat perjanjian menggunakan game yang kau kembangkan. Bukankah itu seperti menahan
anakmu sebagai sandera?” kata Soo Ho
“Apa maksudmu sandera? Aku hanya berusaha mendapat
keuntungan dari anakku. Aku
hanya membutuhkanmu selama tiga minggu Kalau
kau melakukannya dengan baik, bisa berakhir dengan cepat. Aku akan menghilang dari
kehidupanmu setelah itu.”ucap Bo Nui
“Kenapa kau melakukan ini padaku?
Apa maksudmu sebenarnya?” jerit Soo Ho benar-benar
tak masuk akal, suasana terasa tenang dan Bo Nui mulai berpikir sejenak.
“Kehidupan seseorang... bergantung pada hal itu. Kalau kau menolaknya, aku mungkin akan mati.” Kata Bo Nui dengan mata berkaca-kaca, Soo Ho mengerti
menyuru Bo Nui keluar karena sudah bicara
omong kosong dan meminta membawa surat kontraknya.
Bo Nui mengerti karena akan merobeknya
dan berkemas. Soo Ho pun memanggilnya, dan Bo Nui pun
berhenti lalu menolehkan kepalanya. Soo
Ho pun mengatakan akan memikirkannya dan memberitahu besok. Bo Nui mengerti Tapi
menurutnya hanya ada satu jawaban lalu keluar dari ruangan. Hyun Bin seperti mendengar
percakapan berpura-pura kembali berkerja.
Gun Wook dan Sul Hee berlomba berenang bersama, setelah
sampai diujung ke duanya pun membuka kacamata renanganya. Gun Woo pikir Sul Hee
hanya mau
melakukan pemanasan. Sul Hee mengatakan kalau Ini
pertandingan.
“Jadi kau mau mengalahkan atlet
profesional?” kata Gun Wook
“Aku tidak bisa mengalahkanmu
dengan tenis.” Balas Sul Hee.
Sul Hee sedang menunggu menerima telp dari sesorang dan
mengaku dari IM Sports. Gun Wook
sudah selesai berganti baju berlari menaiki tangga, Sul Hee dengan cepat bisa
menghentikanya bertanya mau kemana. Gun Woo mengaku Ada
sesuatu terjadi.
“Dimana? Apa ini berhubungan dengan gadis
tetangga?” kata Sul Hee, Gun Wook menyangkalnya.
“Jadi ada apa? Kau sudah janji padaku. Aku memberimu liburan, dan...” ucap Sul Hee terdengar penasaran
“Aku tidak mau berbohong padamu,
Amy. Jadi
jangan tanyanya padaku jadi Urus saja urusanmu.” Kata Gun Wook lalu menaruh ponsel Sul Hee kembali ke
telinganya dan beranjak pergi. Sul Hee kembali berbicara wajahnya terlihat
bingung ketika seseorang meminta datang.
Gun Wook berlari masuk ke cafe tak sengaja bertabrakan
dengan seseorang yang mengunakan topi keluar dari cafe. Seorang pria
melambaikan tanganya memberitahu tempat duduknya, Gun Wook sempatm melihatnya
lalu mendekatinya.
“Kau bilang sudah menemukannya dan Kau bilang sudah dengannya..” Kata Gun Wook nampak geram, Si pria membenarkan
“Dia datang denganku dan bilang dia adlah ayah biologismu. Tapi saat aku bilang padanya
bahwa kau akan segera ke sini, dan dia
langsung lari. Dia pergi
saat kau baru masuk.” Ucap Si pria, Gun Wook
mengingat sosok pria yang tak sengaja bertabrakan dengan didepan pintu.
“Kau mungkin ditipu kalau itu
bukan denganku, Ada
banyak tuna wisma yang berpura-pura menjadi orang tua yang menderita penyakit
Alzheimer. Mereka
disudutkan, jadi
mereka melakukan apa saja untuk keluar dari sana.”
Jelas si pria
“Kalau begitu bukankah kau
seharusnya memeriksa lebih menyeluruh dari awal?”keluh Gun Wook
“Aku tahu semuanya tentang dia... Tapi Kau tidak tahu alamatnya, dan
foto ini sudah terlalu lama.” Kata si pria
memberikan selembar foto keluarga Gun Wook saat masih kecil
“Aku tidak peduli berapa biayanya, dalam Dua bulan... Aku harus menemukannya dalam dua
bulan.” Ucap Gun Wook sangat berharap, si pria mengangguk
mengerti.
Ryang Ha main gemas menjerit Daebak lalu tertawa lebar, menurutnya Kenapa tidak
memikirkan untuk memasukkan itu dalam kontraknya juga, dan memuji Bo Nu itu jenius. Soo Ho mengatakan kalau ia tak bercanda, Ryang Ha
menyindir mana mungkin Soo Ho bisa membuat lelucon
“Oh iya. Dia bertanya padaku
tentang dirimu, dan aku
membuat kesan baik. Apa
dia jatuh cinta padamu pada pandangan pertama?”
kata Ryang Ha tertawa mengejek, Soo Ho pikir benar juga karena mungkin bisa
terjadi. Ryang Ha kembali mengejek Soo Ho itu lucu.
“Itu bisa terjadi, tapi dia bilang
kami tidak benar-benar pacaran.” Kata Soo Ho dan
mengingat kata-kata Bo Nui di ruanganya. “Kehidupan seseorang bergantung pada hal itu. Kalau kau menolaknya, aku mungkin akan mati.”
“Menurutmu apa maksudnya kehidupan
seseorang bergantung pada hal itu? Dia bilang akan menghilang kalau
aku pacaran dengannya selama tiga minggu.” Cerita Soo Ho akhirnya duduk dengan wajah serius
Ryang Ha binggung mendengar “Tiga
minggu” lalu matanya melotot menduga sesuatu, Soo Ho pun
penasaran apa yang ada dipikiran temanya,
Ryang Ha pikir Mungkin itu salah satu hal dalam
daftar keinginnanya sebelum meninggal. Soo Ho pun bertanya Ada
apa dengan tiga minggu, Ryang Ha yakin itu Itu
batas waktunya.
“Dia mau operasi dalam tiga minggu Dan tingkat keberhasilannya
sangat rendah jadi Dia
mungkin akan mati. Makanya
dia mau melakukan semuanya yang belum dilakukannya. Dia pikir, "aku belum pernah
berhubungan dengan seorang pria ."
aku yakin Begitu!” ucap Ryang Ha yang membuat Soo Ho sampai terkejut
menutup mulutnya.
“Aku pikir Bukan... Kulitnya lembut, dan pipinya merah. Warna kulit
wajahnya bagus. Matanya
jernih, dan rambutnya berkilau.” Komentar Soo Ho
melihatw ajah Bo Nui
“Kau mengamatinya dengan baik.” Ejek Ryang Ha
“Itu... bukan begitu. Yang mau aku
katakan adalah dia tidak kelihatan sakit sama
sekali.” Jelas Soo Ho
“Apa yang kau bicarakan?
Belakangan ini, penyakit tidak kelihatan dari
luar. Dia
mungkin mengidap kanker atau penyakit langka. Pantas dia kelihatan sangat
khawatir. Aku
merasa kasihan padanya. Dia masih sangat muda.”
Kata Ryang Ha sambil berjalan ke dapur.
Soo Ho masih tak yakin dan bertanya-tanya kenapa harus
dirinya, Ryang Ha menegaskan itumisteri terakhirnya, lalu melihat isi kulkasnya itu lebih buruk dari Planet
Mars menurutnya Makhluk
hidup tidak bisa hidup di rumah ini. Soo Ho
masih penasaran bertanya pada temanya kenapa dirinya dari semua pria yang ada
diKorea, Ryang Ha mengatakan tak tahu, menurutnya mungkin saja Bo Nui berpikir Soo Ho target yang mudah.
Ryang Ha mencoba minum yang ditemukan di dalam kulkas dan
merasakan asam, lau bertanya minuman apa ini sebenarnya. Soo Ho memberitahau Ibunya meninggalkannya di kulkasnya, Ryang Ha bertanya kapan terakhir kali ibunya
datang, Soo Ho mengatakn Pada musim panas tahun lalu. Ryang Ha langsung merasa mual dan muntah.
Soo Ho sudah menemani Ryang Ha di UGD dengan tatapan
datarnya, Ryang Ha mengeluh Soo Ho yang Beraninya
meracuninya dan berpikir temanya itu berusaha mengambil alih saham dan menegaska dirinya tidak
akan mati semudah itu.
“Kau seharusnya tidak minum apa
saja yang kau temukan di rumahku.” Kata Soo
Ho merasa agak bersalah.
“Aku baru 33 tahun dan terlalu muda untuk mati. Aku tidak boleh mati sampai aku
pacaran dengan supermodel.” Kata Ryang ha
“Tetap di sini. Ibumu akan segera datang” ucap Soo Ho
“Hei... Kau seharusnya menerimanya
permintaannya. Dia akan
menjadi arwah yang sedih kalau dia mati tanpa
pacaran dengan siapapun. Dia
juga yang mengembangkan IF.” Kata Ryang Ha, Soo Ho bergidik tak peduli.
Bo Nui mengunjungi perawat tempat Bo Nui dirawat dengan
membagikan roti dan juga susu. Salah satu perawat merasa Bo Nui itu harus
menabung untuk membayar tagihan rumah sakit karena Tagihannya
sudah menumpuk Bo Nuo mengatakan sudahcbisa
segera membayarnya. Dua perawat binggung.
‘Aku sudah dapat pekerjaan!” ucap Bo Nui penuh semangat, dua perawat menjerit kaget
dan langsung memberikan selamat. Salah satu perawat merasa kalau itu kabar
bagus lalu meminta Bo Nui untuk memberikan satu lagi roti untuknya. Semua
perawat pun mendekati Bo Nui untuk mendapatkan roti dan juga susu.
Soo Ho duduk sendirian didepan rumah sakit, pikirannya
melayang mengingat kata-kata Bo Nui sebelumnya
“Aku tidak memintamu terlibat
denganku secara romantis. Aku
memintamu melakukan hal normal yang dilakukan pasangan. Kita bisa menonton film dan minum
teh bersama.”
Dengan melihat tangan didada mengingat saat dirinya
dipaksa masuk oleh Bo Nui ke dalam rumahnya padahal ia sedang bersiap-siap.
“Aku... aku benar-benar harus tidur
dengan...” ucap Bo Nui
Soo Ho akhirnya memilih untuk pergi saja dan saat itu
dari arah berlasan Bo Nui baru saja selesai mengunjungi perawat.
Sebuah mobil ambulance berhenti didepan pintu UGD dan
langsung membawa pasien masuk ke dalam. Seorang wanita tua turun dari mobil
wajahnya panik ingin ikut berlari tapi malah
membuat sandalnya terlepas.
Bo Nui yang didekatnya langsung membantu memakaian sepatu
untuk si wanita tua, sambil memegang tangana menyuruh ibu itu segera masuk
saja. Si ibu menangis memanggil nama anakya Sun Yong lalu masuk ke dalam.
“Dia akan baik-baik saja.... Semuanya akan baik-baik saja.... Ini akan baik-baik saja.” Kata Bo Nui berbicara untuk ibu itu dan juga dirinya.
Bo Nui berjalan pulang menuruni tangga, lalu melihat Gun
Wook yanga da didepan apartement sambil minum bir. Lalu bertanya apa yang
sedang dilakukan diluar rumah. Gun Wook mengaku sedang menunggunya,
“Kau dari mana? Aku sudah lama
menunggumu.” Keluh Gun Wook, Bo Nui merasa sekarang
sudah larut malam dan seharusnya segera masuk
rumah.
“Bisakah kau bicara denganku? Aku mengalami hari yang sulit
hari ini.” kata Gun Wook dengan tatapan sedih,
menahan Bo Nui yang akan masuk rumah.
Gun Wook sudah duduk diruang tamu, melihat sekeliling
kamar. Bo Nui lalu memberikan sesuatu pada Gun Wook, memberitahu hanya
punya beberapa. Gun Wook melihat foto
ayahnya dengan Bo Nui yang masih remaja. Bo Nui mengaku sudah lupa tapi
seingatnya Ayah Gun Wook itu datang
ke acara kelulusan SMP-ku.
“Apa Dia tinggal di sini sampai saat
itu?” tanya Gun Wook
“Tidak… Acara kelulusannya, tepat setelah pemakaman orang
tuaku. Aku tidak
mau pergi, tapi
ayahmu datang pagi itu. Dia
bilang mendengar tentang kecelakaan orangtuaku, lalu Dia
minta maaf dan menangis cukup lama. Dia tahu hari itu hari
kelulusanku dan
bilang padaku kami harus pergi, lalu Dia
bilang aku harus mengambil foto kelulusan.” Cerita Bo
Nui
“Aku tidak pernah mengambil foto
kelulusan dengannya. Foto
di hari pertamaku sekolah... dan juga
foto kelulusanku. Aku
sangat membencinya karena itu, Aku juga tidak mengerti kenapa dia
mengabaikan kami. Aku
penasaran apa aku tidak berarti apa-apa baginya.”
Ungkap Gun Wook dengan menahan rasa sedihnya
“Noona... Bagaimana kalau aku terlambat? Bagaimana kalau aku datang
terlambat?” kata Gun Wook merasa khawatir.
Bo Nui lalu mengambil salah satu boneka berbentuk burung
hantu lalu memberitahu boneka itu penjaga yang melindunginya dari nasib sial dan Burung hantu aktif di malam hari, lalu Matanya akan tetap terbuka lebar
saat malam hari untuk
mencari ayahnya, lalu memberikan pada Gun Wook. Gun
Wook menerimanya sedikit tersenyum mengucapkan terimakasih.
“Orang... berpikir ini omong kosong dan
takhyul. Tapi aku
tidak setuju dengan mereka. Beberapa
orang tidak bisa melakukan apapun... kecuali
berharap yang terbaik. Kalau kau
sungguh-sungguh mengharapkan sesuatu, itu akan terkabul. Kau bisa menemukan ayahmu.” Kata Bo Nui meyakinkan. Gun Wook mengangguk
mengerti.
“Jadi Apa itu sebabnya kau hanya mencari
pria
yang lahir di tahun macan? Apa itu untuk nasib baik?” Kau
berusaha merayuku, karena kau pikir
aku itu harimau” kata Gun Wook penasaran
“Ohhh.. Itu nasib baik untuk Bo Ra. Aku akan melakukan apapun... untuk Bo Ra.” Jelas Bo Nui, Gun Woo bertanya Berapa
usia pria yang lahir di tahun macan
“Mereka lahir tahun 1986 berarti
usianya 31 tahun. Apa
kau tahu pria yang lahir di tahun macan?” tanya Bo
Nui
Gun Wook mengatakan tahu
beberapa, Bo Nui terdengar penuh semangat, Gun Wook memberitahu
semua ada di Kanada. Bo Nui
memukul Gun Wook yang terus mengodanya, Gun Wook berpesan agar Bo Nui tak mengejar
orang sembarangan, karena Semua
pria punya pikiran kotor kecuali dirinya
“Kau sangat tidak berdosa... sehingga pacarmu mendekor
kamarmu, kan?” ejek Bo Nui
“Pacar apa maksudmu? Amy dan aku hanya punya hubungan
kerja.” Tegas Gun Wook, Bo Nui mengejek tak mempercayainya.
“Aku tidak suka wanita lebih tua. Ada banyak gadis muda yang mengantri
untuk menjadi pacarku. Lalu Kenapa
aku pacaran denagn wanita lebih tua yang keriput?”
kata Gun Wook
“Kau menyakiti perasaan noona. Aku ambil lagi bonekaku” ucap Bo Nui kesal menarik bonekanya, Gun Wook
meminta maaf lalu memuji Bo Nui yang cantik mengatakan tidak
bisa mengambilnya lagi.
Soo Ho berlari menekan tombol lift yang akan tertutup,
tatapan langsung terdiam melihat Bo Nui ada didalam. Bo Nui pun membungkuk
menyapanya, lalu bertanya apakah Soo Ho sudah
memikirkannya. Tiba-tiba seseorang masuk terburu-buru
sampai mendorong Soo Ho, Dae Kwon masuk lift meminta maaf karena tak melihat
Soo Ho lalu menyapanya. Ji Hoon pun berlari masuk ke dalam lift akhirnya Soo Ho
tak bisa mengatakan apapun masuk ke dalam lift bersama-sama.
Bo Nui menatap pintu ruangan Soo Ho yang tertutup rapat,
akhirnya untuk menenangkan diri meminum botol airnya. Soo Ho keluar dari
ruangan, Bo Nui belum menelan minumannya karena kaget akhirnya harus
memuncratkan minumanya dan terbatuk-batuk. Hyun Bin khawatir dengan memberikan
tissue. Soo Ho melihat Bo Nui yang terus berbatuk-batuk lalu berpura-pura acuh.
Beberapa saat kemudian, Soo Ho melihat dari kejauhan Bo
Nui yang sedang menelp. Bo Nui merasa khawatir untuk menambah
jumlah suntikan, lalu bertanya apakah pengobatan
menjadi lebih kuat dan Bagaimana
dengan efek sampingnya. Soo Ho sedikit mendekat
untuk mendengarnya. Bo Nui pikir harus melakukannya kalau perlu lalu mengucapkan Terima
kasih. Soo Ho hanya diam saja melihat Bo Nui yang berjalan
dengan arah yang berbeda.
Bo Nui memegang surat Kontrak
Perjanjian Kerja dan melihat sudah pukul lima
sore, lalu menatap ke arah pintu Soo Ho yang belum juga terbuka. Ponselnya
bergetar pesan dar rumah sakit.
“Kalau kau tidak
membayar... tagihan rumah sakit Shim Bo Ra jam 6 sore hari
ini, maka dia akan dikeluarkan dari rumah sakit.”
Bo Nui akan pergi dari tempat duduknya, Soo Ho membuka
pintu ruanganya dengan wajah serius meminta Bo Nui untuk masuk ruangan.
Sepatu Soo Ho diketukan pada kaki meja dan tangan Bo Nui
terus dimasukan ke sela-sela jari, terlihat keduanya nampak sangat gugup. Soo
Ho melirik ketika Bo Nui menatapnya, matanya langsung mengarah pada yag lainya.
Soo Hoa akhirnya memutuskan mereka segera tanda
tangan kontraknya. Bo Nui pun tersenyum
menghadapkan pandangan pada Soo Ho.
“Bagaimanapun, kita harus setuju
pada waktunya. Ini
kontrak tentang menjual waktuku untukmu. Kau tahu betapa mahalnya waktuku,
kan? Aku harus
kerja selama seminggu, jadi kita bertemu di akhir pekan. Setelah mengambil waktuku tidur,
main game dan bekerja, aku
punya sisa tiga jam sehari. Ini
akan dua kali seminggu, total 18 jam. Bagaimana menurutmu?” ucap Soo Ho dengan cepat
“ini Terlalu singkat... Kita harus mendapat suasana hati
dan...” kata Bo Nui , Soo Ho heran Suasana
hati apa maksudnya.
“Pasangan apa yang hanya bertemu
tiga jam di akhir pekan? Kau
hanya berusaha melupakannya, kan? Jadi itu Tidak
mungkin.” Tegas Bo Nui
“Bagaimana 4 jam sehari, totalnya
24 jam?” kata Soo Ho, Bo Nui meminta waktu 6
jam.
“Kalau begitu 5 jam. Itu finalnya. Aku menyerahkan waktu tidurku. Itu
10 jam seminggu, totalnya 30 jam. Setuju...” Kata
Soo Ho tanpa mau memandang Bo Nui
Bo Nui pun setuju,
Soo Ho menegaskan Bo Nui harus menepati janjimnya kalau dalam Enam kencan dan selesai. Bo Nui mengeti dan Soo Ho tak perlu mengkhawatirkan hal
itu. Ia lalu berdir membungkuk mengucapkan terimakasih walaupun dirinya mati,
maka ia tidak akan melupakan kebaikannya. Soo Ho tak ingin membahasnya, mengatakan sudah
mengerti. Bo Nui keluar ruangan dan Soo Ho hanya bisa menghela nafas.
Gun Wook melihat proposal Virtual Games tentang tenis
sambil menghembuskan nafasnya, lalu menaruh begitu saja diatas meja. Sul Hee
bertanya bagaimana pendapatnya, karea
tahu Gun Wook itu menyukai
main game jadi bagus
untuk perusahaan.
“Amy, bagaimana dengan siaran di
TV?” kata Gun Wook
“Tapi kau menolak semua proposal
dokumenter. Kau
bahkan benci wawancara selama tiga menit. Kenapa TV?” ucap Sul Hee
“Apa acara yang populer di antara
pria usia pertengahan? Aku
rasa acara itu akan menyenangkan.” Saran Gun
Wook
“Kalau kau masuk TV, lebih baik
menargetkan penonton muda. Kebanyakan
penggemarmu masih muda.” Balas Sul Hee
“Aku pikir kita bisa menggunakan
kesempatan ini... untuk
memperluas basis kita.” Kata Gun Wook, Sul Hee pun
hanya diam saja.
Gun Wook mengantar pulang Sul Hee memintanya agar
berhati-hati dan berhenti mengganggu liburannya. Sul Hee
bertanya Bisakah Gun Wook memikirkannya
hanya untuk sekali lagi dan memohonnya. Gun Wook
bertanya apakah ada alasan lainnya, Sul Hee sedikit bingung.
“Kau selalu menolongku dan tidak pernah memintaku
menolongmu.” Kata Gun Wook
“Aku hanya merasa menyesal
menyia-nyiakan kesempatan. Jangan
langsung menolaknya. Pikirkan sekali lagi.” Kata Sul
Hee
“Aku akan melakukannya.” Ucap Gun Wook
Sul Hee memeriksa bagian pundak Gun Wook seperti tak
ingin atletnya terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Gun Wook mengeluh Sul Hee
itu selalu memeriksa
lagi.
Bo Nu baru pulang melihat tangan Sul Hee yang meraba
bagian tubuh Gun Wook dan tangan Gun Wook sengaja diangkat ditaruh dipundak Sul
Hee, seperti seorang yang berpacaran. Sul Hee memeriksanya bertanya apakah Gun
Wook memijat bagian otot punggungnya, Gun Wook pu membenarkan dengan wajah
pasrah Sul Hee memeriksa semua tubuhnya. Bo Nui yang melihatnya mengejek karena
Gun Wook harus menyangkal kalau keduanya itu berpacaran.
Didalam kamar mandi, Bo Nui menyanyikan lagu “Sayangku,
jangan khawatir. Mari kita bernyanyi bersama.” Seperti
suasana hatinya sangat bahagia. Sementara di atas meja sudah banyak buku
tentang Teknik Pacaran, setelah
selesai Bo Nui membaca buku-buku yang sudah dibelinya.
“Pertama, makan bersama. Dengan makan bersama... membuatnya menjadi lebih terbuka
dan menumbuhkan rasa persahabatan.” Ucap Bo
Nui yang akan mulai berkencan dengan Soo Ho.
Tim Zeze makan bersama di restoran cina, Bo Nui pun mulai
bertanya apakah Tuan Je tidak makan dengan mereka, Ji Hoon pun baru menyadari Soo Ho yang tidak
pernah melihatnya makan dengan mereka. Dae Kwon
mengatakan kalau Soo Ho itu setengah manusia. Bo Nui binggung.
“Dia tidak makan banyak, dan tidak
minum, serta Dia juga tidak banyak tidur.” Ucap Seung Hyun sambil sibuk makan
“Apa ada yang pernah melihatnya
tertawa?” tanya si pria tambun, semua mengatakan tidak pernah melihatnya, Dae Kwon mengatakan kaau ia akan beli
lotre kalau pernah melihatnya.
“Itulah betapa... berdedikasinya dia pada
pekerjaannya. Dia bisa
saja percaya pada otaknya dan mengendur. Dia pekerja keras yang jenius.
Betapa menakjubkan dia, kan? Aku
bangga bekerja dengan orang seperti dia” kata Dal
Nim membela
Semua langsung tersedak mendengarnya dan terbatuk-batuk,
Bo Nui hanya diam dan terlihat sangat sedih mendengar komentar tentang Soo Ho.
Sul Hee berdiri menatap sepeda berwarna biru lalu masuk
ke dalam. Soo Ho baru saja menaiki tangga bersama Dal Nim dan Dae Kwon
dibelakangnya. Sul Hee pun baru masuk dari lorong lainnya. Keduanya saling
bertemu dan menatap.
“Dal Nim. Bukankah orang luar tidak
diizinkan selama tiga minggu?” ucap Soo Ho, Dal Nim
membenarkan, Soo Ho pun meminta untuk memanggil petugas dan berjalan pergi.
“Halo. Aku dari agensi Gary Choi. Aku Han Seol Hui, direktur
regional... dari IM
Sports Cabang Korea.” Kata Sul Hee, Soo Ho menatapnya
seolah-olah tak percaya.
Di ruang rapat
Sul Hee membahas tentang atletnya yang benci
diekspos di media, dan hanya
melakukan iklan untuk perusahaan multinasional lalu
bertanya Apa manfaat game ini yang bisa diberikan untuknya. Dal Nim dan Dae Kwon nampak tegang duduk ditengah
antara keduanya.
“Ini game yang belum pernah kau
lihat sebelumnya. Kami
akan mereplikasi kemampuan tenisnya ke rutinitas hariannya, dan Gary Choi akan menjadi model
kehidupan ideal.” Kata Soo Ho tanpa mau
memandang Sul Hee.
“Kedengarannya sangat menarik.” Komentar Sul Hee
“Nama panggilan Tuan Je adalah
Super Jenius. Dia
progamer yang jenius semua orang di industri ini tahu.” Ucap Dae Kwon bangga, Soo Ho hanya bisa memegang
kepalanya terlihat tak suka sambil menghel nafas
“Karena kau jenius, aku rasa kau
menjadi yang terbaik di bidang apapun.” Komentar Sul He seperti sindiran.
“Kapan kau akan membuat keputusan? Kami membutuhkan keputusanmu
untuk mengatur jadwal.” tanya Soo Ho tak ingin
membuang-buang waktunya.
“Sebenarnya, Gary menolaknya.” Kata Sul Hee
Soo Ho pun menatap Sul Hee merasa kesal kenapa harus datang
ke rapat kalau memang menolaknya. Sul Hee mengaku Ada
seseorang yang dirindukan,
tapi
orang tidak memberiku kesempatan. Soo Ho dengan wajah dinginnya meminta agar bertemu
dengan atletnya langsung
saja. Sul Hee mengatakan tidak bisa karena Soo Ho hanya
bisa menghubunginya dan berdiskusi
dengannya.
“Bagaimana kalau kau menikamku
dari belakang? Siapa
yang akan bertanggung jawab?” kata Soo Ho
“Aku bisa merayunya. Untungnya, dia percaya padaku
sepenuh hati.” Ucap Sul Hee tersenyum bangga, Soo Ho
memperbaiki posisi tempat duduknya.
“Aku lihat kau masih
mengeksploitasi orang yang muda dan berbakat. Ya. Itu keahlian khususmu, jadi aku yakin kau akan melakukan
dengan baik. Aku akan
mengirim syarat dan ketentuan kontrak secepat mungkin, serta akan membuatnya tepat dan jelas
jadi tidak ada yang bisa mengkhianati yang lain.” Kata
Soo Ho dengan cepat
“Aku rasa kau salah.. Ini kontrak antara IM Sports dan
Zeze Factory. Ini bukan
janji privat antara Je Soo Ho dan Han Sul Hee.” Tegas Sul Hee
“Aku sangat tahu itu. Aku berbeda dari seseorang yang
mengubah semua tentang dirinya.” Balas Soo Ho yang
menatap Sul Hee seperti menantang.
Suasana terasa semakin tegang, Dal Nim dan Dae Kwon
melihat keduanya saling beradu mulut. Dae Kwon pun memutuskan untuk pergi sekarang agar mereka bisa melanjutkan
diskusinya lalu menarik Dal Nim pergi. Dal Nim
kebinggungan karena tak ingin keluar dari ruangan. Soo Ho dan Sul Hee saling
menatap seperti merasakan ada sesuatu masalah yang dipendam.
Dae Kwon langsung menarik tangan Dal Nim sampai keluar
ruangan, Dal Nim mengeluh apa yang sudah dilakukan Dae Kwon dengan menariknya
keluar ruangan. Dae Kwon seperti baru bisa bernafas dengan tenang karena merasa
tegang ada didalam ruangan.
“Ini skandal... ApadTuan Je punya pacar?!! Gadis yang sangat cantik dan
berbakat! Wah, aku
penasaran apa yang terjadi di antara mereka.” Ucap Dae
Kwon mengebu-gebu sambil megang dinding,
ketika membalikan badanya tak melihat Dal Nim ada dibelakangnya.
Dal Nim sudah berlari ke cafe memanggi Ryang Ha yang
sedang bermain gitar, Ryang Ha bertanya Ada apa
ribut-ribut. Dal Nim dengan nafas terengah-engah menceritakan
Wanita yang tubuhnya sangat langsing... dan wajahnya... Ryang Ha melanjutkan Semurni
dan sebersih bayi. Dal Nim tak percaya Ryang
Ha mengetahuinya.
“Mereka pasti sangat dekat.” Kata Dal Nim terlihat tak percaya,
“Bagaimana kau tahu wanita yang
menggairahkan itu?” tanya Ryang Ha. Dal Nim
jatuhlemas mendengar kalau Sul He itu Wanita yang
menggairahkan...
“Hei... Jangan pingsan di sini.. Ini cafe-ku. Kapan dan dimana kau
melihatnya?” kata Ryang Ha penasaran
“Dia dari IM Sports. Dia agen Gary
Choi. Sekarang
seperti kerajaan es di atas
sana, Udaranya sangat dingin.” Cerita Dal Nim menunjuk keatas.
Suasana memang terasa dingin tanpa ada yang berbicara. Sul
Hee mulai bicara, Sul Hee rasa dirinya itu sudah mengagetkan Soo Ho, tapi ia juga merasa kaget kalau Zeze
Factory Je
Soo Ho meneleponnya. Soo Ho mengaku tidak
pernah meneleponnya. Sul Hee memita Soo Ho
meminta untuk menatapnya, kalau didepanya itu Amy. Soo Ho hanya tertunduk tak
mau menatapnya.
“Segera setelah aku meninggalkan
San Francisco, aku
mengubah jurusanku menjadi manajemen olahraga. Astronomi dan fisika... tidak pernah aku sukai. Kau tahu itu lebih baik dariku.” Jelas Sul Hee
“Kenapa? Kenapa kau tidak memintaku
menuliskan tesis untukmu? Je
Soo Ho yang naif ini akan melakukan apapun untukmu” kata Soo Ho tanp menatap Sul Hee, Sul Hee pun memanggil
nama Soo Ho layaknya teman. Soo Ho langsung berdiri sambil memukul meja
“Mulai
sekarang, bicaralah pada orang yang bertanggung jawab, dan
jangan pernah... memanggilku
seperti itu.” Tegas Soo Ho keluar ruangan, Sul Hee
terdiam tak percaya sikap Soo Ho sedingin itu padanya.
Bo Nui masuk kedalam gedung bersama Hyun Bin mengaku tidak
melakukan apa-apa, tapi Hyun Bin merasa Bo Nui
itu pernah melakukanya. Terlihat beberapa pegawai keluar semua dari gedung, Bo
Nui berpikir semuanya ingin pergi ke suatu tempat. Dal Nim mengatakan akan makan dan mengajak Bo Nui untuk
ikut bersamanya. Bo Nui bingung ada apa dengan meraka semua.
“Aku yakin dengan itu. Mata dan
kemarahan itu. Cinta dan
benci tercampur dan menciptakan percikan. Ini masih berlangsung.” Kata Dae Kwon yakin, si pria tambun merasa itu tak
mungkin
“Ini bukan cinta. Saat dia masih kecil, ada banyak
orang yang berusaha memanfaatkannya
untuk keuntungan mereka Aku
yakin dia penipu yang melarikan uangnya.” Kata Dal
Nm
“Bukankah itu jelas? Dia
menyebutkan pengkhianatan. Jadi Dia
itu mantan pacarnya yang selingkuh, So Ho diputuskan, dan itu berkahir.” Kata Seung Hyun yakin
Ji Hoon bertanya apakah wanita itu cantik. Dae Kwon
membenarkan menurutnya wanita itu sangat menakjubkan. Ji Hoon tak percaya mendengarnya. Si pria tambun
berkomentar ternyata Soo Ho itu manusia juga karena punya
kisah cinta.
“Kalau begitu apa yang akan
terjadi pada Gary Choi? Bagaimana
dengan IF?” tanya Hyun Bin penasaran
“Aku tidak tahu. Aku rasa akan
sulit untuk mereka bekerja sama. Dan Kita tamat.” Ucap Dae Kwon, Bo Nui hanya mendengar dengan tatapan
sedih.
Ryang Ha masuk ke ruangan Soo Ho mengajaknya untuk minum bir bersama tapi ruanganya kosong. Soo Ho sedang berdiri disisi lorong gedung
bagian luar seperti sengaja mencari tempat yang sepi untuk menenangkan diri,
pikiranya kembali melayang.
Flash Back
Soo Ho sedang duduk sendirian di taman kampus, beberapa
pria bule memanggilnya Einstein lalu mengambil buku dan membuka kacamatanya. Soo Ho yang pendek tak bisa mengambilnya,
akhirnya salah satu bule memanggulnya dan membawanya pergi.
Empat bule mengontongnya sampai ke tepi danau sambil
berkata “si Jenius” Soo Ho
berteriak untuk menghentikanya, tapi empatnya tak peduli langsung melemparnya
ke danau. Soo Ho pun berusaha tak bisa berenang akhirnya tenggelam, tiba-tiba
masuklah seseorang ke dalam danau dan menarik Soo Ho keluar dari danau.
Soo Ho pun membuka matanya mendengar suara orang yang
sedang berkelahi, matanya melihat tendangan dari kaki yang ada sampingnya. Lalu
ia bangun dan memakai kacamatanya, melihat dengan jelas seorang wanita yang
berkelahi melawan empat bule yang mengerjainya. Akhirnya semua bule pun kabur,
Sul Hee pun mendekat dengan senyumanya.
“Kau pasti akan menjadi dokter
muda yang terkenal. Dokter
Je, Aku
Amy.” Kata Sul Hee dengan mengulurkan tanganya. Soo Ho
terdiam menatap Sul Hee yang baru saja menolongnya.
Pagi Hari
Pintu rumah Soo Ho diketuk, dengan mati setengah tertidur
Soo Ho membuka pintu. Sul Hee tiba-tiba datang mengagetkanya, lalu dengan
senyumanya mengajak Soo Ho untuk keluar. Soo Ho bertanya untuk apa. Sul Hee mengajak
untuk berlari bersama, karena tah Soo Ho itu tak punya teman.
“Teman adalah untuk orang yang
tidak ada ikatannya. Aku
sangat sibuk belajar.” Kata Soo Ho
“Aku tidak percaya. siapa yg bisa hidup tanpa teman?” ucap Sul Hee menarik Soo Ho keluar dengan memiting
kepalanya.
“Aku bilang padamu,aku tidak butuh
teman!” kata Soo Ho sambil menjerit kesakitan.
“Memangnya kau tahu apa itu teman? Teman adalah orang yg berada
disisimu dalam keadaan apapun... ”no matter what you do.” Jelas Sul He masih memiting kepalanya.
Soo Ho bisa melepaskan pintingan Sul Hee, bertanya apa
ada denganya. Sul Hee mengerti dan mengatakn ia akan
dengan dan akan
menjadi temannya, tapi Soo Ho harus
rahasiakan dari ayahya. Soo Ho binggung. Sul Hee
memberitahu tutor Soo Ho,Peter
Han adalah ayahnya, lalu berlari lebih dulu
mengajak Soo Ho untuk ikut. Soo Ho pun tak bisa menolak dengan ikut berlari.
Soo Ho seperti berusaha melupakan kenangan saat berkenala
dengan Sul Hee tapi pikiranya terus memikirkanya. Akhirnya ia pulang dengan
menuntun sepedanya, wajahnya tertunduk. Bo Nui yang baru pulang melihat dari
kejauhan Soo Ho yang tertunduk lesu, wajahnya makin khawatir. Ketika akan
memanggilnya, Ryang Ha juga keluar gedung memanggilnya, Bo Nui langsung
membalikan badanya.
“Kau ada dimana?Aku mencoba menghubungimu. Haruskah
kita pergi minum bir?”ajak Ryang Ha lalu merangkul
temannya untuk pergi. Soo Ho sedikit tersenyum sambil menghela nafas.
“Kau yang traktir yah?”
kata Ryang Ha,
“Kau ‘kan pemegang saham terbesar.” Ucap Soo Ho, Ryang Ha mengaku tidak
punya uang.
“Aku ingin tahu kalau dia baik-baik
saja” kata Bo Nui khawatir melihat Soo Ho dan Ryang Ha
berjalan pergi.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar