Soo Ho mengancing kerah kemejanya, melihat Cuacanya cerah sekali. Kalau hujan, maka ia akan..... lalu merapihkan poninya agar tak
beratakan dan tertata dengan benar, bahkan meliha bibirnya agar tak kering.
Gun Wook mencuci mobilnya agar terlihat bersih, setelah
itu melihat wajahnya di spion mengatakan semua sudah disiapkan, dengan
memeriksa tiket sudah ditangan lalu boneka burung hantunya, seperti bicara
dengan Bo Nui mengajaknya untuk piknik dan membantunya.
Soo Ho berlari seperti anak kecil masuk ke mobil dengan
senyuman bahagia, Gun Wook mengemudikan mobilnya dengan burung hantu duduk
disampingnya, sampai didepan rumah Bo Nui. Mobil Soo Ho pun sampai di depan
rumah Bo Nui lalu berlari masuk kerumahnya, begitu juga Gun Wook dan sama-sama
menaiki tangga.
Bo Nui sedang beres-beres rumahnya, Dal Nim memastikan
temanya itu tak akan ikutan worshop. Bo Nui mengucapkan Selamat
bersenang-senang dan meminta memberitahu yang lainya tak bisa ikut karena sakit perut. Dal
Nim bertanya apakah Bo Nui tak melapor pada Soo Ho. Soo Ho yakin kalau atasanya
itu tak ikut. Dal Nim
kesal mengatakan akan mengirimkan foto tiap detik biar Bo Nui
menyesal karena tak ikut. Bo Nui
menyuruh temannya bersenang-senang, lalu menutup ponselnya.
Terdengar bunyi suara bel rumahnya, saat membuka pintu Bo
Nui melotot kaget melihat yang datang.
Dal Nim cemberut karena sudah membawa garam
dan kacang merah untuk temanya. Hyun Bin dkk sudah
menunggu memanggil Dal Nim untuk cepat mendekat, Dal Nim pun menemui semua
timnya dan akan segara memasukan semua barang-barangnya.
Tiba-tiba terdengar teriakan Sul Hee meminta untuk
menunggu, Dae Kwon dkk menyapanya. Sul Hee pikir mengucap syukur karena tak
tertinggal, lalu memberikan makan pada Yoon Byun untuk membawakanya. Setelah
itu mengajak semua pergi. Dae Kwon binggung melihat Sul Hee langsung naik
mobil.
Bo Nui sudah ada di dalam mobil dan melirik disampingnya
adalah Soo Ho sudah mengemudikan mobilnya dengan senyuman. Terdengar deringn
telp milik Bo Nui, Gun Wook menelp menanyakan keberadaanya dan apakah tidak
di rumah. Bo Nui membenarkan dan menceritakan yang sebenarnya.
Flash Back
Bo Nui melotot kaget melihat Soo Ho sudah ada didepan
rumahnya. Soo Ho mengajak Bo Nui untuk ikut workshop. Bo Nui binggung karena Soo Ho itu tak ikut. Soo Ho
mengaku memang rencananya seperti itu. Bo Nui juga tahu tempat itu dekat
telaga, Soo Ho menghela nafas mengatakan tak menyukainya. Bo Nui binggung
bertanya kenapa Soo Ho ingin pergi.
“Ada satu staf yang butuh perhatian
ekstra. Dia bukan
anak-anak, tapi tak bisa kemana-mana tanpa aku. Jadi
apalagi yang harus aku lakukan sekarang? Demi karyawanku itu, aku harus mengorbankan tubuh ini.” kata Soo Ho sedikit mengoda, Bo Nui ingin berbicara
tapi Soo Ho menyelanya.
“Ayo, jangan khawatir.... Aku akan jadi jimatmu.” Kata Soo Ho menyakinkan.
Bo Nui selesai menceritakan lalu bertanya apakah terjadi
sesuatu pada Gun Wook, Gun Wook berdiri didepan pintu rumah Bo
Nui, karena tahu tetangganya itu libur jadi ingin mengajak makan toppoki
bersama, dengan menatap tiket perginya, sengaja berbohong. Bo Nui tersenyum
menurutnya makan toppoki bisa kapan saja dan berjanji akan mentraktirnya nanti.
Gun Wook pun mengucapkan selamat bersenang-senang dengan wajah cemberut. Bo Nui
berpesan agar Gun Wook beristirahat dan akan menelpnya nanti.
Soo Ho mengedumel sendiri Gun Wook itu hanya punya
andalan mengajak Bo Nui makan toppoki. Bo Nui melirik seperti mendengarnya,
lalu mengeluarkan garam dan juga kacang merah. Soo Ho panik menjerit agar tak
perlu menaburkan dalam mobilnya. Tapi Bo Nui tetap menamburkanya, Soo Ho
mengeluh karena mobilnya itu baru saja dibersihkan.
“Maaf, perjalanan jauh jadi Aku merasa sangat takut.” Kata Bo Nui
“Jimat hidupmu duduk di sebelahmu, jadi Akan kupastikan, Shim Bo Nui. Berapa jam sekalipun kita naik
mobil ini maka tak akan
terjadi apa-apa.” Tegas Soo Ho menyakinkan
Suasana tiba-tiba hening, Bo Nui ingin menyalakan musik,
Soo Ho juga ingin menekan tombol, keduanya bersentuhan dan sama-sama langsung
menarik tanganya. Bo Nui pikir lebih baik minum, tangan Soo Ho juga
menyentuhnya, dengan nada dinginnya mengatakan kalau bisa minum sendiri, dengan
satu tangan merasa kesusahan membuka tutup botol, akhirnya meminta tolong Bo
Nui untuk membuka tutup botolnya.
Gun Wook terlihat lesu keluar rumah, karena rencananya
gagal mengajak Bo Nui, lalu memikirkan sesuatu dan masuk ke dalam mobilnya.
Mobil Soo Ho melewati jalan yang cukup sepi, Bo Nui
membuka jendela mobilnya dengan menghirup napas banyak-banyak, Soo Ho mengambi
kaca mata hitam memberikan pada Bo Nui agar memakainya, karena Sinar
matahari terlalu terang, dan mereka pergi piknik
jadi harus kacamata
hitam. Bo Nui tertawa mendengarnya lalu bertanya kata siapa
seperti itu.
“Han Ryang Ha. Si pria brengsek itu tak pernah kalah
kalau main. Jadi
mungkin dia benar.” Ucap Soo Ho
“Presdir Je.... Apa mungkin kau menyukaiku?” kata Bo Nui, Soo Ho kaget sampai membuat mobilnya
sedikit berpindah jalur. Bo Nui pikir itu tak mungkin,
“Kenapa mendadak bilang begitu,? Aku hampir saja menabrak mobil depan” ucap Soo Ho panik,
Bo Nui pun menutup jendela dan melepaskan kacamata hitamnya.
“Aneh saja! Kau mendadak sering ke rumahku, yang biasanya tak makanjadi
sering mengajakku makan. Kau bahkan
merekrut Tuan Won jadi Petugas Keamanan,
Bahkan rela ikut workshop gara-gara aku Selain itu, Kau sukarela jadi jimatku.” Ucap Bo Nui yakin, Soo Ho menyangkalnya menurutnya Bo
Nui itu terlalu percaya diri.
“Shim Bo Nui, kau seperti bug
bagiku, yaitu Bug yang bawa virus takhyul. Sebagai warga negara yang masih
waras... dan
atasanmu yang punya moral. Aku lakukan karena... tak bisa diam
saja.” Jelas Soo Ho
“Aku tahu pasti seperti itu.. Tuan Won itu selalu bicara yang tak
masuk akal” ucap Bo Nui, Soo Ho mengumpat memang Tuan Won yang bicara yang aneh
saja.
“Jadi...hmm... Shim Bo Nui, Bagaimana dengan kau
sendiri? Kau membenciku atau suka padaku?” ucap Soo Ho, Keduanya sempat saling menatap. Bo Nui
melonggo mendengar pertanyaan atasanya dan terlihat binggung.
“Sudahlah.... Lupakan saja! Pertanyaan mudah tapi kau lama memikirnya..... Baiklah..... Silakan saja membenciku. Kita
berdua bisa... terbuka... Saling
membenci. Yang kita rasakan sama!” kata Soo
Ho mengomel lalu membuka jendelanya karena merasa panas.
Semua tim turun mobil didepan villa, Sul Hee mengeluh tak
setuju semua anggota ikut Padahal Soo Ho dan Bo Nui tak ikut. Ryang Ha tiba-tiba keluar dari papan beruang,
mengucapkan selamat datang pada semuanya. Sul Hee dengan penuh semangat kalau
Soo Ho akan datang juga. Ryang Ha tak peduli temanya itu datang atau tidak,
karena ada yang menarik didepanya. Dal Nim bertanya kenapa Ryang Ha ikut datang
Workshop.
“Aku? Sebagai pemegang saham
mayoritas! Tentu
saja aku harus ke sini untuk membangkitkan moral kalian! Kalian lama sampai, aku hampir jadi beruang.” Ucap Ryang Ha, Seung Hyun menyuruh mereka tak perlu
memperdulikan mereka.
Sebuah mobil sedang datang, Sul Hee tak percaya Gary yang
datang. Ryang Ha ingin menyambut Petenis terkenal, Seung Hyun
mendorongnya dan berlari kearah Gun Wook, bertanya kenapa harus datang padahal
besok mau tampil di TV. Sul Hee juga ikut berlari mendorong Ryang Ha, mengeluh
kenapa harus datang karena sebelumnya ingin istirahat. Ryang Ha pikir dua wanita itu sedang main rugby karena terus saja mendorong.
“Lalu kau sendiri, Amy? Bukannya kau tak suka pedesaan? Jadi ini yang
kau maksud hal 'penting' itu?”
ucap Gun Wook menyindirnya.
“Tentu saja!.. Bisa bersama dengan orang yang
membuat game untuk
atletku, memangnya ada yang lebih penting dari itu?” kata Sul Hee menyembunyikan tujuan agar bisa lebih
dekat dengan Soo Ho.
Semua pun berjalan masuk, Ryang Ha mengoda Dal Nim kalau
Soo Ho datang, Dal Nim memukulnya karena selalu mengodanya. Mobil Soo Ho masuk
parkiran, Ryang Ha menjerit tak percaya ternyata temanya memang benar-benar
datang, Dal Nim langsung mendorong Ryang Ha untuk menyambutnya. Bo Nui turun
dari mobil memanggil temanya. Dal Nim kaget melihat Bo Nui ikut juga dan datang
bersama. Soo Ho mengatakan alasan karena semua timnya menyuruh seluruh tim Zeze
untuk ikut.
Dal Nim mengaku sangat bahagia dan segara akan menyusun
kamar. Ryang Ha pun dengan bahagia mengajak temanya untuk segera
bersenang-senang bersama, lalu berlari sambil saling mendorong dengan Dal Nim.
Bo Nui tersenyum melihatnya, lalu keduanya melihat Gun Wook dan Sul Hee berdiri
tak jauh darinya. Sul Hee mengangkat tanganya, melambaikan tangan seperti
kontes putri. Bo Nui pun membungkuk menyapanya, Gun Wook terlihat sinis melihat
Bo Nui datang dengan Soo Ho begitu juga sebaliknya.
Bo Nui dengan mengomel bertanya alasan Gun Wook ikut
workshop, Gun Wookk pikir tak ada salahnya karena IF kan
game tentang dirinya. Bo Nui menegaskan Gun Wook tak
boleh, karena besok mau tampi di TV,
“Kalau terjadi sesuatu padamu
selama perjalanan bagaimana? Kau
kan tak tahu jalan disini seperti apa.” Ucap Bo
Nui khawatir
“Sekali lagi aku minta tolong padamu, Kau tak
pernah bawa sial padaku! Sejak
tiba di Korea, banyak celana dalam merah dan burung hantu, Nuna... Nuna adalah jimatku.... Jadi aku mohon ikutlah denganku.” Kata Gun Wook memohon
Bo Nui meminta maaf tak bisa, Gun Wook tak percaya Bo Nui
bisa menolaknya, lalu pergi dengan tatapan marah. Bo Nui pun mengikuti Gun
Wook, tapi akhirnya membiarkanya. Dari balik pohon Soo Ho melihat keduanya.
Semua sudah siap dengan MPV, Soo Ho asik dengan kamera
merekam semua anak-anak buahnya, menyorong Ryang Ha yang sedang bercanda.
Dibagian belakang terlihat Bo Nui yang bersama Dal Nim sedang mencoba memakai
helm. Tanpa sadar Soo Ho berdiri dengan sengaja terus merekam Bo Nui dengan
senyuman.
Gun Wook melihat motor MPVnya, Sul Hee panik kalau Gun
Wook ikut naik juga karena takut terluka. Bo Nui mendengarnya dan menatap
dengan penuh kekhawatiran, Gun Wook tetap ingin memcoba karena tak mau hanya
datang minum saja. Soo Ho melihat dari kameranya, pandangan Bo Nui tertuju pada
Gun Wook, wajahnya terlihat kecewa dan akhirnya hanya bisa menendang kursi
melampiaskan amarahnya.
Semua sudah mulai siap dengan MPV, Soo Ho terlihat malas.
Bo Nui berteriak meminta untuk menunggu, menaburkan garam dan juga kacang
merah. Soo Ho terlihat menghela nafas, akhirnya membiarkan Bo Nui menamburkan
pada MPVnya. Sul Hee memperingatkan Gun Wook tak boleh terlukan karena besok
harus tampil di TV.
Gun Wook melihat Soo Ho yang ada disampingnya, lalu
mengajak taruhan, siapa yang pertama
sampai finish maka permintaannya
dikabulkan. Soo Ho heran apa yang dinginkan dari Gun
Wook, tapi Gun Wook tetap saja mengajak Soo Ho taruhan. Semua pun sudah siap
dengan motornya. Bo Nui lebih dulu mengendarai mobilnya, lalu Gun Wook lebih
dulu, Soo Ho terlihat agar kesusahan mengendarai motornya.
Soo Ho terlihat sangat serius untuk membalap Gun Wook
didepanya, di motor Gun Wook terpasang camera, Sul Hee memantau dari ponselnya
keadaan atletnya. Ji Hoon datang pertama kali lalu disusul yang lainnya, Sul
Hee bertanya keberadaan Gary. Bo Nui datang dengan senyuman bahagia dan terlihat
dibelakang membonceng Soo Ho dengan memegang pundaknya, Sul Hee terdiam
melihatnya, Soo Ho tersenyum bisa duduk dibelakang Bo Nui lalu tersadar sudah
sampai dan langsung buru-buru turun.
“Coba kau Tunjukkan SIM-mu. Kau Belajar nyetir di mana?” keluh Soo Ho
“Lalu kauusendiri? Memangnya kau bisa? Motor masuk di parit dan begitu bangga.” Ejek Bo Nui tak mau kalah
“Mesinnya tak mau mendengarkan aku! Sudah kubilang rodanya tak mau
berputar!” kata Soo Ho membela diri
“Mesin juga punya jiwa. Sampai patah begitu pasti malas dengar omelan mu” balas Bo Nui, Soo Ho tak percaya Bo Nui baru saja
mengkritiknya,
Bo Nui membenarkan dengan mengejek Memori,
imajinasi rasa
pengertian sempurna, lalu mengangkat dua
jempolnya dan berlari pergi. Soo Ho tersenyum karena Bo Nu memujinya. Sul Hee
hanya bisa menatap dari kejauhan tingkah Soo Ho.
Gun Wook akhirnya datang, Sul Hee mengomel kalau Gun Wook
itu urutan paling belakang. Gun Wook panik bertanya keberadan Bo Nui karena
dari tadi mencarinya, Sul Hee menunjuk ke arah depan, Gun Wook menghela nafas
melihat Bo Nui sudah bersama dengan Soo Hoo. Dengan senyuman mengejeknya Soo Ho
bisa mengalahkan Gun Wook.
Ryang Ha memanggang daging mengeluh kalau Berkhayal,
seolah tak ada hal lain yang dikerjakan. Dal Nim
datang ingin mengambil daging yang matang, Ryang Ha menahan agar Dal Nim berhenti makan agar bisa membantunya, Dal Nim
menarik tanganya tak ingin Ryang Ha menyentuhnya.
Pegawai pria berkumpul seperti sebuah merencankan
sesuatu, Hyun Bin seperti khawatir kalau akan terluka. Bo Nui melirik pada Gun
Wook yang terlihat cemberut. Dae Kwon melihat Soo Ho yang datang, Sul Hee
memanggilnya dan menarik kursi agar duduk disampingnya. Soo Ho memilih untuk
duduk disamping Dal Nim tak memperdulikanya. Sul Hee cemberut, Soo Ho menyuruh
mereka menuangkan Soju tapi tak akan meminumnya, Dae Kwon pun meminta agar
menuangkan cola.
“Berhubung Presdir di sini, saatnya permainan
kejujuran!” kata Ji Hoon, Dae Kwon pun dengan penuh
semangat memutar botol, dengan sengaja mengarahkan botol pada Bo Nui. Sul Hee
melirik curiga karena seperti semua sudah direncanakanya.
“Kalau tak kau jawab dalam 3
detik, maka kau harus mencampur minumnya!” ucap Ji Hoon, Bo Nui setuju
“Zeze Factory tak hebat!” kata Dae Kwon, Bo Nui mengelengkan kepala tak setuju.
Soo Ho tersenyum mendengar jawabanya.
“Presdir Je punya kebiasaan buruk!”
ucap Seung Hyun, Bo Nui membenarkan, semua tertawa, Soo Ho hanya bisa menghela
nafas. Gun Wook hanya tertunduk seperti merasaka kecewa yang mendalam.
“Belakangan ini kau senang!” kata Dal Nim, Bo Nui membenarkan. Semua bersorak. Yoon
Byun yakin Bo Nui sedang kencan dengan seseorang. Bo Nui menyangkalnya.
“Sepertinya kau sedang menyukai seseorang” kata Sul Hee,
semua pikir benar juga. Bo Nui melirik pada Soo Ho yang sedang minum, lalu
mengatakan tidak karena tak punya kesempatan untuk itu.
Soo Ho langsung menghabiskan minumnya dengan cepat, Ryang
Hae memanggil Soo Ho karena tak ingin memanggang daging sendirian. Dae Kwon
masih kurang puas, bertanya apakah Bo
Nui itu berkencan diam-diam., dengan Presdir Je, semua menunggu jawabanya. Bo
Nui langsung menolak menuruhnya itu tak mungkin. Seung Hyun langsung meminta
uang taruhan.
Dal Nim menjerit melihat mereka kembali taruhan, Dae Kwon
mengeluh Seung Hyun terus saja menang. Gun Wook terlihat bisa tenang karena Bo
Nui tak berkencan dengan Soo Ho.
Soo Ho berjalan sendirian ditaman, Sul Hee tiba-tiba
berjalan dibelakangnya bertanya mau kemana. Soo Ho mengatakan hanya jalan-jalan. Sul Hee menanyakan apakah Soo Ho baik-baik saja karena Di
Amerika, berjalan di tepian sungai saja
sulit. Soo Ho mengatakan itu sudah sangat lama.
“Wow, Soo Ho sudah besar rupanya dan Sudah dewasa!” komentar Sul Hee yang berjalan di tepi danau.
“Aku bukan anak kecil seperti dalam ingatanmu.” Kata Soo Ho
“Kenapa tak kencan? Ryang Ha
bilang, Dia mengajarimu semuanya kecuali soal wanita. Menurutmu aku bagaimana,
Dulu aku jahat, kan?” ucap Sul Hee tiba-tiba
menghadang jalan Soo Ho, Soo Ho pun menatap dalam Sul Hee si cinta pertamanya.
Gun Wook berbicara di telp dengan ibunya kalau Bukan
masalah besar dan sudah
memastikan pertanyaan juga. Terdengar ibunya tahu kalau
Gun Woo yang mencoba mencari ayahnya, Gun Wook pikir memangnya kenapa, apakah
tidak boleh. Bo Nui melihat Gun Wook sedang bicara di telp
“Tentu saja tak boleh! Cari saja
orang itu, kalau kau
ingin menghancurkan reputasi dan semua yang sudah kaulakukan. Dalam
sekejap saja! Jadi Tidak boleh! Jangan pernah!” teriak ibunya.
“Tak akan ada yang hancur. Aku mohon ibu.” Ucap
Gun Wook
“Aku akan mulai dengan Amy dan Putuskan kontrak dengan IM” tegas Ibunya mengancam, Gun Wook tertunduk sedih.
Bo Nui mendekati Gun Wook duduk di ayunan, lalu bertanya
pasti ibunya itu sangat marah sekali. Gun Wook memberitahu kalau kali ini siaran
pertamanya jadi ibunya pasti sangat khawatir. Bo Nui bertanya
besok Jam berapa harus datang,
Gun Wook tak percaya mendengarnya. Bo Nui tahu Gun Wook akan pulang sekarang
tapi besok berjanji akan datang menemaninya.
Gun Wook pikir sekarang saja pergi bersama, Bo Nui
menolak karena harus
bermalam di sini, menurutnya pergi
sama-sama mungkin
terjadi sesuatu jadi lebih suka berangkat
sendiri-sendiri. Gun Wook mengucapkan
terimakasih, lalu mengaku sudah bisa bernafas lagi sekarang.
Soo Ho dan Sul Hee kembali berjalan, tiba-tiba Sul Hee
menjerit ketakutan karena ada serangga yang berterbangan, lalu berlindung pada
Soo Ho karena serangga itu terus mengikutinya. Soo Ho pun mengusirnya
memberitahu kalau sudah pergi, Sul Hee memegang baju Soo Ho bisa bernafas lega
karena sangat takut dengan Serangga, jadi sangat membenci pedesaan. Soo Ho
heran jadi untuk apa ikut workhop.
Tiba-tiba melihat ada kupu-kupu yang hingga dikepala Sul
Hee, lalu menyuruhnya diam. Sul Hee panik sambil menjerit.
Bo Nui dan Gun Wook baru saja berjalan ke taman melihat
Sul Hee seperti memeluk Soo Ho. Gun Wook melihat tatapan mata Bo Nui yang sedih
melihat kedekatan Sul Hee dan Soo Ho. Sul Hee menatap Soo Ho bertanya apakah
serangganya sudah pergi. Soo Ho mengatakan sekarang sudah pergi, lalu pura-pura
melotot kaget. Sul Hee menjerit ketakutan, Soo Ho tertawa bisa mengoda Sul Hee.
Bo Nui tak bisa melihatnya berpikir harus segera masuk, dan berpesan agar
hati-hati dijalan dan menelpnya nanti.
Gun Wook menyetir mobil bertanya apa yang dikatakan
kantor pusat tentangnya, Sul Hee sibuk dengan ponselnya menyuruh tak perlu
khawatir karena akan membuat siaran, apapun resikonya. Gun Wook ingin membahas tentang Soo Ho, tiba-tiba Sul
Hee berteriak akan membunuhnya. Gun Wook binggung.
“Ini Maksudku..... James
terus merecokiku, menyebalkan
sekali.” Keluh Sul Hee, Gun Wook hanya tersenyum lalu
berkonsentrasi menyetir.
Dae Kwon dkk seperti sedang membahas tentang seseorang
kalau kurus jadi mereka bisa membawanya. Bo Nui kembali, langsung panik melihat
Bo Nui yang sudah mabuk berbaring di rumput, akhirnya membangunkan dan membawa
ke dalam kamar. Soo Ho kembali, Dae Kwon dkk pun langsung berdiri mengatakan misi
dilancarkan.
Bo Nui membaringkan Dal Nim di kamarnya, tanpa disadari
tidur disebelah Ryang Ha. Ia berbicara pada temanya, menanyakan apa yang harus
dilakukan karena persaanya itu aneh. Seung Hyun datang memangil Bo Nui memberitahu
ada sesuatu yang lucu.
Diluar terlihat Dae Kwon dkk mengajak Soo Ho untuk minum
bersama, lalu tiba-tiba langsung mengotongnya pergi. Seung Hyun dari kamar merasa
para pria itu hanya hidup sampai hari ini saja, karena ingin mencemburkan Soo Ho ke dalam kolam renang.
Bo Nui kaget, Seung Hyun pikir Di saat seperti ini, harusnya
gila-gilaan karena mereka sudah
lama menantikan ini. Bo Nui panik langsung
berlari keluar, Seung Hyun berteriak berpikir Bo Nui mau ikut dilempar ke kolam
renang.
Bo Nui berlari mengingat ucapan Soo Ho “Aku
hampir mati terjatuh ke laut.” Dan berharap tim
laki-laki tak melakukannya. Semua sudah membawa Soo Ho ke pinggir kolam renang,
Soo Ho tak bisa melawan karena dipegang oleh tiga orang, meminta agar tak
melakukannya, tapi akhirnya semua langsung melempar ke kolam renang. Bo Nui
baru sampai melihat Soo Ho panik saat ada didalam kolam renang.
Soo Ho berusaha sampai ke tepian, Bo Nui mengomel karena
bercandaan mereka itu berbahaya membantu Soo Ho untuk keluar dari kolam renang.
Soo Ho terbatuk-batuk keluar kolam renang. Dae Kwon mengatakan hanya ingin
mengerjai Soo Ho saja.
“Malam-malam begini, kalian mau
membunuhnya dengan melempar orang ke
kolam?!!!” teriak Bo Nui melotot marah,
“Kolamnya dangkal bahkan hanya sepinggang!” ucap Ji Hoon, Bo Nui melihat keadaan Soo Ho dengan
panik, Soo Ho melepaskan tangan Bo Nui menyuruh untuk tak berlebihan lalu
berjalan pergi. Bo Nui pun mengikutinya,
Dae Kwon binggung dengan bercandaan mereka, Bo Nui sampai
marah seperti itu. Ji Hoon pikir setiap workshop pasti bercanda begini dan melihat Soo Ho baik-baik saja, Dae Kwon pikir kalau
datang ke villa sudah pasti harus siap basah-basahan di kolam, Hyun Bin merasa
menyesal karena tak setuju melakukannya. Dae Kwon mengeluh seharusnya tak perlu
berkata seperti itu sekarang mereka ada di pihak yang sama.
Soo Ho akhirnya berjongkok ditaman seperti mencoba untuk
menenangkan diri dengan nafas terengah-engah, dan duduk di rumput sambil
terbatuk-batuk. Bo Nui berjongkok mendekatinya, Soo Ho menyuruh Bo Nui pergi
karena hanya ingin tidur.
“Jangan kembali ke sana, Aku tak ingin stafku tahu.” Ucap Soo Ho, Bo Nui mengajak Soo Ho untuk ke rumah
sakit. Soo Ho berteriak kalau ia mengatakan baik-baik saja.
“Kau ini kenapa? Kalau sakit harusnya
bilang sakit! Kenapa menyembunyikannya? Kenapa
pura-pura? Kenapa kau menanggungnya sendirian?” teriak Bo Nui marah, Soo Ho menatap Bo Nui binggung
yang tiba-tiba marah.
“Presdir, Kau menawariku payung, bersedia jadi jimatku dan
memelukku, Biarkan
aku melakukan hal yang sama untukmu”kata Bo
Nui tulus, Soo Ho tetap menatap Bo Nui.
Bo Nui masuk mobil dengan membawa dua minuman, menyuruh
untuk memilih. Soo Ho memilih untuk minum air putih, Bo Nui pun membantu membuka
tutup mobilnya. Soo Ho meminum air putih terlihat sudah mulai tenang dengan
selimut menutup bajunya yang basah. Bo Nui memperbaiki letak kaca spion, Soo Ho
melirik ingin memastika SIM milik bawahanya.
“Bisa-bisanya di saat seperti ini kau bilang begitu?” ucap Bo Nui heran
“Biar Kuperjelas, Aku mengalami trauma. Dan itu bukan karenamu.” Tegas Soo Ho
“Dengan Ayahmu… Apa kau masih dendam?” kata Bo Nui, Soo Ho dan Bo Nui saling melirik. Soo Ho
pun mengerti pasti ibunya yang menceritakan semuanya.
“Aku tak tahu apa-apa, malah menyuruhmu jadi anak yang baik... Bahkan mencampuri urusanmu, aku minta maaf...” ucap Bo Nui merasa menyesal
“10 tahun..... Aku sekolah ke luar negeri saat
umur 11 tahun, 10 tahun
aku tinggal bersamanya. Tanpa
kejadian itupun, aku
tetap tak sering menghabiskan waktu
bersamanya.” Cerita Soo Ho
“Kau keluar negeri sendirian Di usia
11 tahun? Masih
muda sekali!” ucap Bo Nui tak percaya
“Di sana-sini tak ada bedanya, Dunia ini penuh orang yang tak
mengerti aku. Di
manapun, aku seperti monyet. Terlihat Menarik
dan aneh, dianggap
lucu untuk dilihat. Itu
belum seberapa. Aku benci berhadapan dengan orang yang tersenyum di hadapanku, Lalu berkata jelek di belakangku.” Cerita Soo Ho, Bo Nui menatap Soo Ho dengan kesedihan.
“Kau pasti sangat kesepian. Seperti anak kecil terkurung
sendiri di gua yang gelap, kau pasti
merasa ketakutan.” Ucap Bo Nui
Soo Ho menatapnya mengatakan kalau ia baik-baik saja,
jadi kenapa harus bilang terkurung di gua yang gelap
segala. Bo Nui pikir Soo Ho itu terlahir sebagai anak yang beruntung, sebagai pria yang cerdas,
punya kemampuan, mempesona bahkan
orang tuanya masih
sehat, makanya ia mengira Soo
Ho sangat berbeda darinya.
Soo Ho tersenyum karena itu hanya dugaan saja, lalu kembali merasakan mual dan
buru-buru keluar dari mobil.
Bo Nui panik langsung keluar menepuk punggungnya, Soo Ho
mengatakan kalau ia baik-baik saja. Bo Nui mengingatkan kalau pernah
muntah di depannya jadi sekarang belum
seberapa. Soo Ho hanya bisa tersenyum mengingatnya, Bo Nui bahagia karena
melihat Soo Ho tersenyum berarti sudah meras baikan.
Soo Ho duduk di pinggir jalan mengeluh seharusnya Bo Nui
tak melihat dalam keadaanya sekarang. Bo Nui pikir semua orang hidup sama, jadi mereka juga sama
saja. Soo Ho kembali tersenyum mendengarnya lalu kembali merasakan mual.
Terlihat pesan masuk dari [Puku] di ponsel Bo Nui, diatas meja sudah ada bungkus obat
dan Soo Ho terbaring disofa. Bo Nui datang membawa handuk dan mengelap wajah Soo Ho yang mengeluarkan
banyak keringat. Setelah itu mengambilkan spidol menuliskan tulisan china
ditangan Soo Ho.
“Hatiku sakit sekali tapi tak tahu yang sebelah mana, makanya tak bisa kutulis. Kau sudah melakukan banyak hal
untukku. Tapi,
hanya ini yang bisa kulakukan untuk mu” ucap Bo
Nui sambil menuliskan ditangan Soo Ho, lalu menatap atasanya yang tertidur
lelap.
“Kau Ingat pertanyaan mu tadi? Presdir, aku tak membencimu Orang sebaikmu mana mungkin kubenci? Tak peduli orang mau bilang apa, bagiku... Kau orang yang perhatian dan baik hati. Alangkah bagusnya kalau aku bisa
bersikap begitu pada
mu.... Tapi
aku tak bisa... dan tak seharusnya. Jadi...
jangan sakit.” Ucap Bo Nui mengakui semuanya dengan
menatap Soo Ho yang tertidur.
Ketika akan pergi tanganya tiba-tiba di pegang, Soo Ho
sudah memegang tanganya dengan mata tertutup meminta Bo Nui jangan pergi dan
tetap ada disisinya. Bo Nui membalikan badanya melihat Soo Ho membuka matanya
dengan memegang tanganya.
[Apa kau percaya takdir?]
MPV Soo Ho terperosok, walaupun sudah berusaha menariknya
tak bisa bergerak. Soo Hoo berteriak apakah ada Orang dari Zeze
Factory, lalu akhirnya mendongkan kepalanya ke atas.
“Kalau yang namanya takdir memang
ada... ayo selamatkan aku.” Ucap Soo Ho lalu tertawa sendiri kalau kata kata itu dari Shim Bo Nui menurutnya
itu seperti virus.
Tiba-tiba terdengar suara MPV mendekat, Soo Ho melotot
melihat yang datang. Bo Nui datang dengan wajah panik menanyakan keadaanya. Soo
Ho tetap saja melotot tak percaya ternyata Bo Nui yang datang menyelamatkanya.
bersambung ke episode 10
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ryu Joon Yul bikin gemas bgt deh tingkahnya tambah hari tambah bikin keliatan manis apa lagi klw lagi liat bibirnya yang seksi ih tambah gemas mba dee makasih banyak sinopsisnya ya mba fighting
BalasHapusMba Siti Fatimah.. sama.. hihihi gara2 Reply 1988 jadi jatuh cinta sama Ryu Joon Yul.. jadi pengen nonton drakor ini..
BalasHapusHahaa... pesona RJY sedang mewabah, kemanakah perginya PDK kuuh mba dee, AOHY nya tetap di tunggu
BalasHapus